Anda di halaman 1dari 7

Nama : Lutfiana Dwi Rohmawati D4 Pengobat Tradisional 2018

NIM : 151810483006
Tugas : Farmakologi (Antidiabetes)

1. Studi Kasus
Seorang pria gemuk 57 tahun (BMI : 32 kg/m2), hipertensi selama sepuluh tahun,
dengan riwayat keluarga positif mengidap diabetes mellitus tipe 2 dari ayahnya,
menyajikan dengan sejarah beberapa bulan dari poliuria, polidipsia, polyphagia dan
fatiguability mudah. Sebuah pengukuran gula darah acak menunjukkan tingkat 350
mg/dl (19.4 mmol/L) dan HbA1c 10,2 %.
2. Mekanisme terjadinya diabetes
Jumlah glukosa pada tubuh kita biasanya sangat terkontrol dengan cermat. Kita
biasanya mendapatkan glukosa dari makanan yang kita makan-baik secara langsung
dari makan yang manis atau karbohidrat (yang banyak ditemukan pada roti dan
kentang), maupun secara tidak langsung dari jenis makanan lain. Glukosa diserap ke
dalam aliran darah dan bergerak dari aliran darah ke seluruh tubuh sel-sel dalam
tubuh dimana ia dapat di gunakan sebagai energi. Bila jumlah glukosa dalam darah
terlalu banyak dan tidak segera dibutuhkan untuk membentuk energi, maka ia dapat
diubah dan kemudian disimpan dengan dua cara, yaitu sebagai tepung dalam hati dan
lemak. Untuk mengubah glukosa menjadi energi atau menyimpan glukosa, tubuh kita
memerluka insulin.
Pankreas merupakan sebuah kelenjar yang terdapat dalam rongga abdomen dan
terletak di belakang perut. Pankreas ini memproduksi subtansi-subtansi, yang
beberapa diantaranya (enzim) membantu mencernakan makanan yang kita makan,
sementara yang lain (hormon) mengatur kadar glukosa-salah satu dari jenis hormon
ini adalah insulin. Insulin dihasilkan oleh sekelompok sel pada pankreas yang
dinamakan pulau-pulau Langerhan.
3. Pengobatan secara konvensional dan secara tradisional
Dapat diketahui bahwa kasus yang akan dibahas disini adalah penderita yang
mengidap penyakit diabetes mellitus tipe 2, karena kebanyakan penyakit diabetes
yang berasal dari keturunan yang positif mengidap penyakit diabetes melitus juga
akan mengidap penyakit diabetes melitus, yaitu dengan tipe 2.
Pengobatan secara konvensional
1. Nonfarmakologis
Nonfarmakologis berupa diet, gerak badan, dan mengubah pola hidup
(misalnya dengan berhenti merokok, bagi penderita yang merokok). Diet
dilakukan terlebih pada pasien yang kelebihan berat badan. Makanan juga dipilih
secara bijaksana, terutama pembatasan lemak total dan lemak jenuh untuk
mencapai normalitas kadar glukosa darah, dan juga hindari makan makanan yang
banyak mengandung gula berlebih. Gerak badan secara teratur dapat dilakukan,
yaitu seperti jalan kaki, bersepeda, atau olahraga. Berhenti untuk tidak merokok,
karena nikotin dapat mempengaruhi secara buruk penyerapan glukosa oleh sel.
2. Farmakologis
Pada saat ini terdapat 5 macam kelas obat hipoglikemik oral untuk
pengobatan DM tipe II, yaitu sulfonilurea, biguanid, meglitinid, α-glukosidase
inhibitor, dan agonis receptor γ (thiazolidin atau glitazon). Obat hipoglikemik
oral diindikasikan untuk pengobatan pasien DM tipe II yang tidak mampu diobati
dengan melakukan diet dan aktivitas fisik. Biguanid dan thiazolidinedion
dikategorikan sebagai sensitizer insulin, dengan cara menurunkan resistensi
insulin. Sulfonilurea dan meglitinid dikategorikan sebagai insulin secretagogues
karena kemampuannya merangsang pelepasan insulin endogen.
Contoh obat DM tipe II
Metformin Hidroklorida
Indikasi : menekan nafsu makan, tidak meningkatkan berat badan,
indikasi lain penggunaannya dalam kombinasi dengan
sulfonilurea adalah untuk pasien diabetes melitus tipe 2
dengan hasil yang tidak memadai hanya dengan pemberian
terapi sulfonilurea.
Dosis : 3 kali sehari 500 mg, atau 2 kali sehari 850 mg, diminum
yang diberikan pada waktu makan. Bila perlu dosis
dinaikkan dalam waktu 2 minggu sampai maksimal 3 kali
sehari 1g.
Glibenklamid
Indikasi : digunakan untuk diabetes melitus tipe 2 dimana kadar gula
darah tidak dapat dikontrol hanya dengan diet saja.
Dosis : dosis awal 2,5 mg per hari atau kurang, rata-rata dosis
pemeliharaan adalah 5-10 mg/hari, dapat diberikan sebagai
dosis tunggal. Tidakdianjurkan memberikan dosis
pemeliharaan lebih dari 20mg/hari.

Pengobatan secara tradisional


1. a. Nama Ilmiah
Salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp)
b. Famili
Myrtaceae
c. Bagian yang digunakan
Daun
d. Kandungan
Minyak atsiri, tanin, flavonoid
e. Efek Farmakologi
Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun salam dapat menurunkan
kadar glukosa darah. Dosis 312,5 mg/kg BB dapat menurunkan sampai
kadar rata-rata 77±9,92, sedangkan dosis 625 mg/kg BB adalah 64,4±4,15
dan dosis 1250 mg/kg BB adalah 71,2±17,71 mg/dL.
f. Khasiat
Diabetes Melitus
g. Efek samping
(belum diketahui)
h. Dosis
Infusa 2 kali sehari 200 ml
i. Ramuan
Sebanyak 20 g daun salam direbus dengan 400 ml air dalam panci infusa
selama 15 menit, diminum 2 kali sehari, tiap kali 200 ml cairan. Untuk DM : 700
mg/kgBB.
R/ Daun salam 3g
Batang brotowali 5g
Herba sambiloto 5g
Air 500ml
Cara pembuatan dan penggunaan
Dibuat infusa dan diminum 3 kali sehari setelah makan.
2. a. Nama Ilmiah
Jamblang (Syzygium cumini (L) Steels
b. Famili
Myrtaceae
c. Bagian yang digunakan
Biji
d. Kandungan
Biji jamblang mengandung asam elagat dan alkaloid jambosin. Selain itu
juga menganding korilagin, senyawa ellagitannin,
3,6-heksahidroksidifenoil-glukosa dan isomernya,
4-6-heksahidroksidifenoil-glukosa, 1-galloil glukosa, 3-galloil glukos,
athocyanins dan flavonoids (Quercetin, Myrcetin, Kaempherol). dalam 100
g ekstrak air buah jamblang mengandung thiamin 0,12 mg, niasin 0,272
mg, asam askorbat 30,0 mg. Selain itu juga mengandung mineral Al, Pb, K,
Na, Ca.
e. Efek Farmakologi
Ekstrak biji S. cumini mengakibatkan berkurang kadar glukosa hingga
7,04% dan 14,36% dan menunjukkan kadar insulin 3,56% dan 7,24%
lebih tinggi dalam keadaan normal dan tikus hiperglikemik secara berurutan
f. Khasiat
Diabetes Melitus tipe 2, hiperlidemia
g. Efek samping
Peringatan dosis tinggi dan jangka panjang, terutama bagi yang sensitif,
kemungkinan dapat menyebabkan kenaikan kadar enzim hepar, ureum dan
kreatinin
h. Dosis
Serbuk liofilisasi hasil ekstrak air/etanol dosis 200 mg/kgBB. Efek
penurunan kadar glukosa darah (pilot study pada pasien): DM ringan
(>180mg/dl) setelah 21 hari, DM sedang (>280 mg/dl) setelah 120 hari, DM
berat (>400mg/dl) setelah 60 hari. Serbuk dari biji: 1-3g/hari; jus buah
matang: 2,5-10ml, 3 kali sehari, (tinktura dari biji 3-5ml, 3 kali sehari
i. Ramuan
Rebus 10g biji kering dengan air 90ml, suhu 90C selama 30 menit; buat jus
buah segar
3. a. Nama Ilmiah
Pare (Momordica charantia L)
b. Famili
Cucurbitaceae
c. Bagian yang digunakan
Buah
d. Kandungan kimia
Buah pare mengandung steroid, karantin, momordikosid, asliglikosil sterol,
asam amino dan asam fenolat. Senyawa triterpen yang telah dilaporkan
antra lain momordikosid (A-L), goyaglikosida (A-H), momordisin,
momordisinin, kukurbitan I-III, dan goya saponin I-III. Bijinya mengandung
lektin, terpenoid, momordikosid (A-E), visin, asam amino dan asam lemak
serta polipeptida-p (protein mirip insulin). senyawa yang telah diisolasi
dari herba adalah saponin, sterol, glikosida, steroid, alkaloid, asam
amino dan protein. Selain itu telah diisolasi triterpenoid lainnya,yaitu
momordikosida dan goyaglikosida. Komponen ekstrak pare dengan
elektroforesis dan analisis spektrum infra merah, mirip dengan struktur
insulin binatang.
e. Efek farmaklogi
Hasil menunjukkan bahwa ekstrak buah pare (Momordica charantia Linn.)
memiliki efek antidiabetik yang dapat menurunkan kadar gula darah,
meningkatkan jumlah sel insula Langerhans dan meningkatkan jumlah
sel Leydig pada dosis 50 mg/1ml/hari pada hari ke 21 setelah perlakuan.
f. Khasiat
Diabetes Melitus
g. Efek samping
(belum diketahui)
h. Dosis
Tingtur (sari dalam etanol) 5 ml 2-3 kali/hari. Jus 50-100ml, serbuk simplisia
kering 5 gram satu kali pakai
i. Ramuan
- 200 g buah pare segar dicuci lalu diblender. Tambahkan air minum
secukupnya, lalu diperas dengan sepotong kain sampai terkumpul sebanyak
50ml (seprempat gelas). perasan dihangatkan dengan api kecil selama
15-30 menit. 200 g buah pare dicuci bersih lalu diiris tipis-tipis. Rebus
dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring,
diminum, lakukan setiap hari
- buah diiris tipis-tipis kemudian dijemur dibawah sinar matahari hingga
kering. Simplisia yang kering diblender hingga menjadiserbuk. 5 g serbuk
simplisia diseduh dengan 250 ml air panas lalu diminum.
Daftar Pustaka

Anonim. 2011. Formularium Obat Herbal Asli Indonesia Volume 1. Jakarta:


Kemenkes RI
Dewi, Ita Lutfiana,.dkk. 2013. UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK
ETANOL DAUN SALAM (Eugenia polyantha) TERHADAP TIKUS
GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI ALOKSAN. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Dwianita, Nufus._.Studi Kasus Diabetes Melitus dan Hipertensi. Sumedang:
Universitas Padjajaran
IDPA Adnyan,.dkk. 2016. Efek Anti Diabetes Buah Pare (Momordica charantia
Linn.) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Sel Penyusun Pulau
Langerhans dan Sel Leydig pada Tikus Putih Hiperglikemia. Bogor:
Institut Pertanian Bogor
Raza, A., Butt, M.S., Haq, I.U., & Suleria, H.A.R. 2017. Jamun (Syzygium cumini)
seed and fruit extract attenuate hyperglycemia in diabetic rats.
Asian Pac J Trop Biomed 7(8): 750-754

Anda mungkin juga menyukai