KEMOTERAPI
PujidanSyukur kami ucapkankehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Tidak lupa kami haturkan
sholawat dan salam kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan
kita ke zaman yang terang benderang.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan penuh kekurangan.
Maka dari itu, kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat
diperlukan demi menyempurnakan makalah ini.Akhir kata kami berharap makalah ini dapat
menjadi bahan informasi dan penunjang bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Kemoterapi merupakan salah satu modalitas pengobatan pada kanker secara sistemik
yang sering dipilih terutama untuk mengatasi kanker stadium lanjut, local maupun metastatis.
Kemoterapi sangat penting dan dirasakan besar manfaatnya karena bersifat sistemik
mematikan/membunuh sel-sel kanker dengan cara pemberian melalui infuse, dan sering menjadi
pilihan metode efektif dalam mengatasi kanker terutama kanker stadium lanjut local (Desen,
2008). Teknik pemberian kemoterapi ditentukan dari jenis keganasan dan jenis obat yang
diperlukan (Adiwijono, 2006). Obat kemoterapi umumnya berupa kombinasi dari beberapa obat
yang diberikan secara bersamaan dengan jadwal yang telah ditentukan .Selain membunuh sel
kanker, obat kemoterapi juga berefek pada sel-sel sehat yang normal, terutama yang cepat
membelah atau cepat tumbuh seperti rambut, lapisan mukosa usus dan sumsum tulang. Beberapa
efek samping yang terjadi pada kemoterapi, gangguan mual dan muntah adalah efek samping
frekuensi terbesar (Yusuf, 2007).
Meskipun sering menjadi alternatif pilihan utama untuk mengatasi kanker, kemoterapi
memiliki efek samping yang cukup serius. Dari beberapa efek kemoterapi, mual dan muntah
adalah yang paling sering dikeluhkan bagi pasien kanker. King (1997, dalam McDonald, 2001)
menyebutkan bahwa lebih dari 60% pasien yang dikemoterapi mengeluh adanya keluhan mual
dan muntah. Mual dan muntah pada pasien kanker yang dikemoterapi diakibatkan oleh adanya
stimulasi pada pusat muntah oleh Chemoreceptor Trigger Zone sebagai efek samping dari obat-
obat yang digunakan pada kemoterapi (Desen, 2008).
Disamping itu juga melalui korteks yang diakibatkan oleh kecemasan yang kemudian
merangsang pusat muntah. Karakteristik mual dan muntah mencakup gejala dan tipe. Keluhan
mual dan muntah setelah kemoterapi digolongkan menjadi 3 tipe yaitu akut, tertunda (Delayed)
dan terantisipasi (Anticipatory). Muntah akut terjadi pada 24 jam pertama setelah kemoterapi.
Muntah yang terjadi setelah periode akut ini kemudian digolongkan dalam muntah tertunda
(Delayed) yang terjadi pada 24-96 jam setelah kemoterapi (Abdulmuthalib, 2006). Muntah
antisipasi merupakan suatu respon klasik yang sering dijumpai pada pasien kemoterapi (10-40%)
dimana muntah terjadi sebelum diberikannya kemoterapi/tidak ada hubungannya dengan
pemberian kemoterapi (Ritenburg, 2005).
III. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian kemoterapi beserta penjelasannya
Untuk mengetahui penyebab mual pasien kemoterapi
Untuk mengetahui teori asuhan keperawatan kemoterapi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kemoterapi
1. Definisi kemoterapi
2. Pemeriksaan Fisik
Sistem Pernafasan
Sistem Kardiovaskuler
Sistem Persyarafan
Sistem Perkemihan
Sistem Pencernaan
Sistem Muskuloskeletal dan Integumen
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada pasien kanker paru antara lain (PDPI,2003) :
a. Foto toraks
b. Bronkoskopi
c. CT-Scan toraks
d. Biopsi aspirasi jarum
e. Transbronchial Needle Aspiration (TBNA) didapat bahan untuk sitologi dan informasi
metastasis KGB subkarina atau paratrakeal.
f. 6. Transbronchial Lung Biopsy (TBLB) mendeteksi lesi kecil yang lokasinya agak
diperifer.
g. Biopsi Transtorakal (Transthoraxic Biopsy, TTB)melihat lesi yang terletak di perifer dan
ukuran lebih dari 2cm.
h. Sitologi sputum pengambilan atau pengeluaran sputum
4. Pengkajian Psikososisal
Respons pasien dan keluarga terkait dengan pengetahuan tentang penyakit &
pengobatannya, misal pengalaman kemoterapi
Support sistem dan orang-orang terdekat
5. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan pertukaran gas, yang berhubungan dengan penurunan kapasitas paru
sekunder terhadap destruksi jaringan
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif, yang berhubungan dengan obstruksi tumor dan
peningkatan sekresi trakeobronkial.
3. Nyeri, yang berhubungan dengan tekanan tumor pada jaringan penunjang dan
erosi jaringan.
6. Penatalaksanaan
Terapi oksigen
Terapi obat
Kemoterapi immunoterapi
Terapi radiasi
Torakosintesis dan Pleurodesis
Pembedahan
Pembedahan dilakukan pada tumor stadium I, stadium II jenis karsinoma,
adenokarsinoma dan karsinoma sel besar. Dilakukan pada stadium III secara
individual yang mencakup 3 kriteria :
o Karakteristik biologis tumor
o Letak tumor dan pembagian stadium klinik
o Keadaan fungsional penderita
7. Evaluasi
Respons pasien dan atau keluarga
a. Menjelaskan tentang pemahaman kanker paru
b. Menjelaskan dan melakukan secara mandiri untuk meminim alkan komplikasi
c. Mengetahui dan bertidak bila ada perubahan yang harus dilaporkan atau ditangani
dengan segera
DAFTAR PUSTAKA
https://qibtya777.blogspot.com/2016/12/makalah-kemoterapi.html?m=1
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2940/BAB%20ll.pdf?
sequence=6&isAllowed=y