Anda di halaman 1dari 52

Konseling Behavioral

(Perilakuan)
Konseling/terapi Perilakuan

• Aplikasi data dari riset perilakuan ke dalam


proses perubahan perilaku utk memperbaiki dan
mengatasi kesulitan coping thd masalah dalam
kehidupan sehari-hari. (Walker et al.,1981)

• Aplikasi pendekatan teori belajar ke dalam


terapi
Perkembangan awal behavior therapy
• Istilah behavior therapy digunakan dalam
paper 🡪Study lapangan dimulai tahun 1920-an
meneliti pengaruh conditioning dan belajar
dalam membentuk kecemasan
Ivan Pavlov 🡪 kondisioning klasik
J.B. Watson & Skinner 🡪 operant conditioning.
Pendekatan radikal dari Skinner & Watson:
❑ Berdasarkan study perilaku yang objektif,
tidak mengakui kehidupan mental 🡪 proses
internal bukan penyebab perilaku,
❑ Pikiran merupakan bahasa lisan yang
tersembunyi.
❑ fenomena harus dapat diamati paling tidak
oleh individu yang mengalaminya
Ciri-ciri konseling behavioral
• Fokus pada perilaku yang nampak
• Tujuan terapi dirumuskan secara cermat
• Mengembangkan prosedur perlakuan yang
bersifat spesifik sesuai dengan masalah klien
🡪perilaku yang akan dirubah dapat diamati
(observable) dan dpt diukur (measurable)
• Penilaian objektif atas tujuan terapi
Apa yang disebut perilaku?

1). Klasik : antecedent-controlled


(respon yang terkondisikan/
terkontrol) 🡪 reflek somatis,
reaksi emosi, sensasi, dsb.
2). Operan : Konsekuensi yang
dikondisikan
(consequence-controlled) 🡪
Tindakan, kognisi, respon
instrumental
Tujuan konseling:

• Mencapai kehidupan tanpa perilaku


simptomatik
• Mengubah perilaku bermasalah dengan
memperkuat perilaku yang diharapkan,
meniadakan perilaku yang tidak diharapkan
serta membantu menemukan cara-cara
berperilaku yang lebih adaptif.
Teori belajar klasik
• Dikembangkan berdasarkan hasil riset Pavlov pada
perilaku binatang 🡪 melahirkan teori kondisioning
klasik 🡪 Perilaku belajar terjadi krn adanya asosiasi
/keterkaitan antara perilaku – lingkungan 🡪 Perilaku
manusia merupakan fungsi stimulus.
(1) organisme selalu berinteraksi dg lingkungan
(2) dalam interaksi tsb. Manusia dilengkapi dg
refleks.
Lingkungan : UCS (unconditioning stimulus) dan
CS (conditioning stimulus)
UCR (unconditioning response)
CR (conditioning response)
Aplikasi:
Gangguan kecemasan/phobia 🡪 terjadi krn asosiasi
stimulus – respon 🡪 awalnya lingkungan yang
menjadi asal stimulus bersifat netral 🡪 namun ketika
hadir bersamaan dengan stimulus terkondisi (CS)
tertentu 🡪 membuat munculnya perilaku
bermasalah.
Contoh :
Seorang anak kelas 1 SD belajar matematika 🡪
ketika menjawab salah mendapat cubitan dari ibunya
🡪 matematika menjadi hal yang berasosiasi dengan
hukuman 🡪 Cemas ketika belajar matematika.
Teori Belajar Operan
• Skinner : Perilaku individu terbentuk atau dipelihara
melalui respon lingkungan yang berupa konsekuensi
atas perilaku tsb.
• Konsekuensi menyenangkan 🡪 reinforcement atau
ganjaran 🡪 perilaku diulang
• Konsekuensi berupa hukuman (punishment) 🡪
perilaku dihilangkan atau berkurang.
• Seorang anak yang mendapatkan ganjaran ketika
membuang sampah pada tempatnya 🡪 perilaku tsb
cenderung diulang.
Teori belajar dengan mencontoh
(imitative Learning)
Bandura : perilaku dapat terbentuk melalui
❑ Observasi model secara langsung
(modeling)
❑ Pengamatan tidak langsung (vicarious
conditioning) 🡪 misal: dengan mengamati
hukuman yang dialami oleh seorang
pengguna narkoba 🡪 menghentikan
penggunaan narkoba.
Modifikasi perilaku
• Wolpe : penerapan prinsip belajar yg telah teruji
secara eksperimental utk mengubah perilaku yg tdk
adaptif 🡪 kebiasaan tdk adaptif dilemahkan dan
perilaku adaptif dikukuhkan.
• Teknik modifikasi perilaku digunakan utk:
✔ Membentuk perilaku baru
✔ Memperkuat suatu perilaku
✔ Mempertahankan perilaku yg telah terbentuk
✔ Menghilangkan perilaku yg tidak adaptif
✔ Mengubah perilaku emosional
Teknik-teknik utama
• Desensitisasi sistematik
• Terapi implosif
• Latihan perilaku asertif
• Pembentukan perilaku melalui Aversif
conditioning
• Pembentukan perilaku melalui pemberian
reward (token ekonomi, shaping, dsb.)
• Pembentukan perilaku melalui modelling
• Reinforcement
Cognitive Behavior Therapy :
• Konsep dasar : pola pemikiran manusia terbentuk
melalui proses rangkaian STIMULUS - KOGNISI –
RESPON (SKR) yang saling berkait dan membentuk
semacam jaringan SKR dalam otak manusia, dimana
proses kognitif akan menjadi faktor penentu dlm
menjelaskan bagaimana manusia berpikir, merasa
dan bertindak.
Cognitive Behavior Therapy (CBT) :
• Manusia memiliki potensi utk menyerap pikiran
rasional dan irrasional.
• Pemikiran irrasional dapat menimbulkan gangguan
emosi dan tingkah laku, maka CBT 🡪modifikasi
fungsi berpikir, merasa dan bertindak dengan
menekankan peran otak dlm menganalisa,
memutuskan, bertanya, berbuat dan memutuskan
kembali.
• Dengan merubah status pikiran dan perasaannya,
klien diharapkan dapat merubah tingkah lakunya
dari negatif menjadi positif.
• Terapi/konseling Behavior :
Stimulus – respon (perilaku)

• Cognitive Behavior Therapy:


Stimulus - kognisi – respon
Perasaan
Cognitive Behavior Therapy :
- Bagaimana seseorang menilai situasi dan bagaimana
cara mereka menginterpretasikan suatu kejadian
akan sangat berpengaruh terhadap kondisi reaksi
emosional yg kemudian akan mempengaruhi
tindakan yg dilakukan.
- Skema pola interpretasi ini sangat erat hubungannya
dg latar belakang pengalaman, perkembangan
nilai-nilai dan kapasitas diri.
- Sistem keyakinan/kepercayaan adalah penyebab
utama dari gangguan perilaku.
Penyebab keyakinan/kepercayaan yg
salah adalah :
• 1. Adanya pikiran dan asumsi irasional
• 2. Adanya distorsi dalam proses pemikiran manusia.

• Dialog internal di dlm diri individu memegang peran


penting dlm tingkah laku yg ditampilkan.
• Individu memfokuskan diri dlm memeriksa/
menyimpulkan asumsi dan membentuk konsep yg
salah/negatif.
• Konsep inilah yg mempengaruhi perasaannya 🡪
tingkah laku negatif.
Contoh Distorsi Kognitif :
1. Mudah membuat kesimpulan tanpa data yg
mendukung. Contoh : Seorang pria mengalami
kegagalan dlm hubungan perkawinannya menjadi
enggan utk membina hubungan baru krn yakin akan
gagal lagi.
2. Memiliki pemahaman yg selektif, membatasi
kesimpulan berdasarkan hal-hal yg terbatas.
Contoh : Seorang wanita menentukan kriteria yg
terlalu tinggi untuk memilih calon suami, berakibat
kpd sulitnya kriteria tsb terpenuhi, lalu
menyimpulkan bahwa ia tdk layak utk bersuami.
Contoh Distorsi Kognitif :
3. Mudah melakukan generalisasi, sebagai proses
meyakini suatu kejadian utk diterapkan secara tidak
tepat pd situasi lain. Contoh : pengalaman anak yg
memiliki ayah berselingkuh menumbuhkan
keyakinan bahwa semua laki-laki suka berselingkuh.
4. Kecenderungan memperbesar dan memperkecil
masalah, membuat klien tidak mampu menilai
masalah secara objektif. Contoh: kegagalan kecil
dianggap sebagai akhir dari segalanya.
5. Pola pemikiran yg terpolarisasi, kecenderungan utk
berpikir dan menginterpretasikan segala sesuatu dlm
bentuk all-or-nothing (semua atau tdk sama sekali).
Contoh Distorsi Kognitif :
6. Personalisasi, membuat klien cenderung
menghubungkan antara kejadian eksternal dg dirinya
sendiri dan menyalahkan diri sendiri. Contoh : Ketika
klien tdk datang kembali utk sesi konselingnya,
terapis meyakini bahwa hal itu disebabkan krn
kegagalan dlm memberikan konseling.
7. Pemberian label atau kesalahan memberi label,
menentukan identitas diri berdasarkan kesalahan
atau kegagalan. Contoh : Kegagalan utk diterima
bekerja membuat seseorang menilai dirinya tdk
berharga.
Tujuan Terapi :
• Mengajak klien untuk menentang
pikiran (dan emosi) yg salah dengan
menampilkan bukti-bukti yg
bertentangan dg keyakinan mereka
tentang masalah yg dihadapi.
• Terapis diharapkan mampu menolong
klien untuk mencari keyakinan yg
sifatnya dogmatis dlm diri klien dan
secara kuat mencoba menguranginya.
• CBT lebih menekankan kpd masa kini
daripada masa lalu, namun bukan
berarti mengabaikan masa lalu.
Hubungan Terapeutik :
• Terapis diharapkan mampu berfungsi
sebagai guru dan klien sebagai
murid, terapis bersikap direktif dan
mengajarkan klien mekanisme SKR
yg baru untuk merubah struktur
kognitif.
• Terapis diharapkan mampu
menolong klien dlm menentukan
keyakinan yg salah dan membuka
alternatif lain utk melanjutkan
kehidupannya.
• Jaringan SKR negatif secara bertahap
dimodifikasi dengan menggunakan
variasi teknik-teknik terapi yg sesuai
dg kebutuhan klien.
Teknik Terapi :
• Terapis bersikap aktif, direktif, dibatasi
waktu, terstruktur dan berpusat pada
masa kini.
• Teknik ini menyanggah keyakinan
irrasional klien dg menggunakan
pekerjaan rumah,mengumpulkan data
asumsi-asumsi negatif, mencatat
aktivitas,membentuk interpretasi yg
berbeda, belajar keahlian
menyelesaikan masalah, merubah
pola pikir dan pola bicara, berimajinasi
dan secara kuat menentang keyakinan
yg salah.
RATIONAL EMOTIVE THERAPY
• Albert Ellis adalah
pengembang RET dan
dianggap pendahulu
teori Cognitive
Behavior.
• Restrukturisasi fungsi
kognitif dan
ketrampilan
memecahkan masalah.
• Albert Ellis
1. Gangguan emosional bersumber dari faktor kognitif,
emosi dan perilaku.
2. Perilaku yang tidak sehat sangat dipengaruhi oleh
keyakinan irrasional yang ada dalam diri seseorang

Teori ABC: A 🡪 B 🡪 C
Peristiwa Keyakinan Konsekuensi
objektif ttg A emosi/perilaku

• Manusia bertanggung jawab atas reaksi emosional &


gangguannya sendiri (self statement)
• Intervensi 🡪untuk mengubah C dilakukan dengan
mengajari klien mengubah keyakinannya (B)
Tujuan Terapi :
• Terapis diharapkan dapat membantu klien utk
menyelesaikan emosi negatifnya, dengan cara
menekankan proses belajar dlm melatih ketrampilan
utk mengganti pola pikir yg irrasional,
mengembangkan pola pikir yg rasional, serta
mempelajari cara yg lebih efektif dlm mengatasi
masalah atau gangguan emosinya.
• Dengan menempatkan kondisi emosinya dlm
kerangka berpikir yg lebih rasional, klien diharapkan
dpt menampilkan perilaku yg rasional pula.
Selanjutnya masalah gangguan menjadi lebih ringan
bahkan sembuh sama sekali.
Contoh :
• Seorang klien memiliki keyakinan bahwa ia
seharusnya dicintai oleh setiap orang,
disanggah secara langsung oleh terapis :”Apa
jeleknya kalau kita tdk dicintai oleh setiap
orang ?” Apabila ayah anda tdk mencintai
anda, itu masalahnya dan bukan masalah
anda”.
• Segera setelah klien mulai menstrukturisasi
pola pikirnya, terapis dpt menolong klien utk
mempelajari cara baru dlm menghargai dan
menilai situasi yg dihadapi kehidupan klien.
• Klien jg diberikan pekerjaan rumah berupa
pengulangan tingkah laku yg sama agar klien
dpt mengembangkan pola strategi baru utk
mengatasi masalah.
• Menurut Ellis : individu cenderung berbicara pd diri
sendiri (self talk) , menilai diri sendiri dan defensif.
• Individu mulai bermasalah dlm emosi dan tingkah
laku ketika tertarik utk memilih kebutuhan tertentu
(kebutuhan akan cinta, pengakuan atau
keberhasilan) dan membuat kesalahan dg
menganggap kebutuhan tsb sbg mutlak dipenuhi.
• Kata-kata “harus”,”berhak”,”menuntut”,”perintah”
dan sejenisnya akan meningkatkan keinginan
seseorang utk menjadi dogmatis dan irrasional. Pola
pikir yg tdk rasional dan tdk logis akan menimbulkan
gangguan perasaan dan selanjutnya menghasilkan
gangguan tingkah laku.
Langkah-langkah RET

1. Menunjukkan sumber masalah ada


pada keyakinan irasional klien
2. Menyadarkan klien tentang keyakinan
irasionalnya (dengan contoh perilaku)
3. Membantu klien mengubah pola
pikirnya menjadi lebih rasional
4. Menantang klien untuk lebih
mengembangkan falsafah hidup yang
rasional
Let’s Practice it
Modifikasi perilaku : dengan
Self-management
• Self Management:Proses pencapaian otonomi
diri dengan tujuan untuk menghilangkan
ketergantungan pada supervisi dan kontrol
dari orang lain dengan memindahkan
tanggung jawab pelaksanaan program untuk
mengatasi masalah kepada diri sendiri.
• Program self-management yg berhasil 🡪
individu hidup & bekerja secara independen
dalam lingkungannya.
Komponen dalam self management
Self-monitoring 🡪 bertujuan individu sadar ttg
perilakunya sendiri.
• Untuk individu yang tidak mampu mengenali perilaku
bermasalahnya 🡪 misalnya krn retardasi mental🡪
diajarkan utk mengenali perilaku tsb. Misalnya :
perilaku agresif, tdk mampu memusatkan perhatian
pada tugasnya, dsb .
• Strategi yg dapat dilakukan : melakukan pemantauan
dalam jangka pendek misal nya : konselor
mengajarkan individu utk memantau perilakunya
setiap 10-15 menit sekali🡪 individu diberikan tanda
(alarm) setiap 10/15 menit agar memantau apakah
terjadi perilaku sasaran.
• Mahasiswa 🡪 perilaku sasaran 🡪 menunda
pekerjaan 🡪 memantau apa yang dilakukan dalam
setiap jam dalam jangka waktu sehari 🡪 pagi – siang
– malam.
• Tujuan akhir : individu dapat memantau perilakunya
tanpa bantuan 🡪 setelah melakukan perilaku target
🡪 segera sadar ttg apa yg dilakukannya. Kesadaran
tsb 🡪 membantu individu utk menghentikan
perilakunya.
• Setelah menentukan perilaku target 🡪 menentukan
target sasaran dalam jangka waktu tertentu dan
menentukan pengukuhnya (reward).
Self-evaluation : individu
mengevaluasi apakah telah terjadi
perilaku target yang akan dirubah?
• Apabila individu tidak mampu
melakukan evaluasi 🡪 kembali ke
prosedur self monitoring .
• Bila berhasil 🡪 menuju prosedur
selanjutnya 🡪self reinforcement
• Agar dapat dilaksanakan dengan
baik dan sukses 🡪 tujuan harus
realistik dan mungkin utk dicapai
serta menantang individu untuk
meningkatkan capaiannya.
Self-reinforcement:
• memberikan pengukuh/hadiah (reward) bagi diri
sendiri setelah mencapai target yang ditentukan.
Misalnya : bila dalam satu hari dpt menyelesaikan
satu tugas kuliah maka dia akan menghadiahi dirinya
sendiri dengan makan malam dengan menu istimewa
di restoran favoritnya.
• Memilih/menentukan reward sendiri sebetulnya lebih
efektif, namun dalam kenyataannya pemberian
reward dengan token ekonomi lebih berhasil . Efek
positif 🡪 menunda pemuasan.
• Untuk individu yang memiliki motivasi berubah cukup
kuat.
Tugas
1. Identifikasi perilaku cemas yang anda alami
atau perilaku lain yang akan anda rubah
2. Buatlah rencana program pengelolaan diri
(self management) dengan menggunakan
teknik self-reinforcement 🡪 administrasi
pelaksanaan programnya, boleh dilakukan
sendiri, boleh dilakukan oleh pasangannya
waktu roleplay konseling
Contoh : LEMBAR MONITORNG DIRI (fase baseline)
Perilaku target yg akan diubah: kecemasan bicara di depan umum

Hari/tgl/ Kemunculan gejala (frekuensi intensitas)


jam/
kejadian
pusing mulas Sesak Keringat
nafas dingin
Senn, 8-9 Memimpin diskusi kelompok 2 0 2 2
Senin Presentasi tugas 3 0 3 3
12-12.30

CATATAN:
❑ Tentukan target capaian dan satuan perilaku targetnya
misalnya dln betuk frekuensi : 1,2,3, dst, Intensitas : berat,
sedang, ringan.
❑ Tentukan reward dan punishment uk
keberhasilan/kegagalan
Contoh lembar monitoring (baseline)
Perilaku target : menunda pekerjaan
Tujuan : asesmen 🡪kondisi basal 🡪 mengungkap
manajemen waktu, sebelum dilakukan intervensi
Hari/tgl Waktu Apa yang dialami/ Perasaan/pikiran
dilakukan?
Pagi
Siang
Sore
Malam
• Setelah mangamati perilaku ada, bagaimana
anda menggunakan waktu anda selama ini?
• Apa penggunaan waktu anda membuat
banyak tugas terabaikan & tertunda?
• Apakah anda merasa nyaman dengan kondisi
tersebut
• Sekarang coba simpulkan penggunaan waktu
anda
Menunda pekerjaan simpulan baseline
Hari/tgl Waktu Yang Apa yang Tercapai?
seharusnya dialami/
dilakukan dilakukan? ya tidak

Pagi

Siang

Sore

Malam

Catatan : notasikan simpulan Tercapai tidak tercapaii dalam


bentuk skala 1 dan 3
Tercapai = 3
Tidak tercapai = 1
Monitoring perilaku adiksi (mis: merokok, main
game, dsb..)
waktu Frekuensi/durasi/... (pilih salah satu yg sesuai dengan kriteria perilaku
sasaran)
Hari ke1 Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 5 Hari ke 6 Hari ke 7
Pagi
siang
sore
malam

contoh kriteria pencatatan:


Frekuensi : misalnya pagi merokok 4x atau 4 batang
Durasi : misalnya untuk main game: 4 jam 🡪 artinya main game selama 4 jam
Monitoring diri utk gangguan tidur
Sulit mempertahankan tidur/durasi tidur pendek
Hari/tgl 🡪
Mulai tidur pukul
Bangun tidur pukul
Durasi tidur (dalam
menit)

Sulit memulai tidur/latensi panjang

Hari/tgl 🡪
Berangkat tidur pukul
Bisa tidur pukul
Waktu yang
diperlukan untuk bisa
tidur
Perilaku simptomatik yang berasal dari
distorsi kognitif/pikiran negatif
Hari/tgl/ peristiwa Pikiran Perasaan Perilaku/
jam otomatis Skala 0-10 respon
(-) fisiologis
Fase intervensi (perlakuan)
Untuk perilaku adiksi atau prokrastinasi
• Menentukan target capaian
• Menentukan pencatatan : misalnya berhasil,
notasinya : 2; gagal : 1
• Menentukan konsekueni atas usaha ; memberikan
pengukuh/hadiah/reward pada diri sendiri bila
target capaian dapat dipenuhi dan hukuman bila
gagal
• Melakukan pencatatan capaian target
• Memberikan hadiah/reward/ bila
berhailmecapaitarget dan punishment bila gagal
CONTOH:LEMBAR MONITORNG DIRI (fase
intervensi)
Perilaku yang akan dirubah : menunda pekerjaan atau
perilaku adiksi
Hari/ Waktu Target capaian Yang capaian konseku
tgl dilakukan ensi
Pagi Menerjemahkan Tidur sampai 1 Tidak
2 hal jurnal saat mau sarapan
kuliah
Siang
Sore
Malam

Catatan: capaian dapat dalam bentuk penilaian sesuai misalnya:


1 = tidak tercapai
2= tercapai
Untuk perilaku cemas
• Setelah melakukan pencatatan perilaku cemas
selama fase baseline, tentukan teknik
intervensi yang akan dipakai untuk
menurunkan kecemasan, misalnya relaksasi
• Praktikkan relaksasi, catat kembali skala untuk
mengukut tingkat kecemasannya, bandingkan
antara skala cemas antara sebelum dan
sesudah latihan relaksasi.
Contoh : LEMBAR MONITORNG DIRI (1)
Perilaku target yg akan diubah: kecemasan dengan intervensi
misalnya relaksasi
Hari/tgl/ kejadian kemunculan Gejala
jam/ Sebelum Setelah
relaksasi relaksasi
pusing Mual pusing Mual
Senn, 8-9 Memimpin diskusi
kelompok
Senin Presentasi tugas
12-12.30
Gangguan tidur
• Tentukan teknik yangan dipakai untuk
interevsi ; misalnya : relaksasi; atau sleep
hygiene, dzikir, dsb
• Tentukan pencatatannya
• Catat faktor2 yang mengambat capaian
• Durasi dipakaiuntuk mencatat gangguan tidur
berupa tidur hanya sebentar (durasi pendek)
• Lateni dipakai utuk keluhan masalah tidut
yang menunjukkan individu memerlukan
waktu lama untuk bisa tidur
Monitoring diri utk gangguan tidur
Sulit mempertahankan tidur/durasi tidur pendek
Hari/tgl 🡪
Mulai tidur pukul
Bangun tidur pukul
Durasi tidur (dalam
menit)

Setelah dilakukan intervensi dengan : sleep hygiene (msalnya)...

Mulai tidur pukul


Bangun tidur pukul
Durasi tidur (dalam
menit)
Mulai tidur pukul
Perilaku simptomatik yang berasal dari
distorsi kognitif/pikiran negatif
Hari/tgl/ peristiwa Pikiran Perasaan Perilaku/
jam otomatis Skala 0-10 respon
(-) fisiologis
Perilaku simptomatik yangbberasal dari distorsi
kognitif
• Perasaan dan perilaku dipengaruhi oleh distorsi kognitif🡪
pemikiran menyimpang biasanya berupa pikiran negatif
tentang berbagai kejadian, peristiwa, dsb
• Misalnya : peristiwa: kirim pesan WA ke temen tidak kunjung
dibalas, pikiran (-): pasti dia sudah punya teman akrab lain 🡪
perasaan: kesal, gelisah🡪 perilaku tidak bisa tidur
• Intervensi 🡪 merubah pikiran negatif menjadi positif dan
mengidentifikasi efeknya terhadap perasaan dan perilaku
• Misal dari contoh di atas: pesan WA tidak dibalas🡪 pikiran:
mungkin dia ketiduran atau kehabisan pulsa 🡪 perasaan
khawatir 🡪 tenang
Perilaku simptomatik yang berasal dari
distorsi kognitif/pikiran negatif
Hari/tgl/ peristiwa Pikiran Perasaan Perilaku/
jam otomatis Skala 0-10 respon
(+) fisiologis

Anda mungkin juga menyukai