Disampaikan Oleh : Ns. Sri Supami. S.Kep, S.Pd, M.kes Terapi Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah serangkaian usaha yang
terkoordinasi yang terdiri dari upaya medis, sosial, edukasional, dan vocasional. Untuk melatih kemli seseorang agar dapat mencapai kemampuan fungsional pada taraf setinggi mungkin (WHO Expert Committee on Medical Rehabilitation). Program rehabilitasi dapat digunakan sejalan dengan terapi modalitas lain atau berdiri sendiri. Terapi ini terdiri dari terapi okupasi, terapi rekreasi, terapi gerak dan terapi music yang masing-masing mempunyai tujuan khusus. Salah satu yang akan dibahas adalah okupasi terapi. Okupasi terapi adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam melaksanakan suatu tugas terpilih yang telah ditentukan, dengan maksud mepermudah belajar fungsi dan keahlian yang dibutuhkan dalam proses penyelesaian diri dengan lingkungan (Kaplan, 2005). Olehkarena itu program okupasi terapi penting sejak klien dirawat sampai klien keluar dari Rumah sakit. Hal yang perlu ditekankan dalam okupasi terapi adalah bahwa pekerjaan atau kegiatan yang dilaksanakan oleh klien bukan sekedar memberi kesibukan pada klien saja, akan tetapi kegiatan yang dilakukan dapat menyalurkan bakat dan emosi klien, mengarahkan kesuatu pekerjaan yang berguna sesuai kemampuan dan bakat serta meningkatkan produktivitasnya. Tujuan Okupasi Terapi 1. Terapi khusus untuk pengembalian fungsi mental : a. Menciptakan kondisi tertentu sehingga klien dapat mengembangkan kemampuannya untuk dapat berhubungan dengan orang lain dan masyarakat sekitarnya. b. Membantu klien melepaskan dorongan emosionalnya secara wajar. a. Membantu klien untuk menemukan kegiatan yang sesuai bakat dan kondisinya. b. Membantu dalam mengumpulkan data untuk menentukan diagnosa dan terapi.
2. Terapi khusus untuk pengembalian fungsi fisik,
meningkatkan gerak sendi, otot dan koordinasi gerakan.
3. Mengajarkan aktivitas sehari-hari (ADL) seperti makan,
berpakaian, belanja, menggunakan alat tertentu, dll.
4. Membantu klien untuk menyesuaikan diri dengan
pekerjaan rutin dirumahnya. 5. Meningkatkan toleransi kerja, memelihara dan meningkatkan kemampuan yang sudah ada.
6. Menyediakan berbagai macam kegiatan untuk
dijajagi oleh klien sebagai langkah dalam pra- vocational training. Dari kegiatan ini akan diketahui kemampuan mental dan fisik, kebiasaan kerja, sosialisasi, minat serta potensinya.
7. Mengarahkan minat dan hobi klien untuk dapat
digunakan setelah klien kembali di lingkungan keluarganya. Proses okupasi Proses okupasi terapi dilakukan dengan beberapa tahap berikut : 1. Pengumpulan Data Meliputi data identitas klien, diagnosa, gejala, psikiatri yang mencolok, perilaku klien, kepribadian dan tingkah laku yang perlu diperhatikan. Misalnya :klien mudah marah. 2. Analisa Data dan Identifikasi Masalah Dari data yang terkumpul dapat ditarik kesimpulan sementara tentang masalah atau kesulitan klien. Hal ini dapat berupa masalah keluarga atau klien itu sendiri.
3. Menentukan Sasaran dan Tujuan Terapi
Dari masalah klien dan latar belakangnya dapat disusun daftar sasaran dan tujuan terapi sesuai dengan prioritas jangka panjang dan jangka pendek. 4.Pemilihan Jenis Kegiatan Kegiatan yang dipilih dan ditetapkan disesuaikan dengan tujuan terapi tersebut. Dalam proses tersebut klien dilibatkan untuk menentukan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, sehingga klien turut bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan. 5.Evaluasi Evaluasi hairus dilakukan secara teratur dan terencana sesuai dengan tujuan. Dari hasil evaluasi dapat direncanakan kembali mengenai penyesuaian kegiatan yang akan Pelaksanaan okupasi terapi. Indikasi untuk okupasi terapi : 1. Kelainan tingkah laku dengan disertai kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. 2. Ketidakmampuan menginterpretasikan rangsangan sehingga reaksinya terhadap rangsangan tersebut tidak wajar. 3. Seseorang yang mengalami kemunduran. 4. Mereka yang mudah mengekspresikan perasaannya melalui kegiatan. 5. Mereka lebih mudah mempelajari sesuatu dengan cara mempraktekan dari pada membayangkan. Metoda Okupasi terapi dapat dilakukan secara individu maupun perkelompok, tergantung dari keadaan klien. Metoda Individual dilakukan untuk : 1. Klien baru yang perlu mendapatkan lebih banyak informasi dan sekaligus untuk evaluasi klien. 2. Klien yang belum mampu berinterakasi dengan cukup baik dalam klp, sehingga dinilai akan mengganggu kelancaraan kegiatan dalam klp. 3. Klien yang sedang menjalani persiapan kerja atau latihan, dan memerlukan evaluasi dari terapist secara efektif. Metoda Kelompok dilakukan untuk : 1. Klien dengan masalah yang sama atau hampir sama. 2. Beberapa klien sekaligus melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Jumlah anggota dalam satu klp disesuaikan
dengan jenis kegiatan yang atau dilakukan, kemampuan klien serta jumlah terapist yang mengawasi. Waktu Okupasi terapi dilakukan antara 1-2 jam setiap sesi (bagian) baik individu maupun klp. Kegiatan ini 2-3 kali dalam seminggu. Setiap kegiatan dibagi menjadi 2 bagian, bagian pertama melakuakan kegiatan selama ½ - 1 jam, ke dua melakukan diskusi selama 1-1½ jam. Dalam diskusi, dibicarakan mengenai pelaksanaan kegiatan, antara lain kesan terhadap hasil atau kesulitan yang dihadapi atau bisa juga berupa saran. Evaluasi Evaluasi dilakukan secara periodik, misal : satu minggu sekali dan setiap selesai melaksanakan kegiatan. Evaluasi tersebut sangat berguna untuk menentukan tindakan yang perlu diambil setelah beberapa waktu lamanya. Apakah kegiatan sudah sesuai atau, apakah pengobatan sudah tercapai. Dari evaluasi akan didapatkan data baru dan proses okupasi terapi akan kembali lagi dari semula, yaitu identifikasi masalah baru, menentukan tujuan dan seterusnya
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional