Anda di halaman 1dari 28

OM SWASTYASTU

KELOMPOK 1 A4B

● Ni Kadek Candra Dwidjayanti (19021042)


● Ni Kadek Juliani (19021043)
● Ni Kadek Putri Ariswari (19021044)
● Ni Kadek Ratna Kusumadewi (19021045)
● Ni Kadek Weni Diah Gayatri (19021046)
● Ni Komang Astu Pujayanti (19021048)
● Ni Komang Riska Tri Wahyuni (19021049)
MATERI
 ANTIGEN
 IMUNOGENITAS
 IMUNISASI AKTIF
SISTEM IMUN

Sistem imun merupakan sistem yang sangat komplek dengan berbagai peran ganda dalam
usaha menjaga keseimbangan tubuh. Seperti halnya sistem indokrin, sistem imun yang
bertugas mengatur keseimbangan, menggunakan komponennya yang beredar diseluruh
tubuh, supaya dapat mencapai sasaran yang jauh dari pusat. Untuk melaksanakan fungsi
imunitas, didalam tubuh terdapat suatu sistem yang disebut dengan sistem limforetikuler.
Sistem ini merupakan jaringan atau kumpulan sel yang letaknya tersebar diseluruh tubuh,
misalnya didalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limfa, timus, sistem saluran napas, saluran
cerna dan beberapa organ lainnya. Jaringan ini terdiri atas bermacam-macam sel yang
dapat menunjukkan respons terhadap suatu rangsangan sesuai dengan sifat dan fungsinya
masing-masing.
CONTOHNYA : PADA KASUS PANDEMI
COVID-19

Coronavirus adalah kumpulan Selain virus SARS-CoV-2 atau Data tentang sensitivitas
virus yang bisa menginfeksi virus Corona, virus yang juga dan spesifisitas Ag-RDT
sistem pernapasan. Pada termasuk dalam kelompok ini untuk SARS-CoV-2 yang
banyak kasus, virus ini hanya adalah virus penyebab Severe sekarang ada diambil dari
menyebabkan infeksi Acute Respiratory Syndrome ( penelitian penelitian yang
pernapasan ringan, seperti flu. SARS) dan virus memiliki desain penelitian
Namun, virus ini juga bisa penyebab Middle-East dan merek sasaran
menyebabkan infeksi Respiratory Syndrome (MERS). evaluasi yang beragam.
pernapasan berat, seperti
infeksi paru-paru (pneumonia).
Antigen dan Imunogenitas

01 02 03 04 05
Imunogenitas Antigenitas Derajat HAPTEN AJUVAN
Imunogenisitas

06 07 08 09 10
Besar Molekul Rute Imunisasi Sifat Pejamu Dosis Antigen sel T dependen
dan sel T independen

11 12 13 14
Superantigen Epitop Antigen heterofil Multivalensi
Imunogenitas

Imunogenitas merupakan sifat Imunogenitas yang


dasar bahan tertentu diinginkan biasanya
(imunogen). Imunogen adalah dihasilkan oleh vaksin
bahan yang menginduksi COVID 19 tersebut, ketika
respons imun. Respons imun penyuntikan suatu antigen
ditandai dengan induksi sel B (dari vaksin) memicu
untuk memproduksi Ig dan respons imun terhadap
aktivitas sel T yang melepas patogen(virus, bakteri)
sitokin. Imunogenitas juga untuk melindungi
adalah kemampuan untuk organisme.
menginduksi respon imun yang Pengembangan vaksin
dimediasi humoral dan / atau adalah proses yang rumit,
sel. dan imunogenisitas
merupakan unsur utama
dalam kemujaraban suatu
vaksin.
Antigenitas

Antigenitas adalah kemampuan suatu Saat ini telah dikembangkan berbagai


bahan (antigen) untuk menginduksi macam platform teknologi untuk
respons imun yang dapat bereaksi mengembangkan virus, namun
dengan reseptor imun yang dapat permasalahannya adalah
bereaksi dengan reseptor antigen ketersediaan informasi mengenai
tersebut yang diproduksi sel B (antibodi) antigen Covid-19 yang masih
dan reseptor antigen pada permukaan terbatas. Sebagian besar, informasi
sel T. Imunogenisitas dan antigenisitas yang telah tersedia digunakan untuk
sering digunakan dan diartikan sama. menginduksi antibodi agar dapat
Antigenitas juga adalah kemampuan meredam protein spike pada virus.
untuk bergabung dengan produk akhir Namun, masih diteliti hubungan antar
dari respon imun yang dimediasi antibodi ini dengan reseptor manusia
humoral dan / atau sel. ACE2 (Angiotensin-converting
Enzyme) pada penyakit ini.
Derajat Imunogenisitas
Pasien yang menunjukkan presentasi lebih dari
Antigen harus merupakan bahan asing
5-7 hari sejak munculnya gejala lebih mungkin
untuk penjamu yang derajat
membawa jumlah virus yang lebih rendah, dan
antigenisitasnya tergantung dari jarak
kemungkinan hasil negatif palsu Ag-RDT lebih
filogenetik. Kompleksitas kimia suatu
tinggi. Meskipun kinerjanya diperkirakan
molekul sangat berperan pada
mengalami batasanbatasan ini, jika digunakan
imunogensitas. Keanekaragaman kimia
dan diinterpretasikan dengan tepat Ag-RDT
memungkinkan adanya berbagai epitop
dapat memainkan peran penting dalam
(unit untuk rangsangan antibodi). Epitop
memandu tatalaksana pasien, pengambilan
yang lebih bervariasi lebih besar
keputusan kesehatan masyarakat, dan
kemungkinannya seorang akan
surveilans COVID-19. Setidaknya, Ag-RDT
memberikan reaksi terhadap satu atau
perlu mengidentifikasi jauh lebih banyak kasus
lebih epitope
daripada yang terlewat (sensitivitas ≥80%) dan
memiliki spesifisitas yang sangat tinggi (≥97-
100%)
Hapten
Hapten adalah molekul kecil Pengikatan reseptor yang diekspresikan
nonimunogenik yang dapat oleh sel inang adalah langkah pertama
menambahkan epitop baru (spesifitas infeksi virus yang diikuti oleh fusi dengan
baru) bila dikonjugasikan dengan membran sel. Diperkirakan bahwa sel epitel
antigen yang ada. Antibodi terhadap paru merupakan target utama virus. Dengan
epitop baru akan bereaksi dengan demikian, telah dilaporkan bahwa penularan
hapten bebas, tetapi juga dengan SARS-CoV dari manusia ke manusia terjadi
tempat hapten-epitop pada antigen oleh pengikatan antara domain pengikat
yang dirubah. Beberapa substansi reseptor dari lonjakan virus dan reseptor
dapat berikatan dengan antibodi seluler yang telah diidentifikasi sebagai
spesifik, walaupun substansi itu sendiri reseptor angio-tensin-converting enzyme 2
tidak mampu merangsang timbulnya (ACE2.
respons imun. Substansi itu umumnya
merupakan molekul berukuran kecil
yang disebut dengan hapten.
Ajuvan

Ajuvan adalah bahan yang berbeda dari Berbagai mikroba dan preparat sintetis
antigen yang ditambahkan ke vaksin memiliki sifat ajuvan. Comtoh-contohnya
untuk meningkatkan respons imun, adalah emulsi air/minyak, produk bakteri,
aktivitas sel T melalui peningkatan komponen polimer dan detergen yang
akumulasi APC di tempat pajanan digunakan sendiri atau dicampur dengan
antigen dan ekspresi kostimular dan yang lain. Alum (gara aluminium) dan
sitokin oleh APC. Ajuvan diikat antigen kalsium banyak digunakan. Ajuvan yang
dalam vaksin, menolong antigen tetap dewasa ini sering digunakan adalah lipid A
di tempat suntikan dan mengantarkan yang sudah diproses untuk menurunkan
antigen ke KGB tempat respons imun toksisitasnya.
terjadi.
Besar molekul

Besar molekul penting dalam menentukan kemampuan menginduksi respons


imun. Molekul besar biasanya lebih imunogenik oleh karena memberikan
kesempatan menjadi lebih kompleks (lebih banyak epitop yang
beranekaragam). Molekul yang tidak dapat dipecah seperti partikel polistiren
atau asbestos tidak imunogenik oleh karena tidak dapat diproses oleh fagosit
Rute imunisasi

Subyek yang diimunisasi akan Sebagian besar Ag-RDT untuk COVID-19 menggunakan
mengeluarkan virus dalam tinja, yang metode imunodeteksi sandwich dengan format tes alur lateral
dapat disebarkan ke orang lain di yang mudah digunakan dan umum dipakai untuk tes HIV,
samping mengimunisasinya. Pemberian malaria, dan influenza. Ag-RDT biasanya terdiri dari kaset
intranasal menginduksi sistem imun plastik dengan rongga sampel dan penyangga dan strip
yang menyerupai pajanan alamiah matriks nitroselulosa dengan garis tes dengan antibodi terikat
terhadap patogen yang disebarkan untuk kompleks antigenantibodi terkonjugasi target dan garis
melalui udara dan dapat memberikan kontrol dengan antibodi terikat untuk antibodi terkonjugasi.
keuntungan oleh karena memberikan Dalam hal RDT SARS-CoV-2, analit targetnya seringkali
respons berupa produksi sIgA protein nukleokapsid virus tersebut yang berjumlah lebih
banyak. Biasanya, semua material yang diperlukan untuk
melakukan tes, termasuk material pengambilan sampel selain
penghitung waktu, disediakan di dalam alat yang dijual di
pasaran)
Sifat pejamu
Berbagai faktor mempengaruhi respons Faktor virus dan pejamu memiliki peran
terhadap imunisasi seperti faktor dalam infeksi SARS-Co. Efek sitopatik
endogen berupa usia, genetik, virus dan kemampuannya mengalahkan
kesehatan umum dan faktor eksogen respons imun menentukan keparahan
berupa infeksi intermiten, status gizi, infeksi. Disregulasi sistem imun kemudian
dan medikasi. Defisiensi vitamin A dapat berperan dalam kerusakan jaringan pada
mengurangi daya pertahanan pejamu. infeksi SARS-CoV-2. Respons imun yang
Untuk keberhasilan imunisasi, resipien tidak adekuat menyebabkan replikasi
harus ada dalam keadaan virus dan kerusakan jaringan. Di sisi lain,
imunokompeten. Mereka yang kurang respons imun yang berlebihan dapat
imunokompeten seperti ada infeksi, menyebabkan kerusakan jaringan.
defek herediter atau mendapat
pengobatan dengan obat
imunosupresif, tidak hanya
menunjukkan respons imun buruk,
tetapi juga menunjukkan risiko dari
bahan vaksin. Hal ini dapat terjadi bila
Dosis
Dosis antigen diharapkan tidak Sejalan dengan itu, sampai terapi yang
mengganggu respons imun. Jumlah lebih spesifik tersedia, masuk akal untuk
berlebihan atau dosis berulang akan mempertimbangkan antivirus
mengganggu respons imun. Hal berspektrum lebih luas yang
tersebut terutama terjadi terhadap menyediakan pilihan pengobatan untuk
polisakarida. dalam dosis yang rendah infeksi COVID-19 termasuk Lopinavir /
pada umunya antigen disingkirkan Ritonavir, Penghambat Neuraminidase,
cukup dengan respon imunitas bawaan peptida (EK1), penghambat sintesis RNA.
yang hanya melibatkan sel-sel fargosit Namun jelas, bahwa diperlukan lebih
seperti neutrophil maupun fagosit banyak penelitian untuk mengidentifikasi
profesional (sel APC) dan cukup hanya obat-obatan terapi kemoterapi baru untuk
pada tahap aktivitas makrofag untuk mengobati infeksi COVID-19
mengeliminasi keberadaan patogen.
Antigen sel T dependen
dan sel T independen
Kebanyakan antigen memerlukan
Pada umumnya pajanan antigen bersifat
bantuan sel T untuk menimbulkan
tergantung sel T TD=T dependent antigen yang
respons imun. Antigen dengan
akan mengaktifkan sel imunokompeten bila sel
komponen protein merupakan prototipe
ini mendapat bantuan sel Th T helper melalui zat
antigen yang T dependen (TD). Hal ini
yang akan dilepaskan Th aktif. Antigen TD
berarti bahwa sel B yang sebenarnya
adalah antigen yang kompleks seperti bakteri,
memproduksi Ig tidak akan mampu
virus, dan antigen yang bersifat hapten.
berfungsi tanpa bantuan sel T. Bantuan
Sedangkan antigen yang tidak memerlukan sel
tersebut berupa sitokin yang dilepas sel
T TI = T independent antigen untuk
T setelah kontak dengan antigen.
menghasilkan antibodi dengan cara langsung
Sebaliknya, polisakarida dan molekul
merangsang sel limfosit B misalnya antigen
lain dengan tempat determinan yang
yang strukturnya sederhana dan berulang–
terbatas, dapat merangsang sel B untuk
ulang, biasanya merupakan molekul besar dan
memproduksi Ig tanpa memerlukan
menghasilkan IgM, IgG2 dan sel memori yang
bantuan sel T, jadi T independen (TI)
lemah
Superantigen

Molekul superantigen merupkan


Analisis repertoar TCR pada pasien COVID-19
mitogen sel T yang sangat poten.
dewasa menunjukkan bahwa mereka dengan
Mungkin lebih tepat kalau disebut
penyakit hiperinflamasi parah menunjukkan
supermitogen karena dapat memacu
kemiringan TCR yang konsisten dengan aktivasi
mitosis sel CD4 tanpa bantuan dari
superantigen.Data ini menunjukkan bahwa
APC. Supermitogen diikat pada regio
SARS-CoV-2 S dapat bertindak sebagai
yang variabel dari rantai-β dari reseptor
superantigen untuk memicu perkembangan MIS-
sel T dan sekaligus diikat molekul MHC-
C serta badai sitokin pada pasien COVID-19
II. Ikatan silang (cross-linking) itu
dewasa, dengan implikasi penting untuk
merupakan sinyal kuat sekali untuk
pengembangan pendekatan terapeutik
mitosis oleh karena molekul tersebut
dapat bereaksi dengan berbagai rantai-
β dari reseptor sel T
Epitop

Imunogen dan antigen memiliki


 
gerombol unik dari golongan kimia yang
Selain memiliki tingkat kemiripan yang tinggi
berperan untuk merangsang sel B atau
dengan SARS-Cov2, ternyata SARS-Cov juga
T. Determinan antigenik tersebut
memiliki data epitope yang terbanyak. Hal ini
disebut epitop. Epitop terdiri atas 4-5
sangat mendukung untuk memprediksi epitope
asam amino dari protein atau
SARS-Cov2 dengan pemetaan sekuen pada
liposakarida dengan ukuran yang sama.
lokasi yang sama. Letak epitope pada masing-
Epitop adalah bagian antigen yang
masing protein SARS-Cov. Pemetaan epitope
dapat diikat antibodi. Epitop dapat linier
SARS-Cov pada SARS-Cov2 sebagai tahap
atau konformasional dan menentukan
awal pembuatan desain vaksin dapat
spesifisitas molekul antigen.
dipertimbangkan, karena adanya relasi yang
kuat antara karakter physicochemical SARS-
Cov dan SARS-Cov2.
Antigen heterofil

Antigen heterofil kadang diartikan


 Peningkatan respon imun bawaan tersebut
sinonim dengan antigen heterogenetik
akan mengurangi terjadinya penyakit sehingga
yang ditemukan secara luas di banyak
meningkatkan produktivitas. (Heterofil, sebagai
pohon filogenetik. Antigen tersebut
sel pertama yang bermigrasi ke tempat infeksi,
berperan pada reaksi silang. Antibodi
merupakan komponen selluler penting dari
terhadap suatu antigen dapat
respon imun bawaan karena dapat menjadi
menunjukkan reaksi terhadap antigen
penanda yang lebih efektif saat memilih unggas
lain yang tidak berhubungan. Hal itu
yang lebih tahan terhadap penyakit
dapat terjadi bila kedua antigen memiliki
epitop yang sama.
Multivalensi
Antigen multivalensi yaitu molekul
 Ulasan ini menyoroti tampilan ligan multivalen
antigen yang mengandung sejumlah
pada polimer linier, interaksi kompleks
epitop yang berbeda. Setiap molekul
parameter fisik dalam desain multivalen, dan
antibodi bereaksi dengan satu epitop.
kemampuan untuk mengarahkan respons imun
Pengembangan berkelanjutan dari
dengan mekanisme molekuler dan
nanomaterial multivalen telah
transportasi.Kedua mekanisme tersebut
memberikan peluang untuk kemajuan
dipengaruhi oleh tampilan ligan dan sifat fisik
imunoterapi antigen spesifik. Wawasan
material nano lainnya.
baru muncul ketika mempertimbangkan
latar belakang desain vaksin, yang telah
lama menggunakan presentasi antigen
multivalen untuk lebih terlibat dan
meningkatkan respons imunogenik.
Imunisasi Aktif

Dalam imunisasi aktif untuk mendapatkan proteksi dapat diberikan vaksin hidup/dilemahkan
atau yang dimatikan. Vaksin yang baik harus mudah diperoleh, murah, stabil dalam cuaca
ekstrim dan nonpatogenik. Efeknya harus tahan lama dan mudah direaktivasi dengan
suntikan booster antigen. Baik sel B maupun sel T diaktifkan oleh imunisasi. Keuntungan dari
pemberian vaksin hidup/dilemahkan ialah terjadinya replikasi mikroba sehingga menimbulkan
pajanan dengan dosis lebih besar dan respons imun di tempat infeksi alamiah. Vaksin yang
dilemahkan diproduksi dengan mengubah kondisi biakan mikroorganisme dan dapat
merupakan pembawa gen dari mikroorganisme lain yang sulit untuk dilemahkan.
Imunisasi Aktif

Masa pandemi COVID-19 yang telah menjangkiti sebagian besar negara pun hendaknya
tidak menyurutkan semangat tenaga kesehatan untuk tetap menggaungkan pentingnya
imunisasi dan melakukan langkah-langkah penting untuk memastikan setiap anak yang
merupakan kelompok rentan terlindungi dari penyakit-penyakit berbahaya dengan imunisasi.
Dalam masa pandemi COVID-19 ini, imunisasi tetap harus diupayakan lengkap sesuai jadwal
untuk melindungi anak dari PD3I. Pelayanan imunisasi pada masa pandemi COVID-19
dilaksanakan sesuai kebijakan pemerintah daerah setempat, berdasarkan analisis situasi
epidemiologi penyebaran COVID-19, cakupan imunisasi rutin, dan situasi epidemiologi PD3I.
Imunisasi Aktif

01
Respons primer dan
02  
Perbedaan respons
sekunder imun di berbagai
bagian tubuh
Respons primer dan sekunder

Kontak pertama dengan antigen Pemberian imunisasi setelah pengambilan


eksogen menimbulkan respons darah pre-imun hanya memberikan hasil
humoral primer yang ditandai peningkatan skor rata-rata dengan nilai
dengan sel plasma yang 2,5 pada bleeding kedua.Bahwa respon
memproduksi antibodi dan sel B imun primer mengakibatkan aktivasi pada
memori. Respons primer ditandai sel B sedangkan respon imun sekunder
dengan lag phase yang diperlukan menstimulasi peningkatan jumlah sel B
sel naif untuk menjalani seleksi klon, memori. Oleh karena itu respon imun
ekspansi klon dan diferensiasi sekunder memiliki kandungan antibodi
menjadi sel memori dan sel plasma. yang diproduksi lebih tinggi daripada
Kemampuan untuk memberikan respon imun primer.
respons humoral sekunder
tergantung dari adanya sel B memori
dan sel T memori. Aktivitasi kedua
sel memo
Perbedaan respons imun di berbagai bagian tubuh

Ada perbedaan kadar antibodi dalam intra dan


ekstra-vaskuler. sIgA diproduksi setempat di IgG dan IgM dapat ditemukan dalam
lamina propria di bawah memberan mukosa sekresi setempat. Hal ini berarti bahwa Ig
saluran napas dan cerna yang sering serum dapat pula berperan pada imunitas
merupakan tempat kuman masuk. sIgA ekstravaskuler. IgG dan IgM telah
merupakan Ig utama dalam sekresi hidung, ditemukan pula dalam eksudat. Antibodi
bronkus, intestinal, saluran kemih,saliva, dalam cairan serebrospinal dibentuk di
kolostrum, dan empedu. Pemberian vaksin jaringan susunan saraf pusat oleh
polio oral (Sabin) memacu produksi antipolio rangsangan infeksi. Mekanisme yang
(sIgA) dan ditemukan di dalam sekresi nasal menimbulkan perbedaan-perbedaan
dan duodenum, sedang pemberian vaksin mati kadar Ig di berbagai tempat di tubuh
parenteral (Salk) tidak. Jelas bahwa sIgA belum dapat diterangkan
memberikan keuntungan dan dapat mencegah
virus di tempat rusak masuk tubuh. Sintesis
antibodi sekretori lokal terbatas pada lokasi-
lokasi anatomis tertentu yang dirangsang
langsung melalui kontak dengan antigen
KESIMPULAN
 Antigen adalah substansi yang dapat di kenali dan di ikat dengan baik
oleh sistem imun. Antigen dapat berasal dari organisme (bakteri, virus,
jamur, dan parasit) atau molekul asing bagi tubuh.

 Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem


pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi
pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan
infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
KESIMPULAN
 Imunogenitas adalah kemampuan suatu substansi (seperti antigen atau
epitop) dalam memicu respons imun dari tubuh manusia atau hewan
lainnya. Dalam kata lain, imunogenisitas adalah kemampuan untuk
memicu respons imun humoral dan/atau dimediasi sel.

 Dalam imunisasi aktif untuk mendapatkan proteksi dapat diberikan


vaksin hidup/dilemahkan atau yang dimatikan. Vaksin yang baik harus
mudah diperoleh, murah, stabil dalam cuaca ekstrim dan nonpatogenik.
Efeknya harus tahan lama dan mudah direaktivasi dengan suntikan
booster antigen. Baik sel B maupun sel T diaktifkan oleh imunisasi. hal
yang berbahaya untuk subyek imunokompromais.
OM SHANTI, SHANTI,
SHANTI OM

Anda mungkin juga menyukai