Anda di halaman 1dari 8

PERAN DAN FUNGSI APOTEKER DALAM PROMOSI KESEHATAN

MAKALAH

Disusun Oleh :
Tiara Sri Sudarsih
1808020010
Kelas A

Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Gasal Ilmu Kesehatan Masyarakat

AKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROGRAM APOTEKER
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara berkembang, saat ini mengalami perkembangan
yang sangat berarti dalam beberapa dekade terakhir. Perkembangan yang terjadi
tersebut, salah satunya dapat dilihat dari bidang kesehatan. Hal tersebut disebabkan
karena kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa.
Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam suatu
wadah pelayanan kesehatan yang disebut sarana kesehatan. Jadi sarana kesehatan
adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Salah
satu upaya penyelenggarakan pelayanan kesehatan adalah Puskesmas yang
merupakan sarana pemeliharaan kesehatan primer (primary care). Primary
care merupakan sarana atau pelayanan kesehatan bagi kasus-kasus atau penyakit
ringan. Sarana ini merupakan juga yang paling dekat dengan masyarakat, artinya
pelayanan kesehatan paling pertama yang menyentuh masalah kesehatan di
masyarakat.
Selain melakukan upaya kesehatan dalam pembangunan kesehatan, juga
melakukan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. Pemberdayaan
masyarakat ialah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi
dan meningkatan kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan merupakan sasaran utama promosi kesehatan. Sebagaimana
disebutkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, strategi dasar utama Promosi
Kesehatan adalah Pemberdayaan, Bina Suasana, Advokasi serta dijiwai semangat
Kemitraan (Kepmenkes, 2011).
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus berpartisipasi dalam
promosi dan edukasi. Edukasi pasien bukan saja suatu tanggung jawab etika,
melainkan juga suatu tanggung jawab hukum medis (medical-legal).
BAB II
PEMBAHASAN

Promosi kesehatan adalah proses mengupayakan individu-individu dan


masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengandalkan faktor- faktor
yang mempengaruhi kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya.
Indonesia merumuskan pengertian promosi kesehatan adalah upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri serta
mengembangkan kegiatan bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya
setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasana kesehatan.
Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal,
yaitu :
1) Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat
2) Peningkatan perilaku masyarakat
3) Peningkatan status kesehatan masyarakat
Dalam pelaksanaan promosi kesehatan dikenal ada tiga jenis sasaran yaitu
(Kepmenkes, 2011) :
a. Sasaran Primer
Sasaran primer (utama) upaya promosi kesehatan sesungguhnya adalah
pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) sebagai komponen
dari masyarakat. Mereka ini diharapkan mengubah perilaku hidup
mereka yang tidak bersih dan sehat (PHBS).
b. Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka
informal (misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun
pemuka formal (misalnya petugas kesehatan, pejabat pemerintah dan
lain-lain), organisasi kemasyarakat dan media massa. Mereka
diharapkan dapat turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS pasien,
individu sehat dan keluarga.
c. Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa
peraturan perundang-undangan dibidang kesehatan dan bidang- bidang
lain yang berkaitan serta mereka yang dapat memfasilitasi atau
menyediakan sumber daya.
Menyadari rumitnya hakikat dari perilaku, maka perlu dilaksanakan strategi
promosi kesehatan paripurna yang terdiri dari (Kepmenkes, 2011) :
1. Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah pemberian informasi dan pendampingan dalam
mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan, guna membantu
individu, keluarga atau kelompok-kelompok masyarakat menjalani tahap-
tahap tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS
2. Bina Suasana
Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang
kondusif dan mendorong dipraktikkannya PHBS serta penciptaan
panutan-panutan dalam mengadopsi PHBS dan melestarikannya.
3. Advokasi
Advokasi adalah pendekatan dan motivasi terhadap pihak-pihak tertentu
yang diperhitungkan dapat mendukung keberhasilan pembinaan PHBS
baik dari segi materi maupun non materi.
4. Kemintraan
Kemitraan harus digalang baik dalam rangka pemberdayaan maupun bina
suasana dan advokasi guna membangun kerjasama dan mendapatkan
dukungan. Dengan demikian kemitraan perlu digalang antar individu,
keluarga, pejabat atau instansi pemerintah yang terkait dengan urusan
kesehatan (lintas sektor), pemuka atau tokoh masyarakat, media massa dan
lain-lain. Kemitraan harus berlandaskan pada tiga prinsip dasar, yaitu
kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan.

Memperhatikan strategi promosi kesehatan tersebut di atas, maka dapat


dikatakan bahwa terdapat dua kategori pelaksana promosi kesehatan yaitu :
a) Setiap Petugas Kesehatan
Setiap petugas kesehatan yang melayani pasien dan ataupun individu sehat
(misalnya dokter, apoteker, perawat, bidan, tenaga gizi, petugas
laboratorium dan lain-lain) wajib melaksanakan promosi kesehatan. Namun
demikian tidak semua strategi promosi kesehatan yang menjadi tugas
utamanya, melainkan hanya pemberdayaan. Pada hakikatnya pemberdayaan
adalah upaya membantu atau memfasilitasi pasien/klien, sehingga memiliki
pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk mencegah dan atau
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya (to facilitate problem
solving), dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Dalam pelaksanaannya, upaya ini umumnya berbentuk pelayanan informasi
atau konsultasi.
b) Petugas Khusus Promosi Kesehatan
Petugas khusus promosi kesehatan diharapkan dapat membantu para
petugas kesehatan lain dalam melaksanakan pemberdayaan, yaitu dengan:
 Menyediakan alat bantu/alat peraga atau media komunikasi guna
memudahkan petugas kesehatan dalam melaksanakan pemberdayaan.
 Menyelenggarakan bina suasana baik secara mandiri atau melalui
kemitraan dengan pihak-pihak lain.
 Menyelenggarakan advokasi dalam rangka kemitraan bina suasana dan
dalam mengupayakan dukungan dari pembuat kebijakan dan pihak-
pihak lain (sasaran tersier).
Langkah-langkah pelaksanaaan promosi kesehatan di DBK dibedakan atas dua
kelompok yaitu :
a) Langkah-Langkah Promosi Kesehatan Di Puskesmas
Pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas pada dasarnya adalah
penerapan strategi promosi kesehatan, yaitu pemberdayaan, bina suasana, dan
advokasi di tatanan sarana kesehatan, khususnya Puskesmas. Oleh karena itu,
langkah awalnya adalah berupa penggerakan dan pengorganisasian untuk
memberdayakan para petugas Puskesmas agar mampu mengidentifikasi masalah-
masalah kesehatan yang disandang pasien/klien Puskesmas dan menyusun rencana
untuk menanggulanginya dari sisi promosi kesehatan. Setelah itu, barulah
dilaksanakan promosi kesehatan sesuai dengan peluang-peluang yang ada, yaitu
peluang-peluang di dalam gedung Puskesmas dan peluang-peluang di luar gedung
Puskesmas.
b) Langkah-Langkah Promosi Kesehatan Di Masyarakat
Langkah-langkah promosi kesehatan di masyarakat mencakup: Pengenalan
Kondisi Wilayah, Identifikasi Masalah Kesehatan, Survai Mawas Diri,
Musyawarah Desa atau Kelurahan, Perencanaan Partisipatif, Pelaksanaan Kegiatan
dan Pembinaan Kelestarian.

Peran Apoteker dalam Promosi Kesehatan merupakan perannya dalam Komunitas


(Notoatmodjo, 2007):
 Memberikan pengarahan kepada masyarakat mengenai penggunaan obat yang
benar melalui penyuluhan, seminar, buletin, maupun iklan layanan masyarakat.
 Membantu pemerintah dalam mewujudkan masyarakat sehat, khususnya
dalam penanganan penyakit - penyakit yang membutuhkan pengobatan jangka
panjang melalui penyuluhan, membuat materi, buletin, iklan, serta
berpartisipasi dalam pengendalian infeksi di RS melalui Komite Pengendali
Infeksi.
 Memberikan informasi mengenai pemecahan masalah kesehatan yang ada
di masyarakat khususnya mengenai obat atau penemuan obat baru.
 Berperan dalam memberikan edukasi obat pada masyarakat, pengadaan obat
berdasarkan penyakit yang banyak terjadi di komunitas tersebut, serta dalam
pengawasan mutu obat.
 Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Apoteker harus memberikan
edukasi apabila masyarakat ingin mengobati diri sendiri (swamedikasi) untuk
penyakit ringan dengan memilihkan obat yang sesuai dan apoteker harus
berpartisipasi secara aktif dalam promosi dan edukasi.
 Disiplin dan pengawasan penggunaan obat pada masyarakat korban bencana,
atau pada pemberian imunisasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan
intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi yang dirancang
untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang baik bagi kesehatan.
Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal, yaitu
Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat, Peningkatan perilaku masyarakat
dan Peningkatan status kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan Republik indonesia, 2011, Promosi Kesehatan di Daerah
Bermasalah Kesehatan, Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta

Anda mungkin juga menyukai