Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

ANALISIS PROMOSI KESEHATAN BERDASARKAN


OTTAWA CHARTER DI PUSKESMAS TULUNGAGUNG

OLEH :

DEA KENYO NUGRAHANI (1821A0009)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA MITRA


HUSADA
KEDIRI
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Efektivitas pengobatan tidak hanya dipengaruhi oleh seberapa baiknya


pengobatan yang diberikan pada pasien. Hal tersebut dipengaruhi pula oleh
pola pelayanan kesehatan. Pola pelayanan yang diberikan tidak hanya
mengenai alur pelayanan kesehatan namun juga mencakup lingkungan
pelayanan, kerja sama positif tenaga kesehatan dengan keluarga serta
partisipasi dari masyarakat. Dalam melakukan pelayanan kesehatan diperlukan
upaya promosi kesehatan untuk menunjang derajat kesehatan dalam
masyarakat.

Promosi kesehatan merupakan upaya terkait memampukan,


memberdayakan dan memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf
kesehatannya baik kesehatan diri sendiri maupun kesehatan lingkungan sekitar
(Ottawa Charter, 1986). Menurut Green dan Kreuter (2000) promosi kesehatan
dapat tercapai dengan adanya kerja sama antara lembaga pendidikan serta
lingkungan sekitar untuk meningkatkan kemandirian dan memberdayakan
masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Program
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit fokus pada menjaga orang sehat.
Promosi kesehatan melibatkan dan memberdayakan individu dan masyarakat
untuk terlibat dalam perilaku sehat, dan membuat perubahan yang mengurangi
risiko pengembangan penyakit kronis dan morbiditas lainnya Promosi
Kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam proses Pemberdayaan
Masyarakat, melalui pembelajaran dari, oleh dan bersama masyarakat sesuai
dengan lingkungan sosial budaya setempat, agar masyarakat dapat menolong
dirinya sendiri di bidang kesehatan.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkuat keterampilan dan


kemampuan individu untuk mengambil tindakan dan kapasitas kelompok atau
masyarakat untuk bertindak secara kolektif untuk melakukan kontrol atas
faktor-faktor penentu kesehatan dan mencapai perubahan yang positif. Promosi
kesehatan tidak hanya mencakup tindakan diarahkan untuk memperkuat
keterampilan dan kemampuan individu tetapi juga tindakan diarahkan
perubahan kondisi sosial, lingkungan, politik dan ekonomi untuk mengurangi
dampaknya terhadap populasi dan kesehatan individu (Prasko, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian dari Rejeki (2012), desa siaga telah


dilaksanakan dengan berbagai kegiatan dengan Upaya Kesehatan
Bersumbedaya Masyarakat (UKBM), namun belum semuanya berjalan seperti
yang diharapkan, puskesmas telah berupaya dalam mendampingi
pengembangan desa siaga, namun fasilitas yang dilakukan puskesmas belum
mewujudkan community development, melainkan lebih kearah mobilisasi
sosial. Sedangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan
No.128/Menkes/SK/II/2004 yang dikutip oleh Prasetyawati Promosi
Kesehatan merupakan salah satu upaya kesehatan wajib Puskesmas selain
Upaya Kesehatan Lingkungan, Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta KB,
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya Pencegahan, Pemberantasan
Penyakit Menular, dan Upaya pengobatan.

Tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk mengetahui penerapan


konsep promosi kesehatan di Puskesmas Tulungagung serta kebijakan terkait
pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas Tulungagung. Artikel ini
bertujuan untuk membahas implementasi lima sarana aksi strategi promosi
kesehatan di Puskesmas berdasarkan Ottawa Charter.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pelaksanaan promosi kesehatan dianalisis berdasarkan


Ottawa Charter di Puskesmas Tulungagung ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Untuk membahas implementasi upaya promosi kesehatan berdasarkan


Ottawa Charter di Puskesmas Tulungagung

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui masukan (input) dari pelaksanaan promosi kesehatan
berdasarkan ottawa charter di Puskesmas Tulungagung
b. Diketahuinya proses (process) dari pelaksanaan promosi kesehatan
berdasarkan ottawa charter di Puskesmas Tulungagung
c. Diketahuinya keluaran (output) dari pelaksanaan promosi kesehatan
berdasarkan ottawa charter di Puskesmas Tulungagung
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu, wawasan, dan
pengalaman bagi penulis. Penulis juga dapat membandingkan antara teori
dengan keadaan yang ada di lapangan.
2. Bagi puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dalam
upaya peningkatan kualitas promosi kesehatan di puskesmas.
3. Bagi institut
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan
digunakan sebagai acuan bagi penelitian sejenis berikutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Promosi Kesehatan
1. Pengertian Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan


masyarakat melalui pembelajaran diri oleh dan untuk masyarakat agar dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Kemenkes, 2011).

2. Tujuan Promosi kesehatan


Promosi kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan
memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan
meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai
pemberdayaan diri sendiri. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat serta sesuai dengan sosial budaya
setempat. Demi mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik dari fisik,
mental maupun sosial, masyarakat harus mampu mengenal dan
mewujudkan aspirasi dan kebutuhannya, serta mampu mengubah atau
mengatasi lingkungannya (Kemenkes, 2011).
3. Sasaran Promosi Kesehatan

Menurut Maulana (2009), pelaksanaan promosi kesehatan dikenal


memiliki 3 jenis sasaran yaitu sasaran primer, sekunder dan tersier.

a) Sasaran primer
Sasaran primer kesehatan adalah pasien, individu sehat dan
keluarga (rumah tangga) sebagai komponen dari masyarakat.
Masyarakat diharapkan mengubah perilaku hidup mereka yang tidak
bersih dan tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Akan tetapi disadari bahwa mengubah perilaku bukanlah sesuatu yang
mudah. Perubahan perilaku pasien, individu sehat dan keluarga (rumah
tangga) akan sulit dicapai jika tidak didukung oleh sistem nilai dan
norma sosial serta norma hukum yang dapat diciptakan atau
dikembangkan oleh para pemuka masyarakat, baik pemuka informal
maupun pemuka formal. Keteladanan dari para pemuka masyarakat,
baik pemuka informal maupun formal dalam mempraktikkan PHBS.
Suasana lingkungan sosial yang kondusif (social pressure) dari
kelompok-kelompok masyarakat dan pendapat umum (public opinion).
Sumber daya dan atau sarana yang diperlukan bagi terciptanya PHBS,
yang dapat diupayakan atau dibantu penyediaannya oleh mereka yang
bertanggung jawab dan berkepentingan (stakeholders), khususnya
perangkat pemerintahan dan dunia usaha (Maulana, 2009).
b) Sasaran Sekunder

Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka


informal (misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun
pemuka formal (misalnya petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan
lain-lain), organisasi kemasyarakatan dan media massa. Mereka
diharapkan dapat turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS pasien,
individu sehat dan keluarga (rumah tangga) dengan cara: berperan
sebagai panutan dalam mempraktikkan PHBS. Turut menyebarluaskan
informasi tentang PHBS dan menciptakan suasana yang kondusif bagi
PHBS. Berperan sebagai kelompok penekan (pressure group) guna
mempercepat terbentuknya PHBS (Maulana, 2009).

c) Sasaran Tersier

Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang


berupa peraturan perundangundangan di bidang kesehatan dan bidang
lain yang berkaitan serta mereka yang dapat memfasilitasi atau
menyediakan sumber daya. Mereka diharapkan turut serta dalam upaya
meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga (rumah
tangga) dengan cara:
1) Memberlakukan kebijakan/peraturan perundangundangan yang
tidak merugikan kesehatan masyarakat dan bahkan mendukung
terciptanya PHBS dan kesehatan masyarakat.
2) Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain)
yang dapat mempercepat terciptanya PHBS di kalangan pasien,
individu sehat dan keluarga (rumah tangga) pada khususnya serta
masyarakat luas pada umumnya (Maulana, 2009)
4. Strategi Promosi Kesehatan
Piagam Ottawa mengidentifikasikan 3 (tiga) strategi utama untuk
pelaksanaan Promosi Kesehatan yaitu :
a. Advokasi

Kesehatan merupakan sumber daya utama untuk pembangunan


sosial, ekonomi dan individu, serta merupakan dimensi yang penting
dari kualitas hidup. Faktor-faktor politik, ekonomi,
sosial, budaya, lingkungan, perilaku dan biologi dapat menjadi faktor
yang memberi keuntungan bagi kesehatan atau justru
bisa sebaliknya. Kegiatan promosi kesehatan bertujuan untuk
menciptakan suatu kondisi tertentu yang mampu mendukung upaya-
upaya kesehatan melalui advokasi.

