TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Mood stabilizers adalah obat mampu mengobati dan menstabilkan mood
pasien dari atas sehingga bisa mencegah mania sedangkan pada keadaan depresi,
mood stabilizers mampu menstabilisasi mood dari bawah keatas atau dengan kata
lain mencegah mood yang depresi.
2
3
Lithium karbonat adalah jenis garam lithium yang paling sering digunakan
untuk mengatasi gangguan bipolar, menyusul kemudian lithium sitrat. Sejak
disahkan oleh Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 1970 untuk
mengatasi mania akut, lithium masih efektif dalam menstabilkan mood
pasien dengan gangguan bipolar. Efek samping yang ditimbulkan dari
penggunaan lithium hampir serupa dengan efek mengonsumsi banyak garam,
yakni tekanan darah tinggi, retensi air, dan konstipasi. Oleh karena itu, selama
penggunan obat ini harus dilakukan tes darah secara teratur untuk menentukan
kadar lithium mengingat dosis terapeutik lithium berdekatan dengan dosis
toksik. Bagaimana kerja lithium sebenarnya dalam mengatasi mania belum
diketahui secara pasti, diduga ion lithium menimbulkan efek menstabilkan
mood dengan menghambat inositol monophosphatase (IMPase) dengan
subsitusi satu dari dua ion magnesium pada sisi aktif IMPase. IMPase
merupakan enzim yang diyakini sebagai penyebab beberapa gangguan bipolar.
1. Indikasi
Mengatasi episode mania. Gejala hilang dalam jangka waktu 1-3 minggu
setelah minum obat. Lithium juga digunakan untuk mencegah atau mengurangi
intensitas serangan ulang pasien bipolar dengan riwayat mania.
4
2. Dosis
Dosis lithium tergantung pada kebutuhan medis pasien, umur, berat badan
dan fungsi ginjal. Dosis dari lithium berkisar antara 600-2400 mg per hari,
meskipun sebagian besar pasien akan stabil pada 600-1200 mg per hari. Untuk
tablet atau kapsul immediate release biasa diberikan 3 dan 4 kali sehari.
Sedangkan tablet controlled release diberikan dua kali sehari, interval 12 jam.
Pemberian dosis lithium harus dilakukan hati-hati dan individual, yakni
berdasarkan kadar dalam serum dan respon klinis.
3. Efek Samping
Efek samping lithium seperti tremor, diare, nausea, dan sering kencing,
bergantung pada dosis yang dikonsumsi. Pada kadar lithium darah yang tinggi (>2
mg), pasien akan mengalami ataksia, kebingungan, bahkan koma. Beberapa
5
pasien dapat mencapai kadar lithium darah normal (sekitar 1 mg) dengan
mengkonsumsi dua pil perhari sementara pada pasien lainnya perlu dua belas pil
per hari. Jika kita dapat mengukur kadar obat dalam darah pada semua jenis obat
serupa, kemungkinan kita dapat menemukan perbedaan individual. Ini dapat
menjelaskan mengapa beberapa pasien skizofrenia menunjukkan
perbaikan dengan pemberian 200 mg klorpromazin per hari sementara yang
lainnya memerlukan 2000 mg per hari.
Gejala intoksikasi (kadar serum lithium > 1,5 mEq/L) dapat berupa :
4. Interaksi obat
Lithium sebaiknya tidak diberikan pada pasien jantung dan ginjal. Tapi
jika kondisi psikiatri pasien mengancam jiwa dan pasien tidak berespon dengan
obat lain, maka lithium bisa diberikan dengan pengawasan yang sangat ketat.
Pemeriksaan kadar lithium serum dilakukan tiap hari dan kemudian dilakukan
pengaturan dosis. Lithium sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil karena
diduga bisa mendatangkan efek merugikan bagi janin. Lithium juga disekresikan
7
melalui air susu ibu, sehingga tidak dianjurkan diberikan pada wanita yang
menyusui. Penggunaan lithium pada anak usia dibawah 12 tahun sebaiknya tidak
dilakukan mengingat data keamanan dan keefektifan dari obat ini pada populasi
ini belum ada. Pemberian lithium pada orang tua harus dilakukan perngaturan
dosis.
2.2.2 KARBAMAZEPIN
1. Indikasi
- Epilepsi
- Gangguan depresif
8
2. Dosis
Karbamazepin biasanya dimulai dengan dosis 200-400 mg per hari dalam 3 atau 4
dosis dan ditingkatkan menjadi 800-1000 mg per hari pada akhir minggu pertama
pengobatan. Bila kemajuan terapi tidak tercapai pada akhir minggu ke-2
pengobatan dan pasien tidak mempunyai efek intoleransi obat maka dosis
karbamazepin dapat ditingkatkan sampai 1600 mg per hari.4 Dosis Anjuran untuk
karbamazepin adalah 400-600 mg per hari 2-3 kali pemberian.
3. Efek Samping
Lebih jelas lagi efek samping penggunaan karbamazepin dapat dilihat pada table
berikut :
9
4. Interaksi Obat
Obat ini secara kimia dibentuk oleh gabungan antara natrium valproat dan
asam valproat dengan perbandingan 1 : 1. Pertama kali ditemukan pada tahun
1963 mempunyai efek sebagai antikonvulsan dan pada tahun 1978 diperbolehkan
digunakan di Amerika Serikat. Melalui penelitian yang dlakukan pada tahun 1995
ditemukan bahwa natrium divalproex juga efektif sebagai antimania.
1. Indikasi
2. Dosis
Sedian natrium divalproex tersedia dalam tablet 125 mg, 250 mg, 500 mg,
bentuk kapsul 125 mg dan bentuk sirup 250 mg per 5 ml. Untuk penanganan
mania, terapi diawali dengan dosis harian 750 mg. pada beberapa pasien dosis
harus ditingkatkan sampai 1000 mg per hari.
3. Efek Samping
4. Interaksi Obat
2.2.4. HALOPERIDOL
1. Indikasi
2. Dosis
Sedian haloperidol terdapat dalam bentuk tablet : 0,5 mg, 1,5 mg dan 5
mg, serta dalam bentuk likuor (injeksi) : 2 mg/ml dan 5 mg/ml. Besarnya dosis
tergantung kepada umur, keadaan fisik dan derajat kehebatan gejalanya.
- Dosis awal bila gejala sedang : 0,5 mg 2 mg pemberian 2-3 kali per hari.
- Dosis awal bila gejala berat : 3 mg 5 mg pemberian 2-3 kali per hari.
Untuk anak 3 -12 tahun : 0,05 mg 0,15 mg per KgBB per hari terbagi dalam
3. Efek samping
4. Interaksi Obat
Valproat (depakene) juga disebut asam valproat karena obat ini dengan
cepat diubah menjadi bentuk asam di dalam lambung. Pertama kali diperkenalkan
sebagai obat anti epileptik yang efektif di tahun 1963. Di samping itu valproat dan
karbamazepin telah terbukti efektif dalam terapi gangguan bipolar.
Pemberian valproat per oral cepat diabsorsi dan kadar maksimal serum
tercapai setelah 1 sampai 3 jam. Dengan masa paruh 8-10 jam kadar dalam darah
stabil setelah 48 jam terapi.. Dari suatu uji klinik terkendali, dosis valproat 1200
mg sehari, hanya menyebabkan kantuk, ataksia, dan mual selintas. Terlalu dini
untuk mengatakan bahwa obat ini aman untuk digunakan karena penggunaannya
masih terbatas.8 Sebelum penggunaan asam valproat dianjurkan untuk
melakukan uji darah komplit dan pemeriksaan faal hepar.
1. Indikasi
- Epilepsi
- Gangguan bipolar
- Gangguan skizoafektif
16
2. Dosis
Asam valproat tersedia dalam bentuk kapsul 250 mg dan bentuk sirup 250
per 5 ml. Dosis hari pertama adalah 250 mg diberikan bersama makanan. Dosis
dapat dinaikkan sampai 250 mg per oral 3 kali per hari selama 3 sampai 6 hari.
Kadar plasma teraputik untuk mengendalikan kejang adalah 50 dan 100 mg per ml
bila obat ditoleransi dengan baik. Dosis anak yang disarankan berkisar antara 20-
30 mg per KgBB per hari.
Toksisitas asam valproat berupa gangguan saluran cerna, sistem saraf, hati,
ruam kulit dan allopesia. Gangguan saluran cerna berupa anoreksia, mual
dan muntah terjadi pada 16% kasus. Efek terhadap sistem saraf pusat berupa
kantuk, ataksia, dan tremor, menghilang dengan penurunan dosis. Gangguan
pada hati berupa peninggian aktivitas enzim-enzim hati, dan sesekali terjadi
nekrosis hati yang sering berakibat fatal. Kira-kira 60 kasus kematian telah
dilaporkan akibat penggunaan obat ini. Efek samping pada penggunaan asam
valproat dapat dilihat lebih rinci pada tabel berikut :
4. Interaksi Obat
Jika yang menonjol gejala negatif, yang tumpang tindih dengan gejala
depresi pada bipolar, maka dapat diberikan first line terapi dengan kombinasi
quetiapin/ Olanzapin dengan SRRI dan jika tidak berespon optimal bisa diberikan
kombinasi.