Anda di halaman 1dari 28

MODUL

BRIEF PSYCHODYNAMIC PSYCHOTHERAPY1


Oleh: dr I Gusti Ayu Agung Yulianti2

PENDAHULUAN
Setelah perang dunia II, kebutuhan psikoterapi semakin berkembang cepat.

Pertumbuhan psikoterapi pada umumnya dan psikoterapi dinamik khususnya berasal

dari konsep psikoanalitik merupakan prestasi penting dalam sejarah psikiatri. Brief

psychodynamic psychotherapy (psikoterapi psikodinamik singkat) telah memperoleh

popularitas yang luas, sebagian karena tekanan yang besar pada perawatan kesehatan

profesional untuk mengendalikan biaya pengobatan. Hal ini lebih mudah untuk

mengevaluasi efektivitas pengobatan dengan membandingkan kelompok orang yang

mendapatkan terapi jangka pendek dengan kelompok kontrol dibanding mengukur

hasil psikoterapi jangka panjang. Terapi jangka pendek telah menjadi subyek dari

banyak penelitian, dan hasilnya adalah efektif. Metode jangka pendek lainnya

termasuk terapi interpersonal dan terapi kognitif-perilaku (Kaplan & Sadock, 2015).

Psikoterapi psikodinamik singkat adalah terapi dengan waktu yang terbatas

(10 sampai 12 sesi) yang didasarkan pada teori psikoanalisis dan psikodinamik.

Terapi

ini diterapkan untuk pasien dengan: depresi, cemas, dan gangguan stres pasca trauma.

Dibawakan pada Pertemuan Ilmiah Bagian/SMF Kesehatan Jiwa FK UNUD/RSUP Sanglah


Denpasar pada tanggal 23 Mei 2017 di ruang pertemuan Bagian/SMF Kesehatan Jiwa FK
UNUD/RSUP Sanglah, dibimbing oleh dr. A.A. Sri Wahyuni,SpKJ

1
2
Dokter residen yang sedang mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis I Bidang
Kesehatan Jiwa FK UNUD/ RSUP Sanglah
Terdapat beberapa metode, masing-masing memiliki teknik pengobatan sendiri dan

kriteria khusus untuk memilih pasien, namun masing-masing tidak jauh berbeda.

Psikoterapi psikodinamik singkat langsung mengarah pada perubahan perilaku dalam

fokus area konflik. Perbedaannya dengan psikoterapi psikodinamik jangka panjang

berdasarkan jangka waktu dari terapi. Waktu yang terbatas membuat terapi memiliki

karakteristik yang unik, dalam tujuan, seleksi pasien dan teknik terapi (Kaplan &

Sadock, 2015).

Psikoterapi singkat bertujuan untuk melanjutkan perkembangan pasien yang

dihalangi oleh munculnya konflik psikodinamik yang mempengaruhi kehidupan

pasien. Melalui fokus pada konflik sentral (dimana poinnya adalah yang paling

mendesak dari kehidupan pasien saat ini). Karena konflik ini adalah kritis dalam

kehidupan pasien, terapis berharap membuat perubahan yang akan mempengaruhi

seluruh pertumbuhan dan perkembangan pasien. Sering fokus ini dapat diidentifikasi

sebagai bentuk dari hubungan, termasuk harapan, fantasi, dan bentuk asumsi dari

hubungan yang signifikan dari seseorang dimasa kanak. Beberapa studi empiris,

menyebutkan bentuk ini sebagai inti konflik hubungan (Luborsky and chisthop 1990)

Psikoterapi jangka panjang fokus pada membagi masa lalu, sedangkan

psikoterapi psikodinamik singkat sesungguhnya fokus pada momen yang

menguntungkan. Sebuah momen dalam hidup pasien ketika terbuka untuk berubah

karena intensitas dan akutnya konflik saat ini. Karena durasinya yang pendek,

2
psikoterapi psikodinamik singkat sesungguhnya lebih berat dari psikoterapi jangka

panjang terhadap kemampuan pasien untuk berlatih dan memadankan apa yang

diperoleh dalam kegiatan terapeutik dan menerapkannya pada beberapa masalah yang

terjadi setelah perawatan. Perbedaan kritis antara psikoterapi psikodinamik singkat

dan jangka panjang adalah pasien harus memiliki kemampuan untuk berlatih dan

bekerja melalui banyak konflik pada satu pola masalah yang dimilikinya yang

diidentifikasi melalui distorsi defens dan transferen (Stierlin 1968).

SEJARAH

Pada tahun 1946, Franz Alexander dan Thomas French mengidentifikasi karakteristik

dasar dari psikoterapi psikodinamik singkat. Mereka menggambarkan pengalaman

terapi yang dirancang untuk menempatkan pasien merasa nyaman, untuk

memanipulasi transferensi, dan menggunakan uji coba interpretasi dalam cara yang

fleksibel. Alexander dan French memahami psikoterapi sebagai pengalaman

emosional korektif yang mampu memperbaiki peristiwa traumatik di masa lalu dan

meyakinkan pasien tentang cara berpikir, merasakan, dan berperilaku yang baru

adalah hal yang mungkin.

Pada waktu yang sama, Eric Lindemann mendirikan jasa konsultasi di

Massachusetts General Hospital di Boston untuk orang yang mengalami krisis.

Lindemann mengembangkan metode pengobatan baru untuk menghadapi situasi

tersebut dan akhirnya teknik ini diterapkan untuk orang-orang yang tidak hanya

berada dalam krisis, tetapi yang mengalami berbagai macam gangguan emosi. Sejak

3
itu, psikoterapi telah banyak dipengaruhi oleh klinisi seperti David Malan di Inggris,

Peter Sifneos di Amerika Serikat, dan Habib Davanloo di Kanada.

Untuk dapat melakukan psikoterapi psikodinamik singkat dengan baik terapis

harus memiliki kualitas atau attitude yang produktif sebagai berikut:

1. Alert: terapis harus waspada, aktif dan penuh perhatian kepada pasien dan proses

wawancara.

2. Reflektif: terapis mampu mempertimbangkan dan berpikir hati-hati dan mampu

memberi perspektif baru

3. Empatic: mengidentifikasi dan mengerti perasaan pasien dan komunikasi dari

pasien

4. Respectful: menunjukkan perhatian dan penghargaan untuk pasien

5. Genuine: tulus, jujur dan otentik

6. Open: tidak memiliki pembatas yang menghambat penerimaan komunikasi

pasien, verbal dan non verbal, explisit dan implisit.

7. Engaged: secara aktif melakukan tugas interview

8. Expectan: melihat kedepan proses terapi dan keberhasilan sebagai sesuatu yang

mungkin dan pasti

Terapis harus memiliki (1) personal quality (mindfulness, concern pada yang lain,

intelligent, struktur kepribadian tidak kaku, sens of self, intuitive, thoughtfull, open

mind, kreatif dan dapat berbagi), (2) interpersonal quality (mau mendengar,

responding, memiliki empaty, memiliki kapasitas untuk menjalin relasi) dan (3)

terlatih. Seorang terapis harus terlatih karena sangat penting untuk menyalurkan

4
pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan dalam memberi terapi serta harus

mampu berpikir dan berbuat dalam kerangka waktu yang singkat yang bermanfaat

untuk pasiennya.

KRITERIA PEMILIHAN

1. Pasien

Seperti halnya pada psikoterapi psikodinamik, pasien yang dapat dilakukan

psikoterapi psikodinamik singkat adalah yang mempunyai ego strength yaitu

kemampuan untuk mengatasi stress internal dan external, yang ditandai dengan:

Memiliki kapasitas untuk berpikir dan merasakan

Memiliki motivasi tinggi.

Memiliki setidaknya satu hubungan yang sangat bermakna dengan orang lain

sepanjang hidupnya sehingga akan memiliki relasi objek yang lebih baik

Kemampuan yang baik untuk mentoleransi perasaan yang sulit dan dapat

digerakkan dengan psikoterapi.

Respon yang baik untuk percobaan interpretasi

Memiliki fokus konflik

Meskipun tidak ada sakit berat bukan merupakan kriteria, beberapa kriteria

seleksi mengeksklusi pasien dengan patologi serius. Pasien dengan depresi berat atau

episode psikosis, pasien yang cenderung untuk acting out patologinya (seperti

penyalahgunaan zat, perilaku bunuh diri) adalah pasien tidak tepat untuk terapi

dengan waktu terbatas, yang mana tidak dapat menyediakan dukungan yang mungkin

5
dibutuhkan. Demikian pula halnya dengan mekanisme pertahanan proyeksi, splitting,

dan denial akan sulit membentuk terapeutik alliance dalam waktu singkat, yang

dibutuhkan dalam psikoterapi singkat. Keterbatasan ini berarti bahwa pasien dengan

gangguan kepribadian ambang, narsistik, dan paranoid mungkin hasilnya kurang baik

dengan psikoterapi psikodinamik singkat (Denis PC, 2004).

2. Pemilihan fokus konflik

Identifikasi fokus konflik adalah sine qua non dan bagian yang paling penting

dari evaluasi psikoterapi psikodinamik singkat. Keluhan utama yang sangat spesifik

sangat mungkin bahwa konflik akan dapat diselesaikan dalam waktu singkat

(Hoglend and Heryerdahl 1994). Isue yang komplek dan dalam membutuhkan lebih

banyak waktu.

Kebanyakan terapis tidak akan melakukan psikoterapi psikodinamik singkat

kecuali fokus menjadi jelas selama evaluasi. Pencetus trauma pada awal kehidupan

dan pola bersaing dari perilaku dapat menunjukkan jalan ke fokus sentral. Analisis

mimpi mungkin melaporkan bahwa mengenali pasien adalah penting dan dapat

menuju pada pembukaan fokus konflik. Ini sesuai antara konflik kehidupan saat ini

dan konflik masa kanak adalah tercapai. Semakin besar kesempatan bahwa konflik

dapat muncul dan dianalisis dalam transferensi, lebih mungkin terapi dapat mencapai

kesimpulan yang benar. Sering kali, lebih dari satu area fokus konflik mungkin dapat

diidentifikasi. Terapis harus memutuskan fokus area mana yang lebih kritis untuk

diatasi dan yang paling mudah dijangkau atau mungkin dapat dibedah dari aspek lain

kepribadian (Ursano 2000).

6
Fokus konflik seharusnya dapat disampaikan pada pasien pada akhir dari fase

evaluasi sebagai bagian yang diusulkan di awal dari psikoterapi psiodinamik singkat.

Mann (1973) menjelaskan inti konflik sebagai penderitaan yang ditanggung oleh

pasien saat ini dan kronis adalah di bawah sadar. Penderitaan ini selalu diidentifikasi

melalui perasaan senang, sedih, marah, takut, dan bersalah dari pasien (Davanloo

1978).

Meskipun seleksi tidak pernah menjadi tugas yang mudah, beberapa pedoman

dapat membantu (table 1). Konflik yang dipilih harus aktif, yang ditandai dengan

percobaan interpretasi dari konflik akan mendatangkan emosi yang besar. Interpretasi

dalam psikoanalisis adalah pernyataan yang penuh arti dari konflik saat ini dan faktor

masa lalu yang mempengaruhi. Terapis menjelaskan kepada pasien tentang peristiwa

psikologis yang sebelumnya yang tidak dimengerti oleh pasien atau tidak berarti bagi

pasien. Pada permulaan, terapis sering mengabaikan ketakutan pada keberhasilan

yang dibawa pasien, menemukannya lebih mudah untuk menonjolkan kehilangan

dibandingkan ketakutan keberhasilan. Selalu memformulasikan kasus dari perspektif

ketakutan keberhasilan dapat membantu sama halnya dengan bentuk perspektif

kehilangan, dengan demikian konflik atas sukses tidak diabaikan.

