COVER.........................................................................................................
Kata Pengantar............................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan........................................................................................
B. Saran..................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang
dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Secara umum
sampah dan limbah rumah sakit dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu limbah medis
dan non medis. Contoh limbah medis antara lain jarum suntik, pisau bedah, peralatan
infus, darah, jaringan tubuh manusia, janin, kapas, pipet, tabung reaksi, skapel, atau
peralatan lain yang tersentuh pasien yang terinfeksi. Selain sampah klinis, dari kegiatan
penunjang rumah sakit juga menghasilkan sampah non klinis atau non medis. Sampah ini
bisa berasal dari kantor administrasi (kertas), unit pelayanan berupa karton, kaleng, botol)
sampah dari ruangan pasien, sisa makanan buangan, sampah dapur (sisa pembungkus,
Limbah rumah sakit, khususnya limbah medis yang infeksius harus dikelola
dengan baik dan tidak disamakan dengan limbah medis non infeksius. Selain itu, kerap
tercampur limbah medis dan non medis. Percampuran ini justru memperbesar
menyebabkan penyakit infeksi dan dapat tersebar ke lingkungan rumah sakit yang
pemeliharaan sarana sanitasi yang buruk (Asmadi, (2012) dalam Said (1999).
Menurut Asmadi (2012) pengolahan limbah medis ini juga menyangkut kejadian
ikutannya terkait dengan vektor seperti nyamuk, tikus, lalat dan kecoak yang mempunyai
habitat pada sampah organik dan sampah domestik yang dihasilkan sarana pelayanan
kesehatan. Berdasarkan beberapa studi yang pernah dilakukan, sekitar 75 % limbah yang
berasal dari instalasi kesehatan merupakan limbah yang kurang beresiko atau identik
dengan sifat limbah rumah tangga. Limbah ini umumnya berasal kegiatan yang bersifat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
dari segi kesehatan khususnya lingkungan sekitar, fasilitas yang di gunakan, tenaga
kesehatan yang bertugas dalam hal ini serta meminimalisir resiko terjadinya penyebaran
1. Pemilahan
dan non B3 serta menghindari penggunaan bahan kimia B3, pengemasan dan
pemberian label yang jelas dari berbagai jenis limbah untuk efisiensi biaya, petugas
dan pembuangan.
Kunci minimisasi dan pengelolaan limbah layanan kesehatan secara efektif adalah
pembuangan akhir limbah berdasarkan manfaat yang lebih banyak dalam melindungi
produsen limbah dan harus dilakukan sedekat mungkin dengan tempat dihasilkannya
limbah. Kondisi yang telah terpilah itu tetap harus dipertahankan di area
2. Pewadahan
plastik/kontainer).
berikut:
a. Wadah tidak boleh penuh, bila wadah sudah terisi ¾ bagian, maka segera
b. Wadah berupa kantongan plastik dapat diikat rapat pada saat akan diangkut
c. Pengumpulan limbah dari ruang perawatan atau pengobatan harus tetap pada
wadahnya dan jangan dituangkan pada gerobak yang terbuka. Hal ini
dimaksud untuk menghindari terjadinya kontaminasi disekitarnya dan
d. Petugas yang menangani harus selalu menggunakan sarung tangan dan sepatu,
serta harus mencuci tangan dengan sabun setiap selesai mengambil limbah.
3. Pengangkutan
digunakan kereta dorong sebagai yang sudah diberi label, dan dibersihkan secara
berkala serta petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja
pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut
Penampungan limbah ini wadah yang memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor atau
berlumut, terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload.
kontainer seperti dengan menggunakan kantong yang bermacam warna seperti telah
merah dengan simbol radioaktif untuk limbah radioaktif dan kantong berwarna hitam
a. Kantong-kantong dengan warna harus dibuang jika telah terisi 2/3 bagian.
dikumpulkan.
warna yang sama telah dijadikan satu dan di kirimkan ketempat yang sesuai.
e. Kantong harus di simpan pada kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan
Sebagian besar limbah dan sejenisnya itu dimusnahkan dengan incinerator atau
dengan menggunakan metode sanitari landfill. Metode ini digunakan tergantung pada
faktor-faktor khusus yang sesuai dengan institusi, peraturan yang berlaku, aspek
pembakaran, walau hanya satu yang biasa dipandang efektif. Dalam pedoman ini
dalam ruang ganda incinerator yang mempunyai mekanisme pemantauan secara ketat
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pengelolaan limbah klinis atau limbah
pengelolaan.
d. Pemisahan limbah sesuai sifat dan jenis ( kategori ) adalah langkah awal
Menurut Linda Tiejen, dkk (2004) dalam bukunya “Panduan Pencegahan Infeksi
Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas” adalah sebagai
berikut:
Pengelolaan limbah medis rumah sakit harus dilakukan dengan benar dan efektif
serta memenuhi syarat sanitarian. Adapun syarat sanitasi yang harus memenuhi syarat
a. Limbah tidak boleh dihinggapi lalat, tikus, dan binatang sejenisnya yang dapat
menyebarkan penyakit.
b. Limbah tidak menimbulkan bau yang busuk, dan suasana yang baik.
d. Limbah cair yang beracun harus dipisahkan dari limbah cair dan harus
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengelola limbah medis dengan
a. Sampah umum seperti tisu, kapas dan bahan yang tidak terkena limbah
b. Benda tajam harus digabung, terlepas apakah terkontaminasi atau tidak, dan
harus dimasukkan ke wadah anti bocor (biasanya terbuat dari logam atau
c. Kantung dan wadah untuk limbah infeksius harus ditandai dengan lambang
fasilitas penelitian, harus dikumpulkan dalam wadah yang kuat dan anti bocor
f. Sejumlah kecil limbah kimia atau farmasi dapat dikumpulkan bersama dengan
limbah infeksius.
pembuangan.
h. Limbah kimia dalam jumlah besar harus dikemas dalam wadah tahan bahan
i. Limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi (misalnya kadmium atau
atau wadah kuning untuk limbah infeksius jika ini ditujukan untuk
pembakaran.
Istilah "limbah medis" menurut laman Bio Medical dapat mencakup berbagai
macam produk sampingan yang berbeda dari industri perawatan kesehatan. Berikut
ini kategori limbah medis yang paling umum sebagaimana diidentifikasi oleh WHO:
a. Benda tajam. Limbah jenis ini meliputi segala sesuatu yang dapat menembus
kulit, termasuk jarum, pisau bedah, pecahan kaca, pisau cukur, ampul, staples,
dan kabel.
b. Limbah Menular. Apa pun yang menular atau berpotensi menular masuk
dalam kategori ini, termasuk tisu, tinja, peralatan, dan kultur laboratorium.
digunakan atau cairan penelitian laboratorium. Itu juga dapat terdiri dari gelas
d. Patologi. Cairan manusia, jaringan, darah, bagian tubuh, cairan tubuh, dan
e. Obat-obatan. Pengelompokan ini mencakup semua vaksin dan obat yang tidak
dan pil.
laboratorium, baterai, dan logam berat dari peralatan medis seperti merkuri
g. Limbah Genotoksik. Ini adalah bentuk limbah medis yang sangat berbahaya
PENUTUP
A. Kesimpulan
pemusnahan (Fattah, dkk, 2007). Dan Pengelolaan limbah medis rumah sakit harus
B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca untuk memahami isi dari makalah ini agar
dapat bermanfaat dengan buku-buku lain yang membahas secara lebih mendalam untuk
Fattah, Nurfachanti dkk. Studi Tentang Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Medis Di Rumah Sakit
Paramita, Nadia. SistemPengelolaan Sampah Medis Rumah Sakit. ISSN. 1907- 187X, 2007.