Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemoterapi merupakan pengobatan kanker dengan zat atau obat yang


berguna untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi dapat diberikan sebagai
obat tunggal maupun kombinasi beberapa obat, baik secara intra vena atau
per oral. Kemoterapi bertujuan untuk menghambat proliferasi dan
menghancurkan sel kanker melalui berbagai macam mekanisme aksi.

Efek samping kemoterapi bervariasi dari ringan sampai berat,


tergantung dari dosis dan regimen kemoterapi. Efek sitostatika terhadap sel
normal yang aktif mitosis seperti sel darah, sel traktus gastrointestinal, kulit,
rambut, dan organ reproduksi dapat menimbulkan efek samping.

Efek samping yang dapat terjadi meliputi gejala gastrointestinal


berupa mual, muntah, stomatitis, diare, dan konstipasi, mielosupresi berupa
anemia, leukopenia, dan trombositopenia, alopecia, gangguan liver dan ginjal.
Mual muntah merupakan efek samping yang menakutkan bagi penderita dan
keluarga. Kondisi ini menyebabkan stress bagi penderita dan keluarga yang
terkadang membuat penderita dan keluarga memilih menghentikan siklus
terapi. Penghentian siklus terapi tersebut berpotensi meningkatkan
progesivitas kanker dan mengurangi harapan hidup pasien.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan kemoterasi?
2. Apa yang dimaksud dengan efek samping?
3. Apa saja efek samping dari kemoterapi?
4. Bagaimana etiologi dari efek samping kemoterapi?
5. Bagaimana predisposisi efek samping kemoterapi?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengertian kemoterapi.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan efek samping.
3. Untuk menjelaskan apa saja efek dari kemoterapi.
4. Untuk memahami etiologi dari efeksamping kemoterapi.
5. Untuk menjelaskan tentang predisposisi efek samping kemoterapi.

1.4 Manfaat Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk memberikan pengetahuan lebih luas tentang efek samping
kemoterapi.
2. Untuk memberikan penjelasan dan pemahaman tentang etiologi dan
predisposisi dari efek samping kemoterapi.

2
BAB II
KONSEP DASAR

2.1 Defenisi kemoterapi

Menurut (Rasjidi, 2007) Kemoterapi adalah pemberian obat untuk


membunuh sel kanker. Tidak seperti radiasi atau operasi yang bersifat lokal,
kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berarti obat menyebar keseluruh
tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau
metastase ke tempat lain.

Kemoterapi merupakan pengobatan kanker dengan zat atau obat yang


berguna untuk membunuh sel kanker. Obat yang diberikan disebut sitostatika
yang berarti penghambat proliferasi sel. Obat ini dapat diberikan secara
sistemik maupun regional. Kemoterapi dapat diberikan sebagai obat tunggal
maupun kombinasi beberapa obat, baik secara intra vena atau per oral.
Kemoterapi bertujuan untuk menghambat proliferasi dan menghancurkan sel
kanker melalui berbagai macam mekanisme aksi.

Kemoterapi adalah cara pengobatan tumor dengan memberikan obat


pembasmi sel kanker (disebut sitostatika) yang diminum ataupun yang
diinfuskan ke pembuluh darah. Jadi, obat kemoterapi menyebar ke seluruh
jaringan tubuh, dapat membasmi sel-sel kanker yang sudah menyebar luas di
seluruh tubuh. Karena penyebaran obat kemoterapi luas, maka daya bunuhnya
luas, efek sampingnya biasanya lebih berat dibandingkan dua modalitas
pengobatan terdahulu (Hendry,dkk 2007).

Obat kemoterapi secara umum disebut sitostatika, berefek menghambat


atau membunuh semua sel yang sedang aktif membelah diri. Jadi, sel normal
yang aktif membelah atau berkembang biak juga terkena dampaknya, seperti
sel akar rambut, sel darah, sel selaput lendir mulut,dll.Sel tubuh tersebut
adalah yang paling parah terkena efek samping kemoterapi, sehingga dapat
timbul kebotakan, kurang darah, sariawan, dll (Hendry,dkk 2007).

3
Oleh karena itu, pemberian obat sitostatik (berupa obat medis ataupun
obat herbal) harus dibawah pengawasan dokter yang berpengalaman untuk
mencegah timbulnya efek samping yang serius, dan bila terjadi efek samping
dapat segera diatasi atau diobati (Hendry, dkk 2007). Agar sel tubuh normal
mempunyai kesempatan untuk memulihkan dirinya, maka pemberian
kemoterapi biasanya harus diberi jedah (selang waktu) 2-3 minggu sebelum
dimulai lagi pemberian kemoterapi berikutnya (Hendry,dkk 2007).

2.2 Definisi Efek samping

Efek samping adalah suatu dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan, yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan atau
intervensi lain seperti pembedahan.

2.3 Efek Samping Kemoterapi

Anti kanker merupakan obat yang indeks terapinya sempit. Pada umumnya
anti kanker menekan pertumbuhan atau proliferasi sel dan menimbulkan
toksisitas, karena menghambat pembelahan sel normal yang proliferasinya
cepat misalnya sumsum tulang, epitel germinativum, mukosa saluran cerna,
folikel rambut dan jaringan limfosit (Nafrialdi dan Sulistia, 2007).

Terapi dengan sitostatika menyebabkan mielosupresi sehingga dapat


menimbulkan risiko infeksi (neutropenia) dan perdarahan (trombositopenia).
Kerusakan pada membran mukosa menyebabkan nyeri pada mulut, diare dan
stimulasi zona pemicu kemotaksis yang menimbulkan mual dan muntah.
Semua kemoterapi bersifat teratogenik. Beberapa obat menyebabkan
toksisitas yang spesifik terhadap organ, seperti ginjal (cisplatin) dan saraf
(vinkristin). Perawatan 13 suportif dengan antagonis 5HT3, 5
Hidroksitriptamin (serotonin) dan steroid lebih mengatasi rasa mual (Davey,
2006).

Mual dan muntah

Penyakit sistemik banyak yang disertai mual dan muntah. Pada


penderita kanker, mual dan muntah merupakan keluhan yang sering dijumpai,

4
baik itu disebabkan oleh pemberian kemoterapi, radioterapi, maupun akibat
perluasan dari kankernya (Pazdur, 2003).

Muntah atau vomite atau emesis adalah keadaan akibat kontraksi otot
perut yang kuat sehingga menyebabkan isi perut menjadi terdorong untuk
keluar melalui mulut baik dengan maupun tanpa disertai mual terlebih dahulu
Mual dan muntah sering muncul bersama dalam berbagai kondisi, termasuk
menjadi efek samping yang umum terjadi pada penggunaan obat anti
neoplastik.. Mual dan muntah yang terjadi setelah dilakukan kemoterapi
dikenal sebagai Chemotherapy Induced Nausea and Vomiting (CINV)
(Pazdur, 2003).

Nausea dan vomiting yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi terapi


pada pasien secara keseluruhan dan mempengaruhi respon terapi serta
menurunkan tingkat kesembuhan pasien kanker. Selain itu mual muntah yang
tidak terkontrol juga dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit, penurunan berat badan, dan malnutrsisi. Muntah yang
bekepanjangan dapat menyebabkan esophageal, kerusakan gastric dan
pendarahan (Pazdur, 2003).

Demikian pula pada penderita kanker dapat disertai mual dan muntah
yang pada umumnya disebabkan efek samping dari pengobatan yang
diberikan, seperti pemberian sitostatika, analgetika opiate dan radiasi. Mual
dan muntah yang terjadi pada penderita yang mendapat sitostatika umumnya
terjadi 1-2 jam setelah pemberian sitostatika dan akan berlangsung selama 24
jam (Hood, 1995).

Keadaan ini disebut reaksi akut, namun demikian dapat juga terjadi
reaksi lambat, yaitu mual dan muntah terjadi beberapa hari setelah pemberian
sitostatika dan akan berlangsung beberapa hari. Penderita yang mual tidak
selalu disertai dengan muntah (Hood, 1995).

Mual adalah suatu gejala penyakit yang ditandai perasaan tidak suka
terhadap makanan, rasa tidak enak pada daerah lambung dan ada keinginan
untuk muntah. Muntah adalah suatu gejala penyakit yang ditandai adanya

5
pengeluaran isi lambung melalui mulut. Akhir-akhir ini banyak penelitian
dilakukan untuk mengetahui mekanisme dan pengelolaan penderita mual
muntah akibat kemoterapi maupun akibat stadium akhir dari kankernya
(Hood, 1995).

Terdapat variasi individu mengenai mual dan muntah dimana factor


psikiis mempunyai peranan yang penting. Mual dan muntah merupakan efek
samping yang menakutkan bagi penderita dan keluarganya sehingga kadang-
kadang penderita menolak pengobatan lanjutan. Dengan adanya masalah
tersebut tindakan pencegahan dan pengobatan mual dan muntah merupakan
hal penting dalam pengolahan penderita kanker (Hood, 1995).

Mual dan muntah adalah efek samping yang seringkali dialami oleh
banyak orang yang menerima kemoterapi. Beberapa jenis obat juga seringkali
menimbulkan efek samping seperti ini. Ada beberapa obat antimual
(antiemetik) yang sudah tersedia untuk membantu mengurangi gejala ini,
namun demikian efek samping semacam ini adalah masalah yang harus
dicarikan solusinya agar proses kemoterapi dapat dijalani dengan lebih lancar
bagi para pasien.

Orang yang mengalami gejala ini tentu saja harus berusaha untuk tetap
makan dan sebaiknya pasien mendapatkan semua dukungan dan pertolongan
yang bisa diberikan sebisa mungkin untuk meningkatkan nafsu makannya.
Pada kemoterapi yang dilakukan dalam siklus 21 hari, muntah dan mual akan
terjadi selama beberapa hari setelah menerima obat, tapi biasanya gejala itu
akan hilang dalam waktu seminggu setelah menerima obat (Indrawati, 2009).

Efek samping lain kemoterapi :

1. Lemas 
      Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau
perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istraha, kadang berlangsung
terus hingga akhir pengobatan.

6
2. Gangguan Pencernaan
      Beberapa jenis obat Kometerapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi
diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sebelit kadang bisa terjadi.
Bila diare kurang makanan berserat, sereal buah dan sayur, minum banyak
dan mengganti cairan yang hilang. Bila BAB perbanyak makanan beserta,
olah raga ringan bila memungkinkan.
3. Sariawan
      Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa
tebal atau infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam
kemoterapi.
4. Rambut Rontok
      Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya dua atau tiga minggu
setelah kometerapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat
kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat
tumbuh lagi setelah kometerapi selesai.
5. Otot dan Saraf
      Beberapa obat kometerapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada
jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi
sakit pada otot.
6. Efek pada Darah
      Beberapa jenis obat kometerapi dapat mempengaruhi kerja sumsum
tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah
menurun. Yang paling sering adalah penurunan sel darah putih (lekosit).
Penurunan sel darah terjadi pada setiap kometerapi dan tes darah akan
dilaksanakan sebelum kometerapi berikutnya untuk memastika jumlah sel
darah telah kembali normal. Penurunan jumlah sel darah dapat
mengakibatkan :
1.      Mudah terkena infeksi
Hal ini disebabkan oleh karena jumlah leukosit turun. Karena
leukosit adalah sel darah yang berfungsi untuk perlindungan tehadap
infeksi. Ada beberapa obat yang bisa meningkatkan jumlah leukosit.
2.      Perdarahan

7
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah.
Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti,
lebam, bercak merah di kulit.
3.      Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai
oleh penurunan Hb (haemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel
darah merah. Akibatnya anemia adalah seorang menjadi merasa lemah,
mudah lelah dan tampak pucat.

2.4 Etiologi dan Patofisiologi.

Mual dan muntah adalah manifestasi dini yang sering ditemukan dari
toksisitas obat kemoterapi. Etiologi mual dan muntah dari banyak masalah
yang berbeda, oleh karena itu pengatasannya juga berbeda, bisa sederhana
atau bisa juga kompleks (Dipiro and Thomas, 2005). Pengontrolan mual dan
muntah dibutuhkan sebagai salah satu pertimbangan penting pada pengobatan
kanker dan terapi suportif (Pazdur, 2001).

Mual berhubungan dengan pergerakan lambung, yaitu pergerakan yang


sulit pada rongga perut dan otot-otot di rongga dada. Muntah adalah
pengeluaran paksa isi dalam perut dengan kekuatan penuh, disebabkan oleh
gerakan peristaltik kembali Gastro Intestinal, gerakan ini memerlukan
koordinasi kontraksi dari otot perut, pylorus dan antrum, kenaikan
cardiagastric, menurunkan tekanan dan dilatasi esophageal (Dipiro dan
Taylor, 2005). Selain disebabkan oleh kemoterapi kanker, mual dan muntah
dapat disebabkan oleh obstruksi usus, ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit, uremia, obat (digitalis, opium) dan metastase otak (Anonim, 2007).

Efek samping kemoterapi dipengaruhi oleh:


a. Masing-masing agen memiliki toksisitas yang spesifik terhadap organ
tubuh tertentu.
b. Dosis.
Kemoterapi dapat memengaruhi sel sehat yang secara normal membelah
diri dengan cepat, misalnya sel pada kulit usus, serta, rambut. Kerusakan

8
pada sel sehat dapat mengakibatkan efek samping. namun hal ini akan
segera menghilang setelah pengobatan kemoterapi menghilang.
c. Jadwal pemberian.
Sesorang mungkin menerima kemoterapi dalam siklus. Satu siklus adalah
periode pengobatan kemoterapi diikuti oleh masa istirahat. Misalnya,
mungkin menerima satu minggu kemoterapi diikuti oleh tiga minggu
istirahat, sehingga satu siklus kemoterapi ini adalah empat minggu masa
istirahat memberikan kesempatan tubuh untuk membangun kembali sel
sel sehat baru untuk memberikan merekayang rusak terkait kemoterapi.
d. Pemberian (iv, im, peroral, per drip infus)
e. Faktor individual pasien yang memiliki kecenderungan efek toksisitas
pada organ tertentu.

2.5 Predisposisi

Sebuah studi menemukan perempuan lebih rentan mengalami efek


samping dari kemoterapi daripada lelaki. Para peneliti di Royal Marsden NHS
Foundation Trust mengatakan temuan mereka menambah bukti bahwa gender
dapat menjadi faktor penting dalam pengobatan kanker, termasuk kemoterapi.
Penelitian yang dipresentasikan pada kongres European Society for Medical
Oncology di Munich, Jerman, ini menganalisis data dari empat percobaan
acak yang dilakukan di Inggris dan Australasia. Empat penelitian itu
menganalisis manfaat dan efek samping kemoterapi terhadap pasien kanker
esophagus dan kanker lambung.

Data dari 1.654 pasien (1.328 lelaki dan 326 perempuan) menunjukkan
bahwa perempuan mengalami tingkat mual dan muntah yang lebih tinggi dari
lelaki, dengan persentase perempuan 89 persen dan lelaki 78 persen.
Sementara untuk diare, persentasinya sebanyak 54 persen perempuan dan 47
persen lelaki. Begitu juga dengan kerontokan rambut, 81 persen perempuan
dan 74 persen laki-laki. Ulkus mulut terjadi pada 50 persen perempuan tetapi
hanya 41 persen terhadap lelaki.

9
Efek samping yang terjadi selama masa perawatan membuat pasien
perempuan lebih lama menjalani rawat inap daripada lelaki di rumah sakit.
Mereka juga cenderung mengalami lebih banyak infeksi akibat jumlah sel
darah putih yang rendah.
Dalam hal efektivitas pengobatan, tidak ada perbedaan dalam tingkat
kelangsungan hidup antara kedua jenis kelamin, meskipun proporsi pasien
yang mengalami pengurangan ukuran tumor lebih tinggi pada lelaki

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker.


Kemoterapi dapat diberikan sebagai obat tunggal maupun kombinasi
beberapa obat. Obat kemoterapi secara umum disebut sitostatika, berefek
menghambat atau membunuh semua sel yang sedang aktif membelah diri.
Efek samping adalahs uatu dampak atau pengaruh yang merugikan dan tidak
diinginkan, yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan atau intervensi
lain seperti pembedahan.

Terapi dengan sitostatika menyebabkan mielosupresi sehingga dapat


menimbulkan risiko infeksi (neutropenia) dan perdarahan (trombositopenia).
Mual adalah suatu gejala penyakit yang ditandai perasaan tidak suka terhadap
makanan, rasa tidak enak pada daerah lambung dan ada keinginan untuk
muntah. Muntah adalah suatu gejala penyakit yang ditandai adanya
pengeluaran isi lambung melalui mulut.

Mual dan muntah adalah manifestasi dini yang sering ditemukan dari
toksisitas obat kemoterapi. Etiologi mual dan muntah dari banyak masalah
yang berbeda, oleh karena itu pengatasannya juga berbeda, bisa sederhana
atau bisa juga kompleks. Sebuah studi menemukan perempuan lebih rentan
mengalami efek samping dari kemoterapi daripada lelaki.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan dan pemahaman mahasiswa/i tentang efek samping kemoterapi.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/perawatan-kemoterapi-dan-efek-sampingnya

https://m.moderncancerhospital.co.id/perawatan_kanker/6438.html?
utm_source=adword&utm_medium=serp&utm_term=
%2Bkemoterapi&utm_campaign=id.sm-
kemo&utm_dev=m&utm_net=g&utm_tar=&utm_pla=&utm_mat=b&utm_adp=1t
1&utm_loc=1007723&utm_cam=1067132627&utm_adg=5135692817&utm_cre
=283929804954&gclid=EAlalQobChMluKqqge-
h4QiVk4aPCh0yCQXIEAAYASAAEgLtQvD_BwE

12

Anda mungkin juga menyukai