PRAKTIKUM 3
EFEK DIURETIK
Disusun oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
1. Latar belakang
Dalam mempertahankan homeostatis, ekskresi air dan elektrolit pada
asupan harus melebihi ekskresi karena sebagian dari jumlah air dan elektrolit
tersebut akan diikat dalam tubuh. Jika asupan kurang dari ekskresi maka
jumlah zat dalam tubuh akan berkurang. Kapasitas ginjal untuk mengubah
ekskresi natrium sebagai respont terhadap perubahan asupan natrium akan
sangat besar. Hal ini sesuai untuk air dan kebanyakan elektrolit lainnya seperti
klorida, kalium, kalsium, hidrogen, magnesium dan fosfat.
Tujuan Praktikum
a. Mengerjakan metode pengujian potensi obat diuretik secara teliti (P3).
b. Mengevaluasi efek diuretik dari berbagai obat diuretik (C4).
2. Tinjauan Pustaka
Diuretika adalah suatu obat yang dapat meningkatkan jumlah urin
(diuresis) dengan jalan menghambat reabsorpsi air dan natrium serta mineral
lain pada tubulus ginjal. Tiga faktor utama yang mempengaruhi respon diuretik
adalah tempat kerja diuretik di ginjal, status fisiologi dari organ, dan interaksi
antara obat dengan reseptor. Kebanyakan diuretika bekerja dengan
mengurangi reabsorpsi natrium sehingga pengeluarannya lewat kemih dan
volume urin diperbanyak. Diuretika bekerja di tubulus proksimal, lengkung
Henle, tubulus distal dan tubulus kolektivus nefron.
3. Alat
Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
Timbangan hewan
Spuit 3 cc
Sonde
Kandang metabolisme
Kapas
Gelas ukur.
4. Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
Aqua bidestilata
Obat furosemid injeksi.
5. Prosedur Kerja
Praktikum dilaksanakan dengan mengikuti cara kerja sebagai berikut:
Timbang tikus (hitung volume air hangat dan dosis furosemid yang akan
diinjeksikan).
Beri masing masing tikus air hangat dengan menggunakan sonde (oral)
sebanyak 5 ml.
Buat kurva hubungan antara dosis obat yang diberikan dengan volume
urin yang dikeluarkan selama 30.
6. Data Pengamatan
Waktu 10 20 30 Urin
7. Pembahasan
Pada praktikum ini menggunakan hewan coba yaitu 2 ekor tikus dengan
BB 200 g. Tikus kelompok pertama sebagai kontrol, kelompok 2 sebagai
kelompok perlakuan. Sebelum diberikan obat diuretic, berikan tikus minum
terlebih dahulu lalu hitung dosis air hangat dan obat diuretic dengan BB tikus.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah aqua bideslata sebagai
indikator urin normal tanpa efek diuretic dan obat furosemide 40 mg sebagai
obat diuretic. Setelah didapatkan dosis yang sesuai, masukkan obat pada tikus
kelompok kedua dengan cara injeksi intraperitoneal. Masukkan masing-masing
tikus ke dalam kendang metabolisme, lalu hitung dan catat jumlah urin tiap 10
menit, 20 menit, 30 menit.
Perhitungan dan pencatatan jumlah urin pertama dilakukan ketika waktu
telah bejalan selama 10 menit, didapatkan hasil untuk kelompok kontrol tidak
ada urin sama sekali sedangkan untuk kelompok perlakuan didapatkan 0,75 ml.
Perhitungan dan pencatatan jumlah urin kedua dilakukan ketika waktu telah
bejalan selama 20 menit, didapatkan hasil untuk kelompok kontrol didapatkan
0,5 ml sedangkan untuk kelompok perlakuan didapatkan 1,25 ml. Terakhir pada
menit ke 30 didapatkan untuk kelompok control 1,5 ml dan kelompok perlakuan
2,75 ml.
Berdasarkan hasil yang didapatkan total jumlah urin pada kelompok
kontrol adalah 1,75 ml, hal menunjukkan jumlah yang dihasilkan mendekati
normal (tidak terjadi efek diuretik). Sedangkan pada kelompok perlakuan yang
diberikan obat furosemide terlihat jumlah total urin adalah 4,75 ml, hal ini
menunjukkan hasil yang signifikan jika dibandingkan dengan kelompok control
(terjadi efek diuretik).
8. Kesimpulan
Diuretika adalah suatu obat yang dapat meningkatkan jumlah urin
(diuresis) dengan jalan menghambat reabsorpsi air dan natrium serta mineral
lain pada tubulus ginjal. Pada praktikum ini didapatkan hasil yang signifikan
dengan volume total urin 4,75 ml yaitu terdapat efek diuretik pada hewan coba.
9. Daftar Pustaka
Handayani., Sufriana, H., Salim, H. M… 2017. Modul Praktikum
FARMAKOLOGI. Surabaya: UNUSA Press
HSB, M. (2020). Perbandingan Efek Diuretik Ekstrak Etanol Daun Pepaya
(Carica papaya L.) Dengan Furosemid Pada Tikus Putih Jantan Galur
Wistar.
Katzung, B. G., Masters, S. B., Trevor, A. J. (2012). FARMAKOLOGI
DASAR & KLINIK, ed. 12. New York: LANGE