Anda di halaman 1dari 7

Laporan Pendahuluan

“ Kemoterapi Pada Anak “

Di Susun Oleh

Nama :

Semester :

Kelompok :

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MALUKU HUSADA

KAIRATU

2020
A. Definisi Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker.tidak seperti radiasi atau
operasi yang bersifat local,kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berari obat
penyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau
matastase ke tempat lain.

B. Manfaat Kemoterapi
1. Pengobatan
Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis kemoterapi
atau beberapa jenis kemoterapi.
2. Kontrol
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan kanker agar tidak
bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
3. Mengurangi gejala
Bila kemoterapi tidak dapat menghilangkan kanker, maka kemoterapi yang diberikan
bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada penderita, seperti meringankan
rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta memperkecil ukuran kanker pada
daerah yang diserang.

C. Tujuan penggunaan kemoterapi


1. Kemoterapi adjuvant :
Kemoterapi yang di berikan sesudah oprasi, dapat sendiri atau bersamaan dengan
radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel yang telah bermetastase.
2. Terapi neo adjuvant :
Kemoterapi yang di berikan sebelum oprasi untuk mengecilkan masa tumor,biasanya
di rekomendasi dengan radioterapi.
3. Kemoterapi primer :
Digunakan sendiri dalam pelaksanaan tumor, yang kemungkinan kecil untuk di obati,
kemoterapi di gunakan hanya untuk mengontrol gejalahnya.
4. Kemoterapi induksi :
Digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikutnya.

D. Cara Pemberian Kemoterapi


1. Oral
Pemberian peroral biasanya adalah obat Leukeran, Alkeran, Myleran, Natulan, Puri-
netol, hydrea, Tegafur, Xeloda, Gleevec. Beberapa jenis kemoterapi telah di kemas
untuk pemberian peroral, diantaranya adalah chlorambucil dan etoposide (vp-16).
2. Pemberian secara intra muskulus
Cara ini relative lebih mudah dan sebaiknya suntikan tidak di berikan pada lokasi
yang sama dengan pemberian 2,3 kali berturut-turut yang dapat di berikan secara intra
muskulus antara lain bleomicin.
3. Intravena
Kebanyakan sitostika diberikan dengan cara ini, dapat berupa bolus IV pelan-pelan
sekitar 2 menit, dapat pula per drip IV sekitar 30-120 menit, atau dengan continous
drip sekitar 24 jam dengan infusion pump upaya lebih akurat tetesannya. Cara ini
merupakan cara pemberian kemoterapi yang paling umum atau banyak di gunakan.
4. Pemberian secara intra arteri
Pemberian ini jarang di lakukan karna membutuhkan saran yang cukup banyak antara
lain alat radiologi diagnostic,mesin.atau alat filter serta memerlukan keterampilan
tersendiri.
5. Intra Tekal (IT)
Diberikan ke dalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan tumor dalam cairan
otak antara lain MTX, Ara.C.
6. Topikal
7. Intracavity

E. Indikasi pemberian obat kemoterapi


Tidak semua kanker memerlukan obat sitostika. Pemberian sitostika harus dengan hati-
hati dan atas indikasi. Menurut Brule, (WHO,1973), ada 7 indikasi pemberian kemoterapi
yaitu :
1. Untuk menyembuhkan kanker
2. Memperpanjang hidup dan remisi
3. Memperpanjang interval bebas kanker
4. Menghentikan progesi sel kanker
5. Paliasi symptom
6. Mengecilkan volume kanker
7. Menghilangkan gejala para neoplasma

F. Kontraindikasi
Adapun kontraindikasi pemberian kemoterapi terdiri dari kontraindikasi absolute dan
relatif
1. Kontraindikasi pemberian kemoterapi absolute yaitu :
a. Trimester pertama kehamilan
Karena adanya potensi tinggi terhadap bayi lahir cacat, dan efek samping lainnya.
Secara umum trimester pertama kehamilan merupakan kontraindikasi terhadap
obat-obat kemoterapi.
b. Septikemia (infeksi)
Infeksi yang sedang berlangsung juga merupakan salah satu kontraindikasi
pemberian kemoterapi karena kemoterapi dapat menurunkan jumlah sel darah
sehingga pertahanan tubuh lemah dan tubuh akan sulit melawan infeksi.
c. Penyakit stadium akhir
Koma
2. Kontraindikasi pemberian kemoterapi relatif yaitu :
a. Usia lanjut terutama untuk tumor yang tubuhnya lambat dan sensitivitasnya
rendah.
b. Keadaan umum yang buruk.
c. Gangguan fungsi organ vital yang berat seperti kerusakan hati, ginjal dan jantung.
d. Penderita yang tidak kooperatif.
e. Dimensia.
f. Metastatis otak yang tidak dapat di obati dengan radioterapi.
g. Pasca pembedahan atau operasi.
h. Tumor yang resisten terhadap obat.
i. Tidak ada fasilitas penunjang yang memadai.

