UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
BIOTEKNOLOGI MODERN
INTERFERON
Mata Kuliah Bioteknologi
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Supartono, M.S. dan Dr. Nanik Wijayati, M.Si.
Oleh
Widi Widayat
0402514025
BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Manusia terus menerus berkontak dengan agen eksternal yang dapat
TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian interferon
2. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari interferon
3. Untuk mengetahui fungsi dari interferon
III.
1.
2.
3.
4.
RUMUSAN MASALAH
Apakah pengertian dari interferon ?
Bagaimanakah mekanisme kerja dari interferon ?
Apa saja manfaat interferon ?
Apa saja efek samping dari interferon ?
BAB II
PEMBAHASAN
I.
DEFENISI INTERFERON
Interferon adalah protein yang diproduksi secara alami oleh sel di dalam tubuh
untuk melindungi tubuh dari serangan berbagai penyakit, contohnya pada sel-sel
darah putih, sel-sel pembunuh alami, fibroblast-fibroblast, dan sel-sel epithelial.
Salah satu dari kelompok protein antivirus diproduksi oleh hewan, termasuk manusia,
sebagai respon terhadap infeksi oleh virus. Zat antivirus aktif bukan interferons
sendiri,
tetapi
protein
yang
menyebabkan
sel
interferon
lain
untuk
menghasilkan. Beberapa dari protein ini telah diidentifikasi, namun cara operasi
mereka belum dipahami dengan baik.
Jelas, bagaimanapun, bahwa interferon berperan dalam pertahanan tubuh
terhadap virus yang paling penting, dan bahwa mereka membantu melawan bakteri
dan penyakit-agen penyebab.
Interferon diproduksi oleh tubuh bila mendapat serangan dari berbagai agen
penyakit. Namun, umumnya jumlah yang diproduksi tidak mencukupi untuk
melawan agen penyakit yang berkembang biak sangat cepat. Karena itu, suplai
interferon dari luar diperlukan. Karena itu interferon kemudian dijadikan sebagai
jenis terapi yang termasuk ke dalam jenis imunoterapi (immunotherapy). Inilah yang
menjadi ide awal penggunaan interferon sebagai obat.
Imunoterapi menjadikan sistem imun tubuh sebagai targetnya. Karena sistem
imun ini berhubungan dengan hampir semua penyakit, imunoterapi bisa diaplikasikan
untuk semua jenis penyakit. Dengan demikian, interferon bisa digunakan sebagai
multidrug untuk terapi berbagai penyakit.
Interferon awalnya dikembangkan untuk terapi kanker. Tapi, saat ini, selain
untuk terapi kanker, interferon digunakan untuk terapi berbagai penyakit, termasuk
hepatitis B dan hepatitis C. Untuk beberapa penyakit yang belum ditemukan obatnya,
interferon juga menjadi alternatif utama walaupun tingkat penyembuhannya tidak
begitu tinggi. Untuk terapi hepatitis , misalnya, efektivitasnya tidak lebih dari 30
persen.
molekul anti-viral.
Interferon- dihasilkan oleh fibroblas dan dapat bekerja pada hampir semua
II.
bekerja pada reseptor yang sama. IFN biasanya diinduksi oleh infeksi virus. IFN-
merupakan IFN tipe II yang tidak tahan asam dan bekerja pada reseptor yang
berbeda. IFN- biasanya dihasilkan oleh limfosit T.
Setelah berikatan dengan reseptor selular spesifik, IFN mengaktivasi jalur
transduksi sinyal JAK-STAT, menyebabkan translokasi inti kompleks protein seluler
yang berikatan dengan interferon-specific response element. Ekspresi aktivasi
transduksi sinyal ini adalah sintesis lebih dari dua lusin protein yang berefek
antivirus. Efek antivirus melalui hambatan penetrasi virus, sintesis mRNA virus,
translasi protein virus dan/atau assembly dan pelepasan virus. Virus dapat dihambat
oleh IFN pada beberapa tahap, dan tahapan hambatannya berbeda pada tiap virus.
Namun beberapa virus juga dapat melawan efek IFN dengan cara menghambat kerja
protein tertentu yang diinduksi oleh IFN. Salah satunya adalah resistensi HCV
terhadap IFN yang disebabkan oleh hambatan aktivitas protein kinase oleh HCV.
interferon.
(Roferon-A)
disetujui
FDA
untuk
Myelogenous kronis.
Interferon alfa-2b telah disetujui untuk pengobatan Sarkoma (tumor
yang timbul dari jaringan ikat), hepatitis C kronik, dan hepatitis
B kronik.
Interferon beta-1b (Betaseron) dan interferon beta-1a (Avonex)
disetujui untuk pengobatan multiple sclerosis (peradangan pada otak
dan sumsum tulang belakang).
IV.
EFEK SAMPING
Masalahnya walaupun interferon berfungsi ganda, yaitu melindungi tubuh dari
serangan penyakit dan sekaligus membunuh agen penyebab penyakit, obat ini masih
mempunyai beberapa kelemahan. Pertama adalah adanya efek samping. Penggunaan
interferon akan menimbulkan efek samping berupa gejala demam, termasuk panas
dan sakit kepala.
Penggunaan interferon dalam waktu yang lama akan menyebabkan turunnya
daya lihat dan bahkan rontoknya rambut. Kelemahan kedua adalah masa terapi lama
bahkan sampai lebih dari satu tahun. Ini akan menyusahkan pasien karena konsumsi
interferon biasanya melalui infus.
Pemberian interferon dapat memberikan efek samping yang mirip dengan
gejala-gejala flu, seperti demam, menggigil, sakit kepala, sakit-sakit dan nyeri-nyeri
otot, malaise. Efek ini dapat terjadi pada pemberian semua jenis interferon. Gejalagejala ini bervariasi dari ringan sampai parah dan terjadi pada sampai setengah dari
senua pasien-pasien.
Efek samping lain yang mungkin terjadi dengan semua interferon-interferon
dan yang mugkin disebabkan oleh dosis-dosis yang lebih tinggi adalah:
Kelelahan,diare,mual,muntah,nyeri perut,sakit-sakit persendian,nyeri tulang
belakang, dan dizziness. Anorexia, congestion, denyut jantung yang meningkat,
kebingungan, jumlah sel darah putih yang rendah, jumlah platelet yang rendah
(thrombocytopenia), jumlah sel darah merah yang rendah, dan peningkatan pada
enzim-enzim hati, peningkatan pada triglycerides, ruam-ruam kulit, rambut rontok
yang ringan atau penipisan rambut, pembengkakan (edema), batuk, atau kesulitan
bernapas telah dilaporkan. Reaksi-reaksi alergi dan anaphylactik mungkin juga
terjadi.
V.
TERAPI INTERFERON
Interferon- dan - telah digunakan untuk penyembuhan berbagai infeksi
virus, salah satunya adalah beberapa hepatitis C dan B tertentu yang bersifat kronis
serta akut dapat menggunakan interferon-. Sementara itu, interferon- yang berperan
dalam aktivasi makrofag, digunakan dalam penyembuhan kusta lepromatosa,
toksoplasmosis, dan leisymaniasis. Efek anti-proliferasi yang dimiliki interferon juga
menyebabkan senyawa ini dapat digunakan untuk mengatasi tumor seperti melanoma
dan Sarkoma Kaposi.
Terapi interferon digunakan sebagai pengobatan untuk kanker. Pengobatan ini
paling efektif untuk mengobati keganasan hematologi, leukemia dan limfoma
termasuk leukemia sel berbulu, leukemia myeloid kronis, limfoma nodular, kulit Tlimfoma sel. Pasien dengan melanoma berulang menerima rekombinan IFN-2b.
Tipe I IFNs memiliki potensi terapi untuk pengobatan berbagai macam leukemia dan
tumor padat karena efek antiproliferatif dan apoptosis mereka, mereka antiangiogenik. efek dan kemampuan mereka untuk memodulasi respon imun spesifik
mengaktifkan sel dendritik, sel T dan sel NK cytolytic. Penelitian di daerah ini
menerima penyelidikan intensif
Penggunaan interferon pengobatan memang dibatasi karena adanya efek
samping berupa demam, malaise, kelelahan, dan nyeri otot. Selain itu, interferon juga
bersifat toksik atau beracun terhadap hati, ginjal, sumsum tulang, dan jantung.
BAB III
SIMPULAN
Interferon adalah keluarga dari protein-protein yang terjadi secara alami yang
dibuat dan dikeluarkan oleh sel-sel sistem imun (contohnya, sel-sel darah putih, selsel pembunuh alami, fibroblast-fibroblast, dan sel-sel epithelial). Terdapat tiga
kelompok interferon yang telah diidentifikasi: alpha,beta,gamma.
Setiap kelompok mempunyai banyak efek, meskipun efek-efeknya saling
tumpang tindih. Interferon-interferon yang tersedia secara komersial adalah interferon
manusia yang dibuat menggunakan teknologi recombinant DNA. Mekanisme aksi
dari interferon adalah sangat kompleks dan belum dimengerti dengan baik.
Interferon-interferon memodulasi respon sistem imun pada virus-virus, bakteribakteri, kanker, dan senyawa-senyawa asing lain yang menyerang tubuh.