0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
19 tayangan31 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang terapi rehabilitasi bagi pasien gangguan jiwa, terutama terapi okupasi. Terapi okupasi memberikan aktivitas kepada pasien untuk membantu pemulihan fungsi fisik, mental, dan sosial melalui aktivitas perawatan diri, produktivitas, dan rekreasi. Tujuannya adalah membantu pasien mengembangkan kemampuan dan berhubungan dengan orang lain secara normal.
Dokumen tersebut membahas tentang terapi rehabilitasi bagi pasien gangguan jiwa, terutama terapi okupasi. Terapi okupasi memberikan aktivitas kepada pasien untuk membantu pemulihan fungsi fisik, mental, dan sosial melalui aktivitas perawatan diri, produktivitas, dan rekreasi. Tujuannya adalah membantu pasien mengembangkan kemampuan dan berhubungan dengan orang lain secara normal.
Dokumen tersebut membahas tentang terapi rehabilitasi bagi pasien gangguan jiwa, terutama terapi okupasi. Terapi okupasi memberikan aktivitas kepada pasien untuk membantu pemulihan fungsi fisik, mental, dan sosial melalui aktivitas perawatan diri, produktivitas, dan rekreasi. Tujuannya adalah membantu pasien mengembangkan kemampuan dan berhubungan dengan orang lain secara normal.
TERAPI REHABILITASI • Rehabilitasi sudah dikenal sejak zaman dahulu yang mempunyai arti secara umum yaitu pengembalian kemampuan seseorang seperti semula, baik secara fisik maupun mental. • Upaya rehabilitasi mental di indonesia dirintis pada tahun 1969 dan berkembang sampai sekarang. Terapi rehabilitasi yang dilaksanakan di RS Jiwa terdiri dari tiga tahap, yaitu : 1. Terapi persiapan (seleksi, terapi okupasi, latihan kerja) 2. Terapi penyaluran (bengkel kerja terlindung/ BKT) 3. Terapi pengwasan (day care, after care, home visit) Terapi persiapan 1. Seleksi sebelum diseleksi perlu diadakan case conference yg dihadiri berbagai disiplin profesi seperti : psikiater, psikolog, perawat psikiatri, sosial wolker, okupasi terapis. Dimana setiap profesi memberikan pertimbangan hasil evaluasinya yg kemudian dimusyawarahkan dan disimpulkan untuk membuat program yg jelas dan terinci untuk masing-masing rehabilitan. Dari hasil seleksi tersebut dapat diketahui : • Apakah pasien mengikuti proses rehabilitasi secara lengkap • Apakah mengikuti terapi okupasi saja • Apakah mengikuti latihan kerja saja • Apakah belum dapat diberikan aktivitas dalam unit rehabilitasi sehingga sementara ditangguhkan dulu karena asih memerlukan pelayanan medik psikiatrik secara intensif. Materi yg perlu diberikan dalam seleksi
a. Hasil pemeriksaan medis
b. Hasil pemeriksaan psikologis (kemampuan, bakat, minat, sifat-sifat kepribadian dan dinamikanya) c. Hasil perkembangan klien dalam perawatan d. Hasil evaluasi sosial (riwayat hidup, perkembangan dari anak sampai dewasa, problema sosial yg dialami, pengalaman pendidkan, pekerjaan dll) e. Hasil observasi okupasterapis terhadap kemungkinan pemberian aktivitas atau pekerjaan Tahap seleksi dilakukan dua kali, tahap awal tugas pokok tim adalah : 1. Menentukan apakah calon rehabilitan sudah dapat diberi aktivitas yg bersifat psikologis, sosial, edukasional 2. Membuat tujuan jangka pendek (diberikan aktivitas yang sesuai dengan keadaan saat ini) 3. Membuat tujuan jangka panjang (rehabilitan disiapkan untuk penyaluran sampai pada latihan kerja) Tahap kedua, tugas pokok tim adalah menilai apakah rehabilitan sudah siap disalurkan kekeluarga atau masyarakat yang akan menerima Sejarah terapi okupasi • Socrates dan Plato (400 SM), adalah ahli-ahli filsafat yang pertama-tama meyakini adanya hubungan yang erat antara tubuh dengan jiwa. Socrates berkata bahwa seseorang harus membiasakan diri dengan selalu bekerja secara sadar dan tidak bermalas-malasan. Pekerjaan sangat bermanfaat bagi perkembangan jiwa maupun fisik manusia. Kemudian Hypocrates, seorang tabib di jamannya, juga selalu menganjurkan pasiennya untuk melakukan latihan gerak badan sebagai salah satu cara pengobatan pasiennya. • Pada tahun 1786, Philipi Pinel memperkenalkan terapi kerja di suatu rumah sakit jiwa di Paris. Dia mengatakan bahwa dengan okupasi/pekerjaan pasien gangguan jiwa dapat dikembangkan ke arah hidup yang normal dan dapat ditingkatkan minatnya. Juga sekaligus untuk memelihara dan mempraktekkan keahlian yang dimilikinya sebelum sakit sehingga tetap produktif • Pada tahun 1892, Adolf Meyer dari Amerika melaporkan bahwa penggunaan waktu dengan baik, yaitu dengan mengerjakan aktivitas yang berguna ternyata merupakan suatu dasar terapi pasien neuro- psikiatrik. Meyer adalah seorang psikiater dan isterinya adalah seorang pekerja sosial. Keduanya mulai menyusun suatu dasar yang sistematik tentang penggunaan aktivitas sebagai program terapi pasien jiwa. • Di Indonesia terapi kerja telah dikenal sejak tahun 1916 di beberapa RSJ. Pada mulanya tujuannya adalah untuk mengurangi biaya eksploitasi rumah sakit dengan mempekerjakan pasien-pasien. Jadi selain untuk memperbaiki keadaan fisik dan mental pasien juga membuat pasien dapat produktif. Efek lainnya, dengan mempekerjakan pasien di suatu area yang luas akan menghindarkan pasien saling mengganggu. • Dalam perkembangan selanjutnya terapi kerja di RSJ menjadi suatu kegiatan yang otomatis diberikan kepada pasien yang sudah dianggap mampu tanpa mempertimbangkan pekerjaan apa yang cocok dan sesuai dalam rangka terapi. • Saat ini terapi okupasi lebih difokuskan pada manfaatnya bagi proses rehabilitasi dan peningkatan status kesehatan mental pasien. Tolok ukur yang dipakai bukan lagi berapa banyak hasil produksinya tapi berapa banyak partisipasi pasien dalam mengerjakan aktivitas dan bagaimana perkembangan hubungannya dengan pasien lain, dengan terapis, dll. Defenisi • Menurut World Federation of Occcupational Therapy, okupasiterapi adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam melaksanakan suatu tugas terpilih yang telah ditentukan dengan maksud mempermudah pasien belajar tentang fungsi dan keahlian yang dibutuhkan dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan. • Dalam prakteknya okupasiterapi lebih dititikberatkan pada pengenalan kemampuan yang masih ada pada seseorang, kemudian memelihara atau meningkatkannya sehingga dengan kemampuan tsb dia mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya • Aktivitas dalam okupasiterapi digunakan sebagai media untuk evaluasi, diagnosis, terapi, maupun rehabilitasi Terapi Okupasi • Kegiatan terapi okupasi adalah kegiatan yang menolong individu yang mempunyai kelainan/kecacatan fisik dan atau mental baik yang bersifat sementara/menetap dengan menggunakan aktifitas yang disesuaikan untuk membantu pemulihan fungsi fisik, mental ataupun sosial secara optimal dibidang perawatan diri, produktifitas dan yang bersifat rekreasi/menyenangkan. Tujuan Terapi okupasi bagi pasien gangguan mental, yaitu : 1. Menciptakan kondisi tertentu sehingga pasien dapat mengembangkan kemampuannya agar dapat berhubungan dengan orang lain 2. Membantu menyalurkan dorongan emosi secara wajar dan produktif 3. Menghidupkan memauan dan motivasi pasien 4. Menemukan kemampuan kerja yg sesuai dengan bakat dan keadaannya 5. Mengumpulkan data guna penentuan diagnosa dan penetapan terapi lainnya Proses Terapi okupasi dirumah sakit jiwa terdiri dari 3 tahap yaitu : 1. Assesment : seorang terapis memperoleh pengertian tentang pasien yg berguna untuk membuat keputusan dan mengkonstruksikan kerangka kerja/ model dari pasien 2. Treatment : formulasi rencana pemberian terapi, implementasi terapi yg direncanakan, reviuw terapi yg diberikan dan evaluasi 3. Evaluation : ditentukan apakah pasien dapat melanjutkan vokasional training atau pulang Jenis aktivitas terapi okupasi : 1. Aktivitas latihan fisik untuk meningkatkan kesehatan jiwa 2. Aktivitas dengan pendekatan kognitif 3. Aktivitas yang memacu kreatifitas 4. Training keterampilan 5. Terapi bermain Semua kegiatan itu dipandu oleh seorang okupasi terapis yg memiliki tugas sebagai berikut : 1. Motivator dan sumber reinforces: memberikan motivasi pada pasien dan meningkatkan motivasi dengan memberikan penjelasan pada pasien tentang kondisinya, manfaat aktivitas yg diberikan, memberikan dukungan dan meyakinkan