G. Cara kerja kemoterapi


Sel yang abnormal akan membela diri dan berkembang secara tidak terkontrol, yang pada
akhirnya akan terjadi suatu masa yang di kenal sebagai tumor (rasjidi,2007).
Siklus sel secara sederhana di bagi menjadi 5 tahap yaitu :
 Fase G0, di kenal juga sebagai fase istirahat ketika ada sinyal untuk berkembang,
sel ini akan memasuki fase G1.
 Fase G1 , pada fase ini sel siap untuk membela diri yang di perantarai oleh
beberapa protein penting untuk bereproduksi.fase ini berlangsung 18-30 jam.
 Fase S, di sebut sebagai fase sintesis.pada fase ini DNA sel akan di kopi.fase ini
berlangsung selama 18-20 jam.
 Fase G2,sintesis protein terus berlanjut. Fase ini berlangsung 2-10.
 Fase M, sel di bagi menjadi 2 sel baru.fase ini berlangsung 30-60 menit.

H. Efek samping kemoterapi


1. Lemas
2. Mual muntah
3. Gangguan pencernaan
4. Sariawan
5. Rambut rontok
6. Otot dab saraf
7. Efek pada darah
8. Mudah terkena infeksi
9. Perdarahan
10. Anemia
11. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna
12. Produksi hormone

I. Prosedur tindakan kemoterapi


1. Persiapan pasien
Sebelum pengobatan dimulai maka terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan yang
meliputi :
- Darah tepi : Hb, leuko, hitung jenis, trombosit.
- Fungsi hepar : bilirubin, SGOT, SGPT, Alkali phosphat.
- Fungsi ginjal : ureum, creatinin dab creatinin clearance test bila serum creatinin
meningkat.
- EKG (terutama pemberian Adriamycin epirubicin).

2. Syarat pasien yang layak mendapat tindakan kemoterapi :


Pasien dengan keganasan memiliki kondisi dan kelemahan yang apabila diberikan
kemoterapi akan terjadi untolerable side effect. Sebelum memberikan kemoterapi
perlu pertimbangan sebagai berikut :
a. Menggunakan kriteria eastern cooperative oncology group (ECOG) yaitu status
pemanpilan <= 2. Skala status penampilan menurut ECOG adalah :
1. Grade 0 : masih sepenuhnya aktif, tanpa hambatan untuk mengerjakan tugas
kerja dan pekerjaan sehari-hari.
2. Grade 1 : hambatan pada pekerjaan berat, namun masih mampu bekerja kantor
ataupun pekerjaan rumah yang ringan.
3. Grade 2 : hambatan melakukan banyak pekerjaan, 0,5% waktunya untuk
tiduran dan hanya bias mengurus perawatan dirinya sendiri, tidak dapat
melakukan pekerjaan lain.
4. Grade 3 : han ya bias melakukan perawatan diri tertentu, lebih dari 50%
waktunya untuk tiduran.
5. Grade 4 : sepenuhnya tidak bias melakukan aktifitas apapun, betul-betul
hanya di kursi atau tiduran terus.
b. Jumlah lekoit >= 3000/ml
c. Jumlah trombosit >= 120.0000/ul
d. Keadaan umum cukup baik
e. Penderita mengerti tujuan dan efek samping yang akan terjadi
f. Faal ginjal dan hati baik

3. Prosedur pemberian kemoterapi


 Periksa pasien, jenis obat, dosis obat, jenis cairan, volume cairan, cara
pemberian, waktu pemberian dan akhir pemberian.
 Pakai proteksi : gaun lengan panjang, topi, masker, kaca mata, sarung tangan,
dan sepatu.
 Lakukan tehnik aseptic dan antiseptic.
 Pasang pengalas plastic yang dilapisi kertas absorbs dibawah daerah tusukan
infuse .
 Berikan anti mual ½ jam sebelum pemberian anti neoplastic.
 Lakukan aspirasi dengan NaCl 0,9%.
 Beri obat kanker secara perlahan-lahan sesuai program.
 Bila selesai bilas kembali dengan NaCl 0,9%.
 Semua alat yang sudah dipakai dimasukkan kedalam kantong plastic dan di
ikat serta diberi etiket.
 Buka semua peralatan APD kemudian rendam dengan deterjen. Bila
disposable masukkan dalam kantong plastic kemudian diikat dan diberi etiket,
kirim ke incinerator/bakaran.
 Catat semua prosedur.
 Awasi keadaan umum pasien, monitor tensi, nadi, RR, tiap setengah jam dan
awasi adanya tanda-tanda ekstravasasi.

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi : Buku Saku Edisi 3. Jakarta: EGC.

Hidayat, Aziz Alimit. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 2. Jakarta: Salemba Medika

Suriadi. Yuliani, Rita. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: Penebar Surabaya

Anda mungkin juga menyukai