Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BAYI BBLR

DI RUANG NICU RSUD dr. SOEDONO MADIUN

Tugas ini di susun sebagai salah satu bentuk penugasan dalam Praktik Klinik Keperawatan 3
(Keperawatan Anak )

Dosen Pembimbing : Naylil Mawadda S.Kep.Ns.,M.Kep

Oleh :

ALFINA ISWANDARI

19613279

PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2022
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Alfina Iswandari

NIM : 19613279

Judul LP/Askep : BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)

Telah disetujui dalam rangka mengikuti Praktik Klinik Keperawatan Dasar 3 D3 Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo pada tanggal 24 Januari – 12 Maret 2022 di RSUD dr.
Soedono Madiun

Mengetahui

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

( ) ( )
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi
Berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500
gram tanpa memandang usia gestasi. Berat bayi lahir rendah (BBLR)yang ditimbnag
dalam 1 jam setelah lahir (Indonesia, 2009)
Berat bayi yang kurang pada bayi baru lahir dapat dinilai sebagai keadaan kurang
gizi, konsumsi pangan ibu pada saat hamil kurang baik sehingga memungkinkan bayi
yang dilahirkan mempunyai berta badan yang rendah bahkan bisa sangat rendah
(Suhardjo, 2010).
2. Etiologi
Berat bayi lahir rendah (BBLR) seorang bayi dapat dipengaruhi dari beberapa faktor,
baik dari ibu maupun dari bayi itu sendiri. Menurut (Veronica Magdalena Pinontoan,
2015) penyebab kejadian Berat bayi lahir rendah (BBLR) yaitu :
a. Faktor ibu :
1. Umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun Hubungan antara umur ibu
dengan kejadian BBLR dimana kehamilan dibawah umur 20 tahun
merupakan kehamilan beresiko tinggi karena sistim reproduksi belum
optimal, peredaran darah menuju serviks dan juga menuju uterus masih belum
sempurna sehingga hal ini dapat mengganggu proses penyaluran nutrisi dari
ibu ke janin hingga bersiko memliki bayi dengan BBLR (Pinontoan &
Tombokan, 2015)
2. Usia ibu kurang dari 20 tahun
Usia dapat mempengaruhi perkembangan janin usia subur didapatkan pada
usia 26-35 tahun
3. Jarak kehamilan dan bersalin telalu dekat
Jarak antara persalinan yang sebelumnyaterlalu dekat dapat mempengaruhi
bayi premature normalnya jarak persalinan sebelumnya dengan yang sekarang
2-4 tahun
4. Penyakit menahun ibu
Penyakit menahun ibu dapat mempengaruhi bayi premature seperti darah
tinggi/ hipertensi, ibu bekerja di ruang radiasi, minum alcohol, perokok.
b. Faktor janin
1. Kehamilan kembar
Kehamilan kembar (gemeli) dengan Berat bayi lahir rendah (BBLR)
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara paritas dengan
kejadian Berat bayi lahir rendah (BBLR), dimana ibu dengan kehamilan
kembar,Mempunyai resiko 3.4 kali lebih besar untuk terjadi Berat bayi lahir
rendah (BBLR) dibanding ibu yang tidak mempunyai kehamilan kembar
(Indrasari, 2012).
3. Kelainan kromosom
Kelainan kromosom yang tidak berakibat fatal atau mematikan, tetapi dapat
memunculkan beberapa penyakit atau kelainan medis pada anak.
4. Klasifikasi
a. Bayi dari kehamilan kurang bulan
Bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir sebelum umur kehamilan 37 minggu,
sebagian bayi kurang bulan belum siap hidup di luar kandungan, kesulitan untuk
mulai bernapas, menghisap, melawan infeksi dan menjaga tubuhnya agar tetap
hangat.
b. Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)
Adalah bayi yang tidak tumbuh dengan baik didalam kandungan. Tiga kelompok
bayi KMK :
1. KMK lebih bulan
2. KMK cukup bulan
Bayi KMK cukup bulan kebanyakan mampu bernapas dan menghisap dengan
baik.
3. KMK kurang bulan
Berat bayi lahir rendah dilihat dari berat badan
a. Berat bayi lahir rendah, berat lahir 1500-2500 gram
b. Berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir <1500 gram
c. Berat bayi lahir ekstrem rendah (BBLER) berat lahir <1000 gram
5. Manifestasi klinis
a. Pada bayi prematur kulit subkutan lebih tipis di bandingkan dengan bayi lahir
cukup umur kulit subkutan lebih tebal dan Nampak keriput
b. Tulang rawan telinga sangat lunak
c. Lanugo/ rambut tipis terlihat banyak terutama pada punggung
d. Jaringan payudara belum terlihat jelas
e. Perempuan : labia mayora belum menutupi labia minora
f. Laki-laki : skrotum belum banyak lipatan, testis belum turun.
g. Garis telapak kaki <1/3 bagian atau belum terbentuk
h. Kadang disertai pernapasan tidak teratur
i. Aktifitas dan tangisan lemah
j. Menghisap/menelan tidak efektif atau lemah (Triana Ani, 2015)
6. Patofisiologi
Bayi prematur akan beresiko memiliki berat badan yang kurang atau BBLR yang
diakibatkan dengan adanya beberapa faktor. Bayi BBLR memiliki jaringan kulit yang
tipis pada bayi BBLR dapat menyebabkan berat bayi lahir rendah (BBLR) yang
mengalami hipotermia. Berat bayi lahir rendah (BBLR)mengalami imaturitas organ-
organ tubuhnya seperti organ paru-paru sehingga BBLR mudah mengalami kesulitan
bernafas, fungsi kardiovaskuler yang menurun dan belum matur, fungsi ginjal yang
belum matur, fungsi hati dan pencernaan yang masih lemah. BBLR juga dapat
mengalami gangguan nutrisi karena reflek menelan dan mengisap bayi yang masih
lemah, kapasitas perutnya pun kecil sehingga cadangan nutrisi terbatas, Resiko lain
yang dapat terjadi pada BBLR adalah hipotermi karena permukaan tubuh BBLR
relatif luas terhadap massa tubuh sehingga dapat meningkatkan kehilangan panas.
(Riska Awalani,2019)
7. Komplikasi
a. Kompilkasi langsung yang dapat terjadi pada Berat bayi lahir rendah (BBLR)antara
lain :
1. Hipotermia
Hipotermi terjadi jika suhu tubuh dibawah 36,5̊ C (suhu normal pada neonatus
37-37,5̊ C ) pada pengukuran suhu melalui ketiak. Bayibaru lahir mudah sekali
terkena hipotermi (Hamidah & syafrudin, 2009).
2. Hipoglikemia
Hipoglikemia istilah medis dimana kadar gula dalam darah meningkat, organ otak
pada tubuh bayi dengan Berat bayi lahir rendah (BBLR) masih imatur dan
jaringan lemak yang sangat tipis dapat mengakibatkan bayi mengalami
kekurangan energii sehingga tidak dapat mengatur suplai kadar glukosa sehingga
mengakibatkan bayi mengalami hipoglikemi.
3. Gangguan cairan dan elektrolit
Dalam keadaan normal, cairan tubuh dalam keadaan seimbang. Bayi dengan
BBLR memiliki permukaan tubuh yang relatif luas, sehingga pengupan tubuh
dengan suhu luar sangat berlebihan, sehingga bayi beresiko mengaami dehidrasi.
b. Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi dengan berat lahir rendah
(BBLR) antara lain :
1. Gangguan perkembangan
2. Gangguan pertumbuhan
3. Gangguan pendengaran
4. Penyakit paru kronis
5. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
6. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan (Julina Br Sembiring, 2017).
8. Pathway
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
Proses keperawatan terdiri atas lima tahap yang berurutan dan saling berhubungan, yaitu
pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Nursalam, 2008).
Konsep Tersebut meliputi :
1. Identitas : Usia ibu saat hamil, usia kehamilan, kehamilan dengan penyakit penyerta
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama: PB < 45 cm, LD < 30 cm, LK < 33 cm. Kesadaran apatis, daya
isap lemah atau bayi tak mau minum, hipotonia letargi, dan mungkin terjadi
kelumpuhan otot ekstravaskuler
b. Riwayat penyakit sekarang Bayi dengan ukuran fisik: UK < 37 minggu, BB <
2500 gram, panjang badan <45 cm. Gambaran fisik: kepala lebih besar dari
badan, kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak subkutan tipis, daya
isap lemah atau bayi tak mau minum, tangis yang melengking.
c. Riwayat penyakit dahulu Bayi beresiko mengalami BBLR jika ibu mempunyai
riwayat penyakit seperti hipertensi, plasenta previa, kehamilan kembar,
malnutrisi, kebiasaan ibu mengonsumsi rokok, alcohol, ibu yang menderita
penyakit malaria, dll.
d. Riwayat kehamilan dan melahirkan Adanya riwayat kehamilan sebelumnya, dan
pada saat partus siapakah yang berperan dalam pertolongan partus tersebut.
Riawayat pemeriksaan ANC terpadu termasuk didalamnya.
e. Riwayat imunisasi Pemberian vaksin tetanus diberikan 2 kali pada ibu hamil,
yaitu: TT (tetanus) I diberika setelah bulan ke-3 dan TT II diberikan dengan
interval minimal 1 bulan, serta tidak boleh <1 bulan sebelum persalinan agar
kadar anti tetanus serum bayi mencapai kadar optimal. Bila ibu hamil belum
mendapatkan polio, berikan vaksin polio yang aman untuk ibu hamil.
f. Riwayat nutrisi Masalah pemberian ASI pada BBLR terjadi karena ukuran tubuh
bayi dengan BBLR kecil, kurang energy, lemah, lambungnya kecil dan tidak
dapat menghisap.Bayi dengan BBLR sering mendapatkan pemberian ASI dalam
jumlah yang lebih sedikit tetapi sering.Bayi BBLR dengan kehamilan ≥35
minggu dan berat lahir ≥2000 gram umumnya bisa langsung menetek
(Proverawati.dkk, 2010).
3. Pemeriksaan fisik

Kaji sesuai kebutuhan seperti pemeriksaan Kepala Sutura,Fontanela, Mulut,


Telinga, Dada,Ekstremitas,Tangan, Kaki, Abdomen, Bising usus, Tali pusat, Alat
kelamin, Anus, Kulit, Turgor, Tonus otot
4. Pemeriksaan reflek/ neurologis
1. Reflek Morrow
Reflek morrow adalah timbul oleh rangsangan mendadak/mengejutkan. Bayi
akan mengembakan tangannya ke samping dan melebarkan jari-jari kemudian
tangannya di tarik kembali dengan cepat. Reflek ini muncul sejak lahir. Reflek ini
akan mereda 1 atau 2 minggu dan hilang setelah 6 bulan.
2. Rooting Reflek (refek mencari) Kepala bayi akan berpaling memutar ke arah
asupan dan mencari putting susu dengan bibirnya. Reflek ini berlanjut sementara
bayi masih menyusu dan menghilang setelah 3-4 bulan.
5. Pemeriksaan penunjang
Menurut Pantiawati (2010), pemeriksaan penunjang untuk bayi dengan BBLR adalah
sebagai berikut:
a. Pemeriksaan skor ballard
b. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan.
c. Melakukan pengecekan darah ruutin, glukosa darah, jika perlu dan tersedia
fasilitas dapat diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.
Hemoglobin usia 1 – 3 hari (N: 14,5 – 22,5 g/dl)
Leukosit usia 0 – 1 hari (N: 9,4 – 34,0 x 1000sel/mm³(μl)) Bilirubin, total serum
Prematur 0 – 1 hari (< 8,0 mg/dl dan < 137 μmol/L)
Matur 0 – 1 hari (< 6,0 mg/dl dan < 103 μmol/L)
Prematur 1 – 2 hari (< 12,0 mg/dl dan < 205 μmol/L)
Matur 1 – 2 hari (< 8,0 mg/dl dan < 137 μmol/L)
Prematur 2 – 5 hari (<16,0 mg/dl dan < 274 μmol/L)
Matur 2 – 5 hari (< 12,0 mg/dl dan < 205 μmol/L)
6. Analisa data
Data-data klien yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data dikelompokkan
berdasarkan masalah kesehatan yang dialami klien dan diagnose keperawatan resiko
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit kurang sesuai dengan kriteria
permasalahanya. Setelah data dikelompokkan maka perawat dapat mengidentifikasi
masalah kesehatan klien dan dapat mulai menegakkan diagnosa keperawatan
(Nursalam, 2008)
7. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada bayi dengan berat badan lahir
rendah menurut SDKI yaitu
a. Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas neurologis
b. Menyusui tidak efektif b.d ketidakadekuatan suplai asi
c. Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh
d. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan
e. Hipotermia b.d berat badan eksterm
8. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam
beralih dari tingkat kesehatan saat ini ketingkat yang diinginkan dalah hasil yang
diharapkan.
Diagnosa keperawatan Luaran Intervensi
Menyusui tidak efektif b.d Status menyusui L.030397 Edukasi menyusui I.12393
ketidakadekuatan suplai asi Setelah di lakukan intervensi Tindakan
Penyebab : 1x24jam maka di harapkan Observasi
Fisiologis menyusui tidak efektif 1. Identifikasi kesiapan dan
1. Ketidakadekuatan suplai asi membaik dengan kriteria kemampuan menerima
2. Hambatan pada neonatus hasil informasi
3. Ketidakadekuatan reflek 1. Kemampuan ibu Terapeutik
menghisap bayi memposisikan bayi 1. Sediakan materi dan media
4. Payudara bengkak dengan benar meningkat Pendidikan kesehatan
Gejala dan tanda mayor : 2. Suplai asi adekuat 2. Berikan kesempatan untuk
Subjektif meningkat bertanya
1. Kelelahan maternal 3. Kepercayaan diri ibu 3. Dukung ibu meningkatkan
2. Kecemasan maternal meningkat kepercayaan diri menyusui
Objektif 4. Hisapan bayi meningkat Edukasi
1. Bayi tidak mampu melekat pada 5. Bayi reel menurun 1. Jelaskan manfaat menyusui
payudara ibu bagi ibu dan bayi
2. Asi tidak menetes/memancar 2. Ajarkan 4 posisi menyusui
3. Bak bayi kurang dari 8x dalam 24 3. Ajarkan perawatan
jam payudara antepartum
4. Nyeri atau lecet terus menerus dengan mengompres kapas
setelah minggu kedua yang diberikan minyak
Gejala dan tanda minor kelapa
Subjektif 4. Ajarkan perawatan
(tidak tersedia) payudara post partum
Objektif
1. Intake bayi tidak adekuat
2. Bayi menangis saat di susui

D.0131 Hipotermia Setelah dilakukan asuhan Manajemen Hipotermia


Suhu tubuh berada dibawah rentang keperawatan selama 3 x 24  Monitor suhu tubuh
normal tubuh jam, diharapkan  Identifikasi penyebab
Penyebab termoregulasi membaik hipotermia (misalnya,
dengan kriteria hasil: terpapar suhu
 Berat badan ekstrem  Termoregulasi lingkungan yang rendah
 Kekurangan lemak subkutan  Menggigil menurun dan pakaian yang tipis,
 Terpapar suhu lingkungan rendah  Kulit memerah menurun kerusakan hipotalamus,
 Malnutrisi  Kejang menurun penurunan laju
 Pemakaian pakaian tipis  metabolisme,
 Akrosianosis menurun
 Penurunan laju metabolisme kekurangan lemak
 Konsumsi oksigen subkutan)
 Tidak beraktivitas
menurun  Monitor tanda dan gejala
 Transfer panas (mis. konduksi,
konveksi, evaporasi, radiasi)  Vasokontriksi perifer akibat hipotermia
 Efek agen farmakologis menurun (hipotermia ringan:
 Kurang terpapar informasi  Kutis memorata takipnea, disartria,
tentang pencegahan hipotermia menurun menggigil, hipertensi,
 Pucat menurun diuresis; Hipotermia
 Gejala dan Tanda Mayor  Takikardia menurun sedang : aritmia,
Subjektif hipotensi, apatis,
 Takipnea
(tidak tersedia) koagulapati, reflex
menurun
Objektif menurun; hipotermia
 Bradikardi berat : oliguria, reflex
 Kulit terasa dingin menurun menghilang, edema paru,
 Menggigil  Dasar kuku asam basa abnormal)
 Suhu tubuh dibawah nilai normal sianosis menurun  Sediakan lingkungan
Gejala dan Tanda Minor  Hipoksia menurun yang hangat (misalnya,
Subjektif  Suhu tubuh atur suhu ruangan dan
(tidak tersedia) membaik inkubator)
 Kadar glukosa  Ganti pakaian atau
Objektif darah membaik
 Akrosianosis linen yang basah
 Pengisian kapiler  Lakukan penghangatan
 Bradikardi membaik pasif(misalnya, menutup
 Dasar kuku sianotik  Ventilasi membaik kepala, pakaian tebal)
 Hipoglikemia Tekanan darah membaik  Lakukan penghangatan
 Hipoksia
aktif eksternal (misalnya,
 Pengisian kapiler > 3 detik kompres hangat, botol
 Konsumsi oksigen meningkat hangat, selimut hangat,
 Ventilasi menurun perawatan metode
 Piloereksi kangguru)
 Takikardia  Lakukan penghangatn
 Vasokonstruksi perifer aktif internal (misalnya,
infus cairan hnagat,
Kutis memorata (pada neonatus) oksigen hangat, lavase
peritoneal dengan cairan
hangat)
 Anjurkan mekanisme
hangat

Risiko Infeksi Setelah dilakukan asuhan Manajemen Imunisasi/


Definisi keperawatan selama 3 x 24 Vaksin (I. 14508)
Berisiko mengalami peningkatan jam, diharapkan tingkat Observasi
terserang organisme patogenik infeksi menurun dengan  Identifikasi riwayat
kriteria hasil: kesehatan dan riwayat
Faktor Risiko  Demam menurun alergi
 Kemerahan menurun  Identifikasi
 Penyakit kontraindikasi
 Nyeri menurun
Kronis pemberian imunisasi
 Bengkak menurun
 Efek prosedur  Identifikasi status
 Periode menggigil
Infasif imunisasi setiap
menurun
 Malnutrisi kunjungan ke pelayanan
 Gangguan kognitif
 Peningkatan kesehatan
menurun
paparan organisme
patogen lingkungn Terapeutik
 Ketidakadekuatan  Berikan suntikan pada
pertahanan tubuh pada bayi dibagian paha
perifer : anterolateral
 Dokumentasikan
 Gangguan informasi vaksinasi
peristltik  Jadwalkan imunisasi
 Kerusakan pada interval waktu yang
integritas kulit tepat
 Perubahan
sekresi PH Edukasi
 Penurunan kerja  Jelaskan tujuan, manfaat,
siliaris resiko yang terjadi,
 Ketuban pecah jadwal dan efek samping
lama  Informasikan imunisasi
 Ketuban pecah yang diwajibkan
sebelum pemerintah
 Informasikan imunisasi
waktunya
 Ketidakadekuata yang
n pertahan tubuh melindungiterhadap
sekunder penyakit namun saat ini
 Penuruna Hemoglobin tidak diwajibkan
 Imunosupresi pemerintah
 Leukopenia  Informasikan vaksinasi
 Supresi Respon Inflamasi untuk kejadian khusus
 Faksinasi tdak adekuat  Informasikan penundaan
pemberian imunisasi
tidak berarti mengulang
jadwal imunisasi
kembali
 Informasikan penyedia
layanan pekan imunisasi
nasional yang
menyediakan vaksin
gratis

Defisit nutrisi Setelah dilakukan intervensi Manajemen nutrisi


Definisi : keperawatan selama 1x24 Mengindentifikasi dan
Asupan nutrisi tidak cukup untuk jam , maka status nutrisi mengelola asupan nutrisi
memenuhi kebutuhan metabolisme membaik dengan kriteria yang seimbang
Penyebab : hasil :
1. Ketidakmampuan menelan Tindakan
 Berat badan membaik
makanan  Porsi makanan yang Observasi
2. Ketidakmampuan mencerna dihabiskan meningkat
makanan  Indeks massa  Identifikasi status nutrisi
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi tubuh(IMT) membaik  Identifikasi alergi fan
nutrien  Frekuensi makan intoleransi makanan
4. Peningkatan kebutuhan membaik  Identifikasi makanan yang
metabolisme  Nafsu makan makan disukai
5. Peningkatan kebutuhan  Bising usus membaik  Identifikasi kebutuhan
metabolisme kalori dan jenis nutrien
 Tebal lipatan kulit trisep
6. Faktor ekonomi  Identifikasi perlunya
membaik
7. Faktor psikologis penggunaan selang
 Membran mukosa
nasogastrik
Tanda dan gejala mayor membaik
 Monitor asupan makanan
1. Cepat kenyang setelah makan
 Monitor berat badan
2. Kram/nyeri abdomen
3. Nafsu makan menurun  Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
Objektif
Terapeuetik
1. Bising usus hiperaktif
2. Otot pengunyah lemah  Lakukan oral hygiene
3. Otot menelan lemah sebelum makan,jika perlu
4. Membran mukosa pucat  Fasilitasi menentukan
5. Sariawan pedoman diet
 Sajikan makanan secara
6. Serum albumin turun menarik dan suhu yang
7. Rambut rontok berlebihan diare sesuai
 Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
 Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen
makanan jika perlu
 Hentikan pemberian
makanan selalu selang
nasogatrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi
 Anjurkan posisi duduk,
jika perlu
 Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
 Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu

Anda mungkin juga menyukai