Anda di halaman 1dari 16

MODEL KONSEPTUAL

(PERILAKU)

KEPERAWATAN JIWA
Kelompok 8

Disusun oleh Kelompok 8 :

1. Mu’allimin Fikri Musta’in (20191496)


2. Muhammad Dwi Purwanto (20191497)
3. Tri Rakhmawati Sa’adah (20191527)
4. Yunika Putri Lestari (20191534)
Model Konseptual keperawatan jiwa
Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang fenomena,
menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol dan diafragma

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau definisi yang memberikan
suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena –fenomena dengan menentukan
hubungan spesifik antara konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan,
meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena.

Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat


mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang
terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan.
Tujuan dari model konseptual

1. Menjaga konsisten asuhan keperawatan.


2. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan
Menurut pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
christensen 3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan
keperawatan.
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan
dan keputusan.
Proses Perjalanan Terjadinya Gangguan Jiwa
1. Fase Prodomal
• Berlangsung anatara 6 bulan sampai 1 tahun
• Gangguan dapat berupa self care, gangguan dalam akademik, gangguan dalam
pekerjaan, gangguan fungsisosial, gangguan pikiran persepsi.
3 Fase  2. Fase Aktif
• Berlangsung kurang lebih dari 1 bulan
• Gangguan dapat berupa gejala psikotik; halusinasi, delusi, disorganisasi proses
berfikir, gangguan bicara, gangguan perilaku, disertai kelainan neurokimiawi.

3. Fase Residual
Klien mengalami minimal 2 gejala:
gangguan afek dangan gangguan peran, serangan biasanya berulang.
Penggolongan Gangguan Jiwa
Menurut Iyus Yosep
Gangguan Jiwa Neurosa ( Ringan ) Gangguan Jiwa Psikosa (Berat)
• Gangguan jiwa neurosa ialah kondisi • Ganggua jiwa psikosis merupakan
psikis dalam ketakutan dan gangguan penilaian yang
kecemasan yang kronis dimana tidak menyebabkan ketidakmampuan
ada rangsangan yang spesifik yang seseorang menilai realita dengan
menyebabkan kecemasan tersebut. fantasi dirinya.
Misalnya fobia, obsesi-kompulsif, dan
Misalnya skizofrenia dan demensia
depresi.
Peran Perawat Dalam Keperawatan Jiwa
Dikutip oleh Stuart Sundeen (1995) peran
perawat adalah sebagai Attitude Therapy Menurut Peplau dikutip dari Yosep
• Mengobservasi perubahan, baik perubahan • Sebagai pendidik.
kecil atau menetap yang terjadi pada klien.
• Sebagai pemimpin di dalam situasi yang
• Mendemonstrasi penerimaan. bersifat local, nasional dan internasional.
• Respek • Sebagai “surrogate .
• Memahami klien. • Parent”.
• Mempromosikan ketertarikan klien dan • Sebagai konselor
berpartisipasi dalam interaksi.
Model Perilaku
kelainan jiwa seseorang bisa muncul jika hubungan antara stimulus dan respons tidak terkondisikan
dengan baik oleh seorang individu sehingga menimbulkan kecemasan yang selanjutnya dapat
menyebabkan gangguan jiwa.

Menurut Beberapa Ahli :


1. Edward Lee Thorndike (1874 - 1949)
Thorndike mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon ini mengikuti
hukum-hukum berikut:
• Hukum kesiapan (law of readiness)
• Hukum latihan (law of exercise)
• Hukum akibat (law of effect)
• Hukum Reaksi Bervariasi (Multiple Response)
2. Ivan Petrovich Pavlov (1849 - 1936)
Classic Conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses di mana perangsang asli
dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan
reaksi yang diinginkan. Urutan kejadian :
a) US (unconditioned stimulus)
b) UR (unconditioned respons
c) CS (conditioning stimulus)
d) CR (conditioning respons)

3. Burrhus Frederic Skinner (1904 - 1990)


Manajemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku (behavior
modification) antara lain dengan proses penguatan (reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada
perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yang tidak tepat.
Beberapa prinsip belajar Skinner antara lain:
1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi
penguat.
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
Aplikasi Model Perilaku
1. Pandangan tentang penyimpangan perilaku
Penyimpangan terjadi karena manusia telah membentuk kebiasaan perilaku yang tidak diinginkan.
Karena perilaku dapat dipelajari, maka perilaku juga tidak dipelajari. Perilaku menyimpang terjadi
berulang karena berguna untuk mengurangi ansietas. Jika demikian, perilaku yang lain dapat
mengurangi ansietas dapat dipakai sebagai pengganti.

2. Indikasi model Perilaku


Indikasi utama ialah gangguan fobik dan perilaku kompulsif, disfungsi sexual (misalnya impotensi dan
frigiditas) dan deviasi sexual (misalnya exhibisionisme). Dapat dicoba pada pikiran-pikiran obsesif,
gangguan kebiasaan atau pengawasan impuls (misalnya gagap, enuresis, dan berjudio secara kompulsif),
gangguan nafsu makan (obesitas dan anorexia) dan reaksi konversi. Terapi perilaku tidak berguna pada
skizofrenia akut, depresi yang hebat dan (hipo) mania
3. Proses Terapeutik
a) Melalui proses pendidikan
b) Berlatih assertif
c) Mendukung perilaku positif
d) Memperbaiki perilaku negative

4. Proses Terapi
a) Desenlisasi / pengalihan
b) Teknik relaksasi
c) Asertif Training
d) Reforcement / memberikan penghargaan
e) Self regulation / mengamati perilaku klien : set standar keterampilan , self observasi, self evaluasi, self
reiforcement
4. Peran perawat dan Terapis
Peran pasien dan terapis :
Pasien :
• Mempraktikkan teknik perilaku yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan rumah
• Penggalakan latihan
Terapis :
• Mengajarkan kepada klien tentang pendekatan perilaku
• Membantu mengembangkan hirarki perilaku
• Menguatkan perilaku yang diinginkan

Penerapan dalam keperawatan :


1. Perawat mengkaji perilaku adaptif dan maladaptive
2. Perawat dan klien bekerja sama dalam mengidentifikasi perilaku yang memerlukan perubahan
3. Perawat menggunakan berbagai teknik modifikasi perilaku:
• Modeling : perilaku baru dipelajari dengan menirukan perilaku orang lain.
• Operant conditioning : penghargaan (hadiah) diberikan atas perilaku yang diinginkan.
• Umpan balik biologis : teknik-teknik pelatihan yang digunakan untuk mengendalikan respon
fisiologis.
Contoh Kasus
Kasus
Klien bernama surya dengan umur 18 tahun. Mahasiswa yang nakal, susah ditegur dan sering
mendapatkan masalah disekolah. akibatnya masalah sekolahnya terganggu, karena tugas – tugas
kuliah tidak pernah dikerjakan. masalah yang paling utama adalah dia sering tidak masuk kuliah
karena tidak mau mengikuti ujian, pada saat dikelas dia selalu diam dan suka melawan dosen serta
mengganggu teman.

Analisa Masalah
Pada saat ditanya kepada klien, rupanya klien kecewa kepada salah satu dosen yang sepertinya tidak
menyukainya selain itu klien memiliki masalah keluarga dikarenakan orang tua klien yang tidak
pernah perduli dengan masalah klien. Tapi setelah melihat akibat dari apa yang telah dilakukannya
seperti kuliahnya yang terbengkalai, klien merasa menyesal dan ingin berubah.
1. Thorndike
Pertama kita akan menggunakan hukum kesiapan yaitu dengan cara melihat apakah individu tersebut siap
berubah.
• Hukum kesiapan
Pertama – tama perawat perlu mengetahui secara mendalam ( inquiry ) bahwa klien benar – benar ingin
berubah. Kemudian barulah kita memberikan tugas berupa hukuman kepada klien untuk mengerjakan tugas
kuliahnya yang telah dia tinggalkan, dan memberikan laporan kepada perawatnya. setelah kien berhasil
mengerjakan hukuman atau tugas dari perawat barulah kita ketahap yang kedua.
• Hukum latihan
Yang harus dilakukan perawat dalam tahap ini adalah memberikan sebuah solusi kepada klien berupa tugas
atau hukuman yang diberikan perawat kepada klien tapi dengan latihan yang berulang – ulang. Perawat
memberikan hukuman kepada klien agar klien berpartisipasi dalam segala kegiatan kuliah dari inroom
( seperti diskusi kelompok, bimbingan belajar, dll ) maupun outroom ( seperti pengabdian masyarakat,
kegiatan ekskull )
• Hukum akibat
Setelah tahap kedua dilewati, kemudian masuklah ketahap yang ketiga. Dalam tahap ini perawat tidak perlu
memberikan tugas atau hukuman kepada klien tetapi perawat perlu mengetahui apa respons pasien setelah
melakukan hukum latihan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, sehingga keputusan berubah kita
letakkan kepada klien.
• Pavlov
Dengan memberikan stimulus yang netral ditambah dengan stimulus yang tidak netral sehingga
menimbulkan respons yang bersyarat.
Pertama yang harus kita lakukan adalah memberikan suatu solusi kepada klien dengan cara memberikan
sebuah stimulus yang dikondisikan sehingga menghasilkan respon yang terkondisikan. Dengan cara
memberikan pasien sebuah penyelesaian masalah ( stimulus ) sehingga menghasilka perilaku yang positif
( respons ). Kita memberikan sebuah syarat yang perlu pasien lakukan jika klien ingin berubah syarat
pertama klien harus aktif dalam perkuliahan dan selalu masuk kuliah, kedua klien harus mulai
berkomunikasikan kepada orang tuanya segala keluhan dan apa yang klien inginkan dari orang tua, syarat
ketiga klien harus mematuhi segala peraturan yang terdapat di kampus, syarat yang ketiga klien harus
mengerjakan tugas perkuliahan, syarat keempat klien harus melaporkan kepada perawat apa yang klien
rasakan setiap harinya dengan cara mobile dan/dengan saksi dari dosen serta orang tua. Kemudian
perawat harus melihat respons dari syarat – syarat tersebut.

• Skinner
Yang harus dilakukan perawat dalam model ini adalah perawat memberikan penguatan kepada klien.
Dengan cara perawat berkerjasama dengan orangtua agar memberikan sebuah hadiah kepada klien jika
klien berubah. Hadiah dapat berupa benda ataupun perhatian yang lebih jika dia dapat berubah.
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai