Anda di halaman 1dari 10

PROPAGANDA INTERNASIONAL, PENDEKATAKAN INDUKTIF DAN

DEDUKTIF KEEFEKTIFAN PROPAGANDA INTERNASIONAL

Dosen pengampu: Fahmi salsabila, S.S, M.Si

Nama penulis:
Husnah Khairani (210501021)
Fajar mairizal (210501016)
Danu Hamersat (210501044)
Prayogi Hadi Santoso (210501038)
Zulfahni Na Sua (210501027)
Rifqi Aqillah (210501025)
Vito Arianto (210501057)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2021/2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………..............................i
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PROPAGANDA INTERNASIONAL………………………………………………3
2.2 PERSPEKTIF PROPAGANDA DALAM KOMUNIKASI INTERNASIONAL
…………………………………………………………………………………………………….6
2.3PENDEKATAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF KEEFEKTIFITAN
KOMUNIKASI INTERNASIONAL ………………………………………………………….6

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ……………………………………………………………………..8

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………..9


BAB I
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata propaganda.Sayangnya,


meskipun sekadar mendengar kata propaganda, dalam pikiran seseorang langsung muncul
suatu persepsi yang buruk.Demikian jeleknya citra yang melekat pada propaganda, karena
dianggap sebagai suatu kegiatan yang negatip.sehinggatidak jarang ditabukan orang.
Sebenarnya, propaganda hanyalah alat, sebagai salah satu teknik komunikasi, sebagai bagian
dari ilmu komunikasi.Yang buruk bukan propagandanya, tetapi bagaimana atau untuk apa
orang yang melakukan atau mempergunakannya. Dengan demikian, sangat perlu diketahui
hakekat propaganda dalam kaitan dengan ilmu komunikasi.

Karena masyarakat hidup pada masyarakat informasi, komunikasi antar tempat, antar
kota, antar negara, bahka antara bangsa, dapat dilakukan dengan cepat dan secara langsung
dengan menggunakan internet. Batas-batas teritorial, adat, dan ras, seperti hilang. Karenanya
peranan komunikasi sangatlah penting. Internet jika diolah dengan proses komunikasi yang
benar dan tepat, akan menghasilkan suatu produk yang sangat efektif dalam menjangkau
khalayak. Mengingat perubahan yang sangat signifikan ini, maka akan banyak hal yang
berubah, termasuk relasi sosial, ekonomi, politik, dan kemasyarakatan. Perubahan-perubahan
dalam masyarakat ini perlu diantisipasi dengan memberikan informasi yang seluas-luasnya
kepada masyarakat. Dari berbagai efek yang ditimbulkan, baik negatif maupun positif perlu
dikaji dan disebarluaskan agar hasil-hasil pemikiran para penstudi komunikasi Internasional
dapat dijadikan bahan pelajaran bagi kepentingan masyarakat luas.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1PROPAGANDA INTERNASIONAL

Istilah atau terminology Propaganda mungkin sering kita dengar dari


percakapan, atau kita lihat dan baca dari berbagai sumber bahan bacaan seperti buku, surat
kabar atau dokumen lain.Membaca atau mendengar istilah propaganda acapkali membuat
orang langsung menafsirkannya sebagai suatu kegiatan atau tindakan yang negatip. Kata
“propaganda” langsung mencetak gambaran di benak orang sebagai suatu tindakan yang buruk.
Mungkin ungkapan-ungkapan bernada seperti berikut pernah anda dengar: Si A telah berusaha
mempropagandai si B. Jangan sampai kamu termakan oleh propaganda si Polan. Perpecahan
Partai Siang Malam terjadi karena keberhasilan propagandist (kadang- kadang ditulis tanpa
huruf t).Pemerintah Negara X senantiasa mempropagandai pemerintah Negara Y. Ah, jangan
percaya, tak usah dipikirkan, semua itu hanya propaganda.

Pada awal tahun 2011 ramai diberitakan oleh media massa bagaimana keberhasilan
pengikut aliran NII mempengaruhi beberapa korban dari kalangan dunia pendidikan untuk
mengikuti aliran mereka. Akibatnya, beberapa orang diberitakan hilang, atau minggat dari
rumah orang tuanya, dan tidak mau pulang. Ternyata keyakinan sampai tingkah laku mereka
berubah secara total. Tentu tidak dapat disangkal bahwa hal ini juga merupakan keberhasilan
kegiatan propaganda yang dilakukan oleh propagandis. Dalam dunia ilmu komunikasi sendiri
pun demikian.Ilmu tentang propaganda dianggap tidak mempunyai manfaat yang berarti.
Barangkali propaganda lebih cocok dipelajari oleh orang yang memang ditargetkan untuk
mendalami kegiatan perang, seperti dunia militer.

Hal ini sangat relevan dikaitkan dengan pendapat Lasswell (dalam Severin; Tankard
Jr, 2007:129) bahwa tujuan utama propaganda adalah:

1. untuk menumbuhkan kebencian terhadap musuh;

2. untuk melestarikan persahabatan sekutu;

3. untuk mempertahankan persahabatan dan, jika mungkin, untuk menjalin kerja sama
dengan pihak-pihak netral.
4. untuk menghancurkan semangat musuh. Dari rangkaian tujuan utama propaganda
menurut Lasswell tersebut terlihat jelas bahwa kegiatan propaganda dilakukan sematamata
terbatas pada waktu terjadi permusuhan atau peperangan, atau setidak-tidaknya ketika terjadi
konflik antara satu pihak dengan pihak lainnya.

Pada saat konflik terutama jika telah terjadi perang total, propaganda telah diakui
sebagai suatu alat untuk memenangkan perang.Dalam kondisi seperti itu sangat diperlukan
upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk membangkitkan, meningkatkan semangat pihak
sendiri, upaya-upaya untuk meraih, memperoleh dukungan dari pihak ketiga mencakup sahabat
dan juga pihak-pihak netral. Dalam hubungan antarnegara pun kegiatan propaganda sangat
lazim dipraktekkan, meskipun kadang-kadang dilakukan secara tersamar atau tidak diakui
sebagai kegiatan propaganda.

Hal itu diakuiL. John Martin, yang dalam tulisannya berjudul Keefektifan propaganda
Internasional mendefinisikan propaganda sebagai kegiatan komunikasi persuasif sebuah
pemerintahan yang ditujukan kepada khalayak asing. Menurutnya, hanya sebagian
pemerintahan yang mengakui menjalankan propaganda secara terbuka, karena istilah ini
memiliki makna buruk. Biasanya dipilih atau dilakukan cara penghalusan (eufemisme) seperti
program informasi atau kegiatan kebudayaan. (dalam Malik; Rakhmat; dan Shoelhi, 1993:183,
185). Karenanya, wajar Edward Bernays menyatakan bahwa propaganda bukanlah usaha
beberapa orang yang patut dicela untuk meracuni pikiran kita dengan kebohongan.Lebih dari
itu, propaganda merupakan suatu usaha terorganisasi untuk menyebarluaskan suatu
kepercayaan atau opini.Propaganda baru (new propaganda) merupakan sesuatu yang tersebar
lebih jauh lagi, lebih kuat, dan lebih penting daripada sekadar perkembangan informasi.

komunikasi Internasional adalah menyampaikan pesan kepada orang lain yang


memiliki nasionalisme yang berbeda. Karena setiap negara memiliki nasionalisme yang
berbeda dengan negara satu dengan negara lainnya. Jadi, komunikasi internasional juga bisa
diartikan sebagai komunikasi antar negara. atau komunikasi yang dilakukan oleh komunikator
yang mewakili suatu negara untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan
kepentingan negaranya kepada komunikan yang mewakili negara lain.

Propaganda pada dasarnya adalah upaya sengaja dan sistematis dengan memanfaatkan
media komunikasi untuk mempengaruhi publik agar bereaksi sesuai dengan yang diinginkan
sang propagandis. Dalam pemahaman ini, propaganda tidak dengan sendirinya melibatkan
pengertian menipu atau menggunakan fakta yang tidak benar.
Bagaimanapun, sejarah memang mencatat banyak ahli propaganda menghalalkan
berbagai cara yang tidak etis dalam mencapai tujuan yang diinginkan, termasuk merekayasa
berita atau disinformasi. Karena latar belakang itu, banyak pihak enggan menggunakan istilah
propaganda dan menggantinya dengan istilah seperti 'informasi publik' atau 'diplomasi publik'
untuk propaganda internasional.

Dalam perspektif ini kegiatan-kegiatan propaganda dengan tujuan-tujuan untuk


mengubah kebijakan dan kepentingan suatu negara atau memperlemah posisi negara lawan.
Bahkan dengan propaganda di komunikasi internasional lebih ditujukan untuk menanamkam
gagasan ke dalam benak masyarakat negara lain dan dipacu sedemikian kuat agar
mempengaruhi pemikiran, perasaan serta tindakan.

Propaganda internasional dibedakan dari upaya komunikasi politik luar negeri lainnya
dalam hal kegiatan ini ditujukan pada publik luar negeris dan bukan hanya pada elit politik
terbatas. Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan peningkatan propaganda internasional
sesudah perang Dunia II: pertama, semakin dihindarinya penggunaan kekuatan militer dalam
upaya menyelesaikan pertikaian internasional; kedua, meningkatnya Posisi masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan di sebagian besar negara, sejalan dengan diterimanya sistem
pemerintahan demokratis di negara-negara tersebut; ketiga, berkembangnya sarana komunikasi
yang dapat dimanfaatkan untuk menjalankan propaganda internasional.

Komunikasi persuasif ini pun dapat dibedakan antara yang dijalankan dalam masa
damai dan yang dilancarkan dalam masa perang yang mengambil bentuk agresif. Dalam masa
perang, masing-masing kubu bertikai memanfaatkan berbagai sarana komunikasi untuk
mempengaruhi kubu lawan, terutama untuk memecah belah, melemahkan, serta
menghancurkan semangat bertempur musuh.
2.2 PERSPEKTIF PROPAGANDA DALAM KOMUNIKASI INTERNASIONAL

Adanya propaganda yang berbeda yang saling bertentangan atau secara teknis akan
menimbulkan adanya 'propaganda dan kontra propaganda', karena itu maka setiap propaganda
selalu ditawarkan sebagai suatu grup propaganda yang ditujukan kepada mass audience. Untuk
itu, setiap propaganda selalu ditujukan kepada out-group dan tidak in-group. Seperti contoh
saat perang. Tetapi, propaganda masih dilakukan hingga zaman ini. Sebab, hubungan
internasional masih diliputi dengan konflik kepentingan antara satu negara dan yang lain, baik
secara terbuka maupun terselubung. Dalam menghadapi konflik, peran propaganda tidak kalah
penting dengan diplomasi. Bahkan, peran keduanya kerap dilakukan secara beriringan.

Pada masa kini, propa ganda masih digunakan untuk tujuan sama dengan modus dan
medan berbeda, termasuk medan persaingan ekonomi. Pertahanan negara pada masa kini
belum memadai jika hanya mengandalkan kekuatan militer belaka. Pertahanan dikatakan
cukup bila sebuah negara memiliki kemampuan diplomasi serta agenda propaganda yang
mampu menjawab tantangan yang dihadapi dalam berbagai aspek komunikasi hubungan
internasional.

2.3 PENDEKATAN INDUKTIF DAN DEDUKTIF KEEFEKTIFAN PROPAGANDA


KOMUNIKASI INTERNASIONAL

Pendekatan induktif komunikasi internasionalsebagai sebuah cara membawa bangsa


dan negara berdaulat, untuk membantu organisasi-organisasi internasional dalam
melaksanakan pelayanannya kepada komunitas dunia lainnya. Bagaiamana setiap
negarabangsa mampu menjalin hubungan komunikasi yang harmonis demi mencapai dunia
yang damai (world peace). pendekatan yang memandang komunikasi internasional sebagai
propaganda, konfrontasi, periklanan, mitos dan klik. Ini disebut juga sebagai „political
proselytization‟. Komunikasi internasional jenis ini lebih bersifat satu arah (one way) yang
biasanya dilaksanakan antarinstitusi negara.

berkembangnya pendekatan komunikasi internasional sebagai kekuatan ekonomi


(economic power). Hubungan antarnegara ditengarai oleh pertukaran barang dan jasa
antarnegara. Mereka sanggup melakukan transfer of technology adalah negara-negara yang
akan berkembang ke arah modernisasi atau kemajuan ekonomi „pasar bebas‟ model neo-
liberal. Keempat, pendekatan komunikasi internasional yang memandang informasi sebagai
„kekuasaan politik‟ (political power). Dominasi informasi: ekonomi, politik, budaya, dan
teknologi yang datang dari Barat, negara-negara selatan „terpinggirkan‟ sehingga terjadi
ketergantungan „segala sektor terhadap Barat (Djamaluddin, 2017:113-114).

berkembangnya pendekatan komunikasi internasional sebagai kekuatan ekonomi


(economic power). Hubungan antarnegara ditengarai oleh pertukaran barang dan jasa
antarnegara. Mereka sanggup melakukan transfer of technology adalah negara-negara yang
akan berkembang ke arah modernisasi atau kemajuan ekonomi „pasar bebas‟ model neo-
liberal. Keempat, pendekatan komunikasi internasional yang memandang informasi sebagai
„kekuasaan politik‟ (political power). Dominasi informasi: ekonomi, politik, budaya, dan
teknologi yang datang dari Barat, negara-negara selatan „terpinggirkan‟ sehingga terjadi
ketergantungan „segala sektor terhadap Barat (Djamaluddin, 2017:113-114).

Pendekatan deduktif komunikasi internasional diambil dalam rangka menghadapi tantangan


yang akan dihadapi selama berlangsungnya proses komunikasi. Berbagai pendekatan dapat
dilakukan tergantung pada situasi dan kondisi, misalnya pendekatan sosio-budaya, pendekatan
pendidikan, dan lain-lain. Pendekatan-pendekatan tersebut berfungsi sebagai kerangka kerja
untuk perencanaan komunikasi selanjutnya. Menurut Onong Uchjana Effendy, (1984 : 35),
strategi adalah perencanaan atau planning dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan yang
hanya dapat dicapai melalui taktik operasional. Sebuah strategi komunikasi hendaknya
mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana berkomunikasi
dengan khalayak sasaran.

Pendekatan internasional yang selalu digunakannya adalah cultural approach dan


menempuh jalur negosiasi yang integrative atau dikenal dengan win-win solution. Menurut
informan I, kunci agar bisa mencapai hasil yang bagus dalam bernegosiasi selain self
confidence dan trust adalah sharing. Sharing yang dimaksud adalah untuk memahami
sepenuhnya situasi satu sama lain, kedua belah pihak harus secara realistis berbagi informasi
sebanyak mungkin sehingga keduanya dapat mengerti harapan ataupun ekspektasi yang
diinginkan. Kerjasama tidak akan terjalin jika tidak ada network yang luas dan hubungan yang
baik, maka negosiasi juga akan berjalan lancar jika network sudah ada. Maka pentinglah bagi
siapapun untuk membangun network dan menjaga hubungan tersebut dalam kondisi yang baik.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dalam isi makalah diatas menyimpulkan bahwa Karenanya, wajar Edward Bernays
menyatakan bahwa propaganda bukanlah usaha beberapa orang yang patut dicela untuk
meracuni pikiran kita dengan kebohongan.Lebih dari itu, propaganda merupakan suatu usaha
terorganisasi untuk menyebarluaskan suatu kepercayaan atau opini.Propaganda baru (new
propaganda) merupakan sesuatu yang tersebar lebih jauh lagi, lebih kuat, dan lebih penting
daripada sekadar perkembangan informasi. Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan
peningkatan propaganda internasional sesudah perang Dunia II: pertama, semakin dihindarinya
penggunaan kekuatan militer dalam upaya menyelesaikan pertikaian internasional; kedua,
meningkatnya Posisi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan di sebagian besar
negara, sejalan dengan diterimanya sistem pemerintahan demokratis di negara-negara tersebut;
ketiga, berkembangnya sarana komunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk menjalankan
propaganda internasional. Adanya propaganda yang berbeda yang saling bertentangan atau
secara teknis akan menimbulkan adanya 'propaganda dan kontra propaganda', karena itu maka
setiap propaganda selalu ditawarkan sebagai suatu grup propaganda yang ditujukan kepada
mass audience.
DAFTAR PUSTAKA

Alo liliweri, 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta. Prenada Media Group.

A.W.Widjaya. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta. Rineka Cipta.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung. Pustaka Setia.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat komunikasi. Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti.

Magdalena Mircea, Theodora. 2014. Diplomatic Communication in the Dynamic of the


International Relations. Academica Brancusi Publisher, ISSN 1844 – 6051.

Griffin, EM. 2003. A First Look at Communication Theory. New York, Mc Graw Hill.

Anda mungkin juga menyukai