Oleh :
Annesha, S.Ked
Fadil Ahmadi, S.Ked
Fatimah Firmani, S.Ked
M. Damuri, S.Ked
Pembimbing :
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan
judul "Sosialisasi Faktor Risiko Kerja Biologi dan Pengendaliannya di
Puskesmas Limapuluh Kota Pekanbaru". Makalah ini diajukan sebagai
syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan Kedokteran Komunitas (KM-KK) Fakultas Kedokteran
Universitas Riau.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih
kepada Dr. Zahtamal, SKM, M.Kes dan dr. Handayani, MKK selaku
pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam
memberikan masukan pada penulisan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL................................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR……………….. .................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................
vi
BAB I: PENDAHULUAN...................................................................................
1
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1
1.2 Tujuan Kegiatan.................................................................................
3
1.2.1 Tujuan Umum..........................................................................
3
1.2.2 Tujuan Khusus.........................................................................
3
1.3 Manfaat Kegiatan...............................................................................
4
ii
2.3.4 PPI.......................................................................................
20
BAB III: METODE PENELITIAN...................................................................
22
3.1 Deskripsi keadaan.....................................................................................
22
3.2 Plan...........................................................................................................
22
3.2.1 Identifikasi Masalah..........................................................................
23
3.2.2 Penentuan Prioritas Masalah............................................................
25
3.2.3 Analisa Penyebab Masalah..............................................................
27
3.2.4 Fishbone Ishikawa...........................................................................
30
3.2.5 Alternatif Pemecahan Masalah.......................................................
31
3.2.6 Definisi Operasional........................................................................
36
3.3 Do.............................................................................................................
37
3.4 Check .....................................................................................................
38
3.5 Action .....................................................................................................
41
ii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi, psikososial, dan bahaya kecelakaan kerja. 1
Prevalensi penyakit yang diakibatkan oleh bahaya biologi seperti bakteri dan virus
menempati urutan teratas penyakit yang dapat menular dari pasien ke petugas
sebesar 5% dari seluruh infeksi baru. Berdasarkan data Direktorat Pencegahan dan
profesi, tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19 antara lain dokter
kesehatan 2 orang, analis 2 orang, tim ahli laboratorium 1 orang. Pegawai bukan
Meskipun saat ini hal tersebut menjadi prioritas, bukan berarti Puskesmas dapat
Pekanbaru. Untuk itu kami mengangkat topik mengenai Sosialisasi Faktor Risiko
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah Sosialisasi Faktor Risiko Kerja
Pekanbaru.
Pekanbaru.
1. Kepala Puskesmas
dibidang K3.
pengendaliannya
5
4. Masyarakat
.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat
kerja. Bahaya diartikan sebagai potensi dari rangkaian sebuah kejadian untuk
muncul dan menimbulkan kerusakan atau kerugian. Jika salah satu bagian dari
rantai kejadian hilang, maka suatu kejadian tidak akan terjadi. 5 Jenis bahaya
a. Bahaya Fisik, antara lain kebisingan, getaran, radiasi ion dan non pengion,
b. Bahaya Kimia, antara lain yang berkaitan dengan material atau bahan
c. Bahaya Biologi, antara lain yang berkaitan dengan makhluk hidup yang
berada di lingkungan kerja yaitu bakteri, virus, protozoa, dan fungi (jamur)
e. Bahaya Psikososial, antara lain beban kerja yang terlalu berat, hubungan
kuman penyakit dari udara atau pekerja yang menderita penyakit tertentu. Bahaya
7
biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan infeksi dan non-
infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi organisme
viable, racun biogenik dan alergi biogenic. Kelompok biologis yang menyebabkan
infeksi adalah virus, bakteri, jamur dan parasit lainnya. Selain kelompok biologis
diatas terdapat juga bahaya biologis yang berasal dari serangga, tikus, dan
1. Virus
virus HIV, virus SARS, virus Hepatitis, virus Influenza, virus Dengue, virus
Varicela yang merupakan bahaya potensial bagi petugas kesehatan dan mereka
merupakan faktor risiko kerja yang potensial untuk tertular, yaitu ditularkan
melalui kontak dengan cairan tubuh. Risiko penularan Hepatitis C dan Hepatitis B
ini tergantung pada frekuensi terkena darah dan produk darah dan termasuk
2. Bakteri
terinfeksi beberapa jenis bakteri dan patogen lainnya. Salah satunya adalah
yang banyak terdapat di rumah sakit dan laboratorium antara lain Proteus sp.,
aeruginosa yang dapat menyebabkan infeksi baik pada kulit, saluran pernapasan
3. Parasit
melalui mulut atau kulit. Salah satu contohnya adala penyakit malaria yang
menyebabkan anemia kronis, dan scabies yang disebabkan oleh sarcoptes scabiei.
merupakan upaya pengendalian mulai dari efektivitas yang paling tinggi hingga
Apabila suatu resiko terhadap kecelakaan dan penyakit akibat kerja telah
Untuk pengendalian bahaya biologis yang berupa virus, jamur, bakteri dan
pathogen lainnya dapat dilakukan dengan melalui beberapa tahap, yaitu dengan
Peniadaan hazard biologi ini tidak dimungkinkan untuk dilakukan, karena sangat
10
sulit menghilangkan penyebab penyakit tersebut. Jadi dalam hal ini eliminasi tidak
dapat dilaksanakan.
dengan cara mengganti bahan-bahan dan peralatan yang berbahaya dengan bahan-
bahan dan peralatan yang kurang berbahaya. Dalam hal ini pengendalian secara
Covid 19
Bakteri tersebut dapat tertangkap pada filter, sedangkan udara yang sudah
yang ditujukan dari sisi pekerja. Jenis pengendalian ini antara lain :
kerja.
pengendalian resiko. Alat Pelindung Diri adalah suatu alat yang mempunyai
atau seluruh tubuh sumber daya manusia dari potensi bahaya di Fasyankes. Untuk
berupa masker, sarung tangan, penutup kepala, yang sesuai dengan jenis
Alat pelindung diri tidak mengurangi pajanan dari sumbernya, hanya saja
mengurangi jumlah pajanan yang masuk ke tubuh. APD bersifat eksklusif (hanya
melindungi individu) dan spesifik (setiap alat memiliki spesifikasi bahaya yang
cukup efektif. Jenis-jenis APD yang dapat tersedia di Fasyankes sesuai dengan
h) Coverall
13
Tabel 2.2 Contoh penggunaan APD dan lokasi penggunaannya dapat melihat
tabel berikut:
Untuk faktor risiko biologi yang sangat infeksius dan bahan kimia, dapat
menggunakan bentuk APD secara lengkap atau merujuk pada petunjuk teknis
kulit kepala petugas terhadap alat- alat/daerah steril dan juga sebaliknya
pasien.
untuk melindungi mata dari paparan percikan darah dan cairan tubuh ,
bahan kimia berbahaya, , uap panas, sinar UV dan pecahan kaca (scrub).
melindungi wajah dari terpapar cairan tubuh, darah, dan percikan bahan-
bahan kimia.
d. Masker
15
zat- zat kimia yang digunakan. Bagi SDM Fasyankes yang menggunakan
N95 atau masker yang dapat memproteksi SDM dari paparan risiko
kain meningkat seiring dengan jumlah lapisan dan kerapatan tenun kain
efektivitasannya 95-100%. 9
dari darah dan cairan tubuh, zat- zat kimia yang digunakan, dan limbah
yang ada.
Alat pelindung kaki adalah alat yang berfungsi untuk melindungi kaki
dari darah, cairan tubuh, zat- zat kimia yang digunakan, benturan benda
keras dan tajam, serta limbah yang ada. SDM Fasyankes yang berdiri
dalam jangka waktu lama ketika bekerja, perlu sepatu yang dilengkapi
benda keras yang mengenai jari kaki disarankan memakai sepatu dengan
Jas lab dan apron adalah alat yang berfungsi untuk melindungi tubuh
dari darah dan cairan tubuh, zat-zat kimia yang digunakan, dan limbah
yang ada.
h. Coverall
dari kepala sampai kaki dari penularan melalui percikan darah ataupun
cairan tubuh sangat infeksius yang masuk melalui mucous membrane atau
potensi bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu
potensi bahaya tersebut jelas mengancam jiwa bagi kehidupan para karyawan di
rumah sakit, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan rumah
sakit.10
17
19 dari segi aspek manajerial maupun penyelenggaraan baik ukp maupun ukm.
I. Perencanaan (P1)
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir) untuk menjadi sasaran
pemeriksaan.
teknologi informasi/daring.
OTG, ODP dan PDP ringan, tracing jika ditemukan kasus konfirmasi
covid-19).
I. Promosi Kesehatan
19
peduli kesehatan.
masyarakat.
padat.
(ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, balita dan anak pra sekolah,
usia sekolah dan remaja, calon pengantin, pasangan usia subur, lansia.
IV. Gizi
Pelayanan gizi yang tetap dilakukan seperti pemantauan gizi buruk tetap
penyakit menular lainnya tetap berjalan. Pelayanan penyakit tidak menular seperti
pemantauan faktor risiko PTM dapat melalui kunjungan rumah, janji temu atau
distancing.4
ISPA, mengubah posisi tempat duduk pasien, saat pelayanan (jarak dengan
I. PPI di Puskesmas
b. Hindari kerumunan
daerah terjangkit
BAB III
KOTA PEKANBARU
3.2 Plan
Puskesmas Limapuluh Kota Pekanbaru terkait K3, dilaksanakan pada tanggal 2-14
Pekanbaru.
dengan metode sampling tentang sosialisasi faktor risiko kerja biologi dan
Tabel 3.1 Identifikasi masalah Sosialisasi Faktor Risiko Kerja Biologi dan
Pengendaliannya Di Puskesmas Limapuluh Kota Pekanbaru
Aspek yang Masalah Evidence Based
dinilai
Pengendalian 1. Belum dilakukannya 1. Hasil wawancara dengan
faktor risiko kerja sosialisasi faktor risiko Penanggung Jawab K3
di Puskesmas kerja fisika dan upaya Puskesmas Limapuluh Kota
Limapuluh Kota pengendaliannya di Pekanbaru yaitu adanya
Pekanbaru Puskesmas Limapuluh faktor risiko kerja fisika
Kota Pekanbaru berupa kebisingan dari
kompresor dan getaran dari
alat bor di poli pelayanan
gigi dari mesin kompresor.
(lampiran wawancara no. 1)
dua unsur yaitu kriteria (urgensi atau kepentingan, solusi, kemampuan anggota
- nilai 2 penting
2. Solusi
- nilai 2 mudah
3. Kemampuan mengubah
26
- nilai 2 mudah
4. Biaya
- nilai 1 tinggi
- nilai 2 sedang
- nilai 3 rendah
masalah dengan total paling tinggi sebagai ranking pertama dan menjadi prioritas
Kota Pekanbaru
27
Kriteria Masalah
Urgensi Solusi Kemampuan Biaya
Rank
No Masalah Total
Mengubah
1. Belum dilakukannya
sosialisasi faktor risiko
kerja fisika dan upaya
pengendaliannya di 3 1 1 1 3 III
Puskesmas Limapuluh
Kota Pekanbaru
2. Belum dilakukannya
sosialisasi faktor risiko
kerja kimia dan upaya
pengendaliannya di 3 2 2 1 12 II
Puskesmas Limapuluh
Kota Pekanbaru
3. Belum dilakukannya
sosialisasi faktor risiko
kerja biologi dan upaya
pengendaliannya di 3 3 2 2 36 I
Puskesmas Limapuluh
Kota Pekanbaru
dilakukan analisis penyebab masalah dari berbagai aspek yaitu method, material,
dan market yang diperoleh melalui hasil wawancara. Adapun analisis masalah
b. Material
1. Belum adanya materi Berdasarkan hasil wawancara PJ
sosialisasi faktor K3, petugas Puskesmas telaah
risiko kerja biologi dokumen yang dilakukan oleh
dan pengendaliannya dokter muda IKM-KK, belum
di Puskesmas adanya materi sosialisasi faktor
Limapuluh. risiko kerja biologi dan
pengendaliannya di Puskesmas
Limapuluh. (Lampiran 1)
c. Market
1. Kurangnya
pengetahuan petugas Berdasarkan hasil wawancara
Puskesmas tentang petugas Puskesmas yang dilakukan
Lanjutan Tabel 3.3 Analisa penyebab masalah
Dibawah ini dapat dilihat hubungan antara keempat faktor tersebut dengan menggunakan fishbone ishikawa pada gambar 3.1
Kurangnya pengetahuan petugas Belum adanya materi penyuluhan tentang faktor risiko
Puskesmas tentang faktor risiko kerja kerja biologi dan pengendaliannya di Puskesmas
biologi dan pengendaliannya di Limapuluh.
Puskesmas Limapuluh Kota Pekanbaru Belum adanya media informasi seperti poster dan video
Kurangnya pengetahuan pengunjung untuk petugas Puskesmas tentang faktor risiko kerja
Puskesmas Limapuluh tentang faktor biologi dan pengendaliannya di Puskesmas Limapuluh
risiko kerja biologi dan Belum adanya media informasi seperi leaflet tentang
pengendaliannya di Puskesmas faktor risiko kerja biologi dan pengendaliannya di
Limapuluh Kota Pekanbaru Puskesmas Limapuluh
Market Material
Belum adanya
sosialisasi faktor
risiko kerja biologi
dan
pengendaliannya
Methode
Selanjutnya setelah didapatkan analisis penyebab masalah direncanakan beberapa alternatif pemecahan masalah. Berikut adalah
Masalah
1. Methode
Belum adanya Melakukan Menambah Petugas Puskesmas Dokter Bertambahnya
sosialisasi sosialisasi tentang pengetahuan Puskesmas Limapuluh Muda pengetahuan pekerja
tentang faktor faktor risiko kerja petugas kesehatan Limapuluh Kota IKM-KK Puskesmas tentang faktor
risiko kerja biologi dan tentang faktor Kota Pekanbaru FK UNRI risiko kerja biologi dan
biologi dan pengendaliannya di risiko kerja Pekanbaru pengendaliannya di
pengendaliannya Puskesmas biologi dan Puskesmas Limapuluh
di Puskesmas Limapuluh pengendaliannya
Limapuluh. di Puskesmas Dilakukannya sosialisasi
Limapuluh satu kali dengan optimal
Masalah
2.22
Material P
Belum adanya Memberikan materi Menambah etugas Puskesmas Dokter Tersedianya materi
materi melalui sosialisasi pengetahuan Puskesmas Limapuluh Muda informasi tentang faktor
penyuluhan faktor risiko kerja petugas tentang Limapuluh Kota IKM- risiko kerja biologi dan
berupa tentang biologi dan faktor risiko kerja Kota Pekanbaru KK FK pengendaliannya oleh
faktor risiko pengendaliannya di biologi dan Pekanbaru UNRI pihak Puskesmas
kerja biologi dan Puskesmas pengendaliannya
pengendaliannya Limapuluh di Puskesmas Dibuatnya 1 file berisi
di Puskesmas Limapuluh materi penyuluhan
Limapuluh.
media informasi informasi berupa bertambahnya Petugas Limapuluh Muda informasi berupa 2
seperti poster, poster, leaflet dan pengetahuan Puskesmas Kota IKM- poster, 30 leaflet dan 1
leaflet dan video video tentang tentang faktor Limapuluh Pekanbaru KK FK video durasi 3
untuk petugas faktor risiko kerja risiko kerja Kota UNRI menittentang faktor risiko
Puskesmas biologi dan biologi dan Pekanbaru kerja biologi dan
tentang faktor pengendaliannya di pengendaliannya pengendaliannya oleh
risiko kerja Puskesmas di Puskesmas pihak Puskesmas
biologi dan Limapuluh Limapuluh Kota
pengendaliannya Pekanbaru Kriteria jangka panjang ;
di Puskesmas media inf dipergunakan
Limapuluh untuk media penyuluhan
Masalah
34
Masalah
Material
Belum adanya Memberikan media Agar pengunjung Pengunjun Puskesm Dokter Diterimanya media
media informasi berupa mengetahui dan g as Muda informasi berupa, 30
informasi , poster, leaflet, dan menerapkan Puskesmas Limapulu IKM-KK leaflet, dan 1 video
leaflet, dan video video tentang faktor tentang faktor Limapuluh h Kota FK UNRI tentang faktor risiko kerja
untuk risiko kerja biologi risiko kerja di Pekanbaru Pekanbar biologi dan
pengunjung P dan Puskesmas u pengendaliannya oleh
tentang faktor pengendaliannya di Limapuluh pihak Puskesmas
risiko kerja Puskesmas Media tersebut
biologi dan Limapuluh dipergunakan oleh pkm
pengendaliannya untk
di Puskesmas
Limapuluh
35
Masalah
3. Market
Kurangnya Melakukan Agar petugas Petugas Puskesm Dokter Bertambahnya
pengetahuan Sosialisasi tentang mengetahui dan Puskesmas as Muda pengetahuan tentang
petugas faktor risiko kerja menerapkan Limapuluh Limapulu IKM-KK faktor risiko kerja biologi
Puskesmas biologi dan tentang faktor Pekanbaru h Kota FK UNRI dan pengendaliannya di
tentang faktor pengendaliannya di risiko kerja Pekanbar Puskesmas Limapuluh
risiko kerja Puskesmas biologi dan u Kota Pekanbaru
biologi dan Limapuluh Kota pengendaliannya persentasi nilai terukur
pengendaliannya Pekanbaru di Puskesmas
di Puskesmas Limapuluh Kota Tambah market
Limapuluh Kota Pekanbaru pengunjung
Pekanbaru
.
Market
Kurangnya Melakukan Agar pengunjung Petugas Puskesm Dokter Bertambahnya
pengetahuan Sosialisasi tentang mengetahui dan Puskesmas as Muda pengetahuan tentang
pengunjung faktor risiko kerja menerapkan Limapuluh Limapulu IKM-KK faktor risiko kerja biologi
Puskesmas biologi dan tentang faktor Pekanbaru h Kota FK UNRI dan pengendaliannya di
tentang faktor pengendaliannya di risiko kerja Pekanbar Puskesmas Limapuluh
risiko kerja Puskesmas biologi dan u Kota Pekanbaru
biologi dan Limapuluh Kota pengendaliannya persentasi nilai terukur
pengendaliannya Pekanbaru di Puskesmas
36
Berikut ini adalah definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan
Pekanbaru.
2. Memberikan media informasi berupa poster, leaflet dan video yang berisi
3. Memberikan media informasi berupa poster, leaflet, dan video yang berisi
3.3 Do
Limapuluh Kota Pekanbaru dapat dilihat dalam tabel 3.5 sebagai berikut.
3.4 Check
Tabel 3.6 Check dalam kegiatan Sosialisasi Faktor Risiko Kerja Biologi di
Lanjutan Tabel 3.6 Check dalam kegiatan Sosialisasi Faktor Risiko Kerja
Biologi di Puskesmas Limapuluh Kota Pekanbaru
Kegiatan yang pertama adalah sosialisasi mengenai faktor risiko kerja biologi
sebanyak 4 orang. Dari 8 responden ini terdiri dari 1 orang Tenaga Kesehatan
(Nakes) dan 7 orang Non Tenaga Kesehatan (Non Nakes). 7 meningkat 1 stagnan
dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 2 orang (25%), tingkat pengetahuan cukup
sebanyak 3 orang (37,5%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 3 orang (37,5%)
sehingga didapatkan rerata skor pengetahuan petugas adalah 56,25. Berdasarkan data
Limapuluh, petugas lebih memahami tentang faktor risiko kerja biologi dan upaya
rerata skor pengetahuan petugas adalah 71,25 dengan proporsi tingkat pengetahuan
baik sebanyak 6 orang (75%) dan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 2 orang
(25%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan skor
pengetahuan petugas Puskesmas Limapuluh terhadap faktor risiko kerja biologi dan
Variabel N Median
3.5 Action
42
leaflet dan video kepada petugas dan pengunjung di Puskesmas Limapuluh Kota
peningkatan pengetahuan pada petugas Puskesmas terkait faktor risiko biologi dan
Puskesmas.
pengamatan media dipakai atau tidak tidak dapat di ketahui. Sarankan pkm untuk
melanjutkan pengawasan
Saran
42
BAB IV
PEMBAHASAN
Kemudian diperkuat dengan hasil data kuesioner pretest dan post test tentang
faktor risiko kerja biologi dan pengendaliannya dan belum adanya media
risiko kerja biologi dan upaya pengendaliannya serta hal-hal penting lainnya
terkait hazard biologi seperti penggunaan APD yang tepat, SOP tertusuk jarum,
melakukan cuci tangan dengan baik dan benar, serta etika batuk dan bersin yang
benar. Terlalu banyak Tingkat pengetahuan pada petugas dapat dilihat dari hasil
rekapan data kuesioner pengetahuan tentang faktor risiko kerja biologi dan upaya
pengetahuan pada hasil post test. Metode sosialisasi merupakan salah satu cara
dengan penelitian yang dilakukan oleh Fuada Nadia dkk yang menyatakan bahwa
responden.11
ini penting karena menjadi salah satu sumber pengetahuan dasar tentang faktor
srta upaya yang bisa dilakukan untuk mengendalikan dan menegah faktor risiko
adalah dengan memberikan media informasi yang berisi faktor risiko kerja biologi
menyediakan beberapa media informasi berupa video singkat, poster, dan leaflet.
Media berbentuk video ini dinilai efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan
bahwa pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pemberian media video karena video
Poster yang dirancang adalah berupa contoh faktor risiko kerja biologi
besrta penyakit-penyakit yang bisa ditimbulkan oleh faktor tersebut. Selain itu
poster juga berisi upaya-upaya yang dapat kita lakukan agar terhindar dari bahaya
manusia diperoleh melalui indera penglihatan dan informasi lebih sering diingat
waktu Dokter Muda IKM-KK sehingga hanya meneliti dan mempelajari tentang
koordinasi terbatas.
46
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
sebagai berikut:
Pekanbaru.
Pekanbaru.
Puskesmas Limapuluh
5.2 Saran
diberikan adalah:
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
Bu Evi : untuk saat ini hanya saya saja, dan saya baru beberapa bulan sebagai
penanggung jawab K3 menggantikan pak Asril, PJ K3 sebelumnya yang pindah
ke BPKAD Kota Pekanbaru.
Bidan Evi : faktor risiko kerja seperti tangga (ada turun naik dan sticker telapak
kaki untuk panduan naik dan turun, jalur evakuasi, pegangan tangga, triase di
depan IGD dan jalan untuk pasien yang menggunakan kursi roda diberi
pegangan”. Tetapi kalian bisa nilai sendiri apakah sudah sesuai standar atau
belum. Ada juga kebisingan dari mesin kompresor di ruang poli pelayanan gigi
yang sampai saat ini belum ditemukan solusinya.
5. Selain faktor risiko yang diatas, apakah ada faktor risiko lain yang
ada di Puskesmas ini?
Bidan Evi : untuk sampah medis padat mulai dari pemilihan hingga penyimpan
sementara telah dilakukan dengan baik, tetapi untuk pemusnahan kita masih
bekerja sama dengan pihak ke-3 yaitu PT Muda Madani. Diambil diambil 3
bulan sekali yang seharusnya diambil 2x24 jam. Selain itu ada faktor risiko
penyakit menular seperti pada saat sekarang ini penyakit Covid-19.
Lampiran 2
55
Ibu erna wati : “saya bekerja sejak tahun 2014, sudah selama 6
tahun”
Ibu Afri : “saya bekerja sejak tahun 2004 dan di bagian
pendaftaran sejak tahun 2017”
Ibu Verginia : “saya bekerja sejak tahun 2004”
Ibu Deni : “saya bekerja sejak tahun 2019”
Drg. Riris : “saya bekerja sejak tahun 1993”
Lampiran 3
59
Lampiran 4
Lampiran 5
Identitas responden
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :P/L
Bagian :
Pendidikan Terakhir : SD D3
SMP S1
SMA S2
Pernah mendapat penyuluhan tentang faktor risiko bahaya biologi diunit tempat kerja?
Tidak Pernah
Pernah, oleh siapa? Kapan?
A. PENGETAHUAN
Memberi tanda (√) atau (x) pada kolom jawaban anda
No Pertanyaan Benar Salah
1 Penyakit TBC diakibatkan oleh virus
B. SIKAP
No Pertanyaan SS S TS STS
1 Saya khawatir bekerja di
Puskesmas karena takut
tertular penyakit
2 Saya khawatir jika orang
disebelah saya bersin
tanpa menutup mulutnya
64
C. PRILAKU
No Pertanyaan Sering Kadang- Tidak Alasannya
kadang Pernah
1 Saya mencuci tangan
dengan menggunakan
sabun dan air mengalir
4 Saya meludah di
sembarang tempat
65
Lampiran 6
66
67
68
69
70
Lampiran 7
JENIS KELAMIN
UMUR
PENDIDIKAN TERAKHIR
PENGETAHUAN PRETEST
PENGETAHUANPOSTTEST
Statistics
pretest Posttest
Valid 8 8
N
Missing 6 6
Mean 56.25 71.25
Std. Error of Mean 6.250 5.489
Median 55.00 70.00
a
Mode 50 70
Std. Deviation 17.678 15.526
Minimum 30 50
Maximum 80 90
25 42.50 55.00
75 75.00 87.50
N Correlation Sig.
72
Pair pretest -
-15.000 9.258 3.273 -22.740 -7.260 -4.583 7 .003
1 posttest
TestStatisticsa
- PreTest SKP
Z -3.028b
b. Basedonnegativeranks.
Descriptives
Statistic Std. Error
5% TrimmedMean 58.44
Median 11.00
Variance 199.048
Minimum 6
Maximum 16
Range 60
InterquartileRange 20
5% TrimmedMean 77.41
Median 14.00
Variance 141.429
Minimum 10
Maximum 18
Range 50
InterquartileRange 5
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Prilaku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent