SKRIPSI
oleh
PROPOSAL SKRIPSI
diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Keperawatan.
oleh
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
iii
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
anugerah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi
yang berjudul Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Pemberian Nutrisi
Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kecamatan Arjasa Kabupaten
Jember dengan baik. Proposal skripsi ini disusun sebagai langkah awal untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar sarjana keperawatan di
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.
Proposal skripsi ini dapat penulis selesaikan atas bimbingan dan bantuan
dari beberapa pihak, dengan rasa syukur penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Ns. Lantin Sulistyorini, S. Kep. M. Kes., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember;
2. Hanny Rasni, S.Kep,M.Kep selaku Dosen Pembimbing Utama dan Ns.
Kushariyadi, S.Kep.,M.Kep, selaku Dosen Pembimbing Anggota yang telah
membimbing dan memberikan saran dengan sangat sabar demi kesempurnaan
skripsi ini;
3. Ns. Dodi Wijaya M.kep selaku Penguji Utama dan Ns. Kushariyadi
S.Kep.,M.Kep selaku Penguji Dua yang telah bersedia menguji dan
memberikan saran dan masukan dengan sangat sabar demi kesempurnaan
skripsi ini;
4. Ns. Emi Wuri Wuryaningsih M. Kep., Sp. Kep. J selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama
melaksanakan studi di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember;
5. Kepala dan staf Puskesmas Arjasa, yang telah membantu dalam memberikan
data dan informasi demi terselesaikannya proposal akhir ini Bapak Sri
6. Kantono dan Ibu Kanti serta saudara saudara dan seluruh keluarga besar
yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan kasih sayang;
iv
7. Teman-teman PSIK angkatan 2013 yang telah membantu dalam
menyelesaikan proposal skripsi ini;
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal skripsi ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat membawa
manfaat.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
vi
2.2.1 Pengertian ........................................................................ 12
2.2.2 Klasifikasi Perilaku Kesehatan ........................................ 12
2.2.3 Faktor faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan 13
2.2.4 Perilaku Pemenuhan Gizi Balita...................................... 14
2.3 Keluarga .................................................................................. 16
2.3.1 Definisi Keluarga ............................................................ 16
2.3.2 Peranan Keluarga ............................................................ 17
2.3.3 Tugas Keluarga................................................................ 17
2.3.4 Perawatan Kesehatan Keluarga ....................................... 19
2.3.5 Peran Ibu.......................................................................... 20
2.4 Nutrisi ..................................................................................... 21
2.4.1 Pengertian ........................................................................ 21
2.4.2 Peranan Nutrisi dalam Kesehatan .................................... 22
2.4.3 Indikator Keluarga Sadar Gizi ......................................... 22
2.4.4 Klasifikasi Status Gizi ..................................................... 24
2.4.5 Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Balita 24
2.4.6 Kebutuhan Gizi Balita ..................................................... 26
2.4.7 Penentuan Status Gizi ...................................................... 29
2.5 Konsep Balita .......................................................................... 31
2.5.1 Pengertian ....................................................................... 31
2.5.2 Tahapan Pertumbuhan Balita .......................................... 32
2.5.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita ......... 33
2.6 Hubungan Pengetahuan Ibu dan Perilaku Pemberian Nutrisi 36
2.7 Kerangka Teori ....................................................................... 37
BAB 3 KERANGKA KONSEP................................................................... 39
3.1 Kerangka Konsep ................................................................... 39
3.2 Hipotesis ................................................................................... 40
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 41
4.1 Desain Penelitian ..................................................................... 41
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian............................................. 41
4.2.1 Populasi Penelitian ........................................................ 41
vii
4.2.2 Sampel Penelitian .......................................................... 41
4.2.3 Tehnik Pengambilan Sample......................................... 43
4.2.4 Kriteria Sampel Penelitian........................................ .... 44
4.3 Tempat Penelitian ................................................................... 44
4.4 Waktu Penelitian..................................................................... 45
4.5 Definisi Operasional ............................................................... 45
4.6 Pengumpulan Data ................................................................. 47
4.6.1 Sumber Data .................................................................. 47
4.6.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................ 47
4.6.3 Alat Pengumpulan Data ................................................ 48
4.6.4 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .................................. 52
4.7 Pengolahan dan Analisis Data ............................................... 53
4.7.1 Editing ........................................................................... 53
4.7.2 Coding ........................................................................... 53
4.7.3 Processing/ Entry .......................................................... 54
4.7.4 Cleaning ........................................................................ 54
4.7.5 Teknik Analisa Data...................................................... 54
4.8 Etika Penelitian ....................................................................... 56
4.8.1. Prinsip Manfaat ............................................................ 57
4.8.2. Prinsip Menghargai Hak Manusia................................. 57
4.8.3. Prinsip Keadilan ........................................................... 58
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xi
BAB 1. PENDAHULUAN
masyarakat dianggap serius bila prevalensi gizi buruk kurang antara 20,0 29,0
% dan dianggap prevalensi sangat tinggi bila prevalensi lebih dari sama dengan
30% (WHO, 2010). Pada tahun 2013, secara nasional prevalensi gizi buruk
kurang pada balita sebesar 19,60% yang berarti masalah gizi berat kurang di
tingggi (BAPPENAS, 2015). Keadaan ini masih belum mencapai MDGs sehinnga
pada program lanjutan dalam Sustainable Development Goals atau SDGs masih
konvergensi dan divergensi anatara SDGs dan Nawacita. Program tersebut sesuai
menurut provinsi dan nasional pada tahun 2013 ialah 19,6% terdiri dari 5,7% gizi
buruk dan 13,9% gizi kurang. Berkaitan dengan tujuan MDGs terdapat tiga
provinsi yang memliki prevalensi gizi buruk kurang sudah mencapai sasaran,
1
2
yaitu Bali, DKI Jakarta, dan Bangka Belitung. Selain tiga provinsi tersebut
provinsi yang lain belum mencapai target yang diingikan. Kecukupan gizi dan
sudah sering diteliti, beberapa hasil penelitian mengatakan bahwa ibu kurang
paham mengenai kebutuhan gizi balita. Penelitian yang dilakukan oleh Anto
status gizi anak toddler di Desa Gonilan menjelaskan bahwa dari 55 responden
yang memiliki pengetahuan dalam kategori sedang ialah 29 responden atau 53%.
Penelitian yang dilakukan oleh Indra dkk (2012) menjelaskan bahwa dari 81
reponden menunjukkan status gizi balita sebagian besar dalam kategori normal
yaitu 76,5%, kemudian untuk perilaku ibu dalam memenuhi gizi balita pada
kategori baik sebesar 58% dan kurang baik sebesar 42%, tingkat konsumsi
(PSG) tahun 2014 Jawa Timur mencapai prevalensi kurang gizi sebesar 12,30%,
yaitu sebeasr 10,3% berat badan kurang dan 2,0% berat badan sangat kurang.
Prevalensi tersebut tidak terjadi penurunan yang sigifikan selama lima tahun,
yaitu tahun 2009 sebesar 12,7%, tahun 2010 sebesar 11,8%, tahun 2012 sebesar
12,6%, tahun 2013 sebesar 12,1, dan tahun 2014 sebesar 12,3% (Dinkes, 2014).
3
yang menikah pada usia dini tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan status
gizi balita bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan ibu yang menikah pada usia
dini tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan status gizi balita. Penelitian
cukup sebanyak 30 responden atau 44,1%, dan tidak ada ibu yang memiliki
2016 di Jember angka gizi sangat kurang sebesar 2,24%. Beberapa wilayah yang
angka gizi sangat kurang, diantaranya Sumberbaru 4,98%, Arjasa 3,86%, Kalisat
Kecamatan Arjasa terdiri dari 8 Desa, yaitu Desa Arjasa, Biting, Candijati,
Darsono PD, Darsono PP, Kamal, Kemuning PD, dan Kemuning PP.
tinggi. Gangguan gizi disebabkan oleh faktor primer atau sekunder. Faktor primer
adalah susunan makanan seseorang salah dalam kualitas dan kuantitas misalnya
4
makan yang salah. Faktor sekunder meliputi semua faktor yang menyebabkan zat
zat gizi tidak sampai di sel sel tubuh setelah makanan dikonsumsi (Almatsier,
2002).
dugaan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku pemberian nutrisi
kesehatan, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ada
penelitian ini adalah apakah ada hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku
Arjasa.
5
Arjasa.
ibu dengan perilaku pemberian nutrisi pada balita, sebagai pedoman untuk
khususnya dalam hal promosi dan prevensi terkait pengetahuan dan perilaku
Manfaat yang bisa diperoleh bagi keperawatan adalah data dan hasil yang
pemberian nutrisi pada balita serta dapat menentukan cara pemenuhan kebutuhan
nutrisi yang paling tepat yang dapat diterapkan pada anak usia balita.
dan perilaku pemberian nutrisi pada balita untuk nantinya digunakan sebagai
balita, dikaitkan dengan prilaku pemberian nutrisi pada balita. Penelitian yang
jumlahnya, namun permasalahan nutrisi balita masih ada sampai saat ini. Peneliti
kemudian mencari dan menemukan salah satu penelitian yang mendekati dengan
7
topik yang peneliti angkat mengenai pengetahuan ibu dan gizi balita.
