Disusun Oleh :
200110011
2024
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker merupakan keadaan dimana sel mengalami perubahan DNA
(Deoxyribonucleic acid) sehingga sel tersebut dapat keluar dari siklus hidup yang
sudah diatur . Angka kejadian penyakit kanker terus meningkat dari tahun ke tahun.
Jumlah kematian penyakit kanker pada tahun 2005 mencapai 58 juta jiwa. Data WHO
memperkirakan kanker akan menjadi penyakit penyebab kematian tertinggi di
Indonesia pada tahun 2030 (Depkes RI, 2013). Menurut Sistem Informasi Rumah
Sakit (SIRS) pada tahun 2010, kanker menjadi penyebab kematian nomor 3 di
Indonesia dengan kejadian 7,7% dari seluruh penyebab kematian setelah penyakit
jantung dan stroke.(Wahyuningsih, 2018).
Pengobatan Kanker ini tergantung dari jenis dan stadium dari penyakit,
potensi efek samping, dan pilihan serta kesehatan umum dari pasien. Berikut ini
pengobatan kanker yang paling umum dilakukan:
1. Kemoterapi
Langkah pengobatan ini melibatkan penggunaan zat kimia dalam intensitas
tinggi untuk membunuh sel kanker yang sedang bertumbuh pada tubuh.
Kemoterapi merupakan metode pengobatan yang paling umum, karena sel
penyakit ini berkembang lebih cepat dari sel normal dalam tubuh.
2. Radioterapi
Langkah pengobatan ini melibatkan paparan radiasi gelombang energi tinggi
seperti, sinar-X, gama, proton, dan elektron untuk membunuh sel kanker.
Selain kanker, metode ini juga untuk mengobati pasien tumor dan gangguan
pada kelenjar tiroid.
3. Terapi target
Langkah pengobatan ini melibatkan penggunaan obat-obatan atau bahan kimia
lain, untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker secara spesifik tanpa
membunuh sel-sel normal. Terapi ini antara lain antibodi monoklonal,
penghambat tirosin kinase, dan penghambat cyclin-dependent kinase.
4. Operasi
Tujuan pembedahan adalah untuk mengangkat sel-sel abnormal tersebut
sebanyak mungkin. Beberapa jenis operasi untuk mengobati kanker, antara
lain pembedahan kuratif, debulking (menghilangkan sebagian sel penyakit),
paliatif (untuk mengobati penyakit stadium lanjut), dan suportif (untuk
membantu melakukan terapi lainnya).
5. Transplantasi sumsum tulang
Transplantasi sumsum tulang atau nama lainnya adalah transplantasi sel induk.
Sumsum tulang adalah bahan di dalam tulang yang membuat sel darah.
B. Definisi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan sitostatiska untuk merusak atau
menghambat sel yang aktif membelah sehingga sel aktif pun dapat ikut rusak.
C. Tujuan Kemoterapi
a) Terapi Adjuvan
Kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, dapat sendiri atau bersamaan dengan
radiasi dan bertujuan untuk membunuh sel yang telah bermetastase.
b) Terapi neodjuvan
Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan masa tumor
biasanya dikombinasikan dengan radioterapi.
c) Kemoterapi primer
Digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor yang kemungkinan kecil untuk
diobati dan kemoterapi digunakan hanya untuk mengontrol gejalanya.
d) Kemoterapi induksi
Digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikutnya.
e) Kemoterapi kombinasi
Menggunakan dua atau lebih agen kemoterapi.
G. Persiapan Kemoterapi
a) Persiapan yang harus dipenuhi oleh pasien
1. Sebelum menjalani pengobatan kemoterapi maka terlebih dahulu pasien
dilakukan pemeriksaan darah yang menunjukkan hemoglobin lebih dari
10g%, leukosit lebih dari 5000/mm3, dan trombosit lebih dari 150.000/mm3.
2. Pemeriksaan fungsi hepar, fungsi ginjal, dan EKG.
3. Keadaan umum pasien harus baik.
4. Pasien mengetahui tentang tujuan pengobatan dan efek samping yang
kemungkinan terjadi.
5. Jenis kanker diketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi.
b) Persiapan yang harus dipenuhi oleh tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan harus mempunyai pengetahuan dan manajemen kanker pada
umumnya dan mempunyai sarana laboratorium yang lengkap.
c) Persiapan provider
1. Memakai gaun khusus atau schort.
2. Memakai masker yang dispossibel.
3. Memakai handscoon karet.
4. Memakai topi pelindung kepala.
5. Memakai kacamata pelindung terhadap percikan obat, tanpa menghalagi
lapang penglihatan (kaca google).
6. Well trained.
2. Strorage dan stability : baca petunjuk mengenai storage dan stability masing-
masing obat sehingga tetap dalam keadaan baik. Obat yang tidak
mengandung preservasi setelah dibuka/dilarutkan (oplos) harus segera di
buang dalam waktu 8-24 jam.
3. Preparasi (pelarutan) pelarut untuk masing-masing obat biasanya disebutkan
dalam penjelasan pemakaian obat masing-masing kadang ada pelarut yang
incompatible terhadap obat-obatan tertentu. Secara umum pelarut yang biasa
dipakai adalah dextrose 5% atau Nacl fisiologis. Pelarut dilakukan dalam
tempat tertentu dan dilakukan oleh petugas atau pharmacist yang terlatih.