Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

1.1............................................................................................................. Latar

Belakang............................................................................................1

1.2............................................................................................................. Rumusan

Masalah .............................................................................................2

1.3............................................................................................................. Tujuan 3

1.4............................................................................................................. Manfaat

............................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................4

2.1. Pengertian Pelayanan Kesehatan.....................................................4

2.2. Pengertian Pelayanan Kesehatan masyarakat di Indonesia.............5

2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan...............7

2.4. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan ................................................8

2.5. Upaya-upaya dalam Pengembangan Pelayanan Kesehatan.............9

2.6. UU no.36 tahun 2009 tentang kesehatan........................................11

BAB III PENUTUP..............................................................................................15

3.1...........................................................................................................Kesimpulan

..........................................................................................................15

3.2...........................................................................................................Saran 16

4
3
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Timbang Terima


Timbang terima sering disebut dengan operan atau over hand. Operan adalah suatu cara
dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.
Harus dilakukan seefektif mungkin dengan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan saat
itu. Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan
dapat berjalan dengan sempurna.
A. Tujuan Umum:
Mengkomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting.

B. Tujuan Khusus:

1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)


2. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien
3. Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya

C. Manfaat bagi perawat :


1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
2. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat
3. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna
4. Peningkatan pemahaman pelaksanaan timbang terima pasien
5. Terhindar dari kekeliruan pemberian tindakan keperawatan
6. Menimbulkan rasa aman
7. Meningkatkan percaya diri/bangga
D. Manfaat bagi pasien:
Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap.
E. Manfaat bagi Rumah sakit:
Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif

2.2 Tahapan dan Bentuk Pelaksanaan Operan

Menurut Lardner et.all (1996, dalam http://ckjnersmanajer.blogspot.com, 2009),


operan memiliki 3 tahapanyaitu:
1. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan
tanggungjawab.Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga
sebelumnya.
2. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang
melakukan pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa
pertukaran informasi yang memungkin adanya komunikasi dua arah antara perawat
yang shift sebelumnya kepada perawat shift yang dating.
3. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan
tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan
untuk melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau pada pasien
langsung.
A. Langkah-Langkah Yang Harus Diperhatikan Dalam Melakukan Pergantian
Shift Atau Operan Jaga (Nursalam, 2002)
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
2. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal
apa yang disampaikan
3. Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung jawab
shift yang selanjutnya meliputi :
a. Kondisi atau keadaan klien secara umum
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
4. Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan tidak
terburu-buru
5. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-sama
secara langsung melihat keadaan klien.
B. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Prosedur Operan Jaga (Nursalam,
2002)
1. Persiapan
a. Kedua kelompok dalam keadaan siap
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing
penanggung jawab:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap penggantian shift/operan
b. Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang
masalah keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum
dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan
c. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan
kepada perawat yang berikutnya
d. Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
1) Identitas klien dan diagnosa medic
2) Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul
3) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
4) Intervensi kolaborasi dan dependen
5) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan laboratorium/pemeriksaan
penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya
yang tidak dilaksanakan secara rutin
e. Perawat yang melakukan timbang terima daat melakukan klarifikasi,
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas
Penyampaan pada saat timbang terima secara singkat dan jelas
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit
kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap
dan rinci
g. Pelaporan untuk timang terima dituliskan secara langsung pada buku
laporan ruangan oleh perawat

Operan jaga (handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi


komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan
untuk kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja. Dalam
operan jaga memiliki beberapa bentuk pelaksanaan diantaranya:

1. Menggunakan tape recorder. Melakukan perekaman data tentang pasien


kemudian diperdengarkan kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang.
Metode itu berupa one way communication

2. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken. Melakukan pertukaran informasi


dengan berdiskusi.

3. Menggunakan komunikasi tertulis-written. Melakukan pertukaran informasi


dengan melihat pada medical record saja atau media tertulis lain. Berbagai
metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan bahkan
beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.

C. Efek Shift Kerja atau Operan


Shif kerja atau operan memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi diri seorang
perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien. Efek-efek dari shift kerja atau operan
adalah sebagai berikut:

1. Efek Fisiologis

Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak
gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang tidur
selama kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat timbulnya perasaan
mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan.

2. Efek Psikososial

Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, Efek fisiologis


hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan
mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991)
mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat
yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi
pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat
berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat tersisih dari lingkungan
masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek
fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan
kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaan
pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung
terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah terhadap
keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang
dilakukan Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa frekuensi
kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam) dengan rata-
rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak semua penelitian
menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri terjadi pada shift
malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi
selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada shift malam.
D. Dokumentasi Dalam Operan
1. Identitas klien
2. Diagnosa medis klien
3. Dokter yang menangani
4. Kondisi saat klien ini
5. Masalah Keperawatan
6. Intervensi yang sudah dilakukan
7. Intervensi yang belum dilakukan
8. Tindakan kolaborasi
9. Rencana umum dan persiapan lain
10. Tanda tangan dan nama terang

E. Contoh Dokumentasi Operan

NO/NAMA / UMUR / NO.REG / DX / DR / LAPORAN KEGIATAN


1. Ny. Tholhah /42 thn / (5870049) Ca.Mammae post mastektomi / Dr.Nindi
KU : Baik, komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt,
T: 37 C.
Keluhan : Nyeri pada luka lengan atas sebelah kanan dengan skala 7.
Masalah keperawatan : Nyeri, Resti infeksi dan gangguan integritas kulit.
Rencana yg sudah dilakukan : monitor TTV, Relaksasi & distraksi, ganti balut, Injeksi
Tramadol 1 ampul, Injeksi Cefotaxim 500 mg.
Rencana yg belum dilakukan : Kaji tanda-tanda infeksi, Kaji luka dan kaji nyeri.
Terapi : Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500 mg, Infus NaCl 20
tts/mnt.
Persiapan lain : tidak ada.

NO/NAMA / UMUR / NO.REG / DX / DR / LAPORAN KEGIATAN


2. Ny. Dewi (41 thn)(5874031) Ca.Mammae / Dr. Samsul
KU : Baik, komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt,
T: 37 C.
Keluhan : takut kalau mau dioperasi.
Masalah keperawatan : Ansietas.
Rencana yg sudah dilakukan : Monitor TTV, Motivasi individu.
Rencana yg belum dilakukan : Relaksasi, Pendidikan klien.
Terapi : Vitamin C 3 x 500 mg, Vitamin B kompleks 3 x 1 tablet
peroral. Persiapan lain : Cek darah rutin.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan kedaan klien.

1. Tujuan :

a. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien

b. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas


berikutnya

c. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya.

2. Langkah-langkah :

a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap

b. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan


hal-hal apa yang disampaikan

c. Perawat yang bertanggung jawab menyampaikan kepada penanggung


jawab shift yang selanjutnya meliputi :

1. Kondisi atau keadaan klien secara umum

2. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan


3. Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan

d. Penyampaian operan di atas (point c) harus dilakukan secara jelas dan


tidak terburu-buru

e. Perawat penanggung jawab dan anggotanya dari kedua shift bersama-


sama secara langsung melihat keadaan klien.

B. Saran

Timbang terima yang benar harus bisa dilaksanakan di semua pelayanan Rumah
Sakit, tidak hanya di rawat inap, tetapi juga IRD dan Kamar Operasi yang
pelayanannya 24 jam dan ada alur timbang terima yang sudah baku.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika

https://www.academia.edu/10107336/TIMBANG_TERIMA
http://ckjnersmanajer.blogspot.com/2009
http://ckjnersmanajer.blogspot.com/2009
http://httpyasirblogsotcom.blogspot.com/2009
http://rofinursemanager.blogspot.com/2010

Anda mungkin juga menyukai