Nim : 19613266
Absen : 26
Kelas : D3 Keperawatan C
RESUME
Pertemuan 1
Promosi Kesehatan
A. Pengertian Promkes
a. Proses atau upaya pemberdayaan masyarakat untuk dapat memelihara dan
mempertahankan kesehatannya (WHO).
b. Pomosi Kesehatan adalah Segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan
intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi yang dirancang
untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan (Lawrence Green, 1984).
c. Suatu proses untuk untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter, 1986 ).
d. Kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan
dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang
menguntungkan kesehatan (Green & Ottoson, 1998).
B. Tujuan Perilaku Kesehatan
Menurut WHO :
Tujuan Umum :
Mengubah perilaku individu/ masyarakat di bidang kesehatan
Tujuan Khusus :
1. Menjadikan kesehatan sebagai sesuai yang bernilai dari masyarakat
2. Mendorong individu agar mampu secara mandiri / berkelompok mengadakan
kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat
3. Menolong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana kesehatan yang
ada
Menurut L Green :
Tujuan Program
Pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode waktu tertentu yang
berhubungan dengan status kesehatan
Tujuan Pendidikan
Deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada
Tujuan Perilaku
Pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai (perilaku yang diinginkan)
Tujuan Promkes “Memberikan informasi bagi masyarakat terkait segala hal
yang bertujuan pada peningkatan kualitas kesehatan, baik kesehatan individu
maupun masyarakat”
C. Ruang Lingkup Promkes
Ruang lingkup utama sasaran promosi kesehatan adalah perilaku dan akar-akarnya
serta lingkungan, khususnya lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku.
Diskusi Kelompok 1
Teori Promosi Kesehatan (Teori berubah Kurt Lewin, Health belief models,
Tarstheoritical model, Lawrence W Green)
a. Health Belief Model adalah perubahan prilaku kesehatan dan model psikologis
dikembangkan oleh M. Rosenstock pada tahun 1966 untuk mempelajari dan
mempromosikan peningkatan pelayanan kesehatan. Teori Health Belief Model
didasarkan pada pemahaman bahwa seseorang akan mengambil tindakan yang
akan berhubungan dengan kesehatan. Teori ini dituangkan dalam lima segi
pemikiran dalam diri individu, yang mempengaruhi upaya yang ada dalam diri
individu untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya, yaitu perceived
susceptibility (kerentanan yang dirasakan/ diketahui), perceived severity (bahaya/
kesakitan yang dirasakan), perceived benefit of action (manfaat yang dirasakan
dari tindakan yang diambil), perceived barrier to action (hambatan yang dirasakan
akan tindakan yang diambil), cues to action (isyarat untuk melakukan tindakan).
Tiga faktor penting dalam Health Belief Model, yaitu :
1. Kesiapan individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu
penyakit atau memperkecil risiko kesehatan
2. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah
perilaku
3. Perilaku itu sendiri
b. Teori perubahan menurut Kurt Lewin adalah satu proses penyadaran tentang
pentingnya adanya suatu perubahan. Dari perubahan tersebut harus dilaksanakan
dengan tindakan nyata. Dalam teori Kurt Lewin maka dalam perubahan ada 3
tahap yang harus dilalui, yaitu :
Tahap 1 : Pencairan (unfreezing)
Tahap 2 : Perubahan (change) atau fase transisi
Tahap 3 : Pembekuan ( Freezing or refreezing)
c. Teori Lawrence Green
Setiap individu memiliki perilakunya se gambar diri yang berbeda dengan
individu lain, termasuk pada kembar identik sekalipun. Perilaku tidak selalu
mengikuti urutan tertentu sehingga terbentuknya perilaku positif tidak selalu
dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap positif. Green (1980) mengklasifikasikan
beberapa faktor penyebab sebuah tindakan atau perilaku :
Faktor pendorong (predisposing factor)
Faktor predisposing merupakan faktor yang menjadi dasar motivasi atau niat
seseorang melakukan sesuatu. Faktor pendorong meliputi pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai dan persepsi, tradisi, dan unsure lain yang terdapat
dalam diri individu maupun masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan (Heri,
2009).
Faktor pemungkin (enabling factor)
Faktor enabling merupakan faktor-faktor yang memungkinkan atau yang
memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor pemungkin meliputi sarana dan
prasarana atau fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan. Untuk berperilaku
sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung, misalnya
perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), perempuan yang ingin
mendapatkan informasi harus lebih aktif dalam mencari informasi melalui
pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, posyandu, dokter atau bidan
praktik, dan juga mencari informasi melalui media massa seperti media internet,
media cetak, media elektronik, dan media sosial.
Faktor pendorong atau pendorong (reinforcing factor)
Faktor reinforcing merupakan faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku seseorang yang dikarenakan adanya sikap suami, orang tua,
tokoh masyarakat atau petugas kesehatan.
d. Definisi Transtheoretical Model
Transtheoretical Model adalah perubahan perilaku atas kesiapan individu untuk
memiliki tindakan yang lebih sehat, memberikan strategi, atau proses perubahan
untuk memandu individu untuk berperilaku sehat melalui tahapan perubahan dan
pemeliharaan kesehatan. Model ini menjelaskan bagaimana individu
memodifikasi perilaku yang menjadi masalah dan memperoleh perilaku positif.
Transtheorical model adalah model yang fokus pada pembuatan keputusan oleh
individu. Asumsi dasar model ini adalah pada dasarnya individu tidak dapat
merubah perilaku dalam waktu yang singkat, terutama pada perilaku yang menjadi
kebiasaan sehari-hari. Terdapat lima tahapan menuju perubahan bagi individu:
Pre-contemplation, Contemplation, Preparation, Action, dan Maintanance. Model
ini dikembangkan dari pengalaman dalam pelaksanaan program yang
berhubungan dengan perilaku merokok dan pemakaian obat-obatan terlarang.
Program ini meneliti perubahan sebagai sesuatu proses dan mengakui bahwa tiap
orang memiliki tingkat kesediaan atau motivasi yang berbeda untuk berubah.
Transtheoretical model mengemukakan enam tahap (stage) terpisah. Melalui
tahap-tahap ini, seseorang dapat berubah ke arah perilaku sehat jangka panjang
yang positif. Enam tahap tersebut adalah:
Pertemuan 2
c. Fase-fase dalam PBM (mulai dari persiapan, pembuka, pelaksanaan dan penutup
Topik), serta
2) Salah tafsir
3) Terbatas pengetahuan
4) Tidak tertarik
5) Tidak familiar
Diskusi Kelompok 2
Pertemuan 3
A. Promosi Kesehatan
“Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and
to improve their health” (The Ottawa Charter, 1986).
a. Pendidikan
b. Organisasi
c. Ekonomi,
d. Lingkungan
untuk mendukung praktek kesehatan positif menjadi norma sosial (Dwore &
Kreuter, 1980).
B. Pendidikan Kesehatan
Praktek multidisiplin yang melibatkan diri mulai dari perancangan, pelaksanaan dan
evaluasi program pendidikan yang dapat menyebabkan individu, keluarga, kelompok,
organisasi dan komunikasi mempunyai peran aktif di dalam mencapai, melindungi
dan mempertahankan kesehatan (JCHET, 1990).
Praktek multidisiplin :
– perancangan
– pelaksanaan
Target:
- individu
- keluarga
- kelompok
- Organisasi
Diskusi Kelompok 3
Pertemuan 4
Diskusi Kelompok 4
DEFINISI BELAJAR
BELAJAR
• Penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologi dan psikis yang
diperlukan dalam hubungan manusia dengan dunia luar dan hidup bermasyarakat
• Suatu usaha untuk menguasai segala sesuatu yang berguna untuk hidup
A. LATIHAN
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Belajar adalah suatu pengalaman yang terjadi di dalam diri si pelajar yang diaktifkan oleh
individu itu sendiri. Perubahan persepsi pengetahuan, sikap & perilaku adalah produk
manusia sendiri, bukan dipaksakan kepada individu.
Belajar adalah penemuan diri sendiri, berupa proses penggalian ide-ide berhubungan dengan
diri sendiri & masyarakat sehingga dapat menentukan kebutuhan & tujuan yang akan dicapai
Belajar adalah konsekwensi dari pengalaman, misalkan kita tidak dapat mengatakan bahwa
imunisasi penting, tapi harus memberi imunisasi sehingga orangtua mempunyai pengalaman
Belajar adalah proses kerjasama & kolabora- sikelompok yang akan memperkuat proses
belajar memperoleh pengalaman dari orang lain dan mengembangkan pemikiran dan daya
kreasi individu.Implikasi dalam pendidikan kesehatan: dengan pembentukan kelompok
& diskusi kelompok mempermudah proses belajar
Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang sedang
belajar, baik aktual maupun potensial
Perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan karena kemampuan yang berlaku untuk waktu
yang relatif lama
Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan
[09.42, 23/7/2020] FIK D3 Wahyu Aji: TEORI BELAJAR MENGHAFAL & MENTAL
DISIPLIN
A. TEORI MENGHAFAL
Tak sepenuhnya benar, karena manusia dapat berfikir & mempunyai tujuan yakni
terjadi hal-hal baru yang bermanfaat bagi dirinya
Tak efektif karena akan hilang bila tak difungsikan dan tidak langsung digunakan
atau dimanfaatkan dalam hidup sehari-hari
B. TEORI MENTAL DISIPLIN
Faktor Asah Otak : harus selalu diasah dengan latihan daya pikir sehingga daya
yang telah dilatih dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam semua bidang
kehidupan.
Faktor Transfer : sering dijumpai dalam belajar tentang suatu ketrampilan atau
pengetahuan yang lain. Untuk mempelajari sesuatu yg baru akan dipermudah dengan
pengetahuan yang sebelumnya sudah dimiliki Sehingga pengetahuan dan ketrampilan yang
diberikan kepada subjek belajar hendaknya dapat ditransfer dalam kehidupan sehari-hari.
a. Faktor materi : menentukan proses & hasil belajar, misalnya belajar pengetahuan &
sikap/ketrampilan menentukan proses belajar
d. Faktor individual subjek belajar: kondisi fisiologis (kurang gizi, kond panca indra),
kondisi psikologis (intelegensi, pengamatan, daya ingat, motivasi dll)
Diskusi kel 5
Salah satu bentuk perencanaan pengajaran yang paling sederhana adalah pembuatan SATPEL
(Satuan Pelajaran) / SAP (Satuan Acara Pengajaran/ Penyuluhan)
SAP adalah program belajar mengajar dalam satuan kecil
Unsur yang terdapat di dalam perencanaan pengajaran/satpel secara garis besar harus
memenuhi unsur berikut :
-Tujuan intruksional
-Topik
-Evaluasi/penelitian