Anda di halaman 1dari 16

PEMERATAAN DOKTER DI

INDONESIA
PLETON 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 KONDISI DI MASYARAKAT
1. Data Persebaran Dokter di Indonesia

(sumber : Badan Pusat Statistik, 2019)

Berdasarkan data dari BPS di atas, persebaran dokter di Indonesia bisa


dikatakan tidak merata. Provinsi yang
2. Kondisi Kesehatan di provinsi Papua Barat
a. Angka Harapan Hidup
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Umur Harapan Hidup
(UHH) provinsi papua barat mengalami peningkatan dari tahun 2018,
yaitu dari 65,55 menjadi 65,90. Peningkatan ini dinilai kurang
signifikan dan masih termasuk di bawah rata-rata UHH provinsi lainnya
di Indonesia (Rifqy et al., 2020)
b. Angka Kematian
1) Angka Kematian Bayi

(Gambar 1 : Angka Kematian Bayi Provinsi Papua Barat)

Menurut Unicef Indonesia (2020), untuk setiap 1.000 kelahiran


hidup di Provinsi Papua Barat, 35 bayi yang baru lahir meninggal
pada bulan pertama kehidupan dan 109 meninggal sebelum
mencapai usia 5 tahun. Hal ini menandakan bahwa kemajuan dari
fasilitas kesehatan dan pelayanan kesehatan di Provinsi Papua
Barat khususnya untuk bayi yang baru lahir masih tergolong
rendah. (Rifqy et al., 2020)
2) Angka Kematian Ibu

(Gambar 2 : Angka Kematian Ibu di Provinsi Papua Barat)

(Gambar 3 : Grafik Angka Kematian Ibu di Provinsi Papua Barat Berdasarkan


Kabupaten/Kota)

Jika dilihat dari keseluruhan kabupaten yang ada di Provinsi Papua


Barat, Kabupaten Fakfak, Teluk Wondama, Teluk Bintuni, Raja
Ampat, Tambrauw, Manokwari Selatan, dan Kota Sorong memiliki
penurunan dari tahun 2017-2018. Hal ini merupakan salah satu
pemicu terjadinya penurunan dari Angka Kematian Ibu secara
keseluruhan di Provinsi Papua Barat. Berdasarkan Gambar 6,
kabupaten dari Provinsi Papua Barat masih memiliki peningkatan
Angka Kematian Ibu yang cukup tinggi dari tahun 2017-2018,
yakni pada Kabupaten Kaimana dengan selisih angka 2,6. Gambar
6 juga menunjukkan bahwa salah satu kabupaten di Provinsi Papua
Barat memiliki nilai 0 (nol) untuk Angka Kematian Ibu pada tahun
2017-2018 yakni pada Kabupaten Pegunungan Arfak. Hal ini
menimbulkan asumsi terkait kondisi Papua Barat yang masih
tertutup, sehingga pencatatan data dalam skala kabupaten juga
masih terbilang kurang bisa terinput secara benar (data tidak
tervalidasi).

c. Angka Morbiditas
Masalah penyakit di Provinsi Papua Barat yang dominan salah
satunya adalah malaria dan TBC. Malaria merupakan penyakit
menular yang menjadi perhatian global. Penyakit ini masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat karena sering
menimbulkan KLB, berdampak luas terhadap kualitas hidup dan
ekonomi, serta dapat mengakibatkan kematian. Penyakit Malaria
merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan di
Provinsi Papua Barat, dimana penyakit ini masih menjadi penyebab
kematian bagi bayi, balita dan ibu hamil serta dapat menurunkan
produktivitas tenaga kerja. Hampir 90% desa di Provinsi Papua
Barat hampir 100% desa endemis malaria (DinKes Papua
Barat,2018).
1.2 KONDISI KEDOKTERAN DI INDONESIA 
Rasio dokter per 100.000 penduduk belum mencapai target capaian.
Sedangkan rasio perawat dan bidan per 100000 penduduk sudah terpenuhi,
namun distribusi nya tidak merata. Hasil analisis menunjukkan bahwa, distribusi
bidan merupakan yang terbaik dibandingkan dokter dan perawat. Jambi, Nusa
Tenggara Timur, Kalimantan Barat, dan Papua merupakan provinsi dengan
tingkat inequality tertinggi untuk dokter dan perawat. Sedangkan untuk bidan
inequality tertinggi terjadi di Provinsi Jambi, Nusa Tenggara Timur dan Barat,

Kalimantan Barat dan Timur, serta Papua. Secara regional, Regional Nusa
Tenggara memiliki inequality tenaga kesehatan tertinggi dibandingkan dengan
regional lainnya baik untuk dokter, perawat, dan bidan. Berdasarkan status
administratif kabupaten/kota maka, kota cenderung lebih merata untuk semua
jenis tenaga kesehatan. Demikian halnya jika dianalisis berdasarkan status
DTPK (Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan Terluar). Daerah non
DTPK cenderung lebih merata dibandingkan dengan daerah DTPK. (Hermawan,
2019)
WHO telah mensyaratkan minimal rasio dokter umum adalah 40 dokter per
100 ribu penduduk.
Berdasarkan data Kemenkes, jumlah dokter di Indonesia tahun 2010
sebanyak 42.467 dokter dan meningkat menjadi 114.405 dokter dalam kurun
waktu delapan tahun, atau bertambah sekira 16 persen per tahun.
Secara rinci pada 2017, jumlah dokter spesialis yaitu 54.311 orang, dokter
umum 45.387 orang, kemudian dokter gigi 14.707 orang. (Maharrani, 2019)

1.3 KONDISI IDEAL


Kesehatan yang ideal di indonesia yang dicanangkan yaitu berdasarkan pada
Kehidupan Sehat dan Sejahtera didasarkan pada strategi meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dengan arah kebijakan: (1) Peningkatan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), (2) Peningkatan penganekaragaman dan
keamanan pangan (termasuk olahan), (3) Peningkatan pelayanan Medis, rehab
medis, rehab sosial dan dukungan dari masyarakat bagi penderita gangguan jiwa,
(4) Peningkatan aksebilitas dan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Sementara dari data yang ada sekarang di indonesia yang diperoleh data
Riskesdas dari data status gizi sampai kesehatan lingkungan tidak ada persentase
yang melebihi 50% yang menandakan hal ini belum ideal bagi indonesia itu
sendiri,hal ini disebakan pemerataan pelayanan kesehatan belum merata,dan
kurangnya gerakan untuk edukasi masyarakat karena kurangnya tenaga
kesehatan profesional yang tersebar. 
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 UPAYA PEMERINTAH
1. UPAYA
Dalam hal kebutuhan dokter spesialis di Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud telah terpenuhi, peserta Wajib Kerja Dokter Spesialis dapat
ditempatkan pada Rumah Sakit milik Pemerintah Pusat atau Rumah Sakit
milik Pemerintah Daerah lainnya sesuai perencanaan kebutuhan,” bunyi Pasal
13 ayat (3) Perpres ini. Untuk tahap awal, menurut Perpres ini, penempatan
peserta Wajib Kerja Dokter Spesialis diprioritaskan bagi lulusan pendidikan
profesi program dokter spesialis obstetri dan ginekologi, spesialis anak,
spesialis bedah, spesialis penyakit dalam, dan spesialis anestesi dan terapi
intensif. Perpres ini juga menyebutkan, peserta Wajib Kerja Dokter Spesialis
lulusan perguruan tinggi di luar negeri, yang menerima beasiswa dan/atau
program bantuan biaya pendidikan baik dari Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah, ditempatkan sesuai dengan kebutuhan setelah evaluasi
kompetensi. Adapun peserta Wajib Kerja Dokter Spesialis penerima beasiswa
dan/atau program bantuan biaya pendidikan dari Menteri atas usulan
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten/kota, atau instansi
pemerintah lain, menurut Perpres ini, wajib ditempatkan di Rumah Sakit
milik unit kerja pengusul. Sedangkan peserta Wajib Kerja Dokter Spesialis
penerima beasiswa dan/atau program bantuan biaya pendidikan dari
Pemerintah Pusat, ditempatkan oleh Menteri. Dalam hal beasiswa dan/atau
program bantuan biaya pendidikan diberikan oleh Pemerintah Daerah
provinsi atau Pemerintah Daerah kabupatenfkota, menurut Perpres ini, peserta
Wajib Kerja Dokter Spesialis ditempatkan di Rumah Sakit milik Pemerintah
Daerah provinsi atau Pemerintah Daerah kabupaten/kota pemberi beasiswa
dan/atau program bantuan biaya pendidikan. Mengenai jangka waktu
pelaksanaan Wajib Kerja Dokter Spesialis bagi peserta Wajib Kerja Dokter
Spesialis mandiri, menurut Perpres ini, paling singkat selama 1 (satu) tahun.
Sedangkan jangka waktu pelaksanaan Wajib Kerja Dokter Spesialis bagi
peserta Wajib Kerja Dokter Spesialis penerima beasiswa dan/atau program
bantuan biaya pendidikan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan. “Masa penempatan dalam rangka Wajib Kerja Dokter
Spesialis diperhitungkan sebagai masa kerja,” bunyi Pasal 18 Perpres ini.
Dokter yang biaya pendidikannya ditanggung pemerintah daerah wajib
mengabdikan diri di kampung halaman, minimal selama 5 tahun. Jika
menolak, Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) akan menahan surat tanda
registrasi (STR) sehingga para dokter tidak bisa praktik diluar wilayahnya.
Jadi untuk  penahanan STR untuk kerja di rumah sakit luar wilayah mereka
masing-masing akan dilakukan selama dokter tersebut melakukan pengabdian
selama 5 tahun
Upaya selanjutnya yaitu pemerintah dalam hal ini Dinas kesehatan
membuat kebijakan agar dokter-dokter tertarik untuk bekerja di daerah
terpencil, perbatasan, maupun kepulauan, misalnya dari sisi intensif. Bagi
dokter di daerah tersebut, insentif yang diberikan jauh lebih tinggi hingga
Rp12 juta. Selain itu, pihaknya juga mendorong dari daerah juga memberikan
insentif hingga reward berupa pengangkatan menjadi PNS atau dokter
spesialis. Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), Bambang Supriyatno
menilai,pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sudah berupaya
maksimal agar pesebaran dokter merata.Menurut dia, jika berbicara jumlah
dokter umum sudah cukup bila mengacu yang disyaratkan dalam
perbandingan rasio penduduk dengan jumlah dokter. Namun, dalam hal
distribusi memang belum merata.
2. SOLUSI
a. Pemerataan fasilitas kesehatan : Tingkat rumah sakit, puskesmas,
fasilitas kesehatan, distribusi obat
b. Memastikan ketersedian pelayanan bagi dokter yang mengabdi
(vaksinasi, sistem evakuasi, pelayanan)
c. Pemerataan edukasi mengenai teknologi digital (telemedicine),
infrastruktur teknologi digital
d. Pemberian insentif/beasiswa kepada dokter yang bertugas di daerah 
terpencil
e. Proker mengirim dokter.
2.2 SOLUSI YANG DITAWARKAN
Diperlukannya kerjasama yang sinergis multibidang pemerintahan dalam
upaya mencapai kondisi ideal mengingat urgensi akan masalah ini harus cepat
ditangani. Seperti apa yang diinginkan pak presiden Jokowi dalam Sasarannya
dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status
gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Namun, pada kenyataannya sampai saat ini pemerataan pelayanan kesehatan
masih jauh dari target yang ingin dicapai. Seperti kita ketahui kesehatan menjadi
salah satu hak seluruh masyarakat indonesia tetapi banyak yang kesulitan akibat
kurang nya sumber daya maupun teknologi kesehatan di berbagai daerah
terutama diluar jawa yang sangat terlihat kesenjangan yang terjadi akibat
berbagai faktor. Untuk mencapai masyarakat Indonesia maju, kesehatan
masyarakat menjadi unsur penting dalam upaya mencapai target Indonesia Emas
2045.Pada hakekatnya pembangunan kesehatan adalah bagian dari
pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut
merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta
maupun pemerintah.
Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan
dukungan dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN). SKN berperan besar sebagai
acuan dalam penyusunan UU tentang Kesehatan, juga dalam penyusunan
berbagai kebijakan, pedoman dan arah pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Supra Sistem SKN adalah Sistem Penyelenggaraan Negara, SKN dengan
berbagai Subsistem lainnya diarahkan untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia
seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.  Dalam SKN terdapat
subsistem upaya kesehatan terdiri dari Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Penyelenggaraan pelayanan kesehaan di
rumah sakit termasuk dalam UKP Strata kedua dan ketiga yaitu yang
mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran spesialistik dan
subspesialistik.

2.3 PERBANDINGAN
Solusi pemerintah:
1. Program 5 tahun mengabdi dan menahan STR setelah selesai mengabdi :
Kelebihan: Mewajibkan dokter dan memastikan adanya dokter selama 5
tahun
Kekurangan: 
 Solusi tidak permanen karena dokter hanya mengabdi selama 5 tahun,
lalu balik ke daerah asalnya
 Fasilitas kesehatan di daerah terpencil masih kurang, sehingga kurang
bisa memaksimalkan peran dan sdm dokter
 Syok kultur, kurangnya pelatihan dari dokter
2. Beasiswa dari pemerintah daerah untuk dokter spesialis dengan wajib
mengabdi minimal satu tahun.
Kelebihan: Memberi insentif bagi dokter untuk memperoleh pendidikan
gratis dan secara langsung dapat mengabdi ke masyarakat
Kekurangan: 
 Minat dari para pencari spesialis, karena pendidikan gratis tidak
selamanya berarti intensif dari hasil kerja dokter
 Pengabdian minimal setahun belum tentu memberikan dampak yang
berjangka panjang bagi daerah tersebut
 Kewajiban untuk membuat laporan selama melakukan pengabdian,
dan laporan tersebut dikumpulkan dan dibicarakan kembali kepada
pemerintah daerah yang memberi beasiswa kepada dokter spesialis

Solusi yang diajukan :


Upaya sistematis dari pemerintah :
1. Pemerataan fasilitas kesehatan : Tingkat rumah sakit, puskesmas, fasilitas
kesehatan, distribusi obat
2. Memastikan ketersedian pelayanan bagi dokter yang mengabdi (vaksinasi,
sistem evakuasi, pelayanan)
3. Pemerataan edukasi mengenai teknologi digital (telemedicine),
infrastruktur 
4. Pemberian insentif/beasiswa kepada dokter yang bertugas di daerah 
terpencil. 
Justifikasi: 
a. Keadaan negara yang pragmatis dan realistis
b. Kita akan mengambil hak dokter untuk bisa menentukan pilihan,
mendekatkan diri pada keluarga
c. Pengalokasian dana yang ditujukan untuk investasi kesehatan jangka
panjang 
5. Kewajiban untuk membuat laporan selama melakukan pengabdian, dan
laporan tersebut dikumpulkan dan dibicarakan kembali kepada pemerintah
daerah yang memberi beasiswa kepada dokter spesialis
6. Program Kerja HIPOKRATES (Himpunan Dokter Andalan, Mutahir, dan
Bereksplorasi) :
 Kami mengusulkan program kerja Hipokrates ini digunakan untuk
mencegah adanya kesenjangan dalam pemerataan dokter di Indonesia.
Program ini berisikan pelatihan serta pengiriman sumber daya dokter ke
daerah-daerah yang kekurangan tenaga Kesehatan maupun dokter. Adapun
konsep dari program kerja ini yaitu dua minggu dalam 1 bulan (minggu
kedua dan keempat). Pada minggu pertama dan ketiga, dokter-dokter yang
terpilih akan menerima pembelajaran serta pelatihan terlebih dahulu. Pada
minggu kedua dan keempat para dokter yang sudah mengikuti pelatihan
akan dikirimkan ke tempat tempat yang daerah pemerataan dokternya
kurang.
 Sasaran kegiatan: 5 fresh graduate doctor & 2 dokter spesialis dari tiap
universitas di Indonesia
 Analisis SWOT:
S: dukungan dari kemenkes dan seluruh institusi akan terlibat
W: program ini masih baru
O: banyak yang akan mendaftar karena didukung dengan adanya strength
T: pandemi
Kelebihan: 
 Menerapkan kebijakan berjangka panjang, dengan memulai pembangunan
infrastruktur yang memadai di bidang kesehatan.
 Memaksimalkan peran sumber daya dokter untuk melakukan pengabdian,
sekaligus melakukan kajian terhadap kekurangan dan kondisi yang perlu
diperbaiki di daerah yang terpencil
 Mempertimbangkan kesejahteraan baik bagi masyarakat, maupun bagi
dokter-dokter yang akan mengabdi di daerah terpencil. 
kekurangan: 
 Perlu adanya analisis lebih dari tiap solusi berdasarkan perspektif di ilmu
lainnya juga
BAB III
PERNYATAAN SIKAP
Dalam menanggapi permasalahan pemerataan dokter di Indonesia, kami
memutuskan untuk mengambil beberapa sikap sebagai berikut :
1. Sebelum mewajibkan dokter untuk mengabdi ke daerah-daerah terpencil,
pemerintah harus memastikan fasilitas kesehatan sudah cukup merata untuk
memberdayakan peran dokter
2. Memberikan bimbingan kepada para dokter yang akan diberangkatkan agar
memiliki kesiapan secara psikis dan fisik saat diberangkatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Hermawan, A. (2019). Analisis Distribusi Tenaga Kesehatan (Dokter Perawat


Dan Bidan) Di Indonesia Pada 2013 Dengan Menggunakan Gini Index.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 22(3), 167–175.
https://doi.org/10.22435/hsr.v22i3.1304

Maharrani, A. (2019). Pemerataan Tenaga Kesehatan Indonesia Masih


Terkendala. Beritagar. https://beritagar.id/artikel/berita/pemerataan-tenaga-
kesehatan-indonesia-masih-terkendala

Rifqy, M., Mada, U. G., Masjoyo, Y. M., Mada, U. G., Pitoyo, A. J., & Mada, U.
G. (2020). Analisis Indeks Pembangunan Kesehatan di Provinsi Papua
Barat Tahun 2019. October.

Anda mungkin juga menyukai

  • Soal SKA
    Soal SKA
    Dokumen5 halaman
    Soal SKA
    Nuzlan Nuari
    Belum ada peringkat
  • LPJ LKMM TDTM 2020
    LPJ LKMM TDTM 2020
    Dokumen30 halaman
    LPJ LKMM TDTM 2020
    Nuzlan Nuari
    Belum ada peringkat
  • Soal Agd
    Soal Agd
    Dokumen1 halaman
    Soal Agd
    Nuzlan Nuari
    Belum ada peringkat
  • Utb Tulis No 16-40
    Utb Tulis No 16-40
    Dokumen11 halaman
    Utb Tulis No 16-40
    Nuzlan Nuari
    Belum ada peringkat
  • Soal Utb Angktan 2019
    Soal Utb Angktan 2019
    Dokumen10 halaman
    Soal Utb Angktan 2019
    Nuzlan Nuari
    Belum ada peringkat
  • Uab Etika
    Uab Etika
    Dokumen20 halaman
    Uab Etika
    Nuzlan Nuari
    Belum ada peringkat
  • Bab 5
    Bab 5
    Dokumen6 halaman
    Bab 5
    Nuzlan Nuari
    Belum ada peringkat
  • Bab 6
    Bab 6
    Dokumen3 halaman
    Bab 6
    Nuzlan Nuari
    Belum ada peringkat
  • Bab 3-4
    Bab 3-4
    Dokumen17 halaman
    Bab 3-4
    Nuzlan Nuari
    Belum ada peringkat
  • Bab 14
    Bab 14
    Dokumen4 halaman
    Bab 14
    Nuzlan Nuari
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Tugas 2
    Bab Iii Tugas 2
    Dokumen10 halaman
    Bab Iii Tugas 2
    Nuzlan Nuari
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Guideline LKMM TD
    Kerangka Guideline LKMM TD
    Dokumen1 halaman
    Kerangka Guideline LKMM TD
    Nuzlan Nuari
    Belum ada peringkat