Anda di halaman 1dari 8

Alzheimer Disease dengan gejala psikiatrik dan perilaku

Asesmen psikiatrik
amati kormobiditas medis
amati efek sampng
penggunaan obat

intervensi lingkungan dan


psikososial

Agitasi Lainnya Psikosis Depresi

Olanzopin atau Risperidol Olanzapin atau Risperdon Citalopram atau Sertalin

Alternatif Alternatif Alternatif

Flukosetin, Aproksetin,
Citalopram atau Sertalin Quetiapin Venlafaksin, atau
Mirtazapin

Oksazepam, Buspiron,
Haloperidol
Trazodon, atau Selegilin
Alzheimer Disease tanpa gejala psikiatrik dan perilaku

Pasien didiagnosa Alzheimer


Disease

Evaluasi adanya penyakit lain dan


obat yang mempengaruhi kognisi

Jika tidak ada ganguan psikiatrik

Moderate-Severe
Mild
ChE Inhibitor, memantin, atau ChE Inhibitor atau Memantin + Vit
kombinasi ChEl dan memantin + E
Vit E

MMSE memburuk
MMSE Stabil
(Penurunan > 4 point per tahun)
(Penurunan <4 poin per tahun)
Berikan Alternatif ChE Inhibiotr
Teruskan Regimen Pengobatan
atau Memantin + Vit E
Algoritma Terapi Gangguan Cemas Menyeluruh (GAD)

Algoritma Terapi PTSD


Algoritma Terapi Gangguan Panik
Algoritma Terapi Fobia

SAD

Comorbid depression, 2nd anxiety Urgency to treat, no history of


disorder, or substance abuse substance abuse

Paroxetine, setraline or venlafaxine Benzodiazepine (BZ)


XR

Response : No Response : Partial Response :


continue for Switch to another Consider
12 months SSRI or venlafaxine augmentation with
XR buspirone

Inadequate Response:
Switch to phenelzine Inadequate Response :
Response : Continue
SSRI BZ for 12
Non Response: Response : month
Consider Gabapentin Continue for 12 months
Algoritma dan Pedoman Umum Terapi Akut Pada Episode Mania atau Campuran
(Drayton & Weinstein, 2008)

Pedoman Umum :
1. Memeriksa penyebab sekunder dari episode mania atau campuran (misal, alkohol,
penyalahgunaan obat)
2. Penurunan dosis antidepresan, stimulant dan kafein jika memungkinkan
3. Melakukan terapi untuk penyalahgunaan zat
4. Mendorong pasien untuk memenuhi gizi yang baik (dengan asupan protein dan asam lemak
asensial), olahraga, tidur yang cukup, mengurnagi stress, dan terapi psikososial
5. Mengoptimalkan dosis obat untuk menstabilkan suasana hati sebelum menambahkan obat
golongan benzodiazepine; jika ada gejala psikotik dapat ditambahkan antipsikotik; ECT
(Electroconvulsive Terapi) digunakan untuk episode mania atau campuran yang parah atau
tidak dapat hanya diterapi atau ada gejala psikotik.

Gejala ringan hingga sedang episode mania atau Gejala sedang sampai berat episode mania atau
campuran : campuran :
1. Pertama, mengoptimalkan obat 1. Pertama, kombinasi dua atau tiga obat:
penstabil mood untuk menstabilkan Lithium atau valproat dan golongan
mood: Lithium, valproat, carbamazepine benzodiazepine (lorazepam atau
atau jika diperlukan dapat clonazepam) sebagai terapi terapi jangka
mempertimbangkan untuk menambah pendek untuk agitasi atau insomnia.
benzodiazepine (lorazepam atau Lorazepam disarankan utnuk katatonia.
clonazepam) sebagai terapi penunjang Jika ada gejala psikotik, dapat diberikan
jangka pendek untuk agitasi atau antipsikotik atipikal dan kombinasi
insomnia. seperti diatas.
2. Alternative pilihan obat: karbamazepine, 2. Alternatif pilihan obat : karbamazepin,
jika pasien tidak merespon terapi atau jika pasien tidak merespon terapi atau
toleran. Pertimbangkan juga pemberian toleran, pertimbangkan juga
obat antipsikotik atipikal (missal oxcarbazepine.
olanzapine, quetiapine, risperidone) atau 3. Kedua, jika respon tidak mencukupi,
oxcabazepine. pertimbangkan kombinasi 3 obat :
3. Kedua, jika respon tidak mencukupi, a.Lithium dan anticonvulsant dan
pertimbangkan memberikan kombinasi antipsikotik atipikal. b.Anticonvulsan dan
dua obat: a.Lithium dan antikonvulsan antikonvulsan dan antipsikotik atipikal.
atau sebuah antipsikotik atipikal. 4. Ketiga, jika respon tidak mencukupi,
b.Antikonvulsan dan antipsikotik atau pertimbangkan ECT untuk mania dengan
antipsikotik atipikal. psikotik atau katatonia, atau ditambah
clozapine untuk terapi yang kambuhan.
Algoritma dan Pedoman Umum Terapi Akut Pada Episode Depresi
(Drayton &Weinstein, 2008)

Pedoman Umum :
1. Memeriksa penyebab sekunder dai episode depresi (misal, alkohol, penyalahgunaan obat)
2. Penurunan dosis antipsikotik, benzodiazepine atau obat sedativehipnotik jika
memungkinkan.
3. Melakukan terapi untuk penyalahgunaan zat.
4. Mendorong pasien untuk memenuhi gizi yang baik (dengan asupan protein dan asam lemak
asensial), olahraga, tidur yang cukup, mengurangi stres, dan terapi psikososial.
5. Mengoptimalkan dosis obat untuk menstabilkan suasana hati sebelum menambahkan obat
lithium, lamotrigin atau antidepresan (misal, bupropion atau SSRI); jika ada gejala psikotik
dapat ditambahkan antipsikotik; ECT (Electroconvulsasive Therapy) digunakan untuk
episode depresi yang parah atau tidak dapat hanya diterapi atau ada gejala psikotik.

Gejala ringan sampai sedang pada episode Gejala sedang sampai berat episode depresi :
depresi : 1. Pertama, kombinasi 2 atau 3 obat :
1. Pertama, memulai dan/atau lithium atau lamotrigin dengan
mengoptimalkan obat penstabil mood antidepresan ; lithium dan lamotrigin.
untuk menstabilkan mood : lithium atau Jika ada gejala psikotik dapat diberikan
lamotrigin. antipsikotik atipikal dan kombinasi
2. Alternatif terapi obat: karbamazepine seperti diatas.
atau oxcarmazepine. 2. Alternative antikonvulsan: valproate,
karbamazepine atau oxcarbazepine.
3. Kedua, jika respon tidak mencukupi,
pertimbangkan penambahan antipsikotik
atipikal (quetiapine).
4. Ketiga, jika respon tidak mencukupi,
pertimbangkan kombinasi 3 obat:
a.Lamotrigi, antikonvulsan dan
antidepresan. b.Lamotrigin dan lithium
dan antidepresan.
5. Keempat, jika terapi tidak mencukupi,
pertimbangkan ECT untuk episode
depresi yang kambuhan dan dengan
psikotik atau katatonia.
Algoritma Terapi Skizofrenia di Poliklinik Jiwa Dewasa Rumah Sakit Jiwa Grhasia (PPK Grhasia, 2014)

Anda mungkin juga menyukai