Anda di halaman 1dari 13

Tugas Kuliah Mandiri Mata Kuliah Pemasaran Sosial Semester Tujuh

Nama Anggota :
1. Esmawati (11141010000070)
2. Septiana Nurul Haufah (11141010000047)
3. Tia Agustina (11141010000003)
4. Tita Rahmawati (11141010000071)
Tiga Iklan yang Berhubungan dengan Produk Pemasaran Sosial
1. Iklan TV Spot Kanker Payudara Sadari Direktorat P2PTM KEMENKES RI
2. Iklan TV Ayo ke Posbindu Direktorat P2PTM KEMENKES RI
3. Poster Imunisasi MR KEMENKES RI
ANALISIS TERHADAP MASING – MASING IKLAN

“Iklan TV Spot Kanker Payudara Sadari Direktorat P2PTM KEMENKES RI”

A. Identifikasi
1. Produk Sosial dan Tingkatannya
a. Ide: Menanamkan sikap akan pentingnya meluangkan waktu untuk melakukan
SADARI
b. Praktik Sosial : Wanita bisa melakukan SADARI selama tujuh menit
c. Produk Kasat Mata : Tidak ada produk kasat mata yang digunakan karena iklan
hanya berupa pesan persuasif
2. Perubahan yang Diharapkan
a. Kognitif : Meningkatkan pengetahuan bahwa melakukan SADARI tidak
membutuhkan waktu yang lama. Hanya memerlukan waktu selama tujuh menit.
b. Sikap : Wanita dapat menerima untuk meluangkan waktunya selama tujuh
menit untuk melakukan SADARI
c. Tindakan : Wanita melakukan SADARI
d. Perilaku : Wanita selalu meluangkan waktu selama tujuh menit untuk
melakukan SADARI
e. Nilai : Dengan melakukan SADARI, wanita dapat mendeteksi secara dini
kanker payudara dan mencegah tingkat keparahannya.
3. Target Adaptor
a. Target Primer: Wanita Usia Subur
b. Target Sekunder : Teman dari Wanita Usia Subur
c. Target Tersier : Guru, Dosen, Kader Posbindu PTM
4. Pendekatan
Iklan TV ini menggunakan pendekatan informasional.

B. Karakteristik Konsumen serta Faktor yang Mempengaruhi


1. Faktor Budaya : Indonesia
2. Faktor Sub budaya : Seluruh Provinsi di Indonesia
3. Faktor Kelas Sosial : Seluruh Kelas Sosial di Indonesia
4. Faktor Pribadi : Wanita di Indonesia tidak menjadikan SADARI sebagai prioritas
deteksi dini walaupun hanya dilakukan selama tujuh menit.
5. Faktor Psikologis : Wanita merasakan bahwa ketika melakukan SADARI, ia tidak
mendapatkan efek langsung dari perilaku SADARI tersebut. Selain itu, secara
psikologi wanita lebih peduli terhadap penampilannya oleh sebab itu wanita akan
lebih cenderung memperhatikan bentuk tubuhnya termasuk payudara.

C. Analisis Cara Berfikir Konsumen (Tahapan Keputusan Membeli)


1. Proses Keputusan Membeli
a. Pengenalan Masalah dan Motivasi
- Masalah : setiap wanita selalu ingin memiliki penampilan fisik yang
menarik. Wanita akan mudah merasa canggung apabila terdapat bagian
tubuhnya yang tidak ideal. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh
yang dapat menunjang penampilan wanita. Salah satu penyakit yang dapat
menyerang payudara seorang wanita adalah kanker payudara. Kanker
payudara dapat menyebabkan berubahnya bentuk payudara seorang wanita.
Sehingga wanita khawatir apabila ia terkena kanker payudara.
- Motivasi : Timbul dorongan untuk mencari tahu mengenai cara mencegah
kanker payudara.
b. Pencarian Informasi dan Persepsi
- Pencarian Informasi : Wanita lantas mencari tahu cara melakukan deteksi
dini terhadap kanker payudara sendiri (SADARI).
- Persepsi : Muncul sebuah persepsi dalam diri Wanita bahwa melakukan
SADARI memiliki kelebihan dibandingkan dengan deteksi dini di Rumah
Sakit
c. Evaluasi Alternatif dan Sikap
- Alternatif Objektif
o Harga : SADARI tidak membutuhkan uang dibandingkan dengan
deteksi dini Mamae di Rumah Sakit.
o Garansi : Dengan melakukan SADARI, wanita akan lebih mudah
mengontrol kesehatan payudaranya disela kesibukannya. Wanita lebih
menghemat waktu jika melakukan SADARI, dibandingkan melakukan
deteksi dini ke Rumah Sakit.
- Alternatif Subyektif
o Gaya : Zaman sekarang, demi menunjang aktivitasnya yakni wanita
mencari cara agar hidupnya lebih efisien dalam segi waktu sehingga
SADARI merupakan cara yang tepat untuk melakukan deteksi
dibandingkan memeriksakan ke Rumah Sakit yang membutuhkan
waktu banyak.
o Gengsi : Wanita merasa gengsi jika harus pergi kerumah sakit hanya
untuk melakukan deteksi dini kanker payudara karena dengan pergi ke
rumah sakit, dirinya dianggap memiliki penyakit kanker payudara.
Sehingga wanita lebih senang untuk melakukan SADARI.
- Sikap : Sepertinya waktu saya lebih efisien jika saya melakukan SADARI
dibandingkan saya harus ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan
mamografi.
d. Keputusan Membeli dan Integrasi
- Purchase Intention : Wanita berniat untuk melakukan SADARI selama tujuh
menit
- Purchase Decision : Wanita yakin melakukan SADARI selama tujuh menit
karena mempertimbangkan efisiensi baik tempat, waktu, dan biaya.
- Actual Purchase : Wanita melakukan SADARI selama tujuh menit.
e. Integrasi : Perilaku SADARI yang ia lakukan sesuai dengan efisiensi yang ia
harapkan.
f. Evaluasi Pasca Pembelian dan Pembelajaran
- Evaluasi Pasca Pembelian : Wanita akan melakukan SADARI secara rutin
karena selain dapat efisiensi waktu namun juga bisa melakukan pencegahan
dan menurunkan tingkat kekhawatiran terhadap penyakit kanker payudara.
- Pembelajaran : Wanita ini akan memberi tahu kepada teman – temannya
untuk melakukan SADARI daripada harus memeriksakan diri ke Rumah
Sakit.
2. Konsumsi dan Evaluasi
Pada tahap ini, wanita mulai merasakan bahwa dengan melakukan SADARI dapat
menurunkan tingkat kekhawatiran akan penyakit kanker payudara yang bisa
menimpanya dikarenakan ia dapat memantau bagaimana bentuk serta
perkembangan payudaranya sendiri.
3. Pasca Pembelian
Wanita merasa aman karena ia selalu melakukan SADARI agar terhindar dari
penyakit kanker payudara.
D. Analisis Strategi dan Taktik Pemasaran dari Produk
1. Strategi
a. Segmentation
- Demografi : Seluruh wanita di Indonesia
- Geografis : Seluruh Indonesi
- Psikografis : Wanita memiliki ketertarikan pada pemeliharaan bentuk dan
penampilan fisik terutama payudara sebagai penunjang penampilannya.
- Behavioristik : Wanita yang memiliki tingkat kesibukan yang padat.
b. Targeting
Semua wanita usia subur di Indonesia khususnya pada wanita yang memiliki
tingkat kesibukan yang padat.
c. Positioning
SADARI : Periksa Payudara Sendiri Hanya 7 Menit
2. Taktik
a. Differensiasi
- Content : SADARI memiliki keunggulan waktu dan mudahnya untuk
dilakukan sesuai dengan waktu dan tempat yang wanita inginkan serta tidak
ada biaya yang dikeluarkan.
- Context : SADARI dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja
- Infrastruktur : SADARI dapat dilakukan sendiri dengan cara yang mudah
dan tidak memakan waktu yang lama.
b. Bauran Pemasaran
- Produk : Deteksi Dini Kanker Payudara
- Promosi : Menggunakan Iklan di Televisi agar masyarakat mengerti pesan
yang disampaikan.
- Price : Wanita meluangkan waktunya yang berharga untuk melakukan
SADARI.
- Place : Wanita dapat melakukan SADARI di ruangan tertutup seperti kamar,
toilet, dan tempat yang nyaman bagi wanita.
c. Selling
Dalam hal ini, iklan atau pemasaran dilakukan dengan satu arah sehingga tidak
adanya interaksi secara langsung yang dilakukan sebagai proses selling.
ANALISIS TERHADAP MASING – MASING IKLAN
“Iklan TV Ayo ke Posbindu Direktorat P2PTM KEMENKES RI”

