Anda di halaman 1dari 25

Laporan Praktik Belajar Lapangan Penyakit Global

PSIK Universitas Jember

LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN PENYAKIT GLOBAL


DI RW 04 dan 05 LINGKUNGAN SUMBERSALAK KEL.
KRANJINGAN KEC. SUMBERSARI JEMBER

diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Penyakit Global


dengan dosen : Ns. Mulia Hakam, M.Kep.,Sp.Kep.MB

Oleh:
Kelompok 1A

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450

Laporan Praktik Belajar Lapangan Penyakit Global


PSIK Universitas Jember

LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN PENYAKIT GLOBAL


DI RW 04 dan 05 LINGKUNGAN SUMBERSALAK KEL.
KRANJINGAN KEC. SUMBERSARI JEMBER

diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Penyakit Global


dengan dosen : Ns. Mulia Hakam, M.Kep.,Sp.Kep.MB

Oleh:
Kelompok 1A
Auliya Hidayati
Bella Alvionitta G. P.
Ria Agustina
Ahmad Nasrullah
Mashilla Refani P.
Chrisdiannitta F. R.
Dwi Yoga Setyorini
Nailul Aizza Rizqiyah

NIM 132310101001
NIM 132310101008
NIM 132310101009
NIM 132310101010
NIM 132310101013
NIM 132310101016
NIM 132310101027
NIM 132310101032

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450

Laporan Praktik Belajar Lapangan Penyakit Global


PSIK Universitas Jember

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN PENYAKIT GLOBAL
DI RW 04 dan 05 LINGKUNGAN SUMBERSALAK KEL.
KRANJINGAN KEC. SUMBERSARI JEMBER

Tanggal

Mei 2016

Diperiksa oleh

Penanggung Jawab Mata Kuliah Penyakit Global

Ns. Rondhianto, M. Kep.


NIP. 198303242006041002
Disetujui oleh

Sekretaris I PSIK Universitas Jember

Ns. Wantiyah, M. Kep.


NIP 19810712 200604 2 001

Laporan Praktik Belajar Lapangan Penyakit Global


PSIK Universitas Jember

TIM PENYUSUN
LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN PENYAKIT GLOBAL
DI RW 04 dan 05 LINGKUNGAN SUMBERSALAK KEL.
KRANJINGAN KEC. SUMBERSARI JEMBER

Pembimbing : Ns. Mulia Hakam, M.Kep.,Sp.Kep. MB


Ketua

: Dwi Yoga Setyorini

132310101027

Sekretaris

: Nailul Aizza Rizqiyah

132310101032

Anggota

: Auliya Hidayati

132310101001

Bella Alvionitta G. P.

132310101008

Ria Agustina

132310101009

Ahmad Nasrullah

132310101010

Mashila Refani Putri

132310101013

Chrisdiannitta F. R.

132310101017

Laporan Praktik Belajar Lapangan Penyakit Global


PSIK Universitas Jember

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Belajar Lapangan Penyakit Global ini dengan baik. Laporan ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Penyakit Global Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember.
Penyusunan laporan ini tentunya tidak lepas dari kontribusi berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ns. Rondhianto, M.Kep. selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah Penyakit
Global Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember;
2. Ns. Mulia Hakam, M.Kep. Sp. Kep. MB selaku Pembimbing Praktik Belajar
Lapangan Penyakit Global Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Jember;
3. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mencurahkan perhatian dan dukungannya
baik secara materil maupun non materil;
4. Rekan-rekan satu kelompok yang sudah bekerjasama dan berusaha
semaksimal mungkin sehingga laporan ini dapat terealisasi dengan baik;
5. Semua pihak yang secara tidak langsung membantu terciptanya laporan ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Jember, Mei 2016


Penulis

DAFTAR ISI

Laporan Praktik Belajar Lapangan Penyakit Global


PSIK Universitas Jember

Halaman
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS............................................... iii
TIM PENYUSUN............................................................................................ iv
KATA PENGANTAR...................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
BAB 1. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Tujuan................................................................................................ 2
BAB 2. TINJAUAN TEORI........................................................................... 3
2.1 Pengertian......................................................................................
2.2 Epidemiologi.................................................................................
2.3 Etiologi..........................................................................................
2.4 Dampak.........................................................................................
2.5 Tatalaksana....................................................................................
2.6 Pencegahan....................................................................................

