Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME MATERI PROMOSI KESEHATAN

MATA KULIAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PERTEMUAN KE-11

Disusun Oleh
SYIFA RIZKY PUJIANTI
211030490052

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA


TANGERANG

Jl. Pajajaran No.1 Pamulang Barat,


Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten
15417
1. Pengertian Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan merupakan istilah yang saat ini banyak digunakan dalam kesehatan
masyarakat dan telah mendapatkan dukungan kebijakan dari pemerintah dalam melaksanakan
kegiatannya. Definisi promosi kesehatan juga tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1148/MENKES/ SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah, disebutkan bahwa promosi kesehatan adalah “upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan”.

2. Tujuan Promosi Kesehatan


Tujuan promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat agar mampu hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang
bersumber masyarakat serta terwujudnya lingkungan yang kondusif untuk mendorong
terbentuknya kemampuan tersebut. (Notoatmodjo, 2012).

Tujuan utama dari promosi kesehatan menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
adalah :
a. memberikan informasi yang pada tingkatan lebih lanjut dapat memicu kesadaran masyarakat
mengenai program atau gerakan kesehatan yang tengah dicanangkan oleh pemerintah.
b. memberikan informasi bagi masyarakat terkait segala hal yang bertujuan pada peningkatan
kualitas kesehatan, baik itu kesehatan individu maupun masyarakat.

3. Strategi Promosi Kesehatan


Strategi adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam
promosi kesehatan sebagai penunjang dari program-program kesehatan yang lainnya, seperti
kesehatan lingkungan, peningkatan status gizi masyarakat, pemberantasan penyakit menular,
pencegahan penyakit tidak menular, peningkatan kesehatan ibu dan anak, serta pelayanan
kesehatan. Macam-macam strategi promosi kesehatan yaitu sebagai berikut:
a. Advokasi
Advokasi adalah upaya untuk meyakinkan orang lain agar membantu atau mendukung
terhadap tujuan yang diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah
pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor dan
tingkat sehingga para pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita
inginkan.
Kegiatan advokasi memiliki bermacam-macam bentuk, baik formal maupun informal.
Advokasi dalam bentuk formal seperti penyajian atau presentasi dan seminar tentang usulan
program nyang diharapkan mendapat dukungan dari pejabat terkait. Sedangkan kegiatan
advokasi dalam bentuk informal seperti mengunjungi pejabat yang relevan dengan program
nyang diusulkan, yang secara tidak langsung bermaksud untuk meminta dukungan, baik
dalam bentuk kebijakan, dan/atau fasilitas lain.

b. Dukungan sosial (Social Support)


Promosi kesehatan akan mudah dilakukan jika mendapat dukungan dari berbagai lapisan
yang ada di masyarakat. Dukungan dari masyarakat dapat berasal dari unsur informal, seperti
tokoh agama dan tokoh adat yang mempunyai pengaruh di masyarakat serta unsur formal,
seperti petugas kesehatan dan pejabat pemerintah.
Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui tokoh masyarakat pada dasarnya
adalah untuk mensosialisasikan program-program kesehatan agar masyarakat menerima dan
mau berpartisipasi terhadap program tersebut. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara
lain: pelatihan-pelatihan tokoh masyarakat, seminar, loka karya, bimbingan kepada tokoh
masyarakat dan sebagainya.

c. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat
secara langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi kesehatan).
Kegiatan pemberdayaan di masyarakat sering disebut gerakan masyarakat untuk kesehatan.
Bentuk kegiatan pemberdayaan dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara lain
penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk
koperasi atau pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga
(incomes generating skill).

4. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan


a. Pendidikan kesehatan (health education), dengan penekanan pada perubahan atau perbaikan
perilaku orang atau masyarakat melalui peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan.
b. Pemasaran sosial (social marketing), dengan penekanan pada pengenalan produk atau jasa
kesehatan melalui kampanye atau promosi.
c. Upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi), dengan penekanan pada penyebaran
informasi.
d. Upaya peningkatan (promotif), dengan penekanan pada upaya pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan.
Ruang lingkup promosi kesehatan juga dibedakan berdasarkan aspek-aspek, yaitu sebagai
berikut:
A. Aspek kesehatan, aspek ini mencakup:
a. Promosi kesehatan pada tingkat promotif. Sasaran promosi kesehatan pada tingkat
promotif adalah pada kelompok orang yang sehat, dengan tujuan agar mereka mampu
meningkatkan kesehatannya.
b. Promosi kesehatan pada tingkat preventif. Sasaran promosi kesehatan pada tingkat
preventif adalah selain kelompok orang yang sehat, juga pada kelompok orang yang
beresiko tinggi. Tujuan utama dari promosi kesehatan pada tingkat preventif adalah untuk
mencegah kelompok-kelompok orang tersebut agar tidak jatuh sakit atau terserang
penyakit (primary prevention).
c. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif. Sasaran promosi kesehatan pada tingkat kuratif
adalah para penderita penyakit atau pasien. Tujuan utama dari promosi kesehatan pada
tingkat kuratif adalah agar kelompok orang yang sakit ini dapat mencegah penyakit yang
dideritanya tidak menjadi lebih parah (secondary prevention).
d. Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif. Sasaran promosi kesehatan pada tingkat
rehabilitatif adalah kelompok orang penderita atau pasien yang baru sembuh (recovery)
dari suatu penyakit. Tujuan utama dari promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif adalah
agar para penderita atau pasien segera pulih kembali kesehatannya (pemulihan) dan/atau
mengurangi kecacatan seminimal mungkin atau mencegah kecacatan akibat penyakitnya
(tertiary prevention).
B. Aspek tempat pelaksanaan
a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga). Sasaran utama promosi
kesehatan pada tatanan keluarga adalah orang tua terutama ibu, karena ibu sangat berperan
dalam meletakkan dasar perilaku sehat pada anak-anaknya sejak lahir.
b. Promosi kesehatan pada tatanan sekolah. Dalam promosi kesehatan pada tatanan sekolah
ini, peran guru sangatlah penting, karena pada umumnya guru sangat dipatuhi oleh anak-
anak, bahkan dibanding orang tuanya sendiri.
c. Promosi kesehatan pada tempat kerja. Promosi kesehatan pada tempat kerja dapat
dilakukan oleh pimpinan kantor atau perusahaan, yaitu dengan cara memberikan fasilitas
yang kondusif bagi perilaku sehat karyawan di tempat kerja, misalnya menyediakan
tempat sampah yang memadai, menyediakan air bersih, dan lain sebagainya.
d. Promosi kesehatan di tempat-tempat umum. Yang dimaksud dengan tempat umum di sini
adalah tempat di mana orang-orang berkumpul pada waktu-waktu tertentu.
e. Promosi kesehatan di tempat pelayanan kesehatan. Yang termasuk tempat pelayanan
kesehatan adalah rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, tempat praktik dokter, dan
lain-lain.

5. Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan


a. Empowerment (pemberdayaan), yaitu cara kerja untuk memungkinkan seseorang
mendapatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan tindakan yang mempengaruhi
kesehatan mereka.
b. Partisipative (partisipasi), yaitu suatu keadaan di mana seseorang mengambil bagian aktif
dalam pengambilan keputusan.
c. Holistic (menyeluruh), yaitu memperhitungkan hal-hal yang mempengaruhi kesehatan dan
interaksi dari dimensi tersebut.
d. Equitable (kesetaraan), yaitu memastikan kesamaan atau kesetaraan hasil yang didapat oleh
klien.
e. Intersectoral (antar sektor), yaitu bekerja dalam kemitraan dengan instansi terkait lainnya
atau organisasi.
f. Sustainable (berkelanjutan), yaitu memastikan bahwa hasil dari kegiatan promosi kesehatan
yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
g. Multi strategy, yaitu bekerja pada sejumlah strategi daerah seperti program kebijakan.
6. Media Dalam Promosi Kesehatan
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika
(berupa radio, TV, komputer dan sebagainya) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat
meningkatkan pengetahuannya yang kemudian diharapkan menjadi perubahan pada perilaku ke
arah positif di bidang kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Media promosi kesehatan dibagi menjadi
3 macam, yaitu:
1. Media cetak
Media cetak dapat sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan,
beberapa contohnya seperti booklet, leaflet, rubik dan poster. Booklet adalah media untuk
menyampaikan pesan kesehatan dalam bentuk buku baik berupa tulisan maupun gambar.
Leaflet adalah media penyampaian informasi yang berbentuk selembar kertas yang dilipat.
Rubik adalah media yang berbentuk seperti majalah yang membahas tentang masalah
kesehatan. Kemudian poster adalah media cetak yang berisi pesan atau informasi kesehatan
yang umumnya ditempel di tembok, tempat umum atau kendaraan umum.
2. Media elektronik
Media elektronik merupakan suatu media bergerak yang dinamis, dapat dilihat dan
didengar dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Contoh dari media elektronik adalah
TV, radio, film, vidio film, cassete, CD, dan VCD.
3. Media luar ruangan
Media luar ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya diluar ruangan secara
umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya papan reklame, spanduk,
pameran, banner dan TV layar lebar. Papan reklame adalah poster dalam ukuran besar yang
dapat dilihat secara umum di pekerjaan. Spanduk adalah suatu pesan dalam bentuk tulisan dan
disertai gambar yang dibuat pada secarik kain dengan ukuran yang sudah ditentukan.

7. Sasaran Promosi Kesehatan


a. Sasaran Primer (Primary Target). Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini
sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Masyarakat menjadi
sasaran langsung segala upaya pendidikan dan promosi kesehatan.
b. Sasaran Sekunder (Secondary Target). Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran
sekunder ini adalah sejalan dengan strategi dukungan sosial (social support). Tokoh agama,
masyarakat, adat dan sebagainya disebut sasaran sekunder.
c. Sasaran Tersier (Tertiary Target). Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran tersier ini
adalah sejalan dengan strategi advokasi (advocacy). Pembuat keputusan atau penentu
kebijakan baik ditingkat pusat, maupun daerah adalah sasaran tersier promosi kesehatan.

8. Metode Promosi Kesehatan


a. Metode perorangan (individual). Dalam promosi kesehatan metode ini digunakan untuk
membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan
perilaku atau inovasi dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau
perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain bimbingan dan penyuluhan,
wawancara.
b. Metode kelompok. Metode promosi kesehatan kelompok harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar,
metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung
pula pada besarnya sasaran promosi kesehatan. Metode ini mencakup ceramah, seminar,
diskusi kelompok, curah pendapat.
c. Metode massa. Metode massa penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat yang
sifatnya massa atau publik. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam arti tidak membedakan
golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi, tingkat pendidikan dan
sebagainya, maka pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Pada umumnya bentuk pendekatan masa ini
tidak langsung, biasanya menggunakan media massa. Beberapa contoh dari metode ini
adalah ceramah umum, dialog antar pasien, tulisan dimajalah atau koran, bill board yang
dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya.

9. Alat Bantu Promosi Kesehatan


a. Alat bantu lihat. Alat ini berguna dalam membantu menstimulasikan indera mata pada waktu
terjadinya promosi kesehatan. Alat ini ada 2 bentuk yaitu alat yang diproyeksikan misalnya
slide, film dan alat yang tidak diproyeksikan misalnya dua dimensi, tiga dimensi, gambar
peta, bagan, bola dunia, boneka dan lain-lain.
b. Alat bantu dengar. Alat ini berguna dalam membantu menstimulasi indera pendengar, pada
waktu proses penyampaian bahan promosi kesehatan misalnya piringan hitam, radio, pita
suara dan lain-lain.
c. Alat bantu lihat-dengar. Alat ini berguna dalam menstimulasi indera penglihatan dan
pendengaran pada waktu proses promosi kesehatan, misalnya televisi, video kaset dan lain-
lain.
Referensi:
1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1148/MENKES/ SK/VII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.
2. Notoatmodjo S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
3. Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
4. Notoatmodjo S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. PT Rineka Cipta. Jakarta.
5. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian & Pengembangan. Alfabeta Bandung. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai