Anda di halaman 1dari 23

REHABILITASI

dr. Woro Pramesti, Sp.KJ

Istilah Istilah rehabilitasi telah dikenal masyarakat sejak dahulu. Dg berkembangnya pemikiran masyarakat modern maka kemudian kata rehabilitasi mempunyai arti yang umum, yaitu pengembalian kemampuan seseorang sebagai semula, baik fisik maupun mental.

Pengertian Rumusan pengertian rehabilitasi pasien mental dlm psikiatri yg agak lengkap, diberikan oleh L.E. Hinsie dan R.J. Campbell dlm Psychiatric Dictionary sbb : Rehabilitasi ialah segala tindakan fisik, penyesuaian psikososial dan latihan vokasional sbg usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri secara maksimal dan utk mempersiapkan pasien secara fisik, mental, sosial dan vokasional untuk suatu kehidupan penuh sesuai dg kemampuan dan ketidak mampuannya, yg ditujukan kearah: - mencapai perbaikan fisik sebesar-besarnya, - penempatan vokasional sehingga dpt bekerja dg kapasitas maksimal, - penyesuaian diri dlm hubungan perorangan dan sosial secara memuaskan sehingga dpt berfungsi sbg warga masyarakat yg berguna.

Direktorat Kesehatan Jiwa merumuskan pengertian rehabilitasi pasien mental sbb: Rehabilitasi adalah usaha utk mengembalikan pasien ke masyarakat utk menjadikannya sbg warga yg swasenbada dan berguna. Utk mencapai tujuan tsb maka perlu: 1. Mempersiapkan pasien agar sejauh mungkin dpt menyesuaikan diri kpd keluarga dan masyarakatnya, sesuai dg situasi dan kondisi keswa dan raganya. 2. Sedapat mungkin mengadakan perubahan sikap suasana di dlm keluarga dan masyarakatnya utk membantu upaya rehabilitasi pasien. 3. Bersama2 dg keluarga dan masyarakat merencanakan serta mengatur perikehidupan dan penghidupan rehabilitan sesuai dg situasi dan kondisi jiwa raganya. 4. Membimbing, membina serta mengawasi perkembangan hubungan rehabilitan dg keluarga dan masyarakatnya secara kontinu dan bila perlu mengambil langkah2 untuk kebaikan rehabilitan.

Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, upaya rehabilitasi dibagi dlm tiga tahap : a. Tahap persiapan b. Tahap penyaluran/ penempatan c. Tahap pengawasan
Masing2 tahap mempunyai macam2 kegiatan yg merupakan rangkaian usaha dlm proses rehabilitasi pasien mental, agar mencapai kelancaran penyaluran pasien ke dlm masyarakat.

Konsep Dasar Rehabilitasi

Permasalahan rehabilitasi Utk mengetahui permasalahan rehabilitasi pasien mental, terlebih dahulu kita harus mengetahui ttg masalah penderita cacat pd umumnya, karena masalah pasien mental tdk terlepas dari masalah kecacatan baik dalam arti impairment, disabilitas ataupun handicap. Maka dlm hal ini akan dikemukakan dua hal yaitu: a. Masalah penderita cacat. Masalah penderita cacat walaupun semula merupakan masalah yg bersifat individual dan medis saja, sekarang tlh berkembang menjadi masalah masyarakat/ sosial yg bersifat kompleks, yaitu meliputi banyak segi: medis, sosial, pendidikan, tenaga kerja, ekonomi, legaladministratif dsb. b.

b. Masalah Rehabilitasi Pasien Mental. Pasien mental, termasuk semua jenis gangguan jiwa pada prinsipnya pada suatu saat memerlukan upaya rehabilitasi, terutama yang masuk golongan kronik, yang tidak jelas perjalanan penyakitnya dan menimbulkan disabilitas psikososial.

Lingkup rehabilitasi psikososial ialah : 1. Pasien mental / psikiatrik khususnya yg kronik : a. Pasien kronik yg dirawat di RS. Jiwa. b. Pasien psikotik pasung. c. Pasien psikotik gelandangan. 2. Pasien penyalahguna obat, narkotika, alkohol dan bahan berbahaya lainnya. 3. Pasien keterbelakangan mental (retardasi mental). 4. Pasien usia lanjut dg gangguan psikososial. 5. Pasien mental organik, termasuk disini : a. pasien dg gangguan serebral krn trauma kapitis b. pasien dg gangguan konvulsi kronik (epilepsy) c. pasien dg organic brain syndrome

Setiap aspek dari rehabilitasi mempunyai tujuan khusus : a. Aspek medis : bertujuan mengurangi invaliditas serta meningkatkan validitas yg ada. b. Aspek psikologik dan sosial : bertujuan kearah tercapainya penyesuaian diri, harga diri, pandangan dan sikap yg sehat dari masyarakat terhadap rehabilitan. c. Aspek vokasional dan re-edukasi : bertujuan kearah tercapainya kecakapan yg produktif dan berguna. d. Aspek legislative dan administratif : bertujuan kearah terbentuknya peraturan perundangundangan yg mengatur rehabilitasi pasien mental.

Jadi secara tegas tujuan rehabilitasi pasien mental adalah mengembalikan fungsi individu melalui proses yg terencana dan bertahap sehingga rehabilitant kembali ke masyarakat sbg warga yg mandiri dan berguna.

Rehabilitasi merupakan salah satu upaya pokok dlm penanggulangan masalah kecacatan. Kegiatan terdiri dari : a. Koreksi adanya cacat: pembedahan, prostetik, subtitusi, transplantasi dll. b. Upaya terapi tertentu: fisioterapi, okupasi terapi, speech therapy, terapi kelompok, terapi social lain (rekreasi, kreatif, olah raga, musik) c. Pendidikan / re-edukasi, re-training untuk: - perawatan diri termasuk ketrampilan bergerak dan berkomunikasi, - memberi pengetahuan dan ketrampilan yg diperlukan untuk pekerjaan tertentu. d. Bimbingan dan penyuluhan kejuruan (vocational guidance and councelling) e. Penyaluran ke dalam masyarakat dan pekerjaan (resettlement and vocational placement) f. Pengawasan yaitu, after care, home visit, dsb.

Proses Rehabilitasi Pasien Mental 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan merupakan serangkaian upaya utk mempersiapkan rehabilitant agar selanjutnya dpt disalurkan ke dlm masyarakat, melalui kegiatan : a. Seleksi, Evaluasi dan Uji Kerja (Work Assesment) b. Terapi Kerja c. Latihan Kerja

Pelaksanaan ketiga macam kegiatan tsb belum memadai tanpa ditunjang oleh kegiatan lain, baik yg dilakukan sebelumnya atau bersamaan dg ketiga kegiatan tsb diatas. Adapun kegiatan yg dilakukan itu adalah: - terapi medis-psikiatris yg bersifat organobiologik (maintenance therapy dg obat psikofarmaka, ECT, dll) - terapi psikologi (psikoterapi individual dan kelompok/ terapi keluarga) - terapi sosial lain: terapi rekreasi, terapi kesenian, terapi olah raga, dll - terapi fisik : fisioterapi, terapi gerak.

a. Seleksi, Evaluasi dan Uji Kerja (Work Assesment) Petugas yg terlibat dalam menyelenggarakan seleksi adalah Tim Rehabilitasi, yaitu psikiater / dokter, psikolog, okupasiterapis, pembimbing sosial dan perawat psikiatri. Materi yg diperlukan utk seleksi adalah: a. Hasil pemeriksaan dan pengobatan medispsikiatris (evaluasi perkembangan pasien selama dalam unit pelayanan medis) b. Hasil pemeriksaan psikologis ttg kemampuan, bakat, minat, sifat-sifat kepribadian dan dinamika perkembangannya c.

c. Hasil evaluasi perkembangan dan tingkah laku pasien dlm perawatan d. Hasil evaluasi sosial yg mencakup riwayat hidup, perkembangan sejak masa kanak2, remaja dan dewasa, pengalaman pendidikan, pekerjaan, pergaulan , situasi lingkungan keluarga dan problema sosial yg dihadapi pasien serta kemungkinan dan keinginan keluarga, terhadap masa depan pasien e. Hasil observasi oleh okupasiterapis, yaitu kemungkinan2 pemberian aktivitas atau pekerjaan.

b. Terapi Kerja (Occupational Therapy) Atas dasar hasil seleksi, maka pasien selanjutnya dikirimkan ke terapi kerja untuk diberi aktivitas terapi sesuai dg saran dan program hasil seleksi tsb. Kegiatan yg dilakukan dlm terapi kerja umumnya dan seharusnya dlm waktu yg relative singkat, sebaiknya tdk lebih dari 2 atau 3 minggu utk setiap pasien. Tugas pokok petugas terapi kerja adalah membangkitkan aktivitas positif melalui pekerjaan atau aktivitas lain (diskusi, bermain, relaksasi dsb.) yg terapeutik, dan mengevaluasi perkembangan tingkah laku pasien secara teratur dan kontinu (dari hari ke hari) untuk mengetahui efek terapi ya diberikan.

Yg dimaksud pemberian aktivitas yg terapeutik adalah terapis dlm memulihkan atau meningkatkan kembali daya konsentrasi, kemampuan komunikasi, daya ingat, kemauan dsb. Melalui berbagai kegiatan yang sesuai dengan diri pasien. Kegiatan yg diberikan dpt berupa pekerjaan ataupun non-pekerjaan, kegiatan yg berupa pekerjaan a.l: kerajinan tangan, seni, melukis, mengukir dll, macam-macam pertukangan kayubesi-soldir dll. Kegiatan yang non-pekerjaan a.l. : rekreasi, relaksasi, olah raga, ADL (Activities of Daily Living) dll.

c. Latihan Kerja (Vocational Training)


Penyelenggaraan latihan kerja hrs mencerminkan proses belajar kerja, yg memberi kesempatan pd rehabilitan utk memperoleh ketrampilan kerja, akan tetapi juga tdk terlepas dari situasi resosialisasi dan terapi. Lamanya seorang rehabilitan mengikuti latihan kerja harus dibatasi walaupun secara relatif, yaitu : 1. Tahap percobaan (1 2 bulan). Dlm tahap percobaan rehabilitant dicoba utk melakukan aktivitas sesuai dg hasil seleksi; jika ada kemajuan perkembangan tingkah lakunya maka pekerjaan tsb dpt dilanjutkan dlm tahap pengarahan; jika tdk ada kemajuan perkembangan tingkah lakunya agar segera dipindahkan kepilihan pekerjaan yg lain, jika perlu diseleksi kembali. 2.

2. Tahap pengarahan (1 3 bulan). Dlm tahap pengarahan, rehabilitant dilatih bekerja mulai dari pekerjaan yg sifatnya sederhana sampai kearah pekejaan yg bersifatnya komplit, utk hal ini sebaiknya masing2 pekerjaan memiliki rencana pelajaran 3. Tahap peningkatan (3 6 bulan). Dlm tahap peningkatan, diusahakan agar ketrampilan yg telah dimiliki dpt ditingkatkan baik kualitatif maupun kuantitatif, agar mereka benar2 siap untuk disalurkan

Tahap Penempatan atau Penyaluran Penempatan tsb dpt secara bebas/ penuh (open / full employment) atau secara terbatas / terlindung (sheltered employment). Usaha penempatan ini tdk lain merupakan tujuan akhir upaya rehabilitasi yaitu penyaluran rehabilitant ke masyarakat sbg warga masyarakat yg mandiri dan berguna

Pengawasan Pelaksanaan pengawasan dpt dilaksanakan dlm dua bentuk: a. Pengawasan ke dlm yg bertujuan memelihara kesehatan fisik dan mental rehabilitant, dg mengadakan pelayanan medik-psikiatrik dan usaha2 lain yg bersifat meningkatkan kesehatan fisik dan mental rehabilitant. b. Pegawasan keluar yaitu ditujukan kpd rehabilitant yg sdh disalurkan, hal ini dpt dilakukan dg mengadakan Home Visit atau Job Visit dan mengadakan pelayanan After Care.
Pengawasan dijalankan dg memanfaatkan partisipasi masyarakat melalui LKMD / Lurah, Keluarga dll.

Anda mungkin juga menyukai