Kelemahan TPB:
Tidak dapat menjelaskan kalau ada keyakinan
yang menyimpang & penyebab suatu
perilaku.
The health action process approach (HAPA)
dikembangkan oleh Schwarzer pada 1992.
1. Mencakup elemen temporal/sementara
dalam memahami belief & perilaku
2. Menekankan pentingnya efikasi diri
3. Membedakan antara tahap
pengambilan keputusan/motivasional &
tahap memelihara perilaku.
Menurut HAPA, tahapan motivasi dibentuk
dari komponen sbb:
1. Efikasi diri (mis. Saya percaya bahwa saya
dapat berhenti merokok)
2. Harapan perolehan (misal. berhenti
merokok akan menyehatkan saya) &
harapan perolehan sosial (misal: atasan
saya menyuruhku berhenti merokok)
3. Penilaian ancaman, yang tersusun oleh
keyakinan terhadap keparahan penyakit &
persepsi tentang kerawanan individu.
Tahap tindakan tersusun dari:
1. faktor kognitif (misal: jika saya ditawari
rokok ketika saya sedang mencoba tidak
merokok, saya akan berimajinasi bahwa nikotin
dalam rokok akan menyerang paru-paru saya)
dan kontrol tindakan (misal: saya dapat
bertahan menolak saat diberi rokok dengan
cara mengingatkan diri saya sendiri bahwa saya
itu bukan perokok).
2. Faktor situasional, terdiri dari dukungan
sosial (misal: adanya teman2 yang mendukung
untuk tidak merokok) & tidak adanya hambatan
situasional (misal: adanya dukungan finansial
untuk bergabung dalam klub olahraga).
Terlalu rasional – faktor emosi diabaikan.
Pengaruh faktor sosial & lingkungan tidak
dipertimbangkan sebagai faktor yang
memengaruhi perilaku secara langsung,
lebih mementingkan faktor kognisi.
Teori ini sekedar mengkombinasikan
komponen dari model health belief model
(HBM), model perubahan lintas-teori, & TPB.
The defence mechanism of Denial
◦ Cigarette smokers etc
Cognitive mediators of health
Digagas oleh Albert
Bandura (1952)
Perceived behavioral
control (evaluasi individu
atas kemampuannya untuk
melakukan sesuatu hal)
Individu pada dasarnya memiliki sumber
daya, skill dan kesempatan untuk
membentuk suatu perilaku sebagaimana
yang diharapkan.
3. Health locus of control