“OBAT ASMA”
Disusun oleh :
BANJARMASIN
2017
1. PREDNISON
Tepat Dosis, Tepat : Cara pemberian diberikan saat perut kosong, 1 jam
cara dan lama sebelum makan.
pemberian
a. Dosis Umum
Dosis Oral : 0,1-0,5 mg/kgBB (dewasa 4-8mg)
per 6-8 jam. Anak 2-6 tahun: 0,1-0,2 mg / kg /
dosis 3 kali / hari (maksimum: 12 mg / hari),
Anak 6-12 tahun: 2 mg / dosis 3-4 kali / hari
(maksimal 24 mg / hari), Anak-anak> 12 tahun:
2-4 mg / dosis 3-4 kali / hari (maksimum: 32
mg / hari).
Dosis IV : 0,3-0,6 mg/kgBB/jam selama 1 jam,
lalu dilanjutkan 0,06-0,12 mg/kgBB/jam
Dosis IM/SC : 10-20 mcg/kgBB per 3-6 jam
Dosis Aerosol (sediaan 100 mcg/puff) : 1-2
puff (Dewasa 2 puff) per 4-6 jam
Dosis Nebulizer : 2,5-5 mg per kali nebulisasi
(diencerkan dengan 2,5-5 ml normal saline) per
6-8 jam
Dosis Rotacaps + rotahaler : 200-400 mcg per
6-8 jam
b. Pencegahan Bronkospasme sebelum aktivitas
berat : Aerosol 1-2 puff, 15 menit sebelum
aktivitas
c. Dosis Reliver saat serangan asma
Nebulizer : 2,5-5 mg per nebulisasi per 20
menit sebanyak 3 kali, dilanjutkan 2,5-10 mg
setiap 1-4 jam jika perlu, atau 10-15 mg/jam
dengan nebulisasi kontinue.
Aerosol : 4-8 puff per 20 menit
3. AMBROXOL
Golongan : Mukolitik
Tepat cara dan : Obat ini diminum sesudah makan atau pada saat
lama pemberian perut terisi dan disesuaikan dengan berat badan, di
minum dengan jeda waktu selama 6-12 jam. Kerja
obat ambroxol berkhasiat merangsang pengeluaran
sekret pada batuk berdahak dan bekerja dengan cara
mengencerkan sekret saluran pernafasan dengan jalan
memecah benang-benang mukoprotein dan
mukopolisakarida dari sputum. Agen mukolitik
berfungsi dengan cara mengubah viskositas sputum
melalui aksi kimia langsung pada ikatan komponen
mukoprotein. Agen mukolitik yang terdapat di
pasaran adalah bromheksin, ambroksol, dan
asetilsistein. Meskipun banyak digunakan, obat ini
bukanlah terapi utama pada asma melainkan terapi
tambahan untuk mengurangi batuk yang merupakan
salah satu gejala asma yang muncul. Obat ambroxol
dapat di gunakan selama 14 hari untuk pengobatan
awal dan jika di gunakannya lebih lama dari pada 14
hari dosis dapat di turunkan menjadi setengah sendok
takar.
Golongan : Glukokortikoid
Tepat Cara dan : Untuk keadaan yang darurat diberikan intra vena atau
Lama Pemberian intra muskular.
5. AMINOFILLIN
Dosis maintenance :
Dewasa non perokok 0,4 -0,5 mg/KgBB/jam,
Dewasa peorokok 0,7 – 0,8 mg/KgBB/jam
Tepat Cara dan : Sediaan oral : diberikan saat perut kosong (sebelum
Lama Pemberian makan).
Efek Samping Obat : Mual, muntah, nyeri perut, diare, sakit kepala,
insomnia, pusing, cemas, thremor,kalpitasi, aritmia,
takikardi, hipotensi, alergi, hiperglikemia.
6. TEOFILLIN
Golongan : Metilsantin
Tepat Penderita : Jangan diberikan untuk pasien dengan riwayat alergi
derivate xanthine, ulkus peptic aktif.
7. FORMOTEROL
DEWASA :
- larutan untuk inhalasi : 20mcg / 2Ml
- Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) :
Diindikasikan untuk pengobatan
pemeliharaan bronkokonstriksi jangka
panjang pada pasien dengan COPD,
Perforomist: 20 mcg dihirup via nebulizer
q12hr
Efek Samping Obat : Palpitasi, sakit kepala, tremor, kandidiasis oral, iritasi
tenggorokan yang bersifat ringan, batuk, suara serak.
8. IPRATROPIUM BROMIDE
Golongan : Antikolinergik
DEWASA :
Penyakit Paru Obstruktif Kronik : Perawatan
perawatan bronkospasme, termasuk bronkitis kronis
dan emfisema
Inhaler: 2 actuations (34 mcg) q6hr, kemudian
tambahan actuations PRN; tidak melebihi 12 aktuaris
/ hari (408 mcg / hari)
Nebulizer: 2,5 mL (500 mcg) q6-8hr
ANAK :
Eksaserbasi Asma Akut (Off-label) :
Pedoman asma NIH
- <5 tahun (inhaler): 2 inhalasi q20min selama
1 jam jika perlu
- 5-12 tahun (inhaler): 4-8 aktuasi q20 menit
PRN sampai 3 jam
- ≥12 tahun (inhaler): 8 aktuasi q20 min PRN
sampai 3 jam
- <5 tahun (nebulizer): 0,25 mg (0,250 mcg)
q20min selama 1 jam jika perlu
- 5-12 tahun (nebulizer): 250-500 mcg q20 min
untuk 3 dosis, lalu PRN
- ≥ 12 tahun (nebulizer): 500 mcg q20 min
untuk 3 dosis, lalu PRN
Tepat Cara dan : - Hindari kontak dengan mata.
Lama Pemberian - Saat menghirupnya, sebaiknya mata
dipejamkan. Jangan sampai uapnya terkena
mata sebab bisa menyebabkan iritasi dan
gangguan penglihatan.
- Selesai menghirup obat ini, berkumurlah
dengan air untuk menghilangkan sisa obat di
mulut agar terhindar dari efek samping mulut
dan tenggorok kering.
Efek Samping Obat : Pasien motilitas saluran cerna, mulut kering, sakit
kepala, takikardi, palpitasi, takikardi
supraventrikular, fibrilasi atrial, gangguan akomodasi
mata, mual, retensi urin, batuk, iritasi lokal,
bronkospasme yang diinduksi oleh inhalasi, reaksi
alergi.
9. TERBUTALINE
Tepat Dosis : PO
Dewasa :
- Inisiasi 2,5 mg tiga / empat kali sehari
- Pemeliharaan: 5 mg tiga kali sehari
- sementara pasien sudah bangun; kurangi dosis
sampai 2,5 mg q6hr
- Tidak melebihi 15 mg / hari
Anak :
- <12 tahun: 0,05 mg / kg tiga kali sehari pada
awalnya; meningkatkan PRN, tidak melebihi 5
mg / hari
- 12-15 tahun: 2,5 mg PO q6hr 3 kali sehari; tidak
melebihi 7,5 mg / hari
- 15 tahun: 5 mg / dosis PO q8hr tiga kali sehari;
kurangi dosis sampai 2,5 mg q6hr; tidak
melebihi 15 mg / 24 jam
SC
Dewasa :
0,25 mg q15-30 min x 3 dosis PRN pada deltoid
lateral Tidak melebihi 0,5 mg / 4 jam
Anak :
- <12 tahun: 0,005-0,01 mg / kg (tidak lebih dari
0,4 mg) q15-20min x 3; KEMUDIAN q2-6hour
PRN
- >12 tahun: 0,25 mg q15-30min x 3 dosis PRN
pada deltoid lateral; tidak melebihi 0,5 mg / 4
jam
Tepat Cara dan : - Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara
Lama Pemberian satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan
untuk mengonsumsi tablet dan sirop atau
menggunakan inhaler terbutaline pada jam
yang sama tiap hari untuk memaksimalisasi
efeknya.
- Bagi pasien yang lupa mengonsumsi atau
menggunakan terbutaline, disarankan segera
melakukannya begitu teringat jika jadwal
dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan
menggandakan dosis terbutaline pada jadwal
berikutnya untuk mengganti dosis yang
terlewat.
- Khusus penderita asma yang menggunakan
inhaler terbutaline, bawa selalu obat tersebut
ke mana pun mengingat reaksinya yang cepat
dalam meredakan gejala asma, serta efeknya
yang dapat bertahan selama beberapa jam.
Apabila sewaktu-waktu inhaler terbutaline
tidak berhasil mengatasi gejala asma yang
kambuh, segera temui dokter.
- Inhaler terbutaline bisa dikombinasikan
dengan inhaler lainnya. Pada hal seperti ini,
dokter umumnya akan menyuruh pasien
menggunakan inhaler terbutaline terlebih
dahulu. Setelah beberapa menit berselang,
barulah inhaler lainnya bisa digunakan.
Apabila dokter meresepkan inhaler pencegah
dari golongan steroid bersamaan dengan
inhaler terbutaline, inhaler pencegah tersebut
harus terus digunakan secara rutin hingga
batas waktu yang ditentukan dokter.
- Pengobatan dengan terbutaline harus
ditunjang dengan gaya hidup sehat, salah
satunya adalah dengan tidak merokok. Tidak
hanya menyebabkan iritasi pada paru-paru,
rokok juga dapat menyebabkan kondisi
menjadi memburuk dan memicu kerusakan
pada paru-paru.
Ali Rahman Hakim, dkk. 2010. Kimia Farmasi Analisa II Salbutamol. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat.
Banjarbaru.
Indri Savitri Idrus, dkk. 2012. Jurnal Perbandingan Efek Salbutamol dengan
Salbutamol yang Diencerkan dengan NaCl ,9% pada Pasien Dewasa dengan
Asma Akut Sedang di RS Persahabatan. Vol.32. No.3. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta.
Rahmi Yosmar, Meri Andani, Helmi Arifin. Kajian Regimen Dosis Penggunaan
Obat Asma pada Pasien Pediatri Rawat Inap di Bangsal Anak RSUP. Dr. M.
Djamil Padang. Padang : Fakultas Farmasi Universitas Andalas.