Anda di halaman 1dari 41

SEMINAR AWAL MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP

ANAK RUANGAN KENANGA LANTAI 1


RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Program Profesi Ners


pada Stase Manajemen Keperawatan

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2

Rivada Natasya Fadillah 220112190008


Eva Fauziah 220112190023
Muhammad Ilham Taufan 220112190060
Ika Siska 220112190064
Dwi Setiadi 220112190106
Nenden Tiara Ramadhan 220112190107
Diana Dwi Hapsari 220112190116

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXVIII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur dilimpahkan kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah, karunia, dan
petunjuk-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan laporan seminal awal di ruang
Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Hadikin Bandung sebagai bentuk pemenuhan salah satu tugas di
stase manajemen Program Profesi Ners F.Kep Unpad Angkatan XXXVIII.

Berkat segala perhatian, bimbingan, dan arahan dari CI akademik dan CI Klinik
ruangan Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Hadikin Bandung, laporan seminar awal ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Meskipun demikian penyusun menyadari
ketidaksempurnaan yang terdapat dalam penyusunan laporan seminar awal ini sehingga
penyusun mengharapkan adanya saran dan kritik agar dapat menjadi perbaikan dan persiapan
untuk kedepan.

Penyusun berharap laporan seminar awal manajemen ini dapat bermanfaat baik bagi
penyusun, serta dapat menjadi sumbangsih bagi bidang keperawatan khususnya dalam
manajemen ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Hadikin Bandung. Penyusun juga memohon
maaf atas kekurangan yang ada.

Bandung, 13 Februari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................5
1.1. Latar Belakang....................................................................................................5
1.2. Tujuan Penulisan................................................................................................9
1.2.1. Tujuan Umum...........................................................................................9
1.2.2. Tujuan Khusus........................................................................................10
1.3. Kegunaan Penulisan.........................................................................................10
1.3.1. Bagi Ruangan..........................................................................................10
1.3.2. Bagi Mahasiswa......................................................................................10
1.3.3. Bagi Pasien.............................................................................................10
1.4. Metode Penulisan.............................................................................................10
1.5. Sistematika Penulisan.......................................................................................11
BAB II KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN..........................................13
2.1 Kajian Situasi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung................................13
2.1.1 Visi Rumah Sakit.....................................................................................13
2.1.2 Misi Rumah Sakit....................................................................................13
2.1.3 Nilai - Nilai Rumah Sakit........................................................................13
2.1.4 Moto Rumah Sakit...................................................................................13
2.2 Kajian Situasi Ruang Rawat Inap Kenanga 1...................................................13
2.2.1 Karakteristik Unit....................................................................................13
2.2.2 Analisis terhadap Klien............................................................................15
2.2.3 Analisis Unit Layanan Keperawatan.......................................................16
2.2.4. Lingkungan Kerja...................................................................................26
2.2.5. Kajian Indikator Mutu Ruangan.............................................................27
2.2.6. Pelatihan.................................................................................................29
BAB III ANALISA DATA DAN PERENCANAAN...........................................................35
3.1. Analisa Data Manajemen Asuhan Dengan Fishbone.......................................35
3.2. Analisa Data Manajemen Unit Menggunakan Fishbone..................................36
3.3. Plan Of Action Manajemen Asuhan Dan Unit Di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung...................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................38
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keperawatan adalah unsur pertama dalam pradigma keperawatan, yang artinya
suatu bentuk layanan kesehatan profesional. Pada zaman ini, keperawatan merupakan
seni dan ilmu yang mencakup berbagai aktivitas, konsep dan keterampilan yang
berhubungan dengan disiplin ilmu lain. Keperawatan adalah suatu integral dari layanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk
layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditunjukan bagi individu, keluarga
(Asmadi, 2008), kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh proses kehidupan masyarakat. Keperawatan juga dapat diartikan untuk
meningkatkan respons adaptasi berhubungan dengan empat metode respon adaptasi.
Tindakan keperawatan yang diberikan adalah meningkatkan respon adaptasi pada
situasi sehat dan sakit (Nursalam, 2008).
Keperawatan anak adalah pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu
keperawatan anak dan tehnik keperawatan anak berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yang komprehensif ditujukan pada anak 0-18 tahun dalam keadaan sehat
maupun sakit dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan asuhan
keperawatan yang diberikan melibatkan keluarga dan tenaga kesehatan lain sesuai
dengan lingkup kewenangan dan tanggung jawabnya. Selain itu dalam memberikan
asuhan keperawatan professional perawat menggunakan pengetahuan teori yang
mantap dan kokoh dari berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan ilmu keperawatan,
disamping itu berbagai ilmu dasar seperti biologi, fisika, biomedik, perilaku dan sosial
sebagai landasan dalam melakukan pengkajia, perumusan diagnosa keperawatan,
penyusunan perencanaan dan melaksanakan tindakan keperawatan dengan
memperhatikan prinsip atraumatik dan program bermain serta melakukan evaluasi.
Kesehatan anak perlu mendapatkan perhatian khusus, baik dari
pemerintah, petugas kesehatan maupun masyarakat. Hal ini
merupakan dampak dari semakin meningkatnya jumlah anak di
Indonesia, sehingga memberi konsekuensi meningkatnya masalah
kesehatan anak, padahal anak merupakan generasi penerus bangsa.
Sejalan dengan pertumbuhan anak, dimensi eksternal mereka juga
berubah. Perubahan ini disertai dengan perubahan yang berkaitan
dengan struktur dan fungsi organ internal dan jaringan yang
mencerminkan diperolehnya kompetensi fisiologis dan psikososial
secara bertahap. Setiap tahap psikososial mempunyai dua
komponen, yaitu aspek menyenangkan dan tidak menyenangkan.
Setiap situasi baru menimbulkan konflik dalam bentuk baru. Sebagai
contoh, ketika anak-anak yang mencapai rasa percaya secara
memuaskan mengahadapi pengalaman baru, misalnya hospitalisasi
(Wong, et al, 2008).
Perkembangan adalah suatu proses untuk menghasilkan peningkatan
kemampuan untuk berfungsi pada tingkat tertentu Perkembangan berhubungan proses
yang terjadi secara stimultan dengan pertumbuhan yang menghasilkan kualitas individu
untuk berfungsi. jika tubuh anak semakin besar dan tinggi, kepribadiannya secara
stimultan juga semakin matang (Marlow dalam Supartini, 2009) Perkembangan terjadi
pada individu secara alami, karena di dalam dirinya telah terdapat komponen-
komponen psikologis yang menunjang perkembangannya. Komponen psikologis dalam
perkembangan individu di antaranya, psiko-kognitif. psiko-motorik dan psiko-afektif
Perkembangan merupakan suatu proses yang panjang, dan membutuhkan dorongan
atau stimulus untuk berlangsungnya suatu kehidupan, (Baraja. 2008).
Menurut Wong (2009), perkembangan adalah suatu proses yang terjadi secara
stimultan dengan pertumbuhan yang dihasilkan melilui proses pematangan dan proses
belajar dari lingkungannya. Perkembangan anak adalah bertambahnya struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi
dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga
perkembangan emosi, intelcktual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan (Soetjiningsih, 2008).
Kebutuhan perkembangan anak dipengaruhi oleh mental, emosional, dan
kesejahteraan sosial anak. Seperti kebutuhan bermain di rumah sakit memberikan
manfaat utama untuk meminimalkan munculnya masalah perkembangan anak, selin itu
tujuan terapi bermain ialah untuk menciptakan suasana yang aman bagi anak-anak
untuk mengekspresikan diri mereka, memahami bagaimana sesuatu daoat terjadi,
mempelajari aturan sosial dan mengatasi masalah mereka serta memberikan
kesempatan bagi anak-anak untuk berekspresi dan mencoba sesuatu yang baru (Wong
et al, 2009).
Salah satu peran perawat dalam praktik keperawatan anak adalah sebagai
manajer. Sebagai seorang manajer, perawat perlu mengetahui tentang manajemen
keperawatan. Manajemen keperawatan adalah ilmu tentang cara mengelola dan
memimpin orang lain dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas
(Nursalam, 2014). Tujuan harus disesuaikan dengan visi, misi, dan filosofi organisasi.
Selain mengelola orang, manajemen keperawatan juga mengatur tentang cara
mengelola sebuah ruangan/unit. Manajemen merupakan proses yang dinamis, yaitu
dapat berubah sesuai tuntutan perkembangan. Menurut Gillies (1989, dalam Mugianti,
2016), manajemen keperawatan adalah sebuah proses kerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan, bantuan, dan pengobatan terhadap pasien.
Pekerjaan perawat harus diatur agar dapat mencapai tujuan pelayanan dan asuhan
keperawatan.
Prinsip-prinsip yang mendasari manajemen keperawatan diantaranya:
manajemen keperawatan sebaiknya berdasarkan pada perencanaan sehingga dapat
melakukan pemecahan masalah yang efektif dan terencana. Perencanaan harus disertai
dengan waktu kegiatan sehingga dapat terpogram dengan baik. Dalam mengambil
keputusan, manajemen keperawatan akan melibatkan berbagai tingkat manajerial.
Tujuan yang hendak dicapai dalam manajemen keperawatan hendaknya untuk
mencapai kepuasan klien. Manajemen keperawatan juga harus terorganisir,
pengorganisasian disesuaikan dengan kebutuhan setiap organisasi. Beberapa kegiatan
manajemen keperawatan meliputi pendelegasian, supervisi, koordinasi, dan
pengendalian. Peran manajer keperawatan juga sangat penting, manajer keperawatan
harus bisa memingkatkan motivasi staf untuk memperlihatkan penampilan kerja yang
baik. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang baik dan efektif.
Pengembangan staf peting dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan staf. Selain itu, perlu penilaian terhadap pelaksanaan rencana yang telah
ditetapkan (Mugianti, 2016).
Ruang rawat inap anak sangat berbeda dengan ruang rawat lainnya, berdasarkan
klasifikasi jenis penyakitnya, bagian rawat inap dibagi atas 3 ruangan yaitu, ruang non-
isolasi, ruang isolasi, ruang perawatan intensif (ICU). Denga adanya pertimbangan
skala pertumbuhan dan perkembangan maka pelayanan di rumah sakit (kecuali
perawatan di ICU karena pertimbangan kemudahan pengontrolan serta efisiensi, biaya
dan tenaga) dibedakan menurut kelompok usia yaitu 0-1 tahun ialah kelompok bayi, 1-5
tahun dan 5-12 tahun kelompok non bayi. Menurut Petunjuk Pelaksanaan SK MENTRI
KESEHATAN RI NO. 920/MENKES/PER/XII/1986, dan menentukan jumlah tempat
tidur untuk tiap-tiap kelas ruangan hendaknya tidak melebihi prosentase yaitu kelas
utama 5%, kelas 15%, kelas II 15%, kelas III 40%. Adapun pembagian tempat tidur
menurut kelompok anak, jenis penyakit (menular atau tidak menular). Namun, tidak
ada pembagian menurut kelompok anak karena pertimbangan kemudahan pengontrolan
dan efisiensi biaya dan tenaga (Depkes, 2010).
Sehat Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama
yang tampak pada anak. Jika seorang anak dirawat di rumah sakit,
maka anak tersebut akan mudah mengalami krisis karena stres
akibat perubahan, baik terhadap status kesehatannya maupun
lingkungannya dalam kebiasaan sehari-hari, dan anak mengalami
keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah
maupun kejadian-kejadian yang bersifat menekan (Nursalam, 2005).
Hospitalisasi biasanya memberikan pengalaman yang menakutkan
bagi anak. Semakin muda usia anak, semakin kurang kemampuannya
beradaptasi, sehingga timbul hal yang menakutkan akibat perpisahan
dengan saudara atau teman-temannya serta adanya perubahan dari
lingkungan yang sudah akrab dengan lingkungan yang asing (Whaley
& Wong, 2004). Selain itu, peralatan medis yang dirasakan cukup
menyeramkan, bau obat, penampilan staf rumah sakit
serta perawatan dengan berbagai prosedur yang harus dijalaninya
terutama bagi anak yang baru pertama kali di rawat menjadi sumber
kecemasan bagi anak, yang bila tidak ditanggulangi akan
menghambat pelaksanaan terapi di rumah sakit.
Rumah Sakit Umum Pendidikan Hasan Sadikin (RSHS) sebagai salah satu
rumah sakit rujukan provinsi Jawa Barat yang memiliki visi untuk menjadi Institusi
Kesehatan yang unggul dan transformatif dalam meningkatkan status kesehatan
masyarakat. RSHS menjadi salah satu penyedia pelayanan perawatan anak terbesar di
Jawa Barat tentu membutuhkan sebuah pengaturan untuk terkelola dengan baik dan
tercapai secara keseluruhan. Manajemen keperawatan anak merupakan suatu upaya
untuk menciptakan lingkungan kerja yang efektif dalam proses perawatan anak sakit
dan sehat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anak dengan prinsip atraumatic
care dan family center care.
Ruang Kenanga 1 sebagai salah satu ruangan yang menyediakan tindakan
keperawatan dan pengobatan anak khususnya terkait penyakit infeksius dan non-
infeksius, untuk anak berusia 0 – 18 tahun, dengan jenis kelamin laki-laki atau
perempuan, dan terdiri dari ruangan kelas 1, 2, dan 3. Selain itu tersedia ruangan
isolasi untuk penempatan pasien dengan penyakit infeksius via air borne.
Jumlah pegawai di Ruang Kenanga 1 terdiri dari perawat ruangan 24 orang
yang terdiri dari 1 kepala ruangan, 1 wakil kepala ruangan, dan 2 ketua tim dengan
komposisi latar belakang pendidikan berjumlah lima orang S1 keperawatan dengan
Ners, satu orang dengan pendidikan akhir S1 Keperawatan, 18 orang D3 keperawatan,
dan bagian administrasi 1 orang. Ruang Kenanga 1 memiliki 12 ruang kamar
perawatan yang terdiri dari kelas 3 sebanyak 6 kamar, kelas 2 sebanyak 2 kamar
dengan 1 kamar dalam renovaasi, dan kelas 1 sebanyak 2 kamar dengan satu kamar
dalam keadaan renovasi. Jumlah total pasien di ruang Kenanga 1 sebanyak (berapa
ya) pasien. Adapun pasien yang dirawat di ruang Kenanga 1 dengan gangguan
antibody, dan hemato ditempatkan diruang 1 dan 6, gangguan infeksi pari
ditempatkan diruang 2 dan 3, penyakit meningitis, efusi pleura ditempatkan dikamar
4, penyakit diare, typhoid, dan DBD ditempatkan dikamar 5, kamar 11 dan 12 sebagai
ruang isolasi yang dilengkapi dengan alat modifikasi tekanan negative, dan kamar 13
merupakan kelas 1.
Berdasarkan hasil pengkajian kami dengan berbasis problem based, terdapat
beberapa temuan di lapangan yang perlu dikaji lebih lanjut khususnya pada sektor
stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak. Stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak merupakan hal yang penting, dimana menurut penelitian yang
dilakukan oleh Lestari pada tahun 2016 yang menjelaskan bahwa stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak memengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan anak, pada penelitian ini pula dijelaskan bahwa anak yang tidak
dilakukan stimulus pertumbuhan dan perkembangan akan meningkatkan risiko
terjadinya suspek abnormal pertumbuhan dan perkembangan. (Hati, F. S., & Lestari,
P. (2016). Pengaruh pemberian stimulasi pada perkembangan anak usia 12-36 bulan
di Kecamatan Sedayu, Bantul. Jurnal Ners dan kebidanan indonesia, 4(1), 44-48.).
Pentingnya menstimulus perkembangan anak tidak luput saat anak sedang menjalani
program pengobatan di Rumah Sakit, dimana hal ini akan memengaruhi pada proses
perkembangan dan pertumbuhan anak. Maka dari itu mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Padjadjaran PPN 38 melakukan pengkajian lebih dalam
terkait pelaksanaan stimulasi perkembangan dan pertumbuhan pada pasien anak
Ruang Kenanga 1 sebagai upaya untuk meningkatkan pelaksanaan system
keperawatan di Ruang Kenanga 1, dan bisa menjadi salah satu media pembelajaran
mahasiswa dalam stase manajemen.

1.2. Tujuan Penulisan


1.2.1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan praktikan mampu
melakukan dasar pengelolaan unit pelayanan keperawatan sesuai dengan konsep
dan langkah-langkah manajemen keperawatan.

1.2.2. Tujuan Khusus


Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan praktikan mampu :

a. Melakukan kajian situasi di unit pelayanan sebagai dasar untuk menyusun


rencana strategis dan operasional unit.
b. Menyusun rancangan strategis dan operasional unit pelayanan keperawatan
berdasarkan kajian bersama sama penanggung jawab unit.
c. Mengorganisasikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kondisi unit.
d. Melakukan pengelolaan staf.
e. Memberikan pengarahan organisasional.
f. Melakukan fungsi control dan evaluasi program.

1.3. Kegunaan Penulisan


1.3.1. Bagi Ruangan
Membantu ruangan untuk mengoptimalkan pemberian manajemen
pendokumentasian asuhan keperawatam, flow of care, dan metode pelayanan
keperawatan pada asuhan keperawatan dengan memanfaatkan sumber daya
manusia serta sarana dan prasarana yang sudah dimiliki oleh ruangan kenangan
1 tanpa mengurangi karakteristik dan fungsi ruangan.
1.3.2. Bagi Mahasiswa
Memberikan pembelajaran bagi mahasiswa dalam penatalaksanaan
manajemen menganalisa suatu masalah yang meliputi tahap pengumpulan data,
analisa data, perumusan masalah, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengendalian atau evaluasi.

1.3.3. Bagi Pasien


Meningkatkan kepuasan bagi pasien dan keluarganya dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang paripurna.

1.4. Metode Penulisan


Penyusunan laporan ini menggunakan metode pendekatan: observasi, wawancara
dengan kepala ruangan, CI ruangan, perawat pelaksana, dan keluarga pasien di Ruang
Kenanga 1 RSUP Hasan Sadikin Bandung dan studi dokumentasi. Metode studi ini
digunakan sebagai panduan pelaksanaan kegiatan. Metode ini adalah serangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data serta mencatat.

1.5. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan adalah sebagai berikut :
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Penulisan
1.3. Manfaat Penulisan
1.4. Metode Penulisan
1.5. Sistematika Penulisan
BAB 2 Pembahasan
2.1. Kajian Situasi
2.1.1. Visi Dan Misi Rumah Sakit
2.1.2. Nilai-Nilai Rumah Sakit
2.1.3. Moto Rumah Sakit
2.2. Kajian Situasi Ruangan
2.2.1. Karakteristik Unit
1. Misi Rungan
2. Sifat Kekayaan
a. Fokus Telaah
b. Lingkup Garapan
c. Basis Intervensi
3. Model Layanan
4. Kapasitas Unit Ruang
2.2.2. Analisis Terhadap Klien
1. Karakteristik
2. Tingkat Ketergantungan
2.2.3. Analisis Unit Layanan Keperawatan
1. Flow Of Care
2. Manajemen Unit
2.2.4. Sumber Daya
1. Manusia
2. Non Manusia
2.2.5. Lingkungan Kerja
1. Lingkunan Fisik
2. Lingkungan Non Fisik
2.2.6. Kajian Indikator Mutu (Bor, Los, Toi, Bto)
2.2.7. Pelatihan
BAB III ANALISA DAN PERENCANAN
3.1 Analisa Data
3.2 Perecanaan
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
BAB II

KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN

2.1 Kajian Situasi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung


2.1.1 Visi Rumah Sakit
Visi RSUP dr. Hasan Hasikin Bandung adalah :
‘Menjadi institusi kesehatan yang unggul dan transformatif dalam meningkatkan
status kesehatan masyarakat’
2.1.2 Misi Rumah Sakit
Misi RSUP dr. Hasan Hasikin Bandung diantaranya:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan prima, yang
terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian
b. Menyelenggarakan sistem rujukan pelayanan kesehatan berjenjang yang
bermutu
c. Melakukan transformasi dalam mewujudkan status kesehatan masyarakat
yang lebih baik
2.1.3 Nilai - Nilai Rumah Sakit
Nilai-nilai yang dianut RSUP dr. Hasan Hasikin Bandung yaitu:
PAMINGPIN PITUIN (Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul,
Integritas)
2.1.4 Moto Rumah Sakit
Moto RSUP dr. Hasan Hasikin Bandung :

‘Kesehatan anda menjadi prioritas kami’

2.2 Kajian Situasi Ruang Rawat Inap Kenanga 1


2.2.1 Karakteristik Unit
1. Misi Ruang Kenanga 1
Memberikan asuhan pelayanan pasien anak dengan rentang usia 1 bulan-18
tahun secara paripurna dan prima sesuai usia tumbuh kembang yang
berorientasi kepada filosofi keperawatan anak: atraumatic care dan family
center care.
2. Sifat Kekaryaan Ruang Kenanga 1
1) Fokus Telaah
Fokus telaah di Ruang Kenanga 1 yaitu pasien anak usia 0-18 tahun,
jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang mengalami rawat inap
dengan penyakit infeksi pada sistem respirasi, gastrointestinal,
hematologi, neurologi, kardiologi, dan penyakit infeksi lainnya.
2) Lingkup Garapan
Lingkup garapan Ruang Kenanga 1 yaitu kebutuhan dasar pada anak.
Menurut Departemen Kesehatan (Depkes, 2011) kebutuhan dasar anam
terdiri dari aspek kebutuhan fisik (Asuh), kasih sayang dan emosi
(Asih), dan stimulasi (Asah).
Pada aspek asuh, kebutuhan yang perlu dipenuhi yaitu kebutuhan
bermain, aktivitas fisik, dan tidur. Hal tersebut perlu dipenuhi karena
dapat merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, metabolisme,
merangsang pertumbuhan otot dan tulang.
Pada aspek Asih, anak perlu diperhatikan minat dan keinginannya.
Pasa aspek Asah, anak memerlukan stimulasi sejak dini untuk
mengembangkan kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara,
kognitif, kemandirian, kreativitas, moral, dan spiritual anak.
3) Basis Intervensi
Berdasarkan fokus telaah dan lingkup garapan, basis intervensi yaitu
ketidakmampuan perawat dalam melakukan screening tumbuh
kembang secara komprehensif serta memberikan intervensi untuk
menstimulasi tumbuh kembang anak dengan hospitalisasi. Pada aspek
orang tua, basis intervensi yaitu ketidaktahuan untuk melakukan
stimulasi tumbuh kembang.
3. Model Layanan
Menurut penuturan Kepala Ruangan bahwa model layanan yang digunakan
yaitu metode tim. Ruang Kenanga 1 dibagi menjadi 1 tim wing barat dan 3
tim wing timur. Wing barat terdiri dari kelas 1, kelas 2, dan kamar isolasi,
dengan nomor kamar pada wing barat yaitu kamar 7-13. Wing timur terdiri
dari 3 tim, dengan pembagian kamar 1 dan 6, kamar 2 dan 5, serta kamar 3
dan 6. Terdapat 1 ketua tim yang mengkoordinasikan semua tim. Ketua tim
dibantu dengan perawat pelaksana yang bertanggung jawab sesuai
pembagian tim.
4. Letak Ruang
Letak ruangan Kenangan 1 yang dimiliki RS dr. Hasan Sadikin dalam
kategori ruang rawat rawat inap anak termasuk sangat tenang dan tidak
bising di lingkungan sekitarnya. Karena, letak ruangan ini terletak di bagian
tengah agak belakang di area rumah sakit. Ruangan ini dekat dengan depo
farmasi, sehingga apabila pasien anak membutuhkan obat dengan segera
maka tidak harus menunggu lama untuk segera diproses. Ruangan ini juga
sudah mengikuti peraturan dari mentri kesehatan yang mana ruangan ini
berdekatan dengan daerah hijau dan terbuka sehingga kualitas kesegaran
udara serta suhu tidsak terlalu panas atau dingin.

5. Kapasitas Unit Ruang


Ruang Kenanga 1 memiliki 12 ruang kamar perawatan yang terdiri dari
kelas 3 sebanyak 6 kamar, kelas 2 sebanyak 2 kamar dengan 1 kamar dalam
renovaasi, dan kelas 1 sebanyak 2 kamar dengan satu kamar dalam keadaan
renovasi. Jumlah total pasien di ruang Kenanga 1 sebanyak (berapa ya)
pasien. Adapun pasien yang dirawat di ruang Kenanga 1 dengan gangguan
antibody, dan hemato ditempatkan diruang 1 dan 6, gangguan infeksi pari
ditempatkan diruang 2 dan 3, penyakit meningitis, efusi pleura ditempatkan
dikamar 4, penyakit diare, typhoid, dan DBD ditempatkan dikamar 5, kamar
11 dan 12 sebagai ruang isolasi yang dilengkapi dengan alat modifikasi
tekanan negative, dan kamar 13 merupakan kelas 1.
2.2.2 Analisis terhadap Klien
1 Karakteristik
Klien yang dirawat di ruang Kenanga I adalah anak dengan usia 0 sampai
18 tahun, jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang mengalami rawat
inap dengan penyakit infeksi pada sistem respirasi, gastrointestinal,
hematologi, neurologi, kardiologi, dan penyakit infeksi lainnya.
2 Tingkat Ketergantungan
Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala ruangan pada tanggal 13
Februari 2020, klien yang berada di kamar 1-13 ruang Kenanga I berada
pada tingkat ketergantungan Partial Care dengan pemenuhan kebersihan
diri dibantu, makan dan minum dibantu, ambulasi dibantu, pengobatan
dengan injeksi, pemasukan serta pengeluaran tercatat, terpasang infus, dan
dilakukan observasi tanda-tanda vital seluruh klien dilakukan setiap
pergantian shift. Alasan klien dimasukan ke dalam klasifikasi Partial Care
karena klien tersebut menggunakan minimal satu alat bantu. Namun
berbeda dengan klien yang berada di ruangan observasi yang dilakukan
observasi setiap 1 jam sekali. Klien tersebut masuk kategori Total Care.

2.2.3 Analisis Unit Layanan Keperawatan


1. Flow of Care
Ruang Kenanga 1 menggunakan alur pelayanan pasien JKN instalasi rawat
inap yang dimulai dengan persetujuan/ACC dan konfirmasi ruangan rawat
dari dokter jaga ruangan tindakan IGD/IRJ. Persetujuan disertai dengan
kelengkapan form, RM IGD/IRJ, SEP IGD/IRJ, dan surat konfirmasi
ketersediaan. Apabila pasien tidak setuju maka akan dilakukan pulang
paksa, tapi apabila setuju untuk dirawat, selanjutnya petugas addmission
center akan menerima surat permintaan rawat dan mengkonfirmasi ruangan,
surat ACC ruang rawat inap, serta general consent. Setelah melengkapi
administrasi, jika ruangan tidak tersedia maka pasien akan dilakukan
observasi di ruang penyakit dalam, alih rawat jalan, atau daftar ruang
tunggu. Jika ruangan tersedia maka petugas rawat jalan akan mendaftarkan
dan membuat buku rawat inap. kemudian petugas verifikasi BPJS rawat
jalan akan melakukan verifikasi dan membuat SEP, rekam medis IGD/IRJ,
surat ACC ruangan inap, serta SEP rawat inap. Selanjutnya, petugas
IGD/IRJ mengantarkan pasien ke ruang rawat inap dengan membawa
berkas RM rawat inap.
Berdasarkan hasil observasi, alur penerimaan di ruang Kenangan 1 terbagi
menjadi beberapa proses, diantaranya:
1. Penerimaan
- Petugas Admission mengonfirmasi kepada ruangan akan adanya
pasien baru
- Petugas perawat di Ruang Kenanga memastikan ruangan/tempat
tidur untuk pasien baru sudah siap
- Pasien datang berasal dari asal rujukan (IGD, Ruang perawatan
yang lain, dan lain sebagainya)
- Pasien datang bersama petugas ruang asal rujukan dan didampingi
oleh perawat atau dokter
- Perawat melakukan pemeriksaan rekam medis pasien baru
- Pasien diantarkan ke kamar pasien
- Pada awal proses penerimaan klien dilakukan identifikasi oleh
perawat untuk dikaji riwayat saat ini dan riwayat dahulu, seperti
riwayat jatuh atau alergi untuk diberikan penanda khusus.
- Memastikan kesamaan data dan terpasang gelang identitas yang
terdiri dari nama, tanggal lahir, nomor rekam medis, dan jenis
kelamin
- Memastikan cairan tetes infus berjalan, dank lien merasa nyaman
- Perawat melakukan edukasi terkait hak dan kewajiban pasien dan
keluarga selama perawatan di Ruang Kenanga 1
- Perawat melakukan pengkajian dan orientasi kepada klien dan
keluarga klien
- Perawat melakukan laporan terkait pasien baru kepada dokter jaga
- Perawat melakukan dokumentasi perencanaan tindakan asuhan
keperawatan
2. Pengelolaan
- Setiap pasien dilakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan selama
proses perawatan seperti melakukan perawatan luka, kolaborasi
pemberian terapi obat, dan tindakan invasive lainnya
- Melakukan control keadaan umum klien seperti tanda-tanda vital,
berat badan, kegiatan personal hygiene, aktivitas rutin seperti
melatih kekuatan otot, aktivitas tidur, asupan makanan dan lain
sebagainya.
- Melakukan kolaborasi bersama tenaga kesehatan lain untuk melihat
keadaan kesehatan tubuh seperti dengan melakukan analisis keadaan
tubuh dengan cek sampel darah, menghitung kebutuhan nutrisi dan
mendiskusikan dengan gizi, penyediaan obat yang dibutuhkan dan
lain sebagainya
- Melakukan dokumentasi tindakan
3. Disscharge Planning
Berdasarkan hasil observasi bahwa discharge planning yang
dilaksanakan pada perencanaan pulang klien dilakukan oleh perawat.
Pendokumentasian pada status pasien ada dan sudah sesuai. hanya saja,
saat pasien pulang tidak ada identifikasi ulang terkait apakah keluarga
sudah mengerti dan paham mengenai penjelasan perawat dari
pemberian penkes sebelumnya. namun perawat selalu menekankan
kepada keluarga sebelum pulang untuk ,melakukan kontrol sesuai
dengan jadwal yang telah diberikan, dan memberi tahukan kepada
keluarga bahwa pasien harus selalu menggunakan alat pelindung diri
(APD) yaitu masker.
2. Manajemen Unit
a. Sumber Daya/Kekuatan Kerja
1. Manusia (KDM)
Manusia (Man) Ruang Kenanga 1 RSUP Dr Hasan Sadikin
Bandung
a) Bagan Struktur Organisasi

PENGAWAS RUANGAN
MASRIAH, S.Kep., Ners.,
M.Kep.

KEPALA RUANGAN
TRILIANA, S.Kep., Ners., M.Kep.

WK. KEPALA RUANGAN


LILIS NURASIAH, S.Kep.,
Ners., M.Kep.

KETUA TIM RUANGAN


RUSTILAH, AMK EULIS KURNIASIH,
PERAWAT PELAKSANA

KARTINI SIMANJUNTAK, AMK. SELVY ARTHA, AMK.


GERUH HERMAWAN, AMK. YAYU RAHAYU, AMK.
REDI SETIADI, Amd. Kep. NENENG AISYAH, AMK.
SARI MANAHATI, Amd. Kep. SANTI CANTROWULAN, S.Kep., Ners.
ARISANDI REZA, Amd. Kep. INTAN SARI, Amd. Kep.
AGUS SUHUD, Amd. Kep. RIVANI, Amd. Kep.
GIAN NUGRAHA, Amd. Kep. ASRI KHOLILAH, Amd. Kep.
VINDA DWI O, S.Kep., Ners LALAH SADIAH, Amd. Kep.
AJENG GUSTIANI, S.Kep., Ners YUSNI INTAN N, S.Kep., Ners
NUR NENI, Amd. Kep.

PEKARYA
TATA USAHA
REGI WARDIANSYAH
RIZKI
IPAN

b) Karakteristik Tenaga Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin


Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 14
Februari 2020, diketahui dari 24 orang tenaga kerja di Ruang Kenanga I,
terdapat 19 perawat yang berjenis perempuan dan 6 yang berjenis
kelamin laki-laki orang, untuk tenaga kerja non-perawat sebanyak 3
orang.
c) Karakteristik Jenjang Karir Keperawatan
Tabel 2.7 Karakteristik Jenjang Karir Keperawatan
Jenjang Karir Tenaga
Status Kepegawaian Keperawatan
(orang)
PK IV 1
PK III 6
PK II 4
PK I 14
Jumlah 25
d) Struktur Tenaga Keperawatan
 Kepala Ruangan
Hasil observasi kepala ruangan sudah melakukan pembagian
tugas sesuai dengan perawat yang bertanggung jawab, membentuk
tim keperawatan menjadi 2 tim, mengkikuti serah terima,
mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan tingkat ketergantungan pasien, merencanakan strategi
pelaksanaan perawatan, melakukan peran kolaboratif, mengatur
pengendalian asuhan keperawatan, memfasilitasi pendidikan dan
pelatihan untuk staf, membantu membimbing peserta didik
keperawatan, membantu menjaga terwujudnya visi dan misi
keperawatan dan rumah sakit.
Dalam pengorganisasian kepala ruangan merumuskan metode
pelayanan yaitu metode tim. Namun hasil telaah metode yang
digunakan menggunakan metode fungsional dikarenakan
keterbatasan SDM. Membuat rincian tugas kepala tim dan perawat
pelaksana secara jelas, mengatur dan mengendalikan tenaga
keperawatan, mengatur dan mengendalikan logistic ruangan,
mengatur dan mengendalikan situasi tempat, mendelegasikan tugas
dan saat kepala ruangan tidak berada di tempat kepada perawat
primer, mengetahui kondisi pasien, menilai tingkat kebutuhan
pasien, mengembangkan kemampuan anggota dan
menyelenggarakan konferensi.
Kepala ruangan memberi penugasan kepada kepala tim,
memberikan reinforcement kepada perawat yang mengerjakan tugas
dengan baik, memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap, menginformasikan hal-hal yang dianggap
penting dalam melaksanakan tugasnya, meningkatkan kolaborasi.
Dalam pengawasan kepala ruangan mengawasi dan menilai
pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan,
melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan
dan keterampilan di bidang perawatan, mengawasi dan
mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta obat-
obatan secara efektif dan efisien, mengawasi pelaksanaan sistem
pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta
mencatat kegiatan laindi ruang rawat.
 Ketua Tim
Hasil wawancara dan observasi dengan kepala ruangan ketua
tim mengelola sekelompok pasien dan memerikan asuhan
keperawatan secara langsung. Ketua tim mengikuti serah terima
pasien dari shift sebelumnya, mengidentfifikasi tingkat
ketergantungan pasien, melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
Hasil telaah terhadap peran dan fungsi kepala tim belum terlihat, hal
ini dikarenakan kepala tim merangkap sebagai pelaksana yang
disebabkan kekurangan SDM. Berdasarkan hasil wawancara dengan
kepala ruangan kenanga 1, salah satu syarat untuk menjadi kepala
ruangan kenanga 1 ialah berada minimal PK II dan PK III dengan
beberapa pertimbangan seperti kinerjanya dan sikapnya.
 Perawat pelaksana
Perawat pelaksana dalam perencanaan bersama kepala ruangan
dan kepala tim mengikuti serah terima tugas, menerima pembagian
tugas, menerima pasien baru, melakukan pelaporan dan
pendokumentasian. Pengorganisasian dan ketenagaan perawat
pelaksana menerima rincian tugas sesuai dengan perencanaan
terhadap pasien yang menjadi tanggung jawabnya dalam pemberian
asuhan keperawatan, melaksanakan tugas yang diberikan,
melaksanakan tugas pekerjaan dengan tim kesehatan lain,
melaksanakan asuhan keperawatan, menunjang pelaporan dan
dokumentasi tindakan keperawatan yang dilakukan.
Perawat pelaksana menerima pengarahan dan bimbingan
tentang tugas, mempunyai motivasi terhadap upaya perbaikan
menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk proses
evaluasi serta terlibat aktif dalam mengevaluasi kondisi pasien.
e) Analisis Kebutuhan sumber daya manusia menurut WISN
Berdasarkan Analisa kebutuhan sumber daya manusia menurut WISN,
ruang kenanga 1 seharusnya memiliki tenaga keperawatan sebanyak 29
orang sedangkan perawat yang ada di ruang kenanga 1 sebanyak 24 orang
sehingga jumlah kekurangan tenaga keperawatan di ruangan kenanga
sebanyak 5 orang. adapun tenaga pendukung lainnya seperti pekarya dan
penata jasa masing-masing membutuhkan tenaga tambahan sebanyak 1
orang sedangkan untuk tenaga administrasi jumlahnya mencukupi yaitu
sebanyak 1 orang.
f) Tenaga Kesehatan Pendukung Layanan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada perawat,
diketahui bahwa pelayanan di ruangan tidak hanya dilakukan oleh
perawat, tetapi juga oleh dokter, tenaga farmasi, ahli gizi, dan tim
pendukung pelayanan lain.
g) Mahasiswa Praktik
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada perawat bahwa
selama melakukan pelayanan di ruangan peran mahasiwa praktik
membantu pelayanan dari jenjang D3 dan Ners. Mahasiswa praktik yang
berdinas pagi pada tanggal 15 Februari 2020 di ruang Kenanga 1 UNPAD
sebanyak 5 orang dan dari STIKES JAMBI ada 4 orang. Dinas siang
UNPAD sebanyak 2 orang, STIKES JAMBI sebanyak 4 orang. Dinas
malam STIKES JAMBI sebanyak 2 orang.

2. Non Manusia
a. Methode
- Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan bahwa
model yang digunakan di ruang adalah metoda Tim, namun belum
terlaksana dengan baik dikarenakan kekurangan SDM. Dimana satu
orang perawat yang berjaga Ruang Kenanga I ini memegang 12
pasien setiap shift.
- Ruang Kenanga I sudah memiliki SOP, Protap serta Standar Asuhan
keperawatan dan sudah mulai dilakukan.
- Ruang Kenanga I sudah memiliki buku komunikasi perawat,
pengisian buku laporan dinas berisi keadaan kondisi umum pasien,
pemenuhan KDM, terapi dan tindakan yang sudah dan akan
dilakukan pada shift selanjutnya. Buku laporan tersebut diisi oleh
perawat yang bertanggung jawab sesuai pembagian tim pershift.
- Ruang Kenanga I memiliki buku absen pershift yang disatukan
dengan absensi mahasiswa.
- Ruang Kenanga I memiliki buku pemeriksaan tanda-tanda vital.
- Ruang Kenanga I memiliki buku ekspedisi keluar masuk pasien
dimana yang bertanggung jawab mengisi buku tersebut adalah
bagian tata usaha.
- Ruang Kenanga I memiliki buku ekspedisi kematian berisi dua buah
untuk disimpan di status dan di berikan kepada keluarga dimana
yang bertanggung jawab mengisi buku tersebut adalah dokter atau
perawat yang berjaga.
- Ruang Kenanga I memiliki buku inventaris barang dimana buku
tersebut di handover kepada perawat yang sedang berjaga tiap shift.
- Ruang Kenanga I memiliki data pelatihan pegawai yang di input di
dalam computer oleh Kepala Ruangan.
- Ruang Kenanga I memiliki jadwal dinas pegawai yang telah
dibagikan oleh Kepala Ruangan dan telah disepakati oleh seluruh
perawat pelaksana yang lain.
- Ruang Kenanga I memiliki buku catatan praktek mahasiswa dimana
buku tersebut dipegang oleh Karu atau CI atau Katim yang
bertanggung jawab tiap pershift.
b. Material
1. Penataan gedung
Infrastuktur Gedung kenanga 1 merupakan salah satu Gedung lama di
RSUP hasan sadikin bandung, terletak dilantai 1 dari keseluruhan 3
lantai Gedung perawatan ruag kenanga. Gedung kenanga ini
bersebelahan dengan Gedung kemuning, bersebrangan dengan
Gedung fresia atas nya kenanga dua . gedung kenanga ini mempunyai
fasilitas ruangan yang berjumlah 12 ruangan perawatan, 1 ruang
observasi, 1 ruang tindakan, 1 kantor, 2 ruang perawat, 1 dapur, 1
ruang dispensing, 1 ruang tindakan, 1 spoelhock, 1 ruang residen.
Kamar 1 -6 merupakan kamar perawatan kelas 3 dimana kamar 1
tersedia 5 bed, kamar 2 sampai kamar 6 berjumlah 6 bed. Kamar 8
tidak dipergunakan karena keadaan bocor. Kamar 9 dipakai sebagai
ruang perawatan kelas 2 dengan jumlah bed 3 bed. Kamar 10 dan 11
merupakan kamar isolasi yang berjumlah 2 bed, kamar 12 pun tidak
digunakan karena ruangan dalam tahap perbaikan Dan kamar 13
merupakan kamar perawatan kelas 1 dengan jumlah bed 2.

No Kamar Jumlah Bed Keterangan


1 5 Kelas 3
2 6 Kelas 3
3 6 Kelas 3
4 6 Kelas 3
5 6 Kelas 3
6 6 Kelas 3
8 - -
9 3 Kelas 2
10 2 Isolasi
11 2 Isolasi
12 - -
13 2 Kelas 1
- 2 Observasi
Jumlah 10 kamar dan 46 Bed

Gedung kenanga 1 ini terdapat dua bagian yaitu Gedung kenanga


barat dan timur, di bagian barat terdapat ruang perawatan kelas 3
yaitu ruang observasi, kamar 1, kamar 2, kamar 3, kamar 4, kamar 5
dan kamar 6, ruang perawat laki-laki, ruang nurse stasion, ruang
residen dan pintu keluar untuk menju spoelhock dan ruang
penyimpanan tabung oksigen. Di bagian bagian barat terdapat ruang
tindakan, ruang dispenshing, ruang perawatn kelas 2, ruang isolasi
dan ruang perawatan kelas 1 serta ruang kepala ruangan.

2. Fasilitas ruangan
a. Fasilitas pasien

No Nama barang Jumlah Kondisi ideal


1. Tempat Tidur 46 Cukup Baik 1 :1
2. Meja pasien 46 Baik 1:1
3. Kursi roda 2 Cukup Baik 2-3/ruangan
4. Blanchart 3 Cukup Baik 1/ruangan
5. Jam dinding Cukup Baik 2/ ruangan
6. Timbangan 2 Cukup Baik 1/ ruangan
7. Kamar mandi 15 Cukup Baik Kls 1= 1:1
Kls 2= 1:2
Kls 3=1:5
8. Dapur 1 Baik 1/ruangan
9. Wastapel 4 Baik 2/ ruangan
10. Mainan 1 Box Baik

b. Fasilitas untuk petugas kesehatan


1. Ruang kepala ruangan
2. Ruang pertemuan perawat
3. 2 ruang ganti perawat
4. Ruang residen
5. Nurse stasion yang berada di tengah ruangan
6. Gudang berada disebelah timur
3. Alat kesehatan yang berada diruangan

No Nama Barang Jumlah Kondisi


1. Stetoskop 1 buah Baik
2. Infus Pump 13 buah Baik
3. Syringe Pump 5 buah Baik
4. Ekg 2 buah Baik
5. Nebulizer 6 buat Baik
6. Lampu emergency 1 buah Baik
7. Suction 5 buah Baik
8. Hepafilter 1 buah Baik
9. Schiller argus 1 buah Baik
10. Tensi 1 buah Baik
11. Oksigen 5 buah Baik
12. Kasur decubitus 2 buah Baik
13. Blankar 3 buah Baik
14. Timbangan 3 buah Baik
15. APAR 1 buah Baik
Alat habis pakai
1. Handscon Sesuai order
2. Masker Sesuai Order
3. hipapik Sesuai Order
4. Alcohol swab Sesuai Order
5. Kasa steril Sesuai Order
6. Cairan betadine Sesuai Order
7. NACL Sesuai Order

4. Administrasi penunjang
1. Buku injeksi
2. Buku observasi
3. Lembar dokumentasi
4. Buku observasi suhu nadi
5. Buku timbang terima
6. SOP
7. SAK
8. Buku visite
9. Leaflet
10. Buku inventaris ruangan

2.2.4. Lingkungan Kerja


1. Lingkungan Fisik
a. Ruangan
Gedung kenanga 1 merupakan Gedung perawatan anak infeksius,
Infrastuktur Gedung kenanga 1 merupakan salah satu Gedung lama di
RSUP hasan sadikin bandung, terletak dilantai 1 dari keseluruhan 3
lantai Gedung perawatan ruag kenanga. Gedung kenanga ini
bersebelahan dengan Gedung kemuning, bersebrangan dengan Gedung
fresia. Gedung kenanga 1 ini gedung mempunyai fasilitas ruangan yang
berjumlah 12 ruangan perawatan, 1 ruang observasi, 1 ruang tindakan,
1 kantor, 2 ruang perawat, 1 dapur, 1 ruang dispensing, 1 ruang
tindakan, 1 spoelhock, 1 ruang residen. Kamar 1- 6 merupakan kamar
perawatan kelas 3 dimana kamar 1 tersedia 5 bed, kamar 2 sampai
kamar 6 berjumlah 6 bed. Kamar 8 tidak dipergunakan karena keadaan
bocor. Kamar 9 dipakai sebagai ruang perawatan kelas 2 dengan
jumlah bed 3 bed. Kamar 10 dan 11 merupakan kamar isolasi yang
berjumlah 2 bed, kamar 12 pun tidak digunakan karena ruangan dalam
tahap perbaikan Dan kamar 13 merupakan kamar perawatan kelas 1
dengan jumlah bed 2. Lantai keseluruhan ruangan berbahan keramik,
permanen, warna lantai putih disetiap ruangan lantai sedikit licin,
dinding ruangan berwarna putih dan disetiap ruangan terdapat
wallpaper kartun. Atap ruangan ini sebagian mengalami bocor. Langit-
langit berwarna putih dan terdapat sebagian langit-langit bekas bocor.
Tinggi langi-langit ± 3 meter. Minimial tinggi langit-langit menurun
kemenkes 2,80 meter. Untuk pintu ruangan terdapat 3 pintu utama,
yang pertama pintu masuk , pintu jalur evakuasi dan pintu khusus
pasien isolasi, lebar pintu masing-masing 2-3 meter yang sesuai dengan
kriteria sesuai kemenkes tahun 2018.
2. Lingkungan Non Fisik
a) Hubungan Perawat dengan Perawat
Berdasarkan hasil kajian situasi, hubungan antar perawat dapat terjalin
dengan baik, perawat terlihat dapat berkomunikasi dengan baik satu
sama lain khususnya saat memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien, perawat saling membantu.
b) Hubungan Perawat dengan Pasien
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan, perawat
menyatakan memiliki hubungan yang baik dengan pasien, perawat
berusaha memberikan pelayanan yang optimal dengan pasien.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien, sebagian besar pasien
menyatakan hubungan dengan perawat baik dan membantu jika pasien
atau keluarga meminta bantuan baik untuk penggantian cairan infus,
maupun tindakan invasive.
c) Hubungan Perawat dengan Dokter
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan, komunikasi
antara perawat dan dokter dilakukan secara lisan dan tulisan. Perawat
berkolaborasi dengan dokter masing-masing bagian, jika ada masalah
yang dirasakan membutuhkan kolaborasi, perawat segera menghubungi
dokter begitupun sebaliknya.
2.2.5. Kajian Indikator Mutu Ruangan
a. Bed Occupation Rate ( BOR) ruang kenanga 1 RSUP dr.Hasan sadikin
Bandung
BOR (Bed Occupation Rate) adalah persentase pemakaian tempat tidur
dalam waktu tertentu yang berdasarkan hasil perhitungan. Inidkator ini
memberikan gambaran tingginya tingkat pemanfaat tempat tidur rumah
sakit nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 65-85 %. Berdasarkan
data yang didapat di ruang kenanga 1 dari tanggal 14 januari sampai 14
febuari memiliki nilai BOR 80,95 % hasil ini masih bisa dikatan normal.
Jika nilai BOR tinggi maka beban kerja perawat meningkat. Dengan
melihat hasil perhitungan BOR maka perlu adanya suatu sistem yang ideal
untuk menyeimbangkan kualitas dan kuantitas pelayanan medis, kepuasan
pasien dan keselamatan petugas.
b. Leght of stay (LOS) Ruang kenanga 1 RSUP Dr Hasan sadikin Bandung
LOS merupakan rata-rata pasien lama dirawat. Berdasarkan perhitungan los
diruangan dari tanggal 14 januari – 14 febuari rata-rata 9 hari. Indicator ini
dapat menggambarkan tingkat efisiensi. Secara umum nilai LOS yang
normal berada pada rentan 6-9 hari (kemenkes, 2011).
2.2.6. Pelatihan
BHL Case
PMK Woun Kem Dispensin Code Phlebotom Isolas Kep.Anak Kep. Anak
No. Nama PPIRS K3RS BHD KPRS Ana LB Manage TBC
P d Care o g Blue y i dasar Lanjutan
k r
1. Triliana
Purwadesi Y.,
S.Kp
2. Lilis
Nuraisyah,
S.Kep., Ners
3. Kartini
Simanjuntak,
AMK
4. Selvi Artha 2016 2016 2016 2014 2018 2019
Manalu,
AMK
5. Geruh 2019 2019 2019 2019 2014 2013 2017 2018 2018 2019
Hermawan,
AMK
6. Redi Setiadi,
AMD., Kep
7. Sari 2019 2019 2019 2019 2016 2019
Manahati,
AMD., Kep
8. Arisandi 2019 2019 2019 2019 2017 2018
Reza, AMD.,
Kep
9. Agus Suhud, 2019 2019 2019 2019 2016
AMD., Kep
10. Gian 2019 2019 2019 2019 2016 2019
Nugraha,
AMD., Kep
11. Vinda Dwi O, 2019 2019 2019 2019 2019
S.Kep., Ners
12. Yusni Intan 2019 2019 2019 2019
R, S.Kep.,
Ners
13. Eulis 2019 2019 2019 2019 2017 2016 2016 2016 2018
Kurniasih,
AMK
14. Rustlah, 2014 2014 2019 2014 2015 2016 2018 2019
AMK
15. Yayu Rahayu 2019 2019 2019 2019 2015 2015 2018 2018/2019
Yulianti,
AMK
16. Neneng 2019 2019 2019 2019 2018 2018 2018
Aisyah,
AMD., Kep
17. Santi 2019 2019 2019 2019 2015 2017 2016
Cantarowulan
, S.Kep., Ners
18. Rifani 2019 2019 2019 2019
Febriyanti,
AMD., Kep
19. Intan Sari, 2017 2018 2017 2017 2015
Amd., Kep
20. Asri Kholilah, 2019 2019 2019 2019
Amd., Kep
21. Neni Nuraeni, 2019 2019 2019 2019 2017
Amd., Kep
22. Ajeng 2019 2019 2019 2019
Gustian,
S.Kep., Ners
23. Agung
Bambang,
Amd., Kep
24. Lalah Sadiah, 2017 2015
Amd., Kep
Lanjutan…..

No CPD CPD CPD CPD Askep Kep.


Nama Persyarafan BIMROH
. 1 2 3 4 Dasar
1. Triliana
Purwadesi Y.,
S.Kp
2. Lilis
Nuraisyah,
S.Kep., Ners
3. Kartini
Simanjuntak,
AMK
4. Selvi Artha 2018
Manalu,
AMK
5. Geruh 2018 2014 2013
Hermawan,
AMK
6. Redi Setiadi,
AMD., Kep
7. Sari 2017
Manahati,
AMD., Kep
8. Arisandi 2016 2017
Reza, AMD.,
Kep
9. Agus Suhud, 2016 2018
AMD., Kep
10. Gian 2016 2019
Nugraha,
AMD., Kep
11. Vinda Dwi O,
S.Kep., Ners
12. Yusni Intan
R, S.Kep.,
Ners
13. Eulis
Kurniasih,
AMK
14. Rustlah,
AMK
15. Yayu Rahayu
Yulianti,
AMK
16. Neneng 2014
Aisyah,
AMD., Kep
17. Santi 2015
Cantarowulan,
S.Kep., Ners
18. Rifani 2016 2018
Febriyanti,
AMD., Kep
19. Intan Sari, 2016 2018 2016
Amd., Kep
20. Asri Kholilah,
Amd., Kep
21. Neni Nuraeni,
Amd., Kep
22. Ajeng
Gustian,
S.Kep., Ners
23. Agung
Bambang,
Amd., Kep
24. Lalah Sadiah,
Amd., Kep
BAB III

ANALISA DATA DAN PERENCANAAN

3.1. Analisa Data Manajemen Asuhan Dengan Fishbone

methode material
BELUM ADA ALUR/ BELUM ADA
BELUM ADANYA
INFORMASI
ALGORITMA SKRINING KAMAR UNTUK
TERKAIT TUMBUH FORMAT
TUMBUH KEMBANG STIMULUS TUMBUH
KEMBANG ANAK PENGKAJIAN
ANAK USIA 0-12 BULAN YANG KEMBANG
TUMBUH KEMBANG
DISAMPAIKAN HANYA MEMUAT
KEPADA
BELUM ADA RDK PERTANYAAN TIDAK ADANYA
PENANGGUNG
TENTANG SKRINING SECARA UMUM ALAT PENUNJANG
JAWAB PASIEN
TUMBUH KEMBANG STIMULUS TUMBUH Kurangnya
ANAK USIA 0-12 BULAN KEMBANG
stimulasi tubuh
kembang anak usia
0-12 bulan dengan
hospitalisasi
TIDAK ADA PERAWAT YANG BERTUGAS MENJADI PJ
PERAWAT YANG TELAH MENGIKUTI PELATIHAN ANAK
STIMULASI TUMBUH KEMBANG
DASAR BERJUMLAH 6 DARI 25 ORANG

PERAWAT BELUM MELAKUKAN SKRINING TUMBUH


KEMBANG SECARA OBJEKTIF

JUMLAH PASIEN SELAMA KAJIAN SITUASI 13-15


FEBRUARI 2020 PALING BANYAK USIA 0-12 BULAN PERAWAT MENYADARI PENTINGNYA SKRINING TUMBUH
KEMBANG SESUAI USIA YANG DILAKUKAN SECARA OBJEKTIF

MAN
3.2. Analisa Data Manajemen Unit Menggunakan Fishbone
NO. AKTUAL IDEAL ANALISIS MASALAH
1. - Berdasarkan hasil kajian situasi - Skrinning perkembangan Ruang perawatan anak Kurangnya stimulasi tumbuh
tanggal 13-15 Februari 2020, anak dengan menggunakan Kenanga 1 RSUP Hasan kembang anak usia 0-12 bulan
jumlah pasien rawat inap di standard ketetapan yang ada Sadikin Bandung yang dengan hospitalisasi
Ruang Kenanga 1 yaitu 36 penting untuk menjaga menjadi pusat rujukan
pasien, dengan jumlah terbanyak keoptimalan tercapainya kesehatan di provinsi Jawa
pasien anak usia 0-12 bulan. tumbuh kembang anak Barat, namun belum
- Berdasarkan hasil wawancara (Maddeppungeng, 2018) memiliki system dan alur
dengan kepala ruangan, - Tahap perkembangan anak untuk melakukan
didapatkan bahwa pengkajian menurut Sigmun Freud skrinning tahap
awal tumbuh kembang anak dibagi menjadi 5 yaitu tahap perkembangan anak,
hanya secara umum (sensorik, oral (0-18 bulan) dimana padahal menurut
motorik, verbal). Pengkajian pusat kesenangan berada di Maddeppungeng pada
tersebut hanya dilakukan secara mulut bayi ada perilaku tahun 2018 menjelaskan
subjektif, yaitu dengan menghisap, menggigit dan bahwa skrinning
menanyakan kepada penanggung mengunyah, tahap anal (18- perkembangan anak
jawab pasien, dan tidak 36 bulan) berfokus pada berpengaruh pada
dilakukan pengkajian secara pengendalian kandung keoptimalan
objektif. kemih dan buang air besar, perkembangan anak.
- Ruang Kenanga 1 belum tahap phallic (3-6 tahun) Selain itu, dalam proses
memiliki system/program berfokus pada alat kelamin hospitalisasi pada anak
terpadu untuk menstimulasi sudah dapat membedakan akan membuat anak
perkembangan pasien anak pria dan wanita, tahap laten menjadi mudah stress dan
- Kepala ruangan mengatakan (6-13 tahun) sudah ada berpengaruh pada proses
belum ada penanggung jawab energi seksual namun perkembangan anak
bagian stimulasi pertumbuhan diarahkan pengembangan (Utami, 2014).
dan perkembangan intelektual dan interaksi
- Hasil observasi yaitu belum ada sosial, dan tahap genital (>13
penjadwalan untuk stimulasi tahun) anak mulai tertarik
tumbuh kembang anak dengan lawan jenis.
NO. AKTUAL IDEAL ANALISIS MASALAH
- Stimulasi perkembangan anak
dapat memengaruhi proses
- Hasil wawancara dengan pertumbuhan dan
keluarga pasien, 100% keluarga perkembangan anak secara
pasien belum mengetahui normal (Lestari, 2016)
tentang stimulasi tumbuh - Pelaksanaan hospitalisasi
kembang pada anak dengan menimbulkan stressor pada
hospitalisasi anak yang disebabkan oleh
faktor lingkungan rumah sakit
- Belum ada program pelaksanaan (Norton-Westwood, 2012),
stimulasi perkembangan tempat faktor berpisah dengan orang
tidur berarti (Pelander & Leino
Kilpi, 2010), kehilangan
kebebasan untuk beraktivitas
(Price & Gwin, 2005) dimana
faktor-faktor tersebut dapat
menyebabkan terganggunya
proses perkembangan anak
(Utami, 2014).
- Terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan
orang tua terkait stimulus
perkembangan anak terhadap
perkembangan anak
(Christiari, 2013)
- Stimulus tumbuh kembang
anak usia 0-12 bulan bisa
dilakukan melalui terapi
bermain. Pada umumnya
terapi digunakan untuk
memulihkan kesehatan.
NO. AKTUAL IDEAL ANALISIS MASALAH
Terapi bemain merupakan
bagian perawatan anak untuk
mengurangi hospitalisasi
bagi pertumbungan dan
perkembangan anak
(Nursalam, 2005).
- Beberapa terapi bermain yang
bisa dilakukan untuk stimulus
motorik halus dan motorik
kasar yaitu mainan gantung (4
bulan), mainan yang dapat
dipegang dan digerakan (8
bulan), stimulasi bahasa
dengan menggunkan mainan
yang mengeluarkan suara (4-
8 bulan) dan menyanyi lagu
sederhana, stimulasi perilaku
sosial dengan permainan
cilukba (4-8 bulan), terapi
bersifat fisioterapi dengan
pijat bayi (0-8 bulan), terapi
wicara mendengarkan lagu
anak-anak (0-8 bulan), terapi
perilaku dengan
berkomunikasi, mengajak
tersenyum dan tertawa (0-2
tahun) (Wahyuni dan Erna,
2017).
- Pijat bayi sebagai metode
yang dapat digunakan
stimulasi perkembangan anak
NO. AKTUAL IDEAL ANALISIS MASALAH
ditempat tidur (Nugrohowati,
2015)
- Penelitian yang dilakukan
oleh Raras dan Evi (2015) di
Desa Margodadi, Kecamatan
Seyegan, Sleman-
Yogyakarta, didapatkan hasil
bahwa sebelum dilaksanakan
intervensi pijat bayi,
sebanyak 23.5% bayi
diindikasi suspek dalam tahap
perkembangannya. Setelah
dilakukan intervensi angka
suspek menurun menjadi
8.8%. Sehingga, pijat bayi
efektif terhadap tumbuh
kembang bayi usia 0-12
bulan.
Selain itu, menurut penelitian
Rizki, tentang efektivitas
pijat bayi bagi perkembangan
motorik bayi usia 8-28 hari
menunjukkan bahwa pijat
bayi efektif dan berpengaruh
secara signifikan pada
pertumbuhan dan
perkembangan anak dengan
uji statistic p<0.05.
3.3. Plan Of Action Manajemen Asuhan Dan Unit Di Ruang Kenanga 1 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Metode &
No. Masalah Tujuan Strategi Indikator keberhasilan Waktu PJ
Media
1. Kurangnya stimulasi Tujuan Jangka Dwi,
tumbuh kembang anak Pendek : Ilham,
usia 0-12 bulan 1. Terdapat 1. Membagi tugas Diskusi 1. Menyelesaikan Rivada,
dengan hospitalisasi pedoman untuk literatur pedoman skrinning Rabu, Nenden,
terkait SDIDTK tahap perkembangan 19 Eva,
skrining tumbuh
kembang anak dan Denver II pada pasien dengan Februari Ika,
usia 0-12 bulan untuk skrining rentang usia anak 0 – 2020 Diana
berdasarkan tumbuh kembang 12 bulan
SDIDTK anak usia 0-12
bulan
2. Diskusi dengan 2. Terbentuknya alur Rabu,
2. Terdapat 19
alur/algoritma pembimbing skrining tumbuh
akademik dan CI kembang anak usia 0- Februari
skrining tumbuh 2020
kembang anak untuk 12 bulan
usia 0-12 bulan menyempurnakan
pedoman.
3. Berkoordinasi 3. terlaksananya sharing Kamis,
3. Perawat
dengan kepala bersama perawat 20
mengetahui ruangan Februari
pedoman ruangan untuk 2020
skrining tumbuh menyampaikan
kembang anak kepada perawat
usia 0-12 bulan ruangan Jumat-
4. Bekerjasama 4. terlaksananya Sabtu,
4. Terlaksananya simulasi skrining 21-22
simulasi dengan perawat
ruangan untuk minimal 2 hari dinas Februari
skrining tumbuh
kembang anak melakukan 2020
usia 0-12 tahun simulasi skrining
tumbuh kembang
Tujuan Jangka
Panjang :
1. Mendiskusikan
1. Membuat jadwal kepada pihak
rutin stimulasi ruangan terkait
tumbuh pembentukan
kembang anak jadwal rutin
minimal 1 stimulasi
kali/minggu perkembangan
pasien anak

2. Memaparkan
2. Memfasilitasi cara stimulasi
keluarga pasien tumbuh kembang
untuk kepada keluarga
mempelajari pasien
stimulasi
tumbuh
kembang
3. Terdapat 3. Mendiskusikan
perawat kepada pihak
penanggung ruangan sebagai
jawab stimulasi penanggun jawab
tumbuh pelaksanaan
kembang ruang program
perawatan stimulasi
kenanga 1 perkembangan
4. Memberi label 4. Membuat stiker
dan mendata keterangan
mainan yang “Kenanga 1”
tersedia di ruang pada setiap
Kenanga 1 mainan
5. Tersedianya
fasilitas
penunjang untuk
pelaksanaan
pijat bayi
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta : EGC

Donna L. Wong. et all. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pedriatik. Cetakan

pertama. Jakarta : EGC

Mugianti, Sri. (2016). Manajemen dan Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan. Jakarta:

Pusdik SDM Kesehatan.

Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:Jakarta:

Salemba Medika.

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 4.

Jakarta: Salemba Medika.

Wong D. L.,Whaly (2004). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Alih bahas Sunarno,

Agus. dkk. Edisi 6 Volume 1.Jakarta :EGC.

Anda mungkin juga menyukai