3
3
4
7
7
9

BAB 3. INTERVENSI................................................................................

11

3.1 Picot Frame Work......................................................................... 11


3.2 Sumber literature.......................................................................... 12
3.3 Teori dan Konsep Intervensi......................................................... 14
3.3.1 Definisi.............................................................................. 14
3.3.2 Mekanisme........................................................................ 14
3.3.3 Indikasi dan Kontraindikasi.............................................. 14
3.3.4 Efek samping..................................................................... 14
3.3.5 Efektivitas dan Keamanan Penggunaan............................. 15
3.4 Implikasi dan Rekomendasi Intervensi.......................................... 15

BAB 4. PENUTUP.......................................................................................... 17
4.1 Kesimpulan...................................................................................... 17
4.2 Saran................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 18
LAMPIRAN.................................................................................................... 20

Laporan Praktik Belajar Lapangan Penyakit Global


PSIK Universitas Jember

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi masalah
kesehatan di seluruh dunia karena prevalensinya tinggi (Lidya, 2009). Hipertensi
disebut sebagai The Silent Killer, karena tidak menampakkan gejala yang khas,
adanya gejala pun dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama
dengan gejala penyakit lain. Hingga saat ini, hipertensi masih menjadi salah satu
masalah kesehatan terbesar di Indonesia, hal tersebut diungkapkan oleh Ketua
perhimpunan Hipertensi Indonesia.
Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika yang
berusia diatas 20 tahun menderita Hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5
juta jiwa. Namun hampir sekitar 90-95 % kasus tidak diketahui penyebabnya
(Kompas, 2015). WHO memperkirakan sekitar 30% penduduk dunia tidak
menyadari adanya hipertensi (Susilo & Wulandari, 2011). Hipertensi merupakan
penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7%
dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia (Kemenkes, 2011).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Nasional (2007), prevalensi hipertensi
pada usia diatas 18 tahun di Indonesia (31,7%), lebih tinggi jika dibandingkan
dengan Singapura (27,3%), Thailand (22,7 %) dan Malaysia (20%) (Hartono,
2011). Jika dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 5,9% dari
31,7% menjadi 25,8%. Analisis prevalensi menunjukkan bahwa 34,9% penduduk
Indonesia menderita hipertensi (Palmer, 2007). Berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember pada tahun 2009, jumlah penderita hipertensi untuk
wilayah Kabupaten Jember adalah 65.722 penderita (Dinas Kesehatan Kabupaten
Jember, 2009). Data di Puskesmas Sumbersari pada tahun 2009 menunjukkan
bahwa prevalensi penyakit hipertensi meningkat 13,5% dan menempati urutan ke6 dalam 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Sumbersari.
Faktor yang berpengaruh memicu terjadinya tekanan darah tinggi diantaranya
adalah faktor genetik, jenis kelamin, usia, tingkat stres, obesitas, dan konsumsi
garam serta alkohol. Tekanan darah tinggi merupakan faktor yang meningkatkan
resiko terjadinya penyakit kardiovaskuler, gagal ginjal, stroke dan kematian.
1

Melihat kompleknya permasalahan tekanan darah tinggi atau hipertensi, dapat


disimpulkan bahwa apabila tidak dilakukan pengobatan dan pengontrolan tekanan
darah maka akan dapat menimbulkan komplikasi pada tubuh. Hipertensi dapat
menyebabkan komplikasi yang berbahaya jika tidak ditangani dengan baik
(Tierney, 2002).
Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi penyakit berupa gangguan pada
otak, sistem kardiovaskuler, ginjal dan mata. Hipertensi yang terjadi dalam jangka
waktu lama dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, gagal jantung dan
merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009). Menurut WHO,
dari 50% penderita hipertensi yang diketahui, 25% mendapat pengobatan dan
hanya 12,5% yang diobati dengan baik. Pengobatan penderita hipertensi belum
efektif karena sering terjadi kekambuhan serta menimbulkan efek samping
berbahaya dalam jangka waktu yang panjang (Dicky, 2011). Hal ini yang
mendorong para ilmuwan untuk mengembangkan terapi non farmakologis.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui kerangka konsep Hipertensi;
2. Untuk mengetahui intervensi yang disarankan untuk Hipertensi;
3. Untuk mengetahui implikasi dan rekomendasi intervensi untuk kasus
Hipertensi

BAB 2. TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan


sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Menurut
WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar
atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 95
mmHg.
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg,
dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian
ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari
peningkatan sistolik. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah
kedokteran menjelaskan hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan
pada mekanisme pengaturan tekanan darah.
Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg
atau tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostik ini dapat dipastikan
dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu yang terpisah. Patologi
utama pada hipertensi adalah peningkatan tekanan vesikalis perifer arterior.
Hipertensi heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk
menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle
hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit
jantung kronis, yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
2.2 Epidemiologi

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi


gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit
jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit
ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di
indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Semakin meningkatnya
populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar
juga akan bertambah. Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi
terutama di negara berkembang, tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun
2000, diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini
3

didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk
saat ini. Angka angka prevalensi hipertensi di Indonesia telah banyak
dikumpulkan dan menunjukkan di daerah pedesaan masih banyak penderita yang
belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Baik dari segi case finding maupun
penatalaksanaan pengobatannya. Jangkauan masih sangat terbatas dan sebagian
besar penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan. Prevalensi terbanyak
berkisar antara 6 smpai dengan 15%, tetapi angka prevalensi yang rendah terdapat
Ungaran, Jawa Tengah sebesar 1,8% dan Lembah Balim Pegunungan Jaya
Wijaya, Irian Jaya sebesar 0,6% sedangkan angka prevalensi tertinggi di Talang
Sumatera Barat 17,8%.
2.3 Etiologi

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan


besar yaitu :
a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi,
sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun
hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian
telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi:
a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport
Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
c. Stress karena Lingkungan.
d. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.
4

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya


perubahan perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, datadata penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
1) Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )
2) Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
3) Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :
1) Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )
2) Kegemukan atau makan berlebihan
3) Stress
4) Merokok
5) Minum alkohol
6) Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
a. Ginjal
1) Glomerulonefritis
2) Pielonefritis
3) Nekrosis tubular akut
4) Tumor
b. Vascular
1) Aterosklerosis
2) Hiperplasia

3) Trombosis
4) Aneurisma
5) Emboli kolestrol
6) Vaskulitis
c. Kelainan endokrin
1) DM
2) Hipertiroidisme
3) Hipotiroidisme
d. Saraf
1) Stroke
2) Ensepalitis
3) SGB
e. Obat obatan
1) Kontrasepsi oral
2) Kortikosteroid

2.4 Dampak
Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada
hipertensi essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan
baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal,
mata,otak, dan jantung.Gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing,
migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi essensial.
Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut:
pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan (jarangan), sukar tidur, sesak
nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang. Gejala
akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah: gangguan penglihatan,
gangguan saraf, gagal jantung,gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral (otak),
yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang
mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma, sebelum
bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan
jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan merubah
gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus hipertensi erat kaitannya dengan gaya
hidup tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman, beralkohol,
merokok, dan kurang istirahat. Kebiasaan makan juga perlu diwaspadai.

pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat disarankan karena


terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi.
Dalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain :
a.Stroke
b. Gagal jantung
c.Gagal Ginjal
d. Gangguan pada Mata
2.5 Tatalaksana
Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua
kategoripengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan
penyakit jantung hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada
pasien tanpa penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90
pada pasien dengan penyakit diatas. Berbagai macam strategi pengobatan
penyakit jantung hipertensi :
a. Pengaturan Diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau
dengan obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan bisa
memperbaiki keadaan LVH. Beberapa diet yang dianjurkan:
1) Rendah garam,beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah garam dapat
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.Dengan pengurangan
komsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system renin-angiotensin
sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi.Jumlah intake sodium
yang dianjurkan 50100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per
hari.
2) Diet

tinggi

potassium,dapat

menurunkan

tekanan

darah

tapi

mekanismenya belum jelas.Pemberian Potassium secara intravena dapat


menyebabkan vasodilatasi,yang dipercaya dimediasi oleh nitric oxide
pada dinding vascular.
3) Diet kaya buah dan sayur.
4) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
5) Tidak mengkomsumsi Alkohol.
b. Olahraga Teratur

Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk


menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung.
Olaharaga isotonik dapat juga bisa meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi
perifer, dan mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30
menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dinjurkan untuk
menurunkan tekanan darah.
c. Penurunan Berat Badan
Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan
kejadian hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang
sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan
(1kg/minggu)

sangat

dianjurkan.

Penurunan

berat

badan

dengan

menggunakan obat-obatan perlu menjadi perhatian khusus karena umumnya


obat

penurun

berat

badan

yang

terjual

bebas

mengandung

simpatomimetik,sehingga dapat meningkatan tekanan darah, memperburuk


angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi aritmia.
Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang
dapat meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat
antihipertesni.
d. Farmakoterapi
Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat menggunakan
berbagai kelompok obat antihipertensi seperti thiazide, beta-blocker dan
kombinasi alpha dan beta blocker, calcium channel blockers, ACE inhibitor,
angiotensin receptor blocker dan vasodilator seperti hydralazine. Hampir pada
semua pasien memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai
tekanan darah yang diinginkan.
2.6 Pencegahan
a. Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya
hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan
konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:
1) Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar
tidak terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.
2) Dilarang merokok atau menghentikan merokok.

3) Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah


garam.
4) Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita
hipertensi berupa:
1) Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun
dengan tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
2) Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara
normal dan stabil mungkin.
3) Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus dikontrol.
4) Batasi aktivitas.

BAB 3. INTERVENSI

3.1 PICOT FRAME WORK


Analisis jurnal dari jurnal utama yang berjudul Pengaruh senam bugar lansia
terhadap tekanan darah penderita hipertensi di BPLU Senja Cerah Paniki
Bawah berdasarkan analisa data menggunakan PICO sebagai berikut:
1. Patient, Problem or Population (P)
Tekanan darah merupakan daya yang diperlukan agar darah dapat
mengalir didalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan
tubuh manusia. Seseorang dikatakan menderita hipertensi apabila
tekanan darah lebih dari 140 mmHg. Penyakit hipertensi telah menjadi
masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia dan
negara lain di dunia. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi
terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus
di tahun 2000 akan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini
diperkirakan berdasarkan jumlah kasus hipertensi yang ada pada saat ini
dan pertambahan penduduk yang ada.
2. Intervention (I)
Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi dan mengurangi kasus
hipertensi yang ada perlu dilakukan. Salah satu intervensi yang diajukan
pada jurnal yaitu dengan menggunakan senam bugar untuk mengurangi
tekanan darah. Olahraga akan meningkatkan curah jantung yang akan
disertai meningkatnya distribusi oksigen ke bagian yang tubuh yang
membutuhkan, sedangkan pada bagian yang kurang memerlukan oksigen
akan terjadi vasokontriksi. Meningkatnya curah jantung pasti akan
berpengaruh terhadap tekanan darah.Berdasarkan penelitian yang
dilakukan dalam jurnal setelah dilakukan senam bugar terjadi penurunan
tekanan darah sistolik sebelum perlakuan dengan minggu ke tiga
perlakuan di peroleh selisih penurunan sebesar 16mmHg.

10

3. Comparison or Comparator (C)


Dalam jurnal yang dianalisis mengungkapkan bahwa aktivitas latihan
yang baik untuk menurunkan angka hipertensi yaitu dengan melakukan
senam. Senam bugar merupakan senam intensitas ringan sampai sedang
yang bersifat menyeluruh dengan gerakan yang melibatkan sebagai besar
otot tubuh, serasi sesuai gerak sehari hari.
4. Outcomes (O)
Penerapan senam bugar menunjukkan secara efisien terjadinya
penurunan tekanan darah sistolik dengan selisih sebesar 16 mmHg. Hal
ini menunjukkan adanya hubungan dengan penurunan tahanan perifer.
Olahraga yang cukup dapat menurunkan tingkat depresi, kecemasan, dan
stress. Penurunan tersebut akan menstimulasi kerja sistem saraf perifer
terutama parasimpatis yang menyebabkan vasodilatasi penampang
pembuluh darah akan mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan darah
baik sistolik maupun diastolik.
3.2 Sumber Literature
Jurnal utama yang penulis angkat untuk dianalisa sebagai berikut:
No.
1.

Judul
Keterangan
Pengaruh senam bugar Nama Jurnal:
Jurnal e-Biomedik (eBM)
lansia
terhadap
Tahun Terbit:
tekanan
darah 2 Juli 2013
Peneliti:
penderita hipertensi di
Moniaga
Victor,
BPLU Senja Cerah
Damanjanty
H.C
Paniki Bawah
Pangemanan,
J.J.V

Sumber
ejournal.unsrat.
ac.id/index.php/
ebiomedik/articl
e/view/3635/316
2

Rampengan
Penulis dalam menganalisa jurnal membutuhkan jurnal pendukung agar
memperkuat analisa jurnal utama yang penulis angkat. Adapun jurnal
pendukung yang dapat memperkuat jurnal utama sebagai berikut :

11

No.
1.

2.

3.

Judul
Pengaruh Senam
Lansia terhadap
Stabilitas Tekanan
Darah pada Kelompok
Lansia GMIM
Anugerah di Desa
Tumaratas 2 Kec.
Langowan Barat Kab.
Minahasa
Predictive Analysis on
Hypertension
Treatment Using Data
Mining Approach in
Saudi Arabia

Treatment Of Arterial
Hypertension
Byphysical Methods

4.

Respiratory
Gymnastics, Means
Of Improving The
Health Condition
To Hipertensive
Persons

5.

Efektivitas Senam
Ergonomik Dengan
Senam Aerobic Low
Impact Terhadap
Level Tekanan Darah
Pada Lansia
Hipertensi

Keterangan
Nama jurnal :
e-journal Keperawatan (eKp)
Tahun terbit :
1 Februari 2015
Peneliti
:
Mariani Christiani
Sunkodon, Henry
Palandeng, Vandri Kallo
Nama jurnal :
Intelligent Information
Management
Tahun terbit :
2011
Peneliti
:
Abdullah A. Aljumah,
Mohammed Gulam
Ahamad, Mohammad
Khubeb Siddiqui
Nama Jurnal :
Journal of IMAB

Tahun terbit :
2013
Peneliti
:
Dimo S. Krastev, Ivan
Petcovi, Nikolay Krastev,
Manol Kalniev,
Alexanderapostolov
Nama jurnal :
Science Movement and
Health
Tahun terbit :
September 2013
Peneliti
:
Jianu Anca, Macovei
Sabina
Nama Jurnal :
Naskah Publikasi Ilmiah
Tahun terbit :
27 November 2014
Peneliti
:
Revansia Missi Perdana,
Arina Maliya, Dwi
Handoyo

12

Sumber
ejournal.unsrat.
ac.id/index.php/
jkp/article/down
load/6697/6217

doi:10.4236/iim.
2011.36031

DOI:
10.5272/jimab.2
013191.402

http://www.anal
efefs.ro/analefefs/2013/s1/peautori/87

http://eprints.um
s.ac.id/32236/16
/2_naskah
%20publikasi
%20revansia
%20messi_pasc
a%20ujian.pdf

3.3 Teori dan Konsep Intervensi


3.3.1 Definisi
Senam hipertensi adalah bagian dari usaha untuk mengurangi berat
badan dan mengelola stress (faktor yang mengelola hipertensi) dan
merupakan latihan pemeliharaan jasmani yang dapat merangsang
aktifitas kerja jantung untuk melakukan perubahan pada tubuh . Hal
ini

merupakan

usaha

preventif/pencegahan

tujuannya

untuk

meningkatkan jumlah interaksi oksigen yang diproses di dalam tubuh


3.3.2

dalam waktu tertentu


Mekanisme
Mekanisme dilakukannya senam hipertensi dengan mengumpulkan
orang dengan resiko hipertensi maupun yang sudah hipertensi. Setelah
terkumpul maka dilakukan pengukuran tensi pada kelompok yang ada
dan

didokumentasikan,

hal

ini

bermanfaat

untuk

mengukur

keberhasilan dilakukannya senam hipertensi. Jika telah dilakukan


pengukuran tensi maka senam hipertensi dapat segera dilakukan,
senam hipertensi dilakukan selama 5-10 menit. Jika telah dilakukan
senam hipertensi, maka pengukuran tensi dilakukan kembali untuk
mengetahui keberhasilan intervensi yang dilakukan. Jika tensi
sebelum dan sesudah mengalami perubahan atau mengalami
penurunan maka intervensi yang digunakan dapat dikatakan berhasil
untuk menangani hipertensi.
3.3.3

Indikasi dan kontraindikasi


Indikasi dilakukannya senam hipertensi adalah orang dengan
hipertensi atau orang dengan resiko hipertensi. Kontraindikasi
dilakukannya senam hipertensi adalah orang dengan keterbatasan

3.3.4

gerak.
Efek samping
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang isotonis dan dinamis
seperti senam hipertensi. Lamanya senam hipertensi berkisar antara
20-25 menit, frekuensi latihan 3 kali per minggu dan maksimal 5 kali
per minggu. Saat senam hipertensi, tekanan darah akan naik cukup

13

tinggi. Misalnya selama latihan, tekanan darah sistolik dapat naik


menjadi 150-200 mmHg dari tekanan sistolik ketika istirahat sebesar
110-120 mmHg. Sebaliknya, segera setelah senam hipertensi selesai,
tekanan darah akan turun sampai di bawah normal dan berlangsung
30-120 menit. Penurunan ini terjadi karena pembuluh darah
3.3.5

mengalami pelebarann dan relaksasi.


Efektivitas dan keamanan penggunaan
Senam hipertensi adalah suatu bentuk latihan fisik yang teratur yang
merupakan representasi dari ciri kehidupan. Tujuan dari senam
hipertensi ini adalah untuk meningkatkan jumlah oksigen yang
diproses di dalam tubuh, serta meningkatkan toleransi dan kekuatan
otot.

Senam

hipertensi

memobilisasi

massa

otot

sehingga

mengakibatkan kontraksi berkala yang ringan dan menenangkan.


Untuk mewujudkan proses ini, otot-otot memompa darah secara aktif
sehingga kerja jantung lebih ringan dalam memompa darah. Selama
latihan tersebut, tekanan darah sedikit meningkat namun kemudian
jantung dan pembuluh darah menjadi terbiasa bekerja dengan tekanan
darah lebih rendah. Jika melakukan senam hipertensi secara teratur,
akan memiliki detak jantung istirahat lebih rendah dan stabil. Senam
hipertensi ini aman dilakukan oleh semua kalangan, namun tetap
diperhatikan waktu dan frekuensi senam setiap minggunya.
3.4 Implikasi dan Rekomendasi Intervensi
Senam hipertensi untuk meningkatkan oksigen yang di proses di dalam tubuh
dalam waktu tertentu, meingkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta
membakar lemak yang berlebihan di tubuh karena aktivitas gerak untuk
menguatkan dan membentuk otot dan beberapa bagian tubuh lainnya seperti
punggung, paha, pinggul, perut, dll, serta meingkatkan ketentuan keseimbangan
koordinasi, kelincahan, daya tahan, dan sanggup melakukan kegiatan-kegiatan dan
oelahraga lainnya.
Intervensi yang bertujuan untuk menurunkan tekanan darah selain senam
hipertensi dan juga dapat diterapkan yaitu senam ergonomik yang gerakannya
mirip dengan gerakan shalat, senam aerobik bagi yang terbiasa berolahraga,

14

latihan ringan seperti jogging, bersepeda, dan berenang. Selain itu, dapat
didukung juga oleh terapi musik atau aromaterapi yang dapat meningkatkan
rileksasi. Sehingga otot dan pembuluh darah dapat relaksasi dan membuat tekanan
darah lebih rendah daripada saat beraktivitas seperti biasanya.

BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Hipertensi adalah keadaan menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg
atau tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostik ini dapat dipastikan
dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu yang terpisah. Patologi

15

utama pada hipertensi adalah peningkatan tekanan vesikalis perifer arterior.


Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada
di indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Semakin
meningkatnya populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi
kemungkinan besar juga akan bertambah. Diperkirakan sekitar 80% kenaikan
kasus hipertensi terutama di negara berkembang, tahun 2025 dari sejumlah 639
juta kasus di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025.
Penyebab hipertensi ada keturunan, kebiasaan hidup dan ciri perseorangan. Dalam
perjalannya penyakit ini termasuk penyakit kronis yang dapat menyebabkan
berbagai macam komplikasi antara lain : Stroke, Gagal jantung, Gagal Ginjal, dan
Gangguan pada Mata. Tatalaksana ada pengaturan makan, diet, olahraga,
farmakoterapi, dan penurunan berat badan. Hipertensi merupakan penyakit yang
bisa dicegah. Cara pencegahan hipertensi ada dua, yaitu pencegahan primer dan
pencegahan sekunder.
4.2 Saran
Praktik Belajar Lapangan (PBL) merupakan sarana yang tepat sebagai wadah
pendekatan mahasiswa dengan masyarakat. Dengan PBL, maka mahasiswa mampu
mengetahui masalah yang terjadi pada masyarakat. Masyarakat tentunya masih kurang
terpapar informasi mengenai penyakit global yang terjadi di lingkungannya. Sebagai
mahasiswa keperawatan diharapkan dapat mengaplikasikan teori atau model yang telah
ada dalam memberikan pelayanan keperawatan guna meningkatkan kualitas kesehatan
dalam komunitas atau masyarakat. Selain itu diharapkan mahasiswa mampu dan
memahami mengenai teori konsep hipertensi dan dapat mengaplikasikanya kepada
masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang lebih sehat.

DAFTAR PUSTAKA
Aisworth, B.E, Keenam, N. L., Strogatz,. D.S,. Garret, J.M & James, S. A.
Physical Activity and hypertensionin black adults; the pitt country study.
American

Journal

of

Public

16

Health,

81,

1477

1479.

Http://ajh.aphaPublication. org/cgi/reprint/81/11/1477.pdf. [serial online,


diunduh tanggal 12 Mei 2016 pukul 00.40 WIB].
Armilawati, 2007. Hipertensi dan Faktor Resikonya dalam Kajian Epidemiolog.
FKM UNHAS.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan DepKes RI. Laporan hasil Riset
Kesehatan

Dasar

(Riskesdas)

nasional

2007;

Available

From

ttp://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf

Bandiyah, S. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha


Medika
Budijanto, Didik. 2015. Hipertensi The Silent Killer of Death. Jakarta:
Kompasiana . available from http://www.kompasiana.com/de-be/hipertensithe-silent-killer-of-death_54f8930ba33311ce098b46cb pada 11 Mei 2016,
17.12
Dalimartha, S., dkk. 2008. Care Your Self Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus
DEPKES RI. 2010. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007
Dicky. 2011. Pengaruh bekam basah terhadap tekanan darah

Dinkes Kabupaten Jember. 2009. Profil Kesehatan Kabupaten Jember


Divine, J. G. 2009. Program Olahraga Tekanan Darah Tinggi. Klaten: PT Intan
Sejati
Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC
Hartono,R . 2011. Prevalensi dan faktor-faktor penyebab hipertensi. Jakarta :
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Kementerian

Kesehatan

RI,

2011.

Profil

Kesehatan

Indonesia

2010.

http://www.depkes.go.id.

Lidya, H. A. 2009. Studi Prevalensi dan Faktor-Faktor yang Berhubungan


dengan Kejadian Hipertensi di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2007
Palmer, A., & Williams, B. 2007. Simple Guides Tekanan Darah Tinggi. Jakarta:
Erlangga

17

Prince, Sylvia A. 2012. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi


6, buku 2. Jakarta : EGC
Purnomo, H., 2009, Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Yang Paling Mematikan.
Yogyakarta: Buana Pustaka

Riset

Kesehatan

Dasar/RISKESDAS.

2007.

Badan

Kementerian

dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan tahun 2007.


Spark, A. 2007. Nutrition in Public Health : Principles, Policies, and Practice.
United States of America : Taylor & Francis Group.
Susilo.T. dan Wulandari.A.. 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Tierney, Lawrence M., dkk., 2002. Diagnosis dan Terapi Kedokteran (Penyakit
Dalam). Jakarta : Salemba Medika

Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi


secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu
Widianti, AT dan Proverawati. A. 2010. Senam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika

18

Anda mungkin juga menyukai