Nama penulis:
Husnah Khairani (210501021)
Fajar mairizal (210501016)
Danu Hamersat (210501044)
Prayogi Hadi Santoso (210501038)
Zulfahni Na Sua (210501027)
Rifqi Aqillah (210501025)
Vito Arianto (210501057)
2021/2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………..............................i
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PROPAGANDA INTERNASIONAL………………………………………………3
2.2 PERSPEKTIF PROPAGANDA DALAM KOMUNIKASI INTERNASIONAL
…………………………………………………………………………………………………….6
2.3PENDEKATAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF KEEFEKTIFITAN
KOMUNIKASI INTERNASIONAL ………………………………………………………….6
Karena masyarakat hidup pada masyarakat informasi, komunikasi antar tempat, antar
kota, antar negara, bahka antara bangsa, dapat dilakukan dengan cepat dan secara langsung
dengan menggunakan internet. Batas-batas teritorial, adat, dan ras, seperti hilang. Karenanya
peranan komunikasi sangatlah penting. Internet jika diolah dengan proses komunikasi yang
benar dan tepat, akan menghasilkan suatu produk yang sangat efektif dalam menjangkau
khalayak. Mengingat perubahan yang sangat signifikan ini, maka akan banyak hal yang
berubah, termasuk relasi sosial, ekonomi, politik, dan kemasyarakatan. Perubahan-perubahan
dalam masyarakat ini perlu diantisipasi dengan memberikan informasi yang seluas-luasnya
kepada masyarakat. Dari berbagai efek yang ditimbulkan, baik negatif maupun positif perlu
dikaji dan disebarluaskan agar hasil-hasil pemikiran para penstudi komunikasi Internasional
dapat dijadikan bahan pelajaran bagi kepentingan masyarakat luas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1PROPAGANDA INTERNASIONAL
Pada awal tahun 2011 ramai diberitakan oleh media massa bagaimana keberhasilan
pengikut aliran NII mempengaruhi beberapa korban dari kalangan dunia pendidikan untuk
mengikuti aliran mereka. Akibatnya, beberapa orang diberitakan hilang, atau minggat dari
rumah orang tuanya, dan tidak mau pulang. Ternyata keyakinan sampai tingkah laku mereka
berubah secara total. Tentu tidak dapat disangkal bahwa hal ini juga merupakan keberhasilan
kegiatan propaganda yang dilakukan oleh propagandis. Dalam dunia ilmu komunikasi sendiri
pun demikian.Ilmu tentang propaganda dianggap tidak mempunyai manfaat yang berarti.
Barangkali propaganda lebih cocok dipelajari oleh orang yang memang ditargetkan untuk
mendalami kegiatan perang, seperti dunia militer.
Hal ini sangat relevan dikaitkan dengan pendapat Lasswell (dalam Severin; Tankard
Jr, 2007:129) bahwa tujuan utama propaganda adalah:
3. untuk mempertahankan persahabatan dan, jika mungkin, untuk menjalin kerja sama
dengan pihak-pihak netral.
4. untuk menghancurkan semangat musuh. Dari rangkaian tujuan utama propaganda
menurut Lasswell tersebut terlihat jelas bahwa kegiatan propaganda dilakukan sematamata
terbatas pada waktu terjadi permusuhan atau peperangan, atau setidak-tidaknya ketika terjadi
konflik antara satu pihak dengan pihak lainnya.
Pada saat konflik terutama jika telah terjadi perang total, propaganda telah diakui
sebagai suatu alat untuk memenangkan perang.Dalam kondisi seperti itu sangat diperlukan
upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk membangkitkan, meningkatkan semangat pihak
sendiri, upaya-upaya untuk meraih, memperoleh dukungan dari pihak ketiga mencakup sahabat
dan juga pihak-pihak netral. Dalam hubungan antarnegara pun kegiatan propaganda sangat
lazim dipraktekkan, meskipun kadang-kadang dilakukan secara tersamar atau tidak diakui
sebagai kegiatan propaganda.
Hal itu diakuiL. John Martin, yang dalam tulisannya berjudul Keefektifan propaganda
Internasional mendefinisikan propaganda sebagai kegiatan komunikasi persuasif sebuah
pemerintahan yang ditujukan kepada khalayak asing. Menurutnya, hanya sebagian
pemerintahan yang mengakui menjalankan propaganda secara terbuka, karena istilah ini
memiliki makna buruk. Biasanya dipilih atau dilakukan cara penghalusan (eufemisme) seperti
program informasi atau kegiatan kebudayaan. (dalam Malik; Rakhmat; dan Shoelhi, 1993:183,
185). Karenanya, wajar Edward Bernays menyatakan bahwa propaganda bukanlah usaha
beberapa orang yang patut dicela untuk meracuni pikiran kita dengan kebohongan.Lebih dari
itu, propaganda merupakan suatu usaha terorganisasi untuk menyebarluaskan suatu
kepercayaan atau opini.Propaganda baru (new propaganda) merupakan sesuatu yang tersebar
lebih jauh lagi, lebih kuat, dan lebih penting daripada sekadar perkembangan informasi.
Propaganda pada dasarnya adalah upaya sengaja dan sistematis dengan memanfaatkan
media komunikasi untuk mempengaruhi publik agar bereaksi sesuai dengan yang diinginkan
sang propagandis. Dalam pemahaman ini, propaganda tidak dengan sendirinya melibatkan
pengertian menipu atau menggunakan fakta yang tidak benar.
Bagaimanapun, sejarah memang mencatat banyak ahli propaganda menghalalkan
berbagai cara yang tidak etis dalam mencapai tujuan yang diinginkan, termasuk merekayasa
berita atau disinformasi. Karena latar belakang itu, banyak pihak enggan menggunakan istilah
propaganda dan menggantinya dengan istilah seperti 'informasi publik' atau 'diplomasi publik'
untuk propaganda internasional.
Propaganda internasional dibedakan dari upaya komunikasi politik luar negeri lainnya
dalam hal kegiatan ini ditujukan pada publik luar negeris dan bukan hanya pada elit politik
terbatas. Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan peningkatan propaganda internasional
sesudah perang Dunia II: pertama, semakin dihindarinya penggunaan kekuatan militer dalam
upaya menyelesaikan pertikaian internasional; kedua, meningkatnya Posisi masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan di sebagian besar negara, sejalan dengan diterimanya sistem
pemerintahan demokratis di negara-negara tersebut; ketiga, berkembangnya sarana komunikasi
yang dapat dimanfaatkan untuk menjalankan propaganda internasional.
Komunikasi persuasif ini pun dapat dibedakan antara yang dijalankan dalam masa
damai dan yang dilancarkan dalam masa perang yang mengambil bentuk agresif. Dalam masa
perang, masing-masing kubu bertikai memanfaatkan berbagai sarana komunikasi untuk
mempengaruhi kubu lawan, terutama untuk memecah belah, melemahkan, serta
menghancurkan semangat bertempur musuh.
2.2 PERSPEKTIF PROPAGANDA DALAM KOMUNIKASI INTERNASIONAL
Adanya propaganda yang berbeda yang saling bertentangan atau secara teknis akan
menimbulkan adanya 'propaganda dan kontra propaganda', karena itu maka setiap propaganda
selalu ditawarkan sebagai suatu grup propaganda yang ditujukan kepada mass audience. Untuk
itu, setiap propaganda selalu ditujukan kepada out-group dan tidak in-group. Seperti contoh
saat perang. Tetapi, propaganda masih dilakukan hingga zaman ini. Sebab, hubungan
internasional masih diliputi dengan konflik kepentingan antara satu negara dan yang lain, baik
secara terbuka maupun terselubung. Dalam menghadapi konflik, peran propaganda tidak kalah
penting dengan diplomasi. Bahkan, peran keduanya kerap dilakukan secara beriringan.
Pada masa kini, propa ganda masih digunakan untuk tujuan sama dengan modus dan
medan berbeda, termasuk medan persaingan ekonomi. Pertahanan negara pada masa kini
belum memadai jika hanya mengandalkan kekuatan militer belaka. Pertahanan dikatakan
cukup bila sebuah negara memiliki kemampuan diplomasi serta agenda propaganda yang
mampu menjawab tantangan yang dihadapi dalam berbagai aspek komunikasi hubungan
internasional.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam isi makalah diatas menyimpulkan bahwa Karenanya, wajar Edward Bernays
menyatakan bahwa propaganda bukanlah usaha beberapa orang yang patut dicela untuk
meracuni pikiran kita dengan kebohongan.Lebih dari itu, propaganda merupakan suatu usaha
terorganisasi untuk menyebarluaskan suatu kepercayaan atau opini.Propaganda baru (new
propaganda) merupakan sesuatu yang tersebar lebih jauh lagi, lebih kuat, dan lebih penting
daripada sekadar perkembangan informasi. Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan
peningkatan propaganda internasional sesudah perang Dunia II: pertama, semakin dihindarinya
penggunaan kekuatan militer dalam upaya menyelesaikan pertikaian internasional; kedua,
meningkatnya Posisi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan di sebagian besar
negara, sejalan dengan diterimanya sistem pemerintahan demokratis di negara-negara tersebut;
ketiga, berkembangnya sarana komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk menjalankan
propaganda internasional. Adanya propaganda yang berbeda yang saling bertentangan atau
secara teknis akan menimbulkan adanya 'propaganda dan kontra propaganda', karena itu maka
setiap propaganda selalu ditawarkan sebagai suatu grup propaganda yang ditujukan kepada
mass audience.
DAFTAR PUSTAKA
Alo liliweri, 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta. Prenada Media Group.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat komunikasi. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti.
Griffin, EM. 2003. A First Look at Communication Theory. New York, Mc Graw Hill.