Anda di halaman 1dari 9

Tujuan promosi kesehatan

Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal,
yaitu :
1) Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat
2) Peningkatan perilaku masyarakat
3) Peningkatan status kesehatan masyarakat
Menurut Lawrence Green (1990) dalam Notoatmodjo (2007) tujuan promosi
kesehatan terdiri dari 3 tingkatan, yaitu :
1) Tujuan Program
Merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalam periode waktu
tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan.
2) Tujuan Pendidikan
Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai untuk mengatasi masalah
kesehatan yang ada.
3) Tujuan Perilaku
Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus tercapai (perilaku yang
diinginkan). Oleh sebab itu tujuan perilaku berhubungan dengan pengetahuan
dan sikap.
Tujuan umum pendidikan kesehatan adalah membuat perubahan perilaku pada tingkat
individu hingga masyarakat pada aspek kesehatan (WHO dalam Notoatmodjo, 2003).
Adapun tujuan lainnya, yaitu
Mengubah pola pikir masyarakat bahwa kesehatan merupakan sesuatu yang bernilai bagi
keberlangsungan hidup.
Memampukan masyarakat, kelompok atau individu agar dapat secara mandiri
mengaplikasikan perilaku hidup sehat melalui berbagai kegiatan.
Mendukung pembangunan dan pemanfaatan sarana prasarana pelayanan kesehatan secara
tepat.
 Secara operasional, tujuan dari adanya pendidikan kesehatan adalah (Wong dalam Suliha
dkk., 2001)
Menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk menjaga kesehatan diri sendiri, serta
lingkungan sekitar
Melakukan tindakan preventif maupun rehabilitatif agar tercegah dari peningkatan
keparahan suatu penyakit melalui berbagai kegiatan positif
Memunculkan pemahaman yang lebih tepat terkait keberadaan dan perubahan yang
terjadi pada suatu sistem, serta cara yang efisien dan efektif dalam penggunaannya
Memampukan diri agar secara mandiri dapat mempelajari dan mempraktikkan hal yang
mampu dilakukan sendiri sehingga tidak selalu meminta bantuan pada sistem pelayanan
formal.
 
Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan
Prinsip promosi kesehatan menurut WHO pada Ottawa Charter for health
promotion(1986) mengemukakan ada tujuh prinsip pada promosi kesehatan,
antara lain :
1.Empowerment ( pemberdayaan) yaitu cara kerja untuk memungkinkan
seseoranguntuk mendapatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan tindakkan
yangmempengaruhi kesehatan mereka.
2.Partisipative ( partisipasi) yaitu dimana seseorang mengambil bagian aktif
dalam pengambilan keputusan.
3.Holistic ( menyeluruh ) yaitu memperhitungkan hal-hal yang
mempengaruhikesehatan dan interaksi dari dimensi-dimensi tersebut.
4.Equitable ( kesetaraan) yaitu memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil yang
didapat oleh klien.
5.Intersectoral ( antar sektor ) yaitu bekerja dalam kemitraan dengan instasi
terkaitlainnya atau organisasi.
6.Sustainable ( berkelanjutan) yaitu memastikan bahwa hasil dari kegiatan
promosikesehatan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
7.Multi Strategy yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah
sepertiprogramkebijakkan.
Prinsip Pendidikan Kesehatan
Prinsip pendidikan kesehatan harus mampu dipahami oleh setiap
petugas kesehatan dan sasaran (masyarakat). Adapu prinsip pendidikan
kesehatan yaitu:
1. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas,
tetapi merupakan kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan
saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan
sasaran pendidikan.
2. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh
seseorang kepada orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan
itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.
3. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan
sasaran agar individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat
mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri.
4. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan
(individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap
dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Metode Pendidikan Kesehatan
Metode pendidikan kesehatan pada dasarnya merupakan pendekatan yang digunakan
dalam proses pendidikan untuk penyampaian pesan kepada sasaran pendidikan kesehatan
yaitu : individu, kelompok atau keluarga, dan masyarakat.
Dalam buku (Mubarak & Chayatin, 2009) macam-macam metode pembelajaran dalam
pendidikan kesehatan berupa :
1) Metode pendidikan individual Metode pendidikan individual pada pendidikan
kesehatan digunakan untuk membina perilaku baru serta membina perilaku individu yang
mulai tertarik pada perubahan perilaku sebagai proses inovasi. Metode pendidikan
individual yang biasa digunakan adalah bimbingan dan penyuluhan, konsultasi pribadi,
serta wawancara.
2) Metode pendidikan kelompok Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus
mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran.
Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok yang kecil.
Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.
3) Metode pendidikan massa Metode pendidikan masa digunakan pada sasaran yang
bersifat massal yang bersifat umum dan tidak membedakan sasaran dari umur, jenis
kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan. Pendidikan kesehatan
dengan menggunakan metode pendidikan massa tidak dapat diharapkan sampai pada
terjadinya perubahan perilaku, namun mungkin hanya mungkin sampai tahap sadar
(awareness). Beberapa bentuk metode pendidikan massa adalah ceramah umum, pidato,
simulasi, artikel di majalah, film cerita dan papan reklame.
METODE PROMOSI KESEHATAN
Jenis Metode Promosi Kesehatan
Secara garis besar, metode dibagi menjadi dua, yaitu metode didaktif dan metodesokratik.a.

Metode DidaktifMetode ini didasarkan atau dilakukan secara satu arah. Tingkat keberhasilan metodedidaktif sulit
dievaluasi karena peserta didik bersifat pasif dan hanya pendidik yangaktif. Misalnya: ceramah, film, leaflet, booklet,
poster dan siaran radio. b.

Metode SokratifMetode ini dilakukan secara dua arah. Dengan metode ini, kemungkinan antara pendidik dan peserta
didik bersikap aktif dan kreatif. Misalnya: diskusi kelompok,debat, panel, forum, seminar, bermain peran, curah
pendapat, demonstrasi, studikasus, lokakarya dan penugasan perorangan.
 
Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik Komunikasi, Sasaran yangdicapai dan
Indera penerima dari sasaran promosi.
 
Berdasarkan Teknik Komunikasia.
 Metode penyuluhan langsung.Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka dengansasaran.
Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD),pertemuan di balai desa, pertemuan di
Posyandu, dll.b.
 
Metode yang tidak langsung.
Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapansecara tatap muka dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan
pesannya denganperantara (media). Umpamanya publikasi dalam bentuk media cetak, melaluipertunjukan film,
 
Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapaia.
Pendekatan PERORANGANDalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak
langsungdengan sasaran secara perorangan, antara lain : kunjungan rumah, hubungantelepon, dan lain-lainb.
Strategi Promosi Kesehatan menurut WHO Berdasarkan rumusan WHO (1994)
strategi promosi kesehatan secara global ini terdirida ri 3 hal, yaitu :
1Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain tersebut
membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan.
2. Dukungan Sosial (Social support) Strategi dukunngan sosial ini adalah suatu
kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma),
baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah
agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai
pelaksana program kesehatan dengan masyarakat (penerima program) kesehatan.
3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan pada masyarakat
langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi
promosi kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan
berbagai kegiatan, antaralain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan
untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (income generating skill
. Strategi Promosi Kesehatan menurut Piagam Ottawa Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di
Ottawa ± Canada pada tahun 1986 menghasilkan piagam Otawa (Ottawa Charter). Di dalam piagam
Ottawa tersebut dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir, yaitu:
1. Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Health Public Policy)
Adalah suatu strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada para penentu atau pembuat
kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan- kebijakan publik yang mendukung atau
menguntungkan kesehatan. Dengan perkataan lain,
2. Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)
Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum,termasuk pemerintah kota, agar mereka
menyediakan sarana-prasarana atau fasilitas yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi
masyarakat, atau sekurang-kurangnya pengunjung tempat-tempat umum tersebut.
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service)
Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya bahwa dalam pelayanan kesehatan itu ada 3
provider´ dan 3 consumer´. Penyelenggara (penyedia) pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan
swasta, dan masyarakat adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan.
4. Keterampilan Individu (Personnel Skill)
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang terdiri dari individu, keluarga, dan kelompok-
kelompok. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat akan terwujud apabila kesehatan indivu-individu,
keluarga-keluarga dan kelompok- kelompok tersebut t erwujud
5. Gerakan masyarakat (Community Action)
Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya seperti tersebut dalam visi promosi kesehatan ini, maka di dalam masyarakat itu sendiri
harus ada gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan.
Strategi pendidikan kesehatan diklasifikasikan menjadi: 
1. Expository 
Makna ekspository berarti memberikan informasi yang berupa teori, hukum atau dalil yang disertai bukti-bukti
yang mendukung. Pada konteks ini klien hanya menerima saha informasi yang diberikan pleh pendidik. Bahan
pendidikan kesehatan telah diolah sedemikian rupa sehingga siap untuk disampaikan kepada klien. 
 
Contoh metode ekspository adalah ceramah. Pendidik hanya akan menyampaikan pesan berturut-turut sampai
pada pemecahan masalah. Metode ini merupakan metode klasiik yang sebaiknya mulai ditinggalkan. Apabila
pendidik ingin banyak melibatkan klien secara aktif, maka harus menjadi pendidik yang kreatif, sehingga
walaupun yang dipilih metode ekspository, pelaksanaan pendidikan kesehatan tetap optimal dan menyenangkan
bagi klien. 
2. Discovery 
Discovery (penemuan) sering pada saat penggunaannya tertukar dengan inquiry (penyelidikan). Penemuan
adalah proses mental dimana klien mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Proses mental misalnya:
mengamati, menganalisa, memvalidasi data, mengelompokkan data, menetapkan diagnose dan sebagainya.
Misalnya tentang konsep sehat. Setiap masyarakat diharapkan memaknai konsep sehat dan berdaya dalam
memenuhi hak akan kesehatannya. Melalui pengamatan diharapkan klien mengidentifikasi konsep sehat dan
menerapkannya didalam kehidupan sehari-hari. 
3. Inquiry 
Inquiry memiliki makna yang lebih luas dari discovery. Artinya, penyelidikan mengandung proses mental yang
lebih tinggi tingkatannya. Pada saat seorang penyuluh akan melaksanakan pendidikan kesehatan, sebaiknya
tujuan pendidikan kesehatan sudah dirumuskan seara jelas. Sehingga klien dapat melaksanakan pendidikan
kesehatan secara optimal. Setelah itu baru menentukan strategi manakah yang paling efektif dan efisien untuk
membantu setiap klien dalam pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. 
 
  

Anda mungkin juga menyukai