Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN STASE MANAJEMEN

KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP LANTAI 7


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SITI FATIMAH PROVINSI
SUMATERA SELATAN

Disusun Oleh :
Kelompok 2, 3, & 4

Pembimbing Klinik :
Ns. Benny Putra Pratama, S.Kep.
Ns. Liani Hariyantati Anha, S.Kep
Ns. Miranda Novalina, S.Kep

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI


MUHAMMADIYAH PALEMBANG
PROGRAM PROFESINERS
TAHUN PELAJARAN 2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena atas
segala rahmat dan karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
seminar ini. Makalah ini akan membahas tentang “Laporan Stase Manajemen
Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah
Provinsi Sumatera Selatan”.

Kami menyadari banyak kekurangan dalam makalah yang kami buat. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik maupun saran dari semua pihak untuk
perbaikan sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik.

Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermaanfaat bagi yang
membaca khususnya mahasiswa/i IKesT Muhammadiyah Palembang.

Palembang, April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB1 PENDAHULUAN
A. LatarBelakang.................................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................................. 3
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ..................................................... 3
C. Peserta ............................................................................................. 4
D. Metode Pengambilan Data .............................................................. 5
E. Kategori Penilaian ........................................................................... 5
BAB II PENGKAJIAN DATA...................................................................... 7
A. Profil dan Gambaran Umum Tentang Rumah Sakit Umum Daerah Siti
Fatimah Palembang ......................................................................... 7
1. Sejarah Perkembangan Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah
Palembang ................................................................................... 7
2. Visi, Misi, Dan Motto Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah
Palembang ................................................................................... 8
3. Direksi dan Pegawai .................................................................... 9
4. Fasilitas dan Pelayanan ............................................................... 10
5. Struktur Organisasi ...................................................................... 11
6. Denah Ruang Rawat Inap Lantai 7 RSUD Siti Fatimah.............. 12
B. Unsur (Teori Dan Data) Dan Analisis Input ................................... 13
1. Pasien .......................................................................................... 13
2. MAN (Sumber Daya Manusia...................................................... 13
3. Money .......................................................................................... 20
4. Material ....................................................................................... 20
5. Machine ....................................................................................... 25
6. Method ........................................................................................ 26
C. Unsur (Teori Dan Data) Dan Analisis Proses.................................. 30

3
1. Proses Pelayanan Keperawatan Sistem Pemberian Pelayanan
Keperawatan Profesional ............................................................ 30
2. Standar Asuhan Keperawatan (SAK) .......................................... 43
3. Standar Operasional Prosedur ..................................................... 47
D. Unsur (Teori Dan Data) Dan Analisis Output ................................ 48
1. Efisiensi Ruang Rawat (BOR, LOS, TOI, BTO) ........................ 48
2. Keselamatan Pasien (Patient Safety) .......................................... 49
BAB III PERENCANAAN............................................................................. 56
A. Permasalahan .................................................................................. 56
B. Analisa SWOT ................................................................................ 58
C. Skoring ............................................................................................ 59
E. Planning Of Action (POA) .............................................................. 60
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ............................................
BAB V PENUTUP .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 61

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan merupakanpelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien.Manajemen mengandung tiga prinsip pokok
yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan
sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai
tujuan organisasi, dan rasional dalam pengambilan keputusan
manajerial.Penerapan manajemen keperawatan memerlukan peran tiap
orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi masing-masing
melalui fungsi manajemen di rumah sakit (Nursalam, 2011).
Keberadaan rumah sakit sebagai suatu lembaga yang menyediakan
pelayanan jasa kesehatan seringkali menimbulkan tekanan psikologis dan
ekonmi bagi konsumennya.Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu
organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan
paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat (WHO, 2012).Rumah
sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat
penelitian medik (Kuntoro, 2010).
Salah satu tujuan pelayanan asuhan keperawatan adalah memelihara
kesehatan.Kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan (WHO,
2012). Sejalan dengan WHO pengertian sehat menurut UU Pokok
Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi
kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya
keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Dan dalam Undang-
Undang N0. 23 Tahun 1992, dimensi kesehatan mencakup 4 aspek, yakni:
fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi (Kemenkes, 2013 dalam
Sitorus dan Panjaitan, 2015).

5
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit
maupunsehat. Menurut UU No. 38 tahun 2014, perawat adalah seseorang
yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun
diluar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.Perawat merupakan salah satu ujung
tombak dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.Perawat dalam
kaitannya dengan pelayanan kesehatan yakni memberikan asuhan
keperawatan langsung pada pasien (Depkes RI, 2016).
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di
rumah sakit dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh
perawat. Oleh karena itu pelayanan keperawatan ini perlu mendapat
prioritas utama dalam pengembangan ke masa depan. Perawatharus mau
mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan
masyarakat, dan menjadi tenaga perawat yang professional.
Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling
berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling
berkepentingan oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan,
praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian
merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses
profesionalitas (Satrianegara dan Siti, 2016).
Pemberian asuhan keperawatan yang baik dan benar dapat
menjadikan kepuasan pasien yang tergantung pada kualitas pelayanan.
Pelayanan adalah semua upaya yang dilakukan karyawan untuk memenuhi
keinginan pelanggannya dengan jasa yang akan diberikan. Suatu
pelayanan dikatakan baiuk oleh pasien, ditentukan oleh kenyataan apakah
jasa yang diberikan bisa memenuhi kebutuhan pasien, dengan
menggunakan persepsi pasien tentang pelayanan yang diterima
(memuaskan atau mengecewakan, juga termasuk lamanya waktu
pelayanan) (Marquis dan Huston, 2017).
Kepuasan dimulai dari penerimaan terhadap pasien dari pertama kali
datang, sampai pasien meninggalkan rumah sakit. Pelayanan dibentuk

6
berdasarkan lima prinsip service quality yaitu kecepatan, ketepatan,
keramahan dan kenyamanan pelayanan. Dan pelayanan tersebut harus
dikelola secara professional melalui manajemen keperawatan (Nursalam,
2011).
Maka dalam manajemen keperawatan inilah mahasiswa program
porfesi ners IKesT Muhammadiyah Palembang diharapkan mampu
mengaplikasikan pengetahuan managerialnya dan mengelola ruangan
dengan pendekatan proses manajemen keperawatan di Ruang Rawat Inap
Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memahami manajemen keperawatan
baik pengelolaan sarana maupun kegiatan keperawatan dalam tatanan
klinik

2. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu menunjukkan kemampuan dalam hal :
a. Melakukan pengkajian di Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah
Sakit Umum Daerah Siti Fatimah
b. Menganalisis dan memprioritaskan masalah di Ruang Rawat Inap
Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah
c. Melaksanakan POA
d. Membuat analisis SWOT
e. Melakukan POAC dengan konsep manajemen keperawatan di
Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti
Fatimah

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pelaksanaan Praktik Klinik Manajemen Keperawatan Oleh
Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners STIKes Muhammadiyah Palembang

7
dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah
Siti Fatimah dari tanggal 12April s/d 24 April 2021.

D. Peserta
1. Mahasiswa
Praktik Klinik Keperawatan Stase Manajemen Keperawatan
Mahasiswa Program Profesi Ners STIKes Muhammadiyah Palembang
terdiri dari 22 mahasiswa yaitu :
a. Amanah Utami (21220003)
b. Anisa Putri Andhini (21220004)
c. Annisa Afianria Yoja Cindona (21220005)
d. Aprianti Rosidah (21220006)
e. Ayu Febrianti (21220008)
f. Gini Eka Cipta Putri (21220020)
g. Gisella Rara Aliende Azhari (21220021)
h. Icha Kritina (21220023)
i. Ila Afriliyana (21220024)
j. Lailatul Ulya (21220032)
k. Laily (21220033)
l. M. Sigit Novianto (21220034)
m. Moli Puspa Sari (21220038)
n. Nabila Salsabila (21220043)
o. Naura Nazifa (21220045)
p. Nezka Ilfi Putri (21220046)
q. Prayoga Wiguna (21220049)
r. Serli Yasmina Rahmania (21220062)
s. Sirdian Wahyu Pratama (21220063)
t. Tasya Menlangga Putri (21220068)
u. Viona Pithaloka Maharditha (21220069)
v. Weka Patriana (21220071)

8
2. Pembimbing
Pembimbing akademik dalam stase manajemen keperawatan ini yaitu:
Efroliza, S.Kep., Ns., M.Kep

E. Metode pengambilan Data


Metode pengambilan data yaitu dengan menggunakan metode kuesioner,
observasi, dan wawancara.
1. Observasi yaitu dengan melihat dan mengobervasi secara langsung
seluruh kegiatan yang ada diruangan.
2. Metode wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan
wawancara secara lisan kepada narasumber seperti kepala ruangan,
ketua tim, perawat pelaksana, pasien serta keluarga pasien.
3. Dokumen yaitu pengambilan data dari Arsip Ruangan Rawat Inap
Lantai 7

F. Kategori Penilaian
Berdasarkan kesepakatan kelompok, penilaian untuk hasil instrument
dikategorikan menjadi 4 yaitu, sebagai berikut :
1. Sangat Baik : 76 – 100 %
2. Baik : 51 – 75 %
3. Cukup : 26 – 50 %
4. Buruk : 1 – 25 %
Sumber : IKesT Muhammadiyah Palembang, 2021

9
BAB II
PENGKAJIAN DATA

A. Profil dan Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah
Palembang
1. Sejarah Perkembangan Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah
Palembang
RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan merupakanRumah
Sakit Umum Daerah Provinsi Sumatera Selatan yang dibangun atas inisiatif
Gubernur Sumatera Selatan Bapak Ir. H. Alex Noerdin untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya daerah Palembang dan
sekitarnya. Pembangunan rumah sakit menggunakan anggaran Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Rumah sakit ini merupakan milik
pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan akan dikelola sebagai badan
layanan umum daerah yang mempunyai kewenangan dalam mengelola
rumah sakit secara mandiri. Sehingga dengan status BLUD tersebut
diharapkan rumah sakit ini dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
profesional dan bermanfaat bagi masyarakat setempat.
Pendirian RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan di Palembang adalah sebuah rencana
yang sangat strategis dan cukup penting untuk mendukung Asian Games
2018 dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Provinsi Sumatera
Selatan. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit tipe B yang mempunyai
fasilitas lengkap di Provinsi Sumatera Selatan.Lokasi rumah sakit ini
terletak di Jalan Kol. H. Burlian Km 6.5 Palembang, berdampingan dengan
RS Mata dan RS Gigi Mulut yang berada di luas lahan 14 hektar. Rumah
sakit ini mempunyai 400 kapasitas tempat tidur, yang akan dibuka secara
bertahap dalam rangka persiapan sarana dan prasarana untuk mewujudkan
pelayanan yang berkualitas.
RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan memiliki Ruang Rawat
Inap di Lantai 7 Wings A dan Wings B. Penulis melakukan pengkajian di
unit kerja Ruang Rawat Inap Wings A dan B yang terdiri dari 39 bed untuk
pasien, 1 bed di ruang 701, 2 bed di ruang 702 dan 703, 8 bed untuk pasien

10
maternitas di ruang 704-708, 22 bed untuk pasien dewasa bedah dan non-
bedah diruang 712-723, 2 bed di ruang isolasi kebidanan dan 4 bed untuk
pasien iso di ruang 710 dan 711,

Gambar 2.1 RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan

2. Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah
Palembang
a. Motto
“Kami selalu terdepan melayani kesehatan anda”.
b. Visi
Terwujudnya Rumah Sakit Umum Rujukan Provinsi dan Rumah
Sakit Pendidikan yang mewujudkan pelayanan yang bermutu,
professional, efisien dengan standar pelayanan kelas dunia.
c. Misi
1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu,
prima, informatif, dan efektif dengan tetap memperhatikan aspek
sosial kemasyarakatan.
2) Menyelenggarakan pelayanan yang mengutamakan keramahan,
kecepatan, keselamatan, keamanan, kemudahan, dan kenyamanan.
3) Memberikan pelayanan rujukan yang berfungsi sebagai pusat
rujukan tertinggi dengan menggunakan teknologi modern dan
pelayanan kesehatan secara komprehensif kepada masyarakat.

11
4) Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan yang berkesinambungan
sesuai dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
5) Menciptakan SDM yang mempunyai daya saing tinggi dan loyal
terhadap organisasi.
6) Mengembangkan pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang
terintegrasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
7) Menjalin kerja sama dengan institusi terkait untuk meningkatkan
kinerja.
8) Mewujudkan sistem manajemen Rumah Sakit yang mampu
meningkatkan kesejahteraan seluruh karyawan dan menjamin
kepastian hukum secara transparan, akuntabel, dan auditabel.
9) Membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekitar.

3. Direksi dan Pegawai


a. Direksi
1) Direktur RSUD :
dr. Syamsuddun Isaac Suryamanggala, Sp. OG (plt)
2) Wakil Direktur Medik dan Keperawatan :
dr. Asep Zainuddin, Sp. PK
3) Wakil Direktur SDM, Humas dan Protokol, Pemasaran dan Kemitraan
: dr. Syamsuddun Isaac Suryamanggala, Sp. OG (plt)
4) Wakil Direktur Umum, Keuangan dan Pengelolaan Barang Milik
Daerah : MeidiArtata, S.E., Ak., M.Comm
b. Pegawai
Keseluruhan pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah
Palembang pada tahun 2021, pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Siti
Fatimah Palembang terdiri dari Dokter Spesialis, Dokter Umum,
Perawat, Bidan, dan Non-medis.
Di Ruang Rawat Inap Lantai 7 jumlah perawat sendiri terdapat 23
perawat beserta kepala ruangan, ketua tim, dan pj shift.

12
4. Fasilitas dan Pelayanan
Dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat Rumah
Sakit Umum Daerah Siti Fatimah Palembang mempunyai pelayanan sebagai
berikut :
a. Fasilitas Umum
1) Bank Sumsel Babel
2) Area Parkir Kendaraan
3) Ruang Tunggu
b. Pelayanan Khusus
1) Instalasi Gawat Darurat
2) Instalasi Rawat Jalan
3) Instalasi Rawat Inap
4) Instalasi Laboratorium
5) Instalasi Radiologi
6) Medical Check Up

5. Struktur Organisasi

13
Denah Ruang Rawat Inap Lantai 7 RSUD Siti Faatimah

Ruang
723 722 721 720 719 718 717 716 715 Pelepasan
714710
713
712
711
APD
Security Station

Ruang Ruang
penyimpa penyimpa MeetingRuang
room Alkes
nan alat nan obat
Nurse
Head NurseLinen Station
Instalationbersih Linen Bersih

Ruang
Mandiin Bayi

Head 702 703 704 709


707
708
701 705 705 706
Instalation 708

14
708
B. Unsur (Teori dan Data) dan Analisa Input
1. Pasien
Pasien adalah orang yang memiliki kelemahan fisik atau mentalnya
menyerahkan pengawasan dan perawatannya, menerima dan mengikuti
pengobatan yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2016).
Total pasien di ruang Rawat Inap Lantai 7 RSUD Siti Fatimah Palembang
pada bulan November 2020- Maret 2021 berjumlah 441 pasien.

Tabel 2.1

Jumlah Pasien bulan November 2020-Maret 2021 di Ruang Rawat Inap


RSUD Siti Fatimah Palembang

No Penyakit Jumlah
1. November 2020-Maret 2021 441
Total 441
Sumber : Arsip Ruang Rawat Inap Lantai 7, 2021

Tabel 2.2

10 Penyakit Terbanyak periode Bulan Maret 2021 di Ruang Rawat Inap


RSUD Siti Fatimah Palembang

No Penyakit Jumlah
1. Neonatus sehat 13
2. SC 11
3. CHF 9
4. HHD 9
5. DLI 8
6. DM Tipe 2 7
7. Pneumonia 6
8. Cholelitiasis 5
9. Ileus Obstruktif 5
10. TB Paru 5
Total 78
Sumber : Arsip Ruang Rawat Inap Lantai 7, 2021

Dari data tabel 2.2 dapat dilihat bahwa dari 78 kasus yang terjadi sebagian
besar berasal dari penyakit Neonatus sehat sebesar 13 kasus dan data yang
terkecil adalah Cholelitiasis, Ileus Obstruktif dan TB paru sebesar 5 kasus.

2. MAN (Sumber Daya Manusia)


Menurut UU no 38 tahun 2014, perawat adalah seseorang yang telah lulus
pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun diluar negeri yang diakui

13
oleh pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.Pendekatan perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan.
Berdasarkan dari hasil data di Ruang Rawat Inap Lantai 7 RSUD Siti
Fatimah Palembang didapatkan jumlah tenaga pelaksanaan sebanyak 23 orang
dengan perincian 1 orang sebagai kepala ruangan dengan 2 orang sebagai Ketua
Tim (Primary Nurse) dengan masing-masing tim memiliki 6 orang Perawat
Pelaksana dan 4 orang bidan Tim Wings A, dan 10 orang perawat pelaksana Tim
Wings B (Associate Nurse).
Rawat Inap Lantai 7 RSUD Siti Fatimah Palembang menerapkan
pembagian 3 shift yaitu shift pagi, shift sore, dan shift malam. Jumlah perawat
yang bertugas dalam setiap shift ditentukan oleh Kepala Ruangan. Jumlah
perawat yang bertugas shift pagi secara menetap adalah Kepala Ruangan, Ketua
Tim serta perawat lain bertugas sesuai jadwal shift. Pendekatan dalam
perhitungan kebutuhan tenaga perawat di Ruang Rawat Inap Lantai 7 RSUD Siti
Fatimah Palembang adalah sebagai berikut:
Model Pendekatan dalam Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Beberapa model pendekatan pendapat yang dapat dilakukan dalam
perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah:
a) Berdasarkan klasifikasi pasien menurut Depkes RI:
Loss day

jumlah hariminggu dalam 1 tahun+cuti +hari besar


loss day= x Jumlah Perawat
jumlah hari kerja efektif

Non Nursing Job

( jumlah tenaga keperawatan+loss day )


non nursing job= x 25
100

b) Berdasarkan rumus Douglas


Douglas (1984, dalam Minetti Huchinson, 1994) menetapkan jumlah perawat
yang dibutuhkan dalam 1 unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien,
dimana masing-masing kategori mempunyai nilai standar /shift nya, yaitu
sebagai berikut:

14
Tabel 2.3
Standar Perhitungan Tenaga Perawat Menurut Douglas
Jumlah Kebutuhan Perawat
Tingkat Ketergantungan
Pagi Sore Malam
Minimal 0,17 0,14 0,07
Parsial 0,27 0,15 0,10
Total 0,36 0,30 0,20

Sumber : Nursalam, 2011


Sedangkan klasifikasi derajat ketergantungan klien terhadap
keperawatan menurut Douglas berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1) Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1-2 jam / 24 jam, dengan
kriteria :
- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
- Makan dan minum dilakukan sendiri
- Ambulasi dengan pengawasan
- Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shiff
- Pengobatan minimal, status psikologi stabil
- Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
2) Perawatan partial memerlukan waktu 3-4 jam / 24 jam dengan kriteria :
- Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
- Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
- Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
- Folley catheter/intake output dicatat
- Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan memerlukan
prosedur
3) Perawatan maksimal atau atau total memerlukan waktu 5 – 6 jam / 24 jam
dengan kriteria :
- Segalanya diberikan / dibantu
- Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
- Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena
- Pemakaian suction
- Gelisah / disorientasi
- Penurunan kesadaran

15
c) Berdasarkan rumus Gillies
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat dirumuskan dengan
perhitungan sebagai berikut :
jumlah jam perawatan yang dibutuhkan pertahun
Tenaga Perawat =
jumlah jam kerja perawat pertahun x jam kerja perawat perhari

2) Kajian Data
Berdasarkan hasil observasidi ruangan didapatkan jumlah tenaga medis di
Ruang Rawat Inap Lantai 7 RSUD Siti Fatimah Palembangterdiri dari 1 Kepala
Ruangan, 2 Ketua Tim, dan 16 orang Perawat Pelaksana, 4 Bidan dan dibagi
menjadi 3 shift jaga yaitu :
- Shift pagi : 07.00 - 14.00 WIB
- Shift sore : 14.00 - 21.00 WIB
- Shift malam : 21.00 – 07.00 WIB
Pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga perawat di Ruang Rawat
Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah Palembang adalah
sebagai berikut :
a) Menurut Gillies
Jumlah tenaga perawat untuk ruang penyakit dalamdengan jumlah
tempat tidur adalah 39 TT dapat dihitung dengan BOR rata-rata dari 1 bulan
terakhir adalah 41,6 %, sebagai berikut:
Berdasarkan Rumus Gillies adalah:
RuangRuang Rawat Inap Lantai 7
Tenaga Perawat (TP) = A x B x 151
(365 – C) x jam kerja/hari
Keterangan:
A: Jam efektif / 24 Jam = 7 Jam
B: Sensus harian BOR x TT = 41,6% x 39
C: jumlah hari libur (22 hari), 151 = jumlah hari kerja dalam 5 bulan
(November 2020-April 2021)

16
Untuk Ruang Rawat Inap Lantai 7 dengan jumlah 39 tempat tidur, BOR rata-
rata per bulan dalam periode bulan Maret 2021 adalah 41,6%. Maka tenaga
keperawatan:

7 x (41,6% x 39) x 151 = 17.148,768 = 18,9 Perawat


(151-22) x 7 903
Jadi jumlah tenaga perawat Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum
Daerah Siti Fatimah Palembangmenurut Gillies (1982) adalah 19 orang.

Analisis
Tabel 2.4
Perbandingan Perhitungan dan Kenyataan Ketenagaan dengan perhitungan
Gillies di Ruang Rawat Inap Lantai 7 RSUD Siti Fatimah Palembang
Rumus Jumlah tenaga yang Jumlah Keterangan
penyedian dibutuhkan/hari tenaga yang
tenaga kerja ada saat ini

Gillies 22 orang 23 orang Lebih

Berdasarkan hasil dari perhitungan tenaga perawat yang telah


dilakukan dengan menggunakan formula gillies menunjukkan bahwa jumlah
perawat yang dibutuhkan dalam sehari sebanyak 19 orang ditambah 1 orang
Kepala ruangan dan 2 ketua tim, sedangkan jumlah perawat yang bertugas di
ruangan ada sebanyak 23 orang, jadi hasil perhitungan dan kenyataan dalam
ruangan ruangan lebih 1 orang ketenagaan.

b) Menurut Rumus Depkes RI 2005


Jumlah pasien yang digunakan dalam perhitungan rumus ini berdasarkan
jumlah pasien yang dirawat di Ruang Rawat Inap Lantai 7 pada tanggal 14
April 2021 yaitu sebanyak 16 orang.
1) Jumlah perawatan/hari = jumlah klien x rata-rata perawatan
= 16 x 7 jam
= 64 jam

jumlah jam perawatan diruangan perhari


2) Kebutuhan tenaga =
jam efektif perawat
= 64 / 7
= 9,14 dibulatkan menjadi 9 orang

17
3) Loss Day

jumlah hariminggu dalam 5 bulan+ cuti+hari besar


loss day= x Jumlah Perawat
jumlah hari kerja efektif

( 22+ 4+ 11 ) x 9 333
= = =¿ 2, 58 dibulatkan menjadi 3hari
(151−22) 129

4) Non Nursing Job

( jumlah tenaga keperawatan+loss day )


non nursing job= x 25
100

( 23+3 ) x 25 650
= =
100 100

= 6,5 dibulatkan menjadi 7 orang

5) Faktor Koreksi = loss day + non nursing job


= 3 + 7 = 10 orang
6) Jumlah kebutuhan tenaga
Jumlah tenaga = kebutuhan tenaga + faktor resiko
= 9 + 10 = 19 orang

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan di Ruang Rawat Inap Lantai 7 RSUD
Siti Fatimah Palembang adalah 19 orang.

Analisis:

Tabel 2.5
Perbandingan Perhitungan dan Kenyataan Ketenagaan dengan perhitungan
Depkes RI di Ruang Rawat Inap Lantai 7 RSUD Siti Fatimah Palembang
Rumus Jumlah tenaga Jumlah tenaga Keterangan
Penyediaan yang yang ada saat ini
Tenaga Kerja dibutuhkan/hari
Depkes RI 22 23 lebih
Berdasarkan hasil dari tabel diatas didapatkan hasil perhitungan
tenaga perawat yang telah dilakukan dengan menggunakan formula Depkes
RI menunjukkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam sehari sebanyak 19
orang ditambah 1 orang Kepala ruangan dan 2 ketua tim, sedangkan jumlah
perawat yang saat ini bertugas di Ruang Rawat Inap Lantai 7 RSUD Siti
Fatimah Palembang ada 23 orang sehingga kenyataan dalam ruangan lebih 1
orang ketenagaan.

18
c) Menurut Douglas
Perhitungan jumlah tenaga perawat menurut douglas berdasarkan
tingkat ketergantungan adalah sebagai berikut, berdasarkan hasil observasi
yang telah dilakukan di Ruang Rawat Inap Lantai 7analisa jumlah tenaga
kerja diruangan didapatkan hasil bahwa pasien dengan ketergantungan total
sebanyak 2 orang dan 12 orang memiliki ketergantungan parsial dan 2 orang
dengan ketergantungan minimal.

Tabel 2.6
Perbandingan Perhitungan dan Kenyataan Ketenagaan dengan perhitungan
Douglas di Ruang Rawat Inap Lantai 7 RSUD Siti Fatimah Palembang
Klasifikasi Shift Dinas
Pagi Siang Malam
Minimal 0,17 x 2 = 0,34 0,14 x 2 = 0,28 0,07 x 2 = 0,14
Parsial 0,27 x 12 = 3,24 0,15 x 12 = 1,8 0,10 x 12 = 1,2
Total 0,36 x 2 = 0,72 0,30 x 2 = 0,6 0,20 x 2 = 0,4
Jumlah 4,3 2,68 1,74
Maka dapat disimpulkan:
- Jumlah perawat yang dibutuhkan pada shift pagi adalah 4 orang
- Jumlah perawat yang dibutuhkan pada shift siang adalah 3 orang
- Jumlah perawat yang dibutuhkan pada shift malam adalah 2 orang
- Total perawat yang dibutuhkan dari 3 shift adalah 9 orang.
Menurut perhitungan Douglas yang dibutuhkan sesuai dengan ketergantungan
pasien, tenaga perawat yang dibutuhkan oleh Ruang Rawat Inap Lantai 7 adalah 9
orang ditambah 1 orang Kepala ruangan dan 2 ketua tim dengan total 13 orang

Kesimpulan
Dari hasil perhitungan ketiga rumus kebutuhan tenaga perawat diatas dapat
dibandingkan sebagai berikut:
Tabel 2.7
Perbandingan Perhitungan dan Kenyataan Ketenagaan dengan 3 rumus
perhitungan di Ruang Rawat Inap Lantai 7 RSUD Siti Fatimah Palembang
Metode Hasil perhitungan Tersedia Keterangan

Gillies 19 23 Lebih

Depkes RI 19 23 Lebih

Douglas 13 23 Lebih

19
3. Money
a. Kajian Teori
Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 pendapatan asli daerah
adalah sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang
bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli
daerah yang sah. Salah satu fungsi rumah sakit adalah memberikan
pelayanan kesehatan bagi petugas medis maupun non medis.
Sistem keuangan Rumah Sakit yang merupakan salah satu kegiatan dari
manajemen keuangan adalah sasaran pertama yang harus diperbaiiki agar
dapat memberikan data dan informasi yang mendukung para manajer Rumah
Sakit dalam pengambilan keputusan maupun pengamatan serta pengendalian
kegiatan rumah sakit.

b. Kajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian di Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit
Umum Daerah Siti Fatimah Palembang menggunakan pembiayaan yang
didapakan dari APBN, APBD dan BLUD (dana rumah sakit) yang bersumber
dari pasien umum, BPJS dan pasien dengan jaminan kesehatan lainnya.

4. Material
a. Kajian Teori
Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan keperawatan yang
meliputi kebutuhan (jumlah, jenis, dan spesifikasi) serta pengelolaannya
dalam upaya mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas.(Depkes,
2011).
1) Alat Tenun
Alat tenun merupakan penetapan kebutuhan alat tennun berdasarkan
jumlah, jenis, dan spesifikasi menjamin tersedianya alat tenun yang
memadai untuk mencapai pelayanan keperawatan.
Tabel 2.8 Standar Alat Tenun di Ruang Rawat Inap

20
No Nama Barang Ratio Pasien Alat
1 Sprei 1:5
2 Taplak meja 1:3
3 Handuk kecil 1:3
4 Sarung bantal 1:6
5 Baju pasien 1:5
6 Perlak 1:5
7 Celana 1:5
Sumber: Depkes, 2011
2) Keperawatan
Penetapan kebutuhan alat keperawatan baik dari segi jumlah, jenis dan
spesifikasi menjamin tersedianya alat keperawatan yang memadai untuk
mencapai tujuan pelayanan keperawatan :
Tabel 2.9 Standar Alat Keperawatan di Ruang Rawat Inap
No Nama Barang Ratio Pasien alat
1 Stetoskop 2/Ruangan
2 Tensi Meter 2/Ruangan
3 Bak Instrumen Besar 2/Ruangan
4 Bak Instrumen Kecil 2/Ruangan
5 Bengkok 2/Ruangan
6 Standar Infus 1:2
7 Korentang 2/Ruangan
8 Gunting Perban 2/Ruangan
Sumber: Depkes, 2011
3) Alat rumah tangga
Penetapan kebutuhan alat rumah tangga baik dari segi jumlah, jenis,
spesifikasi menjamin tersedianya alat rumah tangga yang memadai
untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan.
Tabel 2.10 Tabel Standar Alat Rumah Tangga
No Nama Barang Ratio Pasien Alat
1 Nampan 1-3/ruangan
2 Plato/piring makan 1:1
3 Piring snack 1:1
4 Gelas 1:2
5 Tatakan dan tutup gelas 1:2
6 Sendok 1:2
7 Garpu 1:2
8 Kran air 1:1
9 Baki 5/ruangan
10 Tempat sampah pasien 1:1
11 Senter 2/ruangan
Sumber :Depkes, 2011

21
b. Kajian Data
1) Alat dan Bahan
Tabel 2.11 Standar Alat dan Bahan di Ruang Rawat Inap
No Peralatan Jumlah Keterangan
Saat Ini
1 ALKES
1) Trolley tindakan 2 1 Wa & 1Wb
2) Tensimeter Manual 2 1 Wa & 1Wb
3) Stetoskop Anak 1 Wa
4) Wheel chair/ kursi roda 2 1 Wa & 1Wb
5) Defibrilator 0 -
6) Laringoskop Dewasa 1 Wings B
7) Ambu Bag Dewasa 1 Wings B
8) Timbangan Dewasa 1 Wings B
9) Kulkas Obat 0 -
10) Temperatur Suhu Ruangan 0 -
11) Temperatur Suhu Kulkas 0 -
12) Oksigen portable sedang 4 1 Wa & 3 WB
13) Pen light 2 1 Wa &1 Wb
14) Glukometer 1 -
15) Torniquit 1 Wings B
16) Set Laringoskop Aduld 1 Wings B
17) Set Laringoskop Anak 1 Wings B
18) Set Laringoskop Pediatrik 1 Wings A
19) Bedside Monitor & mobile 3 1 Wa & 2Wb
Bracket
20) Oksigen Flow meter 0
21) Tiang Infus mobile 0 Wings B
Paramoun
22) Film Viewer 2 Wings B 1 di lt 4
23) Pulse Oximetry for Adult 1 Wings B
24) Pulse Oximetry bayi 1 Wings A
25) Lampu periksa/examination 1 Wings B
26) Emergency Trolley 2 Wings A&B
27) ECG Philips 3 -
28) Timbangan Bayi 3 1 Wa & 2Wb
29) Baby Tafle 0 -
2 Rumah Tangga Jumlah Keterangan
Saat Ini
1) Dispenser Arisa (3 Suhu) + 16 -
Galon 16 -
2) Galon Kran 5 -
3) Dispenser Miyako (2 suhu) 5 -
+ galon
4) Keranjang Obat pasien 0 -
( untuk cairan/ hari, obat-
obatan dan BMHP)
5) Box Set (Labor) 1 Wings B
6) Box Darah 0 -
7) Trolley Linen Kotor 0 -

22
8) Trolley Linen Bersih 0 Wings A&B
9) Kotak sampah sedang warna 19
abu-abu (yang diinjak)
10) Kotak sampah sedang warna 9 Wings A&B
kuning (yg diinjak)
11) Kotak sampah sedang warna 5 Wings A&B
hijau (yg diinjak)
12) Rak Status 0
13) Box Container ukuran 0 Untuk membawa
sedang (yang ada alat bersih dan
penutupnya) kotor ke CSSD
14) Keset Kaki (abu-abu) 65 30 Wa & 35 Wb
3 Alat Tenun Jumlah Kreterangan
Saat Ini
1) Laken kingkoil 10 Wings A&B
2)  Bed Cover Kingkoil 30 Wings A&B
3) Selimut 10 Wings A&B
4)    Bantal 35 Wings A&B
5)    Perlak Dewasa 20 Wings A&B
6)   Handuk Dewasa 10 Wings A&B
7)   Waslap 15 Wings A&B
8) Baju Pasien Perempuan 0/0/0/0 -
ukuran S/M/L/XL
9) Baju Pasien Laki-laki ukuran 0/0/0/0 -
S/M/L/XL

10) Setelan Baju bayi 0 -


Perempuan
11) Setelan Baju Bayi Laki-laki 0 -
12) Seset sarung tangan dan 0 -
kaki bayi
13) Topi 0 -
14) Handuk bayi 9 -
15) Kelambu box bayi 5 -
16) Bantal bayi 0 -
17) Laken Merk RSUD 10 -
18) Stik Laken 30 -
19) Gaun Reuse 77 -
4 IT Jumlah Keterangan
Saat Ini
1) Kamera CCTV 0 -
2) Komputer 2 1Wa &1Wb
3) Mouse 2 1Wa &1 Wb
4) Keyboard 2 1Wa &1Wb
5) Printer 1 1 Wb
6) Kabel Lan 2 1Wa &1Wb
5 ATK Jumlah Keterangan
Saat Ini
  1) Buku ekspedisi besar,sedang, 8/8/8 Wings a dan b
kecil, panjang
  2) Map bantek untuk status 15
pasien dan Arsip Ruangan
  3) File box 40

23
  4) Necis besar dan kecil 2-/1 Wings a dan b
  5) Pembolong kertas kecil dan 0./1
Besar
  6)  Tempat isolasi 2 Wings a dan b
  7)  Pena Merah,Biru,Hitam 2
  8)  Pensil 1
  9)  Tip x 2
  10)  Gunting besar dan kecil 0/.1
  11)  Kertas A4 4
  12)  Kertas F4 4
  13)  Map foder 8
  14)  Cutter 1
  15) Spidol permanen dan boar 02/02
maker
  16)  Penghapus 1
  17)  Amplop besar/kecil 1/1
  18)  Penggaris besar 1
  19)  Batrai jam 10
  20)  Lem kertas 0
  21) Double tape 2
  22) Stempel pembatas (Warna- 0
Warni)
  23) Map File 1
  24) pembatas warna-warni 1
6 Meubelleur Jumlah Keterangan
Saat Ini
1)    Lemari Dokumen  1 Wings A
2)    Lemari Alkes 2 1 Wa &1 Wb
3)    Lemari Linen 2 1Wa &1Wb
4)    Loker Pegawai 4 2Wa &2Wb
5)    Lemari Pakaian 0 -
6)    Lemari Obat 2 1Wa &1Wb
8) Sofa Bed 16 Lantai 7
9) Meja Kantor 3 Wings B
10) Lemari perlengkapan Bayi, 0 -
bagian atas ada kasur bayi
bahan perlak
11) Set Meja makan+ Kursi 1 Wings b
makan

11) Kursi tunggu panjang deret 5 0 -


12) Kursi Kerja Beroda 15 -
13) Kursi Kuliah yang ada meja -
0
16) Meja sofa
17) Meja rapat 0 -
18) Kursi tunggu panjang deret 3/ 1 Wings B
deret 5 Wings B
5

Analisis

24
Berdasarkan hasil pengkajian di Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit
Umum Daerah Siti Fatimah Palembang didapatkan bahwa peralatan yang
digunakan di Ruang Rawat Inap Lantai 7 sudah memenuhi standar dengan baik.
Namun, adanya kekurangan bahan yang diharapkan dimiliki oleh Ruang Rawat
Inap Lantai 7 yaitu perlengkapan bahan linen seperti pakaian pasien dewasa dan
pakaian bayi yang dibutuhkan lebih banyak untuk meningkatkan personal
hygiene pasien dan agar dapat membedakan antara pasien dan keluarga pasien di
Ruang Rawat Inap Lantai 7.

5. Machine
a. Kajian Teori
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah
energi untuk melakukan membantu pelaksanaan tugas manusia. Biasanya
membutuhkan sebuah masukan sebagai dorongan untuk mengirim energi
yang telah diubah menjadi sebuah keluaran yang melakukan tugas yang telah
di setel, machine atau mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau
menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.

b. Kajian Data
Tabel 2.12 Standar alat di Ruang Rawat Inap
No Peralatan Jumlah Keterangan
Saat Ini
1) Defibrilator 0 -
2) Glukometer 1 Dipinjamkan dari
labor sdh
dikembalikan(Ru
sak)
3) Bedside Monitor & mobile 3 1 Wa & 2 Wb
Bracket
4) Oksigen Flow meter 0 -
5) Emergency Trolley 2 1 Wa &1Wb
6) ECG Philips 3 1 Wa & 2Wb
7) Timbangan Bayi 0 -
8) Baby Tafle 0 -

Analisis
Berdasarkan hasil pengkajian di Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit
Umum Daerah Siti Fatimah Palembangdidapatkan bahwa peralatan yang
digunakan di Ruang Rawat Inap Lantai 7 sudah memenuhi standar dengan
kualitas yang baik. Namun, adanya kekurangan alat yang diharapkan dimiliki

25
oleh Ruang Rawat Inap Lantai 7 yaitu Defibrillator Portable yang berguna apabila
terjadi keadaan kegawatan pada pasien.

6. Method
a. Standar Asuhan Keperawatan
Kajian teori
Standar perawatan adalah uraian tingkat asuhan keperawatan yang
kompeten seperti yang diperlihatkan oleh proses keperawatan yang mencakup
semua tindakan penting yang dilakukan oleh perawat dalam memberikan
perawatan dan membentuk dasar pengambilan keputusan klinik (Retnariska,
2012).
Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai pedoman dan
instrumentasi penerapan standar asuhan keperawatan yang disusun oleh
Depkes yaitu:
1) Standar I pengkajian keperawatan
Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan
dikumpulkan secara terus menerus, tentang keadaannya untuk menentukan
kebutuhan asuhan keperawatan, data kesehatan harus bermanfaat bagi
semua anggota tim kesehatan. Komponen pengkajian keperawatan meliputi
kumpulan data yang harus menggunakan format yang baku, sistematis, diisi
sesuai item yang tersedia, aktual dan valid.
2) Standar II diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan
pasien, dianalisis dan dibandingkan dengan norma kehidupan pasien, dan
diagnosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan
pemenuhan kebutuhan pasien dan komponennya terdiri dari masalah,
penyebab dan tanda atau gejala.
3) Standar III perencanaan atau intervensi keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan
komponennya meliputi prioritas masalah, tujuan asuhan keperawatan dan
rencana tindakan.
4) Standar IV implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan tindakan yang
ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi

26
secaramaksimal yang mencangkup aspek peningkatan, pencegahan dan
pemulihan kesehatan dengan mengikutsertakan keluarga.

5) Standar V evaluasi keperawatan


Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis, terencana
untuk menilai perkembangan pasien dan menilai hasil dari setiap tindakan
keperawatan yang sudah dilakukan.
6) Standar VI dokumentasi keperawatan
Dokumentasi keperawatan dilakukan secara individu oleh perawat
selama dirawat inap maupun rawat jalan yang digunakan sebagai informasi,
komunikasi dan laporan. Dokumentasi dibuat setelah tindakan dilakukan
sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan setiap mencatat harus
mencantumkan inisial atau paraf atau nama perawat, menggunakan formulir
yang baku, dan disimpan sesuai peraturan yang berlaku.

Kajian Data
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, Ruang Rawat Inap
Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah Palembang mempunyai
prosedur tetap untuk semua tindakan perawatan dan SAK (Standar Asuhan
Keperawatan).Prosedur tetap keperawatan di Ruang Rawat Inap Lantai 7
Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah Palembang mengacu pada prosedur
tetap yang diterbitkan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah
Palembang. Standar ini diperlukan untuk menentukan mutu pelayanan,
bagaimana kegiatan-kegiatan akan dikerjakan dan seberapa baik kegiatan-
kegiatan tersebut dikerjakan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada
perawat di Ruang Rawat Inap Lantai 7 menyatakan bahwa penggunaan
Standar Asuhan Keperawatan sudah menggunakan SAK yang dikeluarkan
oleh PPNI yakni 3 S (SDKI, SLKI, dan SIKI) sebagai acuan pemberian
asuhan keperawatan yang terbaru.

b. Protap atau SOP


Kajian Teori

27
Menurut Mulyadi (2009) prosedur adalah suatu urutan kegiatan yang
biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departeman atau lebih yang
dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam.
Prosedur tetap adalah tahap kegiatan yang pasti untuk menyelesaikan
suatu aktivitas.Prosedur tetap atau Standard Operating Prosedure (SOP)
memuat langkah-langkah utama dalam mengerjakan suatu aktivitas
(Depdiknas, 2001; DepKes, 1999 dalam Ferliana, dkk 2006).
Tujuan adanya protap, antara lain:
1) Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim
dalam organisasi atau unit.
2) Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam
organisasi
3) Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas
terkait.
4) Melindungi organisasi dan staf dari malpraktek atau kesalahan.
5) Untuk menghindari kegagalan/kesalahan,keraguan, duplikasi, dan
inefisiensi

Kajian Data
Bersadarkan observasi yang dilakukan, daftar prosedur tetap yang ditemukan
yang banyak dilakukan di Ruang Rawat Inap Lantai 7 adalah:
Tabel 2.13 Daftar Prosedur TetapRuang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit
Umum Daerah Siti Fatimah Palembang

No Asuhan Keperawatan Tentang Rawat Inap Lantai 7


1. SOP 1 CARA MENOLONG PASIEN DEWASA
2. SOP 1 Tatalaksana Antiseptik dan Desinfektan
3. SOP 2 Etika Batuk
4. SOP 3 Identifikasi Pasien Pelayanan Resiko Tindakan
5. SOP 4 Pemberian Edukasi Pasien Di Ruang Rawat Inap
6. SOP 4 Pemberian Edukasi Pasien Keluarga
7. SOP 5 Pengisian Pengkajian Ulang
8. SOP 5 Cara Mengukur Antropometri
9. SOP 6 Penatalaksanaan Tertusuk Jarum
10. SOP 6 TATA CARA MELAKUKAN PERENCANAAN
11. SOP 7 PELAYANAN RUANG ISOLASI
12. SOP 8 Kriteria Pasien Isolasi
13. SOP 8 Pemeriksaan Darah
14. SOP 9 Pemberian Transfudi Darah
15. SOP 9 Pemindahan Pasien Dari Kursi Roda Ke Tempat Tidur
16. SOP 10 Pemindahan Pasien Dari Tempat Tidur Ke Kursi Roda
17. SOP 10 Melakukan Penghisapan Sekret (Suction)

28
18. SOP 11 Pengelolaan Laken-1
19. SOP 12 Pengelolaan Linen-1
20. SOP 12 Pencatatan Askep Terintegrasi
21. SOP 13 Pengambilan Darag Untuk Pemeriksaan
22. SOP 13 Penggunaan Kartun Tunggu Pasien Di Ruang Rawat Inap
23. SOP 14 Penggunaan Alat EKG
24. SOP 15 Pengadaan Stok ATK Rawat Inap
25. SOP 16 Hand Hygiene Medis Dan Non Medis
26. SOP 17 Identifikasi Pasien
27. SOP 18 Komunikasi Efektiv Via Telepon
28. SOP 21 Observasi Pasien Gawat
29. SOP 22 Pasien Pulang Rawat Inap
30. SOP 23 Pasien Pulang Paksa
31. SOP 23 Pemantuan Pemberian Makanan Tambahan
32. SOP 24 Informed Consent (PERSETUJUAN TINDAKAN)
33. SOP 25 Penolakan Pasien Dilakukannya Tindakan
34. SOP 26 Penggunaan Trolli Emergency
35. SOP 28 Penanganan Pasien Komplain
36. SOP 28 Perlengkapan Transporasi Pemindahan
37. SOP 29 Perawatan Pasien Dengan HIV AIDS
38. SOP 30 Pelaporan Pasien Yang Terdiagnosa HIV AIDS
39. SOP 31 Pelayanan Konsultasi Pada Pasien Dengan...
40. SOP 32 Pemberian Obat-Obatan Tepat Dosis
41. SOP 32 Perawatan Luka Bakar
42. SOP 33 Perawatan Pasien Dengan Dehidrasi
43. SOP 35 Perawatan Pasien Dengan Hepatitis
44. SOP 36 Perawatan Pasien Dengan Difteri
45. SOP 39 Pencatatan Pemakaian Barang Farmasi
46. SOP 40 Evaluasi Kinerja Profesi Staf Medis
47. SOP 41 Audit Hand Hygiene
48. SOP 44 Prosedur Pencegahan Dan Pengendalian...
49. SOP 48 Tata Cara Melakukan Pengkajian Lanjut
50. SOP 49 Pemasangan Restrain
51. SOP 50 Perawatan Pasien Paliatif
52. SOP 51 Pemantauan TTV Bayi Baru Lahir
53. SOP 52 Pemasangan, Pengganti dan Pelepasan...
54. SOP 53 Serah Terimah (Hand Over) Antar Shift...
55. SOP 54 Pengisian Formulir Pemantauan Suhu..
56. SOP 55 Penerimaan Pasien Rujukan IGD
57. SOP 58 Monitoring Indikator Mutu Pelayanan..
58. SOP 59 Protap Evaluasi Pelaksanaan Prosedur T
59. SOP 60 Protap Kegiatan Supervisi Di Ruang Rawat Inap
60. SOP 62 Protav Pengkajian Pasien
61. SOP 65 Protap Assesmen Pra Anastesi
62. SOP 66 Protap Pengiriman Jenazah Ke Instalasi..
63. SOP Menegakkan Diagnosa TB
64. SOP Pengobatan Pasien TB
65. SOP TB HIV
66. SOP PERAWATAN WSD

Analisis
Berdasarkan hasil pengkajian di Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit
Umum Daerah Siti Fatimah Palembangdidapatkan bahwa kelengkapan Protap dan
SOP sudah memenuhi standar. Adapun berdasarkan hasil observasi, perawat

29
diruangan selalu melakukan pemberian asuhan keperawatan yang sesuai dengan
SOP yang ditetapkan oleh RSUD Siti Fatimah Palembang

C. Unsur (Teori dan Data) dan Analisa Proses


1. Proses Pelayanan Keperawatan Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan
Profesional
a. Kajian Teori
Proses pelayanan Keperawatan adalah upaya untuk dapat menilai mutu dari
hasil asuhan keperawatan telah ditetapkan indikator klinik keperawatan (Depkes
RI, 2008).
1) Kepala Ruang
a) Perencanaan
 Menunjuk ketua tim dan tugasnya masing-masing
 Mengikuti serah terima di shif sebelumnya
 Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien
 Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan kebutuhan klien
 Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
 Merencanakan logistic / fasilitas ruangan
b) Pengorganisasian
 Merumuskan metode penugasan yang digunakan
 Menjelaskan rincian tugas ketua tim
 Menjelaskan rentang kendali di ruang rawat
 Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan di ruangan rawat
 Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan / fasilitas ruangan
 Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik
 Mendelegasikan tugas kepada ketua tim
c) Pengarahan
 Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
 Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap anggota tim

30
 Memberikan pujian kepeada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik
 Membimbing bawahan
 Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim
 Melakukan supervise
 Memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan
yankep diruangan
 Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
d) Pengawasan
 Mengevaluasi kinerja tim
 Memberikan umpan balik pada kinerja katim
 Mengatasi masalah di ruang rawat dan menetapkan tindak lanjut
 Memperhatikan aspek legal dan etik keperawatan
 Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.

2) Ketua Tim
a) Perencanaan
 Bersama Karu melaksanakan serah terima tugas
 Bersama karu melaksanakan pembagian tugas
 Menyusun rencana asuhan keperawatan
 Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan
 Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan
 Mengorientasikan klien baru pada lingkungan
 ,melakukan pelaporan dan pendokumentasian
b) Pengorganisasian
 Menjelaskan tujuan pengorganisasian tim keperawatan
 Membagi pekerjaan sesuai tingkat ketergantungan
 Membuat rincian tugas anggota tim dalam keperawatan
 Mampu mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama tim kesehatan
lain
 Mengatur waktu istirahat anggota tim
 Mendelegasikan proses asuhan keperawatan pada anggota tim

31
 Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
c) Pengarahan
 Memberi pengarahan kepada anggota tim
 Memberikan bimbingan pada anggota tim
 Memberikan informasi yang berhubungan dengan askep
 Mengawasi proses pemberian askep
 Melibatkan anggota tim sampai awal dan akhir kegiatan
 Memberikan pujian / motivasi kepada anggota tim
 Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
d) Pengawasan
 Mengevaluasi asuhan keperawatan
 Memberikan umpan balik pada pelaksana
 Memperhatikan aspek legal dan etik
 Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

3) Perawat Pelaksana
a) Perencanaan
 Bersama Karu dan Ka Tim mengadakan serah terima tugas
 Menerima pemberian tugas dari katim
 Bersama katim menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan
 Mengikuti ronde keperawatan
 Menerima klien baru
b) Pengorganisasian
 Menerima penjelasan tujuan pengorganisasian tim
 Menerima pembagian tugas melaksanakan tugas yang diberikan oleh katim
 Melaksanakan program kolaborasi dengan tim kesehatan lain
 Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim lainnya
 Melaksanakan asuhan keperawatan
 Menunjang pelaporan, mencatat tindakan keperawatan yang dilaksanakan
c) Pengarahan
 Menerima pengarahan dan bimbingan dari katim

32
 Menerima informasi yang berkaitan dengan askep dan melaksanakan
askep dengan etik dan legal
 Memahami pemahaman yang telah dicapai
 Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
d) Pengawasan
 Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk proses
evaluasi
 Mengevaluasi kondisi klien
 Menerima umpan balik dari katim
 Memperhatikan aspek legal dan etik
 Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

4) Meeting Morning
a) Pengertian
Suatu pertemuan yang dilakukan di pagi hari sebelum dimulainya operan
tugas jaga antara shift malam ke shift pagi.
b) Tujuan
Koordinasi intern ruang perawatan (wahana informasi dan komunikasi)
Kebijakan
 Dilakukan disemua ruang rawat inap/instalasi yang ada kaitannya
dengan pelayanan keperawatan agar tercapai dalam memberikan askep
yang optimal dan tepat
 Dilakukan tiap pagi hari sebelum operan jaga. Waktu pelaksana kurang
lebih 15 menit
 Diikuti oleh perawat jaga malam, perawat jaga pagi, pramusaji, tenaga,
administrasi ruang dan house keeping

5) Pre Conference
Pre conference, yaitu kegiatan pertemuan katim dan anggota tim setelah
membaca laporan shift sebelumnya untuk menyusun rencana kegiatan askep
shift lanjutannya. Pre-conferene dilakukan untuk memperjelas rencana yang
akan dilakukan dan pembagian tugas tim keperawatan sehingga pelayanan
atau asuhan yang diberikan lebih optimal, efesien dan efektif

33
6) Post conference
Post conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shif dan sebelum operan.

.
7) Handover
Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah
transfer tentang informasi (termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat)
selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang
tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Selain itu juga
meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan, tanggungjawab
utamadan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang
akan melanjutnya perawatan.
Operan sering disebut dengan timbang terima atau handover. Operan
adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan pasien (Nursalam, 2011). Timbang terima harus
dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dan yang belum dilakukan serta perkembangan pasien saat itu.Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan,
timbang terima (handover) dilakukan oleh perawat primer keperawatan
kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam
secara tertulis dan lisan (Rohmah, 2012).
Berdasarkan pengetian diatas dapat disimpulkan bahwa operan adalah
suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang
berkaitan dengan keadaan pasien.
1. Tujuan Timbang Terima ( Handover)
Ada beberapa tujuan kenapa timbang terima itu dilakukan yaitu:
a) Menyampaikan kondisi dan data keadaan pasien (data fokus).
b) Menyampaikan hal yang sudah /belum dikerjakan dalam asuhan
keperawatan kepada pasien.

34
c) Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh
perawat dinas berikutnya
d) Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya (Urrahman, 2009).
2. Manfaat Timbang Terima ( Handover)
Menurut Friesen (2008), manfaat Timbang Terima ( Handover) bagi
perawat adalah:

a) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat


b) Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat
c) Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien dilaksanakan secara
berkesinambungan
d) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.

Sedangkan bagi pasien, manfaat yang didapat pasien bisa menyampaikan


masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap. Pasien merasa
puas dengan pelayanan yang diberikan karena setiap perkembangan yang
terjadi maupun tindakan yang akan dilakukan diinformasikan dengan jelas
kepada pasien/keluarga (Notoadmojo, 2005).

b. Kajian Data
1) Kepala Ruangan
Berdasarkan Observasi pelaksanaan uraian tugas kepala ruang di Ruang
Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah Palembang
kami sampaikan pada tabel berikut:
Tabel 2.14
Pelaksanaan Uraian Tugas Kepala Ruang Di Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah
Siti Fatimah Palembang (N= 3)
Observasi
No Variabel yang dinilai
Ya Tidak
1 Membagi staf ke dalam tim sesuai dengan kemampuan dan beban kerja 3 0
2 Membuat jadwal dinas koordinasi dengan tim 3 0
3 Menyiapkan materi tentang permasalahan pasien dan ruangan yang ada pada hari 2 1
tersebut termasuk laporan permasalahan dinas malam
4 Kepala ruang melakukan meeting morning untuk menindaklanjuti masalah yang ada 2 1
yang diawali dan diakhiri dengan doa
5 Membagi pasien ke dalam tim sesuai dengan kemampuan dan beban kerja 3 0
6 Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas ketua tim dan anggota tim 3 0
7 Melakukan supervise dan memberi motivasi seluruh staf keperawatan untuk 3 0
mencapai kinerja optimal
8 Memberikan reinforcement positif kepada semua staf termasuk pada saat 3 0
mengakhiri meeting morning kepada dinas malam dan dinas pagi

35
9 Berperan serta sebagai konsultan 3 0
10 Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staf melalui daftar hadir yang ada di 3 0
ruang
Jumlah 28 2
Prosentase 93,3% 6,6%

Analisis
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan Di Ruang Rawat Inap Lantai 7
didapatkan hasil penilaian kepala ruangan sebesar 93,3%. Hal ini
menyatakan bahwa kepala ruangan di Ruang Rawat Inap Lantai 7 sudah
baik. Dari setiap observasi dan wawancara yang dilakukan, kepala ruangan
melakukan meeting morning secara langsung berdasarkan hasil laporan dari
dinas malam ke dinas pagi untuk membahas permasalahan secara langsung
sehingga dalam menyiapkan materi dilakukan dengan baik. Peran kepala
ruangan juga berperan sebagai konsultan dan menerima keluhan mengenai
pasien dan ruangan. tetapi terkadang juga tidak dilakukan bila tidak ada
keluhan.

2) Ketua Tim
Berdasarkan Observasi pelaksanaan uraian tugas ketua tim di Ruang Rawat
Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah Palembang kami
sampaikan pada tabel berikut:
Tabel 2.15 Pelaksanaan Uraian Tugas Ketua TIM Di Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum
Daerah Siti Fatimah Palembang (N= 3)

Observasi
No Variabel Yang Dinilai Katim
Ya Tidak
1 Bertugas pada pagi hari 3 0
2 Bersama Perawat Pelaksana menerima operan tugas jaga dari yang Perawat 3 0
Pelaksana tugas malam.
3 Bersama Perawat Pelaksana melakukan konfirmasi/supervise tentang kondisi 3 0
pasien segera setelah selesai operan tugas jaga malam.
4 Bersama Perawat Pelaksana melakukan do’a bersama sebagai awal dan akhir 3 0
tugas dilakukan setelah selesai operan tugas jaga malam.
5 Melakukan pre conference dengan semua Perawat Pelaksana yang ada dalam 3 0
grupnya setiap awal dinas pagi.
6 Membagi tugas atau pasien kepada Perawat Pelaksana sesuai kemapuan dan 3 0
beban kerja.
7 Melakukan pengkajian, menetapkan masalah atau diagnose dan perencanaan 3 0
keperawatan kepada semua pasien yang menjadi tanggung jawab ada bukti di
rekam keperawatan.
8 Memonitor dan membimbing tugas Perawat Pelaksana. 3 0
9 Membantu tugas Perawat Pelaksana untuk kelancaran pelaksanaan asuhan pasien. 3 0
10 Mengoreksi, merevisi, dan melengkapi catatan asuhan keperawatan yang 3 0
dilakukan oleh Perawat Pelaksana yang ada di bawah tanggung jawabnya.

36
11 Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang ada dalam 3 0
perencanaan asuhan keperawatan dan ada bukti dalam rekam keperawatan.
12 Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan menerima laporan 3 0
akhir tugas jaga dari perawat pelaksana untuk persiapan operan tugas jaga
berikutnya.
13 Mendampingi perawat pelaksana dalam operan tugas jaga kepada anggota tim 3 0
yang tugas jaga berikutnya.
14 Memperkenalkan perawat pelaksana yang ada dalam satu grup atau yang akan 3 0
merawat selama pasien dirawat atau kepada pasien/keluarga baru.
15 Mendelegasikan tugas kepada perawat pelaksana pada sore, malam, libur. 3 0
16 Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi hari tidak bertugas. 3 0
17 Menyelenggarakan diskusi kasus dalam pertemuan dalam rutin keperawatan di 3 0
ruangan minimal sebulan sekali.
18 Melakukan bimbingan klinik keperawatan kepada Perawat Pelaksana minimal 2 0
seminggu sekali (ronde keperawatan/bed side teacshing).
Jumlah 53 1
Prosentase 98,1% 1,8%
100 %

Analisis Data
Berdasarkan tabel uraian diatas pelaksanaan tugas Kepala Tim di Ruang
Rawat Inap Lantai 7 sebesar 98,1% melaksanakan tugasnya dengan baik.
Dari hasil observasi yang dilakukan, didapatkan bahwa pada saat
melakukan pre conference dengan semua. Perawat melaksanakan pre
conference dengan baik.

3) Perawat Pelaksana
Berdasarkan Observasi pelaksanaan uraian tugas perawat pelaksana di
Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah
Palembang kami sampaikan pada tabel berikut:
Tabel 2.16
Pelaksanaan Uraian Tugas Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum
Daerah Siti Fatimah Palembang (N= 3)

Observasi
No Variabel yang dinilai
Ya Tidak
1. Mengerjakan semua tugas yang diberikan kepala ruang 3 0
2. Menerima sesuai SOP di rumah sakit 3 0
3. Melakukan pengkajian keperawatan 3 0
4. Menganalisis data pasien sesuai bio 3 0
5. Menetapkan diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang dirumuskan 3 0
6. Menyusun rencana keperawatan berdasarkan data hasil pengkajian keperawatan 3 0
7. Bekerjasama dengan tim kesehatan lain dalam menyusun perencanaan 3 0
keperawatan
8. Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan SOP 3 0
9. Memperkenalkan diri setiap bertemu pasien dan mendengarkan setiap keluhan 2 1
pasien
10. Memberikan penjelasan pada klien sebelum melakukan tindakan keperawatan 3 0

37
11. Mengutamakan keselamatan klien dalam memberikan asuhan keperawatan dan 3 0
melakukan dokumentasi keperawatan
12. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan berdasarkan tujuan 3 0
13. Melakukan discharge planning pada pasien pulang 3 0
14. Melakukan operan dengan penanggungjawab sift berikutnya 3 0
15 Mengikuti setiap pertemuan yang diadakan ruangan dan bekerjasama serta 3 0
membantu sesama rekan kerja
16. Memberikan dukungan terhadap atasan ketika melaksanakan tugas atau 2 1
pekerjaan
Jumlah 46 2
Persentase 95,8% 4,2%

Analisis Data
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Ruang Rawat Inap Lantai 7
selama tiga hari dalam 3 shift kerja, didapatkan hasil penilaian dalam
pelaksanaan uraian tugas perawat pelaksana dikategorikan sangat baik,
dengan persentase nilai sebesar 95,8%. Dari hasil observasi yang dilakukan
didapatkan bahwa perawat pelaksana telah melakukan tugas dengan baik.

4) Meeting Morning
Berdasarkan hasil observasi tanggal 13-15 April 2021 presentasi
pelaksanaan meeting morning di Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit
Umum Daerah Siti Fatimah Palembang dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 2.17
Pelaksanaan Meeting Morning Di Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah
Palembang (N= 3)

No Aktivitas Observasi
Catatan
Ya Tidak
Persiapan
1 Karu sudah menyiapkan materi dan informasi mengenai kegiatan- 3 0
kegiatan non keperawatan di ruangan tersebut.
2 Karu sudah menyiapkan tempat untuk meeting morning 3 0
3 Karu sudah menyiapkan salah satu staf untuk menjadi notulen 3 0
4 Meeting morning diikuti oleh seluruh staf yang jaga pagi dan jaga 3 0
malam
Pelaksanaan
5 Karu memulai meeting morning dengan salam dilanjutkan dengan 3 0
doa pembuka
6 Karu memberikan arahan kepada staf dengan materi yang telah 3 0
disampaikan kepada staf
7 Karu melakukan klarifikasi apa yang telah disampaikan kepada staf 3 0
8 Memberikan kesempatan kepada staf untuk mengungkapkan 3 0
permsalahan yang muncul di ruangan
9 Bersama-sama staf mendiskusikan pemecahan masalah yang dapat 3 0
ditempuh
10 Karu memberi motivasi dan reinforcement kepada staf 3 0
Penutup

38
11 Karu menutup meeting morning 3 0
12 Karu mendatangani catatan notulen 3 0
Jumlah 36 0
Persentase 100% 0%

Analisis
Berdasarkan observasi yang kami lakukan, hasil dari di Ruang Rawat Inap
Lantai 7 dengan jumlah sampel N = 3 yaitu 3 kali kegiatan meeting
morning yang dilaksanakan dari tanggal 13-15 April 2021 yang dilakukan
perawat sebesar 100% (Sangat baik), ini menunjukan bahwa kegiatan
meeting morning termasuk kategori sangat baik mulai dari persiapan alat
sampai dengan tindakan sudah bejalan baik.

5) Pre Conference
Berdasarkan hasil observasi tanggal 13-15 April 2021 presentasi
pelaksanaan pre konference di Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit
Umum Daerah Siti Fatimah Palembang dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 2.18
Pelaksanaan Pre Conference Di Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah
Palembang (N= 3)
Observasi
No Aktivitas Catatan
Ya Tidak
Persiapan
1 Ketua Tim menyiapkan ruangan 3 0
2 Ketua Tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan shift pasien 3 0
Pelaksanaan
3 Ketua Tim / PJ shift membuka pre conference dengan salam dan berdoa 3 0
4 Ketua Tim / PJ shif menjelaskan tujuan dilakukannya pre Conference 3 0
5 Ketua Tim/PJ shift memandu pelaksanaan preconference 3 0
6 Ketua Tim / PJ shift menjelaskan Masalah keperawatan pasien dan 3 0
rencana keperawatan yang menjadi tangung jawabnya
7 Ketua Tim / PJ shif membagi tugas kepada anggota tim dengan 3 0
memperhatikan keseimbangan kerja
8 Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan pasien/tindakan 3 0
9 Ketua Tim / PJ shif memotivasi untuk memberikan tanggapan dan 3 0
penyelesaian masalah yang sedang di diskusikan
10 Ketua Tim/ PJ shift mengklarifikasi kesiapan anggota tim untuk 3 0
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
11 Ketua Tim / PJ shif memberikan reinforcement positif pada anggota tim 3 0
12 Ketua Tim / PJ shif menyimpulkan hasil pre conference 3 0
Penutup
13 Ketua Tim / PJ mengakhiri pre conference 3 0
14 Ketua Tim/ Pj mendokumentasikan pre konference 3 0
Jumlah 42 0

39
Presentase 100% 0%

Analisis
Berdasarkan observasi yang kami lakukan, hasil dari di Ruang Rawat
Inap Lantai 7 dengan jumlah sampel N = 3 yaitu 3 kali kegiatan pre
conference yang dilaksanakan dari tanggal 13-15 April 2021 yang
dilakukan perawat sebesar 100% (Sangat Baik), ini menunjukan bahwa
kegiatan pre-konference termasuk kategori sangat baik mulai dari persiapan
sampai dengan tindakan.
Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan, kegiatan pre
conference terlaksana secara terstruktur dan sesuai. Hal ini sesuai dengan
tujuan pre conference yang dilakukan untuk memperjelas rencana yang
akan dilakukan dan pembagian tugas tim keperawatan sehingga pelayanan
atau asuhan yang diberikan lebih optimal, efesien dan efektif. Kegiatan pre
conference ini telah dilakukan setiap pergantian shift dan disampaikan oleh
Katim/PJ Shift ke perawat pelaksana.

6) Handover
Berdasarkan hasil observasi tanggal 13-15 April 2021 presentasi
pelaksanaan Handover di Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum
Daerah Siti Fatimah Palembang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.19
Pelaksanaan Handover Di Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah Palembang (N=
3)
Observasi
No Variabel Yang Dinilai Catatan
Ya Tidak
Persiapan
1. Perawat pemberi operan menyiapkan tempat untuk operan 3 0
Perawat pemberi operan menyiapkan rekam medis yang telah diisi
2. 3 0
dengan rekam keperawatan yang lengkap sesuai shift jaga
Pelaksanaan
3. Kepala ruang/PN/AN memimpin operan diawali doa bersama 3 0
Perawat mengoperkan status kesehatan pasien dengan cara
4. 3 0
membacakan rekam keperawatan
Perawat mengoperkan nama pasien, diagnose medis dan masalah
5. 3 0
keperawatan
Perawat mengoperkan tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi
6. 3 0
yang telah dilakukan beserta hasil dan waktu pelaksanaan
Perawat menyebutkan perkembangan/kondisifisik pasien yang terjadi
7. 3 0
selamashift

40
Perawat menyebutkan rencana tindakan keperawatan mandiri dan
8. 3 0
kolaborasi yang akan dilakukan dan waktu pelaksanaan
Perawat penerima operan melakukan pengecekan kelengkapan
9. 3 0
dokuman asuhan keperawatan
Perawat penerima operan mencatat hal-hal yang dioperkan untuk
10. 3 0
setiap pasien dalam buku peran tugas
Perawat pemberi dan penerima operan melakukan kunjungan pasien
11. 0 3
dalam rangka klarifikasi dan konfirmasi
Perawat yang mengoperkan menginformasikan kepada
12. 3 0
pasien/keluarga nama perawat shift berikutnya
Perawat penerima operan memberi salam kepada pasien/keluarga
13. 0 3
serta mengenalkan diri dengan komunikasi yang baik
Perawat pemberi dan penerima operan menandatangani buku
14. 3 0
operantugas
Penutup
15 Pemberi dan penerima operan shif saling memberikan reinforcement 3 0
16 Ka Ruangan/PN/AN menutup operan dengan baik 3 0
Jumlah 42 6
Presentase 87,5% 12,5%

Analisis
Berdasarkan observasi yang kami lakukan, hasil dari di Ruang Rawat Inap
Lantai 7 dengan jumlah sampel N = 3 yaitu 3 kali kegiatan handover yang
dilaksanakan dari tanggal 13-15 April 2021 yang dilakukan perawat sebesar
87,5% (Sangat baik), ini menunjukan bahwa kegiatan handovertermasuk
kategori sangat baik dan optimal mulai dari persiapan alat sampai dengan
tindakan sudah sangat baik.
Namun ada satu poin yang tidak dilakukan dalam kegiatan handover yaitu
operan ke ruangan pasien sebesar 12,5%. Hal ini dikarenakan adanya situasi
pandemic Covid-19 yang menghalangi untuk dilakukan kunjungan
handover ke ruangan pasien dikarenakan adanya protocol kesehatan untuk
menjaga jarak satu sama lain.

7) Post Konference
Berdasarkan hasil observasi tanggal 13-15 April 2021 presentasi
pelaksanaan post konference di Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit
Umum Daerah Siti Fatimah Palembang dapat dilihat pda tabel di bawah ini:

Tabel 2.20
Pelaksanaan Post Konference Di Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah
Palembang (N= 3)
Observasi
No Aktivitas Catatan
Ya Tidak

41
Persiapan
1 KetuaTim menyiapkan ruangan serta sudah mempersiapkan 3 0
buku laporan shif dan melengkapi buku laporan tim
2 Ketua Tim menyiapkan rekam medik dan buku laporan shift 3 0
pasien
Pelaksanaan
3 Ketua Tim / PJ shif membuka post conference dengan salam 3 0
danberdoa
4 Ketua Tim / PJ shif menjelaskan tujuan dilakukannya post 3 0
Conference
5 Ketua Tim / PJ shif memandu pelaksanaan postconference dan 3 0
menjelaskan tentang hasil tindakan/ hasil asuhan keperawatan
yang telah dilakukan
6 Perawat pelaksana menjelaskan tentang hasil tindakan/hasil 3 0
asuhan keperawatan yang telah dilakukan
7 Ketua Tim / PJ shif menerima penjelasan dari perawat 3 0
pelaksana tentang hasil tindakan/hasil asuhan keperawatan
yang telah dilakukan perawat pelaksana
8 Ketua Tim / PJ shif mendiskusikan masalah yang ditemukan 3 0
dalam memberikan askep pasien dan mencari upaya
penyelesaian masalah
9 Perawat pelaksana ikut mendiskusikan masalah yang 3 0
ditemukan dalam memberikan askep dan mencari upaya
penyelesaian masalah
10 Ketua Tim / PJ shif memberikan reinforcement pada perawat 3 0
pelaksana
11 Ketua Tim / PJ shif menyimpulkan hasil post conference 3 0
12 Mengklarifikasi pasien sebelum melakukan operan tugas jaga 3 0
Penutup
13 Ketua Tim / PJ mengakhiri post conference 3 0
14 Ketua Timi/ Pj mendokumentasikan post konference 3 0
Jumlah 42 0
Presentase 100% 0%

Analisis
Berdasarkan observasi yang kami lakukan, hasil dari di Ruang Rawat
Inap Lantai 7 dengan jumlah sampel N = 3 yaitu 3 kali kegiatan post
konference yang dilaksanakan dari tanggal 13-15 April 2021 yang
dilakukan perawat sebesar 100% (Sangat Baik), ini menunjukan bahwa
kegiatan post conference termasuk kategori baik dan mulai dari persiapan
alat sampai dengan tindakan. Kegiatan post conference ini telah dilakukan
setiap pergantian shift dan disampaikan oleh Katim/PJ Shift ke perawat
pelaksana.

2. Standar Asuhan Keperawatan (SAK)


b. Kajian Teori

42
Standar adalahsuatu tingkat kinerja yang secara umum dikenal sebagai
sesuatu yang diterima, adekuat, memuaskan dan digunakan sebagai tolak ukur
atau titik acuan yang digunakan sebagai pembanding (Marr dan Biebing,
2001).Standar praktik keperawatan adalah norma atau penegasan tentang mutu
pekerjaan seseorang perawat yang dianggap baik, tepat dan benar yang
dirumuskan sebagai pedoman pemberian asuhan keperawatan serta sebagai tolak
ukur dalam penilaian penampilan kerja seorang perawat (Nursalam, 2002).
Dasar hukum Standar Profesi Keperawatan adalah UU Kesehatan RI No.
23 tahun 1992 pasal 53, ayat 1: “tenaga kesehatan memperoleh perlindungan
dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban standar profesi dan pasien”.
Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai pedoman dan
instrumentasi penerapan standar asuhan keperawatan yang disusun oleh Depkes,
yaitu:
a) Standart I pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan berisi tentang data anamnesa, observasi yang
paripurna dan lengkap serta dikumpulkan secara terus menerus tentang
keadaan pasien untuk menentukan asuhan keperawatan sehingga data
keperawatan harus bermanfaat bagi semua anggota tim. Data pengkajian
meliputi pengumpulan data, pengelompokan data, dan perumusan masalah.
b) Standart II diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon pasien yang dirumuskan
berdasarkan data status kesehatan pasien, dianalisis dan dibandingkan dengan
norma kehidupan pasien, dan komponennya terdiri dari masalah penyebab dan
gejala (PES) bersifat actual dan potensial dan dapat ditanggulangi perawat.
c) Standart III perencanaan atau intervensi keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnose keperawatan
komponennya meliputi prioritas masalah, tujuan asuhan keperawatan dan
rencana tindakan.
d) Standart IV implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan tindakan yang
ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal
yang mencangkup aspek peningkatan, pencegahan dan pemulihan kesehatan
dengan mengikut sertakan keluarga.
e) Standart V evaluasi keperawatan

43
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis, terencana
untuk menilai perkembangan pasien.
f) Standart VI dokumentasikeperawatan
Dokumentasi keperawatan dilakukan secara individu oleh perawat
selama dirawat inap maupun rawat jalan yang digunakan sebagai informasi,
komunikasi dan laporan. Dokumentasi dibuat setelah tindakan dilakukan
sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan setiap mencatat harus
mencantumkan inisial atau paraf atau nama perawat, menggunakan formulir
yang baku, dan disimpan sesuai peraturan yang berlaku.

c. Kajian Data
Berdasarkan Observasi yang dilakukan, penilaian Asuhan keperawatan di
Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah Palembang
dalam tabel berikut:
Tabel 2.21 Penilaian Terhadap Penerapan Standar Pengkajian Dalam Asuhan Keperawatan di Ruang
Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah Palembang
Kode Berkas
Rekam Medik
No Aspek Yang Dinilai
Pasien
1 2
1. Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian √ √
2. Data dikelompokkan (bio-psiko-sosio-social-spiritual) √ √
3. Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang √ √
4. Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status
√ √
kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan
Sub Total 4 4
Total 10
Presentasi 100
a) Standar Diagnosis
Tabel 2.22 Penilaian Terhadap Penerapan Standar Diagnosis Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruang
Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah Palembang
Kode Berkas
Aspek Yang Rekam Medik
No
Dinilai Pasien
1 2
1. Dx. Keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan √ √
2. Dx. Keperawatan mencerminkan PE/PES √ √
3. Merumuskan diagnosa keperawatan aktual /potensial √ √
Sub Total 3 3
Total 6
Persentase 100%

b) Standar Perencanaan
Tabel 2.23 Penilaian Terhadap Penerapan Standar Perencanaan Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruang
Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah Palembang
No Aspek Yang Kode Berkas

44
Rekam Medik
Dinilai Pasien
1 2
1. Berdasakan Dx. Keperawatan √ √
2. Disusun berdasarkan urutan prioritas √ √
3. Merumuskan tujuan mengandung komponen pasien/subyek, perubahan,
√ √
prilaku, kondisi pasien dan atau criteria waktu
4. Rencana tindakan mengacu pada tujuan dengan kalimat perintah, terinci
√ √
dan jelas
5. Rencana tindakan menggambarkan keterlibatan pasien/keluarga √ √
6. Rencana tindakan menggambarkan kerjasama dengan tim kesehatan √ √
Sub Total 6 6
Total 12
Persentase 100%

c) Standar Implementasi
Tabel 2.24 Penilaian Terhadap Penerapan Standar Implementasi Dalam Asuhan Keperawatan Di
Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah Palembang

Kode Berkas
Aspek Yang Rekam Medik
No
Dinilai Pasien
1 2
1. Tindakkan dilaksanaan mengacu pada rencana perawatan √ √
2. Perawat mengobservasi respon pasien terhadap tindakan √ √
keperawatan
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi √ √
4. Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan √ √
jelas
Sub Total 4 4
Total 8
Persentase 100%

d) Standar Evaluasi
Tabel 2.25 Penilaian Terhadap Penerapan Standar Evaluasi Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruang
Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah Palembang
Kode Berkas
Aspek Yang Rekam Medik
No
Dinilai Pasien
1 2
1. Evaluasi mengacu pada tujuan √ √
2. Hasil evaluasi dicatat √ √
Sub Total 2 2
Total 4
Persentase 100%

e) Standar Dokumentasi
Tabel 2.26 Penilaian Terhadap Penerapan Standar Dokumentasi Dalam Asuhan Keperawatan Di
Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah Palembang
Kode Berkas Rekam
Aspek Yang
No Medik Pasien
Dinilai
1 2
1. Menulis pada format yang baku √ √

45
2. Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang
√ √
dilaksanakan
3. Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang √ √
baku dan benar.
4. Setiap melakukan tindakan/kegiatan perawat
mencantumkan paraf/nama jelas, dan tanggal jam √ √
dilakukannya tindakan.
5. Berkas catatan keperawatan di simpan sesuai dengan
√ √
kententuan yang berlaku
Sub Total 5 5
Total 10
Persentase 100%

Analisis
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) Rumah Sakit Umum Daerah Siti
Fatimah Provinsi Sumatera Selatan telah disusun berdasarkan standar
asuhankeperawatan nasional. Standar acuan yang dipakai adalah SDKI (Standar
Diagnosa Keperawatan Indonesia) untuk merumuskan diagnose keperawatan,
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) untuk menentukan tujuandan
kriteria hasil yang ingindicapai, dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia) untuk menentukan rencanatindakan atau intervensi keperawatan yang
akan diberikan.
Berdasarkan hasil dari observasi dan studi dokumentasi didapatkan
keterangan bahwa proses penerapan standar asuhan keperawatan di Ruang Rawat
Inap Lantai 7 RSUD Siti Fatimah sudah cukup baik dalam merumuskan diagnosa
keperawatan, menentukan tujuan dan kriteria hasil dalam pemberian asuhan
keperawatan, dan menentukan perencanaan tindakan atau intervensi keperawatan
yang akan dilakukan.

3. Standar Operasional Prosedur


a) Pemeriksaan Gula Darah
Berdasarkan observasi dilakukan selama 3 hari mengenai tindakan pemeriksaan
gula darah yang dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 2.27
Pemeriksaan Gula Darah Di Ruang Rawat Inap Lantai 7 Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah Palembang (N = 3)

Observasi
No Kegiatan
Ya Tidak
1 Persiapan alat 3 0
2 Persiapan pasien 3 0
3 Petugas menyapa pasien, panggil nama pasien, serta melihat
3 0
papan nama dan gelang pada pasien

46
4 Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3 0
kepada pasien pasien
5 Petugas mencuci tangan 3 0
6 Atur posisi pasien senyaman mungkin 3 0
7 Dekatkan alat didekat pasien. 3 0
8 Pasang stik gula darah pada alat glukometer 3 0
9 Petugas membersihkan area penusukan menggunakan kapas
3 0
alkohol
10 Petugas menusukkan lancet di jari tangan pasien 3 0
11 Meletakkan ujung stik gula darah di jari tangan pasien.
3 0
Menutup bekas tusukan dengan kapas alkohol
12 Memberitahu pasien bahwa tindakan sudah selesai 3 0
13 Petugas melepas handscoon dan merapikan alat 3 0
14 Petugas mencuci tangan 3 0
15 Petugas melakukan pendokumentasian dan evaluasi hasil
3 0
akhir
Jumlah 45 0
Presentase 100% 100%

Analisis
Berdasarkan observasi yang kami lakukan, hasil dari di Ruang Rawat Inap
Lantai 7 dengan jumlah sampel N = 3 yaitu 3 kali tindakan keperawatan pemeriksaan
gula darah yang dilakukan perawat sebesar 100% (Sangat baik), ini menunjukan bahwa
tindakan keperawatan pemeriksaan gula darah melalui dengan kategori sangat baik dan
optimal mulai dari persiapan alat sampai dengan tindakan sudah sangat baik.
Hasil observasi dan penerapan standar operasional prosedur (SOP) didapatkan
keterangan bahwa proses penerapan standar prosedur di Ruang Rawat Inap Lantai 7
Rumah Sakit Umum Daerah Siti Fatimah Palembang telah terlaksana dengan baik
ditunjukan dengan nilai persentasi sebesar 100 %

D. Output
1. Efisiensi Ruang Rawat (BOR, LOS, TOI, BTO)
a. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
Menurut Depkes RI (2009), BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur
pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya
tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.Nilai parameter BOR yang ideal
adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2009).
Rumus :(jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100%

(jumlah tempat tidur × jumlah hari dalam satu periode)

47
503
x 100 % = 41,6%
39 x 31

b. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)


Menurut Depkes RI (2005) ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang
pasien.Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu
dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai
ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).

Rumus :(jumlah lama dirawat) 


(jumlah pasien keluar (hidup + mati)

503
= 4,1 = 4 hari
120

c. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)


Menurut Depkes RI (2005), TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan
gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.Idealnya tempat tidur kosong
tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

Rumus :((jumlah tempat tidur ×  Periode) −  Hari Perawatan) 


(jumlah pasien keluar (hidup + mati)
( 39 x 31 )−503 706
= = 5,8 = 6 hari
120 120
Tabel 2.28 Efisiensi Ruang Rawat Inap di Ruang Rawat Inap Lantai 7 Periode Bulan Maret 2021
No Indikator Hasil

1 BOR 41.6 %

2 LOS 4 hari

3 TOI 6 hari

4 Jumlah pasien 120 pasien

5 Jumlah tempat tidur 39 tempat tidur

2. Keselamatan Pasien (Patient Safety)


a. Kajian Teori

48
WHO memulai program Pasien Safety pada tahun 2012, keselamatan
pasien (pasien safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Keselamatan pasien (patient safety) adalah
suatu variabel untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan
keperawatan yang berdampak terhadap pelayanan kesehatan (Nursalam, 2012).
Program keselamatan pasien adalah suatu usaha untuk menurunkan angka
kejadian yang tidak diharapkan (KTD) yang sering terjadi pada pasien selama
dirawat di rumah sakit sehingga sangat merugikan baik pasien itu sendiri
maupun pihak rumah sakit.Sistem tersebut meliputi: assesment risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insidendan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan.
Tujuan :
1) Terciptanya budaya keselamatan pasie di rumah sakit.
2) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3) Menurunnya kejadian tidak diharapkan ( KTD ) di rumah sakit.
4) Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
Sasaran Patient Safety:
1) Melakukan identifikasi pasien secara tepat.
2) Meningkatkan komunikasi yang efektif.
3) Meningkatkan keamanan penggunaan obat yang membutuhkan perhatian
4) Melakukan penandaan pada rencana operasi
5) Mengurangi resiko infeksi.
6) Mengurangi resiko pasien cedera karena jatuh.

b. Kajian Data
1) Ketepatan Identifikasi Pasien Efektif
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Ruang Rawat Inap Lantai
7 RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan, dalam pengidentifikasian pasien
dengan pemberian gelang identitas pasien telah dilakukan dengan baik.

49
Observasi yang dilakukan selama 3 hari mulai tanggal 13 – 15 April 2021,
Identifikasi pasien di Ruang Rawat Inap Lantai 7, dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 2.29 Pengukuran Instrument Pasien Safety: Identifikasi Pasien di Ruang Rawat Inap
Lantai 7 RSUD Siti Fatimah Palembang (N=3)
No Variabel 1 2 Catatan

1 Pemberian gelang identitas pasien 3 3

Persentase (%) 100% 100%

Persentase total 100%

2 Penjelasan tentang manfaat pemasangan 3 3


gelang

3 Pemberian gelang identitas sesuai jenis 3 3


kelamin
Laki laki = biru
Perempuan = pink
No. RM
Nama, Tempat, Tanggal Lahir

4 Periksa identitas sebelum memberikan obat 3 3


kepada pasien

5 Periksa identitas sebelum memberikan 3 3


transfusi darah dan produk darah lainnya

6 Periksa identitas sebelum mengambil sampel 3 3


darah pasien

Total 15 15

Persentasi (%) 100% 100%

Presentase total 100%

Analisis
Setelah dilakukan observasi, didapatkan persentase sebesar 100%. Dalam hal
keselamatan pasien dengan mengidentifikasi identitas pasien, perawat di Ruang
Rawat Inap Lantai 7 telah menerapkan secara optimal demi menjaga keselamatan
pasien.

2) Peningkatan Komunikasi Terapeutik


Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Ruang Rawat Inap Lantai
7 RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan, dalam penerapan komunikasi
yang efektif telah dilakukan dengan baik.

50
Observasi yang dilakukan selama 3 hari mulai tanggal 13 – 15 April 2021,
Komunikasi Terapeutik di Ruang Rawat Inap Lantai 7, dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 2.30 Pengukuran Instrument Pasien Safety: Komunikasi Terapeutik di Ruang Rawat
Inap Lantai 7 RSUD Siti Fatimah Palembang (N=3)
No Variabel Ya Tidak

1 Perawat segera menanggapi keluahan pasien 3 0

2 Setiap perawat melakukan handover/ keliling 0 3

3 Setiap penulisan akhir shift adakah nama lengkap perawat jaga 3 0


di buku operan

4 Di SOAP ada/tidak nama dan paraf perawat 3 0

Jumlah 9 3

Persentase (%) 75% 25%

Analisis
Setelah dilakukan observasi, didapatkan persentasi dalam penerapan
komunikasi terapeutik sebesar 75%, hal ini menunjukkan bahwa perawat di Ruang
Rawat Inap Lantai 7 telah menerapkan komunikasi terapeutik dengan baik kepada
pasien maupun dengan teman sejawat.
Namun terdapat satu poin yang belum terlaksanakan yaitu setiap perawat yang
melakukan handover/keliling. Hal ini dikarenakan adanya situasi pandemic Covid-
19 yang menghalangi untuk dilakukan kunjungan handover ke ruangan pasien
dikarenakan adanya protocol kesehatan untuk menjaga jarak satu sama lain.
3) Keamanan dalam Pemberian Obat
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Ruang Rawat Inap Lantai
7 RSUD Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan, dalam keamanan dalam
pemberian obat telah dilakukan dengan baik.
Observasi yang dilakukan selama 3 hari mulai tanggal 13 – 15 April 2021,
Komunikasi Terapeutik di Ruang Rawat Inap Lantai 7, untuk mengetahui
pengukuran instrumen patient safety dalam hal pemberian obat dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 2.31 Pengukuran Instrument Pasien Safety: Pemberian Obat di Ruang Rawat Inap
Lantai 7 RSUD Siti Fatimah Palembang (N=3)
No Variabel Ya Tidak Catatan
1. Apakah obat pasien ditempatkan pada tempat obat 3 0
?
2. Apakah tempat obat pasien sesuai dengan nama 3 0

51
pasien
3. Apakah obat yang akan diberikan kepada pasien 3 0
label atau identifikasi pasien ?
4. Apakah perawat mengecek ulang sebelum ke 3 0
pasien untuk memberikan obat ?
5. Apakah perawat memisahkan obat-obat NORUM 3 0 Pemisahan
(Nama Obat dan Ucapan Mirip) atau LASA sudah
(Look Alike Sound Alike) dilakukan
dan untuk
kotak tempat
obat
NORUM
juga sudah di
beri
label/nama
6. Apakah perawat benar dosis dalam melakukan 3 0
pemberian obat sesuai dengan advis dokter ?
7. Apakah perawat benar waktu pemberian dalam 3 0
melakukan pemberian obat sesuai dengan advis
dokter ?
8. Apakah perawat benar cara dan tempat 3 0
pemberian (rute) dalam melakukan pemberian
obat sesuai dengan advis dokter ?
9. Obat emergency di tempatkan di tempat troly 3 0 Sudah di
emergency tempatkan di
troly dan ada
daftar nama
obat
emergency
Total 27 0
Persentase 100%

Analisis
Di Ruang Rawat Inap Lantai 7 RSUD Siti Fatimah sudah tersedia ruang
penyimpanan untuk obat, dengan loker yang berisikan storage yang bertuliskan
nama pasien, tanggal lahir, dan Nomor RM. Manajemen obat di ruang obat sudah
dilakukan dengan sangat baik dengan persentasi hasil observasi sebesar 100% dan
sampai saat ini belum pernah terjadi penyalahgunaan obat seperti salah pemberian
obat kepada pasien.

4) Mencuci Tangan
Tabel 2.32 Pengukuran Instrument Pasien Safety: Mencuci Tangan di Ruang Rawat Inap Lantai 7
RSUD Siti Fatimah Palembang (N=3)
No Variabel Ya Tidak
1. Perawat dapat melakukan cuci tangan 6 langkah 3 0
dengan benar
2. Perawat mencuci tangan ditempat yang sudah 0 3
disediakan
3. Handsrub tersedia 3 0
4. Handuk / tissue untuk mengelap setelah cuci tangan 0
tersedia

52
5. Mempunyai tempat sampah infeksius 3 0
6. Mempunyai tempat sampah non infeksius 3 0
7. Mempunyai tempat kotor linen 3 0
8. Mempunyai tempat pembuangan benda tajam 3 0
9. Petugas mencuci tangan 6 langkah benar sebelum 3 0
prosedur aseptic
10 Perawat menjelaskan langkah cuci tangan kepada 3 0
. keluarga
Jumlah 27 3
Persentase (%) 90 % 10%
Persentase Total (%) 100%

Analisis
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan disimpulkan bahwa keselamatan
pasien dalam mencuci tangan termasuk kategori baik dengan persentase 90%.
Namun terdapat satu poin (10%) tidak terpenuhi di Ruangan ini. Hal ini
dikarenakan di Ruang Rawat Inap Lantai 7 belum tersedia tempat untuk mencuci
tangan didekat Nurse Stasion seperti wastafel. Berdasarkan hasil wawancara
dengan perawat ruangan mengatakan bahwa sudah melaporkan kebutuhan
tersebut dan terdapat rencana untuk pemasangan wastafel portable di dekat nurse
station. Perawat ruangan melakukan cuci tangan dengan menggunakan handrub di
nurse station. Sedangkan untuk melakukan mencuci tangan dengan handwash
dilakukan di dalam ruangan meeting room atau di ruang pelepasan APD yang
letaknya tidak dekat dengan nurse station.

5) Pengurangan Resiko Jatuh


Tabel 2.32 Pengukuran Instrument Pasien Safety: Resiko Jatuh di Ruang Rawat Inap Lantai 7
RSUD Siti Fatimah Palembang (N=3)
No Pertanyaan Ya Tidak

1 Tersedia form (Morse Fall Scale) 3 0

2 Perawat melakukan pengkajian 3 0

3 Perawat memasang penandaan 3 0

4 Perawat mengingatkan kepada pasien/ keluarga pasien untuk 3 0


memasang badside rall

Jumlah 12 0

Persentase (%) 100% 0

53
Analisis
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa penatalaksanaan pasien resiko jatuh
di Ruang Rawat Inap Lantai 7 sangat baik dengan nilai persentasi 100%. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil observasi yang dilakukan selama 3 hari mendapatkan
data bahwa penerapan keselamatan pasien pada pasien dengan resiko jatuh berada
dalam kategori baik. Hal ini didapatkan bahwa perawat di Ruang Rawat Inap
Lantai 7 selalu mengisi form resiko jatuh, memasang penandaan pasien dengan
resiko jatuh, dan memberikan edukasi pasien dan keluarga untuk selalu memasang
bedside rail.

6) Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI)


a) Pembuangan Sampah
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan untuk mengetahui penilaian
terhadap kepatuhan dalam pembuangan sampah di Ruang Rawat Inap Lantai 7
RSUD Siti Fatimah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.33 Pengukuran Instrument Penilaian terhadap Pembuangan Sampah di Ruang Rawat Inap
Lantai 7 RSUD Siti Fatimah Palembang (N=3)
No Variabel Ya Tidak
1 Apakah tersedia tempat sampah di ruangan 3 0
2 Apakah tersedia tempat sampah infeksi dengan kantong warna kuning 3 0
3 Apakah tersedia tempat sampah non infeksi dengan kantong warna hitam 3 0
4 Apakah tersedia tempat sampah untuk benda tajam 3 0
5 Apakah pembuangan sampah infeksi di kantong warna kuning 3 0
6 Apakah pembuangan sampah non infeksi di kantong warna hitam 3 0
7 Apakah pembuangan sampah tajam di dalam safety box 3 0
8 Apakah seluruh tempat sampah terdapat label untuk sampah infeksi atau non 3 0
infeksi
Total 24 0
Presentase 100% 0%

Analisis
Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil observasi bahwa penilaian
terhadap pembuangan sampah sangat baik dengan persentase sebesar 100%.
Perawat di Ruang Rawat Inap Lantai 7 sangat memperhatikan dan menerapkan
pencegahan dan pengendalian infeksi yaitu pembuangan sampah dengan
membedakan penggunaan kantong plastik hitam untuk sampah non infeksius
dan kantong plastik kuning untuk sampah infeksius. Perawat di Ruang Rawat

54
Inap mampu membedakan pembuangan sampah dan tersedia safety box yang
berguna untuk membuang sampah benda tajam.

b) Penatalaksanaan Linen
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan untuk mengetahui
penilaian terhadap kepatuhan dalam penatalaksanaan linen di Ruang Rawat
Inap Lantai 7 RSUD Siti Fatimah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.34 Pengukuran Instrument Penilaian terhadap Penatalaksanaan Linen di Ruang Rawat
Inap Lantai 7 RSUD Siti Fatimah Palembang (N=3)
No Variabel Ya Tidak
1 Apakah tersedia kantong untuk linen kotor infeksi berwarna 3 0
kuning.
2 Apakah tersedia kantong linen kotor non infeksi berwarna hitam 3 0
3 Apakah penempatan linen kotor infeksi di kantong warna kuning 3 0
4 Apakah penempatan linen kotor non infeksi di kantong warna 3 0
hitam
5 Apakah linen yang terpasang dipasien diganti setiap hari 3 0
Total 15 0
Presentase 100% 0%

Analisis
Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil observasi didapatkan bahwa
penilaian terhadap penatalaksanaan linen sudah sangat baik dengan persentase
100%. Hal ini dikarenakan adanya persediaan kantong untuk linen kotor dan
penggantian linen yang terpasang pada pasien dilakukan setiap hari.

c) Etika Batuk
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan untuk mengetahui penilaian
terhadap kepatuhan dalam etika batuk di Ruang Rawat Inap Lantai 7 RSUD
Siti Fatimah dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.35 Pengukuran Instrument Penilaian terhadap Etika Batuk di Ruang Rawat Inap Lantai 7
RSUD Siti Fatimah Palembang (N=3)
No Variabel Ya Tidak
1 Apakah terdapat poster tentang cara etika batuk 3 0
2 Apakah perawat mengetahui cara batuk yang benar 3 0
3 Apakah perawat menggunakan masker saat batuk 3 0
4 Apakah perawat mengajarkan etika batuk kepada keluarga 3 0
pasien
Total 12 0
Presentase 100% 0%

55
Analisis
Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil observasi menunjukkan bahwa
penilaian terhadap etika batuk sudah sangat baik dengan nilai persentase
100%. Hal ini dikarenakan bahwa penggunaan penerapan etika batuk sudah
sangat baik dengsn nilai persentase sebesar 100%.

56
BAB III
PERENCANAAN

A. Permasalahan
Masalah yang dapat diidentifikasi dari hasil pengkajian di Ruang Rawat Inap Lantai 7
RSUD Siti Fatimah Palembang, sebagai berikut:
Tabel 3.1
Identifikasi Hasil Analisa Sub Masalah

No Sub Masalah Hasil Kriteria Hasil yang di inginkan


1 Proses Pelayanan Keperawatan (SP2KP)
Pelaksanaan tugas Kepala Ruang 93,3% sangat baik 100%
Pelaksanaan tugas Ketua Tim 98,1% sangat baik 100%
Pelaksanaan tugas perawat pelaksana 95,8% sangat baik 100%
Timbang Terima 87,5% sangat baik 100%
2 Pre Conference 100% sangat baik 100%
3 Post conference 100% sangat baik 100%
4 Meeting morning 100% sangat baik 100%
Standar Asuhan Keperawatan (Instrumen A)
5 SAK 100% sangat baik 100%
6 Standar Pengkajian 100% sangat baik 100%
7 Standar Penerapan Diagnosis 100% sangat baik 100%
8 Standar Perencanaan 100% sangat baik 100%
9 Standar Implementasi 100% sangat baik 100%
10 Standar Evaluasi 100% sangat baik 100%
12 Standar Prosedur Operasional (Instrumen B)
Pemeriksaan Gula Darah 100% sangat baik 100%
13 Keselamatan Pasien (Patien Safety)
Identifikasi pasien 100 % sangat baik 100%
Peningkatan komunikasi yang efektif 75 % sangat baik 100%
Pemberian Obat 100 % sangat baik 100%
Mencuci Tangan 90 % sangat baik 100%
Resiko Jatuh 100 % sangat baik 100%
14 PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)
Pembuangan sampah 100 % sangat baik 100%
penatalaksanaan linen 100 % sangat baik 100%
Etika batuk 100% sangat baik 100%

Keterangan :
1. Sangat Baik : 76 – 100 %
2. Baik : 51 – 75 %
3. Cukup : 26 – 50 %
4. Buruk : 1 – 25 %

57
Dengan keterangan :
Apabila kriteria dengan kategori sangat baik tapi salah satu poin yang penting
didalam instrumen tidak dilaksanakan maka akan dijadikan masalah.

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mengelompokkan masalah


yang harus diselesaikan, sebagai berikut:
1. Belum optimalnya proses pelaksanaan keselamatan pasien yaitu mencuci tangan yang
dilakukan oleh perawat di Ruang Rawat Inap Lantai 7 dikarenakan belum tersedianya
wastafel di dekat nurse station

58
B. Analisa SWOT
NO ELEMEN STRENGTHS WEAKNESSES OPPORTUNITIES THREATENING
. (KEKUATAN) (KEKURANGAN) (PELUANG) (ANCAMAN)
1 Proses pelaksanaan - Perawat di Ruang Rawat - Belum tersedianya fasilitas Dukungan dan motivasi dari Kegiatan mencuci tangan
Keselamatan Pasien dalam Inap Lantai 7 telah tempat untuk mencuci tangan kepala ruangan dan perawat di berjalan dengan kurang optimal
Mencuci Tangan yang belum seperti wastafel didekat nurse ruangan dalam pelaksanaan
menerapkan SOP Mencuci
optimal (90%) station kegiatan mencuci tangan
Tangan dengan Benar - Belum optimalnya dalam
menggunakan Handrub dan menerapkan cuci tangan 6 Mendiskusikan masalah terkait
langkah dalam 5 moment belum tersedianya tempat
Handwash
cuci tangan (90,32%) mencuci tangan didekat nurse
station yaitu wastafel dan
waktu pelaksanaan cuci tangan

59
C. SKORING
Berdasarkan hasil pengkajian data ditemukan beberapa masalah dan dilanjutkan
dengan planning of action dan disusun dalam bentuk tabel. Prioritas masalah
dilakukan dengan metode CARL (Capability, Accesbility, Readness, Leverage) dengan
menggunakan skor nilai 1-5 dengan indikator: 1 : Sangat Kurang, 2: Kurang, 3:
Cukup, 4: Baik, 5: Sangat Baik. Kriteria CARL tersebut mempunyai arti.
C : Ketersediaan sumber daya (Dana dan sarana/peralatan)
A : Kemudahan masalah yang diatasi atau tidak diatasi. Kemudahan dapat
didasarkan pada ketersedian metode/ cara/ teknologi serta penunjang
pelaksanaan seperti peraturan atau juklk.
R : Kesiapan dari tenaga kesehatan maupun kesiapan sasaran seperti keahlihan/
kemampuan dan motivasi.
L : Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam
pemecahan yang dibahas.
Nilai total merupakan hasil perkalian C x A x R x L, urutan ranking atau prioritas
adalah nilai tertinggi sampai dengan terendah.
Tabel 3.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan CARL di Ruang Rawat Inap Lantai 7
No MASALAH C A R L TOTAL RANK
1. Mencuci Tangan (90%) 2 2 2 1 7 1

60
D. PLANNING OF ACTION (POA)
Yang
No Masalah Sub masalah Rank Target Uraian Kegiatan Waktu Sasaran PJ
terkait
1 Patient Belum optimalnya 1 Perawat dapat menerapkan 1. Koordinasi kepada kepala 20 April Perawat dan Kepala
Safety penerapan mencuci kegiatan mencuci tangan ruangan untuk pelaksanaan 2021 mahasiswa ruangan,
tangan dikarenakan dalam patient safety dengan kegiatan mencuci tangan di ruangan perawat
kebutuhan fasilitas benar. Dari 90,9 % 2. Sosialisasi terhadap 21 April Rawat Inap ruangan
yang belum tercukupi Naik 9,09 % menjadi 100% pelaksanaan mencuci tangan 2021 Lantai 7 dan
dengan kriteria: dengan cara focus group mahasiswa
- Perawat dapat menerapkan discussion yang ada di
kegiatan mencuci tangan 3. Mendiskusikan terkait 21 April ruang
dengan benar dengan materi 5 moment cuci 2021 Rawat Inap
adanya fasilitas yang tangan Lantai 7
mencukupi untuk mencuci 4. Simulasi implementasi 21 April
tangan kegiatan mencuci tangan 2021

61
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Berdasarkan Plan of Action (POA) yang telah disusun, berikut ini adalah
laporan pelaksanaan kegiatan di Ruang Rawat Inap Lantai 7 RSUD Siti Fatimah
Palembang dilaporkan pelaksanaan dan evaluasi berikut:

A. Mencuci Tangan
1. Pelaksanaan
Untuk meningkatkan pasien safety dalam hal mencuci tangan pada
tanggal 20-21 April 2021. Adapun target yang ingin dicapai yaitu 100%
penanggung jawab dari pasien safety mencuci tangan, adapun langkah-
langkah untuk mencapai target dapat dilihat pada tabel 4.1 :

Tabel 4.1
Jadwal Pelaksanaan Mencuci Tangan
Ruang Rawat Inap Lantai 7 RSUD Siti Fatimah Palembang
Periode 20-21 April 2021

No Tanggal
Keterangan
Uraian kegiatan Pelaksanaan
20 21
Koordinasi dengan kepala X
1 ruangan terkait dengan kegiatan √
mencuci tangan
Mencari literature X
2

Sosialisasi tentang pelaksanaan X
3
mencuci tangan √
Mendiskusikan terkait materi 5 X
4 moment cuci tangan √
5 Implementasi √
6 Evaluasi √
7 Dokumentasi
100%

Keterangan:

62
X : rencana pelaksanaan
√ : pelaksanaan

Analisis
Kegiatan mencuci tangan dilaksanakan dengan benar sesuai dengan 6
langkah dalam 5 moment sesuai dengan apa yang direncanakan dalam
uraian tugas.

2. Evaluasi
Berdasarkan evaluasi dari tanggal 20-21 Januari 2021 yang
dilakukan oleh 22 mahasiswa yang bertugas Ruang Rawat Inap Lantai 7
RSUD Siti Fatimah Palembang yang ditujukan kepada perawat di ruangan
dapat dilihat dari tabel dibawah ini

Tabel 4.2
Pelaksanaan Mencuci Tangan
Ruang Rawat Inap Lantai 7 RSUD Siti Fatimah Palembang
Periode 20-21 April 2021

No Variabel Ya Tidak
1. Perawat dapat melakukan cuci tangan 6 langkah 3 0
dengan benar
2. Perawat mencuci tangan ditempat yang sudah 3 0
disediakan
3. Handsrub tersedia 3 0
4. Handuk / tissue untuk mengelap setelah cuci tangan 0
tersedia
6. Mempunyai tempat sampah infeksius 3 0
7. Mempunyai tempat sampah non infeksius 3 0
8. Mempunyai tempat kotor linen 3 0
9. Mempunyai tempat pembuangan benda tajam 3 0
10 Petugas mencuci tangan 6 langkah benar sebelum 3 0
. prosedur aseptic
11 Perawat menjelaskan langkah cuci tangan kepada 3 0
. keluarga
Jumlah 30 3
Persentase (%) 100 % 100%
Persentase Total (%) 100%

Analisa

63
Berdasarkan tabel diatas, pelaksanaan mencuci tangan sudah
berjalan dengan baik amun terdapat masih terdapat sedikit kendala di
Ruangan ini. Hal ini dikarenakan di Ruang Rawat Inap Lantai 7 belum
tersedia tempat untuk mencuci tangan di Nurse Stasion seperti wastafel.
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan mengatakan bahwa
sudah melaporkan kebutuhan tersebut dan terdapat rencana untuk
pemasangan wastafel portable di dekat nurse station. Perawat ruangan
melakukan cuci tangan dengan menggunakan handrub di nurse station.
Sedangkan untuk melakukan mencuci tangan dengan handwash dilakukan
di wastafel dalam ruangan meeting room atau di ruang pelepasan APD
yang letaknya tidak dekat dengan nurse station.

3. Faktor Pendukung
Untuk pelaksanaan mencuci tangan di Ruang Rawat Inap Lantai 7
RSUD Siti Fatimah Palembang, implementasi keperawatan manajemen
yang telah dilakukan, faktor pendukung terlaksananya kegiatan tersebut
adalah adanya literatur yang digunakan dalam mengingatkan perawat
ruangan dalam 5 moment mencuci tangan, alat dan bahan serta dukungan
dari semua staf Ruang Rawat Inap Lantai 7 RSUD Siti Fatimah
Palembang.

4. Faktor penghambat
Perawat ruangan terkadang lupa 5 moment mencuci tangan
dikarenakan terburu-buru dalam memberikan tindakan pelayanan
kesehatan. Belum tersedianya tempat mencuci tangan wastafel di nurse
station sehingga perawat mencuci tangan menggunakan handrub saat di
nurse station. Bila perawat ruangan hendak mencuci tangan dengan
handwash perawat ruangan mencuci tangan di wastafel yang ada di ruang
meeting room atau di ruang pelepasan APD yang letaknya tidak dekat
dengan nurse station. Selain itu waktu pelaksanaan yang cukup singkat
sehingga pemberian implementasi keperawatan manajemen belum berjalan
secara optimal.

64
5. Kesinambungan
Pelaksanaan perawat mencuci tangan terutama dalam 5 momen cuci
tangan harus tetap terlaksana dan sesesama perawat ruangan tetap saling
mengingatkan guna mencegah terjadinya infeksi nasokomial.

65
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan umum bahwa praktek manajemen sudah dilaksanakan di
Ruang Rawat Inap Lantai 7 RSUD Siti Fatimah Palembang dari tanggal
12 April – 24 April 2021. Lima moment cuci tangan persentase
sebelumnya 90% naik menjadi 100%, sudah mencapai target.

B. Saran
1. Menerapakan 5 moment cuci tangan sangat penting dilakukan untuk
mencegah kerjadian yang tidak diinginkan, dan merupakan
perlindungan diri dari penyebaran penyakit.
2. Diharapkan untuk kedepannya fasilitas tempat cuci tangan wastafel
di nurse station dapat di penuhi agar dapat mempermudah perawat
ruangan dalam hal mencuci tangan.

66
DAFTAR PUSTAKA

Ambon. Jurnal AKK, Vol. 2 No. 1. Dipublikasikan. FKM, Unhas, Makassar.

Andersen, Ronald Et Al.. 1975. Equity In Health : Empirical Analysis In Social


Policy. London : Cambridge Mall Bailinger Publishing

Depkes RI. (2002). Keputusan Menkes RI No. 228/MENKES/SK/III/200 Tentang


Pedoman

Depkes RI 2005. Standar Tenaga Keperawatan Di Rumah Sakit. Dirjen Pelayanan


Medik Jakarta

Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta

Douglas, Laura Mae. (1992) The Effective Nurse : Leader And Manager ., 4 Th.
Ed,. Mosby - Year Book, Inc.

Djojodibroto, R. Darmanto. 2013. Kiat Mengelola Rumah Sakit. Jakarta: Penerbit


Hipokrates.

Gillies, DA. 1989. Manajemen Keperawatan: Suatu Pendekatan Sistem Ed.2.


Illioni: WB Saunders Company

Keperawatan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5612;

Mulyono, M.H., Hamzah, A & Abdullah, A.Z. (2013). Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Dirumah Sakit Tingkat III
16.16.06.01

Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekijo.2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia, Penerbit PT.


Rieneka Cipta, H. 29.

Nursalam. 2012. Management Keperawatan Edisi 3, Jakarta : Salemb Medika.

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional Edisi 5.Jakarta : Salemba Medika.

67
Potter, Patricia A. & Perry, Anne G. 2009. Fundamental Keperawatan Buku 1 Ed.
7. Jakarta: Salemba Medika

Santere, Rexford E And Neun Stephen P. 2000. Health Economics (Theories,


Insight, And Indistry Studies) Revised Edition. USA : Harcourt College
Publisher.

Satrianegara MF, S.S., 2009, Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan Serta Kebidanan. Salemba Medika. Jakarta.

Schroeder, Roger G. Operations Management: Contemporary Concepts And


Cases, 3rd Ed., Singapore: Mcgraw Hill, 2007.

Sitorus Ratna, 2011. Manajemen Keperawatan : Manajemen Keperawatan Di


Ruang Rawat. Jakarta : Sagung Seto.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Sakit


Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153;

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

World Health Organization (WHO), 1948, WHO Definiton Of Health,

World Health Organization (WHO). 2009. Human Factors In Patient Safety


Review Of Topics And Tools. Report For Methods And Measures Working
Group Of WHO Patient Safety.

World Health Organization (WHO), 2013, Parties To The WHO Framework


Convention On Tobacco Control, Jenewa.

Wilkinson, J.M., & Ahern N.R.,(2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan


Diagnosa NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC. Edisi Kesembilan.
Jakarta: EGC

68

Anda mungkin juga menyukai