Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 1 : KOMUNIKASI

“PROMOSI KESEHATAN”

Dosen Pembimbing :

Drs. Maswardi Sharif, M.Kes

OLEH

INDAH TRIANA PUTRI

193110137

KELAS IA

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2019/2020
Tugas individual pengganti Ujian Akhir Semester (UAS)

1. Tulislah definisi Promosi Kesehatan !

JAWAB :

a. Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu

masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal.

b. Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986)

sebagai hasil rumusan Konferensi Internasional Promosi

Kesehatan Di Ottawa-Canada, menyatakan bahwa Promosi

Kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap

masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

c. Deklarasi Jakarta Merumuskan bahwa : Promosi kesehatan

adalah investasi utama yang memberikan dampak pada

determinan kesehatan, dan juga memberikan kesehatan

terbesar pada masyarakat.

d. Green dan Kreuter (2005) menyatakan bahwa “Promosi

kesehatan adalah kombinasi upaya-upaya pendidikan,

kebijakan (politik), peraturan, dan organisasi untuk

mendukung kegiatan-kegiatan dan kondisi-kondisi hidup

yang menguntungkan kesehatan individu, kelompok, atau

komunitas”.

2. Tulislah visi dan misi Promosi Kesehatan !

JAWAB :

(a) Visi umum promosi kesehatan (UU Kesehatan dan WHO)

yakni : Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk

memelihara dan meningkatkaan derajat kesehatan, baik


fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara

ekonomi maupun soaial.

(b) Misi promosi kesehatan secara umum dapat dirumuskan

menjadi 3 butir :

a. Advokat (Advocate)

Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil

keputusan diberbagai program dan sektor yang terkait dengan

kesehatan. Melakukan advokasi berarti melakukan upaya-upaya

agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut

mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang

ditawarkan perlu didukung melalui kebijakan-kebijakan atau

keputusan-keputusan politik.

b. Menjembatani (Mediate)

Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai

program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Dalam

melaksanakan program-program kesehatan perlu kerjasama

dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun sektor

lain yang terkait. Oleh sebab itu, dalam mewujudkan kerjasama

atau kemitraan ini, peran promosi kesehatan diperlukan.

c. Memampukan (Enable)

Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada

masyarakat agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan

kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Hal ini berarti kepada

masyarakat diberikan kemampuan atau keterampilan agar

mereka mandiri dibidang kesehatan, termasuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan mereka. Misalnya pendidikan dan

pelatihan dalam rangka meningkatkan keterampilan cara-cara

bertani, beternak, bertanam obat-obatan tradisional, koperasi,

dan sebagainya dalam rangka meningkatkan pendapatan


keluarga. Selanjutnya dengan ekonomi keluarga yang meningkat,

maka kemampuan dalam pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan keluarga juga meningkat.

3. Jelaskan strategi promosi kesehatan menurut WHO (1984).

JAWAB :

Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi

kesehatan secara global ini terdiri dari 3 hal yaitu :

a. Advokasi

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain

agar orang lain tersebut membantu atau mendukung terhadap

apa yang diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan,

advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan

atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai

tingkat, sehingga para pejabat tersebut mau mendukung program

kesehatan yang kita inginkan.

Kegiatan advokasi ini ada bermacam-macam bentuk, baik

secara formal maupun informal. Secara formal misalnya,

penyajian atau presentasi dan seminar tentang issu atau usulan

program yang ingin dimintakan dukungan dari para pejabat yang

terkait. Kegiatan advokasi informal misalnya bertemu pejabat

yang relevan dengan program yang diusulkan, untuk secara

informal minta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau

mungkin dalam bentuk dana atau fasilitas lain.

b. Dukungan Sosial

Dukungan Sosial adalah kegiatan untuk mencari dukungan

sosial melalui tokoh masyarakat, baik tokoh masyarakat formal

maupun informal. Tujuan kegiatan ini adalah agar para tokoh

masyarakat adalah sebagai jembatan antara pelaksana program


kesehatan dengan masyarakat atau penerima program

kesehatan.

Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui tokoh

masyarakat pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-

program kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau

berpartisipasi terhadap program kesehatan tersebut.

c. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang

ditujukan kepada masyarakat langsung. Tujuan pemberdayaan

masyarakat adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan

dengan berbagai kegiatan, antara lain : penyuluhan kesehatan,

pelatihan masyarakat, dan pelatihan peningkatan pendapatan

keluarga. Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga

maka akan berdampak terhadap kemampuan dalam

pemeliharaan kesehatan mereka.

4. Jelaskan strategi promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa

(Ottawa Charter, 1986).

JAWAB :

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa,

Kanada pada tahun 1986 menghasilkan piagam Otawa (Ottawa

Charter). Di dalam piagam Ottawa tersebut dirumuskan pula

strategi baru promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir, yaitu:

a. Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Health Public Policy)

Suatu strategi promosi kesehatan yang di tujukan kepada

para penentu atau pembuat kebijakan, agar mereka

mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang mendukung atau


menguntungkan kesehatan. Dengan perkataan lain, agar

kebijakan- kebijakan dalam bentuk peraturan, perundangan,

surat-surat keputusan dan sebagainya, selalu berwawasan atau

berorientasi kepada kesahatan publik.

Misalnya, ada peraturan atau undang-undang yang

mengatur adanya analisis dampak lingkungan untuk mendirikan

pabrik, perusahaan, rumah sakit, dan sebagainya. Dengan

katalain, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik,

harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan

(kesehatan masyarakat). Misalnya, orang yang mendirikan pabrik/

industri, sebelumnya harus dilakukan analisis dampak lingkungan

agar tidak tercemar dan tidak berdampak kepada masyarakat.

b. Lingkungan yang mendukung (Supportive Environment)

Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat

umum, termasuk pemerintah kota, agar mereka menyediakan

sarana-prasarana atau fasilitas yang mendukung terciptanya

perilaku sehat bagi masyarakat, atau sekurang-kurangnya

pengunjung tempat-tempat umum tersebut. Lingkungan yang

mendukung kesehatan bagi tempat-tempat umum antara lain:

tersedianya tempat sampah, tersedianya tempat buang air

besar/kecil, tersedianya air bersih, tersedianya ruangan bagi para

perokok dan non-perokok dan sebagainya.

Contoh : perlunya jalur hijau didaerah perkotaan, yang akhir-akhir

ini sering diabaikan pemanfaatannya oleh oknum-oknum tertentu.

perlunya perlindungan diri pada kelompok terpapar pencemaran

udara , seperti penggunaan masker pada penjaga loket jalan tol,

petugas polantas, dsb.


c. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health

Service)

Sudah menjadi pemahaman masyarakat pada umumnya

bahwa dalam pelayanan kesehatan itu ada “provider” dan

“consumer”. Penyelenggara (penyedia) pelayanan kesehatan

adalah pemerintah dan swasta, dan masyarakat adalah sebagai

pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan. Pemahaman

semacam ini harus diubah dan harus diorientasi lagi, bahwa

masyarakat bukan sekedar pengguna atau penerima pelayanan

kesehatan, tetapi sekaligus juga sebagai penyelenggara, dalam

batas-batas tertentu. Realisasi dari reorientasi pelayanan

kesehatan ini, adalah para penyelenggara pelayanan kesehatan

baik pemerintrah maupun swasta harus melibatkan diri, bahkan

memberdayakan masyarakat agar mereka juga dapat berperan

bukan hanya sebagai penerima pelayanan kesehatan, tetapi juga

sekaligus sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan.

Bentuk pemberdayaan masyarakat yaitu LSM yang peduli

terhadap kesehatan baik dalam bentuk pelayanan maupun

bantuan teknis (pelatihan-pelatihan) sampai upaya swadaya

masyarakat sendiri. Contoh : semakin banyaknya upaya-upaya

kesehatan yang bersumberdaya masyarakat (UKBM), seperti

posyandu, UKGMD, Saka bhakti Husada, poskestren, dll.

d. Keterampilan Individu (Personnal Skill)

Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang

terdiri dari individu, keluarga, dan kelompok-kelompok. Oleh

sebab itu, kesehatan masyarakat akan terwujud apabila

kesehatan indivu-individu, keluarga-keluarga dan kelompok-

kelompok tersebut terwujud. Strategi untuk mewujudkan


keterampilan individu-individu (personnels kill) dalam memelihara

dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting.

Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara

keseluruhan, ketrampilan individu mutlak diperlukan. Dengan

harapan semakin banyak individu yang terampil akan pelihara diri

dalam bidang kesehatan, maka akan memberikan cerminan

bahwa dalam kelompok dan masyarakat tersebut semuanya

dalam keadaan yang sehat. ketrampilan individu sangatlah

diharapkan dalam mewujudkan keadaan masyarakat yang sehat.

Sebagai dasar untuk terapil tentunya individu dan masyarakat

perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan mengenai

kesehatan, selain itu masyarakat juga perlu dilatih mengenai

cara-cara dan pola-pola hidup sehat.

Masing-masing individu seyogyanya mempunyai

pengetahuan dan kemampuan yang baik terhadap :

i. cara – cara memelihara kesehatannya

ii. mengenal penyakit2 dan penyebabnya

iii. mampu mencegah penyakit

iv. mampu meningkatkan kesehatannya

v. mampu mencari pengobatan yang layak bilamana sakit

e. Gerakan masyarakat (Community Action)

Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan

mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya seperti

tersebut dalam visi promosi kesehatan ini, maka di dalam

masyarakat itu sendiri harus ada gerakan atau kegiatan-kegiatan

untuk kesehatan. Derajat kesehatan masyarakat akan efektif

apabila unsur-unsur yang ada di masyarakat tersebut bergerak

bersama-sama. Dari kutipan piagam Ottawa, dinyatakan bahwa:

Promosi Kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap


masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan sendiri.

Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa

kesehatan tidak hanya milik pemerintah, tetapi juga milik

masyarakat. Untuk dapat menciptakan gerakan kearah hidup

sehata, masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan

ketrampilan.

5. Jelaskan sasaran primer promosi kesehatan !

JAWAB :

Sasaran primer (utama) upaya promosi kesehatan

sesungguhnya adalah pasien, individu sehat dan keluarga (rumah

tangga) sebagai komponen dari masyarakat. Mereka ini

diharapkan mengubah perilaku hidup mereka yang tidak bersih

dan tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Akan tetapi disadari bahwa mengubah perilaku bukanlah sesuatu

yang mudah. Perubahan perilaku pasien, individu sehat dan

keluarga (rumah tangga) akan sulit dicapai jika tidak didukung

oleh:

a. Sistem nilai dan norma-norma sosial serta norma-norma

hukum yang dapat diciptakan/dikembangkan oleh para

pemuka masyarakat, baik pemuka informal maupun

pemuka formal.

b. Keteladanan dari para pemuka masyarakat, baik pemuka

informal maupun pemuka formal, dalam mempraktikkan

PHBS.Suasana lingkungan sosial yang kondusif (social

pressure) dari kelompok-kelompok masyarakat dan

pendapat umum (public opinion).


c. Sumber daya dan atau sarana yang diperlukan bagi

terciptanya PHBS, yang dapat diupayakan atau dibantu

penyediaannya oleh mereka yang bertanggung jawab dan

berkepentingan (stakeholders), khususnya perangkat

pemerintahan dan dunia usaha.

6. Jelaskan sasaran sekunder promosi kesehatan

JAWAB :

Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik

pemuka informal (misalnya pemuka adat, pemuka agama dan

lain-lain) maupun pemuka formal (misalnya petugas kesehatan,

pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi kemasyarakatan

dan media massa. Mereka diharapkan dapat turut serta dalam

upaya meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga

(rumah tangga) dengan cara:Berperan sebagai panutan dalam

mempraktikkan PHBS.Turut menyebarluaskan informasi tentang

PHBS dan menciptakan suasana yang kondusif bagi

PHBS.Berperan sebagai kelompok penekan (pressure group) guna

mempercepat terbentuknya PHBS.

7. Jelaskan sasaran tertier promosi kesehatan.

JAWAB :

Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang

berupa peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan

bidang-bidang lain yang berkaitan serta mereka yang dapat

memfasilitasi atau menyediakan sumber daya. Mereka

diharapkan turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS pasien,

individu sehat dan keluarga (rumah tangga) dengan cara:


a. Memberlakukan kebijakan/peraturan perundang-undangan

yang tidak merugikan kesehatan masyarakat dan bahkan

mendukung terciptanya PHBS dan kesehatan masyarakat.

b. Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan

lain-lain) yang dapat mempercepat terciptanya PHBS di

kalangan pasien, individu sehat dan keluarga (rumah

tangga) pada khususnya serta masyarakat luas pada

umumnya.

8. Jelaskan ruang lingkup promosi kesehatan !

JAWAB :

1) Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan

Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup

4 aspek pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif. Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi dua aspek,

yakni :

a. Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, dan

b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan)

dengan sasaran kelompok orang yang memiliki resiko

tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit.

Dengan demikian maka ruang lingkup promosi kesehatan di

kelompok menjadi dua yaitu :

a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif.

b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan

penyembuhan.

2) Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan

Pelaksanaan

Ruang lingkup promosi kesehatan ini dikelompokkan

menjadi :
a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga).

b. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah.

c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja.

d. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum.

e. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.

3) Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan

Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi

kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan

(five level of prevention) dari Leavel and Clark.

a. Promosi Kesehatan.

b. Perlindungan khusus (specific protection).

c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and

prompt treatment).

d. Pembatasan cacat (disability limitation)

e. Rehabilitasi (rehabilitation).

Anda mungkin juga menyukai