Anda di halaman 1dari 22

MATERI PRAKTIKUM KEPERAWATAN JIWA II

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes KUNINGAN
2018/2019

1
 Terapi okupasi merupakan salah satu bentuk psikoterapi suportif yang penting dilakukan
untuk meningkatkan kesembuhan pasien

Terapi okupasi (Occupational terapy) merupakan suatu ilmu dan seni dalam mengarahkan
partisipasi seseorang untuk melaksanakan suatu tugas tertentu yang telah ditentukan
dengan maksud untuk memperbaiki, memperkuat, meningkatkan kemampuan dan
mempermudah belajar keahlian atau fungsi yang dibutuhkan dalam tahap penyesuaian diri
dengan lingkungan. Juga untuk meningkatkan derajat.
 Terapi okupasi adalah prosedur rehabilitasi yang di dalam aturan medis menggunakan
aktivitas-aktivitas yang membangkitkan kemandirian secara manual, kreatif, rekreasional,
edukasional, dan sosial serta industrial untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan
atas fungsi fisik dan respon-respon mental pasien (Spackman dalam Djunaedi & Yitnarmuti,
2001)

2
Indikasi terapi okupasi
 Seseorang yang kurang berfungsi dalam kehidupannya karena kesulitan-kesulitan yang
dihadapi dalam mengintegrasikan perkembangan psikososialnya.
 Seseorang yang kurang berfungsi dalam kehidupannya untuk merawat diri dengan
perkembangan dan fungsi individu
 Kelainan tingkah laku yang terlibat dalam kesulitannya berkomunikasi dengan orang lain.
 Tingkah laku yang tidak wajar dalam mengekspresikan perasaan atau kebutuhan yang
primitif.
 Ketidakmampuan menginterpretasikan rangsangan sehingga reaksi terhadap rangsangan
tersebut tidak wajar.
 Terhentinya seseorang dalam fase pertumbuhan tertentu atau seseorang yang mengalami
kemunduran.
 Seseorang yang lebih mudah mengekspresikan perasaannya melalui aktivitas daripada
percakapan.
 Seseorang yang merasa lebih mudah mempelajari sesuatu dengan cara mempraktekannya
daripada membayangkannya.
 Seseorang yang cacat tubuh yang mengalami gangguan dalam kepribadiannya.
 Seseorang yang kesulitan mengekspresikan dan mengontrol perilaku kekerasan atau prilaku
marah
Fungsi terapi okupasiuntuk pasien
gangguan jiwa
 Menciptakan suatu kondisi tertentu sehingga pasien dapat
mengembangkan kemampuan untuk dapat berrhubungan dengan
orang lain dan masyarakat
 Membantu dalam melampiaskan gerakan-gerakan emosi secara
wajar dan produktif.
 Membantu menemukan kemampuan kerja yang sesuai dengan bakat
dan keadaannya.
 Membantu dalam pengumpulan data guna penegakan diagnosis dan
penetapan terpi lainnya

4
Karakteristik aktivitas terapi
 Mempunyai tujuan jelas
 Mempunyai arti tertentu bagi klien
 harus mampu melibatkan klien walaupun
minimal
 dapat mencegah bertambah buruknya kondisi
 dapat memberi dorongan hidup
 dapat dimodifikasi
 dapat disesuaikan dengan minat klien

5
Jenis terapi okupasi

1. Aktivitas sehari-hari (Activity of Daily Living)


Aktivitas yang dituju untuk merawat diri yang juga disebut Basic Activities of Daily
Living atau Personal Activities of Daily Living terdiri dari: kebutuhan dasar fisik
(makan, cara makan, kemampuan berpindah, merawat benda pribadi, tidur, buang
air besar, mandi, dan menjaga kebersihan pribadi) dan fungsi kelangsungan hidup
(memasak, berpakaian, berbelanja, dan menjaga lingkungan hidup seseorang
agar tetap sehat).

6
2. Pekerjaan
aktivitas yang diberikan kepada pasien dengan melibatkan pada
pekerjaan yang menguntungkan/menghasilkan atau aktivitas
sukarela seperti minat pekerjaan, mencari pekerjaan dan
kemahiran, tampilan pekerjaan, persiapan pengunduran dan
penyesuaian, partisipasi sukarela, relawan sukarela

7
3. Aktivitas waktu luang
Aktivitas mengisi waktu luang adalah aktivitas yang
dilakukan pada waktu luang yang bermotivasi dan
memberikan kegembiraan, hiburan, serta mengalihkan
perhatian klien.

8
Proses terapi okupasi
1. Pengumpulan data, meliputi data tentang
identitas klien, gejala, diagnosis, perilaku dan
kepribadian klien. Misalnya klien mudah sedih,
putus asa, marah.
2. Analisa data dan identifikasi masalah dari data
yang telah dikaji ditegakkan diagnosa sementara
tentang masalah klien maupun keluarga.
3. Penentuan tujuan dan sasaran dari diagnosa
yang ditegakkan dapat dibuat sasaran dan
tujuan yang ingin dicapai.

9
Proses terapi okupasi
3. Penentuan aktivitas jenis kegiatan yang
ditentukan harus disesuaikan dengan tujuan
terapi.
4. Evaluasi kemampuan klien, inisiatif,
tanggungjawab, kerjasama, emosi dan tingkah
laku selama aktivitas berlangsung. Dari hasil
evaluasi rencanakan kembali kegiatan yang
sesuai dan akan dilakukan. Evaluasi dilakukan
secara periodik, misalnya 1 minggu sekali dan
setiap selesai melaksanakan kegiatan.

10
METODE Terapi
1.Individual
dilakukan untuk klien baru masuk, klien
yang belum mampu berinteraksi dengan
kelompok dan klien lain yang sedang
menjalani persiapan aktivitas.

11
2. Metode kelompok
 dilakukan untuk pasien lama atas dasar seleksi dengan
masalah atau hampIr bersamaan
 Jumlah anggota dalam suatu kelompok disesuaikan
dengan jenis aktivitas yang akan dilakukan, dan
kemampuan terapis mengawasi
 Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah
kelompok kecil yang anggotanya berkisar antara 5-12
orang

12
Waktu Pelaksanaan Terapi

 Terapi dilakukan 1-2 jam setiap sesi baik metode individual


maupun kelompok dengan frekuensi kegiatan per sesi 2-3
kali dalam seminggu.
 Setiap kegiatan dibagi menjadi 2 bagian, pertama: ½-1 jam
yang terdiri dari tahap persiapan dan tahap orientasi,
kedua: 1-1/2 jam yang terdiri dari tahap kerja dan tahap
terminasi

13
Tahapan Terapi Okupasi Kelompok
1. Orientasi
Orientasi sangat membantu klien untuk
mengikuti kelompok terapi. Tujuan orientasi
adalah meyakinkan bahwa klien mempunyai
orientasi yang baik tentang orang, tempat, dan
waktu. Orientasi memerlukan waktu kurang
lebih 5 menit. Aktivitas yang dilakukan selama
tahapan orientasi adalah terapis melakukan
orientasi kegiatan yang akan dilakukan oleh
kelompok terapi.

14
Tahapan Terapi Okupasi Kelompok
2. Tahap Pendahuluan (Introduction)
 Tahap pendahuluan adalah tahap perkenalan baik dari
terapis maupun klien.
 Terapis memperkenalkan diri baru kemudian masing-
masing klien menyebutkan nama dan alamatnya.
 Cara yang biasa digunakan adalah dengan
melemparkan balon yaitu klien harus menyebutkan
nama apabila mendapatkan bola yang telah dilempar.
 Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri,
terapis mengajak semua klien untuk bertepuk tangan.
Tahap pendahuluan memerlukan waktu 5-10 menit.

15
Tahapan Terapi Okupasi Kelompok
3. Tahap pemanasan (Warm-up activities)
 Setelah melakukan proses memperkenalkan diri, terapis
mengajak klien untuk aktivitas pemanasan (warm-up
activities).
 Tahap ini memerlukan waktu 5-10 menit. Aktivitas yang
digunakan adalah latihan fisik sederhana (simple physical
exercise). Tujuannya adalah meningkatkan perhatian dan
minat klien melalui gerakan dasar tubuh dan agar klien
mampu mengikuti aturan atau instruksi sederhana seperti
berputar, turunkan tangan, dan lain-lain.

16
Tahapan Terapi Okupasi Kelompok
4. Tahap aktivitas terpilih (selected activities)
Tahap ini memerlukan waktu 10-20 menit.
Mempertimbangkan kebutuhan kognitif, motorik, dan
interaksi yang akan dikembangkan. Biasanya aktivitas
yang dipilih adalah aktivitas dengan aturan sederhana
dan aktivitas yang dilakukan sebaiknya disesuaikan
dengan tujuan yang ingin dicapai. Terapis memberikan
pujian setiap kali klien selesai melakukan terapi okupasi
dengan baik dan mengajak anggota kelompok bertepuk
tangan.

17
Tahapan Terapi Okupasi Kelompok

5. Tahap Terminasi
Tahap ini menandakan bahwa terapi
okupasi akan berakhir. Terapis dan klien
mengumpulkan material (alat-bahan)
bersama-sama dan mengadakan diskusi
kecil tentang jalannya proses terapi
okupasi.

18
CONTOH STANDARD OPERASIONAL
PROSEDUR TERAPI OKUPASI PADA PASIEN
DENGAN HARGA DIRI RENDAH KRONIK

19
KEGIATAN LANGKAH

Tindakan Meningkatkan kemandirian pada pasien harga diri rendah kronik

Tujuan a. Agar pasien mengetahui kemampuan positif yang dimiliki


b. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan positif tersebut agar dapat
meningkatkan rasa percaya diri

Pasien Harga Diri Rendah Kronik

Petugas Perawat

Prosedur a. Tahap PraInteraksi


1. Melihat dan mengkaji data pasien
2. Mengkaji riwat kesehatan pasien

b. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menanyakan apa yang menyebabkan psien mengalami harga diri rendah
3. Menyebutkan aspek positif yang dimiliki pasien
4. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
5. Membantu pasien menetapkan kemampuan yang akan dilatih
6. Menjelaksan tujuan dan prosedur
7. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien
8. Memberikan terapi okupasi untuk mengingkatkan kemandirian dan meningkatkan
kepercayaan diri pasien

c. Tahap Kerja
1. Memberikan arahan apa yang akan dibuat
2. Mengobservasi alat dan bahan yang sudah disiapkan apakah sudah lengkap atau
belum
3. Mendampingi mulainya keterampilan kerja dan ajak bicara klien dengan memberikan
arahan
4. Menilai hasil yang sudah dibuat apakah sudah benar atau belum

d. Tahap Terminasi
20
1. Melakuakan evaluasi tindakan apa yang sudah dibuat
2. Mengobservasi perasaan klien setelah melakukan tindakan keterampilan kerja
3. Menanyakan kembali penyebab dan tanda harga diri rendah
CONTOH JADWAL KEGIATAN HARIAN DALAM TERAPI OKUPASI
MENJAHIT PADA KLIEN HDR KRONIK
Nama Klien :
Usia :

No Hari/Tanggal/ Kegiatan Keterangan


Jam
1 Jumat, 26 - Membeli Alat dan bahan B
Desember 2018 - Membuat Pola
13.00 Wib - Menjahit

2 dst dst dst

Keterangan :
M : Mandiri
B : Dibantu
T : tidak melakukan

21
22

Anda mungkin juga menyukai