Anda di halaman 1dari 64

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA

LAPORAN PRAKTIK KESEHATAN MASYARAKAT


(PKM)

PENATALAKSANAAN KASUS COVID-19 MELALUI KEGIATAN TRACING,


TESTING DAN TREATMENT DI KOTA TANGERANG DENGAN
PENGGUNAAN APLIKASI PENCATATAN DAN PELAPORAN BERBASIS
ONLINE

OLEH :
IIS
LATIFAH
NPM.195059030

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
JAKARTA
2021
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA

LAPORAN PRAKTIK KESEHATAN MASYARAKAT


(PKM)

PENATALAKSANAAN KASUS COVID-19 MELALUI KEGIATAN TRACING,


TESTING DAN TREATMENT DI KOTA TANGERANG DENGAN
PENGGUNAAN APLIKASI PENCATATAN DAN PELAPORAN BERBASIS
ONLINE

Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Pendidikan di program sarjana Kesehatan masyarakat (SI)
Peminatan Epidemiologi

OLEH :
IIS
LATIFAH
NPM.195059030

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
JAKARTA
2021
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan PKM ini telah disetujui oleh Pembimbing Materi dan Pembimbing

Lapangan

Jakarta, Januari 2021

Pembimbing Lapangan Pembimbing Materi

H. Suhardiman, SKM. MKM Dini Indah Lestari, SKM. MPH


NIP. 19741121 199803 1 003 NIDN. 0326109001

Ketua Program Studi

Kesehatan

Masyarakat,

Sri Widodo, SE, M.Kes


NIDN. 0309107303
IDENTITAS MAHASISWA

Nama Lengkap : Iis Latifah


Tempat Tanggal Lahir : Sumedang, 08 Agustus 1982
NPM : 195059030
Program Studi / : Kesehatan Masyarakat / Epidemiologi
Peminatan
Tahun Akademik : 2020/2021
Nama Institusi PKM : Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Alamat Instansi PKM : Jl. Daan Mogot No. 69 – Kota Tangerang

Jakarta, Januari 2021

Iis Latifah

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahuwata’ala atas


berkat, kasih dan anugerah-Nya, penulis dapat meyelesaikan laporan magang
peminatan epidemiologi ini yang berjudul “penatalaksanaan kasus covid-19
melalui kegiatan tracing, testing dan treatment di kota tangerang dengan
penggunaan aplikasi pencatatan dan pelaporan berbasis online di Dinas Kesehatan
Kota Tangerang”.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan Praktik
Kesehatan Masyarakat (PKM). Dalam penulisan laporan praktik kesehatan
masyarakat tidak terlepas dari bantuan dan dorongan, serta dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr.Drg Tri Budi Wahyuni Raharjo, M.S selaku Rektor Universitas
Respati Indonesia (URINDO)
2. Zainal Abidin, M.Sc selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Respati Indonesia.
3. Sri Widodo, SE, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
Universitas Respati Indonesia.
4. Dini Indah Lestari, SKM. MPH selaku pembimbing materi yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan hingga laporan
Praktik Kesehatan Masyarakat ini selesai.
5. Dosen dan staf Universitas Respati Indonesia yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan keterampilan.
6. dr. Hj. Liza Puspadewi, M. Kes Selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota
Tangerang yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan Praktik
Kesehatan Masyarakat.
7. dr. Hj. Indri Bevy selaku Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tangerang
8. Suhardiman, SKM. MKM selaku pembimbing lapangan sekaligus Kepala
Seksi Surveilan Imunisasi dan Krisis Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota
Tangerang yang telah meluangkan waktu di sela - sela kesibukannya untuk
memberikan nasehat, pengarahan dan ilmu yang bermanfaat selama penulis
melakukan Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM) hingga laporan ini selesai.
9. Dosen penguji selaku penguji laporan PKM yang telah meluangkan waktu
sebagai penguji sidang laporan saya dan memberikan masukan untuk
perbaikan hingga selesai.
10. Keluarga yang senantiasa memberikan doa dan dukungan kepada penulis.
11. Teman-Teman FIKes yang berjuang bersama pada Praktik Kesehatan
Masyarakat ini.

Penulis berharap semoga laporan Praktik Kesehatan Masyarakat ini dapat


bermanfaat bagi Dinas Kesehatan Kota Tangerang khususnya pada Seksi
Surveilans Imunisasi dan Krisis Kesehatan serta semua pihak yang membacanya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih ada kekurangan karena keterbatasan
kemampuan penulis. Penulis mengharapkan masukan dan kritik yang positif dari
berbagai pihak.

Jakarta, Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Sampul Luar
Sampul dalam
Lembar Persetujuan
Identitas mahasiswa …………………………………………………………………… i
Kata Pengantar ………………………………………………………………………… ii
Daftar isi ……………………………………………………………………………….. iv
Daftar Lampiran ……………………………………………………………………….. v
Daftar Gambar ................................................................................................................. vi
Daftar Tabel ..................................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULIAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………… 1
1.2 Tujuan …………………………………………………………………. 5
1.3 Manfaat ……………………………………………………………….. 5
BAB II KEGIATAN PKM
2.1 Waktu dan Lokasi ……………………………………………………... 7
2.2 Metode Kegiatan Praktek Kesehatan Masyarakat ……………………. 8
2.3 Jadwal ………………………………………………………………… 8
BAB III HASIL PKM
3.1 Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kota Tangerang ………………… 10
3.2 Hasil Praktik Kesehatan Masyarakat …………………………………. 18
3.3 Identifikasi masalah …………………………………………………… 35
3.4 Pembahasan …………………………………………………………… 36
3.5 Alternatif pemecahan masalah ………………………………………… 39
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………. 40
4.2 Saran …………………………………………………………………... 42
Daftar Pustaka
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat permohonan ijin PKM Kesbangpol


Lampiran 2 : Surat Permohonan ijin PKM Dinas Kesehatan
Lampiran 3 : Surat Rekomendasi ijin PKM Kesbangpol
Lampiran 4 : Tangerang
Lampiran 5 : Surat Rekomendasi Ijin PKM Dinas Kesehatan
Lampiran 6 : Tampilan pilihan menu pada aplikasi SIRONA
Lampiran 7 : Gambar tampilan menu “Dashboard” aplikasi
Lampiran 8 : SIRONA
Lampiran 9 : Gambar Tampilan menu “Pemberitahuan”
Lampiran 10 : Gambar tampilan menu “Laporan”
Gambar tampilan menu “Surveilance”
Gambar tampilan menu “pengajuan VTM dan
Lidi Swab”
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Lokasi praktek


Gambar 3.1 : Peta Kota Tangerang
Gambar 3.2 : Struktur Organisasi Dinas Kesehatan
Gambar 3.3 : wawancara dengan Kasi SIKK terkait program
SIKK
Gambar 3.4 : wawancara tim Data terkait laporan Covid19
Gambar 3.5 : wawancara tim Data terkait laporan Covid19
Gambar 3.6 : wawancara tim Data terkait laporan Covid19
Gambar 3.7 : form W2
Gambar 3.8 : Format PE kasus KLB
Gambar 3.9 : Aplikasi SIRONA
Gambar 3.10 : Input dan validasi data SIRONA
Gambar 3.11 : Format Rekapitulasi pemeriksaan PCR
Gambar 3.12 : Hasil Rekpitulasi Sumber penularan
Gambar 3.13 : Tracing dan testing Kontak Erat kasus (+)
Gambar 3.14 : Penyuluhan tentan ORI Difteri di Puskesmas
Sangiang
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Jadwal kegiatan praktik kesehatan masyarakat


Tabel 3.1 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan
Kelompok Umur
Tabel 3.2 : Luas Wilayah Kecamatan di Kota Tangerang
Tahun 2019
Tabel 3.3 : Kepadatan Penduduk di Kota Tangerang Tahun
2015-2019
Tabel 3.4 : Rasio Puskesmas Terhadap Jumlah Penduduk
menurut Kecamatan di Kota Tangerang Tahun
2019
Tabel 3.5 : Jenis & Jumlah Sarana Kesehatan Dasar Tahun
2019
Tabel 3.6 : Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan Rujukan di
Kota Tangerang Tahun 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
( SARS- CoV-2) . SARS- CoV- 2 merupakan coronavirus jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada
setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit
yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory
Syndrome ( MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome ( SARS) .
Tanda dan gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gejala gangguan
pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi
rata- rata 5- 6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus
Covid-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan
akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian (Pedoman Revisi V,
2020)
Virus corona masih terus menyebar ke seluruh dunia, dengan
hampir 39 juta kasus terkonfirmasi di 189 negara dan lebih dari satu juta
kasus kematian. Amerika serikat masih menempati posisi pertama dengan
jumlah kasus positif dan jumlah kematian tertinggi di dunia, disusul Brasil
dan India. ( sumber BBC 19102020) . Berkaitan dengan kebijakan
penanggulangan wabah penyakit menular, Indonesia telah memiliki
Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular,
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penangulangan
Wabah Penyakit Menular, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/
Menkes/ Per/ X/ 2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang
Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan. Untuk itu dalam
rangka upaya penanggulangan dini wabah COVI D19, Menteri Kesehatan
telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi novel

1
Coronavirus ( Infeksi 2019- nCoV) sebagai Jenis Penyakit Yang Dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya. Penetapan didasari
oleh pertimbangan bahwa Infeksi novel Coronavirus ( Infeksi 2019-
nCoV) telah dinyatakan WHO sebagai Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public
Health Emergency of
International Concern (PHEIC)
Sejak Pemerintah Indonesia mengumumkan kasus konfirmasi
pertama Covid- 19 di Indonesia pada awal Maret 2020. Hingga 1 Oktober
2020, sebanyak 291.182 kasus konfirmasi Covid-19 telah dilaporkan.
Tanpa intervensi kesehatan masyarakat dipekirakan sebanyak 2, 5 juta
kasus Covid-19 akan memerlukan perawatan di rumah sakit di Indonesia
dengan angka kematian yang diperkirakan mencapai 250.000 kematian.
Pada situasi ini jutaan orang beserta keluargannya memiliki kerentanan
terhadap Covid-19.( dampak pandemi kemenkes)
Di provinsi Banten jumlah kasus mencapai 11.816 kasus terkonfirmasi
dengan data sembuh sebanyak 9.755 kasus, dalam perawatan sebanyak
251 kasus dan meninggal sebanyak 356 kasus . sedangkan untuk kasus di
Kota Tangerang terdapat sebanyak 2.612 kasus terkonfirmasi posistif
Covid-19 dengan rincian kasus sembuh sebanyak 2.288 kasus, dalam
perawatan sebanyak 251 kasus dan meninggal sebanyak 73 kasus.
(covid19.go.id) (22 November 2020). Penyebaran covid- 19 tidak hanya
terjadi di daerah khusus ibukota jakarta dan kota padat penduduk lainnya,
namun telah menyabar ke pedesaan di daerah terpencil. Berdasarkan
uraian latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai
gambaran epidemilogi kasus positif covid- 19 Kota Tangerang.
Penyusun memilih Dinas Kesehatan Kota Tangerang sebagai
lokasi Praktek Kesehatan Masyarakat (PKM) dengan beberapa
pertimbangan yaitu sesuai dengan peminatan mahasiswa yaitu
epidemiologi, dan menyadari bahwa pelaksanaan kegiatan
penanggulangan kasus Covid-19 di Kota Tangerang sudah berjalan
dengan baik sesuai dengan panduan pelaksanaan Kegiatan Surveilans
Kesehatan. Adapun kegiatan surveilans kesehatan ini
meliputi pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan desiminasi
informasi (Kemenkes,2014). Selain itu Dinas Kesehatan Kota Tangerang
mengakomodir semua kegiatan pengendalian kasus Covid-19 yang
dilakukan jejaring dibawahnya (Puskesmas dan Rumah Sakit) baik
pemerintah maupun swasta melalui aplikasi laporan berbasis online
sehingga data yang diperoleh melalui aplikasi tersebut bisa
menggambarkan kasus Covid-19 yang ada di Kota Tangerang saat ini
sehingga Dinas Kesehatan dianggap mampu menjadi wadah atau tempat
bagi mahasiswa untuk menjadi tempat praktik kesehatan masyarakat
dan penulis bisa
menerapkan ilmu yang sudah didapat pada perkuliahan serta bisa
memberikan pengalaman dalam hal pelaksanaan penanggulangan kasus
Covid-19 di Dinas Kesehatan Kota Tangerang dan juga Penyusun juga
mengambil topik tentang kasus Covid-19 karena saat ini kasus Covid-19
di Indonesia masih tinggi angka insiden dan kematian akibat kasus Covid-
19. Berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan yang dilakukan di Dinas
Kesehatan Kota Tangerang kasus Covid-19 di wilayah Kota Tangerang
juga masih ditemukan adanya kenaikan, baik kasus suspek, probable
maupun kasus konfirmasi, maka dari itu penulis mengambil topik
mengenai “Penatalaksanaan kasus Covid-19 melalui kegiatan Tracing,
Testing dan Treatment di Kota Tangerang dengan penggunaan aplikasi
pencatatan dan
pelaporan berbasis online ”
Aplikasi pencatatan ini disebut SIRONA (Sistem Informasi
Corona), dimana dalam aplikasi ini memuat semua informasi tentang data
kasus covid-19 di Kota Tangerang. Karena laporan ini bersifat online,
semua fasilitas pelayanan kesehatan yang melayani kasus covid-19 di Kota
Tangerang baik Puskesmas maupun Rumah Sakit negeri dan swasta
memiliki akses untuk mengisi data kasus baik kasus Suspek, probable
maupun konfirmasi serta kasus kematian.
Melalui aplikasi ini, semua data yang sudah diinput oleh fasilitas
kesehatan akan dilakukan verifikasi oleh Tim Data Dinas Kesehatan
(Seksi SIKK), yang nantinya akan dilakukan sebaran informasi kepada
unit yang
berkepentingan untuk dilakukan pemantauan dan data yang diperoleh
bersifat up to date.
Semua pasien yang dilakukan perawatan di rumah sakit akan
dibuat laporan perawatan oleh faskes yang merawat kedalam SIRONA,
setelah pasien dinyatakan sembuh dan aman untuk dipulangkan makan
data akan diserahkan ke puskesmas sesuai wilayah tinggal pasien sehingga
Puskesmas akan dapat melakukan pemantauan melalui SIRONA. Laporan
ini bersifat Satu Data, sehingga meminimalisir adanya data ganda. Data
pasien yang dinyatakan positif di Rumah sakit nantinya akan terinfo secara
otomatis ke data master Puskesmas, sehingga walaupun pasien masih ada
dalam perawatan, Puskesmas sebagai pemantau wilayah tinggal pasien
tetap dapat melakukan Tracing (pelacakan) kontak erat kasus konfirmasi
positif Covid- 19 sehingga membantu mempercepat pemutusan mata
rantai penularan Covid-19 di masyarakat
Begitupun untuk pasien yang akan dilakukan pemeriksaan swab
(Testing), akan dilakukan permintaan VTM (Viral Transport Medium) /
media transportasi apusan lendir hidung dan tenggorokan ke Dinas
kesehatan. Setelah dilakukan verifikasi data oleh Tim VTM, maka akan
diberikan persetujuan sehingga nantinya media VTM akan diambil oleh
faskes yang mengajukan.
Dalam aplikasi SIRONA, semua data yang ada didalamnya baik
data jumlah kasus berdasar usia, jenis kelamin, alamat, status dan kondisi
pasien serta keadaan lain-lain bisa dilakukan pengunduhan data dalam
bentuk format excel untuk keperluan laporan dan desiminasi informasi
kepada atasan.
Aplikasi ini sangat membantu tim Dinas Kesehatan kota
Tangerang dalam proses pengelolaan data sehingga bisa dipergunakan
sebagai dasar penentuan kebijakan dalam tata laksana kasus Covid-19 di
Kota Tangerang
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk memperoleh pengalaman dalam penatalaksanaan kegiatan
penanggulangan kasus Covid-19 di Kota Tangerang melalui
pemantauan dengan aplikasi pelaporan berbasis Online
(SIRONA)

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui program kerja yang dilakukan oleh tim
Surveilans Imunisasi dan Krisis Kesehatan - Dinas Kesehatan
Kota Tangerang
2. Mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh tim Surveilans
Imunisasi dan Krisis Kesehatan - Dinas Kesehatan Kota
Tangerang
3. Mengetahui kegiatan pelaksanaan program surveilans
Penyakit Menular (PM) di Dinas Kesehatan Kota Tangerang
4. Mengidentifikasi masalah dalam kegiatan Penatalaksanaan
kasus Covid-19 melalui kegiatan Tracing, Testing dan
Treatment di Kota Tangerang dengan penggunaan aplikasi
pencatatan dan pelaporan berbasis online
5. Mengetahui alternatif pemecahan masalah terkait dengan
pelaksanaan Penatalaksanaan kasus Covid-19 melalui
kegiatan Tracing, Testing dan Treatment di Kota Tangerang
dengan penggunaan aplikasi pencatatan dan pelaporan
berbasis online

1.3 Manfaat penelitian


1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Memperoleh gambaran nyata di lapangan atas ilmu yang telah
di tempuh, meningkatkan pengetahuan, wawasan, serta
pengalaman dan keterampilan tentang kasus Covid-19 yang
ada Kota Tangerang.
2. Memperoleh bahan materi untuk penulisan karya tulis ilmiah
(skripsi) sesuai dengan jurusan dan peminatan epidemiologi,
dalam mempraktekkan ilmu pengatahuan dan teknologi yang
telah didapat selama perkuliahan di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Respati Indonesia.
1.3.2 Bagi FIKes URINDO
1. Menambah bahan referensi kepustakaan FIKes sehingga
diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembacanya,
khususnya mahasiswa yang berminat dalam bidang
epidemiologi.
2. Terbinanya jaringan kerjasama dengan instasi tempat praktek
kesehatan masyarakat dalam upaya meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan mahasiswa sehingga diharapkan dapat
menghasilkan sumber daya potensial yang diperlukan dalam
pembangunan kesehatan masyarakat.

1.3.3 Bagi Institusi tempat Pelaksanaan Praktek Kesehatan Masyarakat


1. Memperoleh masukan untuk menambah informasi dalam
meningkatkan mutu pelayanan terhadap penanggulangan kasus
Covid-19 di Kota Tangerang
2. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan
bermanfaat antara Dinas Kesehatan Kota Tangerang dengan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Respati Indonesia.

BAB II
KEGIATAN PKM
2.1 Waktu dan
Lokasi
2.1.1. Waktu

PKM dilaksanakan di Ruangan Surveilans Imunisasi dan Krisis


Kesehatan Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas
Kesehatan Kota Tangerang, selama 25 Hari Kerja dimulai pada
tanggal 16 Nopember 2020 sampai 18 Desember 2020. Setiap hari
Senin s/ d Jumat Pukul 07.30- 16.00 WIB
2.1.2. Lokasi
Praktek Kesehatan masyarakat (PKM) dilaksanakan di Bidang
Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan, Dinas
Kesehatan Kota Tangerang, bertepatan di Seksi SIKK (Surveilans
Imunisasi dan Krisis Kesehatan) yang terletak di Jl. Jend. Ahmad
Yani no.69, RT.001/ RW.001, Sukaasih, Kec. Tangerang, Kota
Tangerang, Banten 15111 Telp: 5523676

Sumber : google maps


Gambar 2.1 Lokasi Tempat Kegiatan PKM
2.2 Metode Kegiatan Praktek Kesehatan Masyarakat
Metode yang digunakan dalam praktek kesehatan masyarakat di Dinas
Kesehatan Kota Tangerang – Seksi SIKK adalah :
1. Learning by doing, adalah mempraktekan ilmu secara bersamaan
sesuai dengan tujuan dan latar belakang dilaksanakannya praktek
kesehatan masyarakat sehingga mahasiswa dapat mengetahui situasi
di Instansi kesehatan setempat dan dapat mempraktekkan ilmu yang
telah diperoleh selama masa perkuliahan
2. Observasi, adalah metode praktek berupa penagamatan baik langsung
maupun tidak langsung terhadap pelaksanaan kegiatan
penanggulangan kasus Covid-19 di Kota Tangerang
3. Wawancara, adalah metode praktek berupa wawancara langsung
dengan pembimbing lapangan, penanggung jawab program, dan
petugas pelaksana administrasi pelaporan Covid-19 di seksi SIKK –
Dinas Kesehatan Kota Tangerang
4. Studi dokumentasi, adalah mengumpulkan dokumen dan bukti akurat
dari pencatatan sumber informasi dari bagian pemegang program
Surveilans dan tim pelaksana admintrasi dan pelaporan kasus Covid-
19 di seksi SIKK

2.3 Jadwal Kegiatan Praktek Kesehatan Masyarakat


Pada saat pelaksanaan kegiatan praktek kesehatan masyarakat terdapat
kesenjangan waktu kontrak program dengan pelaksanaan praktek yang
dilakukan di Seksi SIKK – Dinas Kesehatan Kota Tanagerang, karena
proses administrasi yang belum tuntas. Awalnya tertulis pada surat
konfirmasi pelaksanaan praktek kesehatan masyakarat bahwa praktek akan
dilaksanakan selama 25 hari mulai tanggal 9 Nopember 2020 sampai
dengan
11 Desember 2020, tetapi karena ada hambatan proses
administrasi/perijinan dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang maka
kegiatan praktek baru dimulai tanggal 16 Nopember 2020 dan seharusnya
berakhir tanggal 18 Desember 2020. Dikarenakan penulis harus
menjalani masa
isolasi mandiri selama 14 (empat belas hari) proses praktek menjadi
tertunda dan baru selesai pada tanggal 7 januari 2020.

Tabel 2.1
Jadwal kegiatan praktik kesehatan masyarakat
Tahun 2020

Oktober 2020 – Januari 2021

No Uraian Kegiatan 16/10 28/10 16/11 17/11 6–7 Metode


s.d s.d s.d /1/20
13/10 17/11 5/1/21

1 Pengarahan pembimbing akademik Studi Dokumentasi


2 Mengurus perizinan ke badan Studi Dokumentasi
kesbangpol Kota Tangerang
3 Mengurus perizinan ke Dinkes Studi Dokumentasi
Kota Tangerang
4 Orentasi lapangan dan Observasi
pengarahandari pembimbing
lapangan
5 Mendapatkan gambaran umum Observasi
Dinas kesehatan Kota Tangerang
6 Mendapatkan gambaran Khusus Observasi
program Seksi SIKK Dinas
kesehatan Kota Tangerang
7 Mengamati seluruh kegiatan Seksi Observasi
SIKK - Dinkes Kota tangerang dan
melakukan wawancara dengan
pembimbing lapangan
8 Mendapatkan informasi tentang Studi Dokumentasi
program Surveilan di Dinas
kesehatan Kota tangerang
9 Mengikuti kegiatan PKM di Seksi Learning by doing,studi
SIKK - Dinkes Kota tangerang dokumentasi
10 Melakukan diskusi mengenai hasil Observasi,wawancara,
temuan Studi dokumentasi
11 Mencari alternatif Pemecahan Observasi,wawancara,
masalah Studi dokumentasi
12 Melengkapi data-data yang kurang Observasi,wawancara,
dan evaluasi Studi dokumentasi
13 Penutup kegiatan PKM Studi Dokumentasi
BAB III
HASIL PRAKTIK KESEHATAN MASYARAKAT

3.1 Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kota Tangerang


3.1.1 Letak Geografis
Kota Tangerang merupakan salah satu kota dari delapan
kabupaten/kota yang ada di Provinsi Banten. Letak geografis Kota
Tangerang terletak antara 6°6’ – 6°13’ Lintang Selatan dan
106°36’
– 106°42’ Bujur Timur dengan batas wilayah:
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Teluk Naga, dan
Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang.
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Curug, Kecamatan
Serpong, dan Kecamatan Pondok Aren Kota
Tangerang Selatan.
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta.
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Pasar Kemis dan
Cikupa Kabupaten Tangerang.
Berdasarkan data Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
Tangerang dalam buku Kota Tangerang Dalam Angka tahun 2019,
luas wilayah Kota Tangerang sebesar +164,55 km² (termasuk
Bandara Sukarno Hatta seluas 19,69 km²). Kota Tangerang
berjarak

±60 km dari Ibukota Provinsi Banten dan berjarak 27 km dari DKI


Jakarta

Gambar 3.1 Peta Kota Tangerang


3.1.2 Data Demografis
Berdasarkan data riil (sensus) Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Tangerang, total penduduk Kota
Tangerang tahun 2019 tercatat 1.771.092 jiwa. Dari jumlah
tersebut terdiri dari 893.950 jiwa laki- laki (50,47%) dan 877.142
jiwa perempuan (49,53%)

Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
JUMLAH PENDUDUK
KELOMPO RASIO
LAKI-
NO K UMUR PEREMPUAN JENIS
LAKI (L) + (P)
(TAHUN) (P) KELAMI
(L)
N
1 2 3 4 5 6
1 0–4 57.709 54.161 111.870 1 : 0.94
2 5–9 77.281 72.227 149.508 1 : 0.93
3 10 – 14 71.133 67.056 138.189 1 : 0.94
4 15 – 19 55.931 53.999 109.930 1 : 0.97
5 20 – 24 71.636 69.863 141.499 1 : 0.98
6 25 – 29 74.452 75.981 150.433 1 : 1.02
7 30 – 34 77.050 77.515 154.565 1 : 1.01
8 35 – 39 85.145 85.736 170.881 1 : 1.01
9 40 – 44 79.737 81.524 161.261 1 : 1.02
10 45 – 49 68.001 67.913 135.914 1:1
11 50 – 54 56.689 55.430 112.119 1 : 0.98
12 55 – 59 42.506 43.384 85.890 1 : 1.02
13 60 – 64 33.347 32.460 65.807 1 : 0.97
14 65 – 69 22.209 18.735 40.944 1 : 0.84
15 70 – 74 11.014 10.256 21.270 1 : 0.93
16 75+ 10.110 10.902 21.012 1 : 1.08
KABUPATEN/KOTA 893.950 877.142 1.771.092 1 : 0.98

Jumlah kecamatan yang ada di Kota Tangerang sampai


dengan tahun 2019 ada sebanyak 13 kecamatan. Tabel dibawah ini
akan memaparkan nama-nama kecamatan beserta luas wilayahnya.
Kecamatan yang memiliki luas wilayah terluas adalah Kecamatan
Pinang sebesar 21,59 km2.
Diantara 13 kecamatan yang ada, Kecamatan Larangan merupakan
kecamatan terjauh dari pusat Kota Tangerang (sekitar 14 km) dan
Kecamatan Tangerang merupakan kecamatan terdekat dari pusat
Kota Tangerang
Tabel 3.2
Luas Wilayah Kecamatan di Kota Tangerang Tahun 2019
Luas Jumlah
Nama
No Wilayah
Kecamatan (km2) Kelurahan RW RT
1 Ciledug 8.769 8 105 406
2 Larangan 9.611 8 90 428
3 Karang Tengah 10.474 7 73 361
4 Cipondoh 17.910 10 109 657
5 Pinang 21.590 11 82 477
6 Tangerang 15.785 8 80 412
7 Karawaci 13.475 16 127 539
8 Jatiuwung 14.406 6 41 227
9 Cibodas 9.611 6 93 479
10 Periuk 9.543 5 76 457
11 Batuceper 11.583 7 47 231
12 Neglasari 16.077 7 50 244
13 Benda 5.919 5 40 197
Total (Km2) 164,55 104 1.013 5.115

Berdasarkan jumlah penduduk, kecamatan dengan jumlah


penduduk terbanyak adalah Kecamatan Cipondoh yaitu sebanyak
203.881 jiwa, sementara itu Kecamatan Benda adalah kecamatan
dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu sebanyak 78.294
jiwa. Jika munurut kepadatan penduduk, kecamatan dengan tingkat
kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Ciledug yaitu
sebesar 15.569 jiwa/km2, dan kecamatan dengan kepadatan
penduduk terendah adalah Kecamatan Neglasari yaitu sebesar
7.163 jiwa/km2.
Tabel 3.3
Kepadatan Penduduk di Kota Tangerang Tahun 2015-2019

Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan (jiwa/km2)


2019 1.771.092 10.763
2018 1.742.604 10.590
2017 1.667.661 10.135
2016 (proyeksi) 1.921.940 11.680
2015 (proyeksi) 1.831.511 11.130
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang, 2019

3.1.3 Sarana Kesehatan


a. Sarana Kesehatan dasar

Puskesmas yang ada pada tahun 2019 sebanyak 37 Puskesmas


yang terdiri dari 33 Puskesmas Non-Rawat Inap, 4 Puskesmas
Rawat Inap. Berdasarkan Keputusan Walikota Nomor
445.4/Kep.44-Dinkes/2018 Puskesmas di Kota Tangerang yang
mampu melakukan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency
Dasar sejumlah 15 Puskesmas. Puskesmas dengan Unit Gawat
Darurat sebanyak 17 Puskemas.
Perbandingan puskesmas dengan jumlah kecamatan yang ada di
Kota Tangerang adalah 1 : 2,85. Hal ini berarti setiap
kecamatan mempunyai 2-3 Puskesmas. Rasio jumlah
Puskesmas terhadap jumlah penduduk kota Tangerang tahun
2019 adalah 1 : 47.867 penduduk. Untuk rasio Puskesmas
terhadap jumlah penduduk per kecamatan dapat dilihat dari
tabel berikut.

Tabel 3.4
Rasio Puskesmas Terhadap Jumlah Penduduk menurut Kecamatan di
Kota Tangerang Tahun 2019
No Kecamatan Jumlah Jumlah Rasio
Puskesmas Penduduk PKM:Penduduk
1 Ciledug 3 136.525 1 : 45.508
2 Larangan 2 143.934 1 : 71.967
3 Karang 3 108.405 1 : 36.135
4 Cipondoh 5 203.881 1 : 40.776
5 Pinang 3 168.477 1 : 56.159
6 Tangerang 3 153.793 1 : 51.264
7 Karawaci 4 184.216 1 : 46.054
8 Jatiuwung 2 104.419 1 : 52.210
9 Cibodas 3 149.192 1 : 49.731
10 Periuk 3 134.741 1 : 44.914
11 Batu Ceper 2 90.053 1 : 45.027
12 Neglasari 2 115.162 1 : 57.581
13 Benda 2 78.294 1 : 39.147
Jumlah 37 1.771.092 1 : 47.867
Sumber : Subbag. Perencanaan – Dinkes Kota Tangerang, 2019

Terdapat juga Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling


untuk membantu meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat
di Kota Tangerang
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel rincian
jumlah sarana kesehatan dasar di Kota Tangerang pada
tahun 2019 berikut ini.

Tabel 3.5
Jenis & Jumlah Sarana Kesehatan Dasar Tahun 2019
NO JENIS SARANA KESEHATAN DASAR JUMLAH
1. Praktik dokter perorangan 876
2. BP / Klinik Swasta 201
3. LABKESDA 1
4. PUSKESMAS 37
5. PUSTU 6
6. PUSLING PUSKESMAS 37
7. Ambulance Gratis 12
8. Ambulance 119 10
9. Ambulance IGD RSUD 4
10. Ambulance Jenazah RSUD 2
11. Instalasi farmasi 1
12. Apotek 302
13. Toko obat berijin 45
14. Praktek penyehat tradisional 898
TOTAL SARANA KESEHATAN DASAR 1.410
Sumber: Bid. Yankes dan Perencanaan – Dinas Kesehatan, 2019
b. Sarana Kesehatan Rujukan
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat jalan, rawat inap dan
gawat darurat. Jumlah Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan
kesehatan rujukan di Kota Tangerang pada tahun 2019 ada sebanyak
31 Rumah Sakit. Rincian jumlah sarana kesehatan rujukan menurut
jenis dan status kepemilikan dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3.6
Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan Rujukan
di Kota Tangerang Tahun 2019

SARANA STATUS KEPEMILIKAN


NO KESEHATAN
RUJUKAN PEMERINTAH TNI-AD SWASTA TOTAL

Rumah Sakit
1 2 1 19 22
Umum

Rumah Sakit
2 - - 9 9
Khusus
JUMLAH 2 1 28 31
Sumber: Bid. Yankes dan Subbag. Perencanaan – Dinas
Kesehatan, 2019

Jumlah Rumah Sakit yang berada diwilayah Kota


Tangerang dan dalam pembinaan Dinas Kesehatan pada
tahun 2019 ada sebanyak 31 Rumah Sakit, terdiri dari 1
Rumah Sakit Umum Sitanala dengan status pemilikan milik
Kementerian Kesehatan, 1 Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Tangerang, 1 Rumah Sakit Umum milik TNI – AD
yaitu RS Daan Mogot, 20 Rumah Sakit Umum Swasta (RS
Aminah, RS An Nisa, RS Aqidah, RS Awal Bros, RS
Bhakti Asih, RS Dinda, RS EMC Tangerang, RS Hermina,
RS Islam Ar Rahmah, RS Karang Tengah Medika, RS
Mayapada, RS Medika Lestari, RS Melati, RS Mulya, RS
Permata Ibu, RS Sari Asih Ciledug, RS Sari Asih
Cipondoh, RS Sari Asih
Karawaci, RS Sari Asih Sangiang, RS Tiara), dan 8 Rumah
Sakit Ibu dan Anak Swasta (RSIA Assyfa, RSIA Bunda
Sejati, RSIA Gebang Medika, RSIA Karunia Bunda, RSIA
Makiyah, RSIA Muhammadiyah Cipondoh, RSIA Mutiara
Bunda, RSIA Pratiwi).
3.1.4 Sarana Pendidikan
Tingkat wawasan masyarakat akan mempunyai pengaruh terhadap
pelaksanaan program Dinas Kesehatan yang dilakukan di
Puskesmas dan Rumah Sakit. Dengan tingkat wawasan yang cukup
program-program yang dilaksanakan dapat mencapai hasil yang
optimal, begitu juga sebaliknya.
3.1.5 Sosial budaya
Kota Tangerang juga memiliki jumlah komunitas Tionghoa
yang cukup signifikan, banyak dari mereka adalah campuran Cina
Benteng. Mereka didatangkan sebagai buruh oleh 16 awasan 16
Belanda pada abad ke 18 dan 19, dan kebanyakan dari mereka
tetap berprofesi sebagai buruh dan petani. Budaya mereka berbeda
dengan komunitas Tionghoa lainnya di Tangerang. Secara etnis,
mereka tercampur, namun menyebut diri mereka sebagai
Tionghoa. Banyak makam Tionghoa yang berlokasi di Tangerang,
kebanyakan sekarang telah dikembangkan menjadi 16awasan sub-
urban seperti Lippo Village.
Kawasan pecinan Tangerang berlokasi di Pasar Lama,
Benteng Makassar, Kapling dan Karawaci (bukan Lippo Village),
dan Poris. Orang-orang dapat menemukan makanan dan barang-
barang berkhas China. Lippo Village adalah lokasi permukiman
baru. Kebanyakan penduduknya adalah pendatang, bukan asli Cina
Benteng.
3.1.6 Struktur organisasi
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan

KELOMPOK JABATAN
SEKRETARIAT

SUB. BAG. UMUM

BIDANG SUMBER DAYA

Sie. Pelayanan Kesehatan Sie. Pembiayaan dan Jaminan

Sie. Pelayanan Kesehatan Sie. Surveilans, Imunisasi dan

Sie. Promosi Kesehatan dan


Sie.Kesehatan Lingkungan dan

Perbekalan Kesehatan

3.1.7 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Tangerang


Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Tangerang tahun 2019-2023
a. Visi
“Terwujudnya Kota Tangerang Yang Sejahtera, Berakhlakul
Karimah, Dan Berdaya Saing”
b. Misi
1. Bersama Mengembangkan Kualitas Sumber Daya Manusia
Melalui Peningkatan Mutu Pendidikan, Kesehatan, Dan
Kesejahteraan Sosial Dengan Mewujudkan Tata Kelola
Pemerintahan Yang Profesional Dan Berintegritas.
2. Bersama Meningkatkan Pembangunan Sarana Dan
Prasarana Kota Yang Berkelanjutan, Dan Berwawasan
Lingkungan.
3. Bersama Meningktakan Pertumbuhan Ekonomi Yang
Mandiri Dan Berkeadilan.
3.2 Hasil Kegiatan Praktik Kesehatan Masyarakat
3.2.1 Pengorganisasian masyarakat
a. Sumber Daya Manusia
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis, sumber
daya manusia yang ada di Seksi SIKK terdapat 5 orang yang
terdiri dari 1 orang Kepala Seksi SIKK, 1 orang pengelola
program Surveilans, 1 orang pengelola program Imunisasi, 1
orang pengelola program haji dan 1 orang pengelola program
krisis Kesehatan.
b. Sumber dana
Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis, bahwa
sumber dana yang dipergunakan untuk kegiatan Seksi SIKK
didapatkan dari APBD dan BOK Tahun 2020, serta untuk
kegiatan tatalaksana, penyedian logistic, sarana dan prasana
Covid 19 menggunakan anggaran BTT Kota Tangerang Tahun
2020.
c. Metoda
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, metode yang dilakukan
dalam pengelolaan aplikasi SIRONA yaitu semua data dasar
kasus dilakukan input oleh Fasilitas Kesehatan yang melayanai
kasus Covid 19, kemudian dilakukan pengisian laporan hasil
penunjang seperti pemeriksaan laboratorium darah, hasil
pemeriksaan swab RT-PCR serta hasil pmeriksaan
Rontgen/CT Scan (jika pasien berasal dari Rumah Sakit) baik
yang dirawat inap maupun rawat jalan.
Semua pasien yang sudah dengan kategori Suspek,Kontak Erat
maupun kasus konfirmasi (+) yang melakukan isolasi mandiri
di rumah, maka dilakukan pemantauan isolasi oleh Puskesmas
setempat. Kasus yang mengalami keluhan ringan atau kasus
Konfirmasi yang tidak memungkinkan dilakukan isolasi
mandiri di rumah maka dirujuk ke pusat isolasi khusus yang
ada di Kota Tangerang (Rumah Singgah Dinas Sosial, Hotel
Siti,
Hotel Pakons, Puskesmas Panunggangan Barat, Puskesmas
Gebang raya dan Puskesmas Jurumudim Baru) maka
dilakukan pemantauan isolasi khusus oleh petugas pusat
isolasi tersebut. Sedangkan pasien yang dilakukan rawat inap
di Rumah Sakit maka dilakukan laporan perawatan oleh
Rumah Sakit tersebut sehingga data kasus yang ada di Kota
Tangerang tetap terpantau
d. Alat dan Bahan
Berdasarkan pengamatan penulis, bahwa bahan yang
digunakan seksi SIKK terutama tim entry Data SIRONA yaitu
unit Komputer dan laptop untuk entry data online dengan
dilengkapi fasilitas internet yang memadai

3.2.2 Prosedur praktik kesehatan masyarakat


Prosedur praktik kesehatan masyarakat diawali dengan membuat
surat pengantar permohonan praktik dari Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Respati Indonesia yang diserahkan ke kantor Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Tangerang,
setelah mendapatkan izin untuk melaksanakan praktik Kesehatan
masyarakat di Dinas Kesehatan kota Tangerang, surat tersebut
dikirimkan ke Kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Setelah
mendaptkan izin praktik dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang
melalui Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMSK) ,
dengan terlebih dahulu menemui Kepala Sub Bagian Kepegawaian
Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Kemudian diarahkan ke ruang
Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) menemui
kepala Bidang, lalu diarahkan menemui Kepala Seksi Surveilans
Imunisasi dan Krisis Kesehatan (SIKK) sebagai pembimbing
lapangan. Praktik kesehatan masyarakat dimulai dari Seksi
Survailens Imunisasi dan krisis Kesehatan untuk mengetahui tugas
– tugas petugas Epidemiologi di lapangan, petugas pengelola data
Covid-19 pada aplikasi SIRONA, dan Laboratorium Kesehatan
daerah
(Labkesda) sebagai salah satu tempat utama Kota Tangerang
dalam pelaksanaan meneriksaan Sampel swab (RT-PCR) pasien
Covid-19.

3.2.3 Pelaksanaan kegiatan praktik kesehatan masyarakat


Praktik Kesehatan masyarakat ini dilakukan dengan beberapa
metode diantaranta :
A. Observasi
Observasi di lakukan terhadap objek dan lokasi yang berkaitan
dengan kegiatan praktik kesehatan masyarakat di Dinas
Kesehatan Kota Tangerang.
Tempat tempat yang di lakukan observasi diantaranya :
1) Ruang Seksi Surveilans Imunisasi dan Krisis Kesehatan
(SIKK)
Ruang Seksi SIKK ini selain menjalankan program-
program rutin yang ada pada seksi SIKK seperti program
Imunisasi, program haji dan krisis Kesehatan juga
berfungsi sebagai ruang pengelolaan data kasus Covid-19
pada aplikasi SIRONA.
Pada seksi SIKK ini terdapat 1 orang Kepala Seksi, 2
orang petugas Surveilans, 1 Orang Pengelola Progran
Imunisasi dan 1 orang pengelola program haji. Sumber
daya pegawai yang ada di seksi ini belum cukup memadai,
karena selain mengelola program rutin yang ada di seksi
SIKK, juga melakukan tugas dalam pengelolaan data
Covid-19 pada aplikasi SIRONA yang mana setiap hari
harus melakukan update/pembaharuan data untuk nantinya
dilaporkan ke tingkat atas (Walikota dan Provinsi) melalui
tarikan data oleh Dinas Kominfo. Sedangkan fasilitas yang
tersedia sudah mencukupi, karena di ruangan ini pada
masing- masing petugas sudah dilengkapi dengan
unit/perangkat
computer maupun laptop yang dilengkapi dengan fasilitas
WiFi serta perangkat printer untuk mencetak laporan.
2) Ruang seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(P3M) Pada seksi P3M terdiri dari 1 orang kepala Seksi, 1
orang pengelola program TB-Paru dan HIV-AIDS, 1
orang Pengelola Program Penyakit Menular langsung dan
Program Penyakit Vektor dan Zoonosis serta 1 orang
Pengelola program Kusta. Selain itu dibantu oleh 1 orang
tenaga outsourching untuk penanganan TB-HIV Kota
Tangerang.
Sumber daya kepegawaian pada seksi ini masih belum
memadai, karena banyaknya program yang harus dikelola
tetapi sumber daya manusia terbatas menyebabkan 1
orang bisa mengelola program lebih dari 1 (pekerjaan
ganda).
Selain melakukan pengolaan program rutin yang ada di
seksi P3M, juga menjadi koordinator kegiatan Tracing
(pelacakan) kasus Covid-19 di Kota Tangerang. Untuk
pelaksanaan tracing, petugas bukan hanya berasa dari
seksi P3M tetapi juga ada petugas dari seksi PTM-Keswa
serta dari Puskesmas yang diberi tugas tambahan sebagai
tim pelaksana Tracing saat ada laporan kasus Covid-19
maupun kegiatan Surveilans aktif perkantoran.
3) Ruang Seksi Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa
(PTM-Keswa)
Di ruangan ini terdapat 1 orang kepala Seksi, 2 orang
pengelola program Kesehatan Jiwa dan Matra serta 1
orang pengelola program Kesehatan jiwa. Selain
melakukan pengelolaan program rutin di seksi PTM-
Keswa, juga menjadi coordinator Call Center Covid-19
Kota Tangerang dan bekerja sama dengan petugas dari
seksi Promosi Kesehatan. Selain itu beberapa pelaksana
pada seksi PTM-
Keswa ini menjadi anggota tim Tracing dan logistic pada
penanganan kasus Covid-19 Kota Tangerang.
4) Ruang pengumpulan sampel swab, VTM dan pelaksanaan
swab
Pada ruang pengumpulan sampel, terdapat 1 orang
coordinator tim sampel, logistic dan penanggung jawab
pelaporan sampel, 3 orang petugas pengelola VTM, dan 4
orang petugas pengelola sampel swab.
Seleain menjadi tim pengelola sampel beberapa petugas
menjadi tim pengambil sampel (tim swab) dengan terlebih
dahulu dilakukan OJT (on The Jib Training) sebagai
syarat untuk menjadi petugas.
Untuk saat ini, pengambilan swab di ruangan ini hanya
sewaktu-waktu dilakukan jika terdapat kasus Cito yang
harus segera dilakukan pengambilan sampelnya, karena di
38 Puskesmas yang ada di Kota Tangerang ada beberapa
orang petugas yang sudah dilakukan pelatihan untuk
pengambilan swab. Selain petugas Laboratorium, ada
tenaga Dokter, bidan maupun perawata yang sudah
terverifikasi untuk melakukan pengambilan swab di setiap
Puskesmas.

B. Wawancara
Metode selanjutnya yang di gunakan dalam praktik kesehatan
masyaratakat yaitu wawancara. Wawancara di lakukan
terhadap beberapa narasumber diantaranya :
1) Koordinator Tim data (Kepala Seksi SIKK) sekaligus
pembimbing lapangan
Hasil wawancara pada narasumber 1 bahwa
pengelolaan data SIRONA melalui beberapa tahapan
diantaranya : input data dasar dan
pemantauan/perawatan oleh
fasilitas kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit),
pengelolaan data oleh Tim Data Dinkes, Pelaporan
hasil analisis dan pengolahan Data.
a. Input input data dasar dan pemantauan/perawatan
oleh fasilitas kesehatan (Puskesmas dan Rumah
Sakit) :
Semua fasilitas pelayanan baik Puskesmas,
maupun Rumah sakit saat mendapatkan kasus baru
covid baik dengan status kontak
erat/Suspek/probable/konfirmasi positif wajib
melakukan input data identitas pada master data
yang dilanjutkan dengan menambah data pada
laporan serta mengisi laporan pemeriksaan, laporan
pemantauan/laporan perawatan, rujukan, dan
lainnya sesuai dengan isian yang ada dalam
aplikasi

Gambar 3.3 wawancara dengan Kasi SIKK terkait program


SIKK

b. pengelolaan data oleh Tim Data Dinkes,


semua data yang sudah diinput oleh faskes,
dilakukan verifikasi dan validasi sehingga data
sesuai dengan keadaan yang sebetulnya. Jika
terdapat kekeliruan saat input data maka faskes
bisa melakukan perbaikan data dan tidak harus
melakukan input dari awal. Tarikan data hasil
input dapat berupa laporan lengkap status pasien
dengan semua variable yang sudah diisi saat input.
Sehingga saat akan dibuat dalam bentuk
grafik/diagram bisa lebih mudah karena tarikan
data bisa berupa angka agregat

Gambar 3.4 wawancara tim Data terkait laporan Covid19

c. Pelaporan hasil analisis dan pengolahan Data


Semua data yang ada dalam aplikasi SIRONA
pada hasil akhirnya akan ditarik oleh Dinas
Kominfo yang nantinya akan tayang untuk
informasi yang akan disampaikan kepada Walikota
Tangerang serta pemangku kebijakan lainnya
(camat, lurah, dan lainnya) serta dipublikasikas
kepada masyarakat .

2) Koordinator Tim Tracing (Kepala Seksi P3M)


Kesimpulan hasil wawancara pada tim tracing adalah :
saat ada laporan kasus yang muncul di aplikasi
SIRONA dengan hasil pemeriksaan swab RT-PCR
Positif makan akan dilakukan pelacakan kasus untuk
mengetahui sumber penularan, kondisi pasien serta
kontak erat pasien. Untuk pasien kontak dengan
kriterian selama
kurun waktu 14 hari terakhir melakukan kontak secara
intensif lebih dari 15 menit tanpa menerapkan protocol
Kesehatan, bisa kontak serumah kontak sosial maupun
kontak lingkungan kerja maka akan dilakukan follow
up dengan cara dilakukan pemeriksaan RT-PCR
dengan dilanjutkan pemantauan kasus oleh Puskesmas
ataupun jika pasien mengalami keluhan bisa dilakukan
rujukan ke Pusat Isolasi khusus yang tersedua di Kota
Tangerang

Gambar 3.5 wawancara dengan coordinator tim Tracing terkait


laporan Covid19

3) Koordinator Informasi (Call Center)


Terdapat 1 perangkat telepon seluler yang nomornya
disebarkan untuk bisa diakses masyarakat, sehingga
saat masyarakat bisa memanfaatkan nomor tersebut
baik untuk menggali informasi seputar Covid-19
maupun informasi lainnya
Gambar 3.6 wawancara coordinator tim Call Center terkait laporan
Covid19

C. Studi dokumentasi
Studi dokumen adalah mempelajari peraturan yang berkaitan
dengan pelacakan kasus dan pengendalian penyakit, SOP
kegiatan, dan laporan kegiatan program pengendalian semua
penyakit terutama tentang Covid-19 serta studi dokumen yang
di gunakan oleh pengelola program surveilans yang ada di
seksi SIKK bidang P2P.
Data yang diperoleh pada pengelola program Surveilans
diantaranya :
1) Laporan hasil pelacakan kasus yang berpotensi KLB
(kejadian Luar Biasa) atau wabah
Format-format laporan yang tedaapat di seksi SIKK
terutama program surveilans diantaranya :
- Puskesmas :
1. Format pelaporan Wabah/KLB (W1)
Digunakan untuk melaporkan adanya kejadian
Luar Biasa atau kasus yang berpotensi wabah.
Laporan ini dikirimkan dalam waktu 24 jam
setelah kejadian
2. Format laporan mingguan (W2)
Digunakan untuk melaporkan kunjungan kasus
yang ada di Puskesmas setiap minggu. Laporan
ini dikirimkan maksimal hari senin pada minggu
berikutnya
Seiring dengan waktu, laporan mingguan wabah
ini supaya lebih tepat waktu, dilakukan melalui
format EWARS (Early Warning Sistem) yang
dikirim melalui flatforms SMS
Nomor Ur ut For mat: .........
FORMAT LAPORAN MINGGUAN (W 2)
Puskesmas/Pust u/Bidan* : ………………………………………………………………
Kec amat an : ………………………………………………………………
Kabupaten/Kot a : ………………………………………………………………
Per iode pelapor an dar i Minggu t anggal : ………………………………………………………………
Sampai Sabt u t anggal : ………………………………………………………………
Minggu E pidemiologi ke------------------ : ………………………………………………………………

JUML AH KASUS BARU


KODE DESA / KEL URAHAN TOT AL KA SUS
JENIS PENYAKIT
SMS BA RU

A DIARE AKUT
B MA LARIA KO NF IRMAS I
C TERSANGKA DEMAM DENGUE
D P NE UMONIA
E DIARE BERDARAH ATA U DISENTRI
F TERSANGKA DEMAM TIFOID
G SINDROM J AUNDIS AKUT
H TERSANGKA CHIKUNGUNYA
J TERSANGKA FLU BURUNG PADA MANUSIA
K TERSANGKA CAMPAK
L TERSANGKA DIFTERI
M TERSANGKA PERTUSIS
N AFP (LUMPUH LAYUH ME NDADAK)
P KASUS G IGITA N HEWAN PENULAR RABIES
Q TE RSANGKA ANTRAKS
R TERSANGKA LEPTOSPIROSIS
S TERSANGKA KOLE RA
T K LASTER PE NYAKIT YANG T IDAK LAZ IM
U TERSANGKA MENINGITIS / ENSEFALITIS
V TERSANGKA TETANUS NEONATORUM
W TERSANGKA TETANUS
Y ILI ( INFLUENSA LIKE ILLNESS)
Z TERSANGKA HFMD
X TOTA L JU MLAH KUNJUNGA N

JUMLAH TO TAL

Tanger ang,.............................................2014
Mengetahui ,
K epal a UP TD P usk es mas Penanggung J awab Pr ogr an S ur v eil ans
… … …… … … … … …… ….. UP TD P us k es mas … … … … …… … … … …..

… … …… … … … … …… … … … … …. … … … … …… … … … … … ……
NIP : … … …… … … … … …… … NIP : … … …… … … … … …… …

* Pilih salah satu ( puskesmas at au pust u at au bidan)


** adalah jumlah selur uh kunjungan pada minggu ini di unit pelayanan kesehat an

Contoh penulisan SMS: (2 ,pust u sukoharjo,A1 0 ,B15 ,H3 ,T4,X110 ), artinya:


- Minggu epidemiologi ke- 2,
- Nama unit pelapor adalah Pustu Sukohar jo,
- Jumlah Kasus Diar e= 10,
- Jumlah Kasus Malar ia = 15,
- Jumlah Kasus Ter sangka Chikungunya = 3,
- Jumlah Kasus Klast er Penyakit Y ang T idak L azim = 4,
- Jumlah kunjungan = 110

Gambar 3.7 form W2


3. Format laporan STP (Surveilans Terpadu
Penyakit) bulanan
Laporan bulanan yang berisi semua kasus yang
ada di Puskesmas dan dikirim ke Dinas
Kesehatan paling lambat pada tanggal 5 Bulan
berikutnya
4. Format laporan Campak (C1)
Laporan campak ini dikirim saat ditemukan kasus
campak (Campak klinis), dan untuk menegakkan
diagnose bahwa kasus Campak klipak maka akan
dilanjutkan dengan pengiriman specimen darah
yang didkirim ke Laboratorium. Pemeriksaan
sampel campak ini targetnya 100% artinya jika
terdapat 5 kasus campak klinis maka 5 kasus
tersebut harus diambil sampel darahnya untuk
dikirim ke laboratorium
5. Format Penyelidikan Epidemiologi Kasus (Form.
PE)
Diisi pada saat melakukan kegiatan penyelidikan
epidemiologi kasus berpotensi wabah (KLB)
FORMAT PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI UMUM

Kabupaten/Kota : …………….………………….. Kecamatan :………….………………..


Desa :………. …………………..

Nama Puskesmas/ RS/ Unit Pelayanan Kesehatan :..…………….……......………………......................

Tanggal :…….……./….………./…….…….

Nama Petugas : ….…...……….…………………..

Ter sa ngka P e ny aki t / Si ndr om : Gej ala da n Ta nda y a ng ti m bul :

Ber ik a n ta nda (v ) pa da k otak di ba w a h i ni : Berik a n ta nda (v ) pa da k otak di ba w a h i ni :

Ters an gka K olera BAB lemb ek


Diare A ku t BAB cair seper ti cucian b eras
Diare A kut B erdar ah ( Dis entri) BAB B erdara h/ len dir
S indrom Ja un dis A kut De ma m
Ters a ngk a Le ptos piros is Hipot her m ia
Ters an gka Me ningitis / E ns e falitis K em erah an (ras h)
P neu m onia Lesi K ulit L ainny a
Ters an gka Flu B ur un g B atuk
Ters an gka Dift eri Nap as ber bu nyi (s tridor)
Ters a ngka Ca mp ak Dispne a (s ulit b erna pas )
Ters an gka De m am Tifoid Mu nta h
Ters an gka Malaria Jaun dis (m ata ku ning, kulit k unin g)
Ters a ngka D e ma m De ng ue Conju nctival S uff os ion
Ters a ngka D e ma m Chiku ng unya (pera da ng an kh as ko njun gtiva)
Influ enza Like Illness (I LI) K aku kud uk
Ters an gka A ntraks K ejang
K las ter P enyakit ya ng Tidak Lazim K om a
Lu mp uh L ayu h Me nd ad ak (A FP ) K elem ah an O to t/ lu m pu h a ng go ta ger ak
Ters an gka T et anus P eningk ata n S ekr es i cairan
Teta nus N eo nat oru m (TN) (conto h : b erkering at )
G igitan He wa n P e nul ar R abies P erdara ha n G usi
Ters an gka HFM D P tekhie
Lain nya ( s eb utka n ) :… ….. … …… … …… …. . Mimisan
K onjun gtivitis
S akit kep ala
Lain nya ( s eb utka n ) :… ….. … …… … …… …. .

TOTAL JUMLAH KASUS YANG DILAPORKAN : …………………………………….

Data Kasus:

Ta ngga l Ter a pi K ondi si


Je ni s Je ni s S pe si m e n
Na m a K as us Usi a Ala m a t O nse t ya ng Se ka ra Dia gnosis
Kel a mi n ya ng di a m bil (* )
(dd/ m m/ YY ) di be rik a ng (* * )
n

Gambar 3.8 Format PE kasus KLB


6. Aplikasi SIRONA (Pelaporan kasus Covid-19 )
Diisi setiap hari oleh petugas Puskesmas (PIC
SIRONA). Data yang ada di SIRONA terdiri
darai data identitas kasus covid, baik kasus
Kontak Erat, Suspek, Probable, maupun
Konfirmasi (positif). Setiap pasien yang
dilakukan pemeriksaan penunjang baik
laboratorium (darah), rontgen thorak, CT-Scan
dan pemeriksaan PCR wajib diinput kedalam
sirona. Selain itu pada saat pasien dilakukan
isolasimandiri di tumah. Maka petugas wajib
melakukan pemantauan harian selama 14 dan
diisi hasilnya kedalam sirona. Jika pasien
dilakukan isolasi di Rumah Isolasi Khusus maka
harus dilakukan pemantauan harian selama
dirumah isolasi.

- Rumah Sakit :
1. Format pelaporan Wabah/KLB (KDRS)
Digunakan untuk melaporkan adanya kejadian
Luar Biasa atau kasus yang berpotensi wabah.
Laporan ini dikirimkan dalam waktu 24 jam
setelah kejadian
2. Format laporan mingguan (W2)
Digunakan untuk melaporkan kunjungan kasus
yang ada di Puskesmas setiap minggu. Laporan
ini dikirimkan maksimal hari senin pada minggu
berikutnya. Di Rumah Sakit pun sama, laporan
untuk saat ini menggunakan SMS EWARS
3. Format laporan STP (Surveilans Terpadu
Penyakit) bulanan
Laporan bulanan yang berisi semua kasus yang
ada di Rumah Sakit dan dikirim ke Dinas
Kesehatan paling lambat pada tanggal 5 Bulan
berikutnya
4. Aplikasi SIRONA (Pelaporan kasus Covid-19 )
Diisi setiap hari oleh petugas Rumah Sakit (PIC
SIRONA). Data yang ada di SIRONA terdiri
darai data identitas kasus covid, baik kasus
Kontak Erat, Suspek, Probable, maupun
Konfirmasi (positif). Setiap pasien yang
dilakukan pemeriksaan penunjang baik
laboratorium (darah), rontgen thorak, CT-Scan
dan pemeriksaan PCR wajib diinput kedalam
sirona. Pada saat pasien dilakukan perawatan di
Rumah Sakit, maka petugas wajib melakukan
laporan perawatan harian selama pasien tersebut
ada di Rumah sakit

Gambar 3.9 Aplikasi SIRONA

2) Pengelolaan data
Semua data yang diperoleh baik dari Puskesmas maupun
Rumah Sakit yang dikirimkan melalui SMS maupun email
dilakukan rekapitulasi data oleh petugas Surveilans Dinas
Kesehatan yang nantinya laporan tersebut akan dikirimkan
ke Provinsi. Begitupun saat terdapat laporan kejadian
wabah yang berpotensi KLB laporan hasil pelacakan
kasus akan segera di tindak lanjuti dan diteruskan juga ke
provinsi Banten.
Semua laporan akan dilakukan pengolahan data baik
dalam bentuk grafik maupun pemetaan kasus

3) Desiminasi hasil Analisis


Hasil Analisa data nantinya akan menjadi susatu kebijakan
dalam program, setelah menjadi suatu kebijakan maka
akan dilakukan sosialisasi kepada pemangku kebijakan
maupun pada lintas sector dan lintas program terkait
D. Learning by doing
Kegiatan learning by doing ini di lakukan oleh penulis sebagai
pembelajaran aplikasi kegiatan yang telah di pelajari dalam
perkuliahan terkait dengan kegiatan epidemiologi, adapun
kegiatan yang di lakukan yaitu :

1. Melakukan validasi dan verifikasi data


Data yang ada didalam aplikasi SIRONA dilakukan
validasi yang meliputi pengisian data laporan pada
semua menu yang tersedia, melakukan verifikasi
laporan hasil pemeriksaan laboratorium, darah dan
swab PCR. Jika didapatkan hasil menunjukan data
kasus mengarah kepada kasus Covid-19 dengan
ditemukan hasil RT- PCR Positif maka kasus tersebut
akan di naikkan sebagai kasus terkonfirmasi (+) Covid
19. Tetapi jika hasil laporan pemeriksaan fisik maupun
penunjang menunjukan gejala Covid 19 namun hasil
RT-PCR didapatkan hasil (-) maka kasus dikategorikan
hanya sebagai kasus suspek ataupun kontak erat dengan
kesimpulan pasien Discarded. Dan jika terdapat
laporan
kasus maninggal saat pemantauan ataupun saat
perawatan dan belum dilakukan pemeriksaan swab,
maka kesimpulan akhir kasus dinyatakan sebagai kasus
probable.

Gambar 3.10 Input dan validasi data SIRONA

2. Melakukan analisis dan pengolahan data dari hasil


tarikan data SIRONA
Hasil tarikan data dari aplikasi SIRONA berisi
variable- variabel data kasus Covid 19 yang bisa
dilakukan analisi seperti jumlah kasus berdasarkan
jenis kelamin, berdasarkan usia,
3. Melakukan rekapitulasi hasil pemeriksaan RT-PCR
Mingguan
Semua hasil pemeriksaan RT-PCR baik yang dilakukan
di Labkesda kota Tangerang maupun laboratorium
resmi yang sudah terregistrasi akan direkap untuk
nantinya dijadikan dasar penghitungan angka Positifity
rate serta prosentase jumlah pemeriksaan sampel swab
mingguang

Gambar 3.11 Format Rekapitulasi pemeriksaan PCR


4. Membuat rekap sumber penularan
Melakukan rekap sumber penularan kasus Covid-19
dari hasil tracing kasus, yang nantinya dibuat menjadi
diagram pie

Gambar 3.12 Hasil Rekpitulasi Sumber penularan

5. Tracing kontak Erat kasus


Penulis mengikuti proses tracing dan pengambilan
swab pada kontak erat kasus konfirmasi (+).
Pengambilan sampel swab dilakukan oleh tim Tracing
Dinas Kesehatan Kota Tangerang di bagian luar ruang
Tim VTM kantor Dinas Kesehatan dengan jumlah
orang diperiksa sebanyak orang. Sampel yang sudah
diambil kemudian dilakukan pengemasan (Packing)
oleh tim kemudian diantarkan ke Labkesda Kota
Tangerang

Gambar 3.13 Tracing dan testing Kontak Erat kasus (+)


3.2.4 Pelaksanaan kegiatan praktik tambahan
1 Mengikuti sosialisasi persipana ORI Difteri
Saat penulis melakukan kegiatan praktik Kesehatan
masyarakat, terdapat kasus suspek difteri yang terjadi pada
bulan November 2020 tetapi baru keluar hasil pemeriksaan
swab pada bulan Desember 2020.
Hasil swab yang ada, terdapat 8 orang kasus kontak dengan
hasil (+) Coryne bacterium yang artinya terdapat 8 kasus
konfirmasi (+) Difteri. Dengan adanya kasus tersebut
dinyatakan terjadi KLB Difteri di wilayah kelurahan Sangiang.
Sebagai tindak lanjut kasus tersebut, maka Puskesmas wilayah
setempat harus melakukan kegiatan ORI (Outbreak Respon
Immunization) minimal di 1 kelurahan tersebut untuk
mengantisipasi adanya kasus tambahan.
Penulis mengikuti kegiatan sosialisasi persiapan pelaksanaan
kegiatan ORI (Outbreak Respon Immunization) yang
diselenggarakan di kelurahan sangiang jaya, dihadiri Sekretaris
kecamatan periuk, Lurah sangiang serta Kader dan apparat RT
dan RW wilayah kelurahan Sangiang.
Rangkaian kegiatan ORI (Outbreak Respon Immunization)
terdiri dari pendataan sasaran dan pelaksanaan vaksinasi.
Kasus Difteri terkonfirmasi berada pada usia termuda yaitu 5
tahun dan kasus tertua pada usia 42 tahun sehingga rentang
usia pemberian vaksinasi Difteri yaitu usia 1-42 tahun yang
akan dilakukan mulai tanggal 12 Januari 2021 sampai dengan
selesai.
Gambar 3.14 Penyuluhan tentang ORI Difteri di Puskesmas Sangiang

3.3 Identifikasi masalah


Berdasarkan kegiatan Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM) di Dinas
Kesehatan Kota Tangerang dan melihat analisis situasi yaitu Man, Money,
Methode, Material, dan Machine di dapatkan permasalahan setelah
dilakukan proses kegiatan belajar dengan melakukan pengamatan,
wawancara, dan studi dokumentasi sebagai berikut :
- Kota Tangerang menggunalan Aplikasi SIRONA dalam pencatatan
dan pelaporan kasus Covid 19 serta untuk pemantauan kasus yang ada
di lapangan. Aplikasi ini dibuat untuk memudahkan petugas dalam
proses penanganan kasus covid melalui kegiatan Tracing, testing dan
treatment berdasar hasil pemantauan data kasus yang ditunjukkan
pada tampilan dashboard aplikasi ini
- Pada saat seluruh faskes yang yang menangani covid-19 mengakses
aplikasi ini maka banyak data kasus yang akan masuk dan harus
segera dilakukan verifikasi dan validasi data oleh tim untuk menjadi
dasar dalam pelaksanaan tracing kontak bagi faskes lain yang ada di
bawahnya (Puskesmas), akan tetapi karena Tim data yang ada di
SIKK hanya berjumlah 3 orang saja sedangkan data yang masuk lebih
banyak maka proses verifikasi dan validasi menjadi terlambat
sehingga informasi yang di dapat oleh tim pelaksana tracing pun
menjadi terlambat.
- Keterlambatan dalam proses tracing kontak akibat data delay
menyebabkan pula lambatnya pemutusan rantai penuluran.
- Selain itu, jika proses input mengalami keterlambatan, maka akan
berdampak pula pada lambatnya pengelolaan data dan hasil analisis
data pun menjadi tidak terbarukan (kadaluarsa) sehingga kebijakan
yang diambil menjadi kurang tepat.

3.4 Pembahasan
Menurut pedoman bahwa Surveilans Kesehatahan didefinisikan sebagai
kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan
informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi
yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna
mengarahkan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Surveilans Kesehatan diselenggarakan agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan
data, pengolahan data, analisis data, dan diseminasi kepada pihak-pihak
terkait yang membutuhkan (Kemenkes, 2014). Adapun dalam hal ini
semua pencatatan dan pelaporan data Kasus Covid 19 dari semua fasilitas
layanan kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit yang sudah terinput pada
aplikasi SIRONA dilakukan verifikasi dan validasi data oleh tim SIKK
sesuai dengan Permenkes No. 45 tahun 2014 bahwa Sebelum data diolah
dilakukan pembersihan koreksi dan cek ulang, selanjutnya data diolah
dengan cara perekaman data, validasi, pengkodean, alih bentuk (transform)
dan pengelompokan berdasarkan variabel tempat, waktu, dan orang. Akan
tetapi karena sumber daya yang terbatas menyebabkan proses validasi data
menjadi terhambat dan sedikit mengalami keterlambatan sehingga
menyebabkan adanya penumpukkan data yang belum terverifikasi.
Menurut Nazir (2018) bahwa Mutu pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada masyarakat dapat ditingkatkan dengan baik apabila didukung oleh
sistem pelaporan yang baik yaitu informasi lengkap dan data tersebut
harus
diterima tepat waktu. Kendala lain dari aplikasi SIRONA adalah saat
faskes terlambat menginput data, sehingga informasi untuk tatalaksana
kasus menjadi terlambat.

3.4.1 Pengelolaan Data


Berdasarkan buku pedoman revisi 5 tentang tatalaksana kasus
Covid 19, kasus harus segera dilaporkan kepada Dinas Kesehatan
dalam waktu kurang dari 24 jam supaya bisa dilakukan tatalaksana
lebih cepat dan mencegah penularan yang lebih luas (Kemenkes,
2020) Sesuai dengan peran dan fungsinya maka setiap Unit
pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas
Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan wajib
menyelenggarakan SKD- KLB dengan membentuk unit pelaksana
yang bersifat fungsional atau struktur yang meliputi
kajian epidemiologi untuk mengidentifikasi ancaman
KLB, peringatan kewaspadaan dini KLB, peningkatan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLB
(Kemenkes, 2014). Dalam hal ini, aplikasi SIRONA pada
fungsinya sebagai aplikasi yang digunakan dalam pengelolaan
data, bertujuan untuk mengidentifikasi adanya
peningkatan kasus Covid-19 sehingga dapat
dipakai untuk acuan dalam kewaspadaan dan kesiapsiagaan
terhadap kanaikan kasus.
Hasil pengunduhan data yang diambil data SIRONA berupa format
excel, akan diolah menjadi bentuk table serta grafik sehingga
nantinya akan lebih mudah untuk dilakukan analisis data

3.4.2 Analisis Data


Analisis data ialah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi
informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan
bermanfaat untuk solusi permasalahan, terutama masalah yang
berkaitan dengan penelitian.
Salah satu bagian dari kegiatan surveilans kesehatan adalah
tahapan analisis data, dari hasil pengolahan SIRONA berupa grafik
dan table akan menunjukkan prosentase kenaikan kasus, angka
perawatan, kesembuhan serta kematian akibat Covid-19.
Adanya keterlambatan dalam penginputan data SIRONA, maka
berpengaruh terhadap proses pengolahan data sehingga
kemungkinan analisis menjadi kurang tepat karena data menjadi
tidak terbarukan (data kadaluarsa). Hasil analisis data ini
diperlukan dalam proses Tracing (pelacakan) kasus kontak (kontak
erat kasus konfirmasi). Saat pasien teridentifikas sebagai kasus
konfirmasi Covid 19 maka segera dilakukan pelacakan dalam
waktu kurang dari 24 jam sesuai pedoman Revisi ke V agar dapat
segera diketuhui sumber paparan maupun alur penularan sehingga
lebih cepat dalam memutuskan rantai penularan.

3.4.3 Desiminasi Informasi


Hasil analisis yang dilakukan dari Tim pengelola SIRONA akan
disampaikan kepada pimpinan tertinggi di Dinas kesehatan yang
nantinya akan disampaikan ke Kepala daerah (Walikota) sehingga
akan menjadi suatu kebijakan untuk penanganan Covid-19 di Kota
Tangerang.
Melalui hasil pengolahan data aplikasi SIRONA akan diketahui
jumlah pasien yang ada di Kota Tangerang, sehingga menjadi
bahan pertimbangan Kepala daerah untuk menunjuk Rumah Isolasi
Terpusat serta aktivasi Puskesmas Rawatan sebagai tempat isolasi
khusus sehingga pasien yang tidak memungkinkan melakukan
isolasi mandiri di rumah masing-masing tetap terakomodir dengan
baik dan tidak menjadi sumber penular baru bagi keluarga yang
lain.
3.5 Alternatif pemecahana masalah
Untuk menekan supaya tidak terjadi keterlambatan dalam penanganan
akibat data yang tidak update, maka Tim Dinas Kesehatan :
- Membuat suatu kebijakan bahwa semua faskes yang melakukan
pelayanan dan penanganan kasus Covid-19 wajib melakukan input
data secara lengkap serta semua pasien yang dilakukan pemeriksaan
swab PCR maka hasil tersebut harus segera di upload kedalam
masing- masing status pasien pada aplikasi sirona sehingga
memudahkan tim untuk melakukan validasi dan verifikasi data
- Data yang diperlukan untuk dasar pelaksanaan tracing kontak erat ke
lapangan harus selalu up to date (real time) sehingga semua fasilitas
kesehatan secara rutin harus melakukan update data status pasien pada
aplikasi SIRONS
- Selain itu pada saat tim data SIKK melakukan validasi dan verifikasi
data dari faskes dan menemukan data yang tidak lengkap, maka saat
itu juga tim langsung berkoordinasi untuk menginfokan kepada faskes
dan mengharuskan dilakukan perbaikan ataupun melengkapi data saat
itu juga.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari Praktik Kesehatan Masyarakat (PKM) yang

dimulai dari tanggal 16 November 2020 sampai 18 Desember 2020

mengenai Penatalaksanaan Kasus Covid-19 Melalui Kegiatan Tracing,

Testing Dan Treatment Di Kota Tangerang Dengan Penggunaan Aplikasi

Pencatatan Dan Pelaporan Berbasis Online, maka penulis berkesimpulan

sebagai berikut :

a. Program kerja yang ada di Seksi SIKK Dinas Kesehatan Kota

Tangerang terdiri dari program rutin dan tambahan yang meliputi

program imunisasi, program Surveilans, program Haji dan krisis


kesehatan.

b. Program imunisasi terdiri dari imunisasi Rutin lengkap (imunisasi

pada bayi dan anak dibawah umur Tiga Tahun/batita), imunisasi pada

anak sekolah dan Wanita Usia Subur. Sedangkan pada program

Surveilans, petugas melakukan pengelolaan data sebagai Surveilans

Pasif (menerima dan mengolah dta dari Puskesmas dan Rumah Sakit)

serta Surveilans Aktif yaitu melakukan penyelidikan epidemiologi ke

lapangan saat terjadi laporan kasus yang berpotensi KLB. Untuk

program Haji, setiap tahun dilakukan bimbingan untuk para calon

pelaksana ibadah haji serta kegiatan pelayanan vaksinasi haji pada

pemeriksaan tahap kedua.


c. Pada pelaksanaa Program Pemberantasan Penyakit Menular (P3M),

kegiatan yang dilakukan diantaranya melakukan verifikasi rumor dan

melakukan penyelidikan epidemiologi lapangan untuk menemukan

sumber penularan kasus, berapa banyak yang terdampak, dimana saja

kejadian berlangsung serta berapa lama kasus tersebut terjadi

sehingga pada akhirnya setelah data terkumpul maka dilakukan

pengolahan data, dilakukan analisis dan hasil analisis berupa

informasi disampaikan kepada atasan untuk disampaikan kepada

pemangku kebijakan sebagai dasar dalam pembuatan suatu kebijakan.

d. Permasalahan yang terjadi di kota Tangerang terkait penatalaksanaan

kasus Covid 19 melalui pencatatan dan pelaporan berbasis online ini

adalah adanya data kasus yang banyak, tetapi tidak disertai dengan

proses input data yang lengkap menyebabkan petugas kesulitan dalam

melakukan validasi dan verifikasi data dikarenakan tim data Dinas

kesehatan jumlahnya terbatas sehingga tidak sebanding dengan data

yang masuk dari fasilitas pelayanan kesehatan. Sehingga yang

seharusnya dengan adanya SIRONA maka data yang diperoleh bisa

real time (Up to date) tetapi karena keterlambatan dalam proses

pengolahan data oleh Tim Dinkes menyebabkan data delay dan

menyebabkan pula proses tracing kontak erat menjadi tertunda.

e. Untuk mengurangi dampak keterlambatan data ini, maka Tim Dinas

kesehatan membuat suatu kebijakan/regulasi agar setiap pasien

Covid- 19 yang dilayani oleh faskes, maka faskes wajib melakukan

input data
secara lengkap termasuk melakukan upload hasil PCR (jika pasien

dilakukan pemeriksaan swab PCR). Jika saat tim melakukan validasi

dan verifikasi data menemukan adanya kekurangan ataupun

kekeliruan dalam pencatatan dan pelaporan SIRONA, maka petugas

langsung berkoordinasi dengan faskes agar saat itu juga melakukan

perbaikan dan melengkapi kekurangan data yang ditemukan.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis mencoba


memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut :
a. Mengusulkan kepada Dinas Kesehatan untuk melakukan
penambahan tenaga sebagi tim data aplikasi SIRONA baik sebagai
pegawai tetap maupun pegawai sementara melalui anggaran yang
ada di Dinas Kesehatan Kota Tangerang
b. Melakukan evaluasi hasil pencatatan dan pelaporan kasus secara
berkala (mingguan) untuk data yang sudah diinput oleh Puskesmas
dan Rumah Sakit melalui media informasi yang tersedia baik secara
tatap muka (jika memungkinkan) maupun secara virtual dan juga bisa
berup surat edaran
c. Untuk lancarnya pelaksanaan pelaporan dan agar sistem berjalan
dengan baik dinas kesehatan disarankan untuk mengadakan pelatihan
dan perekrutan pegawai untuk menjaga sistem agar dapat berjalan
dengan baik
Daftar Pustaka

Biropemerintahan.bantenprov.go.id (2018). Riwayat berdirinya Kota Tangerang.

https://biropemerintahan.bantenprov.go.id/profil-kota-tangeran g diakses
pada 02 januari 2021 dari
Departemen Kesehatan RI. 2009. Profil kesehatan Indonesia 2008. Jakarta :
Depkes RI Jakarta .
Dinas Kesehatan Kota Tangerang. 2019. Profil Kesehatan Tahun 2019. Kota
Tangerang : Dinkes Kota Tangerang

gurupendidikan.co.id (Januari 2021). Pengertian Analisis Data – Tujuan, Jenis,


Kuantitatif,Kuantitatif, Para Ahli. Diakses pada 02 januari 2021 dari
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-analisis-data
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. ( 2004) . Peraturan Menteri kesehatan
Republik Indonesia No. 949

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2014). Penyelenggaraan Surveilans


Kesehatan. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 45
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. ( 2020) . Pedoman Pencegahan dan
pengendalian Coronavirus Diesease ( Covid- 19) Revisi V
Perancangan Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas Berbasis E-Report
Untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat. Jurnal Sains dan
Teknologi Vol. 18No.2, Desember 2018.
Lampiran 1 Permohonan Magang Kesbangpol
Lampiran 2 Permohonan Magang Dinkes
Lampiran 3 Rekomendasi Ijin PKM Kesbangpol
Lampiran 4 Rekomendasi Ijin PKM Dinkes
Lampiran 5 Tampilan pilihan menu pada aplikasi SIRONA
Lampiran 6. Gambar tampilan menu “Dashboard” aplikasi SIRONA
Lampiran 7 gambar Tampilan menu “Pemberitahuan”
Lampiran 8 gambar tampilan menu “Laporan”
Lampiran 9 gambar tampilan menu “Surveilance”
Lampiran 10 gambar tampilan menu “pengajuan VTM dan Lidi Swab”

Anda mungkin juga menyukai