Anda di halaman 1dari 22

MODEL PROMOSI DAN PENYULUHAN

KESEHATAN
A H M A D FA U Z A N
AY U N D A E R I K A
FAT H A N C A S A K D W I
N O V E LYA P I L I G E R A L D I N
RISKA PUTRI ADINDA
W I N D I V E L LYA M E L AT I
Definisi dan Tujuan Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah upaya melalui pembelajaran dari,
oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
mandiri menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan
yang bersumber daya masyarakat sesuai dengan kondisi sosial
budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan (Depkes RI, 2007). Promosi kesehatan
adalahproses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan
kontrol atas faktor faktor penentu kesehatan dan dengan
demikian meningkatkan kesehatan mereka.
Tujuan promosi kesehatan dibagi menjadi tiga tingkatan, menurut
(Ahmad, 2014), yaitu berdasarkan program, pendidikan dan
perilakunya. Tujuan program (jangka panjang) meliputi refleksi
dari fase sosial dan epidemiologi berupa pernyataan mengenai
hal-hal yang akan dicapai dalam periode tertentu yang
berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan pendidikan (jangka
menengah) merupakan pembelajaran yang harus dicapai agar
perilaku yang diinginkan dalam mengatasi masalah kesehatan
dapat tercapai(Green dalam Ahmad, 2014). Sementara, tujuan
perilaku (jangka pendek) merupakan gambaran perilaku yang
akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan yang
berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan tindakan.
Visi dan Misi Promosi Kesehatan
Visi promosi kesehatan membahas mengenai pembangunan
kesehatan Indonesia yang diatur dalam UU Kesehatan No. 23
Tahun 1992.Isi dari visi tersebut yaitu meningkatnya kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan, baik fisik, mental dan sosial sehingga masyarakat dapat
produktif secara ekonomi maupun sosial (Notoatmodjo, 2012).Visi
lainnya yaitu menerapkan pendidikan kesehatan pada program-
program kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi
lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun
program kesehatan lainnya.
Sedangkan misi promosi kesehatan ialah terkait upaya
pencapaian suatu visi, di antaranya yaitu advokasi,
mediasi dan kemampuan atau keterampilan.Advokasi
merupakan kegiatan terencana yang ditujukan kepada
para penentu kebijakan untuk mempengaruhi para
pembuat keputusan bahwa program kesehatan yang
ditawarkan perlu mendapat dukungan melalui suatu
keputusan (Notoatmodjo, 2012).
Sasaran Promosi Kesehatan
1.Sasaran primer upaya promosi kesehatan adalah pasien, individu sehat dan
keluarga atau rumah tangga yang diharapkan dapat mengubah perilaku,
misalnya mengubah perilaku hidup tidak bersih dan tidak sehat menjadi
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
2.Sasaran sekunder upaya promosi kesehatan yaitu para pemuka masyarakat
baik pemuka informal seperti pemuka adat dan pemuka agama, maupun
pemuka formal seperti petugas kesehatan dan pejabat pemerintahan, serta
organisasi kemasyarakatan dan media massa yang diharapkan dapat turut
serta dalam upaya peningkatan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga.
3.Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik berupa peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan, bidang lainnya yang berkaitan dan
pihak yang memfasilitasi sumber daya.
Ruang lingkup dan konsep dasar promosi kesehatan
Ruang lingkup promosi kesehatan secara sederhana menurut
(Notoatmodjo, 2010) mencakup pendidikan kesehatan yang
menekankan pada perubahan perilaku, pemasaran sosial yang
menekankan pada pengenalan produk melalui kampanye,
penyuluhan yang menekankan pada penyebaran informasi,
upaya promotif yang menekankan pada upaya pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan, upaya advokasi untuk mempengaruhi
pihak lain dalam mengembangkan kebijakan, pengorganisasian,
pengembangan, pergerakan dan pemberdayaan masyarakat.
Tingkat Program Promosi Kesehatan
Program promosi kesehatan memiliki tiga tingkat, yaitu (Barker,
2007):
1.kesehatan primer cenderung berfokus pada orang-orang yang
sehat dan berfokus pada sekitar layanan
2.Promosi kesehatan sekunder berfokus pada orang-orang yang
sudah sakit dan perawat dalam situasi ini akan berusaha untuk
membantu orang kembali ke keadaan sehat (Barker, 2007).
3.Promosi kesehatan pencegahan tersier berfokus pada situasi di
mana seorang pasien atau klien memiliki masalah kesehatan
yang sedang berlangsung atau cacat.
Model Promosi Kesehatan
Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal (fisik dan
psikis) maupun faktor eksternal (sosial, budaya, lingkungan fisik, politik, ekonomi
seta pendidikan). Hal tersebut dapat menjadi latar belakang dikembangkannya
model-model kesehatan. Model-model promosi kesehatan tersebut di antaranya
adalah sebagai berikut :
1.Health Belief Model (HBM), merupakan model kognitif, yang digunakan untuk
meramalkan perilaku peningkatan kesehatan yang digunakan untuk menjelaskan
kegagalan partisipasi masyarakat secara luas dalam program pencegahan atau
deteksi penyakit. Menurut HBM, kemungkinan seseorang melakukan tindakan
pencegahan dipengaruhi oleh keyakinan dan penilaian kesehatan (Maulana, 2009)
yang di pengaruhi oleh :
a.Ancaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injury or illness).
Hal ini berkaitan dengan sejauh mana seseorang berpikir bahwa penyakit atau
kesakitan betul-betul merupakan ancaman bagi dirinya. Oleh karena itu, jika
ancaman yang dirasakan meningkat, perilaku pencegahan juga akan meningkat.
b.Keuntungan dan kerugian (benefits and costs). Pertimbangkan antara keuntungan
dan kerugian perilaku untuk memutuskan melakukan tindakan pencegahan atau
tidak.
c.Petunjuk berperilaku. Petunjuk berperilaku disebut sebagai keyakinan terhadap
posisi yang menonjol.
HBM memiliki fungsi sebagai model pencegahan atau preventif (Stanley &
Maddux; 1986 dalam Community Health Nursing, 2010). 6 komponen dari
HBM ini, yaitu :
1.Perceived Susceptibility (kerentanan yang dirasakan). Contohnya seseorang
percaya kalau semua orang berpotensi terkena kanker.
2.Perceived Severity (bahaya/kesakitan yang dirasakan). Contohnya individu
percaya kalau merokok dapat menyebabkan kanker.
3.Perceived Benefits (manfaat yang dirasakan dari tindakan yang
diambil).Contohnya melakukan perilaku sehat seperti medical check up rutin
selain itu kalau tidak merokok, dia tidak akan terkena kanker.
4.Perceived Barriers (hambatan yang dirasakan akan tindakan yang
diambil).Contohnya kalau tidak merokok tidak enak, mulut terasa asam.
5.Cues to Action (isyarat untuk melakukan tindakan).Saran dokter atau
rekomendasi menjadi cues to action untuk bertindak dalam konteks berhenti
merokok.
6.Self Efficacy. Merasa percaya diri dengan perilaku sehat yang dilakukan
2.Theory of Reasoned Action (TRA), digunakan dalam berbagai
perilaku manusia, khususnya berkaitan dengan masalah
sosiopsikologis, kemudian berkembang dan banyak digunakan
untuk menentukan faktor-faktor yang berkaitan dengan perilaku
kesehatan. (Maulana, 2009) Teori ini menghubungkan antara
keyakinan (beliefs),sikap (attitude), kehendak (intention), dan
perilaku.
•Keuntungan TRA. Teori TRA pegangan untuk menganalisis
komponen perilaku dalam item yang operasional. Fokus sasaran
prediksi dan pengertian perilaku yang dapat diamati secara
langsung dan berada dalam kendali seseorang, artinya perilaku
sasaran harus diseleksi dan diidentifikasi secara jelas.
•Kelemahan TRA. Kelemahan TRA adalah tidak
mempertimbangkan pengalaman sebelumnya dengan perilaku dan
mengabaikan akibat-akibat jelas dari variable eksternal terhadap
pemenuhan intensi perilaku.
3.Transteoritikal Model (TTM), adalah kerelaan individu untuk
berubah, yaitu merubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat,
dan yang sehat menjadi lebih sehat lagi. Terbagi menjadi 5 tahap
yaitu :
1)Pre-contemplation. Individu tidak mengetahui adanya masalah
dan tidak memikirkan adanya perubahan.
2)Contemplation.Individu berfikir tentang perubahan di masa yang
akan datang dengan cara memberi dukungan dan motivasi.
3)Decission/ determination. Membuat rencana perubahan namun
butuh bantuan dalam mengembangkan dan mengatur tujuan dan
rencana tindakan.
4)Action. Implementasi dari rencana dan tindakan spesifik dapat
dibantu dengan diberikannya umpan balik dan dukungan sosial.
5)Maintenance. Individu dapat menunjukan tindakan yang ideal
dan mampu mengulangi tindakan yang direkomendasikan secara
berkala.
4. PRECEDE dan PROCEED Model. Model ini dikembangkan
untuk diagnosis mengenai pendidikan mulai dari kebutuhan
pendidikan sampaipengembangan program. PRECEDE
merupakan kependekandari Predisposing, Reinforcing, and
Enable Causes in Educational Diagnosis and Evaluation.
Terdapat tujuh tahap dalam merumuskan diagnosis dalam
model ini, yaitu: diagnosis sosial, diagnosis epidemologi,
diagnosis perilaku dan lingkungan, diagnosis pendidikan.
Perawat dapat mengembangkan pernyataan diagnosa yang
menggambarkan pendidikan apa yang dibutuhkan oleh klien
(Ivanov & Blue, 2008).
Metode dalam promosi kesehatan
Pelaksanaan promosi kesehatan agar dapat menarik perhatian masyarakat
untuk mengikutinya, perlu memperhatikan metode yang digunakan dalam
promosi kesehatan. Metode promosi kesehatan merupakan cara atau
pendekatan tertentu yang digunakan dengan tujuan tercapainya tujuan dari
proses promosi kesehatan (Effendi & Makhfudli, 2009).

Secara garis besar metode dalam proses promosi kesehatan terdapat dua jenis
metode, yaitu metode didaktif dan metode sokratik (Maulana, 2009).
a.Metode didaktif, didasarkan atau dilakukan secara satu arah atau one way
method, misalnya ceramah, film, leaflet, buklet, poster, dan siaran radio).
b.Metode sokratik, dilakukan secara dua arah atau two way method. Metode
ini kemungkinan antara pendidik dan peserta didik bersikap aktif dan kreatif,
misalnya diskusi kelompok, debat, panel, forum, buzzfgroup, seminar,
bermain peran, sosiodrama, curah pendapat, demonstrasi, studi kasus,
lokakarya, dan penugasan perorangan).
3.1Definisi Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu
dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang
yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat .

3.2Tujuan Penyuluhan Kesehatan


Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang
melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi
perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan
kesadaran akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi
perilaku hidup sehat (Munajaya, 2004).
3.3Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyuluhan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan
kesehatan :
1)Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang
diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya,
semakin mudah seseorang menerima informasi didapatnya.
2)Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam manerima
informasi baru.
3)Adat Istiadat
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang tidak
dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap
sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4)Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang
sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampai
informasi.
5)Ketersediaan Waktu di Masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk
menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.
Metode dalam penyuluhan kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Metode yang
dikemukakan antara lain :
1.Metode penyuluhan perorangan (individual)
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau
seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar
digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau
alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.
Bentuk dari pendekatan ini antara lain :
a.Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang
dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan
dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku
tersebut.
b.Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara
antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau
belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk
mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu mempunyai dasar
pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.
2.Metode Penyuluhan Kelompok
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya kelompok
sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar,
metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil.

Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran penyuluhan.
Metode ini mencakup:
a.Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang
baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
1)Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah adalah :
a)Persiapan
b)Pelaksanaan
3.Metode Penyuluhan Massa
Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat yang
sifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam arti tidak
membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi, tingkat
pendidikan dan sebagainya, maka pesan kesehatan yang akan disampaikan harus
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.
3.5 Sasaran Promosi dan Penyuluhan Kesehatan
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah sakit, klinik,
puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan. Penyuluhan kesehatan
pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi, seperti keluarga yang menderita
penyakit menular, keluarga dengan sosial ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi
yang buruk, keluarga dengan sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya.
3.6 Media Dalam Promosi dan Penyuluhan Kesehatan
Dalam melakukan promosi kesehatan perlu diperhatikan media yang digunakan
agar dapat menarik perhatian sasaran dalam mengikuti promosi kesehatan.Menurut
(Kholid, A., 2012) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi
atau materi pembelajaran seperti buku, film, video dan sebagainya.Media merupakan
alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau
pengajaran (Maulana, H. D., 2007).
Media yang berupa alat peraga berfungsi untuk(Maulana, H. D., 2007):
a.menimbulkan minat sasaran
b.mencapai sasaran yang lebih banyak
c.membantu mengatasi hambatan dalam pemahaman
d.merangsang sasaran untuk meneruskan pesan pada orang lain
e.memudahkan penyampaian informasi
f.memudahkan penerimaan informasi oleh sasaran
g.mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi oleh orang banyak.
h.mendorong keinginan untuk mengetahui, mendalami, dan mendapat pengertian
yang lebih baik.
i.membantu menegakkan pengetahuan yang diterima agar bisa lebih lama tersimpan
dalam ingatan.
3.7 Alat Bantu dan Media Penyuluhan
1.Alat Bantu Penyuluhan (Peraga)
Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan oleh
penyuluh dalam menyampaikan informasi. Alat bantu ini
sering disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu
dan meragakan sesuatu dalam proses penyuluhan
(Notoatmodjo, 2007).
2.Media Penyuluhan
Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk
menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator sehingga sasaran dapat meningkat
pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah
perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai