Anda di halaman 1dari 5

Kemoterapi

1. Definisi kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker.
Tidak seperti radiasi atau operasi yang bersifat local, kemoterapi
merupakan terapi sistemik, yang berarti obat menyebar ke seluruh tubuh
dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase
ke tempat lain (Rasjidi, 2007). Obat-obat anti kaker ini dapat digunakan
sebagai terapi tunggal (active single agents), tetapi kebanyakan berupa
kombinasi karena dapat lebih meningkatkan potensi sitotoksik terhadap
sel kanker. Selain itu sel-sel yang resisten terhadap salah satu obat
mungkin sensitif terhadap obat lainnya
2. Tujuan penggunaan kemoterapi
a. Terapi adjuvant :
kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, dapat sendiri atau
bersamaan dengan radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel
yang telah bermetastase.
b. Terapi neodjuvan :
kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan
massa tumor, biasanya dikombinasi dengan radioterapi.
c. Kemoterapi primer:
digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan
kecil untuk diobati, dan kemoterapi digunakan hanya untuk
mengontrol gejalanya.
d. Kemoterapi induksi:
digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikutnya.
e. Kem
f. +oterapi kombinasi:
mengunakan 2 atau lebih agen kemoterapi (Rasjidi, 2007).
3. Cara pemberian kemoterapi
Pemberian obat-obatan kemoterapi terbagi menjadi berbagai cara, seperti:
 Infus
Obat kemo berbentuk cairan paling sering diberikan sebagai infus yang
dialirkan ke pembuluh darah vena. Obat dalam infus akan ditusukan ke
lengan atau dada Anda.
 Injeksi
Selain dalam bentuk infus, obat kemo cair dapat disuntikkan ke tubuh
dengan jarum suntik.
 Oral
Obat kemo yang berbentuk pil atau kapsul bisa langsung diminum dan
dilakukan di rumah. Namun, ketersediaan obat masih terbatas dan
pastikan dosis serta aturan penggunaan obat sesuai dengan arahan dokter.
 Topikal
Obat kemo juga tersedia dalam bentuk topikal yang dioleskan langsung
ke kulit untuk menyembuhkan kanker kulit.
 Langsung ke satu area tubuh
Beberapa obat bisa diberikan ke area tubuh, contoh di perut
(intraperitoneal), rongga dada (intrapleural), sistem saraf pusat
(intratekal), atau melalui uretra ke dalam kandung kemih (intravesikal).
 Langsung ke sel kanker
Pemberian obat kemoterapi ini dilakukan setelah operasi. Contohnya,
sebuah alat berbentuk wafer yang berisi obat diletakkan di dekat tumor
setelah operasi. Seiring waktu, alat tersebut akan rusak dan melepaskan
obat yang ada di dalamnya.
Terlepas dari cara pemberiannya, obat kemo dapat bekerja dan memiliki
tingkat keberhasilan yang hampir sama. Namun, tingkat keberhasilan
pengobatan sebenarnya bergantung pada jenis kanker, keparahannya,
usia, dan status kesehatan tubuh Anda.
Banyak yang berpendapat bahwa perawatan kemo menimbulkan rasa
sakit. Namun, ini bergantung dengan proses pemberian obat kemo yang
Anda jalani. Jika pemberiannya lewat suntikan, Anda mungkin akan
merasakan nyeri tersengat saat jarum disuntikkan ke kulit.
Sementara proses pemberian obat kemo saat operasi, akan diberikan anestesi
terlebih dulu. Jika menimbulkan rasa tidak nyaman, dokter biasanya akan
meresepkan obat pereda nyeri.
4. Daftar obat yang digunakan dalam kemoterapi
Obat-obatan untuk kemo sangat beragam. Oleh karena itulah, obat
ini dikelompokkan berdasarkan cara kerja, struktur kimia, dan
interaksinya dengan obat lain. Berikut ini kelompok dan jenis obat yang
biasanya digunakan dalam kemoterapi adalah:
a. Alkylating agents
Obat alkylating agents mencegah sel agar tidak membuat
salinannya sendiri dengan merusak DNA yang ada dalam sel.
Biasanya obat ini digunakan untuk mengobati kanker paru,
kanker payudara, multiple myeloma, dan kanker darah.
Penggunaan obat jenis ini dapat meningkatkan risiko leukemia,
sehingga penting bagi dokter memerhatikan pemberian dosis.
Contoh obat jenis alkylating agents untuk kemoterapi adalah:
Jenis obat nitrosourea memiliki tindakan khusus, yakni dapat
memasuki area otak sehingga digunakan untuk mengobati
kanker otak.
b. Antimetabolites
Obat antimetabolit dapat mengganggu DNA dan RNA
sehingga sel abnormal tidak dapat membelah diri. Tipe obat
kemo biasanya digunakan untuk leukemia, kanker ovarium, dan
kanker usus.
c. Anti-tumor antibiotics
Meski tertgolong antibiotik, obat ini manfaatnya bukan untuk
mengobati infeksi bakteri, melainkan mengubah DNA dalam sel
agar tidak berfungsi abnormal. Contoh obat antibiotik anti-tumor
adalah bleomycin, dactinomycin, mitomycin-C, dan
mitoxantrone. Selain itu ada juga tergolong antrasiklin, yakni
bekerja untuk mengganggu enzim yang bertugas menyalin DNA
sehingga sel tidak bisa membelah.
d. Topoisomerase inhibitors
Obat topoisomerase inhibitors dapat mengganggu enzim
topoisomerase, yang membantu memisahkan untaian DNA
sehingga dapat disalin oleh sel. Terganggunya enzim ini
membuat sel tidak dapat membelah. Biasanya obat ini digunakan
untuk mengobati kanker kolorektal atau kanker pankreas.
e. Mitotic inhibitors
Obat mitotic inhibitors dapat menghentikan sel untuk
membelah. Biasanya digunakan untuk mengobati kanker darah,
seperti leukemia dan limfoma. Namun, dapat menyebabkan
kerusakan saraf sehingga dosis umumnya sangat terbatas.
Contoh obat kelas mitotic inhibitors untuk kemoterapi adalah
taxanes (cabazitaxel, docetaxel, nab-paclitaxel dan paclitaxel)
dan vinca alkaloid (vinblastine, vincristine, vincristine
liposomal, dan vinorelbine)
a. Cara kerja kemoterapi
Suatu sel normal akan berkembang mengikuti siklus pembelahan sel
yang teratur. Beberapa sel akan membelah diri dan membentuk sel baru dan
sel yang lain akan mati. Sel yang abnormal akan membelah diri dan
berkembang secara tidak terkontrol, yang pada akhirnya akan terjadi suatu
masa yang dikenal sebagai tumor (Rasjidi, 2007).
Siklus sel secara sederhana dibagi menjadi 5 tahap yaitu:
1. Fase G0, dikenal juga sebagai fase istirahat Ketika ada sinyal
untuk berkembang, sel ini akan memasuki fase G1.
2. Fase G1, pada fase ini sel siap untuk membelah diri yang diperantarai
oleh beberapa protein penting untuk bereproduksi. Fase ini
berlangsung 18-30 jam.
3. Fase S, disebut sebagai fase sintesis. Pada fase ini DNA sel akan di
kopi. Fase ini berlangsung selama 18-20 jam.
4. Fase G2, sintesis protein terus berlanjut. Fase ini berlansung 2-10 jam.
5. Fase M. sel dibagi menjadi 2 sel baru. Fase ini berlangsung 30-60 menit.
Siklus sel sangat penting dalam kemoterapi sebab obat kemoterapi
mempunyai target dan efek merusak yang berbeda bergantung pada siklus
selnya. Obat kemoterapi aktif pada saat sel sedang bereproduksi ( bukan
pada fase G0 ), sehingga sel tumor yang aktif merupakan target utama dari
kemoterapi namun, oleh karena itu sel yang sehat juga bereproduksi, maka
tidak tertutup kemungkinan mereka juga akan terpengaruh oleh kemoterapi,
yang akan muncul sebagai efek samping obat (Rasjidi, 2007).
5. Efek samping kemoterapi
Efek samping dari kemoterapi meliputi, anemia, trombositopenia,
leucopenia, mual dan muntah, alopesia (rambut rontok), stomatitis,
reaksialergi, neurotoksik, dan ekstravasasi (keluarnya obat vesikan atau
iritan ke jaringan subkutan yang berakibat timbulnya rasa nyeri, nekrosis
jaringan, dan ulserasi jaringan) (Rasjidi, 2007).
A. Efek kemoterapi secara fisik.
Kemoterapi memiliki dampak dalam berbagai bidang kehidupan
antara lain dampak terhadap fisik dan psikologis kemoterapi
memberikan efek nyata kepada fisik pasien, setiap orang memiliki
variasi yang berbeda dalam merespon obat kemoterapi, efek fisik yang
tidak diberikan penanganan yang baik dapat mempengaruhi kualitas
hidup pasien, adapun dampak fisik kemoterapi adalah sebagai beriku
(Ambarwati, 2014).
a. Mual dan muntah
b. Konstipasi
c. Neuropati perifer
d. Toksisitas kulit
e. Kerontokan rambut (alopecia)
f. Penurunan berat badan
g. Kelelahan (fatigue)
h. Penurunan nafsu makan
i. Perubahan rasa dan nyeri.

B. Efek samping kemoterapi dipengaruhi oleh :


a. Masing-masing agen memiliki toksisitas yang spesifik terhadap organ
tubuh tertentu.
b. Dosis.
c. Jadwal pemberian.
d. pemberian (iv, im, peroral, per drip infus).
e. Faktor individual pasien yang memiliki kecenderungan efek toksisitas
pada organ tertentu

Anda mungkin juga menyukai