Anda di halaman 1dari 11

TUGAS II

PROMOSI KESEHATAN

DISUSUN OLEH :
JEIN CHRISTANTI SIRRI
( 105019008 )

YAYASAN PENDIDIKAN CENDRWASIH


AKADEMI KEBIDANAN PALU
2021/2022
1. MENERAPKAN PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

A. STRATEGI GLOBAL
Strategi global promosi kesehatan diperkenalkan oleh World Health
Organization (WHO) pada tahun 1984, dimana ada tiga strategi pokok
untukmewujudkan visi dan misi promosi kesehatan yaitu Advokasi. Dukungan
Sosial (Sosial Support) , dan Gerakan Masyarakat (Empowerment).
1) Dukungan Sosial
Strategi dukungan sosial adalah suatu kegiatan untuk mencari
dukungansosial melalui tokoh masyarakat (toma), baik formal maupun
informal. Kegiatanmencari dukungan sosial melalui toma pada dasarnya
adalah menyosialisasikanprogram-program kesehatan agar masyarakat
mau menerima dan berpartisipasiterhadap program kesehatan. Oleh sebab
itu, strategi ini dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana atau membina
suasana yang kondusif terhadap kesehatan yaituupaya untuk membuat
suasana atau iklim yang kondusif terhadap kesehatan menunjang
pembangunan kesehatan sehingga masyarakat terdorong untukmelakukan
perilaku hidup besih dan sehat. Beberapa bentuk kegiatan tersebut adalah
pelatihan-pelatihan para toma, seminar, lokakarya, sebagainya. Sasaran
pada dukungan sosial adalah sasaran sekunder
2) Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat artinya adalah mengembangkan
kemampuanmasyarakat agar dapat berdiri sendiri, serta memiliki
ketrampilan untul mengatasimasalah-masalah kesehatan mereka sendiri.
Pemberdayaan masyarakat ditujukankepada masyarakat langsung. Tujuan
utamanya adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.Bentuk kegiatannya antara
lain penyuluhan kesehatan, pengembangan masyarakat dan sebagainya.
Sasaran gerakan masyarakat adalah sasaran primer.
3) Advokasi
Melakukan pendekatan atau lobi (Lobbying) dengan para pembuat
keputusan agar mereka menerima commited dan akhirnya mereka
bersedia mengeluarkan kebijakan atau keputusan-keputusan untuk
membantu dan mendukung program yang akan dilaksanan. Kegiatan ini
disebut Advokasi. Bentuk kegiatan advokasi antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Lobi Politik
Lobi adalah berbincang-bincang secara informal dengan para
pejabatuntuk menginformasikan dan membahas masalah dan program
kesehatan yangakan dilaksanakan.
2. Seminar dan atau presentasi
Penyajian masalah kesehatan disajikan secara lengkap dengan data
dan ilustrasi yang menarik, serta rencana program dan
pemecahanya,kemudian masalah tersebut dibahas bersama – sama
dan pada akhirnya akan diperoleh komitmen dan dukungan terhadap
program yang akan dilaksanan.
3. Media
Advokasi media adalah melakukan kegiatan advocasi dengan
media,khususnya media massa (media cetak dan media elektronik).
4. Perkumpulan
Asosiasi atau perkumpulan orang – orang yang mempunyai minat atau
keterkaitan terhadap masalah tertentu, termasuk juga perkumpulan
profesi.
Ada beberapa hal yang dapat memperkuat argumentasi pada saat
melakukan advokasi,yaitu sebagai berikut:
a. Meyakinkan
b. Layak
c. Relevan
d. Penting
e. Program Tinggi
B. STRATEGI BERDASARKAN OTAWA CHARTER
Konferensi internasional promosi kesehatan di ottawa, Canada, pada
tahun1986 menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter). Pada Piagam
Ottawadirumuskan strategi pendekatan promosi kesehatan yang terdiri atas
lima butir yaitu sebagai berikut :
1. Health Public Policy
Strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada para penentu atau
pembuat kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik
yang mendukung atau menguntungkan kesehatan.
2. Suportive Empowerment
Strategi ini ditujukan bagi siapapun para pengelola tempat umum, baik itu
pemerintah maupun swasta,agar mereka menyediakan sarana,
prasarana,atau fasilitas yang mendukung fasilitas yang mendukung
terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat,atau pengunjung tempat umum.
3. Health Service
Masyarakat memahami bahwa dalam pelayanan kesehatan ada istilah
provider atau penyelenggara kesehatan yaitu pemerintah dan swasta
termasuk juga petugas kesehatan dan consumer atau pemakai/pengguna
pelayanan yaitu masyarakat. Realisasi dari reorientasi pelayanan
kesehatan adalah penyelenggara pelayanan kesehatan harus melibatkan
masyarakat bahkan memberdayakan masyarakat agarbersama-sama
meningkatkan derajat kesehatan. Contoh : semakin banyaknya upaya-
upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat (UKBM), seperti
posyandu, Saka bhakti Husada, dll.
4. Personal Skill
Individu merupakan bagian dari masyarakat, apabila individu terampil
mengenai kesehatan, maka kesehatan masyarakat pun akan terwujud.
Strategi promosi kesehatan untuk mewujudkan keterampilan individu
memelihara dan meningkatkan kesehatan sangatlah penting. Sebagai
contoh: ibu hamil tahu tanda-tanda bahaya kehamilandan akan segera ke
petugas kesehatan apabila ditemukan adanya tanda-tandabahaya tersebut
pada kehamilannya, ibu rumah tangga dapat membuat larutan gula garam
untuk anaknya yang terkena diare sebelum dibawa ke petugas kesehatan
dan sebagainya.
5. Community Action
Gerakan masyarakat dalam hal ini adalah upaya untuk memandirikan
individu, kelompok, dan masyarakat agar berkembang kesadaran,
kemauan dan kemampuannya di bidang kesehatan dengan kata lain agar
masyarakat secara proaktif mempraktikkan hidup bersih dan sehat secara
mandiri. Gerakan masyarakat untuk kesehatan harus mendorong dan
memacu kegiatan-kegiatan dimasyarakat dalam mewujudkan kesehatan
mereka. Tanpa adanya kegiatan masyarakat di bidang kesehatan, maka
tidak akan terwujud perilaku yang kondusif untuk kesehatan, misalnya:
jimpitan beras untuk mendukung kegiatan kebersihan di masyarakat, pos
pelayanan terpadu untuk mendukung kesehatan ibu hamil, bayi serta balita
dan sebagainya.

C. PENDEKATAN MEDICAL
Tujuan dari pendekatan ini adalah kebebasan dari penyakit dan
kecacatanyang didefinisikan secara medic, seperti penyakit infeksi, kanker,
dan penyakit jantung. Pendekatan ini melibatkan kedokteran untuk mencegah
atau meringankan kesakitan, mungkin dengan metode persuasive maupun
paternalistic.Sebagai contoh, memberitahu orang tua agar membawa anak
mereka untuk imunisasi, wanita untuk memanfaatkan klinik keluarga
berencana dan priaumur pertengahan untuk dilakukan screening takanan
darah. Pendekatan ini memberikan arti penting dari tindakan pencegahan
medic dan tanggung jawab profesi kedokteran untuk membuat kepastian
bahwa pasien patuh pada prosedur yang dianjurkan

D. PENDEKATAN PERUBAHAN PERILAKU


Tujuan dari pendekatan ini adalah mengubah sikap dan perilaku individu
masyarakat, sehingga mereka mengambil gaya hidup “ sehat “. Contohnya
antara lain mengajarkan orang bagaimana menghentikan merokok,mendorong
orang untuk melakukan latihan olahraga, memelihara gigi,makan makanan
yang baik dan seterusnya.Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini akan
merasa yakin bahwa gaya hidup “sehat “merupakan hal paling baik bagi
kliennya dan akan melihatnya sebagai tanggung jawab mereka untuk
mendorong sebanyak mungkin orang untuk mengadopsi gaya hidup sehat
yang menguntungkan.

E. PENDEKATAN EDUCATION
Tujuan dari pendekatan ini adalah memberikan informasi dan memastikan
pengetahuan dan pemahaman tentang perihal kesehatan dan membuat
keputusan yang ditetapkan atas dasar informasi yang ada. Informasi tentang
kesehatan disajikan dan orang dibantu untuk menggali nilai dansikap, dan
membuat keputusan mereka sendiri.
Bantuan dalam melaksanakan keputusan-keputusan itu dan mengadopsi
praktek kesehatan baru dapat pula ditawarkan, program Pendidikan kesehatan
sekolah, misalnya menekankan membantu murid mempelajari ketrampilan
hidup sehat, tidak hanya memperoleh pengetahuannya. orang-orang yang
mendukung pendekatan ini akan memberi arti tinggi bagi proses pendidikan,
akan menghargai hal individu untuk memilih perilaku mereka sendiri, dan akan
melihatnya sebagai tanggung jawab mereka mengangkat bersama persoalan-
persoalan kesehatan yang mereka anggap menjadi hal yang paling baik bagi
klien mereka.

F. BERPUSAT PADA KLIEN


Tujuan dari pendekatan ini adalah bekerja dengan klien agar dapat membantu
mereka mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui dan lakukan, dan
membuat keputusan dan pilihan mereka sendiri sesuai dengan kepentingan
dan nilai mereka. Peran promotor kesehatan adalah bertindak sebagai
fasilitator, membantu orang mengidentifikasi kepedulian-kepedulian mereka
dan memperoleh pengetahuan serta ketrampilan yang mereka butuhkan agar
memungkinkan terjadi perubahan. Pemberdayaan diri sendiri klien dilihat
sebagai central dari tujuan ini. Klien dihargai sama yang mempunyai
pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan berkontribusi dan siapa yang
mempunyai hak absolute untuk mengontrol tujuan kesehatan mereka sendiri.

G. PENDEKATAN PERUBAHAN SOSIAL


Tujuan dari pendekatan ini adalah melakukan perubahan-perubahan
padalingkungan fisik, social dan ekonomi, supaya dapat membuatnya lebih
mendukung untuk keadaan yang sehat. Contohnya adalah mengubah
masyarakat, bukan pada pengubahan perilaku individu-individunya. Hal utama
bukan untuk mengubah kebiasaan indiviu, tapi secara positif mempengaruhi
kesehatan masyarakat.Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini
memberikan nilai penting bagi hak demokrasi mereka mengubah masyarakat,
mempunyai komitmen pada penempatan kesehatan dalam agenda politik di
berbagai tingkat dan pada pentingnya pembentukan lingkungan yang sehat
dari pada pembentukan kehidupan individu-individu orang yang tinggal di
tempat itu. Pendekatan ini menyatakan kemunduran sosial ekonomi sebagai
factor dari sakit. Hal ini dipusatkan dengan membuat lingkuangan, perubahan
sosial dan ekonomi dengan rencana kebijakan, aksi perubahan politik dan
kolaborasi yang lebih luas dengan pembuat keputusan.

2. MENUNJUKAN MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN


Nilai adalah alat yang menunjukan alasan dasar. Nilai memuat elemen
pertimbangan yang membawa ide – ide seorang individu mengenai hal – hal yang
benar, baik, atau diinginkan . Model dan Nilai promkes suatu kerangka kerja / pikir
dalam mempengaruhi orang lain terkait kaidah kesehatan pertimbangan tujuan
dan harus sesuai kebutuhan klien . Model adalah sesuatu yang bisa dijadikan
panutan atau contoh dalam perilaku, cita – cita dan tujuan hidup yang akan dicapai
individu.
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik bermutu
yang mewakili sesuatu hal nyata. Model dalam kebidanan adalah aplikasi struktur
kebidanan yang memungkinkan seorang bidan untuk menerapkannya sebagai
cara mereka bekerja. Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang
berharga, kebenaran, keyakinan mengenai ide-ide, objek, atau perilaku. Nilai
budaya adalah suatu yang dianggap berharga atau keyakinan yang dipegang
sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntunan nurani. Nilai-nilai
tersebut dijadikan landasan, alasan, dan montivasi dalam perbuatannya
A. Health Belief Model (Model Kepercayan Kesehatan )
Health Belief Model adalah suatu konsep yang mengungkapkan alasan dari
individu untuk mau atau tidak mau melakukan perilaku sehat ( Jans & Becker,
1984).
Health Belief Model adalah sebuah konstruk teoritis mengenai kepercayaan
individu dalam berperilaku sehat ( Conner,2005).
Health Belief Model adalah suatu model yang digunakan untuk
menggambarkan kepercayaan individu terhadap perilaku hidup sehat,
sehingga individu akan melakukan perilaku sehat , perilaku sehat tersebut
dapat berupa perilaku pencegahan maupun penggunaan fasilitas kesehatan.
Menurut Model Kepercayaan Kesehatan perilaku ditentukan oleh apakah
seseorang :
1) Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu
2) Menganggap masalah kesehatan ini serius
3) Meyakini efektivitas tujuan pengobatan dan pencegahan
4) Tidak Mahal
5) Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan

Sebagai contoh, seorang wanita akan menggunakan kontrasepsi apabila:

1. Dia telah mempunyai beberapa orang anak dan mengetahui bahwa


masih potensial untuk hamil sampai beberapa tahun mendatang
2. Melihat kesehatan dan status ekonomi tetangganya menjadi rusak
karena terlalu banyak anak
3. Mendengar bahwa Teknik kontrasepsii tertentu menunjukan
efektivitas sebesar 95 %.
4. Kontrasepsi aman dan tidak mahal
5. Dianjurkan oleh petugas kesehatan agar mulai memakai kontrasepsi.

Kelemahan Model Kepercayaan Kesehatan :

1) Kepercayaan – kepercayaan kesehatan bersaing dengan


kepercayaan – kepercayaan serta sikap lain seseorang, yang juga
mempengaruhi perilaku.
2) Pembentukan kepercayaan seseorang sesungguhnya lebih sering
mengikuti perilaku dan bukan mendahuluinya.

B. Transtheoritical Model (Model Transteorik “Bertahap “ )


Perilaku kesehatan yang tidak bergantung pada perangkap teoritik tertentu.
Seseorang mempertimbangkan untung dan rugi pengubahan suatu perilaku
sebelum melangkah dari tahap satu ke tahap berikutnya. Model ini
mengidentifikasi 4 Tahap independen Prekontemplasi: Seseorang belum
memikirkan sebuah perilaku sama sekali, orang tersebut belum bermaksud
mengubah suatu perilaku.
a. Kontemplasi: seseorang benar-benar memikirkan suatu perilaku, namun
masih belum siap untuk melakukannya
b. Aksi: Seseorang sudah melakukan perubahan perilaku
c. Pemeliharaan: Keberlangsungan jangka panjang dari perubahan perilaku
yang terjadi.
C. Teori sebab akibat
Merupakan niat seseorang menentukan apakah sebuah perilaku
dilaksanakan, perilaku akan mengikuti niat, dan tidak akan pernah terjadi tanpa
niat. Kehendak di tentukan oleh :
1. Sikap-sikap terhadap suatu perilaku
Melalui proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan.
Perilaku banyak dipengaruhi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu
seperti : apakah ia merasa suatu perilaku itu penting.
2. Norma Subyektif
Seseorang berpikir tentang apa yang dilakukan orang lain (yang
berpengaruh) akan mempengaruhi perilaku yang akan dilakukan.

D. Stress dan Coping


1) Stress
Stress adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan
tubuh yang terganggu. Stress menimbulkan dampak secara total pada
individu yaitu terhadap fisik, psikologis, mental, intelektual, social dan
spiritual. Macam – macam stress :
a. Stress ringan : Merusak aspek fisiologis, biasanya di rasakan oleh
setiap orang dan biasanya berakhir dalam beberapa menit/jam.
b. Stres sedang : Terjadi lebih lama
c. Stress berat : Stress kronis yang terjadi beberapa minggu atau sampai
beberapa tahun.

Banyak hal yang memicu stress, seperti : rasa khawatir, kesal ,


keletihan, frustasi, perasaan tertekan, kesedihan, pekerjaan yang
berlebihan , sindrom premenstruasi (PMS),Fokus Yng berlebihan,perasaan
bingung, berduka cita dan juga rasa takut.

2) Copping
Adalah menstabilkan factor yang dapat membantu individu
mempertahankan adaptasi psikososial selama periode menegangkan .
kopping meliputi perilaku kognitif dan upaya mengurangi atau
menghilangkan stress terkait kondisi dan tekanan emosional.
Metode Copping :
• Jangka panjang : Merupakan cara yang efektif dan realisasi dalam
menangani psikologis untuk kurun waktu yang lama.
• Jangka pendek : Cara yang digunakan untuk mengurangi stress/
ketegangan psikologis dan cukup efektif untuk waktu sementara

Anda mungkin juga menyukai