2.1.1 Pengertian
indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
(Notoatmojo, 2007).
tentang pemilihan dan konsumsi sehari hari dengan baik serta memberikan
semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh (Almatsier, 2004).
dalam konsumsi makanan bagi keluarga. Ibu harus memiliki pengetahuan tentang
gizi (Berg dalam Farhan, 2014). Sehingga pengetahuan ibu tentang gizi balita
ialah informasi yang diterima dan dimiliki oleh ibu mengenai zat makanan yang
dibutuhkan bagi tubuh balita dan kemampuan ibu menerapkan dalam kehidupan
sehari hari.
9
9
Sumber pengetahuan tentang gizi balita yang dimiliki oleh ibu dapat
a. Pendidikan formal
mempunyai jenjang dan dibagi dalam waktu tertentu mulai dari Taman Kanak
Mulyaningsih, 2008).
b. Pendidikan informal
ataupun tidak sadar sejak lahir sampai meninggal dunia. Pendidikan informal
berlangsung setiap saat dan tidak terikat waktu (Vembrianto dalam Mulyaningsih,
2008).
dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan peraturan yang tetap dan
ketat. Pendidikan non formal memiliki bentuk dan aktivitas yang luas dan
Mulyaningsih, 2008).
10
antara lain:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah proses perubahan sikap, tata laku individu atau kelompok,
dan usaha untuk mendewasakan individu melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
b. Media
Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat
luas, misalnya dari media massa adalah televisi, radio, koran, dan majalah.
c. Keterpaparan informasi
kehidupan sehari-hari diperoleh dari data dan observasi dari dunia sekitar serta
d. Pengalaman
karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri individu yang terbentuk dalam
tertentu yang diperoleh dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain.
11
e. Lingkungan
memungkinkan individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
seperangkat alat tes atau kuesioner tentang objek pengetahuan yang mau diukur.
dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dilakukan 100% dan hasilnya
Keterangan :
P= persentasi
f= frekuensi dari seluruh alternatif jawaban yang menjadi pilihan yang telah
dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu baik jika hasil presentasi 76%-100% ,
cukup jika hasil presentasi 56%-75% dan, kurang jika hasil presentasi kurang
2.2.1 Pengertian
rangsangan dari luar (skiner dalam notoadmojo, 2007). Perilaku kesehatan ialah
suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman,
sebagai berikut:
Perilaku hidup sehat merupakan perilaku yang berkaitan dengan upaya atau
3) Tidak merokok.
6) Mengendalikan stres.
Perilaku sakit ini mencangkup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit,
Kesehatan individu atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yaitu faktor
perilaku dan faktor diluar perilaku. Perilaku tersebut ditentukan oleh 3 faktor,
diantaranya:
14
a. Predisposing factors
b. Enabling factors
c. Renforcing factors
a. Child Control
hadiah atau memuji anak untuk mendorong makan (Murashima, 2012). Selain itu
b. Emotion Regulation
2011).
15
d. Environment
Orang tua menyajikan makan sehat atau tidak sehat di rumah (Melbey, 2011).
e. Food as reward
Orang tua memberikan makanan sebagai hadiah atas perilaku yang baik
(Melbey, 2011).
f. Involvement
g. Modeling
h. Monitoring
Orang tua mengawasi anak dari asupan yang kurang sehat (Melbey, 2011).
i. Pressure
Orang tua memaksa anak untuk lebih banyak mengonsumsi makanan pada
2011).
Orang tua mengajarkan kepada anak tentang makan makanan yang sehat
2.3 Keluarga
Keluarga keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang
bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau yang hidup satu
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku
peran yang penting pada setiap aggota keluarga dalam aspek pelayanan kesehatan,
mulai dari tahap promosi kesehatan sampai rehabilitasi. Tahap sehat atau sakit dan
keluarga, misalnya berolah raga secara teratur, makan makanan yang bergizi,
timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan (Depkes, 2016). Menurut
memelihara yaitu:
tidak dapat melakukan perawatan secara mandiri karena cacat atau usia muda.
Salah satu tugas keluarga ialah pemenuhan asupan nutrisi atau diet keluarga.
Tugas keluarga dalam praktik die,t ialah menyediakan jenis dan jumlah makanan
makanan selama tiga hari yang berfungsi untuk mengkaji kualitas dan kebutuhan
gizi keluarga (Friedman, Bowden & Jones, dalam Saifah, 2011 ). Orang tua
merupakan anggota dari keluarga yang mempunyai peran penting sebagai model
bagi anak anaknya dalam hal perilaku makan sehat (Sulistoningsih, 2011).
Orang tua sebagai model bagi anak mempngaruhi perilaku makan pada anak
(Melbey, 2011). Seorang ibu memotivasi untuk merubah perilaku makan anak
anak mereka dan mempunyai pengetahuan yang luas tentang zat zat gizi dalam
makanan dibandingkan ayah (Neumark, 2003). Pernyataan umum sampai saat ini
19
mengenai ibu adalah ibu yang mengambil tanggung jawab utama untuk memberi
makan anak-anak mereka atau dianggap sebagai pengasuh utama (Khandpur et all,
2014).
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai
1) Tujuan umum
2) Tujuan khusus
anggota keluarga.
20
Peran ibu sangat besar dalam proses kehidupan awal seorang anak.
(dalam Wahyuni, 2011) peran ibu dalam memberikan makanan adalah sebagai
berikut :
Pola makan adalah cara seseorang dalam memilih makanan dan memakannya
(Winarsho dalam Wahyuni, 2011). Pola makan anak sebaiknya diatur sesuai
dengan waktu lapar dan pengosongan lambung. Perhatikan juga jarak waktu
pemberian makan, agar anak tidak diberi makan saat masih kenyang. Seorang
anak dapat memiliki kebiasaan makan dan selera makan yang terbentuk dari
perlu diperhatikan terkait kebutuhan gat gizi untuk hidup sehat dan tumbuh
maka pengetahuan dan kemmapuan mengelola makanan sehat untuk anak ialah
Suasana makan juga menentukan mood anak, jika di lingkungan rumah ada
taman bermain tidak ada salahnya jika mengajak anak bermain disana. Suasana
bertemu dengan teman temannya membuatat anak lebih semangat untuk makan.
Cara lain yang bisa dilakukan ialah memberi kesempatan kepada anak untuk
Penyajian makanan yang menarik bisa dialukan dengan beberapa cara, yaitu
2.4 Nutrisi
2.4.1 Pengertian
yang merupakan modal utama kesehatan individu. Asupan nutisi yang salah dapat
Balita atau dikenal juga sebagai anak usia prasekolah adalah anak yang
maupun secara kognitif pada masa ini (Sulistyoningsih, 2011). Indikator keluarga
sadar gizi seimbang untuk balita menurut (Kemenkes RI, 2007), antara lain:
Berat badan diukur dengan timbangan yang sesuai, yang mengukur berat badan
sampai nilai terdekat dengan 10 gr atau 15 gr untuk bayi dan 100 gr atau 125 gr
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang paling baik untuk bayi, dapat
beberapa komponen, diantaranya protein, lemak, vitamin, mineral, air, dan enzim
yang dibutuhkan oleh tubuh bayi. ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
23
protein, laktosa, garam garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu
dan berguna sebagai makanan bagi bayinya (Kristiyani dalam Damanik, 2011).
Makanan adalah suatu bahan yang mengandung zat gizi dan berguna bagi
tubuh. Zat makanan yang diperlukan oleh tubuh manusia meliputi karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat zat makanan yang baik harus
memenuhi syarat syarat berikut: 1) cukup kalori; 2) ada perbandingan yang baik
anatara zat makan pokok (karbohidrat, protein, dan lemak); 3) protein cukup dan
diperlukan oleh tubuh. Defisiensi yodium akan menguras cadangan yodium serta
mengurangi T4. Penurunan T4 dalam darah memicu sekresi TSH yang kemudian
oleh tubuh. Jenis suplemen tunggal terdiri dari zinc, kalsium, vitamin, asam folat,
dan lain lain. Asupan gizi paling bagus adalah dari makanan (Yokozu dalam
Damanik, 2011).
24
Penentuan klasifikasi status gizi memiliki ukuran baku yang sering disebut
2001). Berdasarkan baku harvard, status gizi dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
c. gizi kurang atau underweight yang mencakup mild dan moderate PCM
a. Pendidikan
pengetahuan atau informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih baik (Berg
b. Pengetahuan
c. Jenis Kelamin
Kebutuhan zat gizi antara anak laki laki dan perempuan