Psikoterapi singkat, karena durasinya yang pendek dan selalu menjelang

pemisahan cenderung menjadi mengutamakan konflik masa lalu yang berhubungan

dengan kehilangan. Jika itu adalah kehilangan fase oedipal, terapi sering

meminjamkan dirinya dengan baik pada eksplorasi mereka. Pada psikoterapi singkat,

hanya satu area konflik yang harus dipilih dan fokus konflik harus diformulasikan

7
pada pasien tentang satu orang di masa lalu yang signifikan. Terapis seharusnya

menghindari menuju pada seluruh konflik yang dipetakan. Konflik yang

menyebabkan hambatan menjadi yang utama dicari. Dengan menjelaskan area

konflik yang menyebabkan hambatan akan mengijinkan pasien mengalami

kembalinya energi dan aktivitas yang digunakan dalam menyelesaikan masalah

hidup.

Tabel 1. Identifikasi fokus konflik pada psikoterapi psikodinamikm singkat


Identifikasi konflik

Eksplorasi pencetus, trauma pada awal kehidupan, perilaku kompetitif untuk

pola konflik

Temukan area dari hambatan

Waspada pada konflik tentang keberhasilan sama halnya tentang kehilangan.

Pilih satu fokus konflik

Pilih konflik yang aktif pada kehidupan pasien

Buat percobaan interpretasi pada konflik. (Percobaan interpretasi sering

menimbulkan respon afektif).

Pilih konflik berhubungan dengan satu figure transferen.

TEKNIK

Semua teknik yang digunakan pada psikoterapi psikodinamik digunakan dalam

psikoterapi psikodinamik singkat, seperti analisis mekanisme pertahanan, interpretasi

transference, dan rekonstruksi, termasuk interpretasi mimpi. Interpretasi transference,

8
membutuhkan kebijaksanaan dan pendidikan dari terapis. Keterampilan terapis yang

lebih baik akan membedakan bahasa yang digunakan untuk memformulasikan

transferen pada dirinya. Interpretasi terapis menggunakan seluruh kepribadiannya

baik itu kecerdasannya, pengetahuannya, empati, dan reaksi tak sadarnya pada

ungkapan pasien untuk menangkap apa yang sedang berkecamuk dalam dunia

internal pasien saat ini, yang sebenarnya ingin keluar memasuki kesadaran, namun

dihambat oleh berbagai mekanisme pertahanan dari pasien. Apa yang ditangkap oleh

terapis kemudian dikemukakan kepada pasien sebagai bentuk interpretasi. Biasanya

satu atau dua interpretasi trensferen dibuat dalam 10-20 sesi terapi. Dengan begitu

banyak interpretasi transferen dapat menjadi dangkal dan mungkin tidak efektif.

Pasien tidak lagi mendengar atau merasakan dampak emosional dari hubungan

dimasa lalu dengan saat ini (Hoglend 1993).

Sangat penting untuk keberhasilan terapi adalah penggunaan sedikit pengabaian.

Beberapa area ketertarikan psikoterapi tampak dalam rangkaian terapi singkat.

Kadang, fokus harus menjadi perhatian sentral terapis. Beberapa jalan menarik

ditemukan, tapi terapis harus membiarkan mereka lewat tanpa ulasan. Menyimpan

dalam ingatan fase perawatan dapat membantu mengidentifikasi perasaan tertentu

dari pasien yang paling mendesak pada beberapa momen yang diberikan. Pada awal

perawatan, pasien biasanya mengalami gelombang harapan yang tidak realistis

tentang terjadinya perubahan yang dibuat oleh terapis. Selama fase ini, terapis perlu

membuat beberapa ulasan. Seringkali pada pertengahan fase perawatan, pasien

meluaskan asosiasinya pada pandangan yang lebih luas dari fokus konflik.

9
Bagaimana ini harus ditangani untuk mempertahankan fokus tetap menjadi pusat

dimana terapi singkat tetap merupakan terapi singkat.

Resistensi akan muncul pada fase pertengahan, dimana impuls bawah sadar

direpresi dan dicegah agar tidak memasuki kesadaran karena hal tersebut tidak dapat

diterima bagi kesadaran karena suatu alasan. Ini memberi kesempatan untuk

interpretasi mekanisme defensif penting dengan komponen masa lalu dan saat ini.

Resistansi dapat bermanifestasi dalam bentuk, misalnya pasien yang selalu

mengalihkan pembicaraan, mengantuk dan tidak mau bicara, terlambat datang,

marah-marah, mengkritik analis, dan lain-lain.

Pada awal fase akhir, tema transference menjadi menonjol, dan ini mungkin

dapat diinterpretasi langsung, disupportif, dengan cara empatik yang akan

mengkristalisasi konflik sentral yang dibentuk dengan masa lalu dan kehidupan saat

ini. Transference adalah fenomena di dalam situasi analisis, di mana pasien (secara

tidak sadar) memindahkan cathexis yang semula ditujukan pada seseorang yang

signifikan di masa lalu yang telah diinternalisasikan menjadi bagian dari

kepribadiannya, kepada terapis. Terapis harus dapat memanfaatkan transference

sebagai petunjuk yang jelas bagaimana relasi pasien dengan orang-orang tertentu

yang penting di masa lalunya. Saat pasien melakukan transference, terapis seolah

berkesempatan menyaksikan suatu rekaman yang sangat segar, tentang apa yang

terjadi antara, pasien dengan orang tersebut. Apa yang dihayati oleh pasien di masa

kecilnya, akan tampil dengan sangat jelas. Terapis kemudian melakukan interpretasi

10
atas transference pasien, sehingga membuat pasien sungguh-sungguh sadar pada

pengalaman tak sadarnya di masa lalu.

Tanggapan tak sadar dari terapis tentang transference pasien akan memunculkan

countertransference. Saat terapis mengalami countertransference, ia mengalami

perasaan-perasaan tertentu yang kuat terhadap pasien, yang mana analis sendiri tidak

menyadari, dari mana munculnya perasaan-perasaan tersebut. Seperti transference,

muatan emosi dalam countertansference dapat bersifat positif (analis merasa sangat

simpati pada pasien, bahkan mungkin merasa bahwa dirinya jatuh cinta pada pasien)

ataupun Degative (analis merasa benci, muak, marah terhadap pasien). Terapis harus

menyadari, materi tak sadar apa yang telah tergugah dari kepribadiannya dan tingkah

laku pasien yang mana yang telah memancing bangkitnya materi tak sadar tersebut.

Melalui interpretasi transference dan countertransference terapis dapat memahami

pasien dengan lengkap dan dapat membantu pasien dengan efektif.

TEKNIK-TEKNIK PSIKOTERAPI PSIKODINAMIN SINGKAT

1. Psikoterapi Fokus Singkat (Tavistock-Malan)

Psikoterapi fokus singkat pada awalnya dikembangkan pada tahun 1950 oleh tim

Michael Balint di Klinik Tavistock di London. Malan, salah seorang anggota dari tim

tersebut, melaporkan hasil terapi. Kriteria seleksi Malan untuk pengobatan termasuk

menghilangkan kontraindikasi absolut, menolak pasien yang memiliki bahaya tertentu

yang tampaknya tak terelakkan, menilai secara jelas psikopatologi pasien, dan

11
menentukan kapasitas pasien untuk mempertimbangkan masalah dalam hal emosi,

menghadapi material gangguan, menanggapi interpretasi, dan menahan stres dalam

terapi. Malan menemukan bahwa motivasi yang tinggi selalu berkorelasi dengan hasil

yang baik.

Kontraindikasi terapi adalah percobaan bunuh diri yang serius, ketergantungan

zat, penyalahgunaan alkohol kronis, gejala obsesif kronis yang melemahkan, gejala

fobia kronis, dan tindakan destruktif atau destruktif terhadap diri sendiri yang jelas.

Persyaratan dan Teknik.

Dalam rutinitas Malan ini, terapis harus segera mengidentifikasi transferensi lalu

menafsirkannya dan juga menginterpretasikan transferensi negatif. Pasien kemudian

harus dihubungkan transferensinya dengan hubungan pasien kepada orang tuanya.

Baik pasien maupun terapis harus bersedia untuk terlibat dan menerima ketegangan

berikutnya. Terapis harus merumuskan fokus perhatian dengan jelas dan menetapkan

tanggal terminasi, dan pasien harus bekerja melalui kesedihan dan kemarahan tentang

pengakhiran.

Seorang terapis berpengalaman seharusnya memungkinkan sekitar 20 sesi terapi;

yang masih dalam belajar mungkin sekitar 30 sesi. Malan tidak melebihi 40 sesi

wawancara dengan pasien-pasiennya.

Tabel 1. Malan Techniques


Tujuan Menjelaskan sifat pertahanan, kecemasan dan impuls
Menghubungkan masa sekarang, masa lalu dan
Kriteria pemilihan transferensi

12
Pasien mampu berpikir dalam hal perasaan
Memiliki motivasi tinggi
Lama Respon yang baik terhadap uji coba interpretasi
Pusat perhatian Sampai 1 tahun. Rata-rata 20 sesi
Pengakhiran Konflik internal yang ada sejak masa anak-anak
Tentukan tanggal yang pasti sejak awal terapi

Kriteria eksklusi untuk terapi fokus singkat (Tavistock dan Malan)

1. Pasien tidak dapat melakukan kontak terapeutik

2. Terapis mengidentifikasi bahwa akan diperlukan usaha yang lama untuk:

- Menciptakan motivasi

- Menembus resistensi

- Menghadapi masalah kompleks dan mendalam

- Memecahkan transferensi yang tidak menyenangkan dan kuat, ketergantungan

atau

lainnya yang dapat timbul

3. Gangguan depresi atau psikotik dapat memberat

2. Time-limited Psychoterapy (Boston University-Mann)

Sebuah model psikoterapi dengan tepat 12 wawancara yang berfokus pada isu sentral

yang ditentukan, dikembangkan di Boston University oleh James Mann dan rekan-

rekannya pada awal tahun 1970-an. Berbeda dengan penekanan Malan pada kriteria

13
seleksi dan penolakan yang jelas, Mann belum secara eksplisit tentang kandidat yang

tepat untuk psikoterapi terbatas waktu.

Mann menekanan hal yang utama dari teorinya untuk menentukan konflik sentral

pasien yang tepat dan beralasan, pada orang muda dan krisis maturasional dengan

banyak keluhan psikologis dan somatik. Pengecualian Mann, mirip dengan kriteria

penolakan, termasuk orang dengan gangguan depresi mayor yang terganggu dengan

perjanjian pengobatan, pasien dengan psikotik akut, dan pasien yang putus asa yang

perlu mentoleransi namun tidak mampu mengadakan relasi objek.

Persyaratan dan Teknik.

Persyaratan teknik Mann termasuk pembatasan ketat dalam 12 sesi, transference

positif mendominasi pada awalnya, spesifikasi dan kepatuhan yang ketat pada

masalah inti yang melibatkan transferensi, identifikasi positif, membuat pemisahan

peristiwa maturasional pada pasien, prospek mutlak terminasi untuk menghindari

perkembangan ketergantungan, penjelasan pengalaman sekarang dan masa lalu dan

resistensi, terapis yang aktif mendukung dan mendorong pasien, dan pendidikan

pasien melalui informasi langsung, reedukatif, dan manipulasi. Konflik yang

mungkin ditemui termasuk independen lawan dependen, aktif lawan pasif, kesedihan

yang belum terselesaikan atau tertunda, dan harga diri yang memadai lawan yang

tidak memadai.

Tabel 2. Mann techniques: Time-limited Psychoterapy

Tujuan Resolusi nyeri sekarang dan kronis, dan citra diri pasien

14
yang negatif

Kriteria pemilihan Ego strength yang tinggi

Mampu terlibat dan melepaskan diri

Terapis dengan cepat mampu mengenali masalah inti

Lama 12 sesi

Pusat perhatian Nyeri sekarang dan yang diderita kronis

Citra diri tertentu

Terminasi Ditentukan pada awal terapi

3. Psikoterapi Dinamik Jangka Pendek (McGill University-

Davanloo)

Seperti yang dilakukan oleh Habib Davanloo di McGill University, psikoterapi

dinamik jangka pendek meliputi hampir semua jenis psikoterapi singkat dan

intervensi krisis. Pasien yang dirawat di Davanloo series diklasifikasikan menjadi:

pasien dengan konflik psikologis yang didominasi fase oedipal, pasien dengan

konflik non oedipal, dan pasien dengan konflik lebih dari satu fokus. Davanloo juga

menemukan teknik psikoterapi khusus untuk pasien dengan masalah neurotik berat

dan lama, khususnya mereka dengan gangguan obsesif-kompulsif dan fobia yang

melemahkan.

Kriteria seleksi Davanloo menekankan evaluasi fungsi-fungsi ego dengan

kepentingan utama untuk pekerjaan psikoterapi: pembentukan fokus psikoterapi;

perumusan psikodinamika masalah psikologis pasien; kemampuan untuk berinteraksi

15
secara emosional dengan evaluator; sejarah hubungan memberi dan menerima dengan

orang penting dalam kehidupan pasien; kemampuan pasien untuk mengalami dan

mentolerir kecemasan, rasa bersalah, dan depresi; motivasi pasien untuk perubahan,

pikiran psikologis, dan kemampuan untuk menanggapi interpretasi dan untuk

menghubungkan evaluator dengan orang di masa sekarang dan masa lalu. Malan dan

Davanloo menekankan respon pasien terhadap interpretasi sebagai pilihan penting

dan kriteria prognostik.

Persyaratan dan Teknik.

Penekanan dari pendekatan psikoterapi Davanloo adalah fleksibilitas (terapis harus

mengadaptasi teknik pada kebutuhan pasien), kontrol, kecenderungan regresif pasien,

intervensi aktif untuk menghindari pasien mengembangkan over dependen pada

terapis, wawasan intelektual dan pengalaman emosional pasien dalam transferensi.

Pengalaman emosional ini menjadi korektif sebagai akibat dari interpretasi.

Tabel 3. Davanloo: Psikoterapi dinamik jangka pendek

Tujuan Resolusi konflik Oedipus, fokus yang hilang atau focus


multiple
Kriteria pemilihan Kesadaran psikologis
Memiliki sekurangnya satu hubungan bermakna dimasa lalu
Mampu menoleransi afek
Respon yang baik terhadap uji coba interpretasi transferensi
Memiliki motivasi yang tinggi
Pertahanan fleksibel
Tidak ada proyeksi, splitting, denial
Lama 5-40 sesi, biasanya 5-24 sesi

16
Terminasi Tidak ada tanggal tertentu, hanya dikatakan terapi akan
singkat

Contoh kasus:

Ana, seorang wanita berusia 60 tahun bercerai, mencari bantuan psikiater setelah

episode depresi berat yang berlangsung beberapa bulan. Episode ini, merupakan salah

satu dari beberapa episode dalam hidupnya, terutama yang berat dalam hal

kehilangan energi, minat, dan motivasi, serta dalam hal intensitas kesedihan dan

keinginannya untuk mati. Hanya keyakinan agama yang mendalam melindunginya

bertindak seperti keinginanya tersebut. Ana telah kehilangan banyak berat badan,

kesulitan tidur, mengalami banyak mimpi buruk, dan memiliki kesulitan

berkonsentrasi. Ia diganggu oleh perasaan kebencian yang pervasif kepada ibunya,

yang sudah sangat tua, sakit-sakitan, dan tergantung pada Ana, yang tidak bisa

dimaafkan karena meninggalkan Ana di panti asuhan saat berusia sekitar 5 atau 6

tahun

Setelah penilaian yang luas, formulasi dinamik masalah Ana adalah sebagai berikut:

1. Masalah hidup: episode depresi berulang diganggu oleh perasaan bersalah dan

menyalahkan diri sendiri; masalah dengan laki-laki, seperti memilih pasangan

yang umumnya dingin, tidak ramah, atau sebaliknya tidak tersedia; emosional

yang diluar kemauan dan menyakitkan jauh dari anak-anaknya, teman, dan

hubungan dekat yang lain; tidak produktif dan tidak menguntungkan kehidupan

kerja, meskipun hadiah intelektual yang cukup.

17
2. Dinamika: hubungan Ambivalen dengan ibunya, yang menyalahkan untuk

sebagian besar tragedi hidupnya; rasa bersalah dan kebutuhan untuk hukuman

sehubungan dengan kebencian tak henti-hentinya terhadap ibunya; dan reaksi duka

patologis untuk hilangnya hubungan ideal dan lebih optimal dengan ibunya, yang

dia ingat sebelum menempatkannya di panti asuhan. Dari fokus ini ada mengalir

keyakinan melankolis dari kegagalan yang tak terelakkan dari hubungan manusia.

3. Fokus patogenik: Duka dan ketidakmampuan untuk meratapi hilangnya ibunya

setelah ia ditempatkan di panti asuhan, dengan hadirnya kemarahan dan rasa

bersalah; kesedihan patologis untuk kehilangan ayahnya akibat alkoholisme yang

parah, penelantaran keluarga yang pertama, sebuah langkah yang menyebabkan

ibu harus menempatkan anak-anaknya di panti asuhan agar bisa bekerja dan

akhirnya melanjutkan perawatan mereka. Tanpa sadar, ia menyalahkan ibunya

untuk bencana keluarga, sehingga "melindungi" pandangan ideal tentang ayahnya,

kepada siapa ia terikat.

Untuk Ana, tahap awal pengobatan difokuskan pada klarifikasi dan

pengalaman impuls destruktifnya kepada ibunya, melalui dimungkinkan

munculnya sedikit empati dengan situasi kehidupan yang menyakitkan ibunya

sekitar waktu ia dan adik-adiknya ditempatkan di panti asuhan.

Selanjutnya, terapi difokuskan pada ayah Ana. Perasaan yang mendalam dari

idealisasi, kecewa, marah, dan kesedihan yang dialami dengan meningkatnya

18
kejelasan dan intensitas, sering melalui perasaan displacement pada

transferensi dan setelah mengatasi resistensi yang cukup.

Tahap terakhir dari pengobatan diizinkan pengembangan perasaan realistis

dari empati dan penghargaan terhadap ibunya, sekarang tanpa marah atau

penarikan emosional, dan kebangkitan Ana dalam perasaan kegembiraan dan

harapan, serta ambisi profesionalnya (Courtesy OFM. Trujillo, gelar M.D.).

4. Psikoterapi Provokasi Kecemasan Jangka pendek (Harvard


University-Sifneos)
Peter Sifneos mengembangkan psikoterapi provokasi kecemasan jangka pendek di

Rumah Sakit Umum Massachusetts di Boston selama tahun 1950. Ia menggunakan

kriteria berikut untuk seleksi yaitu: batasan keluhan utama (menyiratkan kemampuan

pasien untuk memilih salah satu dari berbagai masalah yang harus diberikan prioritas

utama dan keinginan pasien untuk menyelesaikan masalah dalam terapi), seseorang

yang bermakna atau memberikan dan menerima hubungan pada usia dini,

kemampuan untuk berinteraksi secara fleksibel dengan pemeriksa dan untuk

mengungkapkan perasaan dengan tepat, (menyiratkan tidak hanya kecerdasan , tetapi

juga kemampuan untuk menanggapi interpretasi), formulasi psikodinamik tertentu

(biasanya satu set konflik psikologis yang mendasari kesulitan pasien dan berpusat

pada fokus oedipal), kontrak antara terapis dan pasien untuk bekerja pada fokus

tertentu dan perumusan harapan minimal pada hasil, dan motivasi dari baik hingga

sangat baik untuk perubahan, tidak hanya untuk menghilangkan gejala.

19
Tabel 4. Sifneos: Psikoterapi provokasi kecemasan jangka pendek

Tujuan Resolusi konflik odipus

Kriteria pemilihan Intelegensi diatas rata-rata

Sekurangnya satu hubungan berarti dimasa lalu

Motivasi tinggi

Keluhan utama spesifik

Mampu berinteraksi dengan pemeriksa

Mampu mengekspresikan perasaan

Fleksibel

Lamanya Rata-rata 12-16 minggu

Fokus perhatian Konflik odipus

Terminasi Tidak diberikan tanggal tertentu


Contoh kasus:

Chris, seorang pria lajang 31 tahun, meminta bantuan untuk episode depresi sedang

yang dipicu oleh putusnya hubungan dengan pacarnya, Joanna. Ia telah putus

hubungan selama sekitar 1 tahun, lelah dari etos kerja yang tidak menentu dan

ketidakstabilan emosional dan putus asa dengan rasa takutnya akan komitmen untuk

masa depan hubungan mereka. Siklus ini sangat meningkat ketakutannya pada

komitmen, dan kehilangan hubungan telah menjadi pola dalam kehidupan

interpersonalnya. kehidupan kerjanya terganggu dengan masalah yang sama.

Seringkali kehilangan pekerjaan karena konflik serius dan berkonfrontasi dengan

atasannya. Konflik muncul baik di lingkungan kerja maupun di rumah, Chris

20
biasanya mengalami kecemasan yang semakin meningkat dan serangan panik

episodik. Setelah kehilangan setiap hubungan, Chris biasanya dihadapkan pada

perasaan depresi sedang, disertai dengan keinginan bunuh diri. Setelah penilaian,

dinamik hologram untuk Chris adalah sebagai berikut:

1. Masalah kehidupan: episode kecemasan dan depresi berulang; masalah

pekerjaan; hubungan interpersonal yang tidak stabil; konflik dengan figur

otoritas; antagonisme dan jarak emosional dengan ayahnya, saudara, dan teman

laki-laki; dan ketakutan keintiman heteroseksual dan komitmen.

2. Dinamik: permusuhan yang sedang berlangsung dan iri hati terhadap laki-laki,

figur otoritas, dan orang-orang sukses, dan kompulsif mencari posesif objek cinta

perempuan dengan ketidakmampuan serius untuk mempertimbangkan, memenuhi,

atau mentolerir kebutuhan independen mereka.

3. Fokus patogenetik: kehilangan diluar kesadaran objek ibu yang dipicu oleh

kelahiran adik laki-lakinya ketika Chris berusia 2 tahun; kesedihan yang tidak

terkendali dengan kehilangan itu yang dengan dorongan kompulsif untuk

mengalami posesi objek cinta seperti anak-anak; dan permusuhan kompulsif

terhadap orang lain yang dianggap sebagai saingan.

Permintaan aktif terapis menghasilkan konfirmasi tambahan dari represi

perasaan seksual yang persisten terhadap ibunya dan adanya perasaan

bermusuhan terhadap semua rival kasih sayang ibunya. Sebuah memori

21
diliputi dengan perasaan yang sangat mendalam muncul dalam fase ini

sebagai hasil dari penyelidikan aktif terapis.

Dalam memori ini, Chris melihat dirinya di pelukan ibunya di ruangan gelap.

Dia ingat jelas kesenangan intens kontak dengan kulit hangat ibunya, tekstur

pakaiannya, dan bau parfumnya. Selama menceritakan memori ini kepada

terapis, Chris begitu tenggelam dalam pengalaman. Dia juga menggambarkan

pemutusan yang menyakitkan saat yang menyenangkan ini oleh ayahnya yang

dengan tiba-tiba membuka pintu dan cahaya membanjiri masuk ke dalam

ruangan mengganggu penyerapan yang dapat menyenangkannya.

Urutan ini memberi jalan untuk pengalaman kesedihan karena kehilangan

ikatan intens dan eksklusif dengan ibunya setelah kelahiran adik laki-lakinya

dan untuk mengalami kembali rasa marah, tidak berdaya, dan kesepian.

Semua perasaan ini terlalu akrab dalam hidupnya sekarang ketika lembaran

romantis akan terancam atau hilang.

Hubungan afektif antara pengalaman masa kecil dan masalah keintiman di

masa sekarang menjadi sangat jelas bagi Chris, dan penerimaan hubungan ini

meningkatkan kapasitasnya untuk bekerja melalui komponen penting dari

patologinya. Konflik paralel muncul dalam transferensi sebagai pasien yang

membenci "gangguan" dari terapis menyelidiki privasi fantasi utama dari

materi posesifnya. (Courtesy OFM. Trujillo, gelar M.D.)

Persyaratan dan Teknik.

22
Pengobatan dapat dibagi menjadi empat fase utama: pertemuan pasien dan terapis,

terapi awal, luas terapi, dan bukti perubahan dan pengakhiran.

1. Pertemuan pasien dan terapis.

Terapis membentuk aliansi dengan menggunakan rapport yang cepat, dan perasaan

positif terapis yang muncul dalam fase ini. Bijaksana penggunaan pertanyaan

terbuka dan pertanyaan pilihan yang memungkinkan terapis untuk menguraikan

dan berkonsentrasi pada fokus terapi. Terapis menentukan harapan minimal hasil

terapi yang akan dicapai.

2. Terapi awal.

Dalam transferensi, perasaan terapis diklarifikasi segera setelah muncul, teknik

yang mengarah pada pembentukan aliansi terapi yang sebenarnya.

3. Luas terapi.

Luas terapi menekankan konsentrasi aktif pada konflik oedipal yang telah dipilih

sebagai fokus terapi; penggunaan berulang pertanyaan provokasi kecemasan dan

konfrontasi; menghindari masalah karakter pregenital, yang digunakan oleh pasien

secara defensif untuk menghindari kesepakatan dengan teknik provokasi

kecemasan dari terapis; menghindari semua kerugian dari transferensi neurosis;

demonstrasi berulang cara neurotik pasien atau pola perilaku maladaptif;

konsentrasi pada materi yang sarat kecemasan, bahkan sebelum mekanisme

pertahanan diklarifikasi; demonstrasi berulang transferensi dari hubungan

transferen orang tua dengan menggunakan interpretasi yang diatur dengan benar

23
berdasarkan pada materi yang diberikan oleh pasien; pembentukan pengalaman

emosional korektif; dorongan dan dukungan dari pasien, yang menjadi cemas

selama berjuang untuk memahami konflik; belajar pola baru pemecahan masalah;

presentasi dan rekapitulasi berulang psikodinamika pasien sampai mekanisme

pertahanan yang digunakan dalam menangani konflik oedipal dipahami.

4. Bukti perubahan dan pengakhiran psikoterapi.

Tahap akhir dari terapi menekankan demonstrasi nyata dari perubahan perilaku

pasien di luar terapi, bukti bahwa pola perilaku adaptif digunakan, dan inisiasi

pembicaraan tentang mengakhiran terapi.

DURASI PERAWATAN DAN TERMINASI

Ada banyak perjanjian dalam literature psikoterapi psikodinamik singkat bahwa

psikoterapi singkat seharusnya secara umum terbatas 10-20 sesi, satu sesi dalam satu

minggu. Kadang dalam beberapa kasus hingga 40 sesi. Terapi yang melebihi jumlah

ini seharusnya disiapkan untuk terapi jangka panjang lebih dari 40-50 sesi. Durasi

perawatan sangat berhubungan dengan penanganan fokus. Ketika perawatan

melampaui 20 sesi, terapis mungkin menemukan dirinya bercabang pada analisis

karakter yang luas dan kehilangan focus.

Terminasi psikoterapi singkat sangat penting. Karena terapi sangat singkat,

akhir dari terapi selalu dalam pemikiran pasien (dan terapis). Dalam terapi kehilangan

yang nyata dari perawatan pengalaman pasien dan juga mengalami kembali

kehilangan dari figure transfren. Kehilangan ini harus diatasi langsung dan dengan

cara yang akurat untuk transferen menjadi pengalaman yang nyata dan sentral pada

24
kehidupan pasien saat ini. Terapis mungkin waspada hanya pada kehilangan pada

terapis sebagai figure yang sebenarnya dan mungkin kehilangan kesempatan untuk

mengidentifikasi elemen transferen yang penting dari mana pasien belajar dan

mengalami secara mendalam pentingnya figure pada masa kanak. Terapis harus ingat

bahwa kehilangan figure pada masa kanak mungkin sedih, tapi dapat juga menjadi

perasaan yang menakjubkan sebagai kebebasan untuk tumbuh dan pengalaman

pilihan dan harapan yang telah lama diabaikan dan dihambat.

Terapis berbeda pada bagaimana waktu mengakhiri seharusnya pilihan yang

spesifik ketika perawatan dimulai. Beberapa mengkhususkan dan menjelaskan pada

saat itu kebijakan mereka tentang sesi yang hilang, terapis lain mungkin hanya

mengkhususkan total jumlah sesi. Beberapa klinisi senior membiarkan waktu akhir

terbuka, sekedar mengindikasikan mereka akan bertemu dalam waktu yang singkat.

Mengatur waktu dapat mengurangi ketakutan pasien akan ketergantungan (seperti

obsesi) untuk memasuki perawatan dan dapat membatasi regresi dari kasus yang lebih

menyusahkan.

Secara umum, mengkhususkan tanggal akhir membebaskan permulaan terapis

pada tugas untuk mendengarkan resolusi area konflik dan harapan sehat dari pasien

pada akhir dari perawatan. Karena mendengarkan resolusi ini adalah tugas yang sulit,

sering kali membantu untuk mempelajari psikoterapi singkat dengan supervisor

dengan akhir yang spesifik (tanggal dan jumlah sesi). Dengan jalan ini, fase awal,

pertengahan dan akhir jelas disebutkan untuk terapis demikian juga pasien. Fenomena

klinis yang terjadi dalam fase itu dapat diidentifikasi secara jelas. Sebagai tambahan,

25
walaupu akhir sudah dikhususkan masih ada yang membebani terapis oleh perhatian

pasien apakah sesuatu akan terjadi kemudian. Ini juga dapat membebaskan beban

terapis akan kekhawatiran pada perawatan yang tanpa akhir.

Terminasi selalu memerlukan berhadapan dengan pengalaman pasien dari

kehilangan figure transferen, harapan masa kanak untuk resolusi dari luka masa lalu,

dan terapis yang sesungguhnya. Tidak sebagaimana biasanya, terapis pemula

mungkin merasa bahwa pasien tidak ada batasnya. Apakah ini cukup? apakah pasien

menginginkan lebih? haruskah saya melanjutkannya?. Realitas situasi pasien versus

counter transferen dari terapis seharusnya diarahkan. Labih sering ketika memilih

pasien yang sesuai, terapis merespon pada transferen lebih dari krisis terapi

berkelanjutkan yang diperlukan. Sering akhir sesi perawatan menyediakan

kesempatan untuk interpretasi transferen yang berkaitan dengan bentuk tertentu yang

ditunjukkan pasien dalam harapan untuk tetap dengan terapis dan terapi.

Jika pasien meminta sesi tambahan, permintaan ini harus selalu didengar tapi

tidak harus disetujui. Hal ini adalah bagian dari transferen atau area fokus baru untuk

dikerjakan dan harus diarahkan.Tentunya terapis seharusnnya juga bisa sedikit

fleksibel untuk terminasi untuk pasien yang dalam kesulitan serius. Beberapa

pedoman membantu: terapis jarang mendengarkan pemahaman pada semua makna

periode dimana pasien mencoba dalam semua maknanya, harapan pasien untuk tetap

pada terapis, menyatakan perasaan pasien dan dapat bangkit. Juga pasien tahu nomor

telepon terapis dan dapat selalu menghubungi jika masalah lain muncul. Ini sangat

membantu pada periode dimana pasien mencoba keahlian dan pengetahuan baru.

26
Dengan demikian pasien tahu bahwa terapis ada dan dapat mengijinkan harapan

pasien untuk menjadi sehat.

IKTISAR DAN HASIL

Teknik dari semua psikoterapi singkat yang dijelaskan di atas menjauhkan

perbedaannya. Hal tersebut termasuk berbagi ikatan terapeutik dan interaksi dinamis

antara terapis dan pasien, penggunaan transferensi, interpretasi aktif fokus terapeutik

atau isu sentral, hubungan berulang antara orang tua dan masalah transferensi, dan

terminasi dini terapi.

Berbeda dengan pendapat awal bahwa faktor terapeutik dalam psikoterapi adalah

nonspesifik, studi terkontrol dan metode assesment lainnya (misalnya, wawancara

dengan pemeriksa yang tidak bias, evaluasi diri pasien) menunjukkan pentingnya

teknik khusus yang digunakan. Malan meringkaskan hasilnya dalam lima gagasan

utama yaitu: (1) Kapasitas untuk pemulihan sebenarnya pada pasien tertentu jauh

lebih besar dari yang diperkirakan. (2) Jenis tertentu psikoterapi singkat yang

diterima pasien bisa mendapatkan keuntungan besar dari kerja praktis melalui konflik

inti mereka dalam transferensi. (3) Tiap pasien selanjutnya dapat dikenali melalui

proses interaksi yang dinamis, karena mereka responsif, termotivasi, dan mampu

menghadapi perasaan terganggu dan karena fokus dibatasi dapat dirumuskan untuk

mereka. (4) Semakin radikal teknik dalam hal transferensi, kedalaman interpretasi,

dan hubungan ke masa kecil, maka efek terapeutik akan menjadi lebih radikal. (5)

27
Untuk beberapa pasien yang terganggu, fokus parsial yang dipilih dengan cermat

dapat menjadi terapi yang efektif.

28

Anda mungkin juga menyukai