Anda di halaman 1dari 40

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KUNJUNGAN MASYARAKAT KE PUSKESMAS PEMBANTU


KOTANIA KECAMATAN SERAM BARAT KABUPATEN
SERAM BAGIAN BARAT

PROPOSAL

Oleh :
YUYUN S S MANUR
NPM, 4820116133

Oleh :
ASRIYANI
NPM, 1320116022

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KUNJUNGAN MASYARAKAT KE PUSKESMAS PEMBANTU
KOTANIA KECAMATAN SERAM BARAT KABUPATEN
SERAM BAGIAN BARAT
TAHUN 2020

PROPOSAL

Disusun Oleh:
ASRIYANI
NPM. 1320116022

Proposal Ini Akan Diseminarkan


Pada Tanggal 18 Juli 2020

Pembimbing I, Pembimbing II,

Hamdan Tunny, S.kep., M.kes M. Dahlan Selly, SE., M.Si

Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Sunik Cahyawati, SKM., M.Kes


NIDN, 1222068701

ii
LEMBARAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Asriyani

NPM : 1320116022

Program Studi : Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Judul Penelitian        : Gambaran Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kunjungan Masyarakat Ke Puskesmas Pembantu Kotania

Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat

Tahun 2020

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas proposal yang akan peniliti tulis

benar-benar hasil karya peneliti sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau

pengambilan dari karya orang lain yang peneliti akui sebagai tulisan atau pikiran

peneliti sendiri.

Apabila kemudian hari ini dapat dibuktikan bahwa Tugas proposal ini adalah

hasil jiplakan, maka peneliti bersedia memenuhi sanksi atas perbuatan tersebut.

Kairatu, 18 Juli 2020


Yang Membuat Pernyataan

Asriyani
NPM. 1320116022

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiirat Allah SWT atas limpahan rahmat,

Hidayahnya dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

proposal dengan judul “Gambaran Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kunjungan Masyarakat Ke Puskesmas Pembantu Kotania Kecamatan Seram Barat

Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2020”.

Adapun tujuan penulisan proposal ini akan dimaksudkan sebagai syarat

untuk menyusun laporan akhir penelitian serta untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menempuh ujian sarjana strata satu (S1) pada Program Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maluku Husada.

Pada proses penyusunan proposal ini,dimulai pada tahap persiapan pengajuan

judul sampai pada tahap pelaporan dalam bentuk proposal, penulis memperoleh

banyak bantuan berupa sumbangsi pemikiran, saran dan dorongan semangat serta

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis sangat mengucapkan rasa hormat

serta terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Rasma Tunny, S.Sos selaku Ketua Yayasan STIKes Maluku Husada yang telah

menyediakan fasilitas-fasilitas kepada penulis selama menempuh pendidikan di

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maluku Husada.

2. Lukman La Bassy, S.Farm.,M.Sc.,Apt selaku Ketua STIKes Maluku Husada

iv
3. Sunik Cahyawati, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maluku Husada.

4. Hamdan Tunny, S.kep.,M.kep selaku dosen pembimbing I yang telah

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, Pengarahan, dan masukan

dalam penyusunan proposal ini.

5. M. Dahlan Selly, SE., M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan

waktu dalam memberikan bimbingan, Pengarahan, dan masukan dalam

penyusunan proposal ini.

6. Prof. Dr. H. Abd. Khalik Latuconsina, M.Si selaku dosen penguji I yang telah

memberikan masukan dan saran, yang membangun guna untuk menyelesaikan

proposal ini.

7. Ns. Siti Rochmaedah, S.Kep., M.Kep selaku dosen penguji II yang telah

memberikan arahan serta masukan guna untuk menyelesaikan Proposal ini.

8. Seluruh Staf dan dosen Pengajar di STIKes Maluku Husada terima kasih atas

banyak ilmu yang diberikan pada penulis.

Kairatu,18 Juli 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

COVER SAMPUL DALAM………………………………….............................. i
LEMBARAN PERSETUJUAN……………….……………................................ ii
LEMBARAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN………..................... iii
KATA PENGANTAR……….………………………………............................... iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………………. v
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………. vi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………. vii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………….............................. 1
1.1 Latar Belakang…………………………………............................... 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian………………………………............................... 6
1.3.1 Tujuan Umum……………………………............................... 6
1.3.2 Tujuan Khusus………………………….................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian……………………………................................... 7
1.4.1 Manfaat Teoritis………………………………........................ 7
1.4.2 Manfaat Praktis………………………………………………… 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………........................... 8
2.1  Tinjauan Umum Tentang Puskesmas……………………….............. 8
2.1.1 Definisi……………………………………………… 8
2.2. Tinjauan Umum Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi 10
Kunjungan Pasien Di Puskesmas Pembantu (Pustu)
2.2.1 Jumlah Tenaga Kesehatan………………............................... 10
2.2.2. Sikap Petugas………………………………………………… 11
2.2.3. Fasilitas Pelayanan…………………………………………… 12
2.3  Keaslian Penelitian…. …………………………………………....... 14
BAB III KERANGKA KONSEP………………………………………………….. 17
3.1 Kerangka Konsep……………………………………………………. 17
3.2 Hipotesis……………………………………………………………... 18
BAB IV METODE PENELITIAN…………………………….............................. 19
4.1 Desain Penelitian…………………………………............................. 19
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian……………………............................ 19
4.2.1 Tempat Penelitian....................................................................... 19
4.2.2 Waktu Penelitian........................................................................ 19
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling..............………………………….. 19
4.3.1 Populasi...........................……………………………………... 19
4.3.2 Sampel.....…………………………………………………… 20
4.3.3 Sampling..................................................................................... 20

v
4.4 Variabel Penelitian………………………………………………… 20
4.4.1 Variabel Dependen…………………………………………. 21
4.4.2 Variabel Independen……………………………..................... 21
4.5 Definisi Operasional………………………………........................... 21
4.6 Instrumen Penelitian………………………………........................... 23
4.7 Prosedur Pengumpulan Data…………………….............................. 23
4.8 Analisis Data………………………………………........................... 24
4.8.1 Analisis Univariat……………………………………………… 25
4.8.1 Analisis Bivariat...……………………………………………. 25
4.9 Etika Penelitian..................................................................................... 25
4.9.1 (Informend Consent)………………………………………....... 25
4.9.2 Tanpa Nama (anonymity)..................................................... 26
4.9.3 Kerasiaan (confidentiality)................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………........... 27
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

No Tabel Tabel Halaman


Tabel 2.1 Keaslian Penelitian……………………………….. 14
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel dan Hasil Ukur….. 22

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian

integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan

pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga

merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang

dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Rumah sakit oleh WHO (2016) diberikan batasan yaitu suatu bagian

menyeluruh, (Integrasi) dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan

pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun

rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan

lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta

untuk penelitian biososial.

Sedangkan Puskesmas merupakan “Suatu unit organisasi yang bergerak

dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai

misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan

1
pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk

masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri

dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek

pembiayaan”.

Puskesmas pembantu merupakan unit pelayanan kesehatan yang letaknya

berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah dijangkau

dibandingkan dengan unit pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit Swasta

maupun Negeri). Fungsi puskesmas pembantu adalah mengembangkan pelayanan

kesehatan yang menyeluruh seiring dengan misinya. Pelayanan kesehatan tersebut

harus bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive Health Care

Service yang meliputi aspek promotive, preventif, curative, dan rehabilitatif.

Prioritas puskesmas pembantu yang harus dikembangkan oleh puskesmas induk

harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar (basic health care services)

yang lebih mengedepankan upaya promosi dan pencegahan (public health

service). (Permenkes No.75 Tahun 2014).

Di Indonesia, puskesmas pembantu merupakan tulang punggung

pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh puskesmas induk. Konsep puskesmas

pembantu dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan

Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta, dimana dibicarakan upaya pengorganisasian

sistem pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat

pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan dari kegiatan-

kegiatan seperti BKIA, BP, dan P4M dan sebagiannya masih berjalan sendiri-

8
sendiri dan tidak berhubungan. Melalui Rekerkesnas tersebut timbul gagasan

untuk menyatukan semua pelayanan tingkat pertama kedalam suatu organisasi

yang dipercaya dan diberi nama puskesmas pembanntu adalah wilayah kinerja

dari puskesmas induk

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2017, secara nasional jumlah

puskesmas yang ada di Indonesia adalah 8.737, puskesmas pembantu 22.337.

Menurut data Badan Statistik Maluku tahun 2016 jumlah puskesmas yang ada di

Propinsi Maluku adalah 190 yang tersebar di seluruh Kecamatan yang minimun

terdapat 2 Puskesmas dan 14 pustu dengan jumlah kunjungan per tahun, 99%

(2018) , 88% (2019), 75% (2020).

Kinerja puskesmas pembantu masih perlu dipertanyakan, karena masih

banyak masyarakat yang datang berobat ke puskesmas induk maupun rumah sakit

meskipun penyakit yang diderita oleh pasien termasuk penyakit ringan yang juga

dapat disembuhkan di puskesmas pembantu. Banyak alasan masyarakat enggan

berobat ke puskesmas pembantu, di antaranya tidak memiliki dokter atau tidak

sembuhnya penyakit yang diderita masyarakat, fasilitas yang kurang memadai,

sikap petugas kesehatan yang kurang ramah kepada pasien. Alasan tersebut yang

membuat pasien tidak mau berobat ke puskesmas pembantu melainkan lebih

memilih ke puskesmas induk maupun ke rumah sakit (Dinkes provinsi Maluku,

2015).

Menurut Titaley kepala puskesmas Piru 2017, bahwa minimnya sarana

prasarana dan obat-obatan sehingga masyarakat tidak lagi ingin memilih berobat

8
di puskesmas Piru melainkan mereka lebih memilih berobat di RSUD Piru. Hal

ini disebabkan puskesmas Piru masih bersifat pengobatan dasar, sedangkan

perawatan di puskesmas ini sangat memerlukan banyak obat. Bahkan ada

beberapa pasien juga yang komplein karena puskesmas Piru tidak banyak

memiliki obat-obatan, padahal memang obat di Puskesmas ini sangatlah terbatas

karena bukan Rumah Sakit Umum, untuk itu, Kepala puskesmas Piru berharap

agar Dinas Kesehatan Provinsi Maluku maupun pemerintah Kabupaten Seram

Bagian Barat agar dapat memberikan perhatian walaupun statusnya puskesmas

tetapi kerja dan kapasitas pelayanannya sudah sama seperti status Rumah Sakit

Umum.

Puskesmas Pembantu (Pustu) merupakan jaringan pelayanan puskesmas

yang memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di lokasi dalam wilayah

kerja Kotania. Puskesmas pembantu merupakan bagian integral puskesmas, yang

harus dibina secara berkala oleh puskesmas. Tujuan puskesmas pembantu adalah

untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat di

wilayah kerjanya.

Puskesmas pembantu didirikan dengan perbandingan 1 (satu) puskesmas

pembantu  untuk  melayani  2  (dua)  sampai 3 (tiga) desa/kelurahan. Penanggung

jawab puskesmas pembantu adalah seorang perawat atau bidan, yang ditetapkan

oleh Kepala Dinas Kesehatan atas usulan Kepala Puskesmas Induk. Tenaga

minimal di puskesmas pembantu terdiri dari 1 (satu) orang perawat dan 1 (satu)

orang bidan. Pendirian puskesmas pembantu harus memenuhi persyaratan lokasi,

8
bangunan, prasarana, peralatan kesehatan dan ketenagaan. Bangunan, prasarana

dan peralatan kesehatan di puskesmas pembantu harus dilakukan pemeliharaan,

perawatan.

Fungsi puskesmas pembantu adalah untuk menunjang dan membantu

melaksanakan kegiatan yang dilakukan puskesmas induk, di wilayah kerjanya,

peran puskesmas pembantu yaitu, meningkatkan akses dan jangkauan pelayanan

dasar di wilayah kerja puskesmas, mendukung pelaksanaan kesehatan terutama

UKM, mendukung pelaksanaan kegiatan posyandu, imunisasi, KIA, penyuluhan

kesehatan, surveilans, pemberdayaan masyarakat, dan lain-lain, mendukung

pelayanan rujukan.

Rumah sakit, puskesmas, dan pustu sama-sama memberikan pelayanan

kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan namun berbeda dalam hal wilayah

kerja. Puskesmas mempunyai wilayah kerja seperti pustu (puskesmas pembantu

dan Polindes (Pondok Bersalin Desa) sedangkan rumah sakit tidak memiliki

wilayah kinerja seperti puskesmas. Perbedaan pelayanan diantara kedua bentuk

pelayanan tersebut dapat dilihat dan berbagai aspek, yaitu tempat kegiatan, jenis

pasien yang dilayani, ruang lingkup pelayanan perhatian utama, dan sasaran

pelayanan.

Namun yang pasti persamaan dari keduanya ialah sama-sama ingin

memberikan yang terbaik untuk masyarakat, baik dari pelayanan maupun fasilitas.

maka dengan dilakukannya akreditasi rumah sakit dan puskesmas diharapkan bisa

8
memperbaiki sistem pelayanan dan fasilitas di rumah Sakit maupun di puskesmas

demi kepuasan masyarakat.

Berdasarkan data awal dari hasil yang dilakukan penulis melalui

wawancara dengan kepala puskesmas pembantu dusun kotania, kecamatan

kairatu, kabupaten seram bagian barat tahun 2020 di dapatkan hasil bahwa jumlah

kunjungan masyarakat di puskesmas pembantu dusun kotania sebanyak 319

orang, kemudian penulis melakukan wawancara dengan 1 orang petugas pustu

kotania yang berprofesi bidan bahwa minimnya obat-obatan, alat kesehatan, dan

minimnya tenaga kesehatan yang berada di pustu kotania, sehingga masyarakat

Kotania lebih memilih berobat di RSUD Piru.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah pada

penelitian ini yaitu “Gambaran faktor-faktor yang Berhubungan dengan

kunjungan masyarakat ke puskesmas pembantu kotania kecamatan seram barat

kabupaten seram bagian barat tahun 2020”

1.3 Tujuan Penelitin


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran faktor-faktor yang Berhubungan

dengan kunjungan masyarakat ke Puskesmas Pembantu Kotania Kecamatan

Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat.

8
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi jumlah tenaga kesehatan di puskesmas pembantu

Kotania?

2. Mengidentifikasi sikap petugas di puskesmas pembantu Kotania?

3. Mengidentifikasi fasilitas kesehatan di puskesmas pembantu Kotania?

4. Mengetahui Hubungan jumlah tenaga kesehatan dengan kunjungan

masyarakat ke puskesmas pembantu Kotania Kecamatan Seram Barat

Kabupaten Seram Bagian Barat?

5. Mengetahui Hubungan sikap petugas dengan kunjungan masyarakat ke

puskesmas pembantu Kotania Kecamatan Seram Barat Kabupaten

Seram Bagian Barat?

6. Mengetahui Hubungan fasilitas kesehatan dengan kunjungan masyarakat

ke puskesmas pembantu Kotania Kecamatan Seram Barat Kabupaten

Seram Bagian Barat?

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan menjadi

sarana informasi tambahan ilmu tentang gambaran faktor-faktor yang

berhubungan dengan kunjungan masyarakat ke puskesmas pembantu

Kotania.

8
1.4.2 Manfaat Praktis

1. Dari hasil penelitian ini akan memberikan ilmu pengetahuan bagi

puskesmas pembantu Kotania tentang gambaran faktor-faktor yang

berhubungan dengan kunjungan masyarakat ke puskesmas pembantu

Kotania.

2. Dari hasil penelitian ini akan memberikan ilmu pengetahuan bagi

masyarakat tentang gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan

kunjungan masyarakat ke puskesmas pembantu Kotania.

3. Dari hasil penelitian ini akan memberikan ilmu pengetahuan bagi

peneliti tentang gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan

kunjungan masyarakat ke puskesmas pembantu Kotania.

4. Dari hasil penelitian ini akan memberikan ilmu pengetahuan bagi dinas

kesehatan tentang gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan

kunjungan masyarakat ke puskesmas pembantu Kotania.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang Puskesmas

2.1.1 Defenisi

Puskesmas Pembantu  (Pustu) merupakan jaringan pelayanan

puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan secara permanen di

lokasi dalam wilayah kerja puskesmas.

Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral puskesmas induk,

yang harus dibina secara berkala oleh puskesmas. Tujuan puskesmas

pembantu adalah untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan

kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya.

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu unit pelaksana

teknis Dinas Kesehatan Kabupten/Kota yang bertanggung jawab terhadap

pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya. Puskesmas berperan

menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar

memperoleh derajat kesehatan yang optimal (Depkes, 2018).

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah

supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Saat ini diperkirakan terdapat

8
9

8.737 puskesmas di seluruh Indonesia. Secara umum, Puskesmas harus

memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan

rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya

kesehatan masyarakat (UKM).

1. Program upaya Kesehatan Masyarakat untuk meningkatkan pemerataan,

dan kualitas pelayanan kesehatan melalui puskesmas dan jaringannya

meliputi puskesmas pembantu, puskesmas keliling dan bidan di

desa.Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program:

a.  Pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas dan jaringannya serta

rumah sakit;

b.  Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana

puskesmas dan jaringannya khususnya puskesmas plus.

2. Program Upaya Kesehatan Perorangan

Untuk meningkatkan akses, keterjangkauan dan kualitas pelayanan

kesehatan perorangan. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program :

a.  Pembangunan sarana prasarana kesehatan untuk mendukung

Agropolitan Center/Distrik.

b. Peningkatan sarana dan prasarana Puskesmas Rawat Inap dan

Puskesmas Plus.

Jika ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka

peranan dan kedudukan puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistem


10

pelayanan kesehatan di Indonesia. Hal ini disebabkan karena peranan dan

kedudukan puskesmas di Indonesia sangat unik.

Departemen Kesehatan menyebutkan batasan puskesmas dalam

paradigma baru puskesmas di era disentralisasi bahwa puskesmas

merupakan suatu organisasi yang diberikan kewenangan kemandirian oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan tugas-tugas

operasional pembangunan kesehatan.

Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Kesehatan yang dilaksanakan di

puskesmas harus mampu memuaskan masyarakat sebagai pengguna

layanan. Pengukuran dan penilaian kepuasan berawal dari munculnya

harapan pasien yang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan

di puskesmas belum sesuai dengan keinginan pasien tersebut (Syaifuddin,

2018).

2.2   Tinjauan Umum Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan

Pasien Di Puskesmas Pembantu (Pustu)

2.2.1. Jumlah tenaga kesehatan

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri

dalam kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan

melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan

(Notoatmojo, 2017).
11

Tenaga kesehatan merupakan bagian terpenting didalam

peningkatan pelayanan kesehatan, peningkatan kualitas harus menjadi

prioritas utama mengingat tenaga kesehatan saat ini belum sepenuhnya

berpendidikan D-III serta S-1 sedangkan yang berpendidikan SPK serta

sederajat minim terhadap pelatihan tehnis, hal ini juga berkaitan dengan

globalisasi dunia dan persaingan terhadap kualitas ketenagaan harus

menjadi pemicu. Bila peningkatan kualitas dapat dijalankan secara

bertahap maka peningkatan pelayanan kesehatan dapat dicapai

sepenuhnya.

2.2.2. Sikap petugas puskesmas pembantu

Sikap merupakan reaksi atau respon terhadap stimulus atau objek

(Mubarak, 2016).

F. H. Alprot, 1954, Berpendapat bahwa sikap adalah persiapan

untuk bertindak atau berbuat dalam suatu arah tertentu. Sikap dapat pula

diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menentukan atau kekuatan

jiwa yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku.

Sikap merupakan kesigapan atau kesediaan untuk berindak, dan

bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Dalam kata lain, Fungsi sikap

belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktifitas, tetapi

merupakan predisposisi perilaku atau reaksi tertutup. Sikap mempunyai 3

komponen, yaitu :
12

1. Kepercayaan, ide, dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

3. Kecendrungan untuk bertindak (Notoatmojo, 2015).

Sikap petugas berkaitan dengan interaksi antara petugas kesehatan

dengan pasien. Hubungan antara manusia yang menanamkan

kepercayaan dan kredibilitasi dengan cara menghargai, yang dapat dilihat

melalui penerimaan kepercayaan, empati, menjaga rahasia, menghormati

dan responsive serta memberikan perhatian kepada pasien (Wijono,

2016).

Dalam pencarian pelayanan kesehatan, pasien awam akan

menanyakan apakah perawat, bidannya baik, perawatannya tidak galak,

obatnya manjur atau tidak, seorang pasien mengharapkan seorang dokter

atau perawat yang tenggang rasa, penuh perhatian, simpati atau

bersahabat, mempunyai kesabaran, cermat, teliti serta berhati nurani,

karena dari sikap tenaga kesehatan juga menjadi salah satu faktor acuh

untuk kesembuhan pasien maupun kunjungan pasien yang datang berobat

(Wijono, 2016).

2.2.3. Fasilitas pelayanan

Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya

dan memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan

(Pramudya,2015).
13

Fasilitas puskesmas adalah sarana yang dimiliki puskesmas

untuk memberikan pelayanan kesehatan strata pertama kepada pengguna

jasa puskesmas.

Kelengkapan fasilitas puskesmas turut menentukan penilaian

kepuasan pasien, misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana,

tempat parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap.

Walaupun hal ini tidak vital menentukan penilaian kepuasan pasien,

namun puskesmas perlu memberikan perhatian pada fasilitas puskesmas

dalam penyusunan strategi untuk menarik konsumen.

Kurangnya fasilitas yang dimiliki oleh puskesmas pembantu

dapat menyebabkan pasien yang datang berkunjung ke puskesmas tidak

ditangani secara baik dan maksimal.


14

2.3 Keaslian Penelitian

Tabel 2.1

Keaslian penelitian

No Nama Judul Penelitian Metode Variabel Hasil

1 Irma Gambaran faktor-faktor yang Jenis penelitian ini Variabel Independen Dari hasil penelitian
Dwianty mempengaruhi pemanfaatan adalah survey diperoleh data p (0.002) < a
puskesmas Liu Kecamatan deskriptif yaitu - Faktor yang (0.05) yang
Sabbangparu Kabupaten Wajo penelitian yang mempengaruhi berarti Ho ditolak Ha
diarahkan untuk diterima, Hal ini berarti ada
mendeskripsikan Variabel Endependen hubungan
atau menguraikan - Pemanfaatan antara pengetahuan
suatu keadaan pelayanan kesehatan masyarakat dengan
didalam komunitas pemanfaatan
atau masyarakat. puskesmas Liu. penelitian
diperoleh data p (0.007) < a
(0.05) yang
antara jarak tempat tinggal
masyarakat dengan
pemanfaatan
puskesmas Liu.

2 Muh Faktor-faktor yang Jenis penelitian Variabel Independen: hasil penelitian yang dilakukan
Rahmadi mempengaruhi kepuasan pasien yang digunakan oleh peneliti. Pada
Hasyim rawat jalan dalam pelayanan adalah penelitian - Faktor-faktor pembahasan ini disesuaikan
kesehatan dasar di puskesmas kuantitatif. dengan tujuan penelitian yang
Kassi-Kassi Kecamatan Penelitian Variabel Endependen terdiri dari pemanfaatan
Rappocini Kota Makassar menggunakan - Tingkat kepuasan pelayanan kesehatan dasar
15

pendekatan survei pasien dalam antara lain ; responsiveness,


analitik dengan pelayanan kesehatan competence, tangible,
desain cross- dasar communication, realibility
sectional yang terhadap tingkat kepuasan
dimaksudkan untuk pasien rawat jalan Puskesmas
mencari pengaruh Kassi-kassi Kecamatan
Rappocini Kota Makassar.

3 NIRMAY Determinan Kepuasan Pasien Jenis penelitian Variabel dependen: Hasil penelitian diperoleh
ASRI Gigi dan Mulut dipuskesmas yang dilakukan - kepuasan pasien variabel yang berpengaruh
DATUAN/ Bowong adalah pendekatan dengan kepuasan pasien gigi
2015 Cindea Daerah Pesisir survey analitik Variabel independen : danmulut adalah mutu
Kabupaten Pangkep dengan desain - kualitas produk, produk/product quality
cross-sectional. mutu layanan. diperoleh nilai p=0,037 atau
Analisis data yang nilai p<0,05, mutu
dilakukan adalah layanan/service quality
analisis univariat diperoleh nilai p=0,046 atau
dan bivariat dengan nilai p<0,05.
uji chi-square.
4 AGUS Faktor-Faktor yang Bersifat Analitik Variabel dependen : Hasil penelitian
SUWARDI Mempengaruhi Kepuasan dengan desain - tingkat kepuasan menunjukkan bahwa semua
/ 2014 Pasien dalam Pelayanan cross-sectional pasien. variabel memiliki pengaruh
Kesehatan Dasar di Puskesmas yaitu pengumpulan terhadap kepuasan pasien
Tangkeh Kecamatan Woyla dimana variabel Variabel independen : terhadap pelayanan
Timur Kabupaten Aceh Barat independen dan - prosedur pelayanan, kesehatan dasar. Masing-
dependen diteliti kualitas perawatan, masing nilai p value yaitu
secara bersamaan sikap petugas dan 0,006 untuk prosedur
ketika penelitian ketersediaan obat. pelayanan dan kualitas
dilakukan. perawatan, 0,009 untuk sikap
petugas serta 0,002 untuk
ketersediaan obat.
5 Asriyani Gambaran faktor-faktor yang Jenis penelitian ini Variabel Independen :
16

tahun 2020 berhubungan dengan kunjungan adalah survey - Faktor-faktor yang


masyarakat ke puskesmas deskriptif yaitu berhubungan
pembantu Kotania Kecamatan penelitian yang
Seram Barat Kabupaten Seram diarahkan untuk Variabel Independen :
Bagian Barat - Kunjungan
mendeskripsikan
Masyarakat
atau menguraikan
suatu keadaan
didalam
komunitas atau
masyarakat.

Dari tabel diatas menunjukan Penelitian yang di lakukan oleh peneliti terdahulu tentang kunjungan pasien tetapi
dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk mengambil judul gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan
masyarakat ke puskesmas pembantu Kotania Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat tahun 2020. yang
berbeda dari peneliti sebelumnya terletak pada tempat, waktu penelitian dan responden yang berbeda.
BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Dasar Variabel Yang Diteliti

Adalah suatu pengaruh atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-

variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang dilaksanakan.

Konsep-konsep atau variabel-variabel yang di amati berdasarkan penelitian ini

yaitu faktor-faktor (Variabel Terikat), Kunjungan Pasien Di pustu (Variabel

Bebas).

Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor yang berpengaruhi

Jumlah Tenaga Kesehatan

Kunjungan Masyarakat
Sikap Petugas
Di pustu

Fasilitas Pelayanan

Keterangan:
    : Variabel yang di teliti
    : Arah Hubungan

17
18

3.2 Hipotesis Penelitian

Ha: Ada hubungan antara jumlah tenaga kesehatan dengan kunjungan

masyarakat ke puskesmas pembantu Kotania.

Ha: Ada hubungan antara sikap petugas dengan kunjungan masyarakat ke

puskesmas pembantu Kotania.

Ha: Ada hubungan antara fasilitas kesehatan dengan kunjungan masyarakat ke

puskesmas pembantu Kotania.

H0: Tidak ada hubungan antara jumlah tenaga kesehatan dengan kunjungan

masyarakat ke puskesmas pembantu Kotania.

H0: Tidak ada hubungan antara sikap petugas dengan kunjungan masyarakat ke

puskesmas pembantu Kotania.

H0: tidakda hubungan antara fasilitas kesehatan dengan kunjungan masyarakat

ke puskesmas pembantu Kotania.


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survey deskriptif yaitu penelitian yang

diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan didalam

komunitas atau masyarakat. Pada penelitian ini akan dilihat gambaran kunjungan

pasien di pustu ditinjau dari segi jumlah tenaga kesehatan, sikap petugas, dan

fasilitas pelayanan

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Pustu Kotania Kecamatan Seram

Barat Kabupaten Seram Bagian Barat

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 31 Juli - 31 Agustus 2020

4.3. Populasi, Sampel dan Sampling

4.3.1. Populasi

Menurut Hastono & Sabri (2012), Populasi (universal) adalah

keseluruhan pasien yang berkunjung di pustu Kotania Kecamatan Seram

Barat dari bulan Januari sampai dengan Juni 2020 yang berjumlah 319

orang.

19
20

4.3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek di

anggap yang akan diteliti dan di anggap mewakili selurah populasi

(Notoatmodjo, 2015). Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah masyarakat yang berkunjung di pustu kotania kecamatan seram

barat kabupaten seram bagian barat. Jika jumlah subjeknya besar dapat di

ambil antara 20–25% (Arikunto, 2014). Oleh karena itu peneliti mengambil

sampel sebanyak  20%  dari  jumlah  populasi  sehingga  jumlah sampelnya 

adalah 20% x 319 =63.80 atau sebanyak 64 Responden.

4.3.3. Sampling
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan

menggunakan total sampling, Total sampling adalah teknik pengambilan

sampel dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi (Sugiyono,

2016).

a. Kriteria Inklusi (Target)

Pasien yang pernah berkunjung di pustu Kotania dari bulan Januari

sampai dengan Juni 2020

b. Kriteria Eksklusi

Pasien yang tidak pernah berkunjung di pustu Kotania


21

4.4. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu fenomena yang bervariasi dalam bentuk kualitas,

kuantitas, mutu dan standar. Variabel merupakan sesuatu yang biasa diukur dan

cara pengukurannya berbeda-beda., variabel penelitian terbagi menjadi dua, yaitu

variabel dependen dan variabel independen

4.4.1. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel Dependen adalah suatu variabel yang nilainya di pengaruhi

atau bergantung pada nilai dari variabel lainnya yakni dari penelitian ini,

variabel dependen yaitu kunjungan pasien di pustu Kotania Kecamatan

Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat tahun 2020.

4.4.2. Variabel Independen (bebas)

Variabel independen adalah suatu variabel yang menjadi sebab

timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat) yakni dari

penelitian ini,variabel independen yaitu faktor yang mempengaruhi

(Jumlah tenaga kesehatan, sikap petugas, fasilitas pelayanan).

4.5. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau kontras dengan cara memberikan pengetahuan, atau lebih

menspesifikkan kepada kegiatan, ataupun memberi suatu operasional yang

diperlukan untuk mengukur kontrak atau variabel tersebut (Nursalam, 2015).


22

Tabel 4.1.

Definisi Operasional Variabel Independen dan Variabel Dependen

No Variabel Defenisi Oprasional Alat Skala Hasil Ukur


Ukur Ukur
1 Variabel a. Tenaga Kesehatan Kuesioner Ordinal a. 1 orang
Independen: adalah setiap orang ≥1 orang
yang mengabdikan diri
a. Jumlah dalam kesehatan serta
tenaga memiliki pengetahuan
kesehatan dan atau keterampilan
melalui pendidikan
dibidang kesehatan.

b. Sikap b.Sikap petugas Kuesioner Ordinal b. - Baik


petugas merupakan kesiapan - Cukup
atau kesediaan untuk - Kurang
bertindak, dan bukan
merupakan pelaksana
motif tertentu

c. Fasilitas c. Fasilitas pelayanan Kuesioner Ordinal b. - Baik


pelayanan adalah segala sesuatu - Cukup
yang dapat - Kurang
mempermudah upaya
dan memperlancar kerja
dalam rangka mencapai
suatu tujuan

d. Masyarakat d. Masyarakat Observasi - -


adalah sekelompok
orang dalam sebuah
sistem semi tertutup atau
semi terbuka yang
sebagian besar
interaksinya adalah
individu-individu yang
berada dalam kelompok
tersebut
2 Variabel Kunjungan yaitu setiap Kuesioner Nominal - Sering
Dependen: kedatangan pengunjung - Tidak
Kunjungan (pasien) ke puskesmas sering
Pasien untuk mendapatkan
pelayanan yang tersedia
23

di puskesmas tersebut

4.6.Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk

mengumpulkan, memeriksa, menyelidik suatu masalah, atau mengumpulkan,

mengelolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta

objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu

hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut

instrumen penelitian.

4.6.1 Uji Validitas

Cara menggunakan validitas dengan menggunakan rumus perhitungan

validitas dari sebuah instrumen dapat menggunakan uji korelasi pearson.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun

internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest

(stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas

instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada

pada instrumen dengan teknik tertentu.

4.7. Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian yang akan dilaksanakan di pustu Kotania. Pertama penulis

membuat surat ijin penelitian di LPPM untuk membawa ke KESBANPOL,

kemudian penulis menunggu surat balasan dari KESBANPOL yang dibawa


24

kembali ke LPPM, Setelah mendapatkan izin dari institusi pendidikan, setelah

itu surat diserahkan kepada kepala pustu Kotania  Kecamatan Seram Barat

Kabupaten Seram Bagian Barat. Setelah mendapat izin penelitian dari pustu

Kotania Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat, kemudian

penulis mulai melakukan pengumpulan data, menjelaskan kepada calon

responden, manfaat proses pengumpulan data dan memberikan kesempatan

bertanya bila ada hal yang tidak dimengerti.

Penulis memperkenalkan diri terlebih dahulu, kemudian menjelaskan kepada

calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Jika calon responden

bersedia maka responden terlebih dahulu menandatangani lembar persetujuan

penelitan sebagai bukti kesedian diri menjadi responden. Bila responden tidak

bersedia menandatangani lembar persetujuan, maka responden dapat memberikan

persetujuan secara lisan. Tetapi jika calon responden tidak bersedia untuk di teliti,

maka calon responden berhak menolak dan mengundurkan diri selama proses

pengumpulan data berlangsung. Untuk pengumpulkan data tahap awal dilakukan

dengan observasi kepada responden secara langsung ditempat penelitian.

4.8. Analisa Data

Analisa data dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian. Data yang

diperoleh dari analisa dengan menggunakan teknik statistic kuantitatif dengan

menggunakan analisis Univariat dan Bivariat. Adapun analisa yang digunakan

sebagai berikut:
25

1. Analisa Univariat

Analisa univariat merupakan suatu analisa yang digunakan untuk tiap-tiap

variabel dari hasil penelitian yang menghasilkan suatu distribusi frekuensi dan

presentase dari masing-masing variabel. baik variabel bebas maupun variabel

terikat (Notoatmodjo 2015).

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh antara

variabel independen dan variabel dependen, peneliti menggunakan uji

hubungan yaitu Spearman’rho

4.9. Etika Penilitian

Dalam melakukan penelitian, penulis memandang perlu adanya

rekomendasi dari pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan

permohonan izin kepada staf pemerintahan tempat penelitian. Setelah

mendapatkan persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan

memperhatikan masalah etika (Hidayat, 2012) meliputi :


26

1. Lembaran persetujuan menjadi responden (Informend consent)

Lembaran persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti

2. Tanpa nama (Anonymity)

Untuk menjadi kerahasiaan responden, penulis tidak akan mencantumkan

nama responden, cukup dengan menggunakan inisial pada lembaran

pengumpulan data.

3. Kerasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan responden dijamin oleh penulis, hanya kelompok data

tertentu saja yang akan disajikan untuk dilaporkan sebagai hasil peneliti.
27

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Umar.2018. Kesehatan Masyarakat Di Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Ahmadi, Abu.2018. Psikososial. Surabaya : Bina Ilmu

Badan Statestik Maluku. 2016. Statistik Kesehatan Masyarakat. Ambon

Dinas Kesehatan. 2015. Profil Maluku. Ambon.

Depkes RI.2010.UU Kesehatan.Jakarta.

Depertemen Kesehatan RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta
2017.

Hastono, S., & Sabri, L. (2012). Statistik Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada

Hidayat, A.A.. (2012). Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data.
Jakarta : Salemba Medika.

Kementerian Kesehatan RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.

Mubarak 2016. Promosi Kesehatan. Jakarta:Garaha Ilmu.

Notoatmodjo, S, (2015). Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Sukardjo 2017. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta.
28

Nursalam (2015). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka


Cipta.

Pramudya, 2015. Kamus Bahasa Indonesia.Jakarata : Garaha Ilmu.

Permenkes RI 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30


Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian dipuskesmas. Jakarta:
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Permenkes RI 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.

Razak, Amran.2007. Permintaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pesisir. Makassar


Santoso.2015. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi Jilid 2.Jakarta :
Salemba Medika
Sugiyono, Lynda, 2016, Teknik Pengambilan Sampling, Jakarta: Rineka Cipta

Wijono, Djoko. 2016. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya :


Universitas Air Langga.
World Health Organization (WHO).2016. Konsep rumah sakit dan pusat pelayanan

Kesehatan Masyarakat Jilid 1. Jakarta: Garaha Ilmu


KUESIONER

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KUNJUNGAN MASYARAKAT KE PUSKESMAS PEMBANTU
KOTANIA KECAMATAN SERAM BARAT KABUPATEN
SERAM BAGIAN BARAT
TAHUN 2020

A. PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER


1. Untuk mengisi pertanyaan “Data Pribadi” diberi tanda silang (x) pada kotak
sesuai dengan yang anda alami.

2. Untuk menjawab pertanyaan terkait “faktor kunjungan tenaga kesehatan,


sikap petugas, fasilitas pelayanan”, pilihlah salah satu Jawaban dan berilah
tanda silang yang menurut anda sesuai dengan yang anda alami.

3. Isilah kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya sebab jawaban anda terjamin


kerahasiaanya.

4. Jawaban anda hanya akan digunakan untuk kepentingan ilmiah penelitian saja
dan tidak akan disebarluaskan kemanapun.

5. Tidak dibenarkan bertanya keteman, hanya diperbolehkan bertanya pada


orang yang membagikan kuesioner

6. Point angket pernyataan faktor-faktor kunjungan pasien di pustu Kotania


1. Jumlah tenaga kesehatan
a. 1 orang :1
b. ≥ 1 orang : 2
2. Sikap petugas
a. Ya :1
b. Tidak :2
3. Fasilitas pelayanan
a. Ya :1  
b. Tidak :2
No Responnden:

B. Identitas Respondens

1. Nama ( inisial ) :

2. Umur :

3. Pendidikan : SD, SMP, SMA, Tidak Sekolah

4. Jenis kelamin : Laki-Laki, Perempuan

5. Agama : Islam, Kristen, Hindu, Budha

6. Pekerjaaan :

C. Faktor-faktor
Jumlah Tenaga Kesehatan

1. Apakah Pustu Kotania memiliki tenaga Dokter?


a. Ya
b. Tidak
2. Apakah Pustu Kotania memiliki tenaga Perawat?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah Pustu Kotania memiliki tenaga Bidan?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah Pustu Kotania memiliki tenaga Gizi?
a. Ya
b. Tidak
5. Berapakah jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di pustu Kotania Kecamatan
Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat?
a. 1 orang
b. ≥1 orang
Sikap Petugas

6. Apakah tenaga kesehatan selalu berperilaku baik dalam memberikan


pelayanan di Pustu Kotania?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah tenaga kesehatan di Pustu Kotania bersedia mendengar keluhan dari
pasien dengan penuh perhatian?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah tenaga kesehatan di Pustu Kotania bersedia menjawab pertanyaan dari
pasien?
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah tenaga kesehatan di Pustu Kotania melakukan komunikasi yang baik
dan akrab kepada pasien?
a. Ya
b. Tidak

Fasilitas Pelayanan

10. Apakah jadwal pelayanan Pustu Kotania dijalankan tepat waktu?


a. Ya
b. Tidak
11. Apakah tenaga kesehatan yang ada di Pustu Kotania selalu ada dan dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang saudara/i butuhkan?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah saudara/i pernah datang ke pustu kotania untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan dalam 5 bulan terakhir
a. Ya, Sebutkan:
b. Tidak

Anda mungkin juga menyukai