Anda di halaman 1dari 382

PAKET TO PART 1

1.Pria usia 29 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan hampir


seluruh badannya kemerahan, bersisik tebal dan gatal. Pasien
mengatakan kemerahan tiba-tiba dan semakin membesar. Pada
pemeriksaan ditemukan makula eritem berbatas tegas dan
terdapat skuama tebal. Pemeriksaan Auspitz sign (+). Diagnosa
pasien tersebut adalah ?
A. Dermatofitosis
B. Sifilis stadium II
C. Dermatitis seboroik
D. Pitiriasis Rosea
E. Psoriasis
Jawaban : E

• Psoriasis ialah satu penyakit kulit termasuk di dalam kelompok dermatosis


eritroskuamosa yang penyebabnya autoimun bersifat kronik dan residif,
ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan
skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan; disertai fenomen tetesan
lilin, Auspitz dan Kobner.
• Tanda Auspitz adalah skuama ini di
kupas lapis demi lapis, pada lapisan
yang terbawah tampak kulit
berwarna merah dan terlihat bintik-
bintik darah yang disebabkan oleh
papilomatosis.
a. Dermatofitosis.
Eritema dapat terjadi hanya di pinggir, hingga menyerupai dermatofitosis.
Perbedaanya ialah keluhan pada dermatofitosis gatal sekali dan pada sediaan
langsung ditemukan jamur.

b. Sifilis psoriasiformis (Lues stadium II).


Menunjukkan lesi berupa skuama berwarna coklat sampai tembaga. Skuama
tidak berlapi-lapis dan tidak terasa gatal. Selalu disertai demam pada malam
hari (dolores nocturnal). Penyakit tersebut sekarang jarang terdapat,
perbedaannya pada sifilis terdapat sanggama tersangka (coitus suspectus),
pembesaran kelenjar getah bening menyeluruh, dan tes serologik untuk sifilis
(T.S.S) positif.
c. Dermatitis seboroik
Berbeda dengan psoriasis karena lesi yang timbul adalah makula eritematous
dengan skuamanya berminyak dan kekuning-kuningan dan bertempat
predileksi pada tempat yang seboroik, yaitu daerah ketiak, dada, pubis, antara
skapula, dan kulit kepala yang berambut. Selain itu, penderita selalu
mengeluh rasa gatal, terutama apabila banyak berkeringat, sedangkan pada
psioriasis tidak selalu ada keluhan gatal.

d. Ptiriasis rosea
Biasanya memberikan gambaran klinik berupa makula eritematus dengan
bentuk lonjong atau bundar dengan garis diagonal terpanjang sesuai dengan
garis-garis lipatan kulit. Di atas makula eritem ini ditemukan skuama halus
dan sekitar makula didapati papula-papula milier. Penderita sering mengeluh
rasa gatal.
2. Pasien anak berumur 4 tahun diantar orangtuanya ke
puskesmas dengan keluhan adanya keropeng berwarna
kekuningan seperti madu di sekitar mulut. Awalnya terdapat
bintik-bintik berisi air lalu pecah sehingga cairannya mengering.
Pada pemeriksaan terdapat makula eritematosa, vesikel dan
keropeng berwarna kuning seperti madu. Apa kuman etiologi pada
penyakit tersebut?
A. Staphylococcus Aureus
B. Staphylococcus epidermidis
C. Corynebacterium
D. Pseudomonas
E. Mycobacterium
Jawaban : A

Impetigo Krustosa
Kelainan kulit diawali oleh kemerahan mendatar pada kulit yang
dengan cepat berubah menjadi benjolan seperti jerawat yang berisi
cairan atau nanah berukuran kurang lebih 2 cm. Benjolan kecil ini
dapat pecah, mengeluarkan isi nanah atau cairan, kemudian
mengering dan meninggalkan keropeng tebal berwarna kuning seperti
madu. Jika keropeng ini dikelupas, terdapat luka dangkal yang merah
dan basah di bawahnya.
Impetigo jenis ini ditandai dengan keropeng, sebagian
besar terdapat pada anak usia 2-5 tahun, karena sistem
imun anak yang belum berkembang sempurna.
Impetigo krustosa merupakan infeksi kulit bakteri yang
paling sering dijumpai pada anak, terutama anak yang
tinggal di iklim panas dan lembab. Penyebab impetigo
krustosa adalah bakteri Staphylococcus aureus,
Streptococcus beta hemolytic grup A, atau kombinasi
keduanya. Sebagian besar infeksi diawali oleh infeksi
Streptococcus, namun seiring waktu akan digantikan
oleh Staphylococcus.
3. Pasien laki-laki usia 45 tahun datang ke dokter karena nyeri dan
bengkak di kaki sejak 3 hari yang lalu. Disertai kemerahan pada
kulit dan terasa panas. Pasien awalnya merasa lemas lalu demam
dan sakit kepala. 1 minggu sebelumnya pasien pernah terluka
pada kaki. Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan macula
eritematousa berbentuk plakat, berbatas tegas, nyeri tekan dan
edema. Apakah diagnosa pasien tersebut?
A. Urtikaria
B. Furunkulosis
C. Erisipelas
D. Eritrasma
E. Lepra
Jawaban : C

• Erisipelas adalah peradangan akut pada kulit yang merupakan bentuk khas
selulitis superfisialis. Pasien datang ke dokter karena kemerahan pada kulit,
terasa panas, sakit dan bengkak. Diawali gejala prodromal berupa malaise
dan mialgia. Keluhan mereda di tengah malam dan seketika itu lesi menjalar
ke perifer. Penderita sering menggigil dan demam tinggi, sakit kepala,
atralgia, mialgia, nausea, muntah dan lemah.
• Tempat lesi tergantung pada pintu masuk kuman
streptokokus, yang dapat berupa luka bedah,
umbilicus pada neonatus, atau semua kerusakan
kulit lainnya. Wajah dan ekstremitas inferior
merupakan tempat umum erisipelas non bedah.
Efloresensi: macula eritematosa nummular hingga
plakat, berbatas tegas, edema dan nyeri tekan.
Terasa panas pada perabaan, di bagian tengah
kadang-kadang ditemukan vesikel atau bula, pada
tempat masuk kuman.
• Urtikaria
Warna merah akan menghilang dengan penekanan.

• Furunkulosis
Biasanya nyeri, berbentuk seperti kerucut dan berbatas tegas.

• Eritrasma
Eritema luas berbatas tegas, dengan skuama halus dan terkadang erosif.

• Lepra
Pada kulit timbul eritema, nodus, dan jika nodus pecah menimbulkan ulkus.
4. Laki-laki berusia 32 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan bercak di kepala. Bercak tersebut di sertai rasa gatal.
Pada daerah bercak tersebut rambut pasien juga mengalami
kerontokan. Pada pemeriksaan dermatologis ditemukan papula-
papula miliar sekitar muara rambut, rambut mudah putus,
meninggalkan alopesia yang berwarna coklat. Disebut apakah
gejala yg dijumpai pada status dermatologis pasien tersebut?
A. Central healing
B. Grey Patch ring worm
C. Black dot ring worm
D. Kerion
D. Tinea favosa
Jawaban : B
• Gray pacth ring worm : papula-papula
miliar sekitar muara rambut, rambut
mudah putus, meninggalkan alopesia
yang berwarna coklat.

• Black dot ring worm : infeksi jamur


dalam rambut (endotriks) atau di luar
rambut (ektotriks), rambut putus tepat
pada permukaan kulit, meninggalkan
macula coklat berbintik hitam, dan
warna rambut sekitarnya menjadi
suram
• Kerion : pada kulit kepala tampak bisul-
bisul kecil dengan skuamasi akibat
radang local, rambut putus dan mudah
dicabut.

• Tinea favosa : bintik-bintik berwarna


merah kuning ditutupi oleh krusta yang
berbentuk cawan (skutula). Berbau
busuk (mousy odor), rambut di atasnya
putus- putus dan mudah dicabut.
• Central healing : bagian tengah tampak
kurang aktif, sedangkan bagian
pinggirnya tampak aktif. Pada penyakit
kulit akibat jamur.
5. Pada soal diatas apakah diagnosa pada pasien?
A. Alopesia areata
B. Dermatitis seboroik
C. Tinea Kapitis
D. Psoriasis Vulgaris
E. Tinea Korporis
Jawaban : C
Tinea kapitis adalah kelainan kulit pada daerah kepala berambut yang
disebabkan oleh jamur golongan dermatofita dari genera Tricophyton dan
Microsporum, terutama T. rubrum, T. mentagrophytes dan M. gypseum.
Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak, yang dapat ditularkan dari
binatang peliharaaan misalnya kucing dan anjing.
Pasien datang ke dokter karena adanya bercak di kepala, gatal dan sering
disertai rontoknya rambut di tempat lesi tersebut.

Faktor Risiko:
- Hygiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang buruk
- Kontak langsung dengan penderita
- Bergantian handuk dengan penderita
- Kontak dengan binatang peliharaan seperti anjing dan kucing.
- Lingkungan yang kotor dan panas, serta udara yang lembab
Jawaban : C
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Obyektif)
- Lokalisasi : daerah kulit kepala dan rambut
- Efloresensi : bergantung dari jenisnya

Pemeriksaan Laboratorium :
o Sinar Wood : fluoresensi kehijauan
o Pembiakan skuama dalam media agar Sabouraud.
o Pemeriksaan KOH 10% : terlihat hifa atau spora dan miselium.
1. Alopesia areata (dengan bentuk black dot), biasanya kulit tampak licin dan
berwarna coklat.

2. Dermatitis seboroika (dengan bentuk tinea favosa), rambut tampak


berminyak, kulit ditutupi skuama yang berminyak.

3. Psoriasis vulgaris (dengan bentuk tinea favosa), skuama tebal, (dengan


bentuk tinea favosa),berwarna putih mengkilat dan bersifat kronik residif.

4. Tinea Korporis, yang menyerang daerah kulit tak berambut pada wajah,
badan, lengan, dan tungkai.
6. Wanita 24 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
kemerahan dan gatal di punggung tangan sejak 1 minggu ini. Pada
pemeriksaan ditemukan macula eritematosa dengan tepi aktif,
berbatas tegas, terdapat vesikel atau skuama di atasnya. Pada
pemeriksaan KOH ditemukan hifa panjang dan bersekat. Pekerjaan
pasien adalah pencuci baju. Apakah diagnosa pada pasien
tersebut?
A. Dermatitis kontak alergi
B. Dermatitis kontak iritan
C. Dyshidrotic dermatitis
D. Tinea manus
E. Dermatitis numularis
Jawaban D
• Tinea manus adalah infeksi jamur superficial pada tangan. Penyebab
tersering adalah T. rubrum dan T. mentagrophytes. Penyakit ini dapat
menyerang semua umur.

a. Hasil Anamnesis (Subyektif)


Pasien datang ke dokter karena gatal di daerah tangan, mulai pergelangan
tangan sampai ke ujung jari.
Factor risiko:
- Tinggal di daerah tropis dan lembab
- Lingkungan rawa-rawa yang selalu basah
- Kebersihan diri dan lingkungan yang buruk.
Jawaban D
b. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Obyektif)
- lokalisasi : daerah tangan, mulai pergelangan tangan sampai ke ujung jari.
- Efloresensi : macula eritematosa dengan tepi aktif, berbatas tegas, terdapat
vesikel atau skuama di atasnya.

pemeriksaan penunjang
o Kerokan kulit + KOH 10% : ditemukan hifa
o Biakan skuama pada agar Sabouraud : tumbuh koloni- koloni jamur dalam 1-
2 minggu
o Sinar Wood : fluoresensi positif
• Dermatitis kontak alergika : ada riwayat kontak dengan sentizer tertentu.

• Dyshidrotic dermatitis : pada pemeriksaan dengan KOH, tidak ditemukan


elemen-elemen jamur.

• Dermatitis numularis : peradangan berupa lesi berbentuk mata uang (koin)


atau agak lonjong

• Dermatitis kontak iritan : peradangan pada kulit yang disebabkan oleh


kerusakan langsung ke kulit setelah terpapar agen berbahaya
7. Bayi, 8 bulan dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan
beruntus-beruntus yang disertai rasa gatal pada leher, dada dan
ketiak sejak 2 hari yang lalu. Sebelumnya, bayi tersebut menderita
demam dan banyak berkeringat pada 5 hari yang lalu. Dari
pemeriksaan fisik, ditemukan papula eritema pada regio coli,
thoraks dan axila. Apa diagnosis pasien tersebut?
A. Miliaria rubra
B. Miliaria kristalina
C. Miliaria pustulosa
D. Miliaria intermediate
E. Miliaria profunda
Jawaban A
Miliaria adalah kelainan kulit akibat retensi retensi keringat yang disebabkan
putusnya integritas kelenjar keringat sehingga menyebabkan gangguan
sekresi ke lapisan-lapisan epidermis.

Faktor fasilitasi
- Paparan sinar UV
- Organisme residen di kulit
- Episode berkeringat yang berulang
• Miliaria Miliaria Rubra (Prickly (Prickly heat)
- Lebih berat dari M. Kristalina
- Pada badan dan tempat tekanan / gesekan gesekan pakaian pakaian
- Papula merah / papula vesikular vesikular ekstra folikular
- Sangat gatal dan pedih
• Miliaria Kristalina
Vesikel bergerombol yang noninflammatorik,
superfisial, yg mudahpecahpada bagian yang tertutup pakaian

• Miliaria Pustulosa
Beberapa Beberapa erupsi M. Rubra dapat menjadi menjadi pustular

• Miliaria Profunda
- Bentuk ini agak jarang kecuali kecuali daerah tropis
- Biasanya (+) setelah M. Rubra Πpapul multipel multipel putih / seperti seperti
warna kulit, keras, diskreta, diskreta, 1–3 mm (seperti (seperti kulit yang
merinding)
- Terutama di badan dan ekstremitas
- (-) gatal dan (-) eritema eritema
- Letak retensi retensi keringat keringat pada level yang lebih dalam
8. Anak berusia 11 tahun diantar orang tua ke puskesmas dengan
keluhan terdapat bercak-bercak putih dan kecoklatan di daerah
dada sejak 1 minggu yang lalu. Pasien mengeluhkan gatal pada
bercak tersebut terutama ketika anak berkeringat. Pada
pemeriksaan fisik dijumpai makula hipopigmentasi serta
hiperpigmentasi berbatas tegas ditutupi skuama halus. Pada
pemeriksaan lampu wood ditemukan flouresensi kuning
keemasan. Apakah diagnosa pada pasien tersebut?
A. Morbus hansen
B. Vitiligo
C. Hipopigmentasi post inflamasi
D. Pitiriasis alba
E. Pitiriasis versikolor
Jawaban E
• Pitiriasis versikolor adalah penyakit universal tapi lebih banyak dijumpai di
daerah tropis oleh karena tingginya temperatur dan kelembaban. Pitiriasis
versikolor di sebabkan oleh malassezia furfur/ pityrosporum orbiculare/
P.ovale.

• Lesi terutama dijumpai di bagian atas dada dan meluas ke lengan atas, leher
tengkuk, perut atau tungkai atas/bawah.
• Diagnosa klinis ditegakkan berdasarkan adanya makula hipopigmentasi,
hiperpigmentasi atau kemerahan yang berbatas sangat tegas, tertutup
skuama halus. Pemeriksaan dengan lampu wood akan menunjukkan adanya
pendaran (fluoresensi) berwarna kuning keemasan pada lesi yang bersisik.
Pemeriksaan mikroskopis sediaan skuama dengan KOH memperlihatkan
kelompokan sel ragi bulat berdinding tebal dengan miselium kasar, sering
terputus-putus (pendek-pendek), yang akan lebih mudah dilihat dengan
penambahan zat warna tinta parker blue-black atau biru laktofekol.
Gambaran ragi dan miselium tersebut sering dilukiskan sebagai meat ball
dan spaghetti.
• Morbus Hansen
Makula hipopigmentasi yang terdapat mempunyai ciri khas yaitu makula
anestesi, alopesia, anhidrosis dan atrofi. Lesi dapat satu atau banyak,
berbatas tegas dengan ukuran bervariasi. Terdapat penebalan saraf perifer

• Vitiligo
Makula hipomelanosis pada vitiligo yang khas berupa bercak putih seperti
putih kapur, berbaris tengah beberapa milimeter sampai beberapa
sentimeter, berbentuk bulat atau lonjong dengan tepi berbatas tegas dan
tidak mempunyai skuama.
• Hipopigmentasi post inflamasi
Berbagai proses inflamasi pada penyakit kulit dapat pula menyebabkan
hipopigmentasi misalnya lupus eritematosus, dermatitis atopik, psoriasis dll.
Predileksi dan bentuk kelainan hipopigmentasi yang terjadi sesuai dengan lesi
primernya.

• Pitiriasis alba
Lesi berbentuk bulat atau oval. Pada mulanya lesi berwarna merah muda atau
sesuai warna kulit dengan skuama halus diatasnya. Setelah eritema
menghilang lesi yang dijumpai hanya hipopigmentasi dengan skuama halus.
9. Apakah etiologi dari diagnosa pasien diatas?
A. T. rubrum
B. T. mentagrophytes
C. Malassezia furfur
D. C. albicans
E. E. flocossum
Jawaban C

• Pitiriasis versikolor adalah penyakit universal tapi lebih banyak


dijumpai di daerah tropis oleh karena tingginya temperatur dan
kelembaban. Pitiriasis versikolor di sebabkan oleh malassezia
furfur/ pityrosporum orbiculare/ P.ovale.

T. rubrum, T. mentagrophytes, C. albicans, E. flocossum merupakan etiologi dari Tinea


(dermatofitosis)
10. Laki-laki usia 35 tahun, pekerjaan supir truk datang dengan
keluhan bercak kemerahan pada lengan yang dirasakan sudah 8
bulan tidak terasa nyeri dan tidak gatal, pasien sudah berobat ke
dokter diberikan obat salep dan obat diminum tidak kunjung
sembuh dan bercak dirasakan semakin lebar. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan lesi berbatas tegas, numuler,dan hipestesia pada
tengah lesi. Apa diagnosis pada pasien tersebut ?
A. Kusta tipe PB
B. Kusta tipe MB
C. Frambusia
D. Granuloma Multiforme
E. Pellagra
Jawaban A
• Lepra (penyakit kusta, Morbus Hansen) adalah suatu penyakit infeksi kronis
pada manusia yang disebabkan Mycobacterium leprae (M. leprae) yang
secara primer menyerang saraf perifer dan sekunder menyerang kulit dan
mukosa saluran nafas bagian atas mata, otot, tulang dan testis.

Untuk menetapkan diagnosa penyakit kusta didasarkan pada penemuan


gejala-gejala utama atau “Cardinal signs”, yaitu :
a. Lesi kulit yang mati rasa
• Kelainan kulit dapat berupa bercak keputih-putihan (hipopigmentsi) atau
kemerahan (eritematous) yang mati rasa.
b. Penebalan saraf yang disertai dengan gangguan fungsi
Penebalan gangguan fungsi saraf yang terjadi merupakan akibat dari
peradangan kronis saraf tepi (neuritis perifer) dan tergantung area yang
dilayani oleh saraf tersebut, dan dapa berupa :
1. Gangguan fungsi sensorik : mati rasa/ kurang rasa
2. Gangguan fungsi motorik : paresis atau paralysis
3. Gangguan fungsi otonom : kulit kering, retak, edema.

c. Basil tahan asam (BTA)


Bahan pemeriksaan diambil dari kerokan kulit (skin smear) pada cuping
telinga serta bagian aktif suatu lesi kulit. Bila pada kulit atau saraf seseorang
ditemukan kelainan yang tidak khas untuk penyakit kulit lain dan menurut
pengalaman kemungkinan besar mengarah ke kusta, maka kita dapat
menetapkan seseorang tersebut sebagai suspek kusta.
Untuk menegakkan diagnosis kusta, diperlukan paling sedikit satu tanda
utama. Tanpa tanda utama, seseorang hanya boleh ditetapkan sebagai
tersangka (suspek) kusta.
• Frambusia (Yaws) : lesi berupa beberapa benjolan (nodul) yang berkelompok di tungkai,
berwarna merah, permukaan kasar dan terdapat krusta berwarna kuning. Kadang-kadang
berulserasi dan sembuh membentuk parut atrofi berwarna agak putih. Gambar wajah
tampak lesi atrofi, hipopigmentasi, dan kadang-kadang sensasi terhadap rasa raba dan
nyeri agak terganggu.

• Granuloma Multiforme : penyakit ini pada beberapa tingkatan sangat menyerupai kusta.
Pertama kali ditemukan dan terutama ditempat lain di dunia. Penyebabnya masih belum
diketahui, kemungkinan merupakan satu varian dari granuloma anulare. Tahap awal
ditandai oleh adanya gatal (tidak terjadi pada kusta). Lesi menghilang sendiri cepat atau
lambat dan tidak ada respon terhadap pengobatan apapun. Fungsi sensasi, pengeluaran
keringat dan saraf perifer normal.

• Pellagra : bercak dapat menyerupai kusta tipe PB yang sedang mengalami reaksi. Lesi khas,
simetris, tanpa keluhan dan seringkali dihubungkan dengan malnutrisi, alkoholisme dan
kemiskinan. Fungsi sensasi pengeluaran keringat dan saraf perifer normal. Lesi tersebut
(serta keadaan umum pasien) memberikan respon cepat dengan pemberian asam
nikotinat
11. Terapi untuk pasien diatas pada hari ke 2-28 adalah?
A. Rifampisin
B. Lampren
C. Dapson
D. Clofazimin
E. Streptomisin
Jawaban C

Pengobatan
1. Lepra tipe PB
Jenis dan obat untuk orang dewasa
Pengobatan bulanan : Hari pertama (diminum didepan petugas)
a. 2 kapsul Rifampisin 300 mg (600 mg)
b. 1 tablet Dapsone (DDS 100 mg)
Pengobatan hari ke 2-28 (dibawa pulang)
a. 1 tablet dapson (DDS 100 mg) 1 Blister untuk 1 bulan
Lama pengobatan : 6 Blister diminum selama 6-9 bulan
Jawaban C
2. Lepra tipe MB
Jenis dan dosis untuk orang dewasa :
• Pengobatan Bulanan : Hari pertama (Dosis diminum di depan petugas)
a. 2 kapsul Rifampisin 300 mg (600 mg)
b. 3 kapsul Lampren 100 mg (300 mg)
c. 1 tablet Dapsone (DDS 100 mg)
• Pengobatan Bulanan : Hari ke 2-28
a. 1 tablet Lampren 50 mg
b. 1 tablet Dapsone (DDS 100 mg)
1 blister untuk 1 bulan
Lama Pengobatan : 12 Blister diminum selama 12-18 bulan
12. Laki-laki berusia 15 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan gatal-gatal di sela jari sejak 5 hari yang lalu. Gatal
dirasakan terutama pada malam hari. Pasien diketahui tinggal di
asrama, dan beberapa temannya ada yang mengalami hal yang
serupa. Diagnosa pada pasien ini adalah?
A. Prurigo
B. Gigitan serangga
C. Folikulitis
D. Scabies
E. Cutaneus larva migran
Jawaban D
• Skabies adalah penyakit kulit akibat investasi dan sensitisasi oleh tungau
Sarcoptes scabei. Skabies tidak membahayakan bagi manusia. Adanya rasa
gatal pada malam hari merupakan gejala utama yang mengganggu aktivitas
dan produktivitas. Penyakit scabies banyak berjangkit di: (1) lingkungan yang
padat penduduknya, (2) lingkungan kumuh, (3) lingkungan dengan tingkat
kebersihan kurankg. Skabies cenderung tinggi pada anak-anak usia sekolah,
remaja bahkan orang dewasa
Diagnosa dapat ditegakkan dengan menentukan 2 dari 4 tanda dibawah ini :
• Pruritus noktural yaitu gatal pada malam hari karena aktifitas tungau yang lebih
tinggi pada suhu yang lembab dan panas.
• Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam keluarga,
biasanya seluruh anggota keluarga, begitu pula dalam sebuah perkampungan
yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan
diserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh
anggota keluarganya terkena.
• Adanya kunikulus (terowongan) pada tempat-tempat yang dicurigai berwarna
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata 1 cm,
pada ujung terowongan ditemukan papula (tonjolan padat) atau vesikel
(kantung cairan). Jika ada infeksi sekunder, timbul polimorf (gelembung
leokosit).
• Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan
satu atau lebih stadium hidup tungau ini. Gatal yang hebat terutama pada
malam sebelum tidur. Adanya tanda : papula (bintil), pustula (bintil bernanah),
ekskoriasi (bekas garukan)
• Prurigo : Biasanya berupa papul, gatal, predileksi bagian ekstensor
ekstremitas, dan biasanya gatal pada malam hari.

• Gigitan serangga : Timbul setelah gigitan berupa urtikaria dan Papul.

• Folikulitis : Nyeri, pustula miliar dikelilingi eritema

• Cutaneus larva migran : Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinisnya


yang khas yaitu kulit biasanya disertai rasa gatal dan panas di tempat larva
melakukan penetrasi. Rasa gatal yang timbul terutama terasa pada malam
hari, jika digaruk dapat menimbulkan infeksi sekunder, dan disertai dengan
riwayat berjemur, berjalan tanpa alas kaki di pantai atau aktivitas lainnya di
daerah tropis,
13. Pasien laki-laki usia 35 tahun datang dengan keluhan bintil-
bintil kemerahan yang terasa nyeri di dada bagian kiri sejak 2 hari
yang lalu. Sebelumnya pasien merasa lemas dan demam. Pada
pemeriksaan dermatologis ditemukan vesikel dan bula diatas kulit
kemerahan dan sesuai dengan dermatom. Apakah diagnosa
pasien tersebut?
A. Herpes zoster
B. Varicella
C. Miliaria
D. Tinea corporis
E. Eritrasma
Jawaban A
• Herpes zoster disebabkan oleh reaktivasi varicella zoster virus (VZV) laten dari
saraf tepi dan saraf pusat. varicella zoster virus merupakan patogen utama
terhadap dua infeksi klinis utama pada manusia yaitu varicella atau
chickenpox (cacar air) dan herpes zoster (cacar ular).

Gejala awal herpes zoster yang tidak spesifik meliputi sakit kepala, demam, dan
malaise. Gejala-gejala tersebut lalu diikuti oleh sensasi nyeri terbakar, gatal,
hyperesthesia atau paresthesia pada dermatum yang terkena. Gejala yang
timbul ini bisa berkembang menjadi ringan maupun berat..
• Gejala herpes zoster pada anak anak lebih sering tidak menimbulkan
rasa nyeri, sedangkan pada usia lanjut cenderung lebih nyeri dan
berkembang menjadi lebih parah. Sensasi yang sering dirasakan pada
dermatum dapat berupa rasa tersengat, tertusuk, nyeri, mati rasa,
maupun rasa seperti tertimpa beban berat

• Lesi awal terlihat mirip dengan lesi yang tampak pada cacar air, namun
lesi pada herpes zoster terbatas pada dermatom, yang biasanya akan
tampak seperti ikat pinggang atau berupa garis yang terletak unilateral
dan tidak melewati garis tengah tubuh. Lesi yang muncul bilateral
biasanya terjadi pada kasus immunocompromised.
• Varicella : timbul vesikel/bula, tetapi tidak sesuai dermatom

• Miliaria : vesikel terbentuk akibat retensi keringat yang disebabkan


putusnya integritas kelenjar keringat sehingga menyebabkan gangguan
sekresi ke lapisan-lapisan epidermis

• Tine corporis : terdapat central healing

• Eritrasma : eritema luas berbatas tegas, dengan skuama halus dan


terkadang erosif.
14. Apakah pemeriksaan penunjang pada diagnosis tersebut?
A. Koebner tes
B. Tzank smear
C. KOH
D. Tuberkulin tes
E. Lampu wood
Jawaban B

Pemeriksaan laboratorium direkomendasikan jika gambaran klinis tidak khas


atau untuk menentukan status imun terhadap varicella zoster virus (VZV)
pada orang yang beresiko tinggi. Pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi
Tzank smear dimana untuk membedakan antara herpes simplex virus (HSV)
dan varicella zoster virus (VZV). Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa
IGM antibodi spesifik yang hanya muncul ketika seseorang mengalami cacar
air atau herpes zoster dan tidak muncul ketika virus dalam keadaan laten.
Pada pemeriksaan lebih canggih, dapat dilakukan dengan pemeriksaan DNA
virus yang menggunakan mikroskop elektron untuk partikel virus.
• Koebner tes : dilakukan pada psoriasis
• KOH : dilakukan pada tinea
• Tuberkulin tes : dilakukan pada TB
• Lampu wood : dilakukan pada pitiriasis versikolor
15. Terapi pada pasien tersebut adalah?
A. Acyclovir 800 mg PO 5 kali sehari selama 7-10 hari
B. Acyclovir 400 mg PO 5 kali sehari selama 7-10 hari
C. Famciclovir 1000 mg PO 3 kali sehari selama 7 hari
D. Valacyclovir 500 mg PO 3 kali sehari selama 7 hari
E. Valacyclovir 400 mg PO 3 kali sehari selama 7 hari
Jawaban A

• Terapi antiviral untuk herpes zoster dapat mengurangi waktu


pembentukan vesikel baru, jumlah hari yang diperlukan untuk menjadi
krusta, dan perasaan tidak nyaman atau nyeri akut. Semakin awal
antiviral diberikan, semakin efektif untuk mencegah postherpetic
neuralgia. Idealnya, terapi dimulai dalam jangka waktu 72 jam setelah
onset, selama 7-10 hari. Antiviral oral berikut direkomendasikan :
1) Acyclovir 800 mg PO 5 kali sehari selama 7-10 hari
2) Famciclovir 500 mg PO 3 kali sehari selama 7 hari
3) Valacyclovir 1000 mg PO 3 kali sehari selama 7 hari
16. Seorang pasien laki-laki, usia 35 tahun, datang dengan luka
pada kemaluan, pernah melakukan hubungan seksual dengan
wanita PSK. Pasien mengeluh terdapat luka pada kemaluan yang
tidak nyeri dan terlihat bersih. Tanda vital dalam batas normal.
Pada pemeriksaan fisik terdapat lesi di penis. Apa diagnosis
pasien?
A. Kondiloma Akuminata
B. Ulkus Mole
C. Sifilis
D. Gonore
E. Candidiasis
Jawaban C
• Sifilis merupakan salah satu IMS (infeksi menular
seksual) yang menimbulkan kondisi cukup parah
misalnya infeksi otak (neurosifilis), kecacatan tubuh
(gumma).
• Penyakit sifilis adalah infeksi sistemik yang
disebabkan oleh Treponema pallidum (T.pallidum),
yang terutama ditularkan melalui hubungan seksual.
Sifilis secara khas ditandai dengan periode aktif yang
disela oleh periode infeksi laten. Tidak seperti
penyakit infeksi lainnya, sifilis jarang didiagnosis
berdasarkan penemuan kuman penyebab dari
pemeriksaan langsung. Diagnosis sifilis terutama
didasarkan pada reaksi serologis terhadap
treponema.
• Munculnya chancre menandai stadium sifilis primer. Chancre timbul pada
tempat inokulasi pertama T.pallidum. Pada pria LSL, chancre dapat
ditemukan pada penis, rectum atau mulut. Pada wanita chancre bisa
ditemukan pada labia dan serviks. Hal ini menyebabkan sifilis primer pada
wanita dan pria LSL lebih sulit ditemukan daripada pada pria heteroseksual.
• Chancre biasanya berupa papula tunggal yang tidak nyeri, cepat terkikis dan
berindurasi. Dasar chancre biasanya halus, pinggirnya lebih tinggi dan
teraba kenyal. Tanpa infeksi sekunder, chancre tampak bersih tanpa
eksudat.
Kondiloma akuminata (KA) atau disebut juga venerel warts atau Genital Warts
disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV). Virus masuk melalui mikrolesi
pada kulit sehingga KA sering timbul pada daerah yang mudah mengalami
trauma pada saat hubungan seksual. KA dapat berbentuk berjonjot-jontot
seperti jari, lebih besar seperti kembang kol, lebih kecil berbentuk papul
dengan permukaan yang halus dan licin, multipel tersebar secara diskret atau
lesi terlihat sebagai makula atau tidak terlihat dengan mata telanjang

Ulkus Mole atau yang sering disebut chancroid (chancre lunak), disebabkan
oleh kuman batang gram negatif Haemophilus ducreyi, dengan gejala klinis
berupa ulkus pada tempat masuk dan seringkali disertai supurasi kelenjar getah
bening regional. Infeksi pada wanita dimulai dengan lesi papula atau
vesikopustuler pada perineum, serviks atau vagina 3-5 hari setelah terpapar.
Lesi berkembang selama 48- 72 jam menjadi ulkus dengan tepi tidak rata
berbentuk piring cawan yang sangat lunak. Beberapa ulkus dapat berkembang
menjadi satu kelompok. Discharge kental yang dihasilkan ulkus berbau busuk
atau infeksius
Gonore mencakup semua penyakit yag disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae. Neisseria gonorrhoeae adalah diplokokus gram negatif, obligat
patogen manusia yang biasanya berdiam dalam uretra, serviks, faring atau
saluran anus wanita. Infeksi terutama mengenai epitel kolumner atau
transisionel saluran kemih dan kelamin. Gonore bersama IMS lain
memfasilitasi transmisi dari human immunodeficiency virus (HIV). Gambaran
klinis pada wanita dapat asimptomatik, kadang-kadang menimbulkan rasa
nyeri pada panggul bawah.

Kandidiasis adalah infeksi yeast yang disebabkan oleh jamur Candida albicans.
Candida albicans merupakan bakteri yang umum terdapat pada vagina.
Pertumbuhan yang berlebihan dapat menimbulkan gejala peradangan, gatal
dan perih di daerah kemaluan. Juga terdapat keluarnya cairan vagina yang
menyerupai bubur. Kandidiasis dapat ditularkan secara seksual seperti bola
pingpong antar pasangan seks, sehingga dua pasangan harus diobati secara
simultan. Kandidiasis pada pria biasanya berupa kemerahan dan iritasi pada
glans di bawah preputium pada yang tidak disirkumsisi. Disertai rasa gatal
ringan
sampai rasa panas hebat
17. Stadium apakah yang menunjukkan gejala dan tanda pada
pasien?
A. Tipe 2
B. Primer
C. Sekunder
D. Laten
E. Tersier
Jawaban B
Stadium Manifestasi Klinis Durasi

Primer Ulkus/luka/tukak, biasanya soliter, tidak nyeri, batasnya tegas, ada 3 minggu
indurasi dengan pembesaran KGB regional (limfadenopati)

Sekunder Bercak merah polimorfik biasanya di telapak tangan dan telapak kaki, 2 – 12 minggu
lesi kulit papulo skuamosa dan mukosa, demam, malaise,
limfadenopati generalisata, kondiloma lata, patchyalopecia,
meningitis, uveitis, retinitis

Laten Asimtomatis Dini < 1 Tahun


Lanjut > 1 Tahun

Tersier
Gumma Destruksi jaringan di organ dan lokasi yang terinfeksi 1-46 tahun
Aneurisma aorta, regurgitasi aorta, stenosisosteum
Sifilis Bervariasi dari asimtomatis sampai nyeri kepala, vertigo,perubahan 10-30 tahun
kardiovaskular kepribadian, demensia, ataksia, pupil Argyll Robertson
Neurosifilis >2 tahun-20
Tahun
18. Apakah etiologi penyebab diagnosa pasien tersebut?
A. Human Papilloma Virus
B. Haemophilus ducreyi
C. Treponema Palidum
D. Neisseria Gonorrhoeae
E. Candida Albican
Jawaban C
• Penyakit sifilis adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh Treponema pallidum
(T.pallidum), yang terutama ditularkan melalui hubungan seksual.
T.pallidum merupakan anggota genus Spirochaetas memiliki 4 spesies yang
pathogen terhadap manusia dan hewan. Spesies Leptospira menyebabkan
leptospirosis. Spesies Borella menyebabkan relapsing fever dan lyme disease.
Spesies Brachyspira yang menyebabkan infeksi usus, serta spesies Treponema yang
secara umum menyebabkan segolongan penyakit yang disebut treponematoses.
Spesies Treponema terdiri lagi dari beberapa sub-spesies yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia, diantaranya :
(1) Treponema pallidum subsp.pallidum yang menyebabkan sifilis;
(2) Treponema pallidum subsp.pertenue yang menyebakan yaws;
(3) Treponema pallidum subsp.endemicum yang menyebabkan endemicsyphilis
(bejel) dan
(4) Treponema pallidum subsp.carateum yang menyebabkan penyakit pinta. Dari
keempat Subspecies Treponema di atas, hanya sifilis yang merupakan peyakit
kelamin
• Kondiloma akuminata (KA) atau disebut juga venerel warts atau Genital
Warts disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV).

• Ulkus Mole atau yang sering disebut chancroid (chancre lunak), disebabkan
oleh kuman batang gram negatif Haemophilus ducreyi.

• Gonore mencakup semua penyakit yag disebabkan oleh Neisseria


gonorrhoeae.

• Kandidiasis adalah infeksi yeast yang disebabkan oleh jamur Candida


albicans.
19. Apakah pemeriksaan penunjang untuk diagnosa tersebut di
atas?
A. Acetowhite
B. VDRL
C. Pewarnaan Gram
D. KOH 10%
E. Whiff test
Jawaban B

• Ada 2 macam pemeriksaan serologi pada sifilis : (1) pemeriksaan terhadap


antibodi reaginic nonspesifik non treponemal dan (2) antibodi spesifik anti-
treponemal.
• Tes non-treponemal, seperti VDRL (venerreal disease research laboratory),
memeriksa antibodi terhadap komplek cardiolipin-lecithin-cholesterol yang
dihasilkan oleh interaksi antara T.pallidum dengan jaringan host. Tes ini
mempunyai positif semu yang tinggi sehigga hasil positif harus dilanjutkan
dengan tes treponema. VDRL merupakan tes standar untuk pemeriksaan
cairan serebrospinalis.
• Pemeriksaan acetowhite : Kondiloma Akuminata
• KOH 10% : candida albican
• Whiff test : Vaginosis bacterial
20. Wanita berumur 32 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan keputihan. Pasien juga mengeluhkan gatal di vagina dan
sedikit nyeri. Pada pemeriksaan ditemukan cairan keputihan hijau
berbusa dan berbau busuk. Ditemukan strawberry serviks. Apakah
diagnosa pada pasien tersebut adalah?
A. Gonorea
B. Herpes simpleks
C. Candidiasis vaginalis
D. Vaginosis Bakterial
E. Trikomoniasis
Jawaban E
• Trikomoniasis adalah infeksi protozoa yang disebabkan oleh T. vaginalis dan
biasanya ditularkan melalui hubungan kontak seksual dan dapat menyerang
traktus urogenitalis bagian bawah baik pada wanita maupun pria.
• Banyak wanita yang didiagnosis dengan trikomoniasis tidak menunjukkan
gejala. Ketika gejala muncul, keluhan utama yang paling umum di kalangan
wanita yang didiagnosis dengan T. vaginalis adalah keputihan, terlihat pada
lebih dari 50% kasus, diikuti dengan pruritus atau disuria.
• Pada pemeriksaan spekulum, duh vagina mungkin bewarna atau
berkarakteristik, dan meskipun duh vagina bewarna hijau berbusa telah
klasik dikaitkan dengan trikomoniasis. Duh vagina mungkin berbau busuk
dengan pH > 4.5
• Serviks yang patologik dapat
terlihat pada trikomoniasis.
Kolpitis makularis, atau
''strawberry cervix'' hasil dari
pendarahan punctata pada
serviks. T. vaginalis secara
signifikan berhubungan dengan
kolpitis makularis. Serviks
mukopurulen, eritema, dan
kerapuhan juga dapat diamati.
• Gonorea : Infeksi kuman ini pada pria menyebabkan uretritis. Masa inkubasi
rata-rata 2-5 hari. Gejala tersering untuk uretritis adalah urethral discharge
(kencing nanah) dan disuria (kesulitan untuk berkemih). Uretritis
menyebabkan uretra menjadi bengkak, merah, perabaan hangat, dan terasa
nyeri. Pada saat berkemih, penderita akan merasakan nyeri dan rasa seperti
terbakar yang berlebih. Uretritis yang tidak segera diterapi, akan
menyebabkan tanda dan gejala yang muncul bertambah berat dan
memuncak dalam waktu 2 minggu.

• Herpes simpleks genetalis ditandai oleh lesi-lesi vesikulo ulseratif pada


penis pria atau serviks, vulva, vagina, dan perineum wanita. Lesi terasa
sangat nyeri dan diikuti dengan demam, malaise, disuria, dan limfadenopati
inguinal. Infeksi herpes genetalis dapat mengalami kekambuhan dan
beberapa kasus kekambuhan bersifat asimtomatik.
• Candidiasis Vagina
Keluhan yang paling menonjol pada penderita kandidiasis vagina adalah
rasa gatal pada vagina yang disertai dengan keluarnya duh tubuh vagina
(fluor albus). Kadang-kadang juga dijumpai adanya iritasi, rasa terbakar
dan dispareunia. Pada keadaan akut duh tubuh vagina encer sedangkan
para yang kronis lebih kental. Duh tubuh vagina dapat berwarna putih
atau kuning, tidak berbau atau sedikit berbau asam, menggumpal seperti
“Cottage Cheese” atau berbutir-butir seperti kepala susu.

• Vaginosis Bakterial
Gejala klasik dari Vaginosis Baklterial adalah bau yang biasanya
dideskripsikan sebagai fishy odor yang disebabkan oleh produksi amin
(trimetalamin, putresin dan kadaverin) oleh bakteri anaerob. Volatilasi
amin ini meningkat dengan peningkatan pH , sehingga pasien sering
merasa keluhan ini makin memburuk jika terjadi peningkatan alkanin,
misalnya setelah berhubungan seksual (karena adanya cairan sperma)
atau selama menstruasi.
21. Apakah terapi pada pasien tersebut?
A. Ketokonazol
B. Benzatin penisilin
C. Tiamfenikol
D. Metronidazol
E. Seftriaksom
Jawaban D
• Golongan nitroimidazole hanyalah satu satunya obat yang diakui efektif
untuk mengobati Trichomoniasis, dengan dosis tunggal metronidazol.
Resistensi metronidazol jarang terjadi.
• Centers for Diseases Control and Prevention (CDC) merekomendasikan
regimen untuk mengobati Trichomoniasis adalah metronidazol 2 gram
secara oral diberikan dalam dosis tunggal. Angka kesembuhan sekitar 90-
95%. Rejimen alternatif adalah metronidazol 500 mg 2 kali sehari selama 7
hari. Jika perawatan gagal, pasien harus kembali diobati dengan
metronidazole 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari. Jika gagal lagi, pasien
harus diobati dengan 2 gram metronidazole sekali sehari selama 3-5 hari.
22. Perempuan datang ke praktek dokter umum dengan keluhan
keluar cairan dari vagina berwarna putih susu. Cairan putih
tersebut sangat berbau. Whiff test (+). Apakah penyebab penyakit
di atas?
A. Gardnerella vaginalis
B. Trichomonas vaginalis
C. Treponema Palidum
D. Neisseria Gonorrhoeae
E. Candida Albican
Jawaban A

• Bakterial Vaginosis (BV) adalah suatu


sindrom perubahan ekosistem vagina
dimana terjadi pergantian dari
laktobasillus yang normalnya
memproduksi Hidrogen Peroksida
(H2O2) di vagina dengan bakteri
anaerob (seperti misalnya Prevotella Sp,
Mobilincus Species, Gardnerella
vaginalis dan Mycoplasma hominis)
yang menyebabkan peningkatan pH dari
nilai kurang 4,5 sampai 7,0.
Jawaban A
• Penderita sulit untuk melakukan diagnosis terhadap dirinya karena
beberapa wanita percaya bahwa bau pada sekret vagina merupakan akibat
dari kebersihan yang kurang, dan pada umumnya mereka malu untuk
mengatakan bahwa sekretnya berbau. Dasar diagnosis klinis BV berdasarkan
ada tidaknya tanda-tanda berikut yang di anjurkan oleh Amsel dan kawan-
kawan :
• 1. Sekret vagina berwarna putih dan homogen.
• 2. pH cairan vagina >4,5
• 3. Adanya fishy odor dari cairan vagina yang ditetesi KOH 10% (whiff test)
• 4. Pada pemeriksaan mikroskop ditemukan adanya Clue cells.
• Trikomoniasis adalah infeksi protozoa yang disebabkan oleh T. vaginalis dan
biasanya ditularkan melalui hubungan kontak seksual dan dapat menyerang
traktus urogenitalis bagian bawah baik pada wanita maupun pria. banyak
wanita yang didiagnosis dengan trikomoniasis tidak menunjukkan gejala.
Ketika gejala muncul, keluhan utama yang paling umum di kalangan wanita
yang didiagnosis dengan T. vaginalis adalah keputihan, terlihat pada lebih
dari 50% kasus, diikuti dengan pruritus atau disuria.

• Penyakit sifilis adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh Treponema


pallidum (T.pallidum), yang terutama ditularkan melalui hubungan seksual.
Sifilis secara khas ditandai dengan periode aktif yang disela oleh periode
infeksi laten. Tidak seperti penyakit infeksi lainnya, sifilis jarang didiagnosis
berdasarkan penemuan kuman penyebab dari pemeriksaan langsung
• Gonore mencakup semua penyakit yag disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae. Gonorea : Infeksi kuman ini pada pria menyebabkan uretritis.
Masa inkubasi ratarata 2-5 hari. Gejala tersering untuk uretritis adalah
urethral discharge (kencing nanah) dan disuria (kesulitan untuk berkemih).
Uretritis menyebabkan uretra menjadi bengkak, merah, perabaan hangat,
dan terasa nyeri. Pada saat berkemih, penderita akan merasakan nyeri dan
rasa seperti terbakar yang berlebih. Uretritis yang tidak segera diterapi,
akan menyebabkan tanda dan gejala yang muncul bertambah berat dan
memuncak dalam waktu 2 minggu

• Kandidiasis adalah infeksi yeast yang disebabkan oleh jamur Candida


albicans. Keluhan yang paling menonjol pada penderita kandidiasis vagina
adalah rasa gatal pada vagina yang disertai dengan keluarnya duh tubuh
vagina (fluor albus). Kadang-kadang juga dijumpai adanya iritasi, rasa
terbakar dan dispareunia. Pada keadaan akut duh tubuh vagina encer
sedangkan para yang kronis lebih kental. Duh tubuh vagina dapat berwarna
putih atau kuning, tidak berbau atau sedikit berbau asam, menggumpal
seperti “Cottage Cheese” atau berbutir-butir seperti kepala susu.
23. Dibawah ini merupakan gejala dan tanda penyakit bakterial
vaginalis, kecuali?
A. Sekret vagina berwarna putih dan homogen.
B. pH cairan vagina >4,5
C. Mikroskopis ditemukan flagel (+)
D. Adanya fishy odor dari cairan vagina yang ditetesi KOH 10%
(whiff test)
E. Pada pemeriksaan mikroskop ditemukan adanya Clue cells.
Jawaban C

Dasar diagnosis klinis BV berdasarkan ada tidaknya tanda-tanda berikut


yang di anjurkan oleh Amsel dan kawan-kawan :
1. Sekret vagina berwarna putih dan homogen.
2. pH cairan vagina >4,5
3. Adanya fishy odor dari cairan vagina yang ditetesi KOH 10% (whiff test)
4. Pada pemeriksaan mikroskop ditemukan adanya Clue cells.

Mikroskopis ditemukan kuman berflagel (+) yaitu pada trikomoniasis.


24. Pasien laki-laki datang ke puskesmas dengan keluhan luka
pada penis. Pada pemeriksaan terdapat ulkus yang dangkal dan
tidak nyeri. Ditemukan pembesaran kelenjer limfe inguinalis.
Apakah diagnosa pasien tersebut?
A. Ulkus durum
B. Ulkus mole
C. Limfogranuloma venerum
D. Herpes simpleks
E. Gonore
Jawaban C
• Manifestasi klinis LGV bervariasi tergantung pada jenis kelamin pasien,
stadium penyakit dan cara penularan.
• Lesi primer LGV muncul dalam bentuk papul yang tidak nyeri, pustul, nodul,
erosi yang dangkal, atau ulkus herpetiform. Lesi muncul setelah masa
inkubasi selama 3-30 hari. Lokasi lesi primer LGV pada laki-laki paling sering
di sulkus koronarius, frenulum, preputium, penis, glans penis, skrotum
sedangkan pada wanita di dinding vagina posterior, fourchette, serviks
posterior dan vulva. Lesi primer bersifat sementara, membaik dalam waktu
1 minggu dan dapat tidak diketahui apabila terdapat lesi di uretra, serviks
atau rektum. Sekret mukopurulen dari uretra, serviks atau rektum dapat
muncul tergantung pada tempat inokulasi. Lesi ekstra genital telah
dilaporkan dalam bentuk ulkus dan fisura di area perianal pada LSL, bibir
atau kavum oris (tonsil) dan kelenjar getah bening ekstra genital. Bentuk
lesi primer yang jarang yaitu balanitis, balanopostitis, bubonulus, servisitis,
salpingitis atau parametritis
• Ulkus durum (sifilis) : Chancre biasanya berupa papula tunggal yang tidak
nyeri, cepat terkikis dan berindurasi. Dasar chancre biasanya halus,
pinggirnya lebih tinggi dan teraba kenyal. Tanpa infeksi sekunder, chancre
tampak bersih tanpa eksudat.

• Ulkus Mole atau yang sering disebut chancroid (chancre lunak), disebabkan
oleh kuman batang gram negatif Haemophilus ducreyi, dengan gejala klinis
berupa ulkus pada tempat masuk dan seringkali disertai supurasi kelenjar
getah bening regional. Infeksi pada wanita dimulai dengan lesi papula atau
vesikopustuler pada perineum, serviks atau vagina 3-5 hari setelah terpapar.
Lesi berkembang selama 48- 72 jam menjadi ulkus dengan tepi tidak rata
berbentuk piring cawan yang sangat lunak. Beberapa ulkus dapat
berkembang menjadi satu kelompok. Discharge kental yang dihasilkan ulkus
berbau busuk atau infeksius
• Herpes simpleks genetalis ditandai oleh lesi-lesi vesikuloulseratif pada penis
pria atau serviks, vulva, vagina, dan perineum wanita. Lesi terasa sangat
nyeri dan diikuti dengan demam, malaise, disuria, dan limfadenopati
inguinal. Infeksi herpes genetalis dapat mengalami kekambuhan dan
beberapa kasus kekambuhan bersifat asimtomatik.

• Gonorea : Infeksi kuman ini pada pria menyebabkan uretritis. Masa inkubasi
ratarata 2-5 hari. Gejala tersering untuk uretritis adalah urethral discharge
(kencing nanah) dan disuria (kesulitan untuk berkemih). Uretritis
menyebabkan uretra menjadi bengkak, merah, perabaan hangat, dan terasa
nyeri. Pada saat berkemih, penderita akan merasakan nyeri dan rasa seperti
terbakar yang berlebih. Uretritis yang tidak segera diterapi, akan
menyebabkan tanda dan gejala yang muncul bertambah berat dan
memuncak dalam waktu 2 minggu.
25. Apakah etiologi dari diagnosa tersebut?
A. Human Papilloma Virus
B. Haemophilus Ducreyi
C. Treponema Palidum
D. Neisseria Gonorrhoeae
E. C. Trachomatis
Jawaban E
• Agen etiologi yang terlibat dalam patogenesis LGV adalah C. trachomatis. C.
trachomatis telah diidentifikasi menjadi 15 serovar yaitu A, B, Ba, C-K, L1-L3.
LGV disebabkan oleh C. trachomatis serovar L1-L3.
• C. trachomatis merupakan organisme dengan sifat sebagian seperti bakteri
dalam hal pembelahan sel, metabolisme, struktur maupun kepekaan terhadap
antibiotika dan sebagian bersifat seperti virus yaitu memerlukan sel hidup
untuk berkembang biak. Berdasarkan hal ini maka dikatakan bahwa C.
trachomatis bersifat parasit obligat intraseluler. Organisme ini memiliki ukuran
lebih kecil dari bakteri, berdiameter 250-500 mm, namun lebih besar dari
ukuran virus pada umumnya. Tanda patognomonik infeksi ini adalah
ditemukannya bentukan badan inklusi Chlamydia di dalam jaringan host.
Organisme ini memiliki 2 fase siklus hidup. Fase 1 (fase non infeksius) atau
badan retikuler dan fase 2 (fase penularan) atau badan elementer.
• Kondiloma akuminata (KA) atau disebut juga venerel warts atau Genital
Warts disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV).

• Ulkus Mole atau yang sering disebut chancroid (chancre lunak), disebabkan
oleh kuman batang gram negatif Haemophilus ducreyi.

• Penyakit sifilis adalah infeksi sistemik yang disebabkan oleh Treponema


pallidum (T.pallidum)

• Gonore mencakup semua penyakit yag disebabkan oleh Neisseria


gonorrhoeae.
26. Anak laki-laki berusia 6 tahun diantar ibunya ke Rumah sakit
dengan keluhan nyeri telinga kiri, telinga terasa tersumbat,
demam dan tidak nafsu makan. Dari pemeriksaan otoskopi
didapatkan membran timpani merah, menonjol dan tidak ada
perforasi. Diagnosa yang tepat adalah?
A. Otitis media akut
B. Otitis media supuratif kronik
C. Otitis media efusi
D. Otitis eksterna akut
E. Otitis eksterna kronik
Jawaban A
• Otitis media akut adalah inflamasi telinga tengah yang mempunyai
karakteristik seperti otalgia, membran timpani yang menonjol, erithema
dan otorrhoea. Otitis media akut merupakan infeksi telinga tengah yang
disebakan oleh infeksi virus atau bakteri.
• Sumbatan pada tuba eustachius merupakan penyebab utama dari otitis
media. Pertahanan tubuh pada silia mukosa tuba eustachius terganggu
sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah terganggu juga.
Selain itu, ISPA juga merupakan salah satu faktor penyebab yang paling
sering.
• Diagnosis OMA harus memenuhi tiga hal berikut:
1. Penyakitnya muncul mendadak (akut).
2. Ditemukannya tanda efusi di telinga tengah. Efusi dibuktikan dengan
adanya salah satu di antara tanda berikut: menggembungnya gendang
telinga, terbatas / tidak adanya gerakan gendang telinga, adanya bayangan
cairan di belakang gendang telinga, cairan yang keluar dari telinga.
3. Adanya tanda / gejala peradangan telinga tengah, yang dibuktikan dengan
adanya salah satu di antara tanda berikut: kemerahan pada gendang telinga,
nyeri telinga yang mengganggu tidur dan aktivitas normal.
• Otitis media supuratif kronik (OMSK) dahulu disebut otitis media perforata
(OMP) atau dalam sebutan sehari-hari congek. Yang disebut otitis media
supuratif kronik ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi
membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus
atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa
nanah.

• Otitis media efusi adalah adanya cairan di telinga tengah dengan membran
timpani utuh tanpa tanda tanda infeksi.

• Otitis eksterna akut gejala umumnya adalah rasa gatal dan sakit (otalgia)

• Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan
ditandai oleh terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks
menyebabkan liang telinga menyempit.
27. Apakah penatalaksanaan yang tepat pada pasien tersebut?
A. Dekongestan nasal
B. Antibiotik dan Analgetik
C. Miringotomi
D. Cuci telinga H2O2 3%
E. Antibiotik
Jawaban C
Pengobatan OMA tergantung dari stadium penyakitnya.
• Pada stadium oklusi pengobatan terutama untuk membuka kembali tuba
Eustachius, untuk itu diberikan dekongestan nasal (HCl efedrin 0,5% dalam
larutan fisiologik untuk anak < 12 tahun, dan HCl efedrin 1% dalam larutan
fisiologik bagi yang berumur > 12 tahun). Disamping itu dapat diberikan
antibiotika untuk infeksinya. Sesuai prevalensi organisme penyebab otitis
media akut, maka terapi terpilihnya adalah amoksisilin (80 – 90 mg/kg
BB/hari) yang dibagi dua dosis untuk 10 hari. Terapi terpilih lainnya ialah
penisilin. Bila pasien alergi terhadap penisilin, dapat diberikan eritromisin
(40 mg/kg BB/hari).

• Pada stadium hiperemis pengobatan diberikan antibiotika, analgetika untuk


nyeri, serta dekongestan nasal dan antihistamin atau kombinasi keduanya.
• Pada stadium supurasi disamping diberikan terapi seperti pada stadium
hiperemis, idealnya harus disertai dengan miringotomi, bila membran
timpani masih utuh. Dengan miringotomi gejala-gejala klinis lebih cepat
hilang dan ruptur dapat dihindari.

• Pada stadium perforasi sering terlihat sekret banyak keluar dan kadang
terlihat sekret keluar secara berdenyut (pulsasi). Pengobatan yang diberikan
adalah obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari serta antibiotika
adekuat.Biasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali
dalam waktu 7 – 10 hari. Harus dihindarkan masuknya air ke dalam liang
telinga sampai penyembuhan sempurna, karena dapat disertai kontaminasi
mikroorganisme.
• Pada stadium resolusi, maka membran timpani berangsur normal kembali,
sekret tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup. Bila tidak
terjadi resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir di liang telinga luar
melalui perforasi di membrana timpani. Keadaan ini dapat disebabkan
karena berlanjutnya edema mukosa telinga tengah. Pada keadaan demikian
antibiotika dapat dilanjutkan sampai 3 minggu. Bila 3 minggu setelah
pengobatan sekret masih tetap banyak ,kemungkinan telah terjadi
mastoiditis
28. Pada anak tersebut tidak segera di terapi, anak menjadi
tenang dan demam kembali turun, tetapi keluar nanah dari
telinga. Stadium apakah yang dialami pasie tersebut?
A. Stadium Hiperemis
B. Stadium Perforasi
C. Stadium Supurasi
D. Stadium Resolusi
E. Stadium Oklusi
Jawaban B

Stadium Perforasi
Stadium ini terjadi karena beberapa sebab seperti terlambat pemberian
antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur
membrane timpani dan nanah mengalir keluar dari liang telinga tengah. Anak
yang tadinya gelisah sekarang menjadi tenang, suhu badan turun dan anak
dapat tertidur nyenyak.
• Stadium Hiperemis atau Stadium Pre-supurasi
Pada stadium ini, terjadi pelebaran pembuluh darah di membran timpani
yang ditandai oleh membran timpani mengalami hiperemis, edema mukosa
dan adanya sekret eksudat serosa yang sulit terlihat. Hiperemis disebabkan
oleh oklusi tuba yang berkepanjangan sehingga terjadinya invasi oleh
mikroorganisme piogenik. Proses inflamasi berlaku di telinga tengah dan
membran timpani menjadi kongesti. Stadium ini merupakan tanda infeksi
bakteri yang menyebabkan pasien mengeluhkan otalgia, telinga terasa penuh
dan demam.
• Stadium Supurasi
Pada stadium ini edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan
hancurnya sel epitel superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulent di
kavum timpani menyebabkan membrane timpani menonjol (bulging) ke arah
liang telinga luar. Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu
meningkat, serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila tekanan
nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemik, akibat
tekanan pada kapiler serta timbul tromboflebitis pada vena vena kecil dan
nekrosis mukosa dan submukosa. Nekrosis ini pada membrane timpani
terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan bewarna kekuningan. Di
tempat ini akan terjadi ruptur.
Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Pada stadium ini tanda adanya oklusi tuba eustachius ialah gambaran retraksi
membrane timpani akibat terjadinya tekanan negative di dalam telinga
tengah akibat absorpsi udara. Kadang kadang membran timpani tampak
normal atau bewarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak
dapat dideteksi. Stadium ini sukar dibedakan dengan otitis media serosa yang
disebabkan oleh virus atau alergi.

Stadium Resolusi
Bila membrane timpani tetap utuh, maka keadaan membrane timpani
perlahan lahan akan kembali normal. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret
akan berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi
kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan.
29. Apakah komplikasi intratemporal yang dapat terjadi pada
pasien tersebut?
A. Meningitis
B. Encefalitis
C. Abses otak,
D. Mastoiditis akut
E. Abses epidural
Jawaban D
• Komplikasi dari OMA dapat terjadi melalui beberapa mekanisme, yaitu
melalui erosi tulang, invasi langsung dan tromboflebitis. Komplikasi ini
dibagi menjadi komplikasi intratemporal dan intrakranial.

• Komplikasi intratemporal terdiri dari: mastoiditis akut, petrositis, labirintitis,


perforasi pars tensa, atelektasis telinga tengah, paresis fasialis, dan
gangguan pendengaran.

• Komplikasi intrakranial yang dapat terjadi antara lain yaitu meningitis,


encefalitis, hidrosefalus otikus, abses otak, abses epidural, empiema
subdural, dan trombosis sinus lateralis.
30. Perempuan usia 18 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan nyeri di telinga kanan. Sebelumnya pasien merasa
telinganya sangat gatal dan terasa penuh. Pada pemeriksaan
terlihat liang telinga merah dan menyempit. Apakah diagnosa
pada pasien tersebut?
A. Otitis eksterna sirkumskripta
B. Otitis eksterna difus
C. Otitis media akut
D. Otitis media supuratif kronik
E. Otitis media efusi
Jawaban B
• Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi
bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab
lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang
telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat
furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta
(furunkel = bisul). Kandang-kadang kita temukan sekret yang berbau namun
tidak bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang berasal
dari kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis media.
• Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di liang
telinga yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan furunkel di
liang telinga di 1/3 luar. Sering timbul pada seseorang yang menderita diabetes.
Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari ringan
sampai berat, dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila
mengunyah makanan). Keluhan kurang pendengaran, bila furunkel menutup
liang telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda
infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang telinga.

Otitis media akut adalah inflamasi telinga tengah yang mempunyai


karakteristik seperti otalgia, membran timpani yang menonjol, erithema dan
otorrhoea. Otitis media akut merupakan infeksi telinga tengah yang
disebakan oleh infeksi virus atau bakteri.
• Otitis media supuratif kronik (OMSK) dahulu disebut otitis media perforata
(OMP) atau dalam sebutan sehari-hari congek. Yang disebut otitis media
supuratif kronik ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi
membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus
atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa
nanah.

• Otitis media efusi adalah adanya cairan di telinga tengah dengan membran
timpani utuh tanpa tanda tanda infeksi.
31.Laki-laki usia 37 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan
nyeri pada daun telinga. Pada pmeriksaan daun telinga tampak
merah, tegang terlihat seperti cauliflower ear. Apakah diagnosa
pada pasien tersebut?
A. Telinga camplang
B. Hematoma
C. Pseudokista
D. Perikondritis
E. Otitis eksterna difus
Jawaban D
• Perikondritis atau kondritis adalah infeksi bakterial dari perikondrium atau
tulang rawan (kondrium).
• Perikondritis atau kondritis ini dapat disebabkan :
– Inadekuat terapi selulitis daun telinga (pinna) dan otitis eksterna
akut.
– Accidental atau surgical (sesudah aspirasi atau insisi hematoma
daun telinga)
– Burns
• Infeksi superfisial dari liang telinga luar atau dari daun telinga menyebar lebih
kedalam ke perikondrium.
• Pada stadium dini (early stages) pinna merah dan nyeri, berlanjut jadi
terbentuk abses sub perikondrium.
• Tulang rawan kekurangan blood supply, nekrose tulang rawan, deformity daun
telinga (cauliflower ear)
Gejala
• Daun telinga terasa sakit
• Warna merah
• Tegang

Tanda
• Pinna merah dan tender
• Bengkak (generalized swelling of the pinna)
• Timbul abses daun telinga
• Bat's ear atau telinga camplang merupakan kelainan kongenital dimana
bentuk daun telinga tidak normal, yaitu lebih lebar dan berdiri.

• Hematoma merupakan kumpulan darah di antara perikondrium dan tulang


rawan yang disebakan oleh trauma.

• Pseudokista merupakan kumpulan cairan kekuningan di antara lapisan


perikondrium dan tulang rawan yang penyebabnya tidak diketahui dan tidak
dirasakan nyeri.

• Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat
infeksi bakteri. Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya
tidak jelas
32. Seorang wanita, 50 tahun datang nerobat ke poli THT dengan
keluhan rasa pusing berputar sejak 2 hari yang lalu. Pusing
dirasakan muncul saat pasien mengubah posisi kepala kiri dan
kanan. Pasien juga merasakan penurunan pendengaran, mual dan
muntah (+). Dokter melakukan pemeriksaan dengan menyuruh
pasien berdiri dengan kaki rapat lalu menutup mata. Pasien
merasakan bergoyang saat menutup mata. Apakah nama
pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter tersebut?
A. Uji Unterberger
B. Past pointing tes
C. Tandem gait
D. Uji Babinsky-Weil
E. Tes romberg
Jawaban E
• Uji Romberg
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan kedua
mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30
detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya
(misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan
vestibuler hanya pada mata tertutup badan penderita akan bergoyang
menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka badan
penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita
akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata tertutup.
• Tandem gait.
Penderita berjalan dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan pada ujung jari
kaki kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler, perjalanannya akan
menyimpang dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh.

• Uji Unterberger
Berdiri dengan kedua lengan lurus horizontal ke depan dan jalan di tempat
dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit. Pada kelainan
vestibuler posisi penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan
gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah
lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan
yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase lambat ke arah
lesi.
• Past-ponting test (Uji Tunjuk Barany).
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan penderita disuruh
mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai menyentuh
telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang- ulang dengan mata
terbuka dan tertutup. Pada kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan
lengan penderita ke arah lesi.

• Uji Babinsky-Weil
Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah ke depan
dan lima langkah ke belakang selama setengan menit; jika ada gangguan
vestibuler unilateral, pasien akan berjalan dengan arah berbentuk bintang.
33. Perempuan berusia 28 tahun datang ke psukesmas dengan
keluhan hidung tersumbat. Cairan hidung jernih dan banyak.
Hidung tersumbat dirasakan pasien bergantian dari satu sisi ke sisi
lain. Pasien tidak memiliki riwayat atopi. Apakah diagnosa yang
paling mungkin?
A. Rinitis akut
B. Rinitis alergi
C. Rinitis vasomotor
D. Rinosinusitis
E. Epistaksis
Jawaban C
• Rinitis vasomotor adalah gangguan pada mukosa hidung yang ditandai
dengan adanya edema yang persisten dan hipersekresi kelenjar pada
mukosa hidung apabila terpapar oleh iritan spesifik
• Gejala yang dijumpai pada rinitis vasomotor kadang-kadang sulit dibedakan
dengan rinitis alergi seperti hidung tersumbat dan rinore. Rinore yang hebat
dan bersifat mukus atau serous sering dijumpai. Gejala hidung tersumbat
sangat bervariasi yang dapat bergantian dari satu sisi ke sisi yang lain,
terutama sewaktu perubahan posisi. Keluhan bersin-bersin tidak begitu
nyata bila dibandingkan dengan rinitis alergi dan tidak terdapat rasa gatal di
hidung dan mata. Gejala dapat memburuk pada pagi hari waktu bangun
tidur oleh karena adanya perubahan suhu yang ekstrim, udara lembab, dan
juga oleh karena asap rokok dan sebagainya
• Pada pemeriksaan rinoskopi anterior tampak gambaran klasik berupa
edema mukosa hidung, konka hipertrofi dan berwarna merah gelap atau
merah tua ( karakteristik ), tetapi dapat juga dijumpai berwarna pucat.
Permukaan konka dapat licin atau berbenjol ( tidak rata ). Pada rongga
hidung terdapat sekret mukoid, biasanya sedikit. Akan tetapi pada golongan
rinore, sekret yang ditemukan bersifat serosa dengan jumlah yang banyak.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan
rinitis alergi. Test kulit ( skin test ) biasanya negatif, demikian pula test RAST,
serta kadar Ig E total dalam batas normal. Kadang- kadang ditemukan juga
eosinofil pada sekret hidung, akan tetapi dalam jumlah yang sedikit. Infeksi
sering menyertai yang ditandai dengan adanya sel neutrofil dalam sekret.
• Rinitis alergi : gejala yang khas ialah terdapatnya serangan bersin berulang.
Sebetulnya bersin merupakan gejala yang normal, terutama pada pagi hari
atau bila terdapat kontak dengan sejumlah besar debu.

• Rinitis akut adalah radang akut mukosa nasi yang ditandai dengan gejala-
gejala rhinorea, obstruksi nasi, bersin-bersin dan disertai gejala umum
malaise dan suhu tubuh naik.

• Rinosinusitis : gejalanya obstruksi hidung/sumbatan, adanya sekret hidung


yang purulen, gangguan penghidu seperti hiposmia /anosmia, dijumpai
sekret purulen pada pemeriksaan hidung, nyeri wajah seperti tertekan,
kongesti wajah (penuh), dan demam (hanya pada rinosinusitis akut).

• Epistaksis adalah perdarahan akut yang berasal dari lubang hidung, rongga
hidung atau nasofaring
34. Pasien laki-laki umur 25 tahun datang dengan keluhan hidung
tersumbat, cairan hidung jernih dan cair berubah menjadi kental
dan kehijauan, bau mulut tidak sedap. Terdapat nyeri kedua pipi
pada penekanan. Sinus manakah yang mengalami kelainan?
A. Sinusitis maxilaris
B. Sinusitis ethmoidalis
C. Sinusitis spenoidalis
D. Sinusitis frontalis
E. Sinusitis gingivitis
Jawaban A
• Gejala infeksi sinus maksilaris akut berupa demam, malaise,
dan nyeri kepala yang tidak jelas yang biasanya reda dengan
pemberian analgetik biasanya seperti aspirin. Wajah terasa
bengkak, penuh, dan gigi terasa nyeri pada gerakan kepala
mendadak, misalnya sewaktu naik dan turun tangga. Seringkali
terdapat nyeri pipi khas yang tumpul dan menusuk, serta nyeri
di tempat lain karena nyeri alih (referred pain). Sekret
mukopurulen dapat keluar dari hidung dan terkadang berbau
busuk. Batuk iritatif non-produktif juga seringkali ada.
35. Di bawan ini merupakan posisi foto polos yang dapat
menunjang diagnosa sinusitis, kecuali?
A. Caldwell
B. AP
C. Lateral
D. PA
E. Waters
Jawaban D
Tiga jenis proyeksi yang digunakan untuk diagnosis sinusitis
dengan pemeriksaan foto polos yaitu
1.Waters position untuk evaluasi sinus maksila dan frontal
2. Caldwell (AP) position untuk evaluasi sinus etmoidalis
3. Proyeksi lateral untuk evaluasi ukuran adenoid, masa di
nasofaring dan kelainan di sfenoid.
36. Pasien laki-laki datang ke poli THT dengan keluhan hidung
sebelah kanan tersumbat. Hal ini sudah lama dialami pasien.
Pasien juga mengeluhkan ingus encer. Riwayat atopi (-), demam (-
). Pada pemeriksaan rinoskopi ditemukan massa bertangkai
dengan permukaan licin, berbentuk bulat, berwarna putih keabu-
abuan, massa belum memenuhi rongga hidung. Apakah diagnosa
pada pasien tersebut?
A. Rinitis akut
B. Polip hidung
C. Rinitis alergi
D. Rinosinusitis
E. Epistaksis
Jawaban B
• Polip hidung ialah penyakit inflamasi kronik dari mukosa hidung dan sinus
paranasal yang ditandai dengan adanya massa edematus bertangkai dari
mukosa yang mengalami inflamasi. Kebanyakan polip berasal dari celah
kompleks ostiomeatal yang meluas keseluruh rongga hidung.

• Secara makroskopik polip hidung tampak sebagai lesi non-neoplastik yang


merupakan edema mukosa sinonasal yang prolaps ke dalam rongga hidung.
Tempat asal tumbuhnya polip terutama dari celah kompleks osteomeatal di
meatus medius dan sinus etmoid. Merupakan massa bertangkai dengan
permukaan licin, berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih keabu-
abuan, agak bening, lobular, dapat tunggal atau multipel dan tidak sensitif.
Warna polip yang pucat disebabkan karena mengandung banyak cairan dan
sedikitnya aliran darah ke polip
• Rinitis alergi : gejala yang khas ialah terdapatnya serangan bersin berulang.
Sebetulnya bersin merupakan gejala yang normal, terutama pada pagi hari
atau bila terdapat kontak dengan sejumlah besar debu.

• Rinitis akut adalah radang akut mukosa nasi yang ditandai dengan gejala-
gejala rhinorea, obstruksi nasi, bersin-bersin dan disertai gejala umum
malaise dan suhu tubuh naik.

• Rinosinusitis : gejalanya obstruksi hidung/sumbatan, adanya sekret hidung


yang purulen, gangguan penghidu seperti hiposmia /anosmia, dijumpai
sekret purulen pada pemeriksaan hidung, nyeri wajah seperti tertekan,
kongesti wajah (penuh), dan demam (hanya pada rinosinusitis akut).

• Epistaksis adalah perdarahan akut yang berasal dari lubang hidung, rongga
hidung atau nasofaring
37. Pada kasus diatas berada di stadium berapakah diagnosa
tersebut?
A. 0
B. 1
C. 2
D. 3
E. 4
Jawaban C

• Stadium Polip menurut Mackay and Lund


Polip Stadium
Tidak ada polip 0
Polip terbatas pada meatus media 1
Polip sudah keluar dari meatus media tetapi belum 2
memenuhi rongga hidung
Polip yang massif (memenuhi rongga hidung) 3
38. Anak usia 7 tahun datang bersama orang tua ke puskesmas
dengan keluhan hidung tersumbat dan ingus encer. Anak juga
sering bersin di pagi hari. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior
ditemukan mukosa edema dan pucat. Allergic saloute (+). Ibu
pasien juga sering menderita hal yang sama. Apakah yang di
maksud dengan allergic saloute?
A. Warna kehitaman pada infra orbita
B. Sering mengusap hidung dengan punggung tangan
C. Garis melingtang di dorsum nasi sepertiga bawah
D. Garis melintang di dorsum nasi atas
E. Terlihat pergerakan cuping hidung
Jawaban B
• Allergic saloute adalah sering mengusap hidung dengan punggung tangan ke
atas karena gatal

• Allergic shiner adalah warna kehitaman pada infra orbita yang terjadi karena
adanya statis dari vena yang mengakibatkan edema mukosa hidung dan
sinus.

• Allergic crease adalah garis melingtang di dorsum nasi sepertiga bawah


karena kebiasaan mengusap hidung.
39. Pasien 60 tahun datang dengan keluhan keluar darah dari
hidung. Perdarahan tidak bisa berhenti walaupun pasien sudah
memasukkan kassa pada rongga hidung. Pasien memiliki riwayat
hipertensi. Kemungkinan darah bersumber dari?
A. a. etmoid anterior
B. a. sfenopalatina
C. a. labialis superior
D. a. palatina mayor
E. Pleksus kieselbach
Jawaban B
• Epistaksis adalah perdarahan akut yang berasal dari lubang hidung, rongga
hidung atau nasofaring.
• Berdasarkan lokasinya epistaksis dapat dibagi atas beberapa bagian, yaitu:

• Epistaksis posterior
Epistaksis posterior dapat berasal dari arteri sfenopalatina dan arteri etmoid
posterior. Pendarahan biasanya hebat dan jarang berhenti dengan sendirinya.
Sering ditemukan pada pasien dengan hipertensi, arteriosklerosis atau pasien
dengan penyakit kardiovaskuler. 81% epistaksis posterior berasal dari dinding
nasal lateral.
• Epistaksis anterior
Merupakan jenis epistaksis yang paling sering dijumpai terutama pada anak-
anak dan biasanya dapat berhenti sendiri. Perdarahan pada lokasi ini
bersumber dari pleksus Kiesselbach (little area), yaitu anastomosis dari
beberapa pembuluh darah yaitu arteri Sfenopalatina, arteri Palatina
Mayor, arteri etmoidalis anterior, dan arteri Labialis Superior.
Perdarahan juga dapat berasal dari bagian depan konkha inferior. Mukosa pada
daerah ini sangat rapuh dan melekat erat. Epistaksis pada tulang rawan
dibawahnya. Daerah ini terbuka terhadap efek pengeringan udara inspirasi dan
trauma. Akibatnya terjadi ulkus, ruptur atau kondisi patologik lainnya dan
selanjutnya akan menimbulkan perdarahan
40. Anak berumur 9 tahun diantar orangtuanya ke puskesmas
dengan keluhan sulit menelan. Pasien juga menderita demam.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tonsil membesar hingga
mencapai uvula dan tampak hiperemis. Berapakah pembesaran
tonsil pada pasien tersebut?
A. T0
B. T1
C. T2
D. T3
E. T4
Jawaban E
Thane & Cody membagi pembesaran tonsil dalam ukuran T1 – T4:
• T1: batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai ¼ jarak pilar anterior –
uvula.
• T2 : batas medial tonsil melewati ¼ jarak pilar anterior – uvula sampai ½ jarak
anterior – uvula.
• T3 : batas medial tonsil melewati ½ jarak pilar anterior – uvula sampai ¾ jarak
pilar anterior – uvula.
• T4 : batas medial tonsil melewati ¾ jarak anterior – uvula sampai uvula atau
lebih.
41. Anak berumur 9 tahun diantar orangtuanya ke puskesmas
dengan keluhan sulit menelan. Pasien juga menderita demam.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tonsil membesar dan tampak
hiperemis, kripta melebar dan detritus (+). Apakah diagnosa pada
pasien tersebut?
A. Tonsilitis akut
B. Tonsilitis kronik
C. Angina plaut vincent
D. Faringitis akut
E. Laringitis
Jawaban B
Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering terjadi pada
tenggorokan terutama pada usia muda. Penyakit ini terjadi disebabkan
peradangan pada tonsil oleh karena kegagalan atau ketidak sesuaian
pemberian antibiotik pada penderita tonsilitis akut.

Tonsilitis kronis timbul karena rangsangan yang menahun dari rokok,


beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca,
kelelahan fisik, dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat.
Jawaban B
Pada pemeriksaan, terdapat dua macam gambaran tonsil dari Tonsilitis Kronis
yang mungkin tampak, yakni:
• Tampak pembesaran tonsil oleh karena hipertrofi dan perlengketan ke
jaringan sekitar, kripte yang melebar, tonsil ditutupi oleh eksudat yang
purulen atau seperti keju.
• Mungkin juga dijumpai tonsil tetap kecil, mengeriput, kadang-kadang
seperti terpendam di dalam tonsil bed dengan tepi yang hiperemis, kripte
yang melebar dan ditutup eksudat yang purulen.
• Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari
cincin Waldeyer. Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh
kuman streptococcus β hemolyticus, streptococcus viridans dan
streptococcus pyogenes, dapat juga disebabkan oleh virus. Tanda dan gejala
tonsilitis akut seperti demam mendadak, nyeri tenggorokan, ngorok, dan
kesulitan menelan. Pada pemeriksaan tampak faring hiperemisis, tonsil
membengkak.

• Angina plaut vincent ( stomatitis ulsero membranosa ) yaitu tonsilitis yang


disebabkan karena bakteri spirochaeta atau triponema yang didapatkan
pada penderita dengan hygiene mulut yang kurang dan defisiensi vitamin C.
• Faringitis akut adalah infeksi pada faring yang disebabkan oleh virus atau
bakteri, yang ditandai oleh adanya nyeri tenggorokan, faring eksudat dan
hiperemis, demam, pembesaran kelenjar getah bening leher dan malaise

• Laringitis merupakan peradangan yang terjadi pada pita suara (laring) yang
dapat menyebabkan suara parau. Pada peradangan ini seluruh mukosa
laring hiperemis dan menebal, kadang-kadang pada pemeriksaan patologik
terdapat metaplasi skuamosa.
42. Seorang wanita berusia 56 tahun datang dengan keluhan mata
kirinya terasa nyeri sejak 2 hari yang lalu, dan penglihatannya
menjadi kabur. Pasien juga mengeluhkan sakit kepala, mual dan
muntah. Sebelumnya pasien tidak pernah merasakan hal seperti
ini. Dari pemeriksaan didapatkan visus OD 5/5, OS 1/60. Pada
mata kiri didapatkan injeksi perikorneal, edema kornea, bilik mata
depan dangkal. TIO 59 mmHg. Apakah diagnosa pada pasien
tersebut?
A. Glaukoma kronik sudut terbuka
B. Glaukoma kronik sudut tertutup
C. Glaukoma sekunder
D. Glaukoma akut sudut terbuka
E. Glaukoma akut sudut tertutup
Jawaban E
• Glaukoma merupakan suatu neuropati optik yang ditandai dengan
pencekungan “cupping” diskus optikus dan penyempitan lapang pandang
yang disertai dengan peningkatan tekanan intraokuler yang merupakan
faktor resiko terjadinya glaukoma. Mekanisme peningkatan tekanan
intraokuler pada glaukoma dipengaruhi oleh gangguan aliran keluar humor
aquos.

• Glaukoma Akut Sudut Tertutup


Timbul ketika tekanan intra okuli meningkat dengan cepat sebagai akibat
bendungan yang tiba-tiba dari trabekular meshwork oleh iris. Khasnya terjadi
nyeri mata, sakit kepala, kabur, halo, mual, muntah, karena tingginya TIO
menyebabkan edema epitel.
• Glaukoma Primer Sudut Terbuka/Primary Open Angle Glaucoma (POAG)
POAG terjadi ketika tidak terdapat penyakit mata lain atau penyakit sistemik
yang menyebabkan peningkatan hambatan terhadap aliran akuos atau
kerusakan terhadap saraf optik, biasanya disertai dengan peningkatan TIO.
POAG didiagnosa dengan suatu kombinasi penemuan termasuk tingkat TIO,
gambaran diskus optik, dan hilangnya lapangan pandang.
• Glaukoma sekunder
Peningkatan tekanan intraokuler pada glaukoma sekunder merupakan
manifestasi dari penyakit lain dapat berupa peradangan, trauma bola mata
dan paling sering disebabkan oleh uveitis.

• Glaukoma Kronik Sudut Tertutup


Tekanan intra okuli meningkat disebabkan bentuk ruang anterior yang
bervariasi dan menjadi tertutup secara permanen oleh sinekia posterior.
Penyakit ini cenderung terdiagnosa pada stadium akhir, sehingga menjadi
penyebab kebutaan terbanyak di Asia Tenggara
43. Pasien wanita berusia 25 tahun datang dengan keluhan
penurunan penglihatan mata kanan sejak 3 hari yang lalu. Gejala
lain yang dirasakan mata kanan nyeri, berair, dan silau. Pasien
mengaku menggunakan kontak lens kosmetik sejak 1 tahun yg
lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan mata kanan conjunctiva
hiperemis, injeksi kornea, sekret, visus OD 6/15 dan OS 6/6. Apa
diagnosis pasien tersebut?
A. Iritis
B. Konjungtivitis
C. Skleritis
D. Keratitis
E. Episkeleritis
Jawaban D
• Keratitis
Merupakan istilah umum yang digunakan untuk menunjukkan peradangan di
kornea akibat infeksi dan peradangan.
Keluhan :
1. Nyeri dan fotosensitivitas (mungkin tidak tampak pada penyakit herpetik
karena mengalami hipestesia kornea)
2. Penurunan tajam penglihatan
3. Sekret
- Faktor Risiko : Trauma
Pemeriksaan fisik :
1. Penurunan tajam penglihatan Snellen dan injeksi sirkumkornea
2. Mata meradang, merah
3. Silau
4. Timbul warna saat ditetesi fluoresensi
5. Infiltrat kornea yang dapat dilihat dengan atau tanpa hipopion
6. Blefarospasme
Iritis
Merupakan suatu manifestasi klinis reaksi imunologis terhadap jaringan uvea
anterior. Pada kekambuhan atau rekuren terjadi reaksi imunologik humoral.

- Keluhan :
1. Penurunan tajam penglihatan
2. Mata merah
3. Fotofobia
4. Lakrimasi
- Pemeriksaan fisik :
1. Penurunan visus
2. Terdapat mix injeksi pada konjungtiva
3. Terdapat presipitat pada kornea
4. Terdapat efek tyndal di dalam bilik mata depan
5. Terdapat miosis pada pupil atau sinekia posterior pada pupil
6. Penurunan tekanan bola mata
Konjungtivitis merupakan peradangan pada konjungtiva (lapisan luar mata
dan lapisan dalam kelopak mata) yang disebabkan oleh mikro-organisme
(virus, bakteri, jamur, chlamidia), alergi, iritasi bahan-bahan kimia.
Gejala konjuntivitis
• Rasa adanya benda asing dan rasa ini disertai dengan rasa pedih dan panas
karena pembengkakan dan hipertrofi papil. Jika rasasakitnya berat, maka
harus dicurigai kemungkinan terjadinya kerusakan pada kornea.
• Rasa sakit yang temporer
• Gatal
• Fotofobia
Skleritis
• Merupakan suatu radang kronis granulomatosa pada sclera. Kelainan ini
ditandai dengan infiltrasi seluler, destruksi kolagen, dan remodeling
vascular. Perubahan-perubahan ini diperantarai oleh proses imunologis atau
akibat infeksi. Sebagian besar disebabkan reaksi hipersensitivitas tipe III dan
IV yang berkaitan dengan penyakit sistemik.
• Pemeriksaan fisik :
1. Bola mata sangat nyeri bila ditekan
2. Injeksi hebat pada pembuluh darah skleral dan episkleral (Bola mata
berwarna ungu gelap akibat dilatasi pleksus vaskular profunda di sclera dan
episklera, yang mungkin nodular, sektoral, atau difus)
3. Tekanan intra okuler meningkat
Episkleritis
• Merupakan peradangan lokal jaringan ikat vaskular penutup sklera yang
relatif sering dijumpai. Kelainan ini cenderung mengenai orang muda,
khasnya pada dekade ketiga atau keempat kehidupan
• Pemeriksaan fisik :
1. Mata merah di satu sisi akibat pelebaran pembuluh darah di konjungtiva
(mengecil jika diberi fenilefrin 2,5% topikal)
2. Injeksi episklera (nodular, sektoral, atau difus)
3. Tidak nyeri tekan
4. Penglihatan normal
5. Tidak ada sekret
6. Bentuk radang : benjolan setempat dengan batas tegas dan warna merah
ungu di bawah konjungtiva, apabila ditekan sakit sampai menjalar ke sekitar
mata
44. Pasien laki-laki berusia 32 tahun, mengeluh mata kanan terasa
mengganjal, kemudian keluar secret terus menerus dan terasa
gatal. Pasien sering berin-bersin pada pagi hari maupun pada
cuaca dingin. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Status
oftalmologi ODS 20/20, terdapat injeksi episklera pada mata
kanan. Terapi apa yang tepat?
A. Antibiotik Topikal
B. Kortikosteroid topikal
C. Miotika Topikal
D. Sikloplegik Topikal
E. Anestesi Topikal
Jawaban B
• Konjungtivitis adalah peradangan selaput bening yang menutupi bagian
putih mata dan bagian dalam kelopak mata. Bentuk radang konjungtiva
akibat reaksi alergi terhadap noninfeksi, dapat berupa reaksi cepat seperti
alergi biasa dan reaksi terlambat sesudah beberapa hari kontak seperti pada
reaksi terhdap obat, bakteri, dan toksik. Merupakan reaksi antibodi humoral
terhadap alergen. Biasanya dengan riwayat atopi.
• Gejala utama penyakit alergi ini adalah radang (merah, sakit, bengkak dan
panas), gatal, silau berulang dan menahun. Tanda karaakteristik lainnya
adalah terdapatnya papil besar pada konjungtiva, datang bermusim, yang
dapat mengganggi penglihatan. Walaupun penyakit alergi konjungtiva sering
sembuh sendiri akan tetapi dapat memberikan keluhan yang memerlukan
pengobatan.
• Terapi
Diusahakan kontrol lingkungan. Antihistamin oral termasuk terfenadine (60-
120 mg dua kali sehari), asetomizole (10 mg empat kali sehari) atau
hydroxyzine (50 mg waktu tidur, dinaikkan sampai 200 mg) ternyata
bermanfaat. Obat-obat antiradang non steroid yang lebih baru, seperti
ketorolac dan iodoxamide, ternyata dapat mengatasi gejala pada pasien-
pasien ini. Kuur pendek dengan steroid topikal dapat mengurangi gejala. Pada
kasus berat, plasmaferesis merupakan terapi tambahan.
45. Pasien laki-laki berusia 50 tahun datang ke dokter karena
mengeluh penurunan tajam penglihatan. Visus mata kanan 6/30
dikoreksi dengan S -1 D menjadi 6/6, mata kiri visus 6/12 dikoreksi
S -1 D menjadi 6/6. Dokter ingin menambahkan koreksi addisi
lensa sesuai umur, berapakah addisi lensa yg dipakai?
A. S + 0,5 D
B. S + 1,0 D
C. S + 1,5 D
D. S + 2,0 D
E. S + 2,5 D
Jawaban D
Presbiopia
• Mata dikatakan presbiopia bila pada usia 40 tahun seseorang dengan
penglihatan normal mengalami kesulitan untuk memfokuskan objek-objek
dekat. Pada mata presbiopia terjadi penurunan daya akomodasi. Dengan
bantuan lensa cembung maka keluhan tersebut dapat diatasi.
• Biasanya diberikan kacamata baca untuk membaca dekat dengan lensa
sferis positif yang dihitung berdasarkan amplitude pada masing-masing
kelompok umur :
+ 1.0 D untuk usia 40 tahun
+ 1.5 D untuk usia 45 tahun
+ 2.0 D untuk usia 50 tahun
+ 2.5 D untuk usia 55 tahun
+ 3.0 D untuk usia 60 tahun
46. Pasien wanita berusia 28 tahun datang dengan keluhan mata
kanan berair sejak 3 hari SMRS. Pasien juga merasa seperti ada
yang mengganjal di kelopak mata atas kanannya. Pada
pemeriksaan mata didapatkan VOD 6/6, terdapat selaput putih
berbentuk segitiga yang mencapai tepi limbus kornea. Pasien
adalah seorang petani. Diagnosis yang paling tepat adalah?
A. Hordeolum
B. Kalazion
C. Pterigium
D. Pinguekula
E. Pseudopterigium
Jawaban C
• Pterigium adalah suatu kondisi degenerasi elatoik subkonjungtiva. Merupakan
suatu perluasan pinguekula ke kornea, seperti daging berbentuk segitiga, dan
umumnya bilateral di sisi nasal. Keadaan ini diduga merupakan suatu fenomena
iritatif akibat sinar ultra violet, lingkungan yang kering, dan berangin.
Keluhan :
Gejala klinis pterigium pada tahap awal biasanya ringan bahkan sering tanpa
keluhan sama sekali (asimptomatik). Beberapa keluhan yang sering dialami
pasien antara lain :
1. Mata sering berair dan tampak merah
2. Merasa seperti ada benda asing
3. Timbul astigmatisme akibat kornea tertarik oleh pertumbuhan pterigium
tersebut, biasanya astigmatisme with the rule ataupun astigmatisme irreguler
sehingga mengganggu penglihatan pada pterigium yang lanjut (derajat 3 dan 4)
dapat menutupi pupil dan aksis visual sehingga tajam penglihatan menurun
• Pinguekula (nodul kuning pada kedua sisi kornea di daerah apertura
palpebra, lebih banyak di sisi nasal, jarang tumbuh besar, tetapi sering
meradang)

• Pseudo-pterigium (diawali riwayat kerusakan permukaan kornea, bagian


limbus dapat dilalui sonde)

• Kalazion merupakan radang granulomatosa kronik yang steril dan idiopatik


pada kelenjar meibom. Kondisi ini biasanya akan sembuh secara bertahap
dalam beberapa minggu tanpa pengobatan.

• Hordeolum merupakan infeksi pada kelopak mata (disertai tanda radang


akut)
47. Anak laki – laki berusia 6 tahun, kemerahan pada kedua mata
sejak 2 hari yang lalu, keluar kotoran berwarna hijau kekuningan.
Teman sekelas pasien juga mempunyai keluhan yang sama.
Pemeriksaan COA dan kornea jernih, injeksi konjungtiva (+), reaksi
papilaris (+). Apakah diagnosa pada anak tersebut?
A.Konjungtivitis viral
B.Konjungtivitis vernal
C.Konjungtivitis atopi
D.Konjungtivitis bakteri
E.Konjungtivitis jamur
Jawaban D
• Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva dan penyakit ini adalah
penyakit mata yang paling umum di dunia. Karena lokasinya, konjungtiva
terpajan oleh banyak mikroorganisme dan faktor-faktor lingkungan lain yang
mengganggu. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemia ringan dengan
mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak sekret purulen
kental.

• Konjungtivitis Bakteri adalah inflamasi konjungtiva yang disebabkan oleh


bakteri. Pada konjungtivitis ini biasanya pasien datang dengan keluhan mata
merah, sekret pada mata dan iritasi mata. Sekret pada kongjungtivitis
bakteri biasanya lebih purulen daripada konjungtivitis jenis lain, dan pada
kasus yang ringan sering dijumpai edema pada kelopak mata
• Konjungtivitis viral adalah penyakit umum yang dapat disebabkan oleh
berbagai jenis virus. Pada keratokonjungtivitis epidemik yang disebabkan
oleh adenovirus biasanya dijumpai demam dan mata seperti kelilipan, mata
berair berat dan kadang dijumpai pseudomembran. Selain itu dijumpai
infiltrat subepitel kornea atau keratitis setelah terjadi konjungtivitis dan
bertahan selama lebih dari 2 bulan. Pada konjungtivitis ini biasanya pasien
juga mengeluhkan gejala pada saluran pernafasan atas dan gejala infeksi
umum lainnya seperti sakit kepala dan demam

• Konjungtivitis alergi adalah bentuk alergi pada mata yang paing sering dan
disebabkan oleh reaksi inflamasi pada konjungtiva yang diperantarai oleh
sistem imun. Pada konjungtivitis alergi musiman dan alergi tumbuh-
tumbuhan keluhan utama adalah gatal, kemerahan, air mata, injeksi ringan
konjungtiva, dan sering ditemukan kemosis berat.
• Konjungtivitis vernal terjadi akibat reaksi hipersensitivitas tipe I yang
mengenai kedua mata, sering terjadi pada orang dengan riwayat keluarga
yang kuat alergi. Keratokonjungtivitis vernal ditandai dengan sensasi panas
dan gatal pada mata terutama apabila pasien berada di daerah yang panas.
Gejala lain termasuk fotofobia ringan, lakrimasi, sekret kental dapat ditarik
seperti benang dan kelopak mata terasa berat.

• Konjungtivitis jamur paling sering disebabkan oleh Candida albicans dan


merupakan infeksi yang jarang terjadi. Penyakit ini ditandai dengan adanya
bercak putih dan dapat timbul pada pasien diabetes dan pasien dengan
keadaan sistem imun yang terganggu.
48. Laki – laki 50 tahun dengan riwayat DM. Pada funduskopi
ditemukan cotton wool spot. Penyebabnya adalah ...
A.Hiperglikemia
B.Mikroaneurisma
C.Neovaskuarisasi
D.Iskemik
E.Trombus
Jawaban D

• Retinopati Diabetik adalah kelainan retina (retinopati) yang ditemukan


pada penderita diabetes melitus. Retinopati diabetik merupakan
penyebab kebutaan paling sering ditemukan pada usia dewasa antara 20
sampai 74 tahun. Pasien diabetes memiliki resiko 25 kali lebih mudah
mengalami kebutaan dibanding nondiabetes.

• Soft exudate yang sering disebut cotton wool patches merupakan


iskemia retina. Pada pemeriksaan oftalmoskopi akan terlihat bercak
berwarna kuning bersifat difus dan berwarna putih. Biasanya terletak
dibagian tepi daerah non irigasi dan dihubungkan dengan iskemia retina.
Gejala objektif pada retinopati diabetik selain soft exudate yang dapat dilihat
yaitu :
• Mikroaneurisma, merupakan penonjolan dinding kapiler terutama daerah
vena dengan bentuk berupa bintik merah kecil yang terletak dekat
pembuluh darah terutama polus posterior. Mikroaneurisma terletak pada
lapisan nuclear dalam dan merupakan lesi awal yang dapat dideteksi secara
klinis. Mikroaneurisma berupa titik merah yang bulat dan kecil, awalnya
tampak pada temporal dari fovea. Perdarahan dapat dalam bentuk titik,
garis, dan bercak yang biasanya terletak dekat mikroaneurisma dipolus
posterior.

• Perubahan pembuluh darah berupa dilatasi pembuluh darah dengan


lumennya ireguler dan berkelok-kelok seperti sausage-like.

• Hard exudate merupakan infiltrasi lipid ke dalam retina.


Gambarannyakhusus yaitu iregular, kekuning-kuningan. Pada permulaan
eksudat pungtata membesar dan bergabung. Eksudat ini dapat muncul dan
hilang dalam beberapa minggu.
• Edema retina dengan tanda hilangnya gambaran retina
terutama daerah makula (macula edema) sehingga sangat
mengganggu tajam penglihatan. Edema retina awalnya terjadi
antara lapisan pleksiform luar dan lapisan nucleus dalam.
• Pembuluh darah baru ( Neovaskularisasi ) pada retina biasanya
terletak dipermukaan jaringan. Tampak sebagai pembuluh yang
berkelok-kelok, dalam, berkelompok dan ireguler. Mula–mula
terletak dalam jaringan retina, kemudian berkembang ke
daerah preretinal kemudian ke badan kaca. Pecahnya
neovaskularisasi pada daerah-daerah ini dapat menimbulkan
perdarahan retina, perdarahan subhialoid (preretinal) maupun
perdarahan badan kaca.
49. Bayi 1 bulan datang dengan keluhan putih pada kedua mata.
Pada saat permeriksaan, didapatkan bercak keputihan di tengah
mata. Operasi yang harus dilakukan pada pasien ini, sebaiknya
dilakukan pada usia berapa?
A.4-6 minggu
B.Setelah usia 1 tahun
C.Setelah usia 2 thaun
D.Setelah usia 5 tahun
E.Setelah akhil baligh
Jawaban A

• Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi & penambahan cairan lensa, denaturasi protein lensa atau
terjadi akbiat keduanya. Katarak kongenital adalah katarak yang mulai
terjadi sebelum atau segera setelah kelahiran dan bayi yang berusia
kurang dari satu tahun.

• Gejala klinis pada katarak kongenital adalah silau, bercak putih pada
pupil disebut leukokoria, penglihatan berkurang, cahaya tidak dapat
melalui lensa karena tidak lagi transparan. Pada anak yang lebih tua
mata bisa berubah. Ini disebut strabismus atau dikenal dengan juling.
Penatalaksanaan
1. Katarak total bilateral memerlukan operasi awal ketika usia anak 4-6
minggu untuk mencegah penurunan perkembangan stimulus ambliopia. Jika
kelainan asimetris yang sudah berat mata dengan katarak harus ditangani
terlebih dahulu.

2. Katarak parsial bilateral mungkin tidak memerlukan pembedahan. Dalam


kasus yang meragukan mungkin lebih bijaksana untuk menunda operasi
kekeruhan lensa dan fungsi visual dimonitor dan dilakukan intervensi nanti
jika penglihatan memburuk.

3. Katarak total unilateral harus dioperasi segera & mungkin dalam hitungan
hari diikuti oleh terapi antiamblyopia agresif, meskipun yang hasilnya sering
minimal. Waktu intervensi harus seimbang dengan saran bahwa intervensi
dini (<4 minggu) dapat menyebabkan peningkatan risiko glaukoma sekunder
berikutnya. Jika katarak terdeteksi setelah usia 16minggu maka prognosis
penglihatan sangat minimal.
50. Pria 35 tahun dirujuk ke klinik mata dari klinik endokrin.
Pasien mengeluh pandangan mata yang makin lama makin buram.
Pasien menderita DM sejak 10 tahun yang lalu, kadar gula darah
normal. Funduskopi : media jernih, papil normal, retina datar,
tidak ada neovaskularisasi, dot hemorrhage (+), hard exudates (+),
macula edema (-) , fovea reflex normal. Apa diagnosis yang paling
mungkin pada pasien ini ?
A. Proliferative diabetic retinopathy
B. Non proliferative diabetic retinopathy
C. Cental retina vein occlusion
D. Central retina artery occlusion
E. Retinopati hipertensi
Jawaban B
Retinopati Diabetik adalah kelainan retina (retinopati) yang ditemukan pada
penderita diabetes melitus.
1. Non – proliferative diabetic retinopathy (NPDR) yang merupakan stadium
awal dari penyakit, perubahan pembuluh darah retina pada NPDR terbatas
pada retina dan tidak meluas melampaui membran limitan interna.
Karakteristik pada NPDR mencakup mikroaneurisma, nerve fiber layer
infarcts, IRMAs, perdarahan intraretinal dot blot, edema retina, hard exudat,
kelainan arteriol, vena retina dilatasi dan vena beading.

2. Proliferative diabetic retinopathy (PDR) merupakan bentuk yang lebih


berat. Proliferative fibrovaskular eksraretinal bervariasi pada retinopati
diabetik proliferative. Lokasi neovascular proliferation dijumpai pada daerah
disc dan di tempat lainnya.
• Oklusi vaskular retina merupakan kelainan pada retina yang disebabkan
karena adanya penyumbatan pada pembuluh darah yang mendarahi retina
baik berupa kelainan arteri ataupun vena.

• Oklusi arteri central : pada pemeriksaan fundoskopi akan terlihat seluruh


retina berwarna pucat akibat edema dan gangguan nutrisi retina. Terdapat
bentuk gambaran sosis pada arteri retina akibat pengisian arteri yang tidak
merata. Terlihat gambaran merah cheri atau cherry red spot pada makula
lutea, yang dapat dilihat secara oftalmoskopis.

• Oklusi vena central : pada pemeriksaan funduskopi didapatkan akan terlihat


vena yang berkelok-kelok, edema makula dan retina, pendarahan berupa
titik terutama bila terdapat penyumbatan vena yang tidak sempurna.
• Retinopati hipertensi adalah suatu kondisi dengan karakteristik perubahan
vaskularisasi retina pada populasi yang menderita. Tanda-tanda pada retina
yang diobservasi adalah penyempitan arteriolar secara general dan fokal,
perlengketan atau “nicking” arteriovenosa, perdarahan retina dengan
bentuk flame-shape dan blot-shape, cotton-wool spots, dan edema papilla.
51. Bayi lahir di IGD rumah sakit . Usia kehamilan ibu cukup bulan,
tetapi ketika lahir bayi tidak menangis. Berikut adalah langkah-
langkah yang dokter lakukan, kecuali?
A. Memberikan kehangatan
B. Memposisikan bayi
C. Membersihkan jalan nafas
D. Mengeringkan bayi
E. Pemberian ventilasi tekanan positif
Jawaban E
Pada pemeriksaan atau penilaian awal dilakukan dengan menjawab 3
pertanyaan:
• Apakah bayi cukup bulan?
• Apakah bayi bernapas atau menangis?
• Apakah tonus otot bayi baik atau kuat?

Bila semua jawaban ”ya” maka bayi dapat langsung dimasukkan dalam
prosedur perawatan rutin dan tidak dipisahkan dari ibunya. Bayi dikeringkan,
diletakkan di dada ibunya dan diselimuti dengan kain linen kering untuk
menjaga suhu. Bila terdapat jawaban ”tidak” dari salah satu pertanyaan di
atas maka bayi memerlukan satu atau beberapa tindakan resusitasi berikut ini
secara berurutan:
1. Langkah awal dalam stabilisasi
(a) Memberikan kehangatan
Bayi diletakkan dibawah alat pemancar panas (radiant warmer) dalam
keadaan telanjang agar panas dapat mencapai tubuh bayi dan memudahkan
eksplorasi seluruh tubuh. Bayi dengan BBLR memiliki kecenderungan tinggi
menjadi hipotermi dan harus mendapat perlakuan khusus. Beberapa
kepustakaan merekomendasikan pemberian teknik penghangatan tambahan
seperti penggunaan plastik pembungkus dan meletakkan bayi dibawah
pemancar panas pada bayi kurang bulan dan BBLR. Alat lain yang bisa
digunakan adalah alas penghangat.

(b) Memposisikan bayi dengan sedikit menengadahkan kepalanya


Bayi diletakkan telentang dengan leher sedikit tengadah dalam posisi
menghidu agar posisi farings, larings dan trakea dalam satu garis lurus yang
akan mempermudah masuknya udara. Posisi ini adalah posisi terbaik untuk
melakukan ventilasi dengan balon dan sungkup dan/atau untuk pemasangan
pipa endotrakeal.
(c) Membersihkan jalan napas sesuai keperluan
Aspirasi mekoneum saat proses persalinan dapat menyebabkan pneumonia
aspirasi. Salah satu pendekatan obstetrik yang digunakan untuk mencegah
aspirasi adalah dengan melakukan penghisapan mekoneum sebelum lahirnya
bahu (intrapartum suctioning), namun bukti penelitian dari beberapa senter
menunjukkan bahwa cara ini tidak menunjukkan efek yangbermakna dalam
mencegah aspirasi mekonium. Cara yang tepat untuk membersihkan jalan
napas adalah bergantung pada keaktifan bayi dan ada/tidaknya mekonium.
Bila terdapat mekoneum dalam cairan amnion dan bayi tidak bugar (bayi
mengalami depresi pernapasan, tonus otot kurang dan frekuensi jantung
kurang dari 100x/menit) segera dilakukan penghisapan trakea sebelum timbul
pernapasan untuk mencegah sindrom aspirasi mekonium. Penghisapan trakea
meliputi langkahlangkah pemasangan laringoskop dan selang endotrakeal ke
dalam trakea, kemudian dengan kateter penghisap dilakukan pembersihan
daerah mulut, faring dan trakea sampai glotis.Bila terdapat mekoneum dalam
cairan amnion namun bayi tampak bugar, pembersihan sekret dari jalan
napas dilakukan seperti pada bayi tanpa mekoneum.
(d) Mengeringkan bayi, merangsang pernapasan dan meletakkanpada posisi
yang benar
Meletakkan pada posisi yang benar, menghisap sekret, dan mengeringkan
akan memberi rangsang yang cukup pada bayi untuk memulai pernapasan.
Bila setelah posisi yang benar, penghisapan sekret dan pengeringan, bayi
belum bernapas adekuat, maka perangsangan taktil dapat dilakukan dengan
menepuk atau menyentil telapak kaki, atau dengan menggosok punggung,
tubuh atau ekstremitas bayi. Bayi yang berada dalam apnu primer akan
bereaksi pada hampir semua rangsangan, sementara bayi yang berada dalam
apnu sekunder, rangsangan apapun tidak akan menimbulkan reaksi
pernapasan. Karenanya cukup satu atau dua tepukan pada telapak kaki atau
gosokan pada punggung. Jangan membuang waktu yang berharga dengan
terus menerus memberikan rangsangan taktil.
• Keputusan untuk melanjutkan dari satu kategori ke kategori berikutnya
ditentukan dengan penilaian 3 tanda vital secara simultan (pernapasan,
frekuensi jantung dan warna kulit). Waktu untuk setiap langkah adalah
sekitar 30 detik, lalu nilai kembali, dan putuskan untuk melanjutkan ke
langkah berikutnya.

• VTP dilakukan ketika setelah dilakukan langkah stabilisasi frekuensi jantung


< 100x/menit
52. Bayi baru lahir di IGD rumah sakit dengan frekuensi jantung 80
x/menit, tonus otot lemah, pernafasan lambat, refleks tidak
ditemukan dan warna kulit biru. Berapakah nilai apgar skor pada
bayi tersebut?
A. 2
B. 3
C. 4
D. 5
E. 6
Jawaban B
• Nilai Apgar pada umumnya dilaksanakan pada 1 menit dan 5 menit sesudah
bayi lahir. Akan tetapi, penilaian bayi harus dimulai segera sesudah bayi
lahir. Apabila bayi memerlukan intervensi berdasarkan penilaian
pernafasan, denyut jantung atau warna bayi, maka penilaian ini harus
dilakukan segera.

Skor 0 1 2

Frekuensi jantung Tidak ada <100x/menit >100x/menit

Usaha pernafasan Tidak ada Tidak teratur, lambat Teratur, menangis

Tonus otot lemah Beberapa tungkai fleksi Semua tungkai fleksi

Iritabilitas reflex Tidak ada Menyeringai Batuk/menangis

Warna kulit pucat biru Merah muda


53. Bayi prematur lahir dari ibu penderita diabetes setelah
beberapa jam di rumah sakit diketahui kulitnya membiru,
pernafasan 80x/menit, dan terdapat retraksi intercostal. Pada
pemeriksaan radiologi ditemukan white lung. Apakah diagnosa
yang mungkin pada bayi tersebut?
A. Hyalin membran disease
B. Wet lung syndrom
C. Aspirasi mekonium
D. Sindrom kebocoran udara
E. Mendelson syndrom
Jawaban A
Sindrom gawat nafas neonatus merupakan suatu sindrom yang sering
ditemukan pada neonatus dan menjadi penyebab morbiditas utama pada
bayi berat lahir rendah (BBLR).
Penyakit membran hialin pada bayi kurang bulan (BKB) terjadi karena
pematangan paru yang belum sempurna akibat kekurangan surfaktan. Tanpa
surfaktan, alveoli menjadi kolaps pada akhir ekspirasi, sehingga menyebabkan
gagal nafas pada neonatus.
Gejala dan tanda klinis yang ditemui pada SGNN adalah: dispnu, merintih
(grunting), takipnu (pernafasan lebih 60x/menit), retraksi dinding toraks dan
sianosis. Gejala – gejala ini timbul dalam 24 jam
pertama sesudah lahir dengan derajat yang berbeda, tetapi biasanya
gambaran sindrom gawat nafas sudah nyata pada usia 4 jam. Tanda yang
hampir selalu didapat adalah dispnu yang akan diikuti dengan
takipnu, pernafasan cuping hidung, retraksi dinding toraks, dan sianosis.
Jawaban A
Diagnosis dini dapat ditegakkan bila telah ada gambaran sindrom tersebut,
terlebih lagi bila disertai dengan adanya faktor-faktor risiko.
Faktor – faktor risiko yang dapat kita pertimbangkan untuk meramalkan
terjadinya SGNN adalah prematuritas, masa kehamilan, jenis kelamin, ras,
riwayat kehamilan sebelumnya, bedah kaisar, diabetes, ketuban
pecah lama, penyakit ibu.
Gambaran radiologis kelainan paru pada PMH dibagi atas 4 derajat yaitu derajat
1 pola retikulogranular (PRG), derajat 2 bronkogram udara (BGU), derajat 3
sama dengan derajat 2 namun lebih berat dengan mediastinum melebar,
derajat 4 kolaps seluruh paru sehingga paru tampak putih (white lung).
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan yaitu pemeriksaan rasio L/S
(lecithin sphingomyelin ratio) yang dilakukan pada air ketuban yang diperoleh
dengan cara amniosentesis, atau dari aspirasi trakea
dan lambung, dan deteksi fosfatidil gliserol yang menunjukkan kematangan
paru.
• TTN : Suatu penyakit ringan pada BBL yang mendekati cukup bulan atau BBL
cukup bulan yang mengalami respiratory distress segera setelah lahir dan
hilang dengan sendirinya dalam waktu 3-5 hari. BBL biasanya hampir cukup
bulan atau cukup bulan dan segera setelah kelahiran mengalami takipnea
(>80 pernafasan /menit). BBL mungkin juga mengorok, hidung
mengembang, mengalami retraksi iga dan mengalami sianosis. Keadaan ini
biasanya tidak berlangsung lebih dari 72 jam.

• Aspirasi mekoniom : Gawat pernafasan yang bersifat sekunder akibat


aspirasi mekonium oleh fetus dalam uterus atau oleh BBL selama proses
persalinan dan kelahiran. Terjadi karena tercampurnya mekonium dalam
cairan ketuban sebelum kelahiran
• Sindrom kebocoran udara (pneumomediastinum, pneumothorax,
pulmonary interstitial emphysema dan pneumopericardium) adalah
spektrum penyakit dengan penyebab patofisiologi dasar yang sama.
Distensi saccus alverolaris atau saluran nafas terminal yang berlebihan
akan menyebabkan pada kerusakan integritas saluran nafas yang
mengakibatkan penyebaran udara ke rongga di sekitarnya.

• Sindrom mendelson : Cairan lambung yang teraspirasi secara masif.


54. Berikut adalah penilaian gawat nafas skor downe, kecuali?
A. Frekuensi napas
B. Frekuensi Jantung
C. Retraksi
D. Grunting
E. Sianosis
Jawaban B

0 1 2

Frekuensi nafas < 60/menit 60 – 80/menit > 80/menit

Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat

Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang Sianosis meski


dengan O2 diberi O2
Jalan masuk udara Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara
bilateral baik udara masuk masuk
Grunting Tidak ada grunting Dapat didengar oleh Dapat didengar
stetoskop tanpa alat bantu
• Skor < 4 Tidak ada respiratory distress

• Skor 4 -7 Respiratory distress

• Skor > 7 Ancaman gagal nafas (pemeriksaan gas darah


harus dilakukan)
55. Seorang anak perempuan umur 2 tahun, datang berobat
dengan keluhan batuk-batuk kuat yang berulang diikuti bunyi
melengking pada saat tarik nafas selama 1 minggu. Satu minggu
sebelumnya didahului dengan gejala pilek, batuk ringan, dan
panas yang tidak terlalu tinggi Keadaan ini berlangsung berulang-
ulang, dan anak menjadi malas makan dan minum. Pada saat
diperiksa anak tampak sangat sesak disertai panas. Riwayat
imunisasi DPT tidak lengkap, hanya diberikan 1 kali selama usia 1
tahun. Tetangga anak ini banyak yang
mengalami batuk dan pilek. Apakah diagnosa pada pasien
tersebut?
A. Bronkiektasis
B. TB paru
C. Bronkitis
D. Pertusis
E. Pneumonia
Jawaban D
• Pertusis (whooping cough) merupakan suatu penyakit infeksi traktus
respiratorius yang secara klasik disebabkan oleh Bordetella pertussis,
namun walaupun jarang dapat pula disebabkan oleh Bordetella
parapertussis.
• Penularan terjadi melalui droplet yang mengandung Bordetella pertusis dari
pasien yang batuk dan mencapai traktus respiratorius bagian atas dari orang
yang suseptibel. Faktor yang mempengaruhi penularan adalah sanitasi,
higiene lingkungan dan pribadi yang buruk, karena penyebaran tidak
langsung bisa juga terjadi dari pasien ke lingkungan melalui sekresi
respiratorius dan selanjutnya tangan host yang baru akan mentransfer
kuman ini sehingga terjadi inokulasi di traktus respiratorius
Jawaban D
• Manifestasi klinis tergantung tergantung dari etiologi spesifik , umur dan
status imunisasi. Perjalanan klinis penyakit terdiri dari 3 stadium, yaitu
stadium kataralis berlangsung 1-2 minggu, stadium paroksismal atau
spasmodik berlangsung 2-4 minggu, dan stadium konvalesens selama 1-2
minggu. Diagnosis ditegakkan berdasarkan atas anamnesis, pemeriksaan
fisis, dan pemeriksaan laboratorium. Pada anamnesis perlu ditanyakan
riwayat kontak dengan pasien pertusis, riwayat imunisasi, dan serangan
paroksismal dan bunyi whoop yang khas.
• Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Gejala klinik tuberkulosis, yaitu
batuk ≥ 3 minggu, batuk darah, sesak napas, nyeri dada.

• Gambaran klinis bronkiektasis sangat bervariasi, beberapa pasien tidak


menunjukkan gejala sama sekali atau gejala hanya dirasakan saat
eksaserbasi, dan beberapa pasien mengalami gejala setiap hari.
Bronkiektasis harus dicurigai pada setiap pasien dengan batuk kronis
dengan produksi sputum atau infeksi saluran napas berulang. Hemoptisis,
nyeri dada, penurunan berat badan, bronkospasme, sesak napas dan
penurunan kemampuan fisik juga didapatkan pada pasien bronkiektasis.
• Pneumonia dengan gejala khas adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk
(baik non produktif atau produktif atau menghasilkan sputum berlendir,
purulen, atau bercak darah), sakit dada karena pleuritis dan sesak.

• Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis)bronkus


lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Gejala umum bronkitis akut
maupun bronkitis kronik adalah:Batuk dan produksi sputum adalah gejala yang
paling umum biasanya terjadi setiap hari, dyspnea (sesak napas), sakit
tenggorokan, nyeri otot, hidung tersumbat, dan sakit kepala dapat menyertai
gejala utama.
56. Pria umur 45 tahun datang ke poli paru dengan keluhan Batuk
berdahak sejak 2 minggu ini. Awalnya batuk tidak berdahak
semakin lama semakin berdahak dan tercium bau busuk. Pasien
juga megeluhkan demam dan nyeri dada. Pada permeriksaan
dijumpai suhu 39C, frekuensi nafas 28x/menit, frekuensi jantung
102x/menit, TD 120/80 mmHg. Dilakukan pemeriksaan radiologi
seperti gambar disamping. Apakah diagnosa yang mungkin pada
pasien tersebut?
A. Pneumonia
B. Bronkitis
C. Abses Paru
D. Bronkiektasis
E. TB Paru
Jawaban C
Abses paru adalah suatu kavitas dalam jaringan paru yang berisi material
purulent berisikan selradang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh
proses terinfeksi.
Gejala klinis yang ada pada abses paru hampir sama dengan gejala
pneumonia pada umumnya yaitu :
a. Demam
b. Batuk pada stadium awal non produktif. Bila terjadi hubungan rongga
abses dengan bronkus batuknya menjadi meningkat dengan bau busuk
yang khas (foetor ex oroe ).
c. Produksi sputum yang meningkat dan Foetor e oero
d. Nyeri dada
e. Batuk darah
f. Gejala tambahan lain seperti lelah, penurunan nafsu makan dan berat
badan.
Jawaban C
Pada pemeriksaan dijumpai tanda-tanda proses konsolidasi seperti redup,
suara nafas yang meningkat, sering dijumpai adanya jari tabuh serta takikardi.

Gambaran Radiologis
• Pada foto torak terdapat kavitas dengan dinding tebal dengan tanda-tanda
konsolidasi disekelilingnya.Cavitas ini bisa multipel atau tunggal dengan
ukuran diameter 2 - 20 cm.
• Gambaran ini sering dijumpai pada paru kanan lebih dari paru kiri. Bila
terdapat hubungan dengan bronkus maka didalam kavitas terdapat Air fluid
level. Tetapi bila tidak ada hubungan maka hanya dijumpai tanda-tanda
konsolidasi (opasitas).
• Pneumonia dengan gejala khas adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk
(baik non produktif atau produktif atau menghasilkan sputum berlendir,
purulen, atau bercak darah), sakit dada karena pleuritis dan sesak.

• Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis)bronkus


lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Gejala umum bronkitis akut
maupun bronkitis kronik adalah:Batuk dan produksi sputum adalah gejala yang
paling umum biasanya terjadi setiap hari, dyspnea (sesak napas), sakit
tenggorokan , nyeri otot, hidung tersumbat, dan sakit kepala dapat menyertai
gejala utama.
• Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Gejala klinik tuberkulosis, yaitu
batuk ≥ 3 minggu, batuk darah, sesak napas, nyeri dada.

• Gambaran klinis bronkiektasis sangat bervariasi, beberapa pasien tidak


menunjukkan gejala sama sekali atau gejala hanya dirasakan saat
eksaserbasi, dan beberapa pasien mengalami gejala setiap hari.
Bronkiektasis harus dicurigai pada setiap pasien dengan batuk kronis
dengan produksi sputum atau infeksi saluran napas berulang. Hemoptisis,
nyeri dada, penurunan berat badan, bronkospasme, sesak napas dan
penurunan kemampuan fisik juga didapatkan pada pasien bronkiektasis.
57. Pasien laki-laki datang ke IGD rumah sakit dengan keluhan air
seni yang berwarna merah. Pasien baru 2 minggu ini
mengkonsumsi OAT. Efek samping dari obat apakah yang dialami
pasien?
A. Rifampisin
B. Isoniazid
C. Pirazinamid
D. Etambutol
E. Streptomisin
Jawaban A
• Rifamisin
Efek samping ringan yang dapat terjadi dan hanya memerlukan pengobatan
simptomatis ialah:
o Sindrom flu berupa demam, menggigil dan nyeri tulang
o Sindrom perut berupa sakit perut, mual, tidak nafsu makan, muntah
kadang-kadang diare

Efek samping yang berat tetapi jarang terjadi ialah :


o Hepatitis imbas obat atau ikterik,
o Purpura, anemia hemolitik yang akut, syok dan gagal ginjal. Bila salah satu
dari gejala ini terjadi, rifampisin harus segera dihentikan dan jangan diberikan
lagi walaupun gejalanya telah menghilang
o Sindrom respirasi yang ditandai dengan sesak napas Rifampisin dapat
menyebabkan warna merah pada air seni, keringat, air mata dan air liur.
Warna merah tersebut terjadi karena proses metabolisme obat dan tidak
berbahaya. Hal ini harus diberitahukan kepada pasien agar mereka mengerti
dan tidak perlu khawatir.
Isoniazid (INH)
Sebagian besar pasien Tb parudapat menyelesaikan pengobatan tanpa efek
samping. Namun sebagian kecil dapat mengalami efek samping, oleh karena
itu pemantauan kemungkinan terjadinya efek samping sangat penting
dilakukan selama pengobatan.

Pirinizamid
Efek samping utama ialah hepatitis imbas obat (penatalaksanaan sesuai
pedoman Tb paru pada keadaan khusus). Nyeri sendi juga dapat terjadi (beri
aspirin) dan kadang-kadang dapat menyebabkan serangan arthritis Gout, hal
ini kemungkinan disebabkan berkurangnya ekskresi dan penimbunan asam
urat. Kadang-kadang terjadi reaksi demam, mual, kemerahan dan reaksi kulit
yang lain.
• Etambutol
Etambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa berkurangnya
ketajaman, buta warna untuk warna merah dan hijau. Meskipun demikian
keracunan okuler tersebut tergantung pada dosis yang dipakai, jarang sekali
terjadi bila dosisnya 15-25 mg/kg BB perhari atau 30 mg/kg BB yang diberikan
3 kali seminggu. Gangguan penglihatan akan kembali normal dalam beberapa
minggu setelah obat dihentikan. Sebaiknya etambutol tidak diberikan pada
anak karena risiko kerusakan okuler sulit untuk dideteksi.
Streptomisin
Efek samping utama adalah kerusakan syaraf kedelapan yang berkaitan
dengan keseimbangan dan pendengaran. Risiko efek samping tersebut akan
meningkat seiring dengan peningkatan dosis yang digunakan dan umur
pasien. Risiko tersebut akan meningkat pada pasien dengan gangguan fungsi
ekskresi ginjal. Gejala efek samping yang terlihat ialah telinga mendenging
(tinitus), pusing dan kehilangan keseimbangan. Keadaan ini dapat dipulihkan
bila obat segera dihentikan atau dosisnya dikurangi 0,25gr. Jika pengobatan
diteruskan maka kerusakan alat keseimbangan makin parah dan menetap
(kehilangan keseimbangan dan tuli). Reaksi hipersensitiviti kadang terjadi
berupa demam yang timbul tiba-tiba disertai sakit kepala, muntah dan
eritema pada kulit. Efek samping sementara dan ringan (jarang terjadi) seperti
kesemutan sekitar mulut dan telinga yang mendenging dapat terjadi segera
setelah suntikan.
58. Pasien wanita datang ke puskesmas untuk pemeriksaan BTA
pada bulan ke 5 yang saat ini sedang dalam terapi OAT. Pada
pemeriksaan didapatkan BTA (+). Pasien baru pertama kali ini
terkena TB paru. Termasuk ke tipe manakah pasien ini?
A. Kasus baru
B. Kasus kambuh
C. Kasus lalai
D. Kasus gagal
E. Kasus kronik
Jawaban D
Kasus Gagal
• Adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi
positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan)
• Adalah penderita dengan hasil BTA negatif gambaran radiologik positif
menjadi BTA positif pada akhir bulan ke-2 pengobatan dan atau gambaran
radiologik ulang hasilnya perburukan
Kasus baru
• Adalah penderita yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT
atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian)

Kasus kambuh (relaps)


• Adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat
pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA
positif atau biakan positif.
• Bila hanya menunjukkan perubahan pada gambaran radiologik sehingga
dicurigai lesi aktif kembali, harus dipikirkan beberapa kemungkinan :
Infeksi sekunder
Infeksi jamur
TB paru kambuh
• Kasus lalai berobat
Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti
2 minggu atau lebih, kemudian datang kembali berobat. Umumnya
penderita tersebut kembali dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.

• Kasus kronik
Adalah penderita dengan hasil pemeriksaan dahak BTA masih positif
setelah selesai pengobatan ulang kategori 2 dengan pengawasan yang baik
59. Apakah terapi yang tepat pada pasien tersebut?
A. 2HRZE/4H3R3
B. 2HRZESHRZE/5HRE
C. 2HRZ/4H3R3
D. RHZES
E. 2RHZ/4RH
Jawaban B
• Paduan yang digunakan adalah ;
1) Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3 atau 2(HRZE)/4(HR).
2) Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 atau 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)E
3) Kategori Anak : 2(HRZ)/4(HR) atau 2HRZE(S)/4-10HR.
4) Paduan OAT untuk pasien TB Resistan Obat: terdiri dari OAT lini ke-2 yaitu
Kanamisin, Kapreomisin, Levofloksasin, Etionamide, Sikloserin, Moksifloksasin, PAS,
Bedaquilin, Clofazimin, Linezolid, Delamanid dan obat TB baru lainnya serta OAT lini-
1, yaitu pirazinamid and etambutol.
Kategori-1:
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
a) Pasien TB paru terkonfirmasi bakteriologis.
b) Pasien TB paru terdiagnosis klinis.
c) Pasien TB ekstra paru.

Kategori -2
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang pernah diobati
sebelumnya (pengobatan ulang) yaitu:
a) Pasien kambuh.
b) Pasien gagal pada pengobatan dengan paduan OAT kategori 1 sebelumnya.
c) Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up).
60. Pasien wanita 35 tahun datang dengan keluhan batuk sejak 1
minggu ini. Batuk berdahak dan kadang ada bercak darah. Pasien
juga mengeluh demam, menggigil dan terasa sesak. Pada
pemeriksaan tanda vital TD 120/70 mmHg, nadi 98x/menit, nafas
26 x/menit, suhu 38,5C. Pemeriksaan fisik ditemukan fremitus
meningkat, perkusi pekak, suara pernafasan bronkial. Apakah
diagnosa pada pasien tersebut?
A. TB paru
B. Pneumonia
C. Bronkitis
D. Bronkiektasis
E. Asma Bronkial
Jawaban B
Pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru, bronkiolus
respiratorius dan alveoli, menimbulkan konsolidasi jaringan paru sehingga
dapat mengganggu pertukaran oksigen dan karbon dioksida di paru-paru.

Gejala khas adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk (baik non produktif
atau produktif atau menghasilkan sputum berlendir, purulen, atau bercak
darah), sakit dada karena pleuritis dan sesak. Gejala umum lainnya adalah
pasien lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena
nyeri dada. Pemeriksaan fisik didapatkan retraksi atau penarikan dinding dada
bagian bawah saat pernafas, takipneu, kenaikan atau penurunan taktil
fremitus, perkusi redup sampai pekak menggambarkan konsolidasi atau
terdapat cairan pleura,
ronki, suara pernafasan bronkial, pleural friction rub.
• Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Gejala klinik tuberkulosis, yaitu
batuk ≥ 3 minggu, batuk darah, sesak napas, nyeri dada.

• Gambaran klinis bronkiektasis sangat bervariasi, beberapa pasien tidak


menunjukkan gejala sama sekali atau gejala hanya dirasakan saat
eksaserbasi, dan beberapa pasien mengalami gejala setiap hari.
Bronkiektasis harus dicurigai pada setiap pasien dengan batuk kronis
dengan produksi sputum atau infeksi saluran napas berulang. Hemoptisis,
nyeri dada, penurunan berat badan, bronkospasme, sesak napas dan
penurunan kemampuan fisik juga didapatkan pada pasien bronkiektasis.
• Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis)bronkus
lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Gejala umum bronkitis akut
maupun bronkitis kronik adalah:Batuk dan produksi sputum adalah gejala yang
paling umum biasanya terjadi setiap hari, dyspnea (sesak napas), sakit
tenggorokan , nyeri otot, hidung tersumbat, dan sakit kepala dapat menyertai
gejala utama.

• Diagnosis klinis asma sering ditegakkan oleh gejala berupa sesak episodik,
mengi, batuk dan dada sakit/sempit.
61. Laki-laki usia 25 tahun menderita penyakit asma bronkial.
Sesak nafas dialami pasien 3 kali seminggu, dan serangan pada
malam hari lebih dari 2 kali sebulan. Nilai VEP1 80%. Derajat asma
yang diderita pasien adalah
A. Intermiten
B. Persisten ringan
C. Persisten sedang
D. Persisten berat
E. Persisten sangat berat
Jawaban B
• Asma dapat diklasifikasikan pada saat tanpa serangan dan pada saat serangan.
Tidak ada satu pemeriksaan tunggal yang dapat menentukan berat-ringannya
suatu penyakit, pemeriksaan gejala-gejala dan uji faal paru berguna untuk
mengklasifikasi penyakit menurut berat ringannya. Klasifikasi itu sangat penting
untuk penatalaksanaan asma. Berat ringan asma ditentukan oleh berbagai
faktor seperti gambaran klinis sebelum pengobatan (gejala, eksaserbasi, gejala
malam hari,pemberian obat inhalasi β -2 agonis, dan uji faal paru) serta obat-
obat yang digunakan untuk mengontrol asma (jenis obat, kombinasi obat dan
frekuensi pemakaian obat). Asma dapat diklasifikasikan menjadi intermiten,
persisten ringan,persisten sedang, dan persisten berat
Derajat asma Gejala Gejala malam Faal paru

Intermiten Bulanan ≤ 2x sebulan APE ≥ 80%


Gejala <1x/minggu tanpa gejala diluar - VEP1 ≥ 80% nilai prediksi APE ≥
serangan 80% nilai terbaik
Serangan singkat - Variabiliti APE <20%

Persisten Ringan Mingguan >2x sebulan APE > 80%


Gejala > 1x/minggu/hari VEP1 ≥ 80% nilai prediksi APE ≥
Serangan dapat mengganggu aktifitas 80% nilai terbaik
dan tidur Variabiliti APE 20%-30%

Persisten Sedang Harian >2x sebulan APE 60% - 80%


Gejala setiap hari VEP1 60% - 80% nilai prediksi APE
Serangan mengganggu aktivitas dan 60% - 80% nilai terbaik
tidur. Bronkodilator setiap hari Variabiliti APE >30%

Persisten Berat Kontinyu sering APE ≤ 60%


Gejala terus menerus VEP1 ≤ 60% nilai prediksi APE ≤
Sering kambuh 60% nilai terbaik
Aktivitas fisik terbatas Variabiliti APE >30%
62. Laki-laki usia 25 tahun menderita penyakit asma bronkial.
Sesak nafas dialami pasien setiap hari, dan serangan pada malam
hari lebih dari 2 kali sebulan. Nilai VEP1 60%. Apakah terapi
pencegahan jangka panjang pada pasien tersebut?
A. Tidak dibutuhkan terapi jangka panjang
B. Inhalasi steroid 200-400 mcg/ hr
C. Inhalasi steroid 400-800 mcg/hr 2 x hari
D. Inhalasi steroid > 1 mg/hr
E. Agonis beta 2
Jawaban C

Berat Pencegahan jangka panjang Pengobatan mengatasi serangan


penyakit

Intermiten Tidak dibutuhkan Inhalasi bronkodilator kerja


singkat
Agonis beta 2 atau ipratropium
bromide bila perlu

Pengobatan setiap hari Inhalasi bronkodilator kerja


Persisten Inhalasi steroid 200-400 mcg/ singkat
Ringan hr Agonis beta 2 atau ipratropium
Kromoglikat ( MDI + speser) bromide bila perlu , 3-4 x / hari
Berat Pencegahan jangka panjang Pengobtan mengatasi serangan
penyakit

Persisten Setiap hari Inhalasi bronkodilator kerja


Sedang Inhalasi steroid 400-800 singkat
mcg/hr 2 x hari Agonis beta 2 atau ipratropium
bromide bila perlu atau agonis
beta 2, 3-4 x / hari

Persisten setiap hari Inhalasi bronkodilator kerja


Berat Inhalasi steroid > 1 mg/hr > 1 singkat
mg, 2x /hr Agonis beta 2 atau ipratropium
Bila perlu steroid oral bromide bila perlu atau agonis
Dosis kecil, selang hari beta 2, 3-4 x / hari
63. Golongan obat manakah sebagai reliever pada asma bronkial?
A. Kortikosteroid inhalasi
B. ß-2 agonis kerja lama
C. Antileukotrien
D. Sodium kromoglikat
E. ß-2 agonis kerja singkat
Jawaban E
Secara garis besar ada dua golongan obat asma yaitu Controler
dan reliever
• Controler berperan untuk mencegah jangan terjadi eksaserbasi
akut
• Relievier berperan dalam menghilangkan serangan asma
Pengontrol
• Kortikosteroid inhalasi dan oral
• ß-2 agonis kerja lama ( prokaterol, bambuterol)
• Antileukotrien( zafirlukast, montelukast )
• Sodium kromoglikat ( kromolin )
• Anti histamin
• Nedokromil

Pelega ( reliever )
• ß-2 agonis kerja pendek
• Anti kolinergik
• Kortikosteroid sistemik ( dexametason, metyl prednisolon )
64. Seorang pria, usia 50 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan sesak nafas yang semakin berat bila aktifitas. Pasien juga
mengeluhkan batuk berdahak. Pemeriksaan tanda vital TD 140/80
mmHg, Nadi 90x/menit, nafas 32x/menit, suhu 37C. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan blue bloater, perkusi hipersonor,
whezing (+). Pasien mengkonsumsi rokok sejak umur 20 tahun
sampai sekarang. Apakah diagnosa pada pasien tersebut?
A. PPOK
B. Pneumonia
C. Asma Bronkial
D. TB paru
E. Bronkiektasis
Jawaban A

• PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai dengan hambatan aliran
udara di saluran nafas yang bersifat progresif nonreversibel atau
reversibel parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronis dan emfisema atau
gabungan keduanya.

• Faktor Resiko
Kebiasaan merokok
 Debu & bahan kimia dari lingkungan kerja
 Polusi udara
 Infeksi berulang waktu kecil
 Status sosial ekonomi
Gejala PPOK
• Batuk-batuk produktif
• Sesak terutama bila beraktivitas
• Sesak makin lama makin bertambah berat/progresif
• Kasusnya sering meningkat/timbul pada usia 40 >
• Sangat erat hubungan dengan perokok berat/gas beracun

Pemeriksaan fisis
Inspeksi
• Barrel chest
• Penggunaan otot-otot bantu nafas
• Pelebaran sela iga
• Pursed-lips breathing adalah bernafas dengan mulut setengah terbuka dan
ekspirasi memanjang ini sebagai mekanisme untuk mengeluarkan CO2
• Pink puffer ( khas pada emfisema; kurus, kulit kemerahan, pernafasan pursed-
lips breathing )
• Blue bloater ( khas pada bronkitis krosis; gemuk, sianosis, edema tungkai)
Palpasi
• Fremitus melemah

Perkusi
• Hipersonor
• Batas jantung mengecil
• Letak diapragma lebih rendah dari normal
• Normal kiri sela iga 10-11 dan kanan 9-10

Auskultasi
• Mengi/ whizing, ekspirasi memanjang
• Bunyi jantung melemah
• Pneumonia adalah peradangan akut pada parenkim paru, bronkiolus
respiratorius dan alveoli, menimbulkan konsolidasi jaringan paru sehingga
dapat mengganggu pertukaran oksigen dan karbon dioksida di paru-paru.
Gejala khas adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk (baik non
produktif atau produktif atau menghasilkan sputum berlendir, purulen, atau
bercak darah), sakit dada karena pleuritis dan sesak.

• Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan


banyak sel dan elemennya. Inflamasi kronik menyebabkan peningkatan
hiperesponsif jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang
berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batukbatuk terutama
malam dan atau dini hari. Episodik tersebut berhubungan dengan obstruksi
jalan napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan
atau tanpa pengobatan.
• Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Gejala klinik tuberkulosis, yaitu
batuk ≥ 3 minggu, batuk darah, sesak napas, nyeri dada.

• Gambaran klinis bronkiektasis sangat bervariasi, beberapa pasien tidak


menunjukkan gejala sama sekali atau gejala hanya dirasakan saat
eksaserbasi, dan beberapa pasien mengalami gejala setiap hari.
Bronkiektasis harus dicurigai pada setiap pasien dengan batuk kronis
dengan produksi sputum atau infeksi saluran napas berulang. Hemoptisis,
nyeri dada, penurunan berat badan, bronkospasme, sesak napas dan
penurunan kemampuan fisik juga didapatkan pada pasien bronkiektasis.
65. Pasien laki-laki datang ke IGD rumah sakit setelah tertabrak
sepeda motor. Pasien mengeluhkan nyeri dada sebelah kanan dan
terasa sesak. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 130/80
mmHg, nadi 110x/menit, nafas 32 x/menit, suhu 37C.
Pemeriksaan fisik didapatkan gerakan dada kanan tertinggal,
fremitus kanan melemah, perkusi dada kanan hipersonor,
auskultasi dada kanan melemah. Pada rontgen dada ditemukan
lusen sepertiga bawah paru kanan dan tampak garis bawah paru,
garis fraktur (-). Apakah kemungkinan diagnosa pasien tersebut?
A. Pneumotoraks
B. Flail chest
C. Hematoma dinding toraks
D. Hematotoraks
E. Kontusio pulmonum
Jawaban A
Pneumotoraks adalah suatu keadaan terdapatnya udara atau gas di dalam pleura yang menyebabkan kolapsnya
paru yang terkena.
Berdasarkan jenis fistulanya pneumotoraks dapat diklasifikasikan ke dalam 3 jenis:
a. Pneumotoraks tertutp
b. Pneumotoraks terbuka
c. Tension pneumotoraks

Gejala klinis :
a. Sesak nafas
b. Nyeri dada
c. Batuk
d. Denyut jantung meningkat
e. Kulit mungkin tampak sianosis
f. Kadang tidak menunjukkan gejala
• Pemeriksaan fisik
Inspeksi
- Dapat terjadi pencembungan pada sisi yang sakit(hiperekspansi dindiing
dada)
- Pada waktu respirasi bagian yang sakit gerakannya tertinggal
- Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat
Palpasi
- Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal atau melebar
- Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat
- Fremitus suara melemah atau menghilang pada sisi yang sakit.
Perkusi
- Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai timpani dan tidak menggetar
- Batas jantung terdorong ke arah toraks yang sehat, apabila tekanan
intrapleura tinggi.
Auskultasi
- Pada bagian yang sakit, suara nafas melemah sampai menghilang
- Suara vokal melemah dan tidak menggeratr serta bronkofoni negatif
• Foto rontgen
- Bagian pneumotoraks akan tampak lusen, rata dan paru yang kolaps akan
tampak garis yang merupakan tepi paru. Kadang-kadang paru yang kolaps
tidak membentuk bgaris, akan tetapi berbentuk lobuler sesuai dengan lobus
paru
- Paru yang mengalami kolaps hanya tampak seperti massa radio opaque
yang berada didaerah hilus. Keadaan ini menunjukkan kolaps paru yang luas
sekali.
- Jantung dan trakea mungkin terdorong ke sisi yang sehat, spatium
intercostals melebar, diafragma mendatar dan tertekan kebawah. Apabila
ada pendorongan jantung atau trakea ke arah paru yang sehat,
kemungkinan besar telah terjadi pneumotoraks ventil dengan tekanan intra
pleura yang tinggi
• Flail chest adalah suatu kondisi medis dimana kosta - kosta yang berdekatan
patah baik unilateral maupun bilateral dan terjadi pada daerah
kostokondral. Angka kejadian dari flail chest sekitar 5%, dan kecelakaan lalu
lintas menjadi penyebab yang paling sering. Diagnosis flail chest didapatkan
berdasarkan pemeriksaan fisik, foto Toraks, dan CT scan Toraks.

• Kontusio parenkim paru adalah manifestasi trauma tumpul toraks yang


paling umum terjadi. Kontusio pulmonum paling sering disebabkan trauma
tumpul pada dinding dada secara langsung yang dapat menyebabkan
kerusakan parenkim, edema interstitial dan perdarahan yang mengarah ke
hipoventilasi pada sebagian paru. Kontusio juga dapat menyebabkan
hematoma intrapulmoner apabila pembuluh darah besar didalam paru
terluka. Diagnosis didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik (adanya
suara gurgling pada auskultasi), foto toraks, dan CT scan toraks
• Hematotoraks adalah adanya darah pada rongga pleura. Darah dapat masuk
ke rongga pleura setelah trauma dari dinding dada, diafragma, paru-paru,
atau mediastinum. Insiden dari hematotoraks tinggi pada trauma tumpul,
37% kasus berhubungan dengan pneumotoraks (hemopneumotoraks )
bahkan dapat terjadi hingga 58%.

• Kontusio dan hematoma dinding toraks adalah bentuk trauma toraks yang
paling sering terjadi. Sebagai akibat dari trauma tumpul dinding toraks,
perdarahan masif dapat terjadi karena robekan pada pembuluh darah pada
kulit, subkutan, otot dan pembuluh darah interkosta. Kebanyakan
hematoma ekstrapleura tidak membutuhkan pembedahan, karena jumlah
darah yang cenderung sedikit.
66. Pasien pria, usia 66 tahun datang ke dokter dengan keluhan
pandangan yang kabur secara tiba - tiba disertai bicara yang pelo
dan kelemahan tungkai kanan sesaat sebelum pasien berangkat
kerja. Pasien merupakan penderita hipertensi dan rutin meminum
obat dari
dokter. Pemeriksaan tekanan darah didapatkan 160/95mmhg.
Dokter hanya memberikanya obat dan pasien boleh pulang.
Diagnosis dari kasus diatas ?
a. Trombosis cerebri
b. Perdarahan intracerebri
c. Perdarahan subarachnoid
d. Trancient Ischemic Attack
e. Stroke haemoragic
Jawaban D

• Transient Ischaemic Attack (TIA): defisit neurologis membaik dalam


waktu kurang dari 30 menit.

Tanda khas TIA adalah hilangnya fungsi fokal SSP secara mendadak; gejala
seperti sinkop, bingung, dan pusing tidak cukup untuk menegakkan
diagnosis. TIA umumnya berlangsung selama beberapa menit saja, jarang
berjam-jam.
Daerah arteri yang terkena akan menentukan gejala yang terjadi:
• Karotis (paling sering):
o Hemiparesis,
o Hilangnya sensasi hemisensorik,
o Disfasia,
o Kebutaan monokular (amaurosis fugax) yang disebabkan oleh iskemia
retina.

• Vertebrobasilar:
o Paresis atau hilangnya sensasi bilateral atau alternatif,
o Kebutaan mendadak bilateral (pada pasien usia lanjut),
o Diplopia, ataksia, vertigo, disfagia-setidaknya dua dari tiga gejala ini terjadi
secara bersamaan
• Infark iskemik serebri/trombosis serebri, sangat erat hubungannya
dengan aterosklerosis (terbentuknya ateroma) dan arteriolosklerosis.
Embolus akan menyumbat aliran darah dan terjadilah anoksia jaringan
otak di bagian distal sumbatan. Di samping itu, embolus juga bertindak
sebagai iritan yang menyebabkan terjadinya vasospasme lokal di segmen
di mana embolus berada. Gejala kliniknya bergantung pada pembuluh
darah yang tersumbat.
• Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah
otak (GPDO) dengan awitan akut, disertai manifestasi klinis berupa defisit
neurologis dan bukan sebagai akibat tumor, trauma ataupun infeksi susunan
saraf pusat.

• Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi apabila lesi vaskular


intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam
ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak.

• Perdarahan intraserebral (PIS) : perdarahan primer yang berasal dari


pembuluh darah dalam parenkim otak.

• Perdarahan subarakhnoid (PSA) : keadaan terdapatnya atau masuknya


darah ke dalam ruangan subarakhnoid karena pecahnya aneurisma, AVM,
atau sekunder dari PIS.
67. Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang dengan keluhan
suara parau sejak 1 minggu SMRS. Keluhahan disertai dengan sulit
menelan dan berbicara. Tidak ada demam. Pasien juga mengeluh
lemah anggota gerak pada tungkai dan lengan yang semakin lama
semakin memberat. Didapatkan pada pemeriksaan : Tetraparesis,
ptosis, refleks fisiologis meningkat dan refleks patologis normal.
Apakah diagnosis pada pasien ini?
a.GBS
b.Duchenne muscular dystrophy
c.Miastenia Gravis
d.Stroke hemmoragik
e.Stroke infark
Jawaban C
• Miastenia Gravis (MG) yang berarti kelemahan otot yang serius merupakan
penyakit neuromuskular menggambarkan kelelahan cepat otot. Penyakit ini
timbul karena adanya gangguan dari sinaps transmission atau pada
neuromuscular junction, bila penderita beristirahat, maka tidak lama
kemudian kekuatan otot akan pulih kembali

Pada kebanyakan kasus, gejala pertama yang dikenali adalah kelemahan pada
otot mata.Selain itu, kesulitan dalam menelan dapat menjadi tanda pertama.
Derajat kelemahan otot dalam miastenia gravis bervariasi tergantung pada
individu masingmasing, bentuk lokal yang terbatas pada otot mata (ocular
miastenia), untuk bentuk yang berat atau umum yang melibatkan banyak
otot, terkadang melibatkan otot-otot yang mengatur pernafasan
Gejala – gejala yang timbul bervariasi pada tipe dan berat kasus, termasuk
didalamnya adalah lemahnya salah satu atau kedua kelopak mata yang biasa
disebut ptosis, kabur atau penglihatan ganda (diplopia) oleh karena
kelemahan dari otot yang mengontrol pergerakan mata, ketidakseimbangan
atau gaya berjalan yang terhuyung-huyung, perubahan pada ekspresi wajah,
kesulitan dalam menelan yang dapat menyebabkan regurgitasi melalui hidung
jika mencoba menelan (otot-otot palatum) dan bila pasien meminum air,
mungkin air itu dapat keluar dari hidungnya, menimbulkan suara yang
abnormal atau suara nasal (sengau) serta gangguan bicara (disartria), dan
pasien tidak mampu menutup mulut, yang dinamakan sebagai tanda rahang
menggantung, nafas pendek, dan kelemahan pada lengan, tangan, jari,
tungkai bawah dan leher. Bila penyakit hanya terbatas pada otot-otot mata
saja, maka perjalanan penyakitnya sangat 8 ringan dan tidak akan
menyebabkan kematian.
• DMD merupakan penyakit distrofi muskular progresif, bersifat herediter dan
mengenai anak laki-laki. Penyakit ini secara bertahap melemahkan kerangka
otot, dilengan, kaki dan punggung. Pada remaja awal atau bahkan lebih
awal, otot jantung dan otot pernafasan jugamungkin dapat terpengaruh,
munculnya kelemahan berjalan pada awal dekade kedua.

• SGB adalah suatu polineuropati yang bersifat ascending dan akut yang
sering terjadi setelah 1 sampai 3 minggu setelah infeksi akut. SBG ditandai
dengan timbulnya suatu kelumpuhan akut yang disertai hilangnya refleks-
refleks tendon dan didahului parestesi dua atau tiga minggu setelah
mengalami demam disertai disosiasi sitoalbumin pada likuor dan gangguan
sensorik dan motorik perifer.
• Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi apabila lesi vaskular
intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam
ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak.

• Sroke Infark iskemik serebri sangat erat hubungannya dengan


aterosklerosis (terbentuknya ateroma) dan arteriolosklerosis. Embolus
akan menyumbat aliran darah dan terjadilah anoksia jaringan otak di
bagian distal sumbatan. Di samping itu, embolus juga bertindak sebagai
iritan yang menyebabkan terjadinya vasospasme lokal di segmen di
mana embolus berada. Gejala kliniknya bergantung pada pembuluh
darah yang tersumbat.
68. Pasien wanita usia 66 tahun dirawat di RS sejak 2 hari yang
lalu karena pasien terjatuh dan disertai dengan kelemahan
anggota gerak bagian kiri secara tiba-tiba saat pasien
membersihkan rumah. Pada saat dibawa ke RS pasien masih
sadar. Saat ini pasien muntah-muntah. Pada pemeriksaan fisik
kesadaran pasien supor, TD 200/110 mmHg. Terapi apa yang
tepat?
a.Antiemetic
b.Antihipertensi
c.Antagonis reseptor H2
d.Manitol
e.Trombolitik
Jawaban D
• Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi apabila lesi vaskular
intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam
ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak.

• Hipertensi, khususnya yang tidak terkontrol, merupakan penyebab


utama. Penyebab lain adalah pecahnya aneurisma, malformasi
arterivena, angioma kavernosa, alkoholisme, diskrasia darah, terapi
antikoagulan, dan angiopati amiloid.

• Gejala klinis stroke ada berbagai macam, diantaranya adalah


ditemukan perdarahan intraserebral (PIS) yang dapat dibedakan secara
klinis dari stroke iskemik, hipertensi biasanya ditemukan, tingkat
kesadaran yang berubah atau koma lebih umum pada stroke
hemoragik dibandingkan dengan stroke iskemik. Seringkali, hal ini
disebabkan peningkatan tekanan intrakranial.
• Jika cerebellum yang terlibat, pasien beresiko tinggi untuk herniasi dan
kompresi batang otak. Herniasi bisa menyebabkan penurunan cepat dalam
tingkat kesadaran, apnea, dan kematian. Tanda-tanda lain dari keterlibatan
cerebellar atau batang otak antara lain: ekstremitas ataksia, vertigo atau
tinnitus, mual dan muntah, hemiparesis atau quadriparesis, hemisensori
atau kehilangan sensori dari semua empat anggota, gerakan mata yang
mengakibatkan kelainan diplopia atau nistagmus, kelemahan orofaringeal
atau disfagia, wajah ipsilateral dan kontralateral tubuh.

• Kemungkinan penyebab stroke pada pasien ini adalah karena pecahnya


pembuluh darah di otak (stroke hemoragik). Pecahnya pembuluh darah otak
pada umumnya terjadi saat pasien sedang beraktivitas, adanya nyeri kepala
yang hebat, timbulnya defisit neurologis dalam waktu beberapa menit
hingga beberapa jam yang diikuti dengan adanya penurunan kesadaran,
disertai keluhan mual hingga muntah karena tekanan intrakranial yang
meningkat.
• Tujuan penatalaksanaan stroke secara umum adalah menurunkan
morbiditas dan menurunkan angka kematian serta menurunnya angka
kecacatan. Dengan penanganan yang benar pada jam‐jam pertama, angka
kecacatan stroke akan berkurang setidaknya 30%. Penatalaksanaan umum
yang dapat dilakukan adalah dengan stabilisasi jalan napas dan pernapasan.
Pemberian oksigen dapat dilakukan pada pasien dengan saturasi oksigen
<95%. Keseimbangan cairan diperhitungkan dengan mengukur cairan yang
dikeluarkan dari tubuh. Cairan yang dapat diberikan berupa kristaloid
maupun koloid secara intravena. Pada umumnya, kebutuhan cairan 30
ml/KgBB per hari. Pemasangan kateter diperlukan untuk mengukur
banyaknya urine yang diproduksi dalam 24 jam. Pemasangan pipa
nasogastrik diperlukan pada pasien ini untuk pemberian nutrisi, karena
adanya penurunan kesadaran. Diberikan juga manitol yang bertujuan untuk
menurunkan tekanan intrakranial. Manitol diberikan dengan dosis 0,25‐0,50
gr/kg BB selama lebih dari 20 menit. Pemberian manitol dapat diulangi
setiap 4‐6 jam.
• Tekanan darah tidak perlu diturunkan secara cepat. Pemberian terapi
antihipertensi jika didapatkan tekanan darah yang tinggi (hipertensi
emergensi) diberikan dengan pertimbangan bukan hanya terhadap otak
saja, tetapi juga terhadap kerusakan organ lain misalnya jantung dan ginjal.
69. Perempuan, usia 2 tahun datang ke IGD dengan kejang 1 jam
yang lalu, tanpa demam. Riwayat kejang (+). Menurut dokter sp.A
pasien merupakan pasien epilepsi.
Pemeriksaan penunjang untuk pasien ini ?
a. Ct -scan
b. MRI
c. Rontgen Kepala
d. EEG
e. Lumbal pungs
Jawaban D

• Epilepsi merupakan manifestasi gangguan fungsi otak dengan berbagai


etiologi, dengan gejala tunggal yang khas, yaitu kejang berulang akibat
lepasnya muatan listrik neuron otak secara berlebihan dan paroksimal.
Pemeriksaan penunjang
• Elektroensefalografi (EEG)
Pemeriksaan EEG merupakan pemeriksaan penunjang yang paling sering
dilakukan dan harus dilakukan pada semua pasien epilepsi untuk menegakkan
diagnosis epilepsi. Terdapat dua bentuk kelaianan pada EEG, kelainan fokal
pada EEG menunjukkan kemungkinan adanya lesi struktural di otak. Sedangkan
adanya kelainan umum pada EEG menunjukkan kemungkinan adanya kelainan
genetik atau metabolik. Rekaman EEG dikatakan abnormal bila :
1) Asimetris irama dan voltase gelombang pada daerah yang sama di kedua
hemisfer otak
2) Irama gelombang tidak teratur, irama gelombang lebih lambat dibanding
seharusnya
3) Adanya gelombang yang biasanya tidak terdapat pada anak normal, misalnya
gelombang tajam, paku (spike), paku-ombak, paku majemuk, dan gelombang
lambat yang timbul secara paroksimal
Pemeriksaan EEG bertujuan untuk membantu menentukan prognosis dan
penentuan perlu atau tidaknya pengobatan dengan obat anti epilepsi (OAE).
70. Pasien kecelakaan lalu lintas didapatkan keadaan tidak sadar.
Dari pemeriksaan GCS didapatkan pasien membuka mata bila
dirangsang nyeri, pasien hanya terdengar merintih, dan ketika
dicubit pasien dapat memegang tangan pemeriksa. Berapakah GCS
pasien?
a.10, cedera kepala sedang
b.9, cedera kepala sedang
c.9, cedera kepala berat
d.8, cedera kepala berat
e.8, cedera kepala sedang
Jawaban B
• Cedera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung atau
deselerasi terhadap kepala yang menyebabkan kerusakan tengkorak dan
otak.

• Glasgow Coma Scale (GCS) merupakan suatu komponen untuk mengukur


secara klinis beratnya cedera otak. Glasgow Coma Scale meliputi 3 kategori
yaitu respon membuka mata, respon verbal, dan respon motorik. S kor
ditentukan oleh jumlah skor dimasing –masing 3 kategori, dengan skor
maksimum 15 dan skor minimum 3, ialah sebagai berikut:
1. Nilai GCS kurang dari 8 didefinisikan sebagai cedera kepala berat.
2. Nilai GCS 9 – 13 didefinisikan sebagai cedera kepala sedang.
3. Nilai GCS 14 – 15 didefinisikan sebagai cedera kepala ringan
71. Seorang pasien perempuan 34 tahun dibawa ke IGD RS
dengan keluhan kejang seluruh tubuh selama 1 menit. Saat kejang
pasien tidak sadarkan diri dan mata mendelik keatas. Kejang
susulan selama 5 menit. Diantara kejang pasien tetap tidak sadar.
Pasien sudah mendapatkan terapi suntik diazepam 2x namun
kejang belum teratasi. Apakah terapi selanjutnya yang tepat?
a.Fenitoin
b.Profopol
c.Midazolam
d.Phenobarbital
e.Asam valproat
Jawaban A
• Tatalaksana fase akut (saat kejang)
Tujuan pengelolaan pada fase akut adalah mempertahankan oksigenasi otak
yang adekuat, mengakhiri kejang sesegera mungkin, mencegah kejang
berulang, dan mencari faktor penyebab. Serangan kejang umumnya
berlangsung singkat dan berhenti sendiri. Pengelolaan pertama untuk
serangan kejang dapat diberikan diazepam. Jika kejang masih belum berhenti,
dapat diulang setelah selang waktu 5 menit dengan dosis dan obat yang
sama. Jika setelah dua kali pemberian diazepam maka dilakukan tatalaksana
sesuai algoritma.
72. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke UGD RS
dengan keluhan kehilangan lapang pandang sebelah kiri mendadak
selama 15 detik. Keluhan diikuti nyeri kepala berdenyut, mual,
muntah dan fotofobia. Kakak perempuan dan ibu penderita
memiliki riwayat keluhan yang sama. Apakah diagnosis yang paling
mungkin ?
a.Trigeminal Neuralgia
b.Tension Type Headache
c.Migraine Headache with aura
d. Migraine Headache without aura
e.Cluster Headache
Jawaban C

• Definisi migren adalah serangan nyeri kepala unilateral berulang-ulang


dengan frekuensi lama dan hebatnya rasa nyeri yang beraneka ragam dan
biasanya berhubungan dengan tidak suka makan dan terkadang dengan
mual dan muntah. Terkadang didahului oleh gangguan sensorik, motorik,
dan kejiwaan.Sering dengan faktor keturunan.
Kriteria Diagnosis Migren Tanpa Aura
A. Sekurang-kurangnya 10 kali serangan termasuk B-D
B. Serangan nyeri kepala berlangsung antara 4-72 jam (tidak diobati atau pengobatan
yang tidak adekuat) dan diantara serangan tidak ada nyeri kepala
C. Nyeri kepala yang terjadi sekurang-kurangnya dua karakteristik sebagai berikut:
1. Lokasi unilateral
2. Sifatnya berdenyut
3. Intensitas sedang sampai berat
4. Diperberat dengan kegiatan fisik
D. Selama serangan sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebut di bawah ini:
1. Mual atau dengan muntah
2. Fotofobia atau dengan fonofobia
E. Sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebut dibawah ini:
1. Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak menunjukkan adanya kelainan
organik
2. Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik diduga adanya kelainan organik
tetapi pemeriksaan neroimaging dan pemeriksaan tambahan lainnya tidak menunjukkan
kelaianan
Kriteria Diagnosis Migren dengan Aura
A. Sekurang-kurangnya 2 serangan seperti tersebut dalam B
B. Sekurang-kurangnya terdapat 3 dari karakteristik tersebut dibawah ini:
1. Satu atau lebih gejala aura yang reversible yang menunjukkan
disfungsi hemisfer dan/atau batang otak
2. Sekurang-kurangnya satu gejala aura berkembang lebih dari 4
menit, atau 2 atau gejala aura terjadi bersama-sama
3. Tidak ada gejala aura yang berlangsung lebih dari 60 menit; bila
lebih dari satu gejala aura terjadi, durasinya lebih lama. Nyeri kepala
mengikuti gejala aura dengan interval bebas nyeri kurang dari 60 menit,
tetapi kadang kadang dapat terjadi sebelum aura.
C. Sekurang-kurangnya terdapat satu dari yang tersebut dibawah ini:
1. Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak menunjukkan
adanya kelainan organik
2. Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik diduga adanya
kelainan organik, tetapi pemeriksaan neuroimaging dan
pemeriksaan tambahan lainnya tidak menunjukkan kelainan.
• Neuralgia trigeminal / tic douloureux adalah gangguan pada saraf trigeminal
yang menyebabkan episode nyeri yang terus menerus seperti tertusuk, dan
tersentrum listrik di daerah wajah yang bersesuaian dengan distribusi
cabang saraf, seperti di daerah bibir, mata, hidung, kulit kepala atas, dahi,
rahang atas dan rahang bawah.

• Cluster headache adalah suatu sindrom idiopatik yang terdiri dari serangan
yang jelas dan berulang dari suatu nyeri periorbital unilateral yang
mendadak dan parah. Beberapa gejala dari cluster headache seperti mata
berair, hidung tersumbat dan atau berair, serta kelopak mata yang sulit
diangkat melibatkan sistem saraf otonom. Rasa nyeri pada cluster headache
seringkali digambarkan sebagai suatu nyeri yang berdenyut, panas,
menusuk terdapat di daerah mata, di pelipis, dapat pula pada tengkuk.
Orang-orang dengan kondisi ini mengatakan bahwa rasa sakitnya seperti
suatu alat pengorek yang panas ditusukkan pada mata atau seperti mata di
dorong keluar dari tempatnya
• (TTH) adalah sakit kepala yang terasa seperti tekanan atau ketegangan di
dalam dan disekitar kepala. Nyeri kepala karena tegang yang menimbulkan
nyeri akibat kontraksi menetap otot- otot kulit kepala, dahi, dan leher yang
disertai dengan vasokonstriksi ekstrakranium. Nyeri ditandai dengan rasa
kencang seperti pita di sekitar kepala dan nyeri tekan didaerah
oksipitoservikalis
73. Laki-laki berusia 20 tahun dibawa oleh polisi ke UGD setelah
mengalami kecelakaan lalu lintas 30 menit yang lalu. Pada
pemeriksaan didapatkan kesadaran sopor-komatus. Saat
dirangsang nyeri pada sternal mata tidak memberikan respon,
tangan terlihat ekstensi abnormal, dan terkadang pasien
mengerang. Pada telinga kanan mengalir darah merah segar.
Diagnosis yang paling mungkin pada kasus diatas?
a.Fraktur basis kranii anterior
b.Fraktur basis kranii posterior
c.Frakturbasis kranii media
d.Epidural hematoma
e.Subdural hematoma
Jawaban C
• Cedera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung atau
deselerasi terhadap kepala yang menyebabkan kerusakan tengkorak dan
otak.
• Fraktur tulang tengkorak (cranium) dapat terjadi pada atap atau dasar
tengkorak ( basis cranii), dan dapat berbentuk garis/linear atau
bintang/stelata, dan dapat pula terbuka atau tertutup.
• Fraktur basis cranii adalah suatu fraktur linier yang terjadi pada dasar tulang
tengkorak. Fraktur ini seringkali disertai dengan robekan pada duramater
yang melekat erat pada dasar tengkorak. pada pemeriksaan fisik dapat
ditemukan adanya rhinorrhea dan racon eyes sign pada fraktur basis cranii
fossa anterior, atau ottorhea dan battle’s sign pada fraktur basis cranii fossa
media.
• Perdarahan epidural relatif jarang, lebih kurang 0,5% dari semua cedera
otak dan 9% dari pasien yang mengalami koma. Hematom epidural itu
secara tipikal berbentuk bikonveks atau cembung sebagai akibat dari
pendorongan perdarahan terhadap duramater yang sangat melekat di
tabula interna tulang kepala. Perdaraan ini sering terjadi pada area
temporal atau temporoparietal dan biasanya disebabkan oleh robeknya
arteri meningea media akibat fraktur tulang tengkorak.

• Perdarahan subdural lebih sering terjadi daripada perdarahan epidural, kira


-kira 30% dari cedera otak berat. Perdarahan ini sering terjadi akibat
robekan pembuluh darah atau vena –vena kecil di permukaan korteks
serebri. Berbeda dengan perdarahan epidural yang berbentuk lensa
cembung pada CT scan, perdarahan subdural biasanya mengi kuti dan
menutupi permukaan hemisfer otak. Perdarahan ini dapat menutupi
seluruh permukaan otak. Kerusakan otak yang berada di bawah perdarahan
subdural biasanya lebi berat dan prognosisnya lebih buruk daripada
perdarahan epidural.
74. Seorang laki-laki usia 65 tahun dibawa ke UGD RS karena
penurunan kesadaran 1 jam yang lalu, sebelumnya pasien main
tenis dan tiba-tiba lemas. Keluhan disertai dengan lemas anggota
gerak sebelah kanan. Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
somnolen, TD: 180/110, Kaku kuduk(+), kekuatan motorik 1,
Babinski +/-. Terapi awal yang tepat untuk pasien ini?
a.Pasang infus
b.Pemberian anti hipertensi
c.Pemeriksaan lab darah
d.Foto kepala
e.Pasang kateter
Jawaban A
• Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi apabila lesi vaskular
intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam
ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak.

• Hipertensi, khususnya yang tidak terkontrol, merupakan penyebab utama.


Penyebab lain adalah pecahnya aneurisma, malformasi arterivena, angioma
kavernosa, alkoholisme, diskrasia darah, terapi antikoagulan, dan angiopati
amiloid.

• Gejala klinis stroke ada berbagai macam, diantaranya adalah ditemukan


perdarahan intraserebral (PIS) yang dapat dibedakan secara klinis dari
stroke iskemik, hipertensi biasanya ditemukan, tingkat kesadaran yang
berubah atau koma lebih umum pada stroke hemoragik dibandingkan
dengan stroke iskemik. Seringkali, hal ini disebabkan peningkatan tekanan
intrakranial.
• Tujuan penatalaksanaan stroke secara umum adalah menurunkan
morbiditas dan menurunkan angka kematian serta menurunnya angka
kecacatan. Dengan penanganan yang benar pada jam‐jam pertama, angka
kecacatan stroke akan berkurang setidaknya 30%. Penatalaksanaan umum
yang dapat dilakukan adalah dengan stabilisasi jalan napas dan pernapasan.
Pemberian oksigen dapat dilakukan pada pasien dengan saturasi oksigen
<95%. Keseimbangan cairan diperhitungkan dengan mengukur cairan yang
dikeluarkan dari tubuh. Cairan yang dapat diberikan berupa kristaloid
maupun koloid secara intravena. Pada umumnya, kebutuhan cairan 30
ml/KgBB per hari. Pemasangan kateter diperlukan untuk mengukur
banyaknya urine yang diproduksi dalam 24 jam. Pemasangan pipa
nasogastrik diperlukan pada pasien ini untuk pemberian nutrisi, karena
adanya penurunan kesadaran. Diberikan juga manitol yang bertujuan untuk
menurunkan tekanan intrakranial. Manitol diberikan dengan dosis 0,25‐0,50
gr/kg BB selama lebih dari 20 menit. Pemberian manitol dapat diulangi
setiap 4‐6 jam.
75. Pasien laki-laki usia 20 tahun mengeluh nyeri kepala sebelah
kanan yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan
menyengat pada daerah pipi, rahang dan dahi. Nyeri dirasakan
dalam beberapa detik hingga menit. Apakah diagnosis yang
paling tepat pada kasus ini?
a.Cluster headache
b.Migrain dengan aura
c.Tension type headache
d.Migrain tanpa aura
e.Neuralgia trigeminal
Jawaban E

• Neuralgia trigeminal / tic douloureux adalah gangguan pada saraf


trigeminal yang menyebabkan episode nyeri yang terus menerus seperti
tertusuk, dan tersentrum listrik di daerah wajah yang bersesuaian
dengan distribusi cabang saraf, seperti di daerah bibir, mata, hidung,
kulit kepala atas, dahi, rahang atas dan rahang bawah.
• Neuralgia trigeminal mengalami nyeri wajah hebat unilateral,
paroksismal, mendadak dan berakhir dalam beberapa detik sampai
beberapa menit pada daerah penyebaran bagian kedua (saraf maksilaris)
atau ketiga (saraf mandibularis) saraf trigeminus (divisi mandibularis dan
maksilaris paling sering terkena).
• Sifat nyeri seperti ditusuk-tusuk, cepat, berat, tajam, menusuk, seperti
serangan listrik. Serangan nyeri terjadi secara tiba-tiba, singkat dan
kemudian menghilang secara tiba-tiba pula, walaupun kadang terdapat juga
nyeri yang terus-menerus. Seringkali ada area pemicu (trigger zone) yang
jika diberi tekanan lembut pun akan menyebabkan nyeri. Sehingga, pasien
kemudian malas membasuh wajah atau bercukur karena takut terjadi nyeri.
Kadang nyeri dapat tercetus hanya dengan berbicara atau terkena angin
dingin. Dapat terjadi kesulitan mengunyah dan menelan sehingga terjadi
penurunan berat badan
• migren adalah serangan nyeri kepala unilateral berulang-ulang dengan
frekuensi lama dan hebatnya rasa nyeri yang beraneka ragam dan biasanya
berhubungan dengan tidak suka makan dan terkadang dengan mual dan
muntah. Terkadang didahului oleh gangguan sensorik, motorik, dan
kejiwaan.Sering dengan faktor keturunan.
• Cluster headache adalah suatu sindrom idiopatik yang terdiri dari serangan
yang jelas dan berulang dari suatu nyeri periorbital unilateral yang
mendadak dan parah.
• (TTH) adalah sakit kepala yang terasa seperti tekanan atau ketegangan di
dalam dan disekitar kepala. Nyeri kepala karena tegang yang menimbulkan
nyeri akibat kontraksi menetap otot- otot kulit kepala, dahi, dan leher yang
disertai dengan vasokonstriksi ekstrakranium. Nyeri ditandai dengan rasa
kencang seperti pita di sekitar kepala dan nyeri tekan didaerah
oksipitoservikalis
76. Seorang laki-laki 40 tahun datang ke RS dibawa oleh temannya
karena kejang 30 menit yang lalu. Saat sampai UGD pasien masih
kejang. Mata mendelik ke atas, leher menoleh ke kanan, lidah
tergigit, mulut berbusa. Kejang ditangan dan kaki tersentak-sentak.
Teman pasien tidak mengetahui keadaan pasien sebelum kejang.
Tidak ada riwayat kejang. Pada PF umum dan neurologi dbn. Tipe
kejang pada pasien ini adalah?
a.Parsial Sederhana
b.Parsial Kompleks
c.Parsial Kompleks Generalize
d.Generalize Klonik
e.Generalize Mioklonik
Jawaban D
Gejala dan tanda dari epilepsi dibagi berdasarkan klasifikasi dari epilepsi,
yaitu :
1) Kejang parsial
Lesi yang terdapat pada kejang parsial berasal dari sebagian kecil dari otak
atau satu hemisfer serebrum. Kejang terjadi pada satu sisi atau satu bagian
tubuh dan kesadaran penderita umumnya masih baik.
a. Kejang parsial sederhana
• Gejala yang timbul berupa kejang motorik fokal, fenomena halusinatorik,
psikoilusi, atau emosional kompleks. Pada kejang parsial sederhana,
kesadaran penderita masih baik.
b. Kejang parsial kompleks
• Gejala bervariasi dan hampir sama dengan kejang parsial sederhana, tetapi
yang paling khas terjadi adalah penurunan kesadaran dan otomatisme.
2) Kejang umum
Lesi yang terdapat pada kejang umum berasal dari sebagian besar dari otak
atau kedua hemisfer serebrum. Kejang terjadi pada seluruh bagian tubuh dan
kesadaran penderita umumnya menurun.
a. Kejang Absans
• Hilangnya kesadaran sessat (beberapa detik) dan mendadak disertai
amnesia. Serangan tersebut tanpa disertai peringatan seperti aura atau
halusinasi, sehingga sering tidak terdeteksi.
b. Kejang Atonik
• Hilangnya tonus mendadak dan biasanya total pada otot anggota badan,
leher, dan badan. Durasi kejang bisa sangat singkat atau lebih lama.
c. Kejang Mioklonik
• Ditandai dengan kontraksi otot bilateral simetris yang cepat dan singkat.
Kejang yang terjadi dapat tunggal atau berulang.
d. Kejang Tonik-Klonik
• Sering disebut dengan kejang grand mal. Kesadaran hilang dengan cepat
dan total disertai kontraksi menetap dan masif di seluruh otot. Mata
mengalami deviasi ke atas. Fase tonik berlangsung 10 - 20 detik dan diikuti
oleh fase klonik yang berlangsung sekitar 30 detik. Selama fase tonik,
tampak jelas fenomena otonom yang terjadi seperti dilatasi pupil,
pengeluaran air liur, dan peningkatan denyut jantung.
e. Kejang Klonik
• Gejala yang terjadi hampir sama dengan kejang mioklonik, tetapi kejang
yang terjadi berlangsung lebih lama, biasanya sampai 2 menit.
f. Kejang Tonik
• Ditandai dengan kaku dan tegang pada otot. Penderita sering mengalami
jatuh akibat hilangnya keseimbangan,
77. Laki-laki berusia 40 tahun datang ke dokter dengan keluhan
mata juling sudah satu minggu yang lalu. Kesulitan menelan dan
berulang setelah aktivitas dan memburuk saat istirahat. Tes
wastenberg (+). Diagnosis pasien ini adalah ?
a.Stroke hemoragik
b.Guillen Barre Sindrom
c.Myastenia Gravis
d.Stroke non hemoragik
e.Distrofi Muskular
Jawaban C
• Miastenia Gravis (MG) yang berarti kelemahan otot yang serius merupakan
penyakit neuromuskular menggambarkan kelelahan cepat otot. Penyakit ini
timbul karena adanya gangguan dari sinaps transmission atau pada
neuromuscular junction, bila penderita beristirahat, maka tidak lama
kemudian kekuatan otot akan pulih kembali
• Pada kebanyakan kasus, gejala pertama yang dikenali adalah kelemahan
pada otot mata.Selain itu, kesulitan dalam menelan dapat menjadi tanda
pertama. Derajat kelemahan otot dalam miastenia gravis bervariasi
tergantung pada individu masingmasing, bentuk lokal yang terbatas pada
otot mata (ocular miastenia), untuk bentuk yang berat atau umum yang
melibatkan banyak otot, terkadang melibatkan otot-otot yang mengatur
pernafasan
• Bila gejala-gejala pada kelopak mata tidak jelas, dapat dicoba tes
Wartenberg. Penderita diminta menatap tanpa kedip suatu benda yang
terletak di atas bidang kedua mata beberapa lamanya. Pada myasthenia
gravis kelopak mata yang terkena menunjukkan ptosis.
• DMD merupakan penyakit distrofi muskular progresif, bersifat herediter dan
mengenai anak laki-laki. Penyakit ini secara bertahap melemahkan kerangka
otot, dilengan, kaki dan punggung. Pada remaja awal atau bahkan lebih
awal, otot jantung dan otot pernafasan jugamungkin dapat terpengaruh,
munculnya kelemahan berjalan pada awal dekade kedua.

• SGB adalah suatu polineuropati yang bersifat ascending dan akut yang
sering terjadi setelah 1 sampai 3 minggu setelah infeksi akut. SBG ditandai
dengan timbulnya suatu kelumpuhan akut yang disertai hilangnya refleks-
refleks tendon dan didahului parestesi dua atau tiga minggu setelah
mengalami demam disertai disosiasi sitoalbumin pada likuor dan gangguan
sensorik dan motorik perifer.
• Stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi apabila lesi vaskular
intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan ke dalam
ruang subaraknoid atau langsung ke dalam jaringan otak.

• Infark iskemik serebri sangat erat hubungannya dengan aterosklerosis


(terbentuknya ateroma) dan arteriolosklerosis. Embolus akan
menyumbat aliran darah dan terjadilah anoksia jaringan otak di bagian
distal sumbatan. Di samping itu, embolus juga bertindak sebagai iritan
yang menyebabkan terjadinya vasospasme lokal di segmen di mana
embolus berada. Gejala kliniknya bergantung pada pembuluh darah yang
tersumbat.
78. Pasien anak berumur 6 tahun datang ke IGD RS dengan sakit
kepala. Diketahui anak mengalami demam tinggi. Pemeriksaan
kaku kuduk (+). Pemeriksaan penunjang untuk pasien tersebut
adalah?
A. Foto polos
B. CT-scan
C. MRI
D. Lumbal pungsi
E. EEG
Jawaban D
• Meningitis merupakan peradangan dari meningen yang menyebabkan
terjadinya gejala perangsangan meningen seperti sakit kepala, kaku kuduk,
fotofobia disertai peningkatan jumlah leukosit pada liquor cerebrospinal
(LCS).

• Penyebab paling umum peradangan pada meningens adalah akibat iritasi


oleh infeksi bakteri atau virus. Organisme biasanya masuk meningens
melalui aliran darah dari bagian lain dari tubuh ataupun dapat secara
langsung (perkontinuitatum dari peradangan organ atau jaringan di dekat
selaput otak.

• Diagnosis pasti ditegakkan melalui isolasi bakteri dari LCS dengan metode
lumbal punksi.
79. Pasien anak berumur 5 tahun datang ke IGD RS dengan sakit
kepala. Diketahui anak mengalami demam tinggi. Pemeriksaan
kaku kuduk (+). Dilakukan pemeriksaan CSF dengan hasil cairan
ground glass apperance (+), kadar protein tinggi, kadar glukosa
rendah, endapan fibrin seperti sarang laba-laba. Apa kemungkinan
diagnosa pada pasien tersebut?
A. meningitis TB
B. meningitis viral
C. meningitis purulenta
D. Epilepsi
E. Kejang demam kompleks
Jawaban A
• Meningitis TB
Pungsi lumbal memperlihatkan CSS yang jernih, kadang-kadang sedikit keruh
atau ground glass appereance. Bila CSS didiamkan maka akan terjadi
pengendapan fibrin yang halus seperti sarang laba-laba. Jumlah sel antara 10-
500/ml dan kebanyaan limfosit. Kadang-kadang oleh reaksi tuberkulin yang
hebat terdapat peningkatan jumlah sel, lebih dari 1000/ml. Kadar glukosa
rendah, antara 20-40 mg%, kadara klorida dibawah 600mg%. CSS dan
endapan sarng laba-laba dapat diperiksa untuk pembiakan atau kultur
menurut pengecatan Ziehl-Nielsen.
• meningitis purulenta
Diperoleh hasil pemeriksaan cairan serebrospinal yang keruh karena
mengandung pus, nanah yang merupakan campuran leukosit yang hidup dan
mati, jaringan yang mati dan bakteri. Jumlah sel dapat mencapai beribu-ribu
per mm3. Sebagain besar terdiri atas leukosit polimorfonuklear. Pada yang
berat dijumpai nanah. Kadar protein tinggi, hingga melebihi 500 mg%. Kadar
glukose menurun (kurang dari setengah konsentrasi glukosa dalam darah,
tetapi seringkali tidak terdeteksi). Peningkatan tekanan cairan serebrospinal.
Jangan lupakan pemeriksaan mikrobiologis untuk menentukan kausa
meningitis. Pemeriksaan lumbal punksi pada penderita dengan perjalanan
penyakit yang fulminan dan memiliki respon imun yang lemah kadang-kadang
tidak menunjukkan perubahan kimiawi dan sitologis LCS.
• Meningitis viral
Sel mononuclear predominan merupakan aturannya, tetapi PMN dapat
merupakan sel utama pada 12-24 jam pertama; hitung sel biasanya kemudian
didominasi oleh limfosit pada pole CSF klasik meningitis viral. Hal ini
menolong untuk membedakan meningitis bakterial dari viral, dimana
mempunyai lebih tinggi hitung sel dan predominan PMN pada sel pada
perbedaan sel; hal ini merupakan bukan merupakan atran yang absolute
bagaimanapun.
80. Kontraindikasi dilakukannya pungsi lumbal, kecuali?
a. Edema papil
b. Fotofobia
c. Kesadaran menurun
d. Refleks fisiologis mneingkat
e. Tanda neurologis fokal
Jawaban B

• Kontraindikasi pungsi lumbal pada pasien dengan kecurigaan meningitis


adalah edema papil, penurunan tingkat kesadaran, dan tanda neurologis
fokal. Pada pasien dengan gejala tersebut, diperlukan CT scan kranial
sebelum pungsi untuk menyingkirkan adanya lesi masa, misalnya massa
pada fosa posterior, yang dapat menyerupai meningitis.
81. Seorang perempuan 55 tahun datang ke tempat praktik
dokter dengan keluhan sakit kepala hebat disertai mual dan
muntah. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 200/120 mmHg, nadi
100x/menit, suhu 36,8C. Pada funduskopi didapatkan :
perdarahan dan edema eksudat perdarahan. Kemungkinan
diagnosis adalah ?
a.Hipertensi Emergensi
b.Hipertensi Urgensi
c.Hipertensi grade 1
d.Hipertensi grade 2
e.Hipertensi grade 3
Jawaban A
Krisis hipertensi merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan
darah yang sangat tinggi yang kemungkinan dapat menimbulkan atau telah
terjadinya kelainan organ target. Biasanya ditandai oleh tekanan darah >180/120
mmHg, dikategorikan sebagai hipertensi emergensi atau hipertensi urgensi.
Pada hipertensiemergensi, tekanan darah meningkat ekstrim disertai dengan
kerusakan organ target akut yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah
harus diturunkan segera (dalam hitungan menit-jam) untuk mencegah
kerusakan organ lebih lanjut. Contoh gangguan organ target akut antara lain,
encephalopathy, pendarahan intrakranial, gagal ventrikel kiri akut disertai
edema paru, dissecting aortic aneurysm, angina pectoris tidak stabil dan
eklampsia atau hipertensi berat selama kehamilan
• Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan darah tinggi. Batas
tekanan darah yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan
normal atau tidaknya tekanan darah adalah tekanan sistolik dan diastolik.
Bedasarkan JNC (Joint National Comitee) VII, seorang dikatakan mengalami
hipertensi jika tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan diastolik 90 mmHg
atau lebih

Kategori tekanan darah Tekanan sistolik (mmHg) Tekanan diastolik (mmHg)

Normsl ≤ 120 ≤ 80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi stadium 1 140-159 90-99

Hipertenmsi stadium 2 ≥160 ≥100


82. Pasien laki-laki 63 tahun, mengeluh jantung berdebar-debar
memiliki gambaran EKG seperti gambar di bawah, TD 120/80
mmHg, HR 180 x/mnt, RR 21 x/mnt, t 36,5 0C. Apakah diagnosis
pasien?

a. Ventrikel takikardi
b. Supraventrikuler takikardi
c. Atrium takikardi
d. Atrium fibrilasi
e. ventrikel fibrilasi
Jawaban B
• Supraventrikular takikardi adalah seluruh bentuk takikardi yang muncul dari
berkas HIS maupun di atas bifurkasi berkas HIS. Pada umumnya gejala yang
timbul berupa palpitasi, kepala terasa ringan, pusing, kehilangan kesadaran,
nyeri dada, dan nafas pendek. Gejala-gejala tersebut muncul secara tiba-
tiba (sudden onset) dan berhenti secara tiba-tiba (abrupt onset)
• Ventrikel takikardi adalah ventrikel ekstrasistol yang timbul ≥ 4x berturut-turut.
Merupakan salah satu aritmia lethal (berbahaya) karena mudah berkembang
menjadi ventrikel fibrilasi dan dapat menyebabkan henti jantung (cardiac
arrest). Ventrikel takikardi disebabkan oleh keadaan yang mengganggu sistem
konduksi jantung, seperti kekurangan pasokan O2 akibat gangguan pada
pembuluh darah koroner, kardiomiopati,sarcoidosis, gagal jantung, dan
keracunan digitalis. Diagnosis ditegakkan jika ditemukan denyut jantung 150-
210x/menit dan ditemukan gejala berupa sakit kepala, kepala terasa ringan,
kehilangan kesadaran, dan henti jantung yang muncul secara tiba-tiba dan tidak
pernah terjadi sebelumnya. Pemeriksaan EKG menunjukkan adanya kompleks
QRS lebar yang timbul berturut-turut dan terus menerus dengan kecepatan
>150x/menit.
• Ventrikel fibrilasi merupakan jenis aritmia yang paling berbahaya. Jantung
tidak lagi berdenyut melainkan hanya bergetar sehingga jantung tidak dapat
memompa darah dengan efektif. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
henti jantung (cardiac arrest). Gejala yang timbul berupa tanggapan pasien
berkurang, pasien sudah tidak bernafas atau hanya gasping, henti jantung
yang muncul secara tiba-tiba (Sudden Cardiac Arrest).
• Fibrilasi atrium adalah takiaritmia supraventrikular yang khas, dengan
aktivasi atrium yang tidak terkoordinasi mengakibatkan perburukan fungsi
mekanis atrium. Pada elektrokardiogram (EKG), ciri dari FA adalah tiadanya
konsistensi gelombang P, yang digantikan oleh gelombang getar (fibrilasi)
yang bervariasi amplitudo, bentuk dan durasinya. Pada fungsi NAV yang
normal, FA biasanya disusul oleh respons ventrikel yang juga ireguler, dan
seringkali cepat
EKG :
• Laju ventrikel bersifat ireguler tidak terdapat gelombang P yang jelas
• Gel P digantikan oleh gelombang F yang ireguler dan acak, diikuti oleh
kompleks QRS yang ireguler pula.
• secara umum: Laju jantung umumnya berkisar 110-140x/menit, tetapi
jarang melebihi 160-170x/menit.
• Dapat ditemukan denyut dengan konduksi aberan (QRS lebar) setelah siklus
interval RR panjang-pendek (fenomena Ashman)
• Preeksitasi • Hipertrofi ventrikel kiri • Blok
• berkas cabang • Tanda infark akut/lama
• Ventrikel Ekstrasistol adalah gangguan irama berupa timbulnya denyut
jantung prematur yang berasal dari 1 atau lebih fokus di ventrikel.
Merupakan kelainan irama jantung yang paling sering ditemukan. Ventrikel
ekstrasistol dapat disebabkan oleh iskemia miokard, infark miokard akut,
gagal jantung, sindrom QT memanjang, prolaps katup mitral,
cerebrovascular accident, keracunan digitalis, hipokalemia, miokarditis,
kardiomiopati. Namun dapat juga timbul pada jantung yang normal.
Gambaran EKG menunjukkan komples QRS lebar dan bizzare serta tidak
didahului dengan gelombang P.
83. Laki-laki 60 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada
sebelah kiri sejak 1 jam yang lalu. Nyeri menjalar ke punggung
seperti ditusuk-tusuk. Nyeri berlangsung >20menit. Tidak
membaik dengan T inverted di lead II, III, avF. Diagnosisnya…
a. STEMI
b. NSTEMI
c. Angina pectoris stabil
d. Kardiomiopati
e. Angina Pectoris tidak stabil
Jawaban B

Sindroma Koroner Akut (SKA) adalah suatu terminologi yang digunakan


untuk menggambarkan kumpulan proses penyakit yang meliputi angina
pektoris tidak stabil (APTS), infark miokard gelombang non-Q atau infark
miokard tanpa elevasi segmen ST (Non-ST elevation myocardial infarction/
NSTEMI), dan infark miokard gelombang Q atau infark miokard dengan
elevasi segmen ST (ST elevation myocardia infarction/ STEMI)
• NSTEMI adalah sindroma klinik yang disebabkan oleh oklusi parsial atau
emboli distal arteri koroner,tanpa elevasi segmen ST pada gambaran EKG.
Pemeriksaan EKG:
Tidak ada elevasi segmen ST
Ada perubahan segmen ST atau gelombang T

• STEMI Adalah kejadian oklusi mendadak di arteri koroner epikardial dengan


gambaran EKG elevasi segmen ST
EKG :
o Elevasi segmen ST> 1 mm di minimal dua lead yang berdekatan,
o Terdapat evolusi pada EKG 1 jam kemudian

• Angina pektoris stabil merupakan suatu sindroma klinis berupa rasa tidak
nyaman di dada, rahang, bahu, punggung, atau lengan yang timbul saat
aktifitas atau stress emosional yang berkurang dengan istirahat atau
nitrogliserin.
Angina Pektoris Tak Stabil (APTS)
• APTS adalah dimana simptom iskemia sesuai SKA, tanpa terjadi peningkatan
enzim petanda jantung (CK-MB, troponin) dengan atau tanpa perubahan
EKG yang menunjukkan iskemia (depresi segmen ST, inversi gelombang T
dan elevasi segmen ST yang transien.
Yang termasuk dalam angina tak stabil adalah :
a) Bila pasien dengan angina yang masih baru dalam 2 bulan, di mana
angina adalah cukup berat dan frekuensi lebih dari 3 kali per hari.
b) Bila pasien dengan angina yang makin bertambah berat, sebelumnya
angina stabil, tapi serangan angina timbul lebih sering dan lebih berat
nyerinya tetapi faktor presipitasi makin ringan.
c) Pasien dengan serangan angina masa istirahat.

Kardiomiopati : merupakan penyakit otot jantung yang tidak diketahui


penyebabnya
84. Wanita usia 48 tahun mengeluh dada berdebar-debar, riwayat
hipertensi, edema, DM (-), pemeriksaan fisik dalam batas normal,
pemeriksaan EKG Atrial Fibrilasi dengan bradikardi 50x/menit,
terdapat bising diastolik grade III/IV apex. Diagnosisnya…
a. Tricuspid stenosis
b. Mitral stenosis
c. Aorta regurgitasi
d. Mitral regurgitasi
e. Aorta stenosis
Jawaban B
• Mitral stenosis adalah obstruksi katup mitral yang menyebabkan aliran
darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri terganggu, baik akibat rematik (paling
sering) atau nonrematik.
Gejala
• Berdebar ( takikardia/ AF ),
• Batuk darah,
• Sesak nafas saat aktivitas,
• Ortopnoe,
• Paroxysmal nocturnal dyspnoe,
• Cepat lelah,
• Gejala karena tromboemboli
Auskultasi: S1 keras, opening snap, bising middiastolik, bising pre-sistolik
• Stenosis trikuspid (TS) adalah obstruksi katup tricuspid yang menyebabkan
alirah darah dari atrium kanan ke ventrikel kanan terganggu. Tanda-tanda
gagal jantung kanan: JVP meningkat, hepatos plenomegali, ascites, edema
perifer
Gejala
- Berdebar
- Bengkak pada tungkai
- Perut kanan terasa sakit
- Sesak napas saat aktivitas
- Cepat lelah
- Beberapa gejala yang tidak khas
Auskultasi Pada TS
• Opening snap,
• Bising diastolic akhir (end-diastolic murmur),
• Bising presistolik jelas di sela iga 3-4 parasternal kiri.
Regurgitasi aorta adalah aliran balik dari aorta ke ventrikel kiri yang disebabkan
oleh kelainan katup aorta itu sendiri atau sebagai akibat kelainan geometri
pangkal aorta. Dapat disertai stenosis katup aorta tetapi derajat regurgitasi lebih
dominan.
Gejala :
- Sesak napas
- Ortopnea
- Paroxysmalnocturnal dyspnea
- Kemampuan aktivitas fisik menurun
- Berdebar-debar
- Pusing kepala
- Sinkope
- Angina pectoris
- Diaforesis
AR murni: murmur diastolic di area aorta, menjalar sepanjang sisi sternal
murmur diastolic Austin-Flint-low pitch diapeks jantung murmur diastolic Dove -
bunyi seperti siulan (cooing)
Bila disertai AS: S-2 lemah, bising ejeksi sistolik bruit pada arteri karotis
(menjalar ke leher)
• Regurgitasi mitral (MR) adalah insufisiensi katup mitral yang tidak menutup
dengan sempurna pada saat sistolik, sehingga menyebabkan aliran balik ke
atrium kiri.
Gejala
• Berdebar,
• Batuk-batuk,
• Sesak napas saat aktivitas,
• Ortopnoe,
• Paroxysmal nocturnal dyspnoe,
• Cepat lelah,
• Beberapa gejala yang tidak khas
Auskultasi
o MR dominan: S-1 melemah, pada MVP terdengar midsistolik click. Bising
pansistolik frekuensi tinggi diapeks dengan penjalaran ke aksilla, pada MVP
bising pansistolik nyaring seperti suara burung camar (seagull murmur);
o Bila MS dominan : S-1 keras, opening snap, bising mid-diastolik
• Stenosis Aorta adalah obstruksi katup aorta yang menyebabkan aliran darah
dari ventrikel kirike aorta terganggu, bisa karena rematik atau non rematik.
Gejala
- Cepat lelah
- Nafas pendek atau sesak nafas (dispneu, takipneu, ortopneu)
- Sinkop / gangguan peredaran darah otak sepintas
- Sakit dada (angina pektoris)

- Auskultasi: S2 lemah bising ejeksi sistolik di area aorta menjalar ke leher


bruit pada a. karotis
85. Seorang laki-laki usia 50 tahun dibawa ke UGD dengan
keluhan nyeri dada diatas ulu hati. Nyeri dirasakan ½ jam yang
lalu. Pasien adalah perokok berat dan mengalami kurang tidur
karena ada tugas kantor yang harus di kerjakan. Pada
pemeriksaan EKG terdapat depresi segmen ST di V5-V6.
Pemeriksaan lab apa yang diperlukan untuk menunjang diagnosis
adalah
a. CRP
b. CKMB
c. Troponin
d. LED
e. Hitung jenis leukosit
Jawaban B
• SKA terdiri dari Unstable AnginaPectoris (UAP), Non ST Segment
Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI), dan ST Segment Elevation
Myocardial Infarction (STEMI).

• NSTEMI adalah salah satu spektrum SKA. Oklusi pada NSTEMI bersifat
parsial. Pada saat terjadi nekrosis miokard, permeabilitas miokard
meningkat sehingga enzim dan protein jantung keluar dan terdeteksi di
sirkulasi. Beberapa biomarker jantung yang terdeteksi sirkulasi seperti
troponin, Mioglobin, Myosin, CKMB, LDH, dan SGOT terdeteksi di
sirkulasi
86. Pasien laki-laki, usia 50 tahun mengeluhkan nyeri di sendi. TD
160/90. Riwayat gout (+). Obat yang menjadi kontraindikasi untuk
pasien ini :
a. Golongan ARB
b. Golongan CCB
c. Golongan ACEI
d. Golongan Beta blocker
e. Golongan Diuretik
Jawaban E
Kelas obat indikasi Kontraindikasi

mutlak Tidak mutlak


Diuretika Gagal jantung kongestif, usia lanjut, Gout Kehamilan
(Thiazide) isolated systolic hypertension, ras
afrika
Diuretika (Loop) Insufisiensu ginjal, gagal jantung
kongestif
Diuretika (anti Gagal jantung kongestif, pasca Gagal ginjal, hiperkalemia
aldosteron) infark miokardium
Penyekat β Angina pektoris, pasca infark Asma, penyakit paru Penyakit pembuluh darah
miokardium, gagal jantung obstruktif menahun, AV perifer, intoleransi glukosa,
kongestif, kehamilan, takiaritmia blok (derajat 2 atau 3) atlit atu pasien yang aktif
secara fisik
Kelas obat indikasi Kontraindikasi

mutlak Tidak mutlak


Calcium Usia lanjut, isolated systolic Takiaritmia, gagal
antagonist hypertension, angina pektoris, penyakit jantung kongestif
(dihydropiridine) pembuluh darah perifer, ateroslerosis
karotis, kehamian
Calsium angina pektoris, takikardia AV blok (derajat 2 atau 3),
antagonist supraventrikuler, ateroslerosis karotis gagal jantung kongestif
(verapamil,
diltiazem)
Penghambat ACE Gagal jantung kongestif, disfungsi Kehamilan, hiperkalemia,
ventrikel kiri, pasca infark miokardium, stenosis arteri renalis
non-diabetik nefropati, nefropati DM bilateral
tipe 1, proteinuria
Angiotensin II Nefropati DM tipe 2, mikroalbuminuria Kehamilan, hiperkalemia,
reseptor diabetik, proteinuria, hipertrofi stenosis arteri renalis
antagonist ventirkel kiri, batuk karena ACEI bilateral
Α-blocker Hiperplasia prostat (BPH), Hipotensi ortostatis Gagal jantung
hiperlipidemia kongestif
87. Seorang laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri
ulu hati yang tidak membaik saat dibuat istirahat. Ayah pasien
juga meninggal dalam usia 48 tahun secara tiba-tiba. Pada
pemeriksaan fisik tampak CM, T 110/70 mmHg N 102x/menit RR
30x/menit. Pada pemeriksaan EKG tampak ST elevasi pada lead II,
III, avF. Pada pemeriksaan penanda marker jantung terdapat
peningkatan troponin T dan CKMB. Diagnosis untuk pasien
tersebut?
a. Gastritis
b. Angina stabil
c. Angina tak stabil
d. STEMI
e. NSTEMI
Jawaban D

Sindroma Koroner Akut (SKA) adalah suatu terminologi yang digunakan


untuk menggambarkan kumpulan proses penyakit yang meliputi angina
pektoris tidak stabil (APTS), infark miokard gelombang non-Q atau infark
miokard tanpa elevasi segmen ST (Non-ST elevation myocardial infarction/
NSTEMI), dan infark miokard gelombang Q atau infark miokard dengan
elevasi segmen ST (ST elevation myocardia infarction/ STEMI)
Angina Pektoris Tak Stabil (APTS)
• APTS adalah dimana simptom iskemia sesuai SKA, tanpa terjadi peningkatan
enzim petanda jantung (CK-MB, troponin) dengan atau tanpa perubahan
EKG yang menunjukkan iskemia (depresi segmen ST, inversi gelombang T
dan elevasi segmen ST yang transien.
Yang termasuk dalam angina tak stabil adalah :
a) Bila pasien dengan angina yang masih baru dalam 2 bulan, di mana
angina adalah cukup berat dan frekuensi lebih dari 3 kali per hari.
b) Bila pasien dengan angina yang makin bertambah berat, sebelumnya
angina stabil, tapi serangan angina timbul lebih sering dan lebih berat
nyerinya tetapi faktor presipitasi makin ringan.
c) Pasien dengan serangan angina masa istirahat.
• NSTEMI adalah sindroma klinik yang disebabkan oleh oklusi parsial atau
emboli distal arteri koroner,tanpa elevasi segmen ST pada gambaran EKG.
Pemeriksaan EKG:
Tidak ada elevasi segmen ST
Ada perubahan segmen ST atau gelombang T

• STEMI Adalah kejadian oklusi mendadak di arteri koroner epikardial dengan


gambaran EKG elevasi segmen ST
EKG :
o Elevasi segmen ST> 1 mm di minimal dua lead yang berdekatan,
o Terdapat evolusi pada EKG 1 jam kemudian

• Angina pektoris stabil merupakan suatu sindroma klinis berupa rasa tidak
nyaman di dada, rahang, bahu, punggung, atau lengan yang timbul saat
aktifitas atau stress emosional yang berkurang dengan istirahat atau
nitrogliserin.
88. Seorang laki-laki 60 tahun datang dengan keluhan sesak nafas. Sesak sejak 2
bulan ini dan memberat 2 hari ini sampai tidur dengan bantal tinggi. Pasien
mempunyai riwayat HT 5 tahun dan rajin kontrol. Riwayat pengobatan terakhir
2 bulan yang lalu dan 1 bulan ini tidak minum obat sama sekali. Pasien
mengalami dispneu on effort 6 bulan ini dan nokturia 2 bulan ini. pemeriksaan
fisik didapatkan pasien tampak sakit agak sangat TD 160/100 mmHg N
108x/menit RR 32x/menit dangkal, afebris. Hepar lien dalam batas normal.
Edem kedua tungkai S1 S2 (-) S4 (+). Pada pemeriksaan EKG didapatkan
hipertrofi ventrikel kiri dan strain. Atrium kiri membesar. Pada foto polos
tampak jantung membesar membentuk sepatu bood dan tampak bendungan
paru. Diagnosis untuk kasus di atas adalah:
a. Decompensatio cordis kiri NYHA klas I
b. Decompensatio cordis kiri NYHA klas II
c. Decompensatio cordis kiri NYHA klas III
d. Decompensatio cordis kiri NYHA klas IV
e. Decompensatio cordis kiri NYHA klas V
Jawaban D

• Gagal jantung dapat didefinisikan sebagai kelainan struktur atau fungsi


jantung yang menyebabkan kegagalan jantung untuk memberikan suplai
darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan.
• Dalam mendiagnosis gagal jantung kongestif, dipakai kriteria
Framingham
• Ada berbagai klasifikasi untuk gagal jantung, diantaranya berdasarkan abnormalitas
struktur jantung yang di susun oleh American Heart Association/American College of
Cardiology (AHA/ACC) atau berdasarkan gejala berkaitan dengan kapasitas fingsional yang
diterbitkan oleh New York Heart Association (NYHA).

Kelas Gejala
Kelas I Pasien dengan penyakit jantung tetapi tidak ada pembatasan aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa tidak
menyebabkan kelelahan berlebihan, palpitasi, dispnea atau nyeri angina.

Kelas II Pasien dengan penyakit jantung dengan sedikit pembatasan aktivitas fisik. Merasa nyaman saat
istirahat. Hasil aktivitas normal fisik kelelahan, palpitasi, dispnea atau nyeri angina.

Kelas III Pasien dengan penyakit jantung yang terdapat pembatasan aktivitas fisik. Merasa nyaman saat
istirahat. Aktifitas fisik ringan menyebabkan kelelahan, palpitasi, dispnea atau nyeri angina.

Kelas IV Pasien dengan penyakit jantung yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas
fisik apapun tanpa
ketidaknyamanan. Gejala gagal jantung dapat muncul bahkan pada saat istirahat. Keluhan
meningkat saat melakukan aktifitas
89. Seorang wanita, usia 34 tahun, dibawa ke UGD RS dengan
keluhan sesak napas. Pasien sesak napas terutama sejak 3 minggu
yang lalu. Pasien mengaku tidur dengan 2-3 bantal agar tidak
sesak dan sering terbangun karena batuk dan sesak. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 180/120 mmHg, nadi
130x/menit, respirasi 30x/menit, suhu 36,80C, JVP 5+2 cmH2O,
hepar teraba 2 cm di bawah arkus kosta, terdapat ronki basah
halus di bagian basal kedua paru, dan edema kedua tungkai.
Terapi awal yang tepat adalah:
a. Furosemid
b. Spironolakton
c. Captopril
d. Digoxin
e. Valsartan
Jawaban A

• Obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan pasien gagal jantung


adalah Diuretik, Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACE Inhibitor),
Beta blocker, antagonis aldosteron, Angiotensin Receptor Blocker (ARB),
dan digoksin, dapat pula dipikirkan pemberian nitrat untuk menurunkan
preload jantung atau hydralazine untuk menurunkan afterload jantung.
1. Diuretik: Furosemid oral / IV bila tanda dan gejala kongesti masih ada,
dengan dosis 1 mg/kg BB atau lebih
2. ACE inhibitor (atau ARB bila batuk) bila tidak ada kontra indikasi; dosis
dinaikan bertahap sampai dosis optimal tercapai
3. Beta blocker dosis kecil bila tidak ada kontra indikasi, dosis naik bertahap
Bila dosis sudah optimal tetapi laju nadi masih cepat (>70x/menit), dengan:
• Irama sinus, dapat ditambahkan Ivabradin mulai dosis kecil 2x2,5mg,
maksimal 2 X 5mg.
• Irama atrialfibrilasi - respons ventrikel cepat serta fraksi ejeksi rendah,
tetapi fungsi ginjal baik, berikan digoxin dosis rumat 0,25mg pagi.
4. Mineralocorticoid Receptor Blocker (Aldosterone Antagonist) dosis kecil
bila tidak ada kontra indikasi.
90. Seorang pria berusia 55 thn datang ke IGD dgn keluhan nyeri
dada yg timbul tiba-tiba disertai rasa sesak nafas. Pasien dgn riw
hipertensi dan DM. PF: kelainan pernafasan, kecemasan disertai
keringat dingin. TD : 190/110 HR:130 dgn irama reguller, RR:32,
terdengar ronki basah halus dua pertiga bagian dri basal kedua
paru,desakan vena jugularis 10cm, terdengar S3 dan bising holo
sistolik derajat IV/VI di apex cordis. RO: Pembesaran jantung dan
gambaran edema paru. Apakah penyebab bising holo sistolik pada
pasien ini:
a. Regurgitasi aorta akut
b. Regurgitasi mitral akut
c. Iskemia miocard recurrent
d. Rupture dinding ventrikel kiri
e. Defek septum ventrikel akut
Jawaban B

• Murmur plateau atau murmur holosistolik atau murmur pansistolik:


memiliki intensitas yang sama panjang, termasuk murmur pansistolik
pada mitral regurgitasi, regurgitasi trikuspid dan defek septal ventrikular.
91. Perempuan usia 72 tahun MRS dengan sesak napas dan
berdebar sejak 3 hari yang lalu. Keluhan muncul setelah pasien
mandi atau makan. Pernah dirawat dengan diagnosis serangan
jantung dan 1 bulan ini tidak minum obat. Hipertensi sejak umur
50 tahun, tidak minum obat teratur. Pemeriksaan fisik didapatkan
TD 140/100 mmHg, batas kiri jantung bergeser ke kiri, tidak ada
bising jantung, ronki basah halus pada kedua basal paru. EKG
didapatkan infark miokard lama anterior, ekstrasistole ventrikel.
Terapi yang tepat?
a. Dekonversi 50 joule
b. Digoxin IV
c. Pasang pacu jantung temporer
d. Alfa blocker
e. Beta blocker
Jawaban E
• Ventrikel Ekstrasistol adalah gangguan irama berupa timbulnya denyut jantung
prematur yang berasal dari 1 atau lebih fokus di ventrikel. Merupakan kelainan
irama jantung yang paling sering ditemukan. Ventrikel ekstrasistol dapat
disebabkan oleh iskemia miokard, infark miokard akut, gagal jantung, sindrom
QT memanjang, prolaps katup mitral, cerebrovascular accident, keracunan
digitalis, hipokalemia, miokarditis, kardiomiopati. Namun dapat juga timbul
pada jantung yang normal. Gambaran EKG menunjukkan komples QRS lebar
dan bizzare serta tidak didahului dengan gelombang P.
Gejala :
• 1. Berdebar
• 2. Kehilangan denyut (skip pedbeat)
• 3. Nyeri dada
• 4. Denyut yang tiba-tiba terasa keras
• 5. Sesak nafas
• 6. Dizziness
Penatalaksanaan
1. Asimtomatik
a. Observasi
b. Pada penderita dengan jantung yang normal, hanya perlu reassurance dan
tidak perlu obatobatan.
c. Pada penderita dengan penyakit jantung koroner, perlu dilakukan
disingkirkan kemungkinan iskemia, dan dinilai risiko terjadinya VT.
2. Simtomatik:
a. Farmakologis dengan beta bloker, nondihydropiridin calcium channel
blocker, amiodaron; atau kombinasi
b. Koreksi elektrolit, terutama magnesium dan kalium
c. Terapi definitif: ablasi radio frekuensi (konvensional atau 3-dimensi)
92. Laki-laki 55 tahun mengeluh nyeri dada sejak 5 hari yang lalu,
nyeri tidak menjalar, tidak membaik dengan istirahat, tidak
membaik saat menahan napas. Dari pemeriksaan fisik TD 120/80
mmHg, nadi 90 x/menit, RR 24 x/menit. Dari pemeriksaan
jantung: batas jantung tidak melebar, tidak ada bising, pericardial
friction rub (+). Apakah diagnosis pasien diatas?
a. Pericarditis
b. Endokarditis
c. Miokarditis
d. Pleuritis
e. Miokard infark
Jawaban A

Perikarditis adalah suatu keadaan inflamasi pada pericardium yang


disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamur, tuberkulosis), kelainan
autoimun, keganasan, radiasi, pasca pembedahan jantung ,trauma,
kelainan
bawaan, dan lain-lain. Pericarditis bisa disertai efusi perikard atau tanpa
efusi perikard.
Klasifikasi :
1. Perikarditis akut (1-2 minggu)
2. Perikarditis kronis (3 bulan)
3. Perikarditis rekuren
4. Perikarditis konstriktif
Gejala :
- Nyeri dada: timbul tiba-tiba, terasa di area retrosternal dan semakin
memberat bila bergerak atau menarik napas dalam, nyeri berkurang bila
pasien duduk membungkuk,
- Sesak nafas (disebabkan oleh nyeri)
- Demam

Auskultasi :
o Pericardial friction rub, paling baik terdengar diapeks jantung atau left
sterna border; terdengar jelas saat pasien duduk membungkuk atau menarik
napas.
o Bila ada efusi perikard luas, suara jantung terdengar menjauh.
Miokarditis merupakan sebuah proses inflamasi yang melibatkan jantung,
dijelaskan dengan hampir setiap bakteri yang dikenal, virus, riketsia, mikotik,
dan infeksi parasit. Pemeriksaan Fisik ditemukan takikardi, demam, hipotensi,
taanda-tanda gagal jantung kongestif sisi kiri atau beiventrikular dan S3 gallop

Endokarditis adalah infeksi pada lapisan sebelah dalam jantung


(endokardium) dan katup jantung. Pada pasien ditemukan murmur jantung
regurgitasi yang baru
93. Bayi usia 3 bulan datang ke RS dengan keluhan sesak napas.
Keluhan tidak disertai kebiruan. Pasien lahir normal, berat lahir
cukup. Pada pemeriksaan fisik didapatkan denyut nadi
110x/menit, napas 65 x/menit, tidak tampak sianosis, terdapat
hepatomegali Auskultasi didapatkan murmur pada ICS IV MAL
sinistra. Foto toraks tampak perselubungan pada hemitoraks kiri-
kanan.. Diagnosis yang sesuai adalah?
a. ASD
b. VSD
c. PDA
d. TOF
e. COA
Jawaban B
Ventricular Septal Defect (VSD) adalah penyakit jantung bawaan berupa satu
lubang pada septum interventrikuler atau lebih (Swiss Cheese VSD) yang
terjadi akibat kegagalan fusi septum interventrikuler
semasa janin.
Pemeriksaan fisik :
1. Takipneu.
2. Aktivitas ventrikel kiri meningkat.
3. Auskultasi jantung:
- Bunyi jantung dua komponen pulmonal mengeras bila ada hipertensi
pulmonal (HP).
- Bising pansistolik di sela iga 3-4 parasternal kiri, menyebar ke apeks
- Bising mid-diastolik di daerah katup mitral akibat aliran yang deras.
4. Tanda-tanda gagal jantung kongestif (pada VSD besar)
5. Sianosis bila sudah terjadi aliran pirau terbalik dari kanan ke kiri akibat HP
(sindroma Eisenmenger).
ASD adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang (defek) pada
septuminter atrial, akibat kegagalan fusi septuminter atrial semasa janin.
Pemeriksaan fisik :
1. Takipnoe
2. Sianosis
3. Auskultasi: splitting BJ II, P2 mengeras, ejection sistolik murmur di sela
iga 2 para sternal kiri, mid diastolik murmur di katup tricuspid
4. Hepatomegali
PDA Adalah penyakit jantung bawaan dimana duktus arteriosus tidak menutup
sehingga terdapat hubungan antara aorta dan arteri pulmonalis.
Pemeriksaan fisik :
- Takipnoe.
- Pulsus Celler.
- Auskultasi jantung:
o P2 akan mengeras pada hipertensi pulmonal (HP).
o Bising kontinu sistolik dan diastolic (continuous atau machinery
murmur) di sela iga 2 parasternal kiri menjalar infra klavikula kiri.
o Bising diastolic memendek atau bahkan menghilang pada PH.
- Sianosis bila sudah terjadi aliran pirau terbalik dari kanan ke kiri akibat PH
(sindroma Eisenmenger).
- Tanda-tanda gagal jantung kongestif pada PDA yang besar.
TOF adalah Penyakit jantung bawaan yang terdiri dari Ventricular Septal
Defect (VSD) tipe perimembranus subaortik, over riding aorta, Pulmonal
Stenosis (PS) infundibular dengan atau tanpa PS valvular serta hipertrofi
ventrikel kanan.
Pemeriksaan fisik
- Sianosis pada mukosa mulut dan kuku jari tangan serta kaki
- Jari seperti tabuh (clubbing finger).
- Aktivitas ventrikel kanan meningkat.
- Auskultasi jantung:
o Bunyi jantung dua umumnya tunggal.
o Bising sistolik ejeksi PS terdengar di sela iga 2 parasternal kiri yang menjalar
ke bawah klavikula kiri.
COA Adalah penyakit jantung bawaan berupa penyempitan pada arkus aorta
distal atau pangkal aorta desendens torakalis. Umumnya dibawah arteri
subklavia kiri dekat dengan insersi duktus arteriosus. Penyempitan dapat
berbentuk discrete, segmen yang panjang atau disertai hipoplasi segmen
isthmus atau arkus aorta bagian distal.
Pemeriksaan fisik
- Tanda dan gejala GJK: takikardia, takipnoea dan hepatomegali. Distres
pernafasan, asidosis metabolic dan syok sirkulasi ditemukan pada neonatus/
bayi dengan CoA berat.
- Pulsasi arteri femoralis tak teraba, atau lemah dan terlambat bila
dibandingkan dengan arteri radialis atau brakhialis.
- Sianosis di tungkai dan lengan kiri bila lokasi CoA preduktal dengan PDA besar
(aliran pirau dari arteri pulmonalis ke aorta desendens)/differential cyanosis.
- Sianosis pada yang dengan kelainan intra kardiak kompleks (penyakit jantung
bawaan biru)
- Auskultasi: S-2 tunggal dan keras, irama gallop, pada bayi dengan Co.A berat
bising sering tidak terdengar atau terdengar bising sistolik yang tidak spesifik
di parasternal kiri dan kadangkadang di daerah skapula kiri
94. Seorang laki-laki 56 tahun mengeluh cepat lelah, padahal
sebelumnya tidak pernah mengeluhkan demikian. Pasien sering
mengeluh sesak napas, kedua kaki bengkak. Dari pemerksaan fisik
didapatkan TD 150/95 mmHg, Nadi 100 x/menit, terdengar bising
diastolik di apex, ditemukan ronkhi basah halus di kedua lapangan
paru. Apa diagnosis anatomisnya?
a. Mitral stenosis
b. Mitral regurgitasi
c. Aorta stenosis
d. Aorta regurgitasi
e. Pulmonal stenosis
Jawaban A

Mitral stenosis
a. Riwayat: sesak saat aktifitas, Paroksismal Nokturnal Dyspnea,
Ortopnea, dan Hemoptysis
b. PE: opening snap, S1 keras, diastolik gemuruh murmur di apex
c. EKG dan rontgen dada: Bukti pembesaran atrium kiri dengan ukuran
normal ventrikel kiri; hipertrofi ventrikel kanan di tahap selanjutnya
d. Ekokardiografi dengan doppler: Acara thickened daun katup mitral
dengan gerakan doming di diastol, gradien mitral tinggi, dan
mengurangi daerah lubang.
Mitral regurgitasi
a. Riwayat: kelelahan Mudah, dyspnea kemudian saat aktivitas
b. PE: karakteristik murmur holosistolik di puncak dengan radiasi pada bagian ketiak
c. Warna-aliran doppler ekokardiografi: Konfirmasi diagnosis dan keparahan

Stenosis aorta
a. Riwayat: Nyeri dada, sinkop usaha, mudah letih
b. PE: upstroke karotis perlahan naik dan amplitudo berkurang pada kasus yang berat; murmur ejeksi sistolik
menjalar ke arteri carotis
c. Ekokardiografi: menunjukkan penebalan, daun katup aorta kurang bergerak, hipertrofi ventrikel kiri
d. Ekokardiografi dengan doppler: mengkuantifikasi gradien transvalvular dan mengurangi area katup
Regurgitasi aorta
a. Riwayat: mudah kelelahan, dyspnea kemudian saat aktivitas
b. PE: tekanan pulsa lebar dengan pulsa melompat-lompat (terkait tanda-
tanda perifer), murmur dekresendo diastolik pada jantung
c. Ekokardiografi: Menunjukkan dilatasi ventrikel kiri
d. Warna aliran doppler: konfirmasi diagnosis dan keparahan
95. Seorang pria diantar ke rumah sakit dengan penurunan
kesadaran mendadak. merokok (+), DM tidak terkontrol sejak 15
tahun yang lalu. HT (+). Pemeriksaan fisik: TD 180/110 mmHg, HR
80 x/menit, RR 18 x/menit, t 37oC. Terapi Hipertensinya?
a. Propanolol
b. Diltiazem
c. Nifedipin
d. Captopril
e. Amlodipin
Jawaban D
5 kelompok obat lini pertama (first line drug) yang lazim digunakan untuk
pengobatan awal hipertensi, yaitu diuretik, penyekat reseptor beta adrenergik (β-
blocker), penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE- inhibitor),
penghambat reseptor angiotensin (Angiotensin Receptor Blocker, ARB) dan
antagonis kalsium.

Indikasi Pilihan terapi awal

Gagal jantung Thiaz, BB, ACEI, ARB, Aldo Ant

Pasca infark miokard BB, ACEI, Aldo ant

Resiko penyakit pembuluh darah koroner Thiaz, BB, ACEI, CCB

Diabetes Thiaz, BB, ACEI, ARB, CCB

Penyakit Ginjal kronis ACEI, ARB

Pencegahan stroke berulang Thiaz, ACEI


1. Diuretik
Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga
menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi penurunan
curah jantung dan tekanan darah. Selain mekanisme tersebut, beberapa diuretik
juga menurunkan resistensi perifer sehingga menambah efek hipotensinya. Efek ini
diduga akibat penurunan natrium di ruang interstisial dan di dalam sel otot polos
pembuluh darah yang selanjutnya menghambat influks kalsium. Hal ini terlihat
jelas pada diuretik tertentu seperti golongan tiazid yang menunjukkan efek
hipotensif pada dosis kecil sebelum timbulnya diuresis yang nyata. Pada pemberian
kronik curah jantung akan kembali normal, namun efek hipotensif masih tetap ada.
Efek ini diduga akibat penurunan resistensi perifer
2. Beta bloker memblok beta-adrenoreseptor. Reseptor ini diklasifikasikan
menjadi reseptor beta-1 dan beta-2. Reseptor beta-1 terutama terdapat pada
jantung sedangkan reseptor beta-2 banyak ditemukan di paru-paru,
pembuluh darah perifer dan otot lurik. Reseptor beta-2 juga dapat ditemukan
di jantung, sedangkan reseptor beta-1 dapat dijumpai pada ginjal. Reseptor
beta juga dapat ditemukan di otak.

3. Reseptor Angiotensin II terdiri dari dua kelompok besar yaitu AT1


(Angiotensin I) dan AT2 (Angiotensin II). Reseptor AT1 terdapat terutama di
otot polos pembuluh darah dan otot jantung. Selain itu terdapat juga di ginjal,
otak dan kelenjar adrenal. Reseptor AT1 memperantarai semua efek fisiologis
ATII terutama yang berperan dalam homeostatis kardiovaskular. Reseptor AT2
terdapat di medula adrenal dan mungkin juga di SSP, hingga saat ini fungsinya
belum jelas. Terdapat beberapa obat yang termasuk golongan antagonis
reseptor ATII antara lain kandersartan, eprosartan, irbesartan, losartan,
olmesartan, telmisartan dan valsartan
4. Vasodilator
Obat ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos
(otot pembuluh darah) yang menurunkan resistensi dan karena itu
mengurangi tekanan darah. Obat-obat ini menyebabkan stimulasi refleks
jantung, menyebabkan gejala berpacu dari kontraksi miokard yang meningkat,
nadi dan komsumsi oksigen. Efek tersebut dapat menimbulkan angina
pectoris, infark miokard atau gagal jantung pada orang-orang yang
mempunyai predisposisi. Vasodilator juga meningkatkan renin plasma,
menyebabkan resistensi natrium dan air. Efek samping yang tidak diharapkan
ini dapat dihambat oleh penggunaan bersama diuretika dan penyekat-β.
Terdapat beberapa obat yang termasuk golongan vasodilator antara lain
hidralazin, minoksidil, diakzoksid dan natrium nitroprusid. Efek samping yang
sering terjadi pada pemberian obat ini adalah pusing dan sakit kepala
5. Angiotensin converting enzym inhibitor (ACE-Inhibitor) menghambat secara
kompetitif pembentukan angiotensin II dari prekusor angitensin I yang inaktif,
yang terdapat pada pembuluh darah, ginjal, jantung, kelenjar adrenal dan
otak. Selain itu, degradasi bradikinin juga dihambat sehingga kadar bradikinin
dalam darah meningkat dan berperan dalam efek vasodilatasi ACE-Inhibitor.
Vasodilatasi secara langsung akan menurunkan tekanan darah, sedangkan
berkurangnya aldosteron akan menyebabkan ekskresi air dan natrium.
Terdapat beberapa obat yang termasuk golongan ACE- Inhibitor antara lain
benazepril, captopril, enalapril, fosinopril, lisinoril, moexipril, penindropil,
quinapril, ramipril, trandolapril dan tanapres

.
6. Antagonis kalsium bekerja dengan menghambat influks ion kalsium ke
dalam sel miokard, sel-sel dalam sistem konduksi jantung dan sel-sel otot
polos pembuluh darah. Efek ini akan menurunkan kontraktilitas jantung,
menekan pembentukan dan propagasi impuls elektrik dalam jantung dan
memacu aktivitas vasodilatasi, interferensi dengan kontriksi otot polos
pembuluh darah. Semua hal di atas adalah proses yang bergantung pada ion
kalsium.
Terdapat tiga kelas CCB : dihdropiridin (nifedipin, amlodipin, veramil dan
benzotiazipin (diltiazem)). Dihidropiridin mempunyai sifat vasodilator perifer
yang merupakan kerja antihipertensinya, sedangkan verapamil dan diltiazem
mempunyai efek kardiak dan digunakan untuk menurunkan heart rate dan
mencegah angina
96. Wanita, 30 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan kurang
tidur karena selalu terbangun tengah malam, mimpi buruk sejak 2
minggu. Jika terbangun tengah malam, pasien tidak bisa tidur
kembali. Saat ini pasien merasa semangat hidup turun, cepat lelah,
nafsu
makan berkurang, dan sudah 3 hari tidak masuk bekerja. Hal ini
dirasakan sejak pasien pindah kerja dan ditempatkan pada posisi
yang tidak diinginkan. Diagnosis depresi yang tepat untuk pasien
ini....
A. episode depresi ringan
B. episode depresi ringan-sedang
C. episode depresi sedang
D. episode depresi berat tanpa psikotik
E. episode depresi berat dengan gejala psikotik
Jawaban A
• Depresi merupakan gangguan mental yang serius yang ditandai dengan perasaan
sedih dan cemas. Gangguan ini biasanya akan menghilang dalam beberapa hari
tetapi dapat juga berkelanjutan yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
Memenuhi Kriteria diagnosis Depresi (Minimal 2)
1. Afek Depresif
2. Anenergi
3. Anhedonia
Gejala Lainnya (Minimal 2)
1. Konsentrasi menurun
2. Kepercayaan diri berkurang
3. Pesimistis
4. Gagasan Rasa bersalah
5. Gagasan bunuh diri
6. Sulit tidur
7. Nafsu Makan Berkurang
Yang berlangsung selama minimal 2 minggu
Episode depresi ringan
- Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut
diatas
- Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya: 1) sampai dengan 2).
- Tidak boleh ada gejala berat diantaranya.
- Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu.
- Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial
yang biasa dilakukannya.

Episode depresi sedang


- Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada
episode depresi ringan.
- Ditambah 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya.
- Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu.
- Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan dan urusan rumah tangga,.
Episode depresi berat tanpa gejala psikotik
- Semua 3 gejala utama depresi harus ada.
- Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa di
antaranya harus berintensitas berat.
- Bila ada gejala penting ( misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang
mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk
melaporkan banyak gejalanya secara rinci.
Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap
episode depresif berat masih dapa dibenarkan.
- Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang kurangnya 2 minggu,
akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih
dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2
minggu.
- Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan
sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat
terbatas.
Episode depresi berat dengan gejala psikotik
- Episode depresif berat yang memenuhi kriteri menurut tersebut diatas.
- Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham malapetaka yang
mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi
auditorik atau olfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh,
atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat
dapat menuju stupor.
Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau
tidak serasi dengan afek (mood-congruent).
97. Seorang laki-laki usia 45 tahun datang ke RS dengan keluhan
takut, kadang-kadang seperti melihat keranda mayat didepanya,
kadang-kadang dalam hati ada suara "matikamu, matikamu", 3
minggu ini penderita sering tidak masuk kerja dan kadang kadang
memegangi istrinya bila rasa takut muncul, tensi 130/80, nadi
80x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu36,7c. Pengobatan yang
baik adalah
a. Obat antidepresi
b. Obat anticemas
c. Obat antipsikotik
d. TEK (terapi elektro konvulsi)
e. Psikoterapi
Jawaban C
• Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan
individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi,
waham atau perilaku kacau/aneh (bizar), pembicaraan aneh atau kacau
(disorganisai), keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel).
• Terapi untuk psikotik akut adalah memberikan obat antipsikotik untuk
mengurangi gejala psikotik.
98. Laki-laki 35 tahun datang ke IGD RS, diantar oleh keluarganya karena pasien
sering bicara kacau, mengamuk dan merusak toko tetangganya. 6 bulan yang
lalu pasien mengalami kerugian, pasien kecewa dan merasa semua ini adalah
konspirasi antar pedagang yang tidak sehat, pasien merasa diguna-guna
tetangganya, kemudian pergi kedukun untuk meminta pertolongan
menggunakan jimat-jimat. 2 minggu terakhir pasien merasa ada yang ingin
membunuhnya karena ada bisikan-bisikan yang selalu mengancamnya. Sejak
saat itu pasien selalu waspada, tidak mau keluar rumah dan tidak mau ke
tempat umum, rumah dan tokonya pun digembok dan dirantai, pasien adalah
seorang pedagang dan belum menikah. Apakah diagnosa pasien tesebut?
a. Skizofrenia simpleks
b. Skizofrenia episode akut
c. Skizofrenia hebefrenik
d. Skizofrenia paranoid
e. Skizofrenia katatonik
Jawaban D
• Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu
gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada
persepsi, pikiran, afek, dan perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan
kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun defisit kognitif
tertentu dapat berkembang kemudian.
• Menurut Bleuler dalam Maramis (2008) gejala skizofrenia dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu :
1) Gejala primer. Gejala primer terdiri dari gangguan proses berpikir,
gangguan emosi, gangguan kemauan serta autisme.
2) Gejala sekunder. Gangguan sekunder terdiri dari waham, halusinasi, dan
gejala katatonik maupun gangguan psikomotor yang lain.
1) Skizofrenia paranoid
Jenis skizofrenia ini sering mulai sesudah mulai 30 tahun.Permulaanya
mungkin subakut, tetapi mungkin juga akut. Kepribadian penderita sebelum
sakit sering dapat digolongkan schizoid. Mereka mudah tersinggung, suka
menyendiri, agak congkak dan kurang percaya pada orang lain.
Ciri utama skizofrenia tipe ini adalah waham yang mencolok atau halusinasi
auditorik dalam konteks terdapatnya fungsi kognitif dan afektif yang relatif
masih terjaga. Waham biasanya adalah waham kejar atau waham kebesaran,
atau keduanya, tetapi waham dengan tema lain (misalnya waham
kecemburuan, keagamaan, atau somalisasi) mungkin juga muncul. Ciri-ciri
lainnya meliputi ansietas, kemarahan, menjaga jarak dan suka
berargumentasi, dan agresif.
2) Skizofrenia simpleks
Skizofrenia simpleks, sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala
utama ialah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses
berfikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali terdapat.
Jenis ini timbul secara perlahan. Pada permulaan mungkin penderita kurang
memperhatikan keluarganya atau menarik diri dari pergaulan. Makin lama ia
semakin mundur dalam kerjaan atau pelajaran dan pada akhirnya menjadi
pengangguran, dan bila tidak ada orang yang menolongnya ia akan mungkin
akan menjadi “pengemis”, “pelacur” atau “penjahat”

3) Skizofrenia hebefrenik
Skizofrenia hebefrenik atau disebut juga hebefrenia, menurut Maramis (2008)
permulaannya perlahan-lahan dan sering timbul pada masa remaja atau antara
15–25 tahun. Gejala yang menyolok adalah gangguan proses berfikir, gangguan
kemauan dan adanya depersonalisasi. Gangguan psikomotor seperti perilaku
kekanak-kanakan sering terdapat pada jenis ini. Waham dan halusinasi banyak
sekali.
4) Skizofrenia katatonik Menurut Maramis (2008) skizofrenia katatonik atau
disebut juga katatonia, timbulnya pertama kali antara umur 15-30 tahun dan
biasanya akut serta sering didahului oleh stres emosional. Mungkin terjadi gaduh
gelisah katatonik atau stupor katatonik.
a. Stupor katatonik Pada stupor katatonik, penderita tidak menunjukan
perhatian sama sekali terhadap lingkungannya dan emosinya sangat dangkal.
Secara tiba-tiba atau perlahan-lahan penderita keluar dari keadaan stupor ini dan
mulai berbicara dan bergerak.
b. Gaduh gelisah katatonik Pada gaduh gelisah katatonik, terdapat
hiperaktivitas motorik, tapi tidak disertai dengan emosi yang semestinya dan tidak
dipengaruhi oleh rangsangan dari luar.

5) Episode skizofrenia akut


Gejala skizofrenia ini timbul mendadak sekali dan pasien seperti keadaan mimpi.
Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini timbul perasaan seakan-akan
dunia luar dan dirinya sendiri berubah. Semuanya seakan-akan mempunyai arti
yang khusus baginya. Prognosisnya baik dalam waktu beberapa minggu atau
biasanya kurang dari enam bulan penderita sudah baik. Kadang-kadang bila
kesadaran yang berkabut tadi hilang, maka timbul gejalagejala salah satu jenis
skizofrenia yang lainnya.
99. Seorang laki laki berusia 37 tahun dibawa satpam UGD RS karena tiba-tiba
marah, mengamuk, dan hendak membunuh atasannya. Pasien mendengar dari
berita yang dibawa angin bahwa atasannya berselingkuh dengan istrinya. Pasien
curiga teman-teman sekantornya bersekongkol merahasiakan hal itu dari
dirinya. Pada pemeriksaan terlihat seorang laki-laki sesuai usia, wajah beringas,
berteriak-teriak memaki istri dan perawat. Istri pasien menyampaikan bahwa
sejak 6 bulan yang lalu pasien terlihat sering termangu, gelisah, tidak bisa tidur,
dan tidak mau ke kantor. Sering terlihat duduk dipojok rumah seperti sedang
memikirkan sesuatu. Apa gejala klinis yang paling tepat pada kasus di atas
sebagai indikasi rawat inap?
a. Abulia
b. Raptus
c. Halusinasi
d. Pikiran autistik
e. Efek inappopriate
Jawaban B
• Raptus : adalah suatu keadaan yang bersifat serangan eksplosif
dansekonyong-konyong tanpa adanya provokasi yang adekuat,
sehingga timbulkeadaan agitasi yang hebat, Dalam keadaan semacam ini,
segala dorongan berbuatdilepaskan dari segala macam hambatannya.
Raptus dapat membahayakan orang-orang di sekitarnya sehingga harus
dirawat inap.
• Abulia : adalah hilangnya daya kehendak atau kemampuan kehendak.
Orangmempunyai keinginan mengerjakn sesuatu, akan tetapi tidak
akanmelaksanakannya seolah-olah tidak aada kekuatan atau daya. Keadaan
ini biasanyaterdapat pada gangguan jiwa Schizophrenia.
• Halusinasi : adalah gangguan persepsi dimana tidak adanya stimulus
eksternalakan tetapi dipersepsikan atau ditanggapi oleh seseorang. Terdiri
dari halusinasiauditorik, halusinasi visual, halusinasi taktil, dan halusinasi
penciuman.
• Pikiran autistik : adalah pikiran yang timbul dari fantasi. Realitas dunia
luardirasakan secara subjektif dan diartikan secara khayal.
Preokupasi terhadapdunianya sendiri mengakibatkan orang yang memiliki
pikiran autistik menarik diriterhadap realitas dunia luar.
• Efek innapropriate : adalah ketidaksesuaian antara emosi yang
terlihatdengan emosi yang dikatakan penderita, misalnya pasien
menceritakan kesedihanakan tetapi malah tertawa
100. Seorang wanita 40 tahun datang dengan keluhan susah
untuk memulai tidur sejak 1 bulan lalu. Pasien juga mengeluh
sering terbangun dan susah untuk tidur kembali pada malam hari,
pasien juga sering bangun terlalu pagi. Pemeriksaan fisik dan
laboratorium dalam batas normal. apa diagnosis pada pasien?
a. Hypersomnia
b. Insomnia
c. Parasomnia
d. Sleep walking
e, Disomnia
Jawaban B
Insomnia : suatu kondisi tidur yang tidak memuaskan secara kuantitas
maupun kualitas,yang berlangsung untuk satu kurun waktu tertentu,
Gambaran klinis esensial untukdiagnosis pasti sebagai berikut.
a) Keluhan sulit untuk memasuki tidur, mempertahankan tidur atau kualtas
tidur yangburuk.
b) gangguan tidur terjadi minimal 3 kali dalam seminggu selama minimal
satu bulan.
c) Adanya preokupasi akan tidak bisa tidur dan kekhawatiran
berlebihan perihalakibatnya pada malam dan sepanjang hari.
d) Tidak puas secara kuantitas dan kualitas dari tidurnya, yang keduanya
menyebabkanberbagai gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan
Sleep disorder lainnya :
Hipersonmia : suatu kondisi baik tidur siang berlebihan maupun serangan
kantuk (yang tidak disebabkan oleh tidur yang kurang) atau membutuhkan
tenggang waktu yang lebihlama untuk pulih segar setelah bangun tidur.
Gambaran klinis untuk diagnostik pasti
a) tidur siang berlebihan atau serangan kantuk yang hebat pada siang hari
yang bukandisebabkan oleh kurang tidur dan atau membutuhkan
tenggang waktu yang lebih lamauntuk mencapai keadaan siaga penuh
pada saat bangun tidur.
b) gangguan tidur terjadi setiap hari selama lebih dari 1 bulan aau gangguan
yangberulang yang relatif singkat yang menyebabkan keadaan tidak
menyenangkan ataumenyebabkan gangguan yang nyata pada fungsi
sosial atau pekerjaan.
c) tak ada gejala tambahan dari narkolepsi (katakepsi, paralisis, halusinasi
hipnagogik)atau bukti klinis sleep apneu, penghentian napas suara
mendengkur yang khassecaraintermitten
d) tak ada gangguan medis atau neurologis yang mengakibatkan somnolensi
pada sianghari.
Parasonmina : peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama tidur (pada
kanak-kanakhal ini terkait dengan perkembangan anak), sedangkan
pada dewasa terutama berpengaruh dengan psikogenik. Misalnya
somnabulisme, teror tidur, dan mimpi buruk.

Disomnia : kondisi psikogenik primer di mana gangguan utamanya adalah


jumlah,kualitas atau waktu tidur disebabkan oleh hal-hal emosional.
Misalnya : insomnia, hipersomnia.
Sleep walking atau biasa disebut sebagai Somnabulisme. Gambaran klinis
esensial untuk diagnostik pasti sebagai berikut :
a) Gejala yang utama adalah satu atau lebih episode bangun dari tempat
tidur, biasanyapada sepertiga awal tidur malam dan terus berjalan-jalan
b) Selama satu periode individu menunjukkan wajah bengong (blank
starring face),realtid tak berkomunikasi dengan penderita dan hanya
dapat disadarkan/dibangunkan dari tidur dengan susah payah.
c) Pada waktu sadar atau bangun individu tidak ingat apa yang terjadi.
d) Dalam kurun waktu beberapa menit setelah bangun dari episode
tersebut, tidak adadisorientasi dalam waktu singkat.
e) Tidak ada bukti gangguan mental organik.

Anda mungkin juga menyukai