pasien akan sukses 2. Guru : terapis memberikan pengalaman re-learning, mksudnya terapis harus mempunyai pengalaman tentang keterampilan dan keahlian tertentu dan harus dapat menciptakan dan menerapkan aktifitas mengajar pada pasien 3. Model sosial : seorang terapis harus dapat menampilkan perlaku yg dapat dipelajari oleh pasien, pasien mengidentifikasi dan meniru terapisnya melalui role play dimana terapis mendemonstrasikan tingkah laku yg diinginkannya (verbal/ non verbal) yang akan dicontoh pasien 4. Konsultan : terapis menentukan program perilaku yg dapat menghasilkan respon terbaik dari pasien, terapis bekerja sama dengan pasien, keluarga dalam merencanakan rencana tersebut Latihan kerja (vocational training) • Latihan kerja adalah suatu kegiatan yang diberikan pada rehabilitan secara berjenjang sebagai bekal untuk persiapan pulang dan kembali ke masyarakat. Tahapan Tahap latihan kerja ada tiga yaitu : 1. Tahap percobaan : rehabilitan dicoba untuk melakukan aktivitas sesuai dgn hasil seleksi dan jika ada perkembangan tingkah lakunya maka pekerjaan tersebut dapat dilanjutkan pada tahap pengarahan 2. Tahap pengarahan : rehabilitan dilatih bekerja dari yang sederhana sampai yang bersifat lebih kompleks. Seluruh pekerjaaan memiliki kurikulum, dari hasil akhir tahap ini adalah rehabilitan mampu memiliki keterampilan secara komplit atau terbatas hanya sebagai pelaksana. 3. Tahap penyaluran : rehabilitan diusahakan meningkat baik secara kualitatif maupun kuantitatif, lebih mandiri dalam melakukan pekerjaan yg dipelajari dan diharapkan dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Selanjutnya rehabilitan disalurkan ke keluarga, masyarakat, panti karya, panti jompo. Terapi penyaluran • Bengkel kerja terlindung (BKT) bengkel kerja terlindung adalah suatu tempat atau bengkel kerja khusus rehabilitan yang masih perlu dilindungi dari persaingan ditempat kerja bebas (open job placement). Bengkel ini bisa merupakan bagian dari rumah sakit atau merupakan lembaga tersendiri. Bengkel ini memperkerjakan rehabilitan yg terampil dan memiliki keterampilan kerja akan tetapi karena sesuatu hal maka mereka tidak dapat hidup bersaing dalam masyarakat umum sehingga disebut speltered (terlindung dari persaingan). • Di indonesia belum ada yg menyelenggarakan secara resmi sehingga rehabilitan tersebut harus mampu bersaing dimasyarakat luar dan mereka cenderung tidak mampu bertahan sehingga sering terjadi kekambuhan akibat persaingan yang ketat. Tahap pengawasan 1. Home visit home visit adalah mengunjungi tempat tinggal pasien dan keluarganya untuk mendapatkan berbagai informasi penting yang diperlukan dalam rangka membantu pasien dalam proses terapi tujuan : mengadakan evaluasi sosial, lingkungan hidup pasien yg mungkin berpengaruh terhadap sakit atau penyembuhan pasien, disamping juga memberikan bimbingan pada keluarga dalam merawat pasien dirumah, selain itu merupakan modus yg tepat untuk memulihkan hubungan antara keluarga dan pasien. Indikasi : Pasien after care atau day care yg tidak teratur kehadirannya, pasien kambuh berkali-kali, pasien rawat inap yg datanya kurang lengkap, keluarga pasien yg menolak kepulangan pasien, atau pasien yg dianggap perlu memperoleh kunjungan sebagai bagian dari terapi. 2. Day care adalah pasien yang sudah dipulangkan atau sudah pernah berobat ke rumah sakit, tetapi masih memerlukan pada siang hari mengikuti kegiatan rehabilitasi 3. After care merupakan perawatan lanjutan bagi rehabilitan yg dilakukan secara periodik agar tetap dapat menjaga kesehatannya Jenis aktivitas dalam okupasiterapi adalah : • Latihan gerak badan • Olahraga • Permainan • Kerajinan tangan • Kesehatan, kebersihan, dan kerapihan pribadi • Pekerjaan sehari-hari (aktivitas kehidupan sehari-hari) • Praktik pre-vokasional • Seni (tari, musik, lukis, drama, dan lain-lain) • Rekreasi (tamasya, nonton bioskop/drama, pesta ulang tahun dan lain-lain) • Diskusi dengan topik tertentu (berita surat kabar, majalah, televisi, radio atau keadaan lingkungan). • Dan lain- lain
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita