KEMOTERAPI
Disusun oleh :
Nurwidya [17010145]
Semester V
BOGOR
2018 / 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah_Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini pada
waktunya. Makalah ini berisi tentang sediaan Larutan.
Makalah ini dibuat berdasarkan beberapa sumber yang bersangkutan dengan
materi. Dalam penyusunan makalah ini, tentulah kami banyak menemukan
berbagai hambatan dan kendala karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
yang kami punya. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna baik
seara penyajian ataupun kelengkapannya. Tak lupa, kami juga mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak di bidang farmasi dan
bidang kesehatan pada umumnya.
Penulis.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………...
BAB
IPENDAHULUAN………………………………………………………………
1.1 LatarBelakang…………………………………………………………………
……
1.2 Rumusan
Masalah…………………………………………………………………..
1.3 Tujuan
Perumusan………………………………………………………………………
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………..
2.1 Defenisi
Kemoterapi……………………………………………………………………
2.2 Tujuan Dan Manfaat Dari Pemberian
Kemoterapi……………………………………..
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………….
3.1
Kesimpulan…………………………………………………………………………
……..
3.2
Saran………………………………………………………………………………
………
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
Bila pada suatu tempat di badan kita terdapat pertumbuhan sel-sel yang
berlebihan, maka akan terjadi suatu benjolan atau Tumor. Tumor ini dapat bersifat
jinak maupun ganas. Tumor yang ganas inilah yang disebut dengan Kanker.
Tumor Ganas mempunyai sifat yang khas, yaitu dapat menyebar luas ke bagian
lain di seluruh tubuh untuk berkembang menjadi Tumor yang baru. Penyebaran
ini disebut Metastase. Kanker mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ada
yang tumbuh secara cepat, ada yang tumbuh tidak terlalu cepat.
Terdapat kurang lebih 130 jenis penyakit Kanker, yang mempengaruhi kondisi
tubuh kita dengan berbagai macam cara dan membutuhkan penanganan yang
berbeda-beda. Tetapi semua jenis Kanker itu memiliki kesamaan: terdiri atas sel-
sel yang membelah dengan cepat dan tumbuh tak terkontrol. Fungsi utama obat-
obat Kemoterapi (Ing. Chemotherapy) adalah mengenali dan menghancurkan sel-
sel seperti ini.
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui defenisi dari kemoterapi.
2. Untuk mengetahui Tujuan dan manfaat dari pemberian kemoterapi.
3. Untuk mengetahui jenis obat anti kanker dan kemoterapi kanker.
4. Untuk mengetahui mekanisme kerja obat anti kanker dan kemoterapi
kanker
5. Untuk mengetahui indikasi dari obat anti kanker dan kemoterapi
6. Untuk mengetahui bentuk sediaan dan dosis dari obat kemoterapi
7. Untuk mengetahui efek samping yang dapat timbul dari pengobatan
kemoterapi dan cara mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
4. Etoposid
Sediaan : Tersedia dalam bentuk kapsul dan larutan injeksi.
Indikasi : Kanker testis, paru, payudara, limfoma Hodgkin dan
non-Hodgkin, leukimia mielositik akut, sarkoma kaposi.
Mekanisme kerja : Etoposid bekerja untuk menunda transit sel
melalui fase S dan menahan sel pada fase S lambat atau fase G2
awal. Obat mungkin menginhibisi transport mitokrondia pada level
NADH dehidrogenase atau menginhibisi uptake nukleosida ke sel
Hella. Etoposid merupakan inhibitor topoisomerase II dan
menyebabkan rusaknya strand DNA.
5. Irinotekan, Topotekan
Indikasi : Karsinoma ovarium, karsinoma paru sel kecil, karsinoma
kolon.
Mekanisme kerja : Irinotekan merupakan bahan alami yang berasal
dari tanaman Camptotheca acuminata yang bekerja menghambat
topoisomerase I, enzim yang bertanggung jawab dalam proses
pemotongan dan penyambungan kembali rantai tunggal DNA.
Hambatan enzim ini menyebabkan kerusakan DNA.
6. Daktinomisin ( AktinimisinD)
Sediaan : Tersedia dalam bentuk Injeksi, bubuk untuk rekonstitusi :
0,5 mg (mengandung manitol 20 mg).
Indikasi : Kariokarsinoma, tumor Wilms, testis, rabdomiosarkoma,
sarkoma Kaposi.
Mekanisme kerja : Terikat pada posisi guanin pada DNA,
mengalami interkalasi antara pasang basa guanin dan sitosin
sehingga menginhibisi sintesis DNA dan RNA serta protein.
7. Antrasiklin : Daunorubisin, Doksorubisin, Mitramisin
Sediaan : Daunorubisin tersedia dalam bentuk 20 mg daunorubisin
hidroklorida dengan mannitol 100 mg. 2 mg/mL (50 mg)
daunorubisin dengan 10 : 5 : 1 rasio molar distearofosfatidilkolin :
kolesterol : daunorubisin. Doksorubisin tersedia dalam bentuk vial
10 mg dan 50 mg.
Indikasi : Leukimia limfositik dan mielositik akut sarkoma jaringan
lunak, sarkoma ostiogenik, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin,
leukemia akut, karsinoma payudara, genitourinaria, tiroid, paru,
lambung, neuroblastoma dan sarkoma lain pada anak-anak.
Mekanisme kerja : Interkalasi dengan DNA, mempengaruhi
transkripsi dan replikasi secara langsung. Selain itu, obat ini juga
mampu membentuk kompleks tripartit dengan topoisomerase II
dan DNA. (Topoisomerase II adalah enzim dependen ATP yang
terikat pada DNA dan memisahkan untai DNA dimulai dari 3′
fosfat, menyebabkan DNA terpisah dan kemudian
menggabungkannya lagi, fungsi penting dalam replikasi DNA dan
repair). Formasi kompleks tripartit dengan antrasiklin dan etoposid
menghambat pengikatan kembali untai DNA rusak, mengakibatkan
apoptosis. Efek ini memungkinkan sel rusak karena obat ini,
sementara adanya overekspresi repair DNA terkait transkripsi
menunjukkan resistensi. Antrasiklin juga membentuk radikal bebas
dalam larutan pada jaringan normal dan maligna. Intermediat
semikuinon yang dihasilkan dapat bereaksi dengan oksigen
membentuk radikal anion superoksida yang membentuk radikal
hidroksil dan hidrogen peroksida yang menyerang dan
mengoksidasi basa DNA (~kardiotoksisitas). Produksi ini dipicu
interaksi antrasiklin dengan besi. Antrasiklin berik atan dengan
membran sel mempengaruhi fluiditasdan transpor ion.
Inhibisi sintesis DNA dan RNA dengan interkalasi antara basa
DNA oleh inhibisi topoisomerase II dan obstruksi sterik.
Doksurubisin menginterkalasi pada titik lokal ″uncoiling″ dari
ikatan heliks ganda. Meskipun mekanisme aksi yang pasti belum
diketahui, mekanismenya diduga melalui ikatan langsung DNA
(interkalasi) dan inhibisi pembentukan DNA (topoisomerase II)
yang selanjutnya memblokade sintesis DNA dan RNA dan
fragmentasi DNA. Doksorubisin merupakan logam khelat yang
kuat, komplek logam doksorubisin dapat mengikat DNA dan sel
membran dan menghasilkan radikal bebas yang akan merusak
DNA dan membran sel dengan cepat.
8. Bleomisin
Sediaan : Bleomisin sulfat terdapat dalam vial berisi 15 unit untuk
pemberian IV, IM, atau kadang-kadang SK atau intraarterial.
Indikasi : Kanker paru, lambung dan anus karsinoma testis dan
serviks, limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin.
Mekanisme kerja : Menghambat sintesis DNA, ikatan-ikatan DNA
untuk selanjutnya terjadi pemutusan untai tunggal dan ganda.
9. L-asparaginase
Sediaan : Obat ini tersedian dalam bentuk serbuk untuk Injeksi.
Indikasi : Leukemia limfositik akut.
Mekanisme kerja : Asparaginase menghambat sintesis protein
melalui hidrolisis asparaginase menjadi asam aspartat dan amonia.
Sel leukimia, terutama limfoblast, memerlukan asparaginase
eksogen, sel normal dapat memproduksi asparaginase.
Asparaginase adalah daur spesifik untuk fase G1.
D. Golongan Hormon dan Antagonis
Jenis-jenis obat yang termasuk dalam golongan Hormon dan Antagonis yaitu :
1. Prednison
Sediaan : Obat tersedia dalam bentuk tablet 5 mg dan kaptab 5 mg.
Indikasi : Leukemia limfositik akut dan kronik, limfoma Hodgkin
dan non-Hodgkin, tumor payudara.
Mekanisme kerja : Sebagai glukokortikoid, bersifat menekan sistem
imun, anti radang.
2. Medroksiprogesteron asetat
Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 5 mg, 10 mg, 100
mg.
Indikasi : Tumor endometrium.
Mekanisme kerja : Mencegah sekresi gonadotropin pituitari yang
akan menghambat maturasi follicular yang menyebabkan penebalan
endometrial.
3. Etinil estradiol
Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 0,02 mg, 0,03 mg,
0,05 mg dan 0,5 mg.
Indikasi : Gejala vasomotor sedang atau parah yang dihubungkan
dengan menopause (Tidak ada bukti bahwa estrogen efektif
mengatasi gejala kecemasan atau depresi yang mungkin terjadi
selama atau sebelum menopause, oleh sebab itu tidak boleh
diberikan untuk indikasi tersebut). Hipogonadism pada wanita.
Terapi paliatif karsinoma prostat yang tak dapat dioperasi, pada
tahap lanjut terapi paliatif kanker payudara yang tak dapat dioperasi,
hanya dilakukan dengan pertimbangan khusus : misalnya pada
wanita yang sudah lebih 5 tahun postmenopause dengan penyakit
yang makin parah dan resisten terhadap radiasi.
4. Tamoksifen
Sediaan : Tamoksifen tersedia dalam bentuk tablet 10 mg dan 20
mg.
Indikasi : Tumor payudara.
Mekanisme kerja : Berikatan secara kompetitif dengan reseptor
estrogen pada tumor atau target lain, membentuk kompleks nuklear
yang menurunkan sintesis DNA dan menghambat efek estrogen,
agen nonstreroidal dengan sifat antiestrogenik yang berkompetisi
dengan estrogen untuk berikatan di bagian aktif pada payudara dan
jaringan lain, sel terakumulasi pada fase Go dan G1. Sehingga
tamoksifen lebih sifat sitostatik daripada sitosidal.
5. Testosteron propionate
Sediaan : Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul, injeksi, topikal,
mucoadhesive, pellet, dan transdermal.
Indikasi : Tumor payudara.
Mekanisme kerja : Androgen endogen bertanggung jawab terhadap
pertumbuhan dan perkembangan organ seks pria dan
mempertahankan karakteristik seks sekunder pada pria yang
mengalami defisiensi androgen.
B. Dosis
Dihitung berdasar Luas Permukaan Tubuh (LPB). Sedangkan LPB dihitung
dengan table berdasarkan tinggi badan dan berat badan. Apabila tubuh pasien
makin kurus selama pemberian kemoterapi seri I dan II maka untuk pemberian
seri selanjutnya harus diukur lagi LPB-nya, mis: BB = 56 kg, TB = 150 cm, LPT
= 1,5m2. Dosis obat X : 50 mg/m2, berarti penderita harus mendapat obat 50 x 1,5
mg = 75 mg.
7. Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh
penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah
merah. Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah
dan tampak pucat.
8. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna
Lebih sensitive terhadap matahari. Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat
garis putih melintang.
Setiap obat memiliki efek samping yang berbeda! Reaksi tiap orang pada tiap
siklus juga berbeda! Tetapi Anda tidak perlu takut. Bersamaan dengan
kemoterapi, biasanya dokter memberikan juga obat-obat untuk menekan efek
sampingnya seminimal mungkin. Lagi pula semua efek samping itu bersifat
sementara. Begitu kemoterapi dihentikan, kondisi Anda akan pulih seperti semula.
Beberapa produk suplemen makanan mengklaim bisa mengurangi efek
samping kemoterapi sekaligus membangun kembali kondisi tubuh Anda. Anda
bisa menggunakannya, tetapi konsultasikanlah dengan ahlinya, dan sudah tentu
dengan dokter Anda juga.
Saat ini, dengan semakin maraknya penggunaan obat-obatan herbal (yang
semakin diterima kalangan kedokteran), banyak klinik yang mengaku bisa
memberikan kemoterapi herbal yang bebas efek samping. Kalau Anda bermaksud
menggunakannya, pastikan yang menangani Anda di klinik tersebut adalah
seorang dokter medis. Paling tidak Anda harus berkonsultasi dengan dokter yang
merawat Anda, dan lakukan pemeriksaan laboratorium secara teratur untuk
memantau hasilnya.
1. CISPLATIN
Kenapa Cis-Platin(?)
Dewasa ini cisplatin secara luas digunakan untuk mengobati berbagai kanker
terutama sangat efektif untuk kanker testicular dan bila dikombinasi dengan obat
lain akan bekerja sangat efektif dalam mengobati kanker ovarian, kanker kandung
kemih, kanker paru, kanker kepala dan leher. Kombinasi cisplatin tersebut dapat
meliputi kombinasi dengan radioterapi atau dengan obat tertentu seperti
pacliataxel, aphidicolin dan hydroxyurea atau 5-fluorouracil.
Tinitus
Gangguan pendengaran bilateral
Gangguan pendengaran sensorik frekuensi tinggi dengan progresifitas ke
frekuensi rendah
Bersifat permanen dan ireversibel
Ototoksisitas terjadi setelah total dosis kumulatif >200 mg/m2
Potential endokoklear rendah
Penurunan Distortion Product Otoacoustic Emission (DPOAE)
Penurunan mikroponik koklear
Komposisi Cisplatin :
1. Cisplatin 10 mg/10 ml
2. Cisplatin 50 mg/50 mL.
Indikasi Cisplatin :
Kanker testis, kanker ovarium, kanker kandung kemih.
Dosis Cisplatin :
50-120 mg/m2.
Kontraindikasi Cisplatin
Gangguan fungsi ginjal, mielosupresi, gangguan pendengaran,
hipersensitif, kehamilan & laktasi.
Peringatan dan Perhatian:
Perlu prahidrasi dan pascahidrasi, pemantauan kadar elektrolit,
hematologi, fungsi ginjal, saraf, pendengaran, hati.
Umumnya perlu premedikasi anti-mual muntah.
Efek Samping Cisplatin
Nefrotoksik
Ototoksik
Mielosupresi
Mual muntah, neurotoksik, reaksi alergi, gangguan elektrolit serum,
hiperurisemia.
2. IRESA
Gefitinib ( ZD1839 ) ( INN , / ɡ ɛ ˈ f ɪ t ɪ n ɪ b / , nama dagang Iressa )
adalah obat yang digunakan untuk kanker payudara, paru-paru dan kanker
tertentu lainnya. Gefitinib adalah penghambat EGFR , seperti erlotinib , yang
mengganggu pensinyalan melalui reseptor faktor pertumbuhan epidermal (EGFR)
dalam sel target. Oleh karena itu, ini hanya efektif pada kanker dengan EGFR
yang bermutasi dan terlalu aktif. Ini dipasarkan oleh AstraZeneca dan Teva.
Data klinis
AHFS / Drugs.com Monografi
MedlinePlus a607002
Data lisensi EU EMA 6- (3-morpholin-4-ylpropoxy) quinazolin-4-
leh INN amine
Data farmakokinetik
CHEBI CHEBI:
Ketersediaan hayati 59% (lisan) 49668
PENUTUP
3.1 KESIMPULAAN
3.2 SARAN
Kami mengharapkan bimbingan dan arahan dalam membuat makalah dari guru
pembimbing sebagai bekal dalam pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://ngurahjayaantara.blogspot.com/2013/12/farmakologi-obat-kemoterapi-
anti-kanker.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sisplatin
https://obatgeneric.blogspot.com/2017/04/cisplatin-injeksi-indikasi-dosis-dan.html?
m=1
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/37973/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
http://www2.uakron.edu/genchem/CHEM153S09/cisplatin.pdf
http://www.rsc.org/education/eic/issues/2012January/ruthenium-
compounds-anticancer-agents.asp
http://www.atdbio.com/content/16/Nucleic-acid-drug-interactions