Anda di halaman 1dari 15

Nama : Imroatul Wirasati

Nim : 19613266

Absen : 26

Kelas : D3 Keperawatan C

Matkul : Promosi Kesehatan

RESUME

Pertemuan 1

Promosi Kesehatan

A. Pengertian Promkes
a. Proses atau upaya pemberdayaan masyarakat untuk dapat memelihara dan
mempertahankan kesehatannya (WHO).
b. Pomosi Kesehatan adalah Segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan
intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi yang dirancang
untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan (Lawrence Green, 1984).
c. Suatu proses untuk untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter, 1986 ).
d. Kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan
dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang
menguntungkan kesehatan (Green & Ottoson, 1998).
B. Tujuan Perilaku Kesehatan
Menurut WHO :
Tujuan Umum :
Mengubah perilaku individu/ masyarakat di bidang kesehatan
Tujuan Khusus :
1. Menjadikan kesehatan sebagai sesuai yang bernilai dari masyarakat
2. Mendorong individu agar mampu secara mandiri / berkelompok mengadakan
kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat
3. Menolong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana kesehatan yang
ada
Menurut L Green :
Tujuan Program
Pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode waktu tertentu yang
berhubungan dengan status kesehatan
Tujuan Pendidikan
Deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada
Tujuan Perilaku
Pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai (perilaku yang diinginkan)
Tujuan Promkes “Memberikan informasi bagi masyarakat terkait segala hal
yang bertujuan pada peningkatan kualitas kesehatan, baik kesehatan individu
maupun masyarakat”
C. Ruang Lingkup Promkes

Ruang lingkup promosi kesehatan adalah 4 determinan kesehatan dan kesejahteraan


( terlihat pada model klasik dari Blum)

Ruang lingkup utama sasaran promosi kesehatan adalah perilaku dan akar-akarnya
serta lingkungan, khususnya lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku.

L. Green mengkategorikan akar-akar perilaku ke dalam 3 kelompok faktor, yaitu

1. Faktor predisposisi : faktor yang mempermudah / mempredisposisi terjadinya


perilaku seseorang (perilaku, sikap keyakinan, kepercayaan, nilai tradisi, dsb)

2. Faktor pemungkin/ enabling : faktor yang memungkinkan atau yang menfasilitasi


perilaku atau tindakan (prasarana, sarana, ketersediaan SDM)

3. faktor penguat /reinforcing : faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya


perilaku (sikap petugas kesehatan, sikap tokoh masyarakat, dukungan suami,
dukungan keluarga, tokoh adat, dsb)

Diskusi Kelompok 1

Teori Promosi Kesehatan (Teori berubah Kurt Lewin, Health belief models,
Tarstheoritical model, Lawrence W Green)

a. Health Belief Model adalah perubahan prilaku kesehatan dan model psikologis
dikembangkan oleh M. Rosenstock pada tahun 1966 untuk mempelajari dan
mempromosikan peningkatan pelayanan kesehatan. Teori Health Belief Model
didasarkan pada pemahaman bahwa seseorang akan mengambil tindakan yang
akan berhubungan dengan kesehatan. Teori ini dituangkan dalam lima segi
pemikiran dalam diri individu, yang mempengaruhi upaya yang ada dalam diri
individu untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya, yaitu perceived
susceptibility (kerentanan yang dirasakan/ diketahui), perceived severity (bahaya/
kesakitan yang dirasakan), perceived benefit of action (manfaat yang dirasakan
dari tindakan yang diambil), perceived barrier to action (hambatan yang dirasakan
akan tindakan yang diambil), cues to action (isyarat untuk melakukan tindakan).
Tiga faktor penting dalam Health Belief Model, yaitu :
1. Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu
penyakit atau memperkecil risiko kesehatan
2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah
perilaku
3. Perilaku itu sendiri
b. Teori perubahan menurut Kurt Lewin adalah satu proses penyadaran tentang
pentingnya adanya suatu perubahan. Dari perubahan tersebut harus dilaksanakan
dengan tindakan nyata. Dalam teori Kurt Lewin maka dalam perubahan ada 3
tahap yang harus dilalui, yaitu :
 Tahap 1 : Pencairan (unfreezing)
 Tahap 2 : Perubahan (change) atau fase transisi
 Tahap 3 : Pembekuan ( Freezing or refreezing)
c. Teori Lawrence Green
Setiap individu memiliki perilakunya se gambar diri yang berbeda dengan
individu lain, termasuk pada kembar identik sekalipun. Perilaku tidak selalu
mengikuti urutan tertentu sehingga terbentuknya perilaku positif tidak selalu
dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap positif. Green (1980) mengklasifikasikan
beberapa faktor penyebab sebuah tindakan atau perilaku :
 Faktor pendorong (predisposing factor)
Faktor predisposing merupakan faktor yang menjadi dasar motivasi atau niat
seseorang melakukan sesuatu. Faktor pendorong meliputi pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai dan persepsi, tradisi, dan unsure lain yang terdapat
dalam diri individu maupun masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan (Heri,
2009).
 Faktor pemungkin (enabling factor)
Faktor enabling merupakan faktor-faktor yang memungkinkan atau yang
memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor pemungkin meliputi sarana dan
prasarana atau fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan. Untuk berperilaku
sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung, misalnya
perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), perempuan yang ingin
mendapatkan informasi harus lebih aktif dalam mencari informasi melalui
pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, posyandu, dokter atau bidan
praktik, dan juga mencari informasi melalui media massa seperti media internet,
media cetak, media elektronik, dan media sosial.
 Faktor pendorong atau pendorong (reinforcing factor)
Faktor reinforcing merupakan faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku seseorang yang dikarenakan adanya sikap suami, orang tua,
tokoh masyarakat atau petugas kesehatan.
d. Definisi Transtheoretical Model
Transtheoretical Model adalah perubahan perilaku atas kesiapan individu untuk
memiliki tindakan yang lebih sehat, memberikan strategi, atau proses perubahan
untuk memandu individu untuk berperilaku sehat melalui tahapan perubahan dan
pemeliharaan kesehatan. Model ini menjelaskan bagaimana individu
memodifikasi perilaku yang menjadi masalah dan memperoleh perilaku positif.
Transtheorical model adalah model yang fokus pada pembuatan keputusan oleh
individu. Asumsi dasar model ini adalah pada dasarnya individu tidak dapat
merubah perilaku dalam waktu yang singkat, terutama pada perilaku yang menjadi
kebiasaan sehari-hari. Terdapat lima tahapan menuju perubahan bagi individu:
Pre-contemplation, Contemplation, Preparation, Action, dan Maintanance. Model
ini dikembangkan dari pengalaman dalam pelaksanaan program yang
berhubungan dengan perilaku merokok dan pemakaian obat-obatan terlarang.
Program ini meneliti perubahan sebagai sesuatu proses dan mengakui bahwa tiap
orang memiliki tingkat kesediaan atau motivasi yang berbeda untuk berubah.
Transtheoretical model mengemukakan enam tahap (stage) terpisah. Melalui
tahap-tahap ini, seseorang dapat berubah ke arah perilaku sehat jangka panjang
yang positif. Enam tahap tersebut adalah:

1. Pra Kontemplasi (belum menyatakan/ belum siap untuk berubah)

2. Kontemplasi (mempertimbangkan untuk berubah)

3. Persiapan (komitmen yang serius untuk berubah)

4. Aksi (perubahan di mulai)

5. Pemeliharaan ( mempertahankan perubahan)

Pertemuan 2

Konsep Dasar Promosi Kesehatan

 Prinsip-prinsip Promkes dalam Keperawatan


Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan dalam Keperawatan sebagai berikut :
1. Berfokus pada Klien : perawat dapat memenuhi kebutuhan klien secara
individual
2. Bersifat holistik : perawat memberikan promosi kesehatan secara menyeluruh
3. Negosiasi : Perawat/Petugas kesehatan dan klien bersama-sama menentukan apa
yang telah diketahui dan apa yang penting untuk diketahui.
4. Interaktif : melibatkan perawat dan klien, sehingga keduanya saling belajar

Prinsip belajar mengajar (PBM)

a. Faktor pendukung (Motivasi , Kesiapan , Pelibatan Aktif /Active Involvement,


Umpan Balik / feedback, memulai dari hal yang sederhana sampai kompleks ,
adanya pengulangan materi / repetition, waktu/ timing dan lingkungan /
environment)

b. Penghambat belajar (seperti emosi, kejadian/keadaan fisik dan psikologis yang


sedang terganggu atau budaya)

c. Fase-fase dalam PBM (mulai dari persiapan, pembuka, pelaksanaan dan penutup
Topik), serta

d. Karakteristik perilaku belajar

 Perilaku Manusia dan Perilaku Pencarian Pelayanan Kesehatan


Perilaku kesehatan :respons seseorang terhadap stimulus/ objek yang berkaitan
dengan sehat-sakit, penyakit dan faktor–faktor yang mempengaruhi kesehatan
(lingkungan, makanan, minuman, pelayanan kesehatan). Semua aktivitas atau kegiatan
seseorang baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati
(nonobservable) yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

 Kerangka Kerja PRECEDE

PRECEDE merupakan Singkatan dari Predisposing, Reinforcing & Enabling


Construct in Ecosystem Educational Diagnosis and Evaluation, merupakan satu model
dalam pengembangan perencanaan (fase diagnosis, prioritas masalah dan penetapan
tujuan) dari kegiatan promosi kesehatan.

Menurut Green, identifikasi masalah kesehatan ditetapkan dengan menggunakan


kerangka PRECEDE, fase 1 sampai fase 5.

 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Munculnya Masalah


Kebutuhan Promosi Kesehatan:

1) Kurang terpapar informasi

2) Salah tafsir

3) Terbatas pengetahuan

4) Tidak tertarik

5) Tidak familiar

Diskusi Kelompok 2

Relevansi Etik Promosi Kesehatan dalam Keperawatan


A. Etika dalam promosi kesehatan
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia
dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang
buruk. Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ”Ethos”, yang berarti watak kesusilaan
atau adat kebiasaan (custom). Dengan kata lain, pengertian etika sebagai pandangan
manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang terbaik.
Terdapat dua macam etika (Keraf,1991) yaitu
a. Etika deskriptif yaitu etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap
dan perilaku manusia serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya
sebagai sesuatu yang bernilai.Artinya etika deskriptif tersebut berbicara mengenai
fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu
fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya.
b. Etika normative yaitu etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang
ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan
oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi, etika normativ
merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara
baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma
yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

B. Langkah-langkah dalam Etika Promosi Kesehatan


 Analisis masalah kesehatan dan perilaku
Dalam menganalisis masalah kesehatan dan  perilaku terdapat beberapa tahap :
1. Mengidentifikasi masalah dan perilaku. Ada empat hal yang perlu dikaji :
a. Latar belakang masyarakat
b. Status kesehatan masyarakat dapat dilihat dari statistic vital, seperti angka
kematian, angka kelahiran, fertillitas, dan angka kesakitan akibat penyakit
infeksi maupun non infeksi
c. System layanan  kesehatan masyaraka tmeliputi ketersediaan sumber  daya
manusia, sarana dan prasarana (RS, puskesmas, balaipengobatan)
d. System social masyarakat, yang ada meliputi pola partisipasi masyarakat dan
organisasi social maupun keagamaan yang ada

2. Menetapkan masalah dan prioritas masalah dan perilaku meliputi :


a. Tentukan status kesehatan
b. Tentukan pola pelayanan kesehatan
c. Tentukan pola status dengan pelayanan kesehatan
d. Tentukan determinan kesehatan

3. Mempertimbangkan hal-hal berikut :


a. Beratnya masalah
b. Akibat yang akan ditimbulkan
c. Aspek politis
d. Sumber daya yang ada dimasyarakat

4. Sumber data meliputi:


a. Dokumen
b. Langsung dari masyarakat
c. Petugas lapangan
d. Tokoh masyarakat formal dan informal

5. Cara pengumpulan data meliputi:


a. Key informant approach (pendkataninformanpenting)
b. Community form approach, forum diskusi
c. Sample survey approach (pendekatan survey sederhana),
wawancaradanobservasi
 Menetapkan sasaran dan tujuan
Sasaran dalam bahasan ini dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Sasaran langsung (primer), sasaran yang nantinya akan melaksanakan
kebiasaan/prilaku baru dari kegiatan promosi kesehatan (bumil, bufas, ibu
yang mempunyai bayi atau balita)
b. Sasaran tidak langsung (sekunder), sasaran yang mempunyai pengaruh
terhadap sasaran primer, misalnya keluarga, kerabata, petugas kesehatan,
tokoh masyarakat, dan tokoh agama (sasaransekunder)
Tujuan berorientasi meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup
bersih dan sehat masyarakat.
 Menetapkan pesan pokok
Menetapkan pesan pokok dilakukan dengan cara:
a. Pesan dibuat sesederhana mngkin sehingga mudah dipahami oleh sasaran
b. Pesan yang disampaikan singkat dan jelas
c. Pesan yang disampaikan bersifat konstan atau tidak diubah-ubah
d. Pesan sebaiknya dibuat dengan menggunakan gambar dan bahasa setempat,
sehingga sasaran mudah memahaminya
 Menetapkan metode dan saluran komunikasi
Dalam menentukan metode harus mempertimbangkan asepek yang akan
dicapai:
a. Aspek pengetahuan, metode yang digunakan adalah poster, leaflet,spandukdan
lain-lain
b. Aspek sikap, metode yang digunakan meliputi foto, film,  slide, roleplay, dan
drama
c. Aspek  keterampilan, metode yang digunakan meliputi simulasi dan
demonstrasi

Pertemuan 3

Pendidikan dan Promosi Kesehatan

A. Promosi Kesehatan

“Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and
to improve their health” (The Ottawa Charter, 1986).

Promosi kesehatan merupakan proses yang dapat mendorong masyarakat untuk


meningkatkan kontrol diri dan memperbaiki kesehatannya.

 Kombinasi proses perubahan untuk mendukung kesehatan yang ditujukan pada:

a. Pendidikan

b. Organisasi

c. Ekonomi,

d. Lingkungan

 Proses advokasi kesehatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemungkinan

a. Personal (individu, keluarga & masyarakat)

b. Swasta (profesional dan bisnis)

c. Serta pemerintah (nasional, propinsi, lokal)

untuk mendukung praktek kesehatan positif menjadi norma sosial (Dwore &
Kreuter, 1980).

 Prioritas Promosi Kesehatan Abad 21


1. Mempromosikan tanggung jawab sosial kesehatan
Pengambil keputusan harus peduli terhadap tanggung jawab sosial. Sektor
publik dan swasta sebaiknya mempromosikan kesehatan dengan
melaksanakan kebijakan dan praktek yang:

• Mencegah lingkungan yang tidak aman dan memelihara sumber yang


digunakan kepentingan umum

• Membatasi produksi dan perdagangan barang-barang yang


membahayakan kesehatan seperti rokok, bahan pengawet, seperti juga
praktek pemasaran yang tidak sehat
• Melindungi masyarakat terhadap di tempat kerja

• Termasuk fokus pada pengukuran dampak kesehatan sebagai bagian


integral dari pengembangan kebijakan

2. Meningkatkan investasi untuk pengembangan kesehatan


3. Konsolidasi dan memperluas kerjasama untuk kesehatan health
4. Meningkatkan kapasitas masyarakat dan memberdayakan promosi kesehatan
individu dari, dengan dan untuk masyarakat
5. Menciptakan infrastruktur kesehatan yang aman – perlu mekanisme dana
secara lokal, nasional dan global

 Strategi Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI


a. Advocacy
b. Bina suasana
c. Pemberdayaan masyarakat

 Strategi Promosi Kesehatan Internasional


1. Pengajaran
2. Pelatihan
3. Konseling
4. Konsultasi
5. Komunikasi/Media – elektronik dan tulis, tradisional
6. Media dan advokasi
7. Pemberdayaan dan partisipasi masyarakat
8. Pengembangan kebijaksanaan dan advokasi
9. Perubahan organisasi
10. Pengembangan komunikasi dan perubahan social

 Area Promosi Kesehatan


a. Sekolah
b. Industri – tempat kerja
c. Rumah sakit
d. Masyarakat

B. Pendidikan Kesehatan

Praktek multidisiplin yang melibatkan diri mulai dari perancangan, pelaksanaan dan
evaluasi program pendidikan yang dapat menyebabkan individu, keluarga, kelompok,
organisasi dan komunikasi mempunyai peran aktif di dalam mencapai, melindungi
dan mempertahankan kesehatan (JCHET, 1990).

 Praktek multidisiplin :

– perancangan
– pelaksanaan

– evaluasi program pendidikan

Target:

- individu

- keluarga

- kelompok

- Organisasi

 Area Pendidikan Kesehatan


 Populasi target:
a. Ibu
b. Anak
c. Remaja
d. Orang tua
e. Lansia
f. Minoritas
g. Populasi khusus (miskin, cacat dsb.)
 Isi atau topik :
a. Diet/nutrisi
b. Aktivitas fisik dan kebugaran
c. KB
d. Perilaku seksual
e. AIDS dan PMS
f. kecelakaan dan kekerasan
g. Rokok, obat-obatan terlarang dan alkohol
h. Penyakit kronik
i. Kesehatan mental
j. Kesehatan mulut
k. Imunisasi dan penyakit infeksi
l. Bunuh diri
m. Menjelang kematian dan mati
 Proses :
a. Perencanaan program/pengembangan kurikulum
b. Pengajaran
c. Pelatihan komunikasi
d. Pengembangan media
e. Organisasi komunitas/pengembangan
f. Advokasi
g. Evaluasi
 Tahap Pencegahan
a. Primer :
 Promosi kesehatan
 Proteksi kesehatan secara khusus
b. Skunder :
 Deteksi dini
 Diagnosis awal
 Prompt treatment
c. Tersier :
 Treatment & rehabilitas
 Limitasi dari disabilitas

 Pendidikan Kesehatan dan Model Prevensi


a. Primary : Membujuk individu utk adopsi perilaku utk mengurangi resiko
penyakit
b. Secondary: Membujuk individu utk melakukan skrining secara benar,
membujuk individu utkk mematuhi treatment medis
c. Tertiary: Membujuk individu utk mematuhi treatment medis dan
beradaptasi ttg limitasi yang disebabkan oleh penyakitnya

Diskusi Kelompok 3

Skrining Masalah Kesehatan (Individu, Keluarga Dan Kelompok Khusus)


A. Pengertian Skrining Kesehatan
Skrining/penapisan merupakan proses pendeteksian kasus/kondisi kesehatan pada
populasi sehat pada kelompok tertentu sesuai dengan jenis penyakit yang akan
dideteksi dini dengan upaya meningkatkan kesadaran pencegahan dan diagnosis
dini bagi kelompok yang termasuk resiko tinggi. Dua hal yang dapat dilakukan
dalam diagnosis dini adalah :
a. Mengetahui penyakit sedini mungkin sewaktu timbuk gejala klinis
b. Mengetahui penyakit sebelum gejala klinis tampak
B. Tujuan dan Manfaat Skrining Kesehatan
Skrining kesehatan mempunyai tujuan diantaranya (Rajab,2009)
1. Menemukan orang yang terdeteksi menderita suatu penyakit sedini mungkin
sehinga dapat dengan segera memperoleh pengobatan
2. Mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat
3. Mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri sedini
mungkin
4. Mendidik dan memberikan gambaran kepada petugas kesehatan tentang sifat
penyakit dan untuk selalu waspada melakukan pengamatan terhadap gejala dini
5. Mendapatkan keterangan epidemiologis yang berguna bagi klinis dan peneliti
6.
C. Macam-macam Skrining
a. Mass scrining
Merupakan penyaringan yang dilakukan pada seluruh penduduk
b. Selectif scrining
Penyaringan yang dilakukan terhadap kelompok penduduk tertentu
c. Single disease scrining
Merupakan penyaringan yang hanya ditunjukan pada suatu jenis penyakit
misalnya penyaringan untuk mengetahui penyakit tbc
d. Multiphase scrining
Merupakan penyaringan untuk mengetahui kemungkinan adanya beberapa
penyakit pada individu, misalnya penyaringan kesehatan pada pegawai
sebelum bekerja

Pertemuan 4

Pembangunan Kesehatan : Indonesia Sehat

Diskusi Kelompok 4

Proses Belajar Mengajar Di Dalam Promosi Kesehatan

DEFINISI BELAJAR

BELAJAR

• Diperlukan untuk memperoleh ketrampilan yang dibutuhkan oleh manusia dalam


hidup bermasyarakat (konsep Amerika)

• Penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologi dan psikis yang
diperlukan dalam hubungan manusia dengan dunia luar dan hidup bermasyarakat

• Suatu usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup

• Menghafal, mengingat dan memproduks sesuatu yang dipelajari (konsep Eropa)

2. PROSES BELAJAR MENCAKUP HAL-HAL :

A. LATIHAN

 Penyempurnaan potensi tenaga-tenaga yang ada dengan mengulang-ulang aktivitas


tertentu.

 Sama dengan pembiasaan

 Taraf biologis à taraf psikologis

 Proses kesadaran à proses ketidak sadaran (otomatisasi)yang menghasilkan tindakan


yang tanpa disadari, cepat dan tepat
B. MENAMBAH / MEMPEROLEH TINGKAH LAKU BARU

 Memperoleh sesuatu yang baru

 Belum ada à ada, belum diketahui à diketahui, belum Dimengerti à mengerti

 Terjadi peralihan dari potensi keaktivitasan

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

Belajar adalah suatu pengalaman yang  terjadi di dalam diri si pelajar yang diaktifkan oleh
individu itu sendiri. Perubahan persepsi pengetahuan, sikap & perilaku adalah produk
manusia sendiri, bukan dipaksakan kepada individu.

Belajar adalah penemuan diri sendiri, berupa proses penggalian ide-ide berhubungan dengan
diri sendiri & masyarakat sehingga dapat menentukan kebutuhan & tujuan yang akan dicapai

Belajar adalah konsekwensi dari pengalaman, misalkan kita tidak dapat mengatakan bahwa
imunisasi penting, tapi harus memberi imunisasi sehingga orangtua mempunyai pengalaman

Belajar adalah proses kerjasama & kolabora- sikelompok yang akan memperkuat proses
belajar memperoleh pengalaman dari orang lain dan mengembangkan pemikiran dan daya
kreasi individu.Implikasi dalam pendidikan kesehatan: dengan pembentukan kelompok
& diskusi kelompok mempermudah proses belajar

KARAKTERISTIK KEGIATAN BELAJAR

Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang sedang
belajar, baik aktual maupun potensial

Perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan karena kemampuan yang berlaku untuk waktu
yang relatif lama

Perubahan-perubahan yang terjada karena usaha,bukan karena proses kematangan Hilgard

Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan

[09.42, 23/7/2020] FIK D3 Wahyu Aji: TEORI BELAJAR MENGHAFAL & MENTAL
DISIPLIN

A. TEORI MENGHAFAL

 Belajar adalah menghafal dan menghafal adalah usaha untuk mengumpulkan


pengetahuan melalui pembeoan kemudian digunakan apabila diperlukan.

 Tak sepenuhnya benar, karena manusia dapat berfikir & mempunyai tujuan yakni
terjadi hal-hal baru yang bermanfaat bagi dirinya

 Tak efektif karena akan hilang bila tak difungsikan dan tidak langsung digunakan
atau dimanfaatkan dalam hidup sehari-hari
B. TEORI MENTAL DISIPLIN

 Belajar adalah mendisiplinkan mental, melalui latihan terus- menerus secara


kontinyu, berencana &teratur. Daya pikir, daya ingat, daya mengamati harus di kembangkan
& di pertajam dengan latihan-latihan tertentu.

 Dua faktor penting dalam melatih daya pikir

 Faktor Asah Otak : harus selalu diasah dengan latihan daya pikir sehingga daya
yang telah dilatih dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam semua bidang
kehidupan.

 Faktor Transfer : sering dijumpai dalam belajar tentang suatu ketrampilan atau
pengetahuan yang lain. Untuk mempelajari sesuatu yg baru akan dipermudah dengan
pengetahuan yang sebelumnya sudah dimiliki Sehingga pengetahuan dan ketrampilan yang
diberikan kepada subjek belajar hendaknya dapat ditransfer dalam kehidupan sehari-hari.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR

Guilbert dll mengelompokan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dalam 4


kelompok besar, yaitu :

a. Faktor materi : menentukan proses & hasil belajar, misalnya belajar pengetahuan &
sikap/ketrampilan menentukan proses belajar

b. Faktor lingkungan fisik (suhu, kelembaban udara, tempat), lingkungan sosial


(manusia dengan segala interaksi & representasi)

c. Faktor instrumental: hardware (alat belajar, peraga), software(kurikulum, pengajar,


fasilitator, metode)

d. Faktor individual subjek belajar: kondisi fisiologis (kurang gizi, kond panca indra),
kondisi psikologis (intelegensi, pengamatan, daya ingat, motivasi dll)

Diskusi kel 5

RANCANGAN PEMBELAJARAN PROMOSI KESEHATAN

A. Pengertian Perencanaan Dalam Program Pendidikan Kesehatan

Perencanaan dalam program pendidikan kesehatan adalah memperkirakan atau mem


proyeksikan apa yang akan dilakukan dalam melaksanakan pendidikan.

Hakikatnya : mengatur dan menetapkan unsur pelaksanaan pengajaran/pendidikan yaitu :


Topik Pelajaran, Tujuan, Bahan/isi, metode dan alat serta evaluasi/penelitian.

Salah satu bentuk perencanaan pengajaran yang paling sederhana adalah pembuatan SATPEL
(Satuan Pelajaran) / SAP (Satuan Acara Pengajaran/ Penyuluhan)
SAP adalah program belajar mengajar dalam satuan kecil

Unsur yang terdapat di dalam perencanaan pengajaran/satpel secara garis besar harus
memenuhi unsur berikut :

-Tujuan intruksional

-Bahan materi pengajaran

-Topik

-Metode dan alat bantu mengajar

-Evaluasi/penelitian

Anda mungkin juga menyukai