Oleh :
1. Gilang Prasetyo (40221024)
2. Diah Fitri Istifarin (40221012)
3. Dian Wulandari (40221013)
4. Hanan Agustin (40221026)
5. Maulidiyatul A.D.P (40221031)
6. Nanda Wikrama P. (40221034)
7. Desi Tia Tunika P. (40221009)
8. Suci Agustina (40221042)
Oleh :
Kelompok 1
Keperawatan Manajemen
Oleh :
Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik
_________________________ ________________________
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Fakultas Kesehatan
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia Nya sehingga penyusunan laporan stase
manajemen keperawatan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan tugas akhir stase manajemen
program pendidikan profesi ners di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
Dalam menyelesaikan tugas ini penyusun menyadari banyak mengalami hambatan
dan kesulitan, namun berkat bimbingan, bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, akhirnya tugas ini dapat diselesaikan untuk itu pada kesempatan ini
penyusun mengucapkan terikasih kepada terhormat :
1. Ibu Sri Lestari S.Kep, Ns. selaku Kepala Ruang dan Pembimbing Klinik di
RS Bhayangkara Kota Kediri
2. Putri Kristyaningsih, S.Kep., Ns., M. Kep dan Dr. Wahyu S., M.Kes
selaku Pembimbing Akademik Stase Manajemen Institut Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.
Penyusun mempunyai harapan semoga laporan ini bermanfaat bagi tenaga
kesehatan khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDU
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHUALUAN.....................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................1
B. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN...........................................3
C. TUJUAN....................................................................................................3
1. Tujuan Umum.......................................................................................3
2. Tujuan Khusus......................................................................................3
D. MANFAAT................................................................................................4
1. Bagi Mahasiswa....................................................................................4
c. Misi.......................................................................................................6
d. Motto....................................................................................................6
iii
2. Tenaga/SDM.........................................................................................7
2. Lingkungan Kerja...............................................................................13
4. Persediaan Obat..................................................................................16
2. Kepuasan Pasien.................................................................................26
H. ANALISIS SWOT...................................................................................28
I. DIAGRAM LAYANG ANALISIS SWOT.............................................33
J. IDENTIFIKASI MASALAH..................................................................34
K. PRIORITAS MASALAH........................................................................37
BAB III PERENCANAAN....................................................................................38
1. PENGORGANISASIAN.........................................................................38
2. STRATEGI KEGIATAN........................................................................39
a. Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)..........................39
b. Discharge Planning.............................................................................41
d. Sentralisasi Obat.................................................................................44
e. Supervisi.............................................................................................48
f. Timbang Terima.................................................................................51
g. Ronde Keperawatan............................................................................55
iv
h. Dokumentasi Keperawatan.................................................................59
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kondisi global saat ini menuntut setiap perkembangan dan perubahan
secara profesionoal, termasuk bagi profesi keperawatan di Indonesia. Inovasi
dalam pendidikan, praktik, ilmu, dan kehidupan keprofesian merupakan focus
utama keperawatan Indonesia dalam proses profesionalisasi. Sebagai
akibatnya, manajemen keperawatan harus dapat di aplikasikan dalam tatanan
dalam tatanan pelayanan nyata, yaitu di rumah sakit dan di lingkungan
masyarakat (Nursalam, 2011). Rumah sakit mempunyai fungsi
penyelenggaraan pelayanan kesehatan salah satunya yaitu pelayanan
keperawatan. Penyelenggaraan pelayananan keperawatan di Rumah Sakit
ditentukan oleh tiga komponen utama antara lain jenis pelayanan yang
diberikan, manajemen sebagai pengelola pelayanan dan tenaga keperawatan
sebagai pemberi pelayanan keperawatan (Permenkes, 2013).
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan profesional sebagai bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan dituju kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat baik
sehat maupun sakit (UU Keperawatan no 38 tahun 2014). oleh karenanya
kualitas pelayanan asuhan keperawatan perlu dipertahankan serta ditingkatkan
seoptimal mungkin oleh karenanya standar asuhan keperawatan harus
diterapkan oleh seluruh tenaga keperawatan sehingga pelayanan asuhan
keperawatan dapat dipertanggung jawabkan secara profesional dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan maka dalam pemberian asuhan keperawatan
seluruh tenaga keperawatan mutlak menerapkan standard asuhan keperawatan
(Depkes, 2011).
Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara suatu
lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama didalam suatu kelompok
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin
(H.Weihrich dan H. Koontz dalam Suarli dan Bahtiar, 2009). Proses
managemen keperawatan suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional
1
(Nursalam, 2013). Fungsi manajemen keperawatan sejalan dengan fungsi
manajemen secara umum yaitu pengorganisasian, perencanaan, kepemimpinan,
dan pengawasan (Suarli dan Bahtiar, 2009). Salah satu bentuk dari penerapan
manajemen professional adalah manajemen asuhan keperawatan yang saat ini
sudah menjadi banyak diterapkan di Rumah Sakit, yaitu Model Praktek
Keperawatan Profesional (MPKP) yang merupakan model dari Model Asuhan
Keperawatan Profesional ( MAKP ) yang tujuannya memungkinkan perawat
profesional dalam mengatur pemberian asuhan keperawatan,termasuk
lingkungan yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut. Pengembangan
MPKP merupakan upaya dalam memberdayakan keperawatan dalam
pemberian peleyanan kesehatan, yang disesuaikan dengan visi dan misi yang
diemban oleh masing-masing Rumah Sakit. Pemimpin adalah seseorang yang
mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya mengarahkan bawahan
untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin dalam
mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara
produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 2014). Gaya
kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk
mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk mencapai
suatu tujuan (Suarli dan Bahtiar, 2009). Setiap kepala ruang keperawatan
memiliki gaya kepemimpinan bermacam-macam dalam mempengaruhi
perilaku bawahanya agar mau bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan
organisasi.
Menurut Ronald Lippith dan Rapiph K. White dalam Nursalam (2013),
terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu: gaya kepemimpinan otoriter, gaya
kepemimpinan demokrasi dan gaya kepemimpinan liberal. Gaya
kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang kepala ruang dapat menjadi
penilaian tersendiri oleh para perawat dan bahkan dapat mempengaruhi kinerja
seorang perawat. Gaya kepemimpinan seorang kepala ruang dapat dipengaruhi
oleh lamanya kerja kepala ruang tersebut.
Pemberian asuhan keperawatan Profesional ada 5 metode yang sudah
ada dan akan terus dikembangkan dimasa depan dalam menghadapi trend
2
pelayanan keperawatan yaitu Metode Fungsional (bukan model MAKP),
MAKP primer, MAKP Primer, MAKP Kasus, MAKP Modifikasi Tim –
Primer. Dalam melaksanakan praktek profesi departemen manajemen
kelompok kami akan melakukan penerapan Model Asuhan Keperawatan
Profesional dengan metode pemberian asuhan keperawatan Primer.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa
mampu menerapkan Model Asuhan Keperawatan Profesional dengan
metode pemberian asuhan keperawatan Primer sesuai dengan standart yang
benar.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis lingkungan ruang perawatan, menghitung kebutuhan tenaga
keperawatan di suatu ruangan perawatan Ruang A
b. Melaksanakan peran sesuai dengan sistem MAKP yang telah ditentukan.
c. Melakukan Penerimaan Pasien
d. Melakukan Supervisi Keperawatan
e. Melakukan Timbang Terima Keperawatan
f. Melakukan Penerapan Pengelolaan Obat / Sentralisasi Obat
g. Melakukan Discharge Planning
h. Melakukan Ronde Keperawatan
i. Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan menggunakan sistem
SOAP
3
j. Menganalisis tingkat kepuasan pasien pre dan post pelaksanaan metode
primer.
D. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga
dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan di
kemudian hari saat mahasiswa berada di ladang pekerjaan yang
sebenarnya.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan MAKP primer di
Ruang A RS Bhayangkara Kediri.
c. Mahasiswa dapat mengetahui masalah dalam penerapan MAKP primer
yang selama ini di terapkan di Ruang A RS Bhayangkara Kediri.
d. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi dalam Plan Of Action.
e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model
asuhan keperawatan professional di Ruang A RS Bhayangkara Kediri
dengan metode pemberian asuhan keperawatan primer.
F. PESERTA PRAKTEK
Mahasiswa tahap Program Pendidikan Profesi Ners Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri stase manajemen keperawatan tahun 2022,
beranggotakan 8 mahasiwa terdiri dari :
1. Gilang Prasetyo (40221024)
5
2. Diah Fitri Istifarin (40221012)
3. Dian Wulandari (40221013)
4. Hanan Agustin (40221026)
5. Maulidiyatul A.D.P (40221031)
6. Nanda Wikrama P. (40221034)
7. Desi Tia Tunika P. (40221009)
8. Suci Agustina (40221042)
BAB II
PENGUMPULAN DATA
b. Visi
“Menjadi Rumah Sakit Bhayangkara Terbaik”
c. Misi
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kedokteran Kepolisian secara
profesional dan paripurna dalam rangka mendukung tugas operasional
Polri
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Kepolisian secara
prosedural, profesional dan paripurna dalam rangka meningkatkan
mutu dan keselamatan pasien kepada masyarakat Polri dan
masyarakat umum
3. Mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan
profesional, sarana prasarana yang modern dan canggih, serta sistem
yang terintegrasi menuju pencapaian standar pelayanan yang
terakreditasi
d. Motto
" Melayani Dengan Sepenuh Hati "
6
B. TUJUAN KHUSUS IRNA KEPERAWATAN DI RUANG A
1. Memberikan asuhan keperawatan meliputi : Bio, Psiko, Sosial, dan
Spiritual pada klien
2. Memberikan bantuan kepada klien tanpa membedakan agama, ras, dan
golongan
3. Memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan efisien kepada
klien
4. Memberikan asuhan keperawatan dengan mencegah infeksi
nosokomial dan kecacatan fisik yang diakibatkan oleh asuhan
keperawatan.
Kepala Ruangan
Ny.S L, S.Kep.,Ns
7
Sumber: Data dari Kepala Ruang A RS Bhayangkara Kediri, 9 Mei 2022
2. Tenaga/SDM
Jumlah Tenaga Keperawatan di Ruang A
No. Kualifikasi Jumlah Pelatihan Masa Kerja Jenis
1. S-1 Keperawatan 3 BTCLS : 3 >10 th = 1 1 PNS
IPCN : 1 <10 th = 2 2Kontrak
2. D-3 Keperawatan 11 BTCLS : 10 >10 th = 4 1 PNS
BLS : 1 <10 th = 7 10 Kontrak
Sumber: Data dari Kepala Ruang di Ruang A RS Bhayangkara Kediri, 9 Mei 2022
Tabel 2.2 Daftar Nama Tenaga Keperawatan di Ruang A
No Nama Status Pendidikan Pelatihan
IPCN,
1 Ny. S.L, S.Kep.,Ns PNS S1 + Profesi
BTCLS
2 Ny. O.W. S., Amd.Kep PNS D3 BLS
3 Tn. E.P.R., S.Kep.,Ns Kontrak S1 + Profesi BTCLS
4 Tn. A.S., S.Kep.,Ns Kontrak S1 + Profesi BTCLS
5 Tn. E.T .H., Amd.Kep. Kontrak D3 BTCLS
6 Ny. T.P., Amd.Kep. Kontrak D3 BTCLS
7 Ny. A.F., Amd.Kep. Kontrak D3 BTCLS
8
Tenaga non keperawatan di Ruang A RS Bhayangkara Kediri meliputi
1 orang administrasi, dan 2 orang cleaning service, 1 apoteker, dan 1
ahli gizi.
Tabel 2.3 Jumlah Tenaga Non Keperawatan di Ruang A
PEKERJAAN JUMLAH PENDIDIKAN STATUS
Apoteker 1 S. Farm Apt Kontrak
Ahli Gizi 1 S.Gz Kontrak
Analis 1 A.Md.A.K Kontrak
Kesehatan
JUMLAH 3 Orang
Sumber: Data dari Ruang A RS Bhayangkara Kediri, 9 Mei 2022
10
terisi) terisi) bed terisi) =95%
3. Malam 3 bed (3 bed 4 bed (4 bed 17 bed (16 23/24x100
terisi) terisi) bed terisi) =95%
b) ALOS
ALOS (Average long of stay).
Lama rawat inap pasien di ruang A rata-rata pada minggu
pertama bulan Mei 2022 adalah 7 hari dengan jumlah total pasien
24 pasien. Dari perhitungan, didapatkan hasil rata-rata lama rawat
inap adalah 7 hari untuk satu pasien.
11
1. Minimal Care 20 20 x 0,17= 20 x 0,14 = 20 x 0, 07 =
3,4 2,8 1,4
2. Partial Care 2 2 x 0,27 = 2 x 0,15 = 2 x 0,10 = 0.2
0,54 0,3
3. Total care 2 2 x 0,36 = 2 x 0,3 = 0,6 2 x 0,2 = 0,4
0,72
Jumlah 24 4,66 3,7 2
5 4 2
Tenaga perawat selama 1 hari = 4,66 + 3,7 + 2 = 10 perawat
Tenaga Lepas Dinas per hari
12
8. Low intake 9 5%
9. PGK 8 4,5 %
10 Pneumonia 8 4,5 %
11. PJK 7 3,9 %
12. CVA 7 3,9 %
13. Abd. Pain 7 3,9 %
14. Penurunan kesadaran 7 3,9 %
15. PVC 7 3,9 %
16. SNH 7 3,9 %
Total 100 %
Sumber: Data dari Ruang A RS Bhayangkara Kediri, 10 Mei 2022
13
D. SARANA DAN PRASARANA (M2-MATERIAL)
2. Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja
a. Ruangan kelas II A : 3 bed pasien, 3 lemari, 3 kursi, 3 standart infus, 1
kamar mandi, 1 wastafel cuci tangan, 1 AC, 3 jendela
b. Ruangan kelas II B : 4 bed pasien, 4 lemari, 4 kursi, 4 standart infus, 1
kamar mandi, 1 wastafel cuci tangan, 1 AC, 6jendela.
c. Ruangan kelas III : 17 bed pasien, 17 lemari, 17 kursi, 17 standart
infus, 3 kamar mandi, 1 wastafel cuci tangan, 2 AC, 10 jendela.
15
33. Apar 1 Baik
34. Tempat linen infeksius 1 Baik
35. Tempat linen non infeksius 1 Baik
36. Infus set 1 Baik
37. Kateter set 1 Baik
38. NGT Set 1 Baik
39. Lemari obat emergency 1 Baik
40. Hamdrub 24 Baik
Fasilitas perawat
2.10 Tabel Fasilitas Perawat di Ruang A RS Bhayangkara
No. Nama Barang Jumlah Kondisi
1. Kipas angin 4 Baik
2. Kamar mandi 1 Baik
3. Komputer 1 Baik
4. Kursi perawat 8 Baik
5. AC 1 Baik
6. Dispenser + galon 1 Baik
7. Printer 1 Baik
8. Meja Perawat 5 Baik
9. Troli linen 1 Baik
10. Lemari dokumen 1 Baik
11. Handrub 5 Baik
Fasilitas pasien
Tabel 2.11 Tabel Fasilitas Pasien di Ruang A RS Bhayangkara
No Kamar Jumlah Bed Fasilitas yang Jumlah
. Tersedia Fasilitas
1 Kelas II A 3 AC 1
Meja Pasien 3
Kursi Keluarga 3
Pasien
16
Kamar Mandi 1
Wastafel Cuci 1
Tangan 2
Pispot 3
Standart Infus 2
Waskom
2 Kelas II B 4 AC 1
Meja Pasien 4
Kursi Keluarga 4
Pasien 1
Kamar Mandi 1
Wastafel Cuci 4
Tangan 4
Pispot 2
Standart Infus
Waskom
3 Kelas III 17 AC 2
Meja Pasien 17
Kursi Keluarga 17
Pasien 3
Kamar Mandi 1
Wastafel Cuci 6
Tangan 17
Pispot 4
Standart Infus
Waskom
4. Persediaan Obat
Tabel 2.13 persediaan obat dalam perawatan sehari-hari
No. Nama Obat Ketersediaan
1. Futrolit 13
17
2. Citicolin 9
3. Bioneuron 11
4. CPG 4
5. Captopril 3
6. Betahistin 2
7. As-Tranex 5
8. Manitto l 1
9. Flunarizin 3
10. D10 7
11. OMZ 9
12. Amlodipin 2
13. Cairan Infus RL 15
14. Dexa 1
15. Ceftizine 1
16. Codein 13
17. Cairan Infus Nacl 1
18. Furosemid 1
19. Albumin 2
20. Cefotaxim 8
21. Pulmicort 8
22. Combivent 8
23. Sukralfat 2
24. Ondan 8
25. Diagit 8
26. Cotrimoxazole 5
27. Megatic 2
28. Aspilets 2
18
suatu kerja yang mendefinisikan empat unsur yakni standar, proses
keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. Definisi tersebut
berdasarkan prinsip-prinsi2p yang di yakini dan akan menentukan produksi
atau jasa layanan kesehatan.
Kepala Ruang
Pasien/klien
19
pelaksanaan penerimaan pasien baru di ruang A adalah perawat
terlebih dahulu mendapat informasi dari IGD, poli, atau ruang lain
via telephone dan indikasi alih ruang dilanjutkan ke ruang A, diterima
oleh perawat jaga sesuai dengan tim kemudian ditempatkan di bed
sesuai dengan klasifikasi diagnosa medis, kemudian perawat
menanyakan kepada pengirim terkait tindakan yang sudah dilakukan
di ruang sebelumnya, hasil labolatorium dan obat yang sudah
diberikan lalu perawat melakukan anamnesa pasien. Berdasarkan
hasil wawancara kepala ruang di dapatkan hasil bahwa untuk SOP
penerimaan pasien baru ada. Hasil observasi dalam proses
penerimaan pasien baru belum disertai orientasi ruang perawat,
identitas pasien yang sekamar, kamar mandi, dan cara saat cuci
tangan serta penjelasan tata tertib ruangan dan pengenalan diri
perawat jaga saat penerimaan pasien baru.
b) Timbang terima
Timbang terima merupakan suatu cara menyampaikan dan
menerima sesuatu atau laporan yang berkaitan dengan keadaan klien
atau pasien (Nursalam, 2007).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada tanggal 10
Mei 2022 didapatkan, timbang terima sesudah dilakukan metode
lembar laporan pasien (yang berisi laporan kondisi dan terapi klien).
Dimana serah terima dibacakan oleh penanggung jawab shift atau
perawat jaga. Timbang terima dilakukan setiap pergantian sift.
Timbang terima dilakukan di nurse station selanjutnya perawat
berkeliling ke ruangan tempat tidur pasien untuk melakukan validasi.
Selanjutnya berdoa bersama dan menyampaikan kembali hal-hal yang
kurang yang perlu dioperkan kembali.
Berdasarkan hasil observasi diruang A isi dari kegiatan timbang
terima tersebut diantaranya identitas pasien, diagnosa medis, tindakan
yang sudah dilakukan, terapi yang sudah diberikan dan yang belum
diberikan. Dan berdasarkan hasil observasi didapatkan perawat selalu
melakukan timbang terima dalam 3 kali pergantian shift
20
c) Ronde keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan untuk mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan
melibatkan pasien untuk melaksanakan asuhan keperawatan
(Nursalam, 2007).
Berdasarkan hasil wawancara pada 10 Mei 2022 dengan kepala
ruangan didapatkan hasil bahwa ronde keperawatan sudah pernah
dilakukan di ruang A. Dalam kurun waktu 6 bulan terakhir, belum
ada ronde keperawatan dikarenakan belum ada pasien yang
memerlukan ronde keperawatan. Ronde keperawatan dilakukan jika
pasien tetap tidak ada perubahan setelah dilakukan perawatan di
ruangan. Selanjutnya, dilaporkan ke KIS (koordinasi, integrasi,
sinkronisasi) manajemen rumah sakit untuk dilakukan tindakan lebih
lanjut.
d) Sentralisasi obat
Sentralisasi obat (teknik pengelolaan obat penuh) adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada
pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran dan
pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat (Nursalam,
2007).
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 10 Mei 2022 di
ruang A didapatkan kegiatan sentralisasi obat ini sudah terlaksana
dengan adanya modifikasi, untuk semua pasien. Untuk buku
inventaris obat injeksi dan oral sudah ada buku khusus. Serta untuk
SOP sentralisasi obat di ruang A tersedia. Pembagian tugas dan
tanggung jawab sentralisasi obat dilakukan semua perawat dengan
sistem double check agar semua perawat bisa dan mengetahui tentang
obat yang akan diberikan kepada pasien.
Berdasarkan hasil observasi diruang A pengelolaan sentralisasi
obat sudah terdapat kulkas obat dan kegiatan oplos obat dilakukan di
nurse station. Dasar pemberian obat yang digunakan diruang A
adalah 5 benar (benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu,
21
benar rute ). Semua obat pasien berada di kotak pasien yang
tersimpan dalam kulkas. Alur pemberian obat dimulai dari
pemberian resep dokter spesialis setelah dilakukan pemeriksaan resep
diambil atau diserahkan pada petugas farmasi kemudian dibantu oleh
petugas ruangan, obat langsung diberikan kepada pasien dan obat
dikelola oleh perawat. Namun ada sedikit kekurangan dalam
sentralisasi obat yaitu perawat belum menunjukkan obat kepada
keluarga setelah diresepkan, perawat belum menjelaskan efek
samping obat, macam dan jumlah obat yang diberikan.
e) Supervisi
Supervisi merupakan suatu bentuk dari kegiatan manajemen
keperawatan yang bertujuan pada pemenuhan dan peningkatan
pelayanan pada pasiendan keluarga yang berfokus pada kebutuhan,
keterampilan, dan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas
menurut Nursalam (2015). Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan
peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang berfokus pada
kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat dalam
melaksanakan tugas.
Berdasarkan hasil wawancara pada 10 Mei 2022 di ruang A
didapatkan bahwa supervisi di ruang A dilakukan setiap malam hari.
Kepala ruang mengobservasi kerja perawat pelaksana dan ketika ada
perawat yang tidak melaksanakan tugas dengan baik baru saat itu
kepala ruang menegurnya. Kepala ruang sangat mendukung kegiatan
supervisi demi peningkatan mutu pelayanan keperawatan.
Berdasarkan hasil obsevasi diruang A didapatkan bahwa supervisi di
ruang A sudah dilaksanakan yaitu supervisor memberikan
reinforcement kepada perawat, menyampaikan RTL, namun
supervisor belum mendiskusikan pencapaian yang telah diperoleh
perawat.
f) Discharge planning
Discharge planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian
keputusan dan aktivitas-aktivitasnya yang terlibat dalam pemberian
22
asuhan keperawatan yang kontinu dan terkoordinasi ketika pasien
dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan (Potter & Perry,
2005).
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 9 Mei 2022 di ruang A
discharge planning sudah dilakukan. Berdasarkan hasil observasi di
ruang A kegiatan discharge planning yang telah dilakukan antara
lain: pendidikan kesehatan mulai dari pasien datang sampai pulang
terkait dengan penyakitnya, penjelasan tentang kontrol, obat,
aktivitas dan perawatan setelah di rumah, informasi tentang nomor
telepon layanan perawatan dan dokter.
g) Dokumentasi perawatan
Dokumentai keperawatan adalah segala sesuatu yang tertulis
atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti
bagi individu yang berwenang (Potter, 2005).
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 9 Mei 2022 diruang
A Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang A
berdasarkan SOR ( Source Oriented Report ) yaitu suatu sistem
pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga
kesehatan misalnya, dokter, perawat, ahli gizi, dan apoteker.
Format asuhan keperawatan sudah tersedia, dan perawat
bertanggung jawab mengisi lembar asuhan keperawatan SOAP harian
sesuai dengan jadwal dinas yang diisi oleh perawat jaga dan ketika
akan memberi laporan kepada dokter, perawat menggunakan
pendokumentasian sistem SBAR. Pendokumentasian asuhan
keperawatan dilaksanakan segera setelah klien masuk atau terjadi
masalah keperawatan. Di ruang ini untuk SOP terkait dengan
dokumentasi keperawatan sudah ada.
Berdasarkan hasil observasi di ruang A pelaksanaan
pendokumentasian keperawatan selalu ditulis setelah pasien masuk
ruangan. Terdapat SOP terkait dengan dokumentasi keperawatan.
1) Pengkajian
23
Berdasarkan hasil observasi didapatkan hasil pengkajian sudah
sesuai dan lengkap.
2) Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil observasi status pasien didapatkan hanya 1
diagnosa keperawatan saja
3) Intervensi
Dari hasil observasi status pasien di dapatkan bahwa semua status
pasien sudah tertulis adanya intervensi yang diberikan.
4) Implementasi
Dari hasil observasi tindakan keperawatan yang melaksanakan
implementasi keperawatan dilakukan oleh perawat pelaksana.
Implementasi keperawatan sudah ditulis di lembar status pasien
secara berkelanjutan.
5) Evaluasi
Dari hasil observasi status pasien evaluasi dilakukan menggunakan
SOAP dan di isi setiap shift.
24
b. Setiap pemberian pelayanan rawat inap dikenakan tarif pelayanan
kesehatan berupa biaya akomodasi dan jasa rumah sakit yang dibayar
oleh penderita dan dihitung untuk satu rawat inap dengan perhitungan
waktu check out setelah pukul 00.00 WIB.
c. Biaya perawatan tidak termasuk obat-obatan dan alat habis pakai.
d. Biaya konsultasi medis dikenakan pada semua kelas perawatan
demikian juga untuk yang pembayarannya dijamin oleh perusahaan atau
badan hokum yang telah diatur berdasarkan perjanjian tersendiri dengan
rumah sakit.
Pemberian pelayanan pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan
medis dan terapi, pemeriksaan dan tindakan diagnostik kasus, perawatan
jenazah, dikenakan biaya sendiri dengan tarif yang ditetapkan untuk jenis
pemeriksaan atau tindakan tersebut dan dibayar terpisah dari biaya
akomodasi atau biaya rawat inap.
1. Pelayanan rawat darurat
Tabel 2.14 Tarif Pelayanan Rawat Darurat
Kompeten
NO Jenis
Jasa layanan Jumlah
1. Konsultasi dokter pada Rp. 45.000 Rp. 45.000
kamar kelas II
2. Konsul ke dokter pada Rp. 30.000 Rp. 30.000
kamar kelas III
Rp 75.000
Sumber: Data dari Kepala Ruang A RS Bhayangkara Kediri, 9 Mei 2022
2. Pelayanan rawat inap
Tabel 2.15 Tarif Pelayanan Rawat Inap
Komponen
No Jenis Jasa Jasa
Jumlah
layanan perawatan
A. Kelas perawatan
1. Kelas II Rp 200.000 Rp 13.500 Rp 213.500
2. Kelas III Rp 165.000 Rp 12.000 Rp 177.000
25
Sumber: Data dari Kepala Ruang A RS Bhayangkara Kediri, 9 Mei 2022
3. Pelayanan Ambulance
Tabel 2.17 Tarif Ambulance
G. MARKETING (M-5)
26
Rumus = jumlah tempat tidur yang terisi x 100%
Jumlah tempat tidur seluruhnya
a) Jumlah BOR di Ruang A pada tanggal 9 Mei 2022
Tabel 2.18 Jumlah BOR di Ruang A
No. Shif Kelas II A1 Kelas II A2 Kelas III BOR
1. Pagi 3 bed 4 bed 17 bed 24/24x100
(semua (semua (semua =100%
terisi) terisi) terisi)
2. Siang 3 bed 4 bed 17 bed 24/24x100
(semua (semua (semua =100%
bed terisi) bed bed
terisi) terisi)
3. Malam 3 bed 4 bed 17 bed 24/24x100
(semua (semua (semua =100%
bed terisi) bed bed
terisi) terisi)
2. Kepuasan Pasien
Kepuasan merupakan sebagian tindakan perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya.
(Supranto, 2001)
Tabel 2.19 Kepuasan Pasien di Ruag X
HASIL TOTAL
NOMOR
RESPONDEN YA KADANG- TIDAK
SOAL
KADANG
X1 1-20 Soal 12 3 5
X2 1-20 Soal 19 1 0
X3 1-20 Soal 17 2 1
X4 1-20 Soal 15 4 1
X5 1-20 Soal 13 3 4
27
X6 1-20 Soal 14 6 0
X7 1-20 Soal 13 3 4
X8 1-20 Soal 19 1 0
X9 1-20 Soal 18 2 0
TOTAL 326 45 20
1. Ya 326 83%
2. Kadang-Kadang 45 11,5%
3. Tidak 20 5,5%
28
TOTAL 391 100%
H. ANALISIS SWOT
Tabel 2.21 Tabel Analisis SWOT M1-M5
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 M1 (MAN) S-W=
Internal Factor (IFAS) 2,8-2,2 =
STRENGHT 0,6
2. Adanya struktur organisasi 0.2 2 0.2x2= 0,4
a. S1 Keperawatan : 3 orang
b. D3 Keperawatan : 8 orang
c. Dokter Spesialis Paru : 2 orang
d. Dokter Spesialis Bedah : 2 orang
e. Dokter Spesialis Jantung : 3 orang
f. Dokter Spesialis Penyakit Dalam : 4
orang 0,2 3 0,2x3= 0,6
5. Adanya pelatihan perawat
a. BLS : 1
b. BTCLS : 12
TOTAL 1 2,8
29
Kelemahan (Weaknes) S-W=
1. Sebagian perawat belum mengikuti 0,3 3 0,3x3= 0,9 2,8-2,2 =
pelatihan MAKP 0,6
2. Sebagian perawat belum mengikuti 0,2 2 0,2x2= 0,4
TOTAL 1 2,2
Peluang (Oportunity) O-T =
1. Kerjasama dengan institusi 0,4 3 0,3x3= 1,2 3,0-3,4
2. Kerjasama dengan BPJS dan asuransi 0,3 4 0,3x3= 0,9 = -0,4
3. Adanya program akreditasi RS dari 0,3 3 0,3x3= 0,9
pemerintah dimana MAKP merupakan
salah satu penilaian.
TOTAL 1 3,0
Ancaman (Threats) O-T =
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk 0,3 4 0,3x4 = 1,2 3,0-3,4
pelayanan yang lebih professional. = -0,4
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat 0,2 3 0,2x3= 0,6
akan hukum.
3. Makin tingginya kesadaran masyarakatakan 0,2 3 0,2x3= 0,6
pentingnya kesehatan
0,3 3 0,3x3= 0,9
4. Persaingan antar - RS yang semakin kuat.
TOTAL 1 3,4
2. M2 (SARANA DAN PRASARANA) S-W =
Faktor internal (IFAS) 3,4-1,8 =
STRENGTH 1,6
30
0,1 3 0,1x3= 0,3
1. Tersedianya fasilitas perawat yang
memadai 0,1 2 0,1x2= 0,2
2. Terdapat ventilasi disetiap ruangan 0,2 4 0,2x4= 0,8
3. Terdapat alat-alat medis seperti nebulizer,
EKG, BVM dan lain-lain. 0,1 4 0,1x4= 0,4
4. Tersedianya wastafel cuci tangan, hand rub
serta tata cara langkah cuci tangan yang
benar 0,1 4 0,1x4= 0,4
hygiene.
3. Tidak ada ruang penunjang (misalnya 0,2 1 0,2x1= 0,2
TOTAL 1 1,8
Eksternal Factor (EFAS) O-T =
OPPORTUNITY (PELUANG) 3,1-3,0
1. Mempunyai sarana dan prasarana yang 0,2 2 0,2x2= 0,4 =0,1
memadai untuk pasien, tenaga kesehatan,
dan keluarga pasien.
0,5 3 0,5x3= 1,5
2. RS tipe B sekaligus RS pendidikan dan
31
rujukan
3. Pemeliharaan dan perawatan dari sarana 0,3 4 0,3x4= 1,2
dan prasarana penunjang kesehatan sudah
ada.
TOTAL 1 3,1
TREATHENED (ANCAMAN) O-T =
1. Makin tinggi kesadaran masyarakatakan 0,6 3 0,6x3= 1,8 3,1-3,0
pentingnya kesehatan. =0,1
2. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk 0,4 3 0,4x3= 1,2
MAKP S-W =
Internal Factor (IFAS) 3,5-5= -
1,5
STRENGTH
1. RS memiliki visi, misi, motto dan standar 0,3 4 0,3x4=1,2
32
TOTAL 1 3
Eksternal Factor (EFAS) O-T =
3,2-
OPPORTUNITY 3=0,2
1. Adanya mahasiswa S-1 Keperawatan 0,2 4 0,2x4=0,8
professionalisasi keperawatan
0,4 3 0,4x3=1,2
3. Adanya kebijakan RS tentang pelaksanaan
MAKP
TOTAL 1 3,2
TREATHENED O-T =
1. Persaingan dengan rumah sakit yang 0,3 4 0,3x4=1,2 3,2-
semakin ketat 3=0,2
2. Adanya tuntutan masyarakat yang semakin 0,2 4 0,2x4=0,8
33
tentang tanggung jawab dan tanggung
gugat perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan.
TOTAL 1 3,5
34
I. DIAGRAM LAYANG ANALISIS SWOT
W
M1 (0,6:0,4) S
M2 (1,6:0,1)
MAKP(1,5:0,2)
-1
Turn Around
(Negatif-Negatif) Diverivikasi (Positif
-3
35
T
Keterangan :
1. Kuadran I : Strategi Agresif (Positif-Positif) memungkinkan untuk terus
melakukan kegiatan memperbesar pertumbuhan dan perkembangan.
2. Kuadran II : Strategi Deversifikasi (Positif – Negatif) meskipun menghadapi
ancaman namun masih memiliki kekuatan internal sehingga diharapkan
memperbanyak strategi.
3. Kuadran III : Strategi Difensif (Negatif- Positif) memiliki peluang besar,
namun disisi lain juga memiliki kelemahan sehingga disarankan mengubah
strategi sebelumnya.
4. Kuadran IV : Strategi Trun Around (Negatif-Negatif) situasi yang tidak
menguntungkan dihadapkan pada kelemahan dan ancaman.
5. M1 (Man ) : (0,6 , -0,4) masuk kuadran II yaitu Diverifikasi, masalah: Sebagian
perawat belum mengikuti pelatihan MAKP, Sebagian perawat belum mengikuti
pelatihan managemen keperawatan, belum ada struktur organisasi MAKP primer,
Kurangnya ketenagakerjaan S1 Keperawatan + Profesi Keperawatan
6. M2 (Sarana & Prasarana) : (1,6 , 0,1) masuk kuadran I yaitu Agresif, masalah :
(Tidak ada)
7. M3 (method) :
a. MAKP (Model Asuhan Keperawatan Profesional) (1,5 , 0,2) masuk
kuadran I yaitu Agresif, masalah : sebagian perawat belum mengikuti
pelatihan MAKP,
J. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Ketenagaan (M1)
a. Jumlah perawat sudah mencukupi dengan jumlah pasien
b. Pembagian tugas sudah jelas
c. Sebagian perawat belum mengikuti pelatihan manajemen keperawatan
dan MAKP karena kebanyakan lulusan D3 Keperawatan
d. Semua perawat sudah mengikuti pelatihan BLS maupun BTCLS tetapi
sertifikat sudah tidak berlaku.
36
Prioritas masalah :
- Sebagian perawat belum mengikuti pelatihan manajemen keperawatan
dan MAKP
- Semua perawat sudah mengikuti pelatihan BLS maupun BTCLS tetapi
beberapa sertifikat sudah tidak berlaku
- Kurangnya ketenagakerjaan S1 Keperawatan + Profesi Keperawatan
2. Sarana dan Prasarana (M2)
a. Terpakainya sarana dan prasarana secara optimal
b. Tidak ada tempat pembuangan cairan infeksius
c. Penempatan safety box yang kurang tepat
Prioritas masalah :
- Penempatan safety box yang kurang tepat
- Tidak ada tempat pembuangan cairan infeksius
3. Metode (M3)
Penerapan model
a. Perawat mampu melaksanakan model yang diterapkan
b. Tercukupinya jumlah tenaga yang membantu optimalisasi penerapan
model yang digunakan
c. Hampir semua perawat mengetahui kebutuhan perawatan pasien secara
komprehensif
Prioritas masalah : belum ada
Dokumentasi keperawatan
Ronde keperawatan
37
Sentralisasi obat
Supervise
Operan
Discharge Planning
38
K. PRIORITAS MASALAH
1. Sebagian perawat belum mengikuti pelatihan manajemen keperawatan
dan MAKP
2. Semua perawat sudah mengikuti pelatihan BLS maupun BTCLS tetapi
beberapa sertifikat sudah tidak berlaku
3. Penempatan safety box yang kurang tepat
4. Tidak ada tempat pembuangan cairan infeksius
39
BAB III
PERENCANAAN
1. PENGORGANISASIAN
Untuk efektifitas pelaksanaan metode Asuhan Keperawatan
Profesional dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya
umum, kelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut:
Ketua : Gilang Prasetyo
Sekretaris : Desi Tia Tunika Putri
Bendahara : Dian Wulandari
Sie Perlengkapan : Diah Fitri Istifarin
Sie Humas : Hanan Agustin
Sie Dokumentasi : Suci Agustina
PJ Supervisi : Diah Fitri Istifarin
PJ Timbang Terima : Gilang Prasetyo
PJ Discharge Planning : Maulidiyatul Aisyah Dini P.
PJ Ronde Keperawatan : Nanda Wikrama Putri
PJ Sentralisasi Obat : Hanan Agustin
PJ Penerimaan Pasien Baru : Suci Agustina
Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan
pengorganisasian dalam pembagian peran sebagai berikut:
Karu : Nanda Wikrama
PS 1 : Maulidiyatul A.P.D
PS 2 : Suci Agustina
PS 3 : Hanan Agustin
PP 1 : Diah Fitri
PP 2 : Gilang Prasetyo
PP 3 : Desi Tia T.P
PP 4 : Dian Wulandari
40
2. STRATEGI KEGIATAN
41
a) Kelebihan MAKP Primer
1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil,
dan memungkinkan pengembangan diri
3. Pasien merasa dimanusiawikan karena terpenuhinya kebutuhan secara
individu.
4. Asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang
efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan
advokasi.
5. Dokter juga merasakan kepuasan dengan model primer karena
senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu
diperbarui dan komprehensif.
b) Kelemahan
1. Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,
kemampuan mengambil keputusan yang tepat
2. Menguasai keperawatan klinis, penuh pertimbangan, serta mampu
berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.
Tabel 3.1 Peran Masing-Masing Komponen Kepala Ruangan, Perawat
Primer dan Perawat Associate :
Kepala Ruangan Perawat Primer Anggota Tim
(KARU)
1. Perencanaan 1. Mengadakan 1. Memberikan asuhan
2. Pengorganisasian komunikasi dan keperawatan pada pasien
3. Pengarahan koordinasi dalam dibawah tanggung jawabnya
4. Pengawasan merencanakan asuhan 2. Kerjasama dengan anggota tim
keperawatan antartim
2. Membuat rencana 3. Memberikan laporan
pulang pasien jika
diperlukan
42
c) Penerapan MAKP
1) Penanggung Jawab: Desi Tia
2) Tujuan:Setelah dilakukan praktek manajemen keperawatan diharapkan
semua perawat di ruang A dan mahasiswa mampu melaksanakan MAKP
yang sesuai dengan benar.
3) Waktu:Pelaksanaan MAKP mulai tanggal 16 – 28 Mei 2022
4) Rencana Strategi :
a) Mendiskusikan bentuk dan penerapan model MAKP yang akan
dilaksanakan yaitu: Model Primer
b) Mengajukan proposal MAKP dan melaksanakan diseminasi awal
c) Sosialisasi hasil desiminasi
d) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat
e) Melakukan pembagian peran perawat
f) Menentukkan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat
g) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat
h) Menerapkan model MAKP yang sudah ditentukkan.
5) Kriteria evaluasi
a) Evaluasi struktur
1) Menentukkan penanggung jawab MAKP
2) Mendiskusikan bentuk dan penerapan MAKP yaitu Primer
3) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat
4) Melakukan pembagian peran perawat
5) Menentukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat
6) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat
b. Discharge Planning
Discharge Planning keperawatan merupakan komponen yang
terkait dengan rentang keperawatan. Rentang keperawatan sering pula
disebut dengan perawatan berkelanjutan yang artinya perawatan yang
dibutuhkan pasien di manapun pasien berada. Kegagalan untuk
memberikan dan mendokumentasikan perencanaan pulang akan berisiko
43
terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam
perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang baik terarah sehingga
apa yang disampaikan dapat dimengerti dan berguna untuk proses
perawatan dirumah.
e. Prinsip-Prinsip Discharge Planning
1) Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai
keinginan dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2) Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan
dengan masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang
nanti, sehingga kemungkinan masalah yang timbul dirumah dapat
segera diantisipasi.
3) Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif, perencanaan
pulang merupakan pelayanan multi disiplin dan setiap tim harus
saling bekerja sama.
4) Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas
yang ada.
5) Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang
disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia
maupun fasilitas yang tersedia di masyarakat.
6) Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan
kesehatan. Setiap klien masuk tatanan pelaayanan maka
perencanaan pulang harus dilakukan.
44
c. Alur Discharge Planning
Keadaan Pasien:
1. Klinis dan pemeriksaan
penunjang lain
2. Tingkat ketergantungan
pasien
Perencanaan pulang
Penyelesaian Lain-lain
Program HE:
administrasi a. Kontrol dan obat atau perawatan
b. Gizi
c. Aktivitas dan istirahat perawatan
diri
d. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah penegelolaan obat dimana seluruh obat
yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya
oleh perawat (Nursalam 2007). Pengendalian sentralisasi obat terhadap
pengguanaan dan konsumsi obat merupakan salah satu peran perawat
sehingga kontroling perlu dilakukan dalam suatu pola / alur yang
sistematis sehingga penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh
perawat sehingga resiko-resiko kerugian baik secara materiil maupun
secara non material dapat dieliminasi. Upaya sistematik meliputi uraian
terinci tentang pengelolaan ketat obat oleh perawat diperlukan sebagai
46
bentuk tanggung jawab perawat dalam menyelenggarakan kegiatan
keperawatan.
a. Teknik Pengelolaan Obat Kontrol Penuh (Sentralisasi)
Adalah pengelolaan obat di mana seluruh obat yang akan diberikan pada
pasien diserahkan sepenuhnya pada perawat. Pengeluaran dan pembagian
obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat
1. Penanggungjawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang
secara operasional dapat didelegasikan pada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan
obat
3. Penerimaan Obat
a) Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga
diserahkan kepada perawat
b) Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaan (bila perlu) dalam kartu control dan diketahui
(ditandatangani) oleh keluarga/klien dalam buku masuk obat.
Keluarga atau klien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan /
bilamana obat tersebut akan habis.
c) Klien/keluarga untuk selanjutnya mendapatkan salinan obat yang
harus diminum beserta kartu sediaan obat
d) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat
dalam kotak obat.
4. Pembagian Obat
a) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku
daftar pemberian obat.
b) Obat-obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh
perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku
daftar pemberian obat dengan terlebih dahulu dicocokkan
dengan kartu obat yang ada pada klien
c) Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek tiap pagi oleh kepala
ruangan atau petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan
dalam buku masuk obat. Obat-obat yang hampir habis akan
47
diinformasikan pada keluarga dan kemudian dimintakan kepada
dokter penanggungjawab pasien.
5. Penambahan Obat Baru
a) Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan route pemberian obat, maka informasi ini akan
dimasukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan
perubahan dalam kartu sediaan obat
b) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja)
maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan
selanjutnya diinformasikan pada keluarga dengan kartu khusus
obat.
6. Obat Khusus
a) Obat disebut khusus apabila: Sediaan memiliki harga yang
cukup mahal, Menggunakan route pemberian yang cukup sulit,
memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya diebrikan
dalam waktu tertentu / sewaktu saja.
b) Pemberian obat khusus dilakukan dengan menggunakan kartu
khusus obat, dilaksanakan oleh perawat primer
c) Informasi yang diberikan pada klien/keluarga: waktu pemberian,
efek samping, penanggungjawab pemberian, dan wadah obat
sebaiknya diserahkan / ditunjukkan pada keluarga setelah
pemberian. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat
pemberian obat.
48
b. Alur pelaksanaan sentralisasi obat
DOKTER
KOORDINASI
DENGAN PERAWAT
KLIEN/KELUARGA
FARMASI/APOTEK
KLIEN/KELUARGA
PENGATURAN DAN
PENGELOLAAN
OLEH PERAWAT
Bagan 3.3 Alur pelaksanaan sentralisasi obat modifikasi one day dose
Keterangan :
: Garis komando
: Garis koordinasi
49
d) Rencana Strategi :
1) Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat
2) Menyusun proposal sentralisasi obat
3) Melaksanakan sentralisassi obat dengan bekerja sama dengan
perawat, dokter dan bagian farmasi
4) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi
obat.
e) Kriteria Evaluasi
1) Struktur
a) Menentukan penanggung jawab sentralisasi obat
b) Menyiapkan format sentralisasi obat
2) Proses
a) Melaksanakan sentralisasi obat bersama – sama dengan
perawat, dokter dan farmasi
b) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan sentralisasi obat
3) Hasil
a) Klien menerima sistem sentralisasi obat
b) Perawat mampu mengelola obat
e. Supervisi
Supervisi adalah upaya untuk membantu penggunaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien.
Langkah - langkah supervisi
1. Pra Supervisi
a) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
b) Supervisor menetapkan tujuan
2. Pelaksanaan supervise
a) Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan alat ukur atau
instrumen yang telah disiapkan
b) Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan
pembinaan dan klasifikasi permasalahan
50
c) Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara dan
memvalidasi data sekunder
d) Supervisor mengklarifikasikan permasalahan yang ada
e) Supervisor melakukan tanya-jawab dengan perawat.
3. Pasca supervisi
a) Supervisor memberikan penilaian supervisi (F-Fair)
b) Supervisor memberikan feedback dan klarifikasi
c) Supervisor memberikan reinforcement dan follow up
perbaikan.
a. Alur supervisi
Kasi perawatan
PP 1 PP 2
Menilai kinerja
perawat
PA PA
a. Feed back
b. Koreksi atau pemecahan
masalah Kualitas pelayanan meningkat
Bagan Alur supervisi
c. Reward/reinforcement
Keterangan :
: Kegiatan supervise : Delegasi dan
supervise
Bagan 3.4 Alur Supervisi
51
b. Pelaksanaan supervisi
1. Penanggung jawab : Diah Fitri
2. Tujuan : Setelah dilaksanakannya praktek manajemen
mahasiswa profesi ners dan pihak ruang A
mampu melaksanakan supervisi secara baik,
benar dan terjadwal.
3. Waktu : Pelaksanaan aplikasi supervisi keperawatan
dilaksanakan mulai tanggal 16 Mei – 28 Mei
2022
4. Rencana strategi
a) Mengajukan proposal supervisi
b) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan dan
merevisi konsep supervisi yang selama ini dijalankan ruangan
c) Menentukkan materi supervisi keperawatan
d) Merevisi format supervisi
e) Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama perawat atau
bidang ruangan.
f) Mendokumntasikkan hasil supervisi keperawatan.
5. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) Mennetukan penanggung jawab supervisi keperawatn
2) Menentukan konsep supervisi keperawatan
3) Menentukan materi supervisi
b. Evaluasi proses
1) Melaksanakan supervisi keperawatan bersama perawat ruangan dan
supervisior
2) Mendokumentasi hasil supervisi keperawatan
c. Evaluasi hasil
1) Mahasiswa mampu melaksanakan superrvisi secara optimal
2) Supervisior mengevaluasi hasil supervisi
52
3) Supervisior memberikan feedback pada PP dan PA
f. Timbang Terima
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara
untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan
dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan secara
efektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan/belum dan perkembangan pasien saat itu.
Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan sempurna. Timbang
terima dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat
associate (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis
dan secara lisan.
1. Metode Pelaporan
53
Mekanisme atau alur Timbang terima
Klien
Rencana tindakan
Perkembangan
keadaan klien
6) Intervensi kolaboratif
55
2) Menyusun format timbang terima dan petunjuk teknis
pengisiannya.
3) Menyiapkan kasus kelolaan yang akan di gunakan sebagai materi
timbang terima
4) Menentukkan jadwal pelaksanaan timbang terima
5) Timbang terima dapat dilakukan secara lisan dan tertulis
6) Melaksanakan timbang terima bersama kepala ruanagan dan staf
keperawatan ruangan
7) Dilaksanakan pada setiap pergantian shift
8) Dilakukan oleh perawat primer sebagai penanggung jawab shift
9) Diiukuti oleh perawat dan mahasiswa yang akan dan telah dinas
10) Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan
keperawatan, rencana keperawatan, tindakan keperawatan dan
perkembangan kesehatan klien
11) Mendokumentasikan hasil timbang terima klien
5. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
1. Menentukan penanggung jawab timbang terima
2. Menyusun teknik timbang terima bersama staf keperawatan
3. Menentukan materi timbang terima
4. Menyiapkan status pasien
5. Persiapan status
b. Proses
1. Melaksanakan timbang terima bersama KARU dan staf
keperawatan
2. Timbang terima dipimpin oleh PP sebagai penanggung jawab shift
3. Timbang terima dilakukan di nurse station tidak boleh lebih dari 15
menit dan dilanjutkan 5 menit disetiap pasien
c. Hasil
1. Perawatan mampu melakukan pelaporan timbang terima yang
meliputi identitas, diagnosa medis, intervensi keperawatan yang
56
belum dilaksanakan, intervensi kolaboratif dan rencana umum
klien.
2. Dapat meningkatkan komunikasi antar perawat
3. Menjalin kerjasam yang bertanggung jawab antar perawat
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan bisa bersifat continue atau
berkesinambungan.
g. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan disamping
klien, membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus
tertentu yang dilakukan oleh perawat associate serta melibatkan
seluruh anggota tim.
1. Kriteria klien yang dilakukan ronde :
d) Kasus langka.
a) Persiapan
57
1) Penetapan kasus minimal 1 harisebelum waktu
pelaksanaan ronde keperawatan.
2) Pemberian informend consent kepada klien atau keluarga.
b) Pelaksanaan ronde
TAHAP PRA
RONDE PP
penetapan
58
Persiapan pasien :
Informed
consent
Lanjutan-diskusi di
Nurse station
Kesimpulan dan
rekomendasi solusi masalah
59
3. Menyusun proposal kegiatan ronde keperawatan (strategi dan
materi).
4. Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan dilakukan.
5. Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
6. Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan
7. Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan
dan staf keperawatan.
e. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a) Menetukan penanggung jawab ronde keperawatan.
b) Menetapkan kasus yang akan dirondekan.
c) Memberikan informend consent kepada klien atau keluarga.
2. Proses
a) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala
ruangan dan staf keperawatan.
b) Penjelasan tentang klien oleh PP dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan intervensi yang
telah dilaksanakan tetapi belum mampu mengatasi masalah
klien.
c) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
d) Pemberian masukan solusi tindakan yang lain yang mampu
mengatasi masalah klien tersebut.
3. Hasil
a) Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk
menyelesaikan masalah klien.
b) Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditindak lanjuti dan
dilaksanakan.
h. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi adalah catatan otentik yang dapat dibuktikan
atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Komponen dari
60
dokumentasi askep komunikasi, proses keperawatan dan standar
keperawatan.
f) Penelitian
9. Kerugian pendokumentasian
b) Umur
c) Nomor register
d) Diagnosa medis
h) Kolom intervensi
i) Kolom evaluasi
64
Diharapkan semua perawat dan mahasiswa
profesi ners di Ruang A mengetahui dan
mampu menerapkan pendokumentasian
secara baik dan benar.
3) Waktu : Pelaksanaan aplikasi dokumentasi dimulai
pada tanggal 16 Mei -28 Mei 2022
4) Pelaksanaan evaluasi pada minggu ke- 4
5) Rencana strategi
a) Mendiskusukan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai
dengan kasus Ruang A.
b) Merevisi format pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaa,
pelaksanaan dan evaluasi.
c) Menyiapkan format/pendokumentasian keperawatan.
d) Melaksanakan pendokumentasian bersama dengan perawat
ruangan.
5. Kriteria evaluasi
a. Struktur
1. Menentukan penanggung jawab kegiatan.
2. Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian sesuai
dengan kasus di Ruang A.
3. Menyiapkan format pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
4. Menyiapkan format/pendokumentasian keperawatan.
b. Proses
1. Penggunaan standar terminologi (pengkajian, diagnosa,
perencanaan, pelaksanaa dan evaluasi).
2. Data yang relevan dan bermanfaat dikumpulkan kemudian
dicatat sesuai dengan prosedur dalam catatan yang permanen.
3. Diagnosa keperawatan disusun berdasrkan klasfikasi dan analisa
data yang akurat.
4. Rencana tindakan keperawatan ditulis dan dicatat sebagai bagian
dari catatan yang permanen.
65
5. Observasi dicatat secara akurat, lengkap dan sesuai urutan
waktu.
6. Evaluasi dicatat sesuai dengan urutan waktu meliputi selam
dirawat, dirujuk, pulang ataupun perubahan status klien, respon
klien terhadap tindakan.
7. Rencana tindakan yang direvisi, berdasarkan hasil yang
diharapkan klien.
8.
66
i) Setelah klien sudah tenang dan situasi sudah memungkinkan
perawat memberikkan informasi kepada klien dan keluarga
tentang:
j) Letak kamar perawat, dokter, kamar mandi / WC dan dapur
k) Jam berkunjung
l) Persyaratan menunggu apabila diperlukkan : penunggu adalah
keluarga terdekat dan masing-masing klien hanya boleh satu
penungggu
m) Administrasi ruangan yang perlu diketahui
n) Sentralisasi obat
o) Tata cara pembayaran RS
p) Dokter, kepala ruangan dan perawat penanggung jawab klien
serta tenaga non keperawatan yang akan berhubungan dengan
klien
q) Tunjukkan alat-alat yang dapat digunakan klien (tempat tidur,
lampu, kipas angin, dll)
r) Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi
yang telah diberikkan
s) Apabila klien dan keluarga menyatakan bahwa sudah jelas
maka diminta untuk menandatangani inform consent
t) Perawat mempersilahkan anggota keluarga klien yang lain
untuk keluar.
3. Pelaksanaan penerimaan Pasien Baru
a) Penanggung jawab : Suci Agustina
b) Tujuan : Setelah dilaksanakannya manajemen
keperawatan diharapkan Ruang A atau menerapkan penerimaan
pasien baru secara baik dan benar sehingga dapat mengurangi
tingkat kecemasan klien
c) Waktu :Pelaksanaan aplikasi penerimaan
pasien baru mulai 16 Mei - 28 Mei 2022
d) Rencana Strategi
1. Menentukkan penanggung jawab penerimaan pasien baru.
67
2. Menyusun format penerimaan pasien baru dan petunjuk
teknis pengisiannya.
3. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan di gunakan sebagai
materi penerimaan pasien baru
4. Menentukkan jadwal pelaksanaan penerimaan pasien baru
5. Melaksanakan penerimaan pasien baru bersama kepala
ruangan dan staf keperawatan ruangan
6. Dilaksanakan pada setiap ada pasien baru yang masuk
diruang keloaan
7. Dilakukan oleh perawat primer sebagai penanggung jawab
shift
8. Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh
KARU, PP, dan PA, sedangkan pada shift sore dilakukan
oleh PP dan PA.
9. Mendokumentasikan hasil penerimaan pasien baru klien.
10. Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruangan,
perawatan (termasuk sentralisasi obat), medis, serta tata tertib
ruangan
e) Kriteria Evaluasi .
1. Struktur
a. Menentukan penanggung jawab penerimaan pasien baru
b. Menyusun teknik penerimaan pasien baru
c. Menentukan materi penerimaan pasien baru
d. Menyiapkan materi dan format penerimaan pasien baru
2. Proses
a. Melaksanakan penerimaan pasien baru bersama KARU dan
Staf
b. Penerimaan pasien baru diterima oleh PP sebagai
penanggung jawab shift
c. Pasien dijelaskan tentang orientasi ruangan, perawatan dan
tata tertib ruangan
3. Hasil
68
a. Penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar
b. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan
medis, serta tata tertib ruangan.
c. Pasien sudah menandatanganipenerimaan pasien baru dan
sentralisasi obat
69
3. PLANNING OF ACTION (POA)
PLAN OF ACTION
PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN
MAHASISWA IIK BHAKTI WIYATA KEDIRI DI RUANG A RS BHAYANGKARA
4 M2 : sarana Meningkatkan 1. Perawatan sarana dan prasarana 1. Sarana dan prasarana tersedia
prasarana pengelolaan yang telah tersedia dan layak pakai
Belum ada penempatan 2. Meningkatkan kerja sama dengan 2. Adanya spoelhoek untuk
spoelhoek sarana dan instalasi pengadaan sarana dan pembuangan cairan infeksius
untuk prasarana secara prasarana yang tidak layak di pakai
pembuangan tepat 3. Memberi masukan kepada ruangan
cairan untuk mengajukan penambahan
infeksius alat-alat kesehatan
Memberi masukan kepada ruangan
untuk menyediakan spoel hoek
5 M2 : Menempatkan 1. Perawatan sarana dan prasarana 1. Sarana dan prasarana
penempatan penempatan yang telah tersedia ditempatkan di tempat yang
safety box sarana dan 2. Memberi masukan kepada ruangan tepat, yang tidak dijangkau
yang kurang prasarana secara untuk menempatkan safety box pasien dan keluarga pasien
tepat tepat ditempat yang tidak terjangkau seperti tempat dekat sentralisasi
pasien dan keluarga pasien obat.