0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
318 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang budaya patriarki di Indonesia, khususnya di Jawa, dimana laki-laki dianggap sebagai kepala keluarga. Budaya tersebut berdampak pada rendahnya partisipasi dan kepedulian laki-laki terhadap kesehatan reproduksi. Dokumen juga membahas gender dan isu-isu terkait seperti marginalisasi dan subordinasi perempuan serta kekerasan yang dihadapi perempuan.
Deskripsi Asli:
Ptm
Judul Asli
Kaitan Budaya Dan Gender Dalam Penyakit Menular Ppt
Dokumen tersebut membahas tentang budaya patriarki di Indonesia, khususnya di Jawa, dimana laki-laki dianggap sebagai kepala keluarga. Budaya tersebut berdampak pada rendahnya partisipasi dan kepedulian laki-laki terhadap kesehatan reproduksi. Dokumen juga membahas gender dan isu-isu terkait seperti marginalisasi dan subordinasi perempuan serta kekerasan yang dihadapi perempuan.
Dokumen tersebut membahas tentang budaya patriarki di Indonesia, khususnya di Jawa, dimana laki-laki dianggap sebagai kepala keluarga. Budaya tersebut berdampak pada rendahnya partisipasi dan kepedulian laki-laki terhadap kesehatan reproduksi. Dokumen juga membahas gender dan isu-isu terkait seperti marginalisasi dan subordinasi perempuan serta kekerasan yang dihadapi perempuan.
Nurmaida Uswatun Hasanah Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya Patriarki yaitu suatu budaya dimana yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga berada di pihak ayah. Budaya gender dan perilaku seksual Pada budaya gender terjadi ekstramarital seks yang hal ini menimbulkan perilaku seksual yang pada akhirnya berhubungan dengan transmisi dari penyakit seksual seperti gonorhoe, syphilis, herpes genitalia, AIDS, kanker servik, hepatitis B, dll. ◦ Masyarakat di Indonesia khususnya di jawa menganut budaya patriaki,dimana seorang kepala keluarga adalah laki-laki sehingga laki-laki di cap sebagai orang yang berkuasa di keluarga.Budaya patriaki bisa mengakibatkan angggapan bahwa kesehatan reproduksi adalah maslah perempuan sehingga berdampak kurangnya partisipasi,kepedulian laki-laki dalam kesehatan reproduksi.KB hanya dianggap masalah perempuan sehingga sangat kecil akseptor KB laki-laki. ◦ Di jawa ada pepatah bahwa perempuan di dalam rumah tangga sebagai kasur,sumur,dapur.sehingga perempuan di dalam keluarga hanyalah melayani suami,kedudukannya lebih rendah dari laki-laki. Gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak, tanggung jawab dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai social, budaya dan adat istiadat (Badan Pemberdayaan Masyarakat, 2003) Gender dan Marginalisasi Perempuan Gender dan Subordinasi Pekerjaan Perempuan Gender dan Sterotip atas Pekerjaan Perempuan Gender dan Kekerasan Terhadap Perempuan Gender dan Beban kerja Lebih Berat Beberapa wacana yang berkembang dari ketidakadilan dan ketidaksetaraan gender dalam penyakit menular seksual antara lain: Menyebabkan perempuan masih belum optimal dalam mengontrol kesehatannya sendiri termasuk hak-hak kesehatan reproduksinya. Peran perempuan dalam sektor publik dan politik masih rendah (perjuangan untuk kebutuhan strategis gender yang berhubungandalam pencegahan terhadap penyakit menular seksual lemah). Akses terhadap pelayanan kesehatan maupun informasi masih rendah sehingga pengetahuan perempuan terutama mengenai penyakit menular seksual lebih rendah. Kontrol terhadap perilaku seksual baik perempuan itu sendiri maupun pasangannya masih lemah. Faktor ekonomi masih merupakan alasan bagi perempuan menjadi Pekerja Seks Komersial. Isu gender adalah suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan laki-laki dan perempuan yaitu adanya kesenjangan antara kondisi yang dicita-citakan (normatif) dengan kondisi sebagaimana adanya (obyektif). ◦ Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (Safe Motherhood) ◦ Keluarga Berencana ◦ Kesehatan Reproduksi Remaja ◦ Infeksi Menular Seksual a. Perempuan selalu dijadikan obyek intervensi dalam program pemberantasan pms, walau laki-laki sebagai konsumen justru memberikan kontribusi yang besar dalam permasalahan tersebut b. setiap upaya mengurangi praktik prostitusi , perempuan sebagai PSK selalu menjadi obyek dan tudingan sumber permasalahan, sementara laki-laki yang mungkin menjadi sumber penularan tidak pernah diintervensi dan di koreksi 1. laki-laki dan perempuan saling mendukung dalam penyelesaian tugas domestik 2. mengelola bersama pendapatan keluarga 3. berpartisipasi bersama dalam peran sosial di masyarakat 4. sama-sama berdialog dalam pengambilan keputusan 5. bersama mempunyai akses yang sama terhadap informasi dan sumberdaya TERIMAKASIH.....