Anda di halaman 1dari 5

RESUME

DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


( Teori Laurace Green, Teori Health Belief Model, terias epidemiologi, teori simpul, dan teori
bloom )

DISUSUN OLEH
NAMA : INTAN MUSTIKA SUKMANA
NIM : G1D123141
KELAS : 1 A

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
TEORI PRILAKU LAWRENCE GREEN

A. Teori Perilaku Lawrence Green


Setiap individu memiliki perilakunya sendiri yang berbeda dengan individu lain, termasuk
pada kembar identik sekalipun. Perilaku tidak selalu mengikuti urutan tertentu sehingga
terbentuknya perilaku positif tidak selalu dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap positif.
Green (1980) mengklasifikasikan beberapa faktor penyebab sebuah tindakan atau perilaku :

a. Faktor pendorong (predisposing factor)


Faktor predisposing merupakan faktor yang menjadi dasar motivasi atau niat seseorang melakukan
sesuatu. Faktor pendorong meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai dan persepsi,
tradisi, dan unsure lain yang terdapat dalam diri individu maupun masyarakat yang berkaitan dengan
kesehatan (Heri, 2009).

b. Faktor pemungkin (enabling factor)


Faktor enabling merupakan faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau
tindakan. Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung,
misalnya perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), perempuan yang ingin mendapatkan
informasi harus lebih aktif dalam mencari informasi melalui pelayanan kesehatan seperti puskesmas,
rumah sakit, posyandu, dokter atau bidan praktik, dan juga mencari informasi melalui media massa
seperti media internet, media cetak, media elektronik, dan media sosial

c. Faktor pendorong atau pendorong (reinforcing factor)


Faktor reinforcing merupakan faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku
seseorang yang dikarenakan adanya sikap suami, orang tua, tokoh masyarakat atau petugas kesehatan.

pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari :

1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukanpenginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidakmempunyai dasar untuk mengambil
keputusan dan menentukan tindakan terhadapmasalah yang dihadapi.Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang :
1) Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat,kondisi fisik.
2) Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana.
3) Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi danmetodedalam pembelajaran.

.2. Sikap (attitude)


Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadapsuatu stimulus atau
objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tigakomponen pokok :
1) Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek
2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave )
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :
1) Menerima (receiving ) Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek).
2) Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalahadalah suatu
indikasi sikap tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab (responsible)


Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segalaresiko merupakan
sikap yang paling tinggi.

3. Praktik atau tindakan (practice)


Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior ).Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau
suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitasdan faktor dukungan (support )
praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :
1) Persepsi (perception )
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akandiambil adalah
merupakan praktik tingkat pertama.
2) Respon terpimpin (guide response )
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengancontoh adalah
merupakan indikator praktik tingkat kedua.
3) Mekanisme (mecanism ) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan
benar secaraotomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia
sudahmancapai praktik tingkat tiga.
4) Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang denganbaik. Artinya
tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenarantindakan tersebut.Pengukuran
perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan wawancaraterhadap kegiatan-
kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran
juga dapat dilakukan secara langsung, yakni denganmengobservasi tindakan atau kegiatan
responden.Dikutip Notoatmodjo (2003),mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsiperilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :

1) Kesadaran (awareness )
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahuluterhadap stimulus
(objek )
2) Tertarik (interest)
3) Evaluasi (evaluation )Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya.Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Mencoba (trial )Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5) Menerima (Adoption )Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadarandan sikapnya terhadap stimulus.

TEORI HEALTH BELIEF MODEL

B. TEORI BELIEF MODEL


1. Pengertian health belief model
Health belief model dikemukakan pertama kali oleh Resenstock 1966, kemudian
disempurnakan oleh Becker, dkk 1970 dan 1980.Sejak tahun 1974, teori Health belief model
telah menjadi perhatian para peneliti.Model teori ini merupakan formulasi konseptual untuk
mengetahui persepsi individu apakah mereka menerima atau tidak tentang kesehatan mereka.
Variabel yang dinilai meliputi keinginan individu untuk menghindari kesakitan, kepercayaan
mereka bahwa terdapat usaha agar menghindari penyakit tersebut. Menurut World Health
Organization (WHO) yang dimaksud dengan sehat atau health adalah suatu kondisi tubuh
yang lengkap secara jasmani, mental, dan sosial, dan tidak hanya sekedar terbebas dari suatu
penyakit dan ketidakmampuan atau kecacatan, sedangkan menurut UU No.36 tahun 2009
Tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Belief dalam bahasa inggris artinya percaya atau keyakinan. Menurut peneliti belief
adalah keyakinan terhadap sesuatu yang menimbulkan perilaku tertentu. Misalnya individu
percaya bahwa belajar sebelum ujian akan berpengaruh terhadap nilai ujian.
Jenis kepercayaan tersebut terkadang tanpa didukung teori teori lain yang dapat dijelaskan
secara logika. Model adalah seseorang yang bisa dijadikan panutan atau contoh dalam
perilaku, cita-cita dan tujuan hidup yang akan dicapai individu. Biasanya teori modeling ini
sangat efektif pada perkembangan anak di usia dini, namun dalam materi peneliti kali ini
teori modeling di umpakan sebuah issue atau pengalaman pengobatan dari seseorang yang
memiliki riwayat sakit yang sama dan memilih serta menjalani pengobatan alternative yang
mendapatkan hasil yang positif. Health belief model merupakan suatu konsep yang
mengungkapkan alasan dari individu untuk mau atau tidak mau melakukan perilaku sehat
(Janz & Becker, 1984).Health belief model juga dapat diartikan sebagai sebuah konstruk
teoretis mengenai kepercayaan individu dalam berperilaku sehat (Conner, 2005).

Health belief model adalah suatu model yang digunakan untuk menggambarkan kepercayaan
individu terhadap perilaku hidup sehat, sehingga individu akan melakukan perilaku sehat,
perilaku sehat tersebut dapat berupa perilaku pencegahan maupun penggunaan fasilitas
kesehatan.Health belief model ini sering digunakan untuk memprediksi perilaku kesehatan
preventif dan juga respon perilaku untuk pengobatan pasien dengan penyakit akut dan
kronis.Namun akhir-akhir ini teori Health belief model digunakan sebagai prediksi berbagai
perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.

TEORI TRIAS EPIDEMIOLOGI


a. Segitiga Epidemiologi (Epidemiology Triangle)
Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi gambaran
tentang hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah
kesehatan lainnya. Segitiga epidemiologi merupakan interaksi antara Host (penjamu), Agent
(penyebab) dan Environment (lingkungan). Menurut model ini perubahan salah satu
komponen akan mengubah keseimbangan interaksi ketiga komponen yang akhirnya berakibat
bertambah atau berkurangnya penyakit. Hubungan antara ketiga komponen tersebut
digambarkan seperti tuas pada timbangan. Host dan Agent berada di ujung masingmasing
tuas, sedangkan environment sebagai penumpunya.

Interaksi Host, Agent, dan Lingkungan dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Interaksi antara agent penyakit dan lingkungan Keadaan dimana agent penyakit langsung
dipengaruhi oleh lingkungan dan terjadi pada saat pre-patogenesis dari suatu penyakit. Misalnya:
Viabilitas bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vitamin sayuran di ruang pendingin, penguapan
bahan kimia beracun oleh proses pemanasan.
2. Interaksi antara Host dan Lingkungan Keadaan dimana manusia langsung dipengaruhi oleh
lingkungannya pada fase pre-patogenesis. Misalnya: Udara dingin, hujan, dan kebiasaan membuat
dan menyediakan makanan.
3. Interaksi antara Host dan Agent penyakit Keadaan dimana agen penyakit menetap, berkembang
biak dan dapat merangsang manusia untuk menimbulkan respon berupa gejala penyakit. Misalnya:
Demam, perubahan fisiologis dari tubuh, pembentukan kekebalan, atau mekanisme pertahanan
tubuh lainnya. Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna, cacat, ketidakmampuan, atau
kematian.
4. Interaksi Agent penyakit, Host dan Lingkungan Keadaan dimana agent penyakit, manusia, dan
lingkungan bersamasama saling mempengaruhi dan memperberat satu sama lain, sehingga
memudahkan agen penyakit baik secara langsung atau tidak langsungmasuk ke dalam tubuh
manusia. Misalnya: Pencemaran air sumur oleh kotoran manusia, dapat menimbulkan Water Borne
Disease.

Agent
Agent adalah penyebab penyakit, bisa bakteri, virus, parasite, jamur, atau kapang yang merupakan
agent yang ditemukan sebagai penyebab penyakit infeksius. Pada penyakit, kondisi,
ketidakmampuan, cedera, atau situasi kematian lain, agent dapat berupa zat kimia, faktor fisik
seperti radiasi atau panas, defisiensi gizi, atau beberapa subtansi lain seperti racun ular berbisa. Satu
atau beberapa agent dapat berkontribusi pada suatu penyakit. Faktor agent juga dapat digantikan
dengan faktor penyebab, yang menyiratkan. perlunya dilakukan identifikasi terhadap faktor
penyebab atau faktor etiologi penyakit, ketidakmampuan, cedera, dan kematian. SIfat-sifat agent
biologis yaitu :
a. Patogenesis : Kemampuan menimbulkan reaksi pada pejamu baik Subklinis maupun klinis. Proporsi
orang yang terinfeksi berkembang menjadi penyakit klinis
b. Virulensi: derajat berat ringannya reaksi yang ditimbulkan oleh agen biologik. Proporsi orang
dengan penyakit klinis menjadi sakit yang berat atau mati
c. Imunogenitas: suatu kemampuan menghasilkan kekabalan /imunitas.
d. Infektivitas: kemampuan unsur penyebab / agent untuk masuk dan berkembang biak serta
menghasilkan infeksi dalam tubuh pejamu dan Patogenesis.

Host (Pejamu)
Pejamu adalah organisme, biasanya manusia atau hewan yang menjadi tempat persinggahan
penyakit. Pejamu memberikan tempat dan penghidupan kepada suatu patogen (mikroorganisme
penyebab penyakit) dan dia bisa saja terkena atau tidak terkena penyakit. Efek yang ditimbulkan
organisme penyebab penyakit terhadap tubuh juga ditentukan oleh tingkat imunitas, susunan
genetic, tingkat pajanan, status kesehatan, dan kebugaran tubuh pejamu. Pejamu juga dapat berupa
kelompok atau populasi dan karakteristiknya.

Lingkungan (Environment)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi luar manusia atau hewan yang
menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit. Faktor-faktor lingkungan dapat mencakup
aspek biologis, sosial, budaya, dan aspek fisik lingkungan. Lingkungan dapat berada di dalam atau di
luar pejamu (dalam masyarakat), berada di sekitar tempat hidup organisme dan efek dari lingkungan
terhadap organisme itu.

TEORI SIMPUL

Anda mungkin juga menyukai