KELOMPOK 1 A4B
Sistem imun merupakan sistem yang sangat komplek dengan berbagai peran ganda dalam
usaha menjaga keseimbangan tubuh. Seperti halnya sistem indokrin, sistem imun yang
bertugas mengatur keseimbangan, menggunakan komponennya yang beredar diseluruh
tubuh, supaya dapat mencapai sasaran yang jauh dari pusat. Untuk melaksanakan fungsi
imunitas, didalam tubuh terdapat suatu sistem yang disebut dengan sistem limforetikuler.
Sistem ini merupakan jaringan atau kumpulan sel yang letaknya tersebar diseluruh tubuh,
misalnya didalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limfa, timus, sistem saluran napas, saluran
cerna dan beberapa organ lainnya. Jaringan ini terdiri atas bermacam-macam sel yang
dapat menunjukkan respons terhadap suatu rangsangan sesuai dengan sifat dan fungsinya
masing-masing.
CONTOHNYA : PADA KASUS PANDEMI
COVID-19
Coronavirus adalah kumpulan Selain virus SARS-CoV-2 atau Data tentang sensitivitas
virus yang bisa menginfeksi virus Corona, virus yang juga dan spesifisitas Ag-RDT
sistem pernapasan. Pada termasuk dalam kelompok ini untuk SARS-CoV-2 yang
banyak kasus, virus ini hanya adalah virus penyebab Severe sekarang ada diambil dari
menyebabkan infeksi Acute Respiratory Syndrome ( penelitian penelitian yang
pernapasan ringan, seperti flu. SARS) dan virus memiliki desain penelitian
Namun, virus ini juga bisa penyebab Middle-East dan merek sasaran
menyebabkan infeksi Respiratory Syndrome (MERS). evaluasi yang beragam.
pernapasan berat, seperti
infeksi paru-paru (pneumonia).
Antigen dan Imunogenitas
01 02 03 04 05
Imunogenitas Antigenitas Derajat HAPTEN AJUVAN
Imunogenisitas
06 07 08 09 10
Besar Molekul Rute Imunisasi Sifat Pejamu Dosis Antigen sel T dependen
dan sel T independen
11 12 13 14
Superantigen Epitop Antigen heterofil Multivalensi
Imunogenitas
Ajuvan adalah bahan yang berbeda dari Berbagai mikroba dan preparat sintetis
antigen yang ditambahkan ke vaksin memiliki sifat ajuvan. Comtoh-contohnya
untuk meningkatkan respons imun, adalah emulsi air/minyak, produk bakteri,
aktivitas sel T melalui peningkatan komponen polimer dan detergen yang
akumulasi APC di tempat pajanan digunakan sendiri atau dicampur dengan
antigen dan ekspresi kostimular dan yang lain. Alum (gara aluminium) dan
sitokin oleh APC. Ajuvan diikat antigen kalsium banyak digunakan. Ajuvan yang
dalam vaksin, menolong antigen tetap dewasa ini sering digunakan adalah lipid A
di tempat suntikan dan mengantarkan yang sudah diproses untuk menurunkan
antigen ke KGB tempat respons imun toksisitasnya.
terjadi.
Besar molekul
Subyek yang diimunisasi akan Sebagian besar Ag-RDT untuk COVID-19 menggunakan
mengeluarkan virus dalam tinja, yang metode imunodeteksi sandwich dengan format tes alur lateral
dapat disebarkan ke orang lain di yang mudah digunakan dan umum dipakai untuk tes HIV,
samping mengimunisasinya. Pemberian malaria, dan influenza. Ag-RDT biasanya terdiri dari kaset
intranasal menginduksi sistem imun plastik dengan rongga sampel dan penyangga dan strip
yang menyerupai pajanan alamiah matriks nitroselulosa dengan garis tes dengan antibodi terikat
terhadap patogen yang disebarkan untuk kompleks antigenantibodi terkonjugasi target dan garis
melalui udara dan dapat memberikan kontrol dengan antibodi terikat untuk antibodi terkonjugasi.
keuntungan oleh karena memberikan Dalam hal RDT SARS-CoV-2, analit targetnya seringkali
respons berupa produksi sIgA protein nukleokapsid virus tersebut yang berjumlah lebih
banyak. Biasanya, semua material yang diperlukan untuk
melakukan tes, termasuk material pengambilan sampel selain
penghitung waktu, disediakan di dalam alat yang dijual di
pasaran)
Sifat pejamu
Berbagai faktor mempengaruhi respons Faktor virus dan pejamu memiliki peran
terhadap imunisasi seperti faktor dalam infeksi SARS-Co. Efek sitopatik
endogen berupa usia, genetik, virus dan kemampuannya mengalahkan
kesehatan umum dan faktor eksogen respons imun menentukan keparahan
berupa infeksi intermiten, status gizi, infeksi. Disregulasi sistem imun kemudian
dan medikasi. Defisiensi vitamin A dapat berperan dalam kerusakan jaringan pada
mengurangi daya pertahanan pejamu. infeksi SARS-CoV-2. Respons imun yang
Untuk keberhasilan imunisasi, resipien tidak adekuat menyebabkan replikasi
harus ada dalam keadaan virus dan kerusakan jaringan. Di sisi lain,
imunokompeten. Mereka yang kurang respons imun yang berlebihan dapat
imunokompeten seperti ada infeksi, menyebabkan kerusakan jaringan.
defek herediter atau mendapat
pengobatan dengan obat
imunosupresif, tidak hanya
menunjukkan respons imun buruk,
tetapi juga menunjukkan risiko dari
bahan vaksin. Hal ini dapat terjadi bila
Dosis
Dosis antigen diharapkan tidak Sejalan dengan itu, sampai terapi yang
mengganggu respons imun. Jumlah lebih spesifik tersedia, masuk akal untuk
berlebihan atau dosis berulang akan mempertimbangkan antivirus
mengganggu respons imun. Hal berspektrum lebih luas yang
tersebut terutama terjadi terhadap menyediakan pilihan pengobatan untuk
polisakarida. dalam dosis yang rendah infeksi COVID-19 termasuk Lopinavir /
pada umunya antigen disingkirkan Ritonavir, Penghambat Neuraminidase,
cukup dengan respon imunitas bawaan peptida (EK1), penghambat sintesis RNA.
yang hanya melibatkan sel-sel fargosit Namun jelas, bahwa diperlukan lebih
seperti neutrophil maupun fagosit banyak penelitian untuk mengidentifikasi
profesional (sel APC) dan cukup hanya obat-obatan terapi kemoterapi baru untuk
pada tahap aktivitas makrofag untuk mengobati infeksi COVID-19
mengeliminasi keberadaan patogen.
Antigen sel T dependen
dan sel T independen
Kebanyakan antigen memerlukan
Pada umumnya pajanan antigen bersifat
bantuan sel T untuk menimbulkan
tergantung sel T TD=T dependent antigen yang
respons imun. Antigen dengan
akan mengaktifkan sel imunokompeten bila sel
komponen protein merupakan prototipe
ini mendapat bantuan sel Th T helper melalui zat
antigen yang T dependen (TD). Hal ini
yang akan dilepaskan Th aktif. Antigen TD
berarti bahwa sel B yang sebenarnya
adalah antigen yang kompleks seperti bakteri,
memproduksi Ig tidak akan mampu
virus, dan antigen yang bersifat hapten.
berfungsi tanpa bantuan sel T. Bantuan
Sedangkan antigen yang tidak memerlukan sel
tersebut berupa sitokin yang dilepas sel
T TI = T independent antigen untuk
T setelah kontak dengan antigen.
menghasilkan antibodi dengan cara langsung
Sebaliknya, polisakarida dan molekul
merangsang sel limfosit B misalnya antigen
lain dengan tempat determinan yang
yang strukturnya sederhana dan berulang–
terbatas, dapat merangsang sel B untuk
ulang, biasanya merupakan molekul besar dan
memproduksi Ig tanpa memerlukan
menghasilkan IgM, IgG2 dan sel memori yang
bantuan sel T, jadi T independen (TI)
lemah
Superantigen
Dalam imunisasi aktif untuk mendapatkan proteksi dapat diberikan vaksin hidup/dilemahkan
atau yang dimatikan. Vaksin yang baik harus mudah diperoleh, murah, stabil dalam cuaca
ekstrim dan nonpatogenik. Efeknya harus tahan lama dan mudah direaktivasi dengan
suntikan booster antigen. Baik sel B maupun sel T diaktifkan oleh imunisasi. Keuntungan dari
pemberian vaksin hidup/dilemahkan ialah terjadinya replikasi mikroba sehingga menimbulkan
pajanan dengan dosis lebih besar dan respons imun di tempat infeksi alamiah. Vaksin yang
dilemahkan diproduksi dengan mengubah kondisi biakan mikroorganisme dan dapat
merupakan pembawa gen dari mikroorganisme lain yang sulit untuk dilemahkan.
Imunisasi Aktif
Masa pandemi COVID-19 yang telah menjangkiti sebagian besar negara pun hendaknya
tidak menyurutkan semangat tenaga kesehatan untuk tetap menggaungkan pentingnya
imunisasi dan melakukan langkah-langkah penting untuk memastikan setiap anak yang
merupakan kelompok rentan terlindungi dari penyakit-penyakit berbahaya dengan imunisasi.
Dalam masa pandemi COVID-19 ini, imunisasi tetap harus diupayakan lengkap sesuai jadwal
untuk melindungi anak dari PD3I. Pelayanan imunisasi pada masa pandemi COVID-19
dilaksanakan sesuai kebijakan pemerintah daerah setempat, berdasarkan analisis situasi
epidemiologi penyebaran COVID-19, cakupan imunisasi rutin, dan situasi epidemiologi PD3I.
Imunisasi Aktif
01
Respons primer dan
02
Perbedaan respons
sekunder imun di berbagai
bagian tubuh
Respons primer dan sekunder