A. Identifikasi
1. Produk Sosial dan Tingkatannya
a. Ide : Menanamkan sikap akan pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan
deteksi dini penyakit tidak menular di Posbindu
b. Praktik Sosial : Masyarakat usia 15 tahun ke atas bisa memeriksakan kesehatan
nya di Posbindu
c. Produk Kasat Mata : Alat pemeriksaan kesehatan seperti tensimeter, timbangan,
mikrotois, glukocek.
2. Perubahan yang Diharapkan
a. Kognitif : Meningkatkan pengetahuan akan pentingnya pemeriksaan kesehatan
rutin dan faktor risiko penyakit tidak menular dan pemantauan nya.
b. Sikap : Masyarakat diatas 15 tahun dapat menerima untuk melakukan cek
kesehatan di posbindu.
c. Tindakan : Masyarakat diatas 15 tahun melakukan cek kesehatan secara rutin di
Posbindu
d. Perilaku : Masyarakat diatas 15 tahun selalu meluangkan waktu satu bulan
sekali untuk melakukan cek kesehatan di Posbindu
e. Nilai : Dengan mengunjungi Posbindu secara rutin, masyarakat dapat
mendeteksi dan memantau faktor risiko penyakit tidak menular
3. Target Adaptor
a. Target Primer : Masyarakat diatas 15 tahun
b. Target Sekunder : Keluarga
c. Target Tersier : Tokoh masyarakat dan Tokoh agama setempat
4. Pendekatan
Iklan TV ini menggunakan pendekatan informasional.

B. Karakteristik Konsumen serta Faktor yang Mempengaruhi


1. Faktor Budaya : Indonesia
2. Faktor Sub budaya : Seluruh Provinsi di Indonesia
3. Faktor Kelas Sosial : Seluruh Kelas Sosial di Indonesia
4. Faktor Pribadi : Masyarakat usia 15 tahun ke atas tidak merasa cek kesehatan dan
deteksi dini penyakit tidak menular (PTM) penting karena belum merasa ada gejala
PTM yang dirasakan
5. Faktor Psikologis : merasa malu untuk pergi ke Posbindu

C. Analisis Cara Berfikir Konsumen (Tahapan Keputusan Membeli)


1. Keputusan Membeli
a. Pengenalan Masalah :
- Masalah : Laki-laki berusia 28 tahun ingin memeriksakan kesehatan nya
karena banyak teman-teman dan saudara nya yang terkena penyakit tidak
menular. Ia ingin mencari tempat pemeriksaan kesehatan terbaik.
- Motivasi : Ia ingin mendeteksi sebelum terkena penyakit tidak menular
dengan memantau kondisi kesehatan nya secara rutin
b. Pencarian Informasi :
- Pencarian Informasi : Laki-laki tersebut mencari informasi mengenai tempat
cek kesehatan di media massa seperti TV, internet, teman-teman terdekat
dan masyarakat sekitarnya.
- Persepsi : Laki-laki tersebut mendapatkan informasi bahwa cek kesehatan di
Posbindu itu gratis
c. Evaluasi Alternatif (Nyata) dan Sikap (Psikologis)
- Alternatif Objektif
o Harga : Cek kesehatan di Posbindu sepenuhnya gratis
o Garansi : Cek kesehatan dilakukan oleh tenaga kesehatan dari
Puskesmas, praktis dan terjangkau
- Alternatif Subyektif
o Gaya : mencegah penyakit tidak menular dengan melakukan cek
kesehatan dan deteksi dini serta ia dapat mendapatkan cek kesehatan
yang sama seperti pelayanan kesehatan lainnya yang mengeluarkan
biaya
o Gengsi : merasa malu jika harus pergi ke rumah sakit untuk
memeriksakan kesehatan nya dan mendeteksi penyakit tidak menular
karena tidak ingin dianggap memiliki penyakit yang biasa diderita
lansia (penyakit tidak menular)
- Sikap : Laki-laki tersebut lantas memiliki sikap untuk memeriksakan
kesehatan nya di Posbindu daripada di pelayanan kesehatan lainnya seperti
Rumah Sakit.
d. Keputusan Membeli (Nyata) dan Integrasi (Psikologis)
- Keputusan Membeli
o Purchase intention : Laki-laki tersebut berniat untuk memeriksakan
kesehatan nya di Posbindu
o Purchase decision : Laki-laki tersebut yakin bahwa memeriksakan
kesehatan di Posbindu karena Posbindu dapat memberikan pelayanan
cek kesehatan terbaik dan juga memenuhi kriteria yang diinginkan
(tempat sesuai kriteria dan produk terjamin)
o Actual Purchase : Laki-laki tersebut pergi ke Posbindu
- Integrasi : cek kesehatan yang ia dapatkan sepadan dengan tanpa
mengeluarkan biaya.
e. Evaluasi Pasca Pembelian (Nyata) dan Pembelajaran (Psikologis)
- Laki-laki tersebut secara rutin memeriksakan kesehatannya di Posbindu
sebulan sekali.
- Laki-laki tersebut akan menyarankan keluarganya ataupun teman-temannya
untuk memeriksakan kesehatannya di Posbindu.

D. Analisis Strategi dan Taktik Pemasaran dari Produk


1. Strategi
a. Segmentation
- Demografi : Seluruh masyarakat diatas 15 tahun
- Geografis : Seluruh Indonesia
- Psikografis : Orang yang mempedulikan kesehatannya
- Behavioristik : Orang yang belum memiliki gaya hidup yang sehat.
b. Targeting : Seluruh masyarakat diatas usia 15 Tahun
c. Positioning : Mari cek kesehatan di Posbindu
3. Taktik
a. Differensiasi
- Content : Memeriksakan kesehatan penyakit tidak menular
- Context : Posbindu berada di lingkungan terdekat
- Infrastucture : Cek kesehatan gratis
b. Bauran Pemasaran
- Product : Cek Kesehatan Penyakit Tidak Menular
- Promotion : Iklan
- Price : Gratis
- Place : Dapat dijangkau dengan mudah
c. Selling : Kader mengajak warga sekitar untuk memeriksakan kesehatan di
Posbindu
ANALISIS TERHADAP MASING – MASING IKLAN
“Poster Imunisasi MR KEMENKES RI”

A. Identifikasi
1. Produk Sosial dan Tingkatannya
a. Ide: Menanamkan sikap akan pentingnya memberikan imunisasi MR kepada
anak dibawah 15 tahun.
b. Praktik Sosial : Memberikan imunisasi MR untuk anak dibawah 15 tahun
c. Produk Kasat Mata : Vaksin MR, suntikan, kapas, dan alkohol.
2. Perubahan yang Diharapkan
a. Kognitif : Meningkatkan pengetahuan Ibu melindungi buah hati dari bahaya
penyakit campak dan rubella dengan melakukan imunisasi MR.
b. Sikap : Ibu mau menerima untuk melakukan imunisasi MR.
c. Tindakan : Ibu membawa anaknya untuk Imunisasi MR
d. Perilaku : Ibu membawa anaknya yang berusia sembilan bulan sampai kurang
dari 15 tahun untuk imunisasi MR pada bulan imunisasi.
e. Nilai : Ibu mengetahui bahwa dengan melakukan imunisasi MR, dapat
mencegah anak dari bahaya campak dan rubella seperti radang paru, radang
otak, kebuataan, gizi buruk, diare, kelainan jantung, kelainan mata, katarak, tuli,
keterlambatan perkembangan dan kerusakan jaringan otak.
3. Target Adaptor
a. Target Primer : Anak usia 9 bulan – kurang dari 15 tahun
b. Target Sekunder : Ibu dan keluarga
c. Target Tersier : Kepala sekolah, Tokoh Masyarakat, Puskesmas, Posyandu
4. Pendekatan
Poster ini menggunakan pendekatan informasional dan teknologi.

B. Karakteristik Konsumen serta Faktor yang Mempengaruhi


1. Faktor Budaya : Indonesia
2. Faktor Sub budaya : Seluruh Provinsi di Indonesia
3. Faktor Kelas Sosial : Seluruh Kelas Sosial di Indonesia
4. Faktor Pribadi : Ibu yang memiliki pendapat bahwa imunisasi MR justru
memberikan dampak demam.
5. Faktor Psikologis : Pengalaman orang lain setelah melakukan imunisasi mengalami
efek samping seperti demam, kejang , dan sebagainya.

C. Analisis Cara Berfikir Konsumen (Tahapan Keputusan Membeli)


1. Proses Keputusan Membeli
a. Pengenalan Masalah dan Motivasi
- Masalah : Seorang Ibu baru yang memiliki satu anak balita. Ibu ini ingin
anaknya bisa sehat dan terhindar dari berbagai penyakit. Salah satu cara
yang dapat ia lakukan untuk anaknya yakni melakukan imunisasi agar
anaknya dapat terhindar dari penyakit tersebut. Namun Ibu ini masih
bimbang untuk melakukan imunisasi karena adanya informasi yang beredar
bahwa vaksin MR diragukan kehalalannya.
- Motivasi : Timbul dorongan untuk melakukan imunisasi karena merasa
anaknya butuh penecegahan agar tehindar dari berbagai macam penyakit.
b. Pencarian Informasi dan Persepsi
- Pencarian Informasi : Ibu lantas mencari tahu mengenai kandungan yang
terdapat di dalam vaksin melalui web atau situs resmi, teman sosialitanya
serta mertuanya.
- Persepsi : Muncul sebuah persepsi dalam diri Ibu bahwa vaksin MR lebih
banyak memberikan manfaat jika dilakukan
c. Evaluasi Alternatif dan Sikap
- Alternatif Objektif
o Harga : Tidak perlu mengeluarkan biaya untuk imunisasi.
o Garansi : Anak terlindungi dari penyakit campak dan rubella setelah
melakukan imunisasi.
- Alternatif Subyektif
o Gaya : Ibu menganggap saat ini semua jaminan kesehatan sudah
dijamin sehingga semua fasilitas harus dipergunakan dengan sebagai
mungkin termasuk imunisasi MR.
o Gengsi : Ibu memiliki rasa tidak nyaman atau gengsi karena melihat
teman – temannya yang sudah melakukan imunisasi MR sedangkan
dirinya belum. Hal ini menjadikan sebuah paham baru dari teman –
teman bahwa Ibu ini belum mengerti manfaat vaksin MR ini.
- Sikap : “Kayaknya lebih baik melakukan imunisasi anak saya karena
dengan demikian anak saya bisa terhindar dari penyakit”, Ibu bersikap
demikian.
d. Keputusan Membeli dan Integrasi
- Purchase Intention : Ibu berniat melakukan imunisasi MR untuk anaknya.
- Purchase Decision : Ibu yakin untuk melakukan imunisasi MR pada
anaknya karena sudah mengerti mengenai manfaat imunisasi MR bagi
anaknya.
- Actual Purchase : Ibu melakukan imunisasi MR di Posyandu atau
Puskesmas kepada anaknya. Dan jika sudah sekolah dan ada program
imunisasi MR di sekolah, Ibu mendukung.
e. Integrasi : Ibu melakukan imunisasi kepada anaknya karena sudah mengerti
mengenai manfaat yang akan didapatkan.
f. Evaluasi Pasca Pembelian dan Pembelajaran
- Evaluasi Pasca Pembelian : Ibu mengalami pengalaman sendiri bahwa
dengan adanya imunisasi MR anaknya tidak mengalami demam dan
mempercayai bahwa anaknya sudah terlindungi dari penyakit campak dan
rubella.
- Pembelajaran : Ibu ini akan memberi tahu kepada teman – temannya untuk
melakukan imunisasi MR karena manfaat dan tidak adanya efek samping
karena imunisasi ini menurut pengalamannya.
2. Konsumsi dan Evaluasi
Pada tahap ini, Ibu mulai merasakan bahwa dengan melakukan imunisasi MR
menurunkan tingkat kekhawatiran akan penyakit kanker payudara dan anak akan
terlindungi.
3. Pasca Pembelian
Ibu merasa aman karena ia sudah melakukan imunisasi MR kepada anaknya.

E. Analisis Strategi dan Taktik Pemasaran dari Produk


1. Strategi
a. Segmentation
- Demografi : Seluruh anak 9 bulan hingga kurang dari 15 tahun di
Indonesia
- Geografis : Indonesia
- Psikografis : Ibu perduli akan tumbuh kembang anak dan kesehatan anak.
- Behavioristik : Ibu yang belum memberikan imunisasi pada anaknya.
b. Targeting
Semua anak 9 bulan hingga kurang dari 15 tahun.
c. Positioning
LINDUNGI BUAH HATI ANDA DARI BAHAYA PENYAKIT CAMPAK
DAN RUBELLA.
2. Taktik
a. Differensiasi
- Content : Imunisasi MR merupakan imunisasi baru yang harus diberikan
kepada anak agar terhindar dari penyakit campak dan rubella.
- Context : Imunisasi dapat dilakukan di sekolah, Posyandu, dan Posbindu.
- Infrastruktur : Vaksin MR
b. Bauran Pemasaran
- Produk : Imunisasi MR
- Promosi : Menggunakan media poster yang dipasang dekat dengan tempat
dimana warga datang dan berkumpul
- Price : Imunisasi gratis dan tidak dipungut biaya
- Place : Tempat melakukan imunisasi juga sangat terjangkau yakni dapat di
sekolah, posbindu, maupun puskesmas.
c. Selling
Kader posyandu mengajak ibu untuk melakukan imunisasi MR pada anaknya.

Anda mungkin juga menyukai