b. Penerapan

Promosi kesehatan berfokus pada pencapaian keadilan dalam


kesehatan. Tujuan dari kegiatan promosi kesehatan adalah mengurangi
perbedaan status kesehatan dan memastikan semua orang mendapatkan
pelayanan dan fasilitas yang sama sehingga memungkinkan bagi
semua orang untuk mencapai potensi kesehatan mereka
sepenuhnya . Hal ini mencakup didalamnya adalah landasan yang
aman dalam lingkungan yang mendukung, akses terhadap
informasi, keterampilan, dan kesempatan untuk membuat pilihan yang
sehat. Masyarakat tidak dapat mencapai potensi kesehatan mereka secara
maksimal apabila mereka tidak mampu mengendalikan hal-hal
yang menentukan kesehatan mereka sendiri. Ini harus berlaku sama
untuk semua gender.

c. Mediasi

Persyaratan dan prospek kesehatan tidak dapat dipastikan oleh


sektor kesehatan saja, promosi kesehatan menuntut
tindakan terkoordinasi dari semua
pihak seperti pemerintah, sektor sosial dan ekonomi, organisasi non-
pemerintah dan relawan, pemerintah daerah, bidang industri dan media
informasi. Semua lapisan masyarakat akan terlibat baik sebagai
individu, keluarga dan komunitas. Kelompok profesional dan sosial
serta tenaga kesehatan memiliki tanggung jawab utama untuk
memediasi kepentingan yang berbeda dalam masyarakat untuk mencapai
tujuan kesehatan.

5. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Berdasarkan konferensi International Promosi Kesehatan di Ottawa


Canada (1986) yang menghasilkan piagam Ottawa, promosi kesehatan
dikelompokan menjadi lima area berikut:

a. Kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan (Health Public Policy)


kegiatan ditujukan pada para pembuat keputusan atau penentu
kebijakan. Hal ini berarti setiap kebijakan pembangunan dalam bidang
apapun harus mempertimbangkan dampak kesehatan bagi masyarakat.
b. Mengembangkan jaringan kemitraan dan lingkungan yang mendukung
(create partnership and supportive environmental). Kegiatan ini
bertujuan mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang
mendukung terhadap kesehatan. Kegiatan ini ditujukan kepada
pemimpin organisasi masyarakat serta pengelola tempat-tempat umum
dan diharapkan memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan non-fisik yang mendukung atau
kondusif terhadap kesehatan masyarakat.
c. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service) adalah
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang merupakan tanggung
jawab bersama antara pemberi dan penerima pelayanan orientasi
pelayanan diarahkan dengan menempatkan masyarakat sebagai subjek
yang dapat memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatannya
sendiri. Hal tersebut berarti pelayanan lebih diarahkan kepada
pemberdayaan masyarakat.
d. Meningkatkan keterampilan individu (increase individual skills).
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan yang terdiri atas kelompok,
keluarga, dan individu. Kesehatan masyarakat terwujud apabila
kesehatan kelompok, keluarga, dan individu terwujud. Oleh sebab itu,
peningkatan keterampilan anggota masyarakat atau individu sangat
penting untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat memelihara serta meningkatkan kualitas kesehatannya.
e. Memperkuat kegiatan masyarakat (strengthen community action),
derajat kesehatan masyarakat akan terwujud secara efektif jika unsur-
unsur yang terdapat di masyarakat tersebut bergerak sama-sama.
Memperkuat kegiatan masyarakat berarti memberikan bantuan
terhadap kegiatan yang sudah berjalan di masyarakat sehingga lebih
dapat berkembang. Disamping itu, tindakan ini memberi kesempatan
masyarakat untuk berimprovisasi, yaitu melakukan kegiatan dan
berperan serta dalam pembangunan kesehatan.

Pendekatan yang menyeluruh dalam pembangunan kesehatan dengan


menggunakan lima ruang lingkup tersebut jauh lebih efektif dibanding
dengan menggunakan pendekatan tunggal. Pendekatan melalui tatanan
memudahkan implementasi penyelenggaraan promosi kesehatan. Peran serta
masyarakat sangat penting untuk melestarikan berbagai upaya. Masyarakat
harus menjadi subjek dalam promosi kesehatan dan pengambilan keputusan.
Akses pendidikan dan informasi sangat penting untuk mendapatkan
partisipasi dan pemberdayaan masyarakat (Notoatmodjo, 2009).
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep (conceptual framework) adalah model pendahuluan
dari sebuah masalah penelitian dan merupakan refleksi dari hubungan-
hubungan variabel-variabel yang diteliti (Swarjana, 2015). Kerangka konsep
dalam penelitian ini digambarkan melalui gambar sebagai berikut :

a. Membangun Kebijakan
Berwawasan Kesehatan
Promosi Kesehatan a. Advokasi b. Menciptakan
(Health Promotion)
b. Penerapan Lingkungan yang
mendukung
c. Mediasi c. Memperkuat Gerakan
masyarakat
d. Mengembangkan
Ketrampilan individu
e. Reorientasi Pelayanan
Kesehatan

B. Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu jenis penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-ain secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks langsung yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah (Moleong, L.J, 2006).
Metode penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan
terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran
fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu
(Notoatmodjo, 2010).
Alasan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena
penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti tentang hal-hal yang berkaitan
dengan latar belakang subjek penelitian (Moleong, L.J, 2006), sehingga sangat
tepat untuk mengetahio tentang gambaran pelaksanaan promosi kesehatan di
puskesmas. Permasalahan ini sangat sesuai dengan fungsi dan pemanfaatan
penelitian kualitatif yang salah satunya dimanfaatkan oleh peneliti yang
berminat untuk menelaah sesuatu latar belakang.
C. Fokus Penelitian
Fokus adalah sebutan bagi masalah yang akan dikaji dalam penelitian
kualitatif. Penetapan fokus ditujukan untuk membatasi studi dan penetapan
fokus berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-esklusi atau memasukkan-
mengeluarkan suatu informasi yang baru diperoleh dari lapangan (Moleong,
L.J, 2006).
Fokus penelitian ini berisi pokok kajian yang menjadi pusat perhatian,
yaitu akan mengkaji bagaimana pelaksanaan promosi kesehatan berdasarkan
ottawa charter di puskesmas tulungagung.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian kualitatif disebut dengan
penegasan istilah digunakan untuk memberikan suatu definisi terhadap apa
istilah atau kata agar setiap orang memiliki persepsi yang sama terhadap istilah
atau kata tersebut. Adapun penegasan istilah dalam penelitian ini meliputi :
1. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran diri oleh dan untuk masyarakat agar dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan
2. Advokasi

Kesehatan merupakan sumber daya utama untuk pembangunan


sosial, ekonomi dan individu, serta merupakan dimensi yang penting
dari kualitas hidup.

3. Penerapan

Tujuan dari kegiatan promosi kesehatan adalah mengurangi perbedaan


status kesehatan dan memastikan semua orang mendapatkan pelayanan dan
fasilitas yang sama sehingga memungkinkan bagi semua orang
untuk mencapai potensi kesehatan mereka sepenuhnya.

4. Mediasi

Persyaratan dan prospek kesehatan tidak dapat dipastikan oleh


sektor kesehatan saja, promosi kesehatan menuntut
tindakan terkoordinasi dari semua pihak seperti pemerintah, sektor sosial
dan ekonomi, organisasi non-pemerintah dan relawan, pemerintah
daerah, bidang industri dan media informasi.

E. Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh penerapan
promosi kesehatan di puskesmas tulungagung.
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi penelitian (Notoatmodjo, 2010 : 115). Sampel digunakan dalam
penelitian ini adalah Penerapan promosi kesehatan di Puskesmas Tulungagung
apabila dilihat berdasarkan lima poin strategi promosi kesehatan berdasarkan
Ottawa Charter yaitu kebijakan berwawasan kesehatan, lingkungan yang
mendukung, reorientasi pelayanan kesehatan, peningkatan keterampilan
individu serta pemberdayaan masyarakat atau gerakan masyarakat.
F. Pendekatan Latar Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Tulungagung


G. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian didapatkan dari data primer yaitu dari wawancara
mendalam (indepth interview) terhadap pihak puskesmas.

H. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen inti penelitian ini adalah peneliti. Untuk menghimpun data,


peneliti menggunakan teknik wawancara dan lembar pengamatan yang
dilengkapi dengan pelaksanaan. Hal yang akan diwawancarai adalah petugas
puskesmas. Dengan demikian, alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut.

1. Panduan Observasi

Lembar observasi digunakan peneliti pada saat observasi, berisi kisi-kisi


yang akan diamati. Agar data-data yang diperoleh lebih otentik, maka
peneliti melakukan pencatatan atas apa yang dilihat secara langsung atau
dari hasil pengamatan langsung.

2. Panduan wawancara mendalam

Panduan wawancara mendalam berisikan panduan pertanyaan yang


ditujukan kepada subyek penelitian, untuk mengetahui pelaksanaan promosi
kesehatan di puskesmas tulungagung

3. Panduan Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa


berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang
(Sugiyono, 2011: 349). Dalam penelitian ini dokementasi digunakan untuk
memperoleh data tambahan atau data perbandingan, berupa dokumentasi
laporan maupun rekaman suara.

I. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini peneliti sebagai instrumen penelitian, penelitian


adalah “key instrument” atau alat penelitian umum. Penelitian itu sendiri yang
mengumpulkan data, peneliti menggunakan panduan observasi, panduan
wawancara, panduan dokumentasi, dan catatan harian. Dalam pengumpulan
data, alat yang digunakan antara lain: alat tulis, laptop, handphone, dan kamera
foto.

J. Validitas dan Reliabilitas


1. Validitas

Validitas dalam penelitian kualitatif disebut dengan keabsahan data


adalah bahwa setiap keadaan harus mendemonstrasikan nilai benar,
menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan dan memperoleh keputusan
luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan
dari temuan dan keputusan-keputusannya (Moleong, L.J, 2006).

Untuk memeriksa keabsahan data, peneliti menggunakan teknik :

a. Metode triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang


memanfaatkan sesuatu yang lain di luar itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data yang dihasilkan (Moleong, L.J,
2006).

Teknik triangulasi yang digunakan adalah teori. Menurut Patton dalam


(Moleong, L.J, 2006), bahwa fakta yang dapat diperiksa derajat
kepercayaannya dengan satu atau lebih teori, hal tersebut dinamakan
penjelasan banding (rival explanation). Teori yang digunakan adalah
teori Ottawa Charter.

b. Kecukupan referensial, yaitu bahan referensi yang digunakan untuk


meningkatkan kepercayaan atau kebenaran data. Hasil rekaman
wawancara mendalam merupakan referensi yang digunakan.
4. Reliabilitas

Reliabilitas dilakukan melalui cara audit trail (penelusuran audit).


Cara ini digunakan untuk mencapai objektifitas suatu penelitian, sebuah
cara untuk menjamin penelitian kualitatif (Moleong, L.J, 2006). Audit trail
dilakukan oleh pembimbing. Pembimbing adalah pihak utama yang
berkewajiban untuk memeriksa proses penelitian dan taraf menyediakan
bahan-bahan sebagai berikut (Moleong, L.J, 2006) :
a. Data mentah, seperti catatan lapangan sewaktu mengadakan observasi
dan wawancara, hasil rekaman, dokumen-dokumen lain yang diolah
dalam bentuk catatan lapangan.
b. Hasil analisis data berupa rangkuman, konsep-konsep, dan sebagainya.
c. Hasil sintesis data seperti tafsiran, kesimpulan, definisi tema, polam
hubungan dengan literatur, dan laporan akhir.
d. catatan mengenai proses yang digunakan yakni tentang metodologis,
desain, srategi, prosedur, kredibilitas, objektifitas, dan konfirmabilitas.
e. Bahan yang berkaitan dengan maksud dan keinginan, termasuk usulan
penelitian dan catatan pribadi
f. Informasi tentang pengembangan instrumen, seperti panduan wawancara
mendalam.

Pemeriksaan dalam rangka audit trail ini dilakukan selama proses


berlangsung, berulang kali kapan saja bila dirasa perlu, sehingga dapat
diadakan perubahan atau dapat dicari strategi lain.

K. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke


dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Data
lualitatif diolah sesuai dengan karakteristik penelitian dengan metode analisis
deskriptif. Proses analisis data yang berlangsung selama penelitian ditempuh
melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada


penyederhanaan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-
catatan yang muncul di lapangan dengan langkah membuang atau
mengurangi data yang tidak perlu seperti membuang data wawancara yang
sama antar informan, menyederhanakan dari wawancara dan dokumentasi.
2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun


memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penyajian data dimaksudkan sebagai proses analisis untuk merakit
temuan data lapangan. Dta yang diperoleh setelah disederhanakan disajikan
dalam gambaran deskriptif berupa kutipan wawancara.

3. Verifikasi Data

Verifikasi data atau menarik kesimpulan adalah suatu kegiatan


konfigurasi yang utuh. Kesimpulan ini dibuat berdasarkan pada pemahaman
terhadap data yang telah disajikan dan dibuat dalam pernyataan singkat dan
mudah dipahami dengan mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti.
Kesimpulan disertakan pada akhir kutipan wawancara yang telah disajikan

Anda mungkin juga menyukai