TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Mood stabilizers adalah obat mampu mengobati dan menstabilkan mood
pasien dari atas sehingga bisa mencegah mania sedangkan pada keadaan depresi,
mood stabilizers mampu menstabilisasi mood dari bawah keatas atau dengan kata
lain mencegah mood yang depresi.
2
3
Sediaan obat lithium ini ada yang 150 mg, 300 mg, 600 mg lithium
karbonat (generik), lithium karbonat tablet (lithotabs) 450 mg Controlled-Release
(CR) lithium karbonat capsul (Eskalith CR dan Lithonat), dan 8 mEq/5 mL
lithium sitrat sirup.
Dosis awal untuk pemakaian lithium untuk dewasa adalah 300 mg yang
diminum 3 kali sehari. Jika mengalami gangguan fungsi ginjal, bisa dimulai
dengan 300 mg sekali atau dua kali sehari. Dosis untuk stabilisasi biasanya 900-
1200 mg per hari yang menghasilkan konsentrasi di plasma darah 0,6-1 mEq/L.
Dosis pemeliharaan bisa diberikan 2-3 kali sehari atau sekali dosis yang CR.
Pemberhentian obat lithium harus secara pelan-pelan untuk mengurangi
kekambuhan gejala mania.
Efek samping dari lithium berupa gejala intestinal seperti dispepsia, mual,
muntah, dan diare, kenaikan berat badan, rambut rontok, tremor, mengantuk, dan
menurunnya kognitif. Ada juga efek pemakaian jangka panjang berupa gangguan
ginjal dan tiroid. Untuk mengatasi efek samping ini, sebaiknya dilakukan monitor
level obatnya dalam plasma. Lithium ini biasanya dipakai dosis yang paling
rendah dan jika hasilnya tidak memuaskan akan dikombinasi dengan mood
stabilizers yang lainnya.
5
Lithium karbonat adalah jenis garam lithium yang paling sering digunakan
untuk mengatasi gangguan bipolar, menyusul kemudian lithium sitrat. Sejak
disahkan oleh Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 1970 untuk
mengatasi mania akut, lithium masih efektif dalam menstabilkan mood
pasien dengan gangguan bipolar. Efek samping yang ditimbulkan dari
penggunaan lithium hampir serupa dengan efek mengonsumsi banyak garam,
yakni tekanan darah tinggi, retensi air, dan konstipasi. Oleh karena itu, selama
penggunan obat ini harus dilakukan tes darah secara teratur untuk menentukan
kadar lithium mengingat dosis terapeutik lithium berdekatan dengan dosis
toksik. Bagaimana kerja lithium sebenarnya dalam mengatasi mania belum
diketahui secara pasti, diduga ion lithium menimbulkan efek menstabilkan
mood dengan menghambat inositol monophosphatase (IMPase) dengan
subsitusi satu dari dua ion magnesium pada sisi aktif IMPase. IMPase
merupakan enzim yang diyakini sebagai penyebab beberapa gangguan bipolar.
1. Indikasi
Mengatasi episode mania. Gejala hilang dalam jangka waktu 1-3 minggu
setelah minum obat. Lithium juga digunakan untuk mencegah atau mengurangi
intensitas serangan ulang pasien bipolar dengan riwayat mania.
6
2. Dosis
Dosis lithium tergantung pada kebutuhan medis pasien, umur, berat badan
dan fungsi ginjal. Dosis dari lithium berkisar antara 600-2400 mg per hari,
meskipun sebagian besar pasien akan stabil pada 600-1200 mg per hari. Untuk
tablet atau kapsul immediate release biasa diberikan 3 dan 4 kali sehari.
Sedangkan tablet controlled release diberikan dua kali sehari, interval 12 jam.
Pemberian dosis lithium harus dilakukan hati-hati dan individual, yakni
berdasarkan kadar dalam serum dan respon klinis.
3. Efek Samping
Efek samping lithium seperti tremor, diare, nausea, dan sering kencing,
bergantung pada dosis yang dikonsumsi. Pada kadar lithium darah yang tinggi (>2
mg), pasien akan mengalami ataksia, kebingungan, bahkan koma. Beberapa
pasien dapat mencapai kadar lithium darah normal (sekitar 1 mg) dengan
mengkonsumsi dua pil perhari sementara pada pasien lainnya perlu dua belas pil
per hari. Jika kita dapat mengukur kadar obat dalam darah pada semua jenis obat
serupa, kemungkinan kita dapat menemukan perbedaan individual. Ini dapat
menjelaskan mengapa beberapa pasien skizofrenia menunjukkan
perbaikan dengan pemberian 200 mg klorpromazin per hari sementara yang
lainnya memerlukan 2000 mg per hari.
- Gejala intoksikasi (kadar serum lithium > 1,5 mEq/L) dapat berupa :
- Gejala dini : muntah, diare, tremor kasar, mengantuk, konsentrasi
pikiran menurun, bicara sulit, pengucapan kata tidak jelas, dan gaya
berjalan tidak stabil.
- Dengan semakin beratnya intoksikasi terdapat gejala : kesadaran
menurun dapat sampai koma dengan hipertoni otot dan kedutan, oliguria,
dan kejang- kejang.
benzodiazepin
Poliuria, Dibetes Insipidus Coba preparat lepas lambat, turunkan dosis, tambah
amilorid (5-10 mg/hari), monitoring kadar lithium
dengan cermat
Akne Larutan topikal benzoyl peroxide (5-10%),
larutan
4. Interaksi obat
Lithium sebaiknya tidak diberikan pada pasien jantung dan ginjal. Tapi
jika kondisi psikiatri pasien mengancam jiwa dan pasien tidak berespon dengan
obat lain, maka lithium bisa diberikan dengan pengawasan yang sangat ketat.
Pemeriksaan kadar lithium serum dilakukan tiap hari dan kemudian dilakukan
pengaturan dosis. Lithium sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil karena
diduga bisa mendatangkan efek merugikan bagi janin. Lithium juga disekresikan
melalui air susu ibu, sehingga tidak dianjurkan diberikan pada wanita yang
menyusui. Penggunaan lithium pada anak usia dibawah 12 tahun sebaiknya tidak
dilakukan mengingat data keamanan dan keefektifan dari obat ini pada populasi
ini belum ada. Pemberian lithium pada orang tua harus dilakukan perngaturan
dosis.
Lithium
Mekanisme Kerja - Proteksi dan plastisitas jangka panjang dari sel saraf
yang mampu mengurangi toksisitas NMDA dari
hiperglutamat
Sediaan - Lithium carbonat 150 mg, 300 mg, 600 mg
Dosis - Dosis awal untuk dewasa adalah 300 mg 3 kali sehari.
- Jika ada gangguan fungsi ginjal, dimulai dengan 300
10
mg 1- 2 kali sehari.
- Dosis untuk stabilisasi biasanya 900-1200 mg per hari
Efek Samping - Sering : gangguan intestinal (dispepsia, mual, muntah,
dan diare), kenaikan berat badan, rambut rontok,
tremor, mengantuk, dan menurunnya kognitif.
- Efek jangka panjang : gangguan ginjal dan tiroid.
Interaksi - Antipsikotik : hati-hati terjadi perburukan dari
gejala ekstrapiramidal dan sindrom neuroleptik
maligna
- Antidepresan : sindrom serotonin, dengan
penghambatan uptake serotonin
- Antikonvulsan : seperti asam valproat dan
karbamazepin saling menguntungkan dan tidak ada
efek buruk
2.2.2 KARBAMAZEPIN
gangguan fungsi hati. Dosis terapi pada darah untuk pengobatan akut mania atau
episode campuran diperlukan sekitar 4-12 ug.ml. Konsentasi dalam plasma
tercapai setelah 4-8 jam dan waktu paruh di dalam plasma 18-55 jam.
Target dosis untuk mengatasi mania dari carbamazepin ini adalah 1200 mg
per hari, walaupun ada variasinya di setiap Negara. Carbamazepin biasa
diperlukan dosis 3-4 kali sehari dan obat yang Extended-Release (XR) lebih di
utamakan karena cukup diminum 1-2 kali sehari. Salah satu sediaan carbamazepin
generik adalah 100 mg, 200 mg, 400 mg, tegretol 100 mg dan 200 mg dan bentuk
carbamazepin lepas lambat adalah Extended-Release (XR) carbatrol yang tersedia
dalam kemasan 100, 200, 300 mg tablet.
1. Indikasi
- Epilepsi
- Gangguan depresif
2. Dosis
3. Efek Samping
Lebih jelas lagi efek samping penggunaan karbamazepin dapat dilihat pada table
berikut :
oliguria dan
hipertensi)
- Transient
leukopenia
4. Interaksi Obat
Carbamazepine
Mekanisme Kerja - Memblok VSSCs, langsung pada sisi
yang membuka kanal ion dari
VSSCs sub unit α.
- Memperbaiki fungsi NMDA
Glutamate-Receptor Channels
Sediaan - 100 mg, 200 mg, 300 mg tablet
16
Obat ini secara kimia dibentuk oleh gabungan antara natrium valproat dan
asam valproat dengan perbandingan 1 : 1. Pertama kali ditemukan pada tahun
1963 mempunyai efek sebagai antikonvulsan dan pada tahun 1978 diperbolehkan
digunakan di Amerika Serikat. Melalui penelitian yang dlakukan pada tahun 1995
ditemukan bahwa natrium divalproex juga efektif sebagai antimania.
1. Indikasi
kasus gangguan bipolar (terutama pada pasien dengan siklus berulang), penderita
dengan riwayat disforia atau mania campuran, gangguan anxietas, atau penyakit
otak organik.
2. Dosis
Sedian natrium divalproex tersedia dalam tablet 125 mg, 250 mg, 500 mg,
bentuk kapsul 125 mg dan bentuk sirup 250 mg per 5 ml. Untuk penanganan
mania, terapi diawali dengan dosis harian 750 mg. pada beberapa pasien dosis
harus ditingkatkan sampai 1000 mg per hari.
3. Efek Samping
mata
4. Interaksi Obat
2.2.4. HALOPERIDOL
ini ditimbun dalam hati dan kira-kira 1% dari dosis yang diberikan
dieksresikan melalui empedu. Eksresi haloperidol lambat melalui ginjal, kira-
kira 40% obat dikeluarkan selama 5 hari sesudah pemberian dosis tunggal.
1. Indikasi
2. Dosis
Sedian haloperidol terdapat dalam bentuk tablet : 0,5 mg, 1,5 mg dan 5
mg, serta dalam bentuk likuor (injeksi) : 2 mg/ml dan 5 mg/ml. Besarnya dosis
tergantung kepada umur, keadaan fisik dan derajat kehebatan gejalanya.
- Dosis awal bila gejala sedang : 0,5 mg – 2 mg pemberian 2-3 kali per hari.
- Dosis awal bila gejala berat : 3 mg – 5 mg pemberian 2-3 kali per hari.
Untuk anak 3 -12 tahun : 0,05 mg – 0,15 mg per KgBB per hari terbagi dalam
3. Efek samping
4. Interaksi Obat
Asam valproat sudah diciptakan sejak tahun 1800-an. Obat ini disebut
asam valproat karena dengan cepat berubah menjadi bentuk asam saat masuk ke
dalam perut. Asam valproat meningkatkan respon pengobatan terapi dengan
antipsikotik pada penderita skizofrenia khususnya mengatasi gejala agresif dan
agitasi. Asam valproat kurang bermanfaat jika monoterapi untuk mengatasi gejala
psikotik pada skizofrenia, maka dari itu asam valproat biasanya sebagai terapi
adjuvan pada skizofrenia.
Gambar 2.6. Mekanisme kerja asam valproat pada kanal voltase natrium.
25
Saat mulai terapi dengan asam valproat, harus terlebih dahulu dilakukan
tes fungsi hati, darah lengkap dan tes kehamilan pada wanita. Pemberian untuk
kasus mania akut, dimulai dengan pemberian oral 20-30-mg/kgBB per hari.
Jika pasien sangat gelisah maka bisa dimasukkan kedalam infus intravena.
Untuk pemberian obat pertama kalinya, dosis yang dianjurkan mulai dosis kecil,
yaitu 250 mg setelah makan dan bisa dilanjutkan sampai 3 kali sehari setelah
melewati 3-6 hari. Sebagian besar orang mendapat dosis 1200 mg dan 1500 mg
sehari dengan dosis terbagi dengan dosis maksimalnya adalah 2000 mg perhari.
Jika diminum, akan mulai diserap dalam waktu 2 jam dan waktu paruh plasmanya
6-16 jam (Semple, 2010). Sediaan yang tersedia di Indonesia yaitu asam valproat
yang 125 mg, 250 mg, dan 500 mg. Jika gejala sudah teratasi maka bisa diminum
sekali sebelum tidur.
26
Efek samping dari asam valproat ini yang paling sering adalah gangguan
pencernaan seperti mual muntah dan mengantuk. Efek samping lainnya dapat
berupa peningkatan berat badan, dan rambut rontok. Masalah efek samping yang
serius dapat dicegah dengan menurunkan dosis obat, dan bila perlu setelah
diturunkan dikombinasi juga dengan mood stabilizers lainnya.
Metabolisme dari asam valproat ini terjadi pada sitokrom P-450 di sel hati.
Asam valproat memiliki kemampuan untuk menghambat pemecahan obat yang
dimetabolisme di hati sehingga asam valproat sebaiknya tidak diberikan pada
orang dengan gangguan hati.
Valproat (depakene) juga disebut asam valproat karena obat ini dengan
cepat diubah menjadi bentuk asam di dalam lambung. Pertama kali diperkenalkan
sebagai obat anti epileptik yang efektif di tahun 1963. Di samping itu valproat dan
karbamazepin telah terbukti efektif dalam terapi gangguan bipolar.
Pemberian valproat per oral cepat diabsorsi dan kadar maksimal serum
tercapai setelah 1 sampai 3 jam. Dengan masa paruh 8-10 jam kadar dalam darah
stabil setelah 48 jam terapi.. Dari suatu uji klinik terkendali, dosis valproat 1200
mg sehari, hanya menyebabkan kantuk, ataksia, dan mual selintas. Terlalu dini
untuk mengatakan bahwa obat ini aman untuk digunakan karena penggunaannya
masih terbatas. Sebelum penggunaan asam valproat dianjurkan untuk melakukan
uji darah komplit dan pemeriksaan faal hepar.
1. Indikasi
- Epilepsi
- Gangguan bipolar
- Gangguan skizoafektif
2. Dosis
Asam valproat tersedia dalam bentuk kapsul 250 mg dan bentuk sirup 250
per 5 ml. Dosis hari pertama adalah 250 mg diberikan bersama makanan. Dosis
dapat dinaikkan sampai 250 mg per oral 3 kali per hari selama 3 sampai 6 hari.
Kadar plasma teraputik untuk mengendalikan kejang adalah 50 dan 100 mg per ml
bila obat ditoleransi dengan baik. Dosis anak yang disarankan berkisar antara 20-
30 mg per KgBB per hari.
Toksisitas asam valproat berupa gangguan saluran cerna, sistem saraf, hati,
ruam kulit dan allopesia. Gangguan saluran cerna berupa anoreksia, mual
dan muntah terjadi pada 16% kasus. Efek terhadap sistem saraf pusat berupa
kantuk, ataksia, dan tremor, menghilang dengan penurunan dosis. Gangguan
pada hati berupa peninggian aktivitas enzim-enzim hati, dan sesekali terjadi
nekrosis hati yang sering berakibat fatal. Kira-kira 60 kasus kematian telah
dilaporkan akibat penggunaan obat ini. Efek samping pada penggunaan asam
valproat dapat dilihat lebih rinci pada tabel berikut :
4. Interaksi Obat
Asam Valproat
Mekanisme Kerja - Merubah sensitifitas ion kanal
natrium dengan menghambat kerja
enzim yang mengatur masuknya ion
natrium, dan blockade langsung
pada kanal natrium, sehingga ion
natrium berkurang masuk kedalam
sel yang menyebabkan
berkurangnya eksitasi glutamat
(efek antimania)
- Meningkatkan pengeluaran GABA
dengan menghambat reuptake
GABA, dan memperlambat
inaktifasi GABA pada sel
GABAnergik
Sediaan - 125mg, 250 mg, 500 mg (depakote),
ikalep 300 mg
Dosis - Pemberian pertama kali dianjurkan
mulai dosis kecil, yaitu 250 mg
setelah makan dan dilanjutkan
sampai 250 mg 3 kali sehari setelah
3-6 hari.
- Sebagain besar orang mendapat
dosis 1200 mg dan 1500 mg sehari
dengan dosis terbagi.
- Jika gejala sudah teratasi maka bisa
31
2.2.6. Lamotrigin
dalam waktu 1-5 jam, dan waktu paruhnya 24 jam (Semple, 2010). Sediaan obat
yang ada dipasaran mulai dari 25 mg,
100 mg, 150 mg dan 200 mg tablet. Obat yang bisa dikunyah juga tersedia
dalam dosis 2,5 dan 25 mg. Obat ini tidak dianjurkan pada umur dibawah 16
tahun.
Efek samping yang paling sering dari pemberian lamotrigin ini adalah
pusing, ataxia, somnolen, pandangan kabur, mual, namun ringan. Penurunan
kognitif dan nyeri sendi dan punggung dilaporkan sering terjadi. Efek lainnya dari
obat ini bisa menyebabkan Sindrom Steven Johnson, tetapi sangat jarang. Reaksi
rash pada kulit bisa terjadi, tetapi bisa diminimalisasi dengan pemberian obat
secara titrasi yang sangat pelan selama fase inisiasi pemberian obat ini. Tabel
dibawah menjelaskan akan spesifikasi dari obat lamotigin untuk lebih mudah
dimengerti :
34
Lamotrigin
Mekanisme Kerja - Memblok kanal natriun dan
beberapa reaksi tambahan dari
sinaps sel menyebabkan
pengurangan eksitasi glutamat
Sediaan - 25 mg, 100 mg, 150 mg dan 200 mg
tablet
Dosis - 200 mg per hari
Efek Samping - Paling sering adalah pusing,
ataxia, somnolence, pandangan
kabur, mual, namun ringan,
penurunan kognitif dan nyeri sendi
dan punggung
- Efek lainnya dari obat ini bisa
menyebabkan Sindrom Steven
Johnson, tetapi sangat jarang.
Keunggulan - Tidak menyebabkan mengantuk,
penambahan berat badan dan efek
metabolik lainnya
Interaksi - Lamotrigin menurunkan plasma
level 25% obat asam valproat
- Lamotrigin jika dikombinasi
dengan carbamazepin,
konsentasinya berkurang 40-50%
35
Jika yang menonjol gejala negatif, yang tumpang tindih dengan gejala
depresi pada bipolar, maka dapat diberikan first line terapi dengan kombinasi
quetiapin/ Olanzapin dengan SRRI dan jika tidak berespon optimal bisa diberikan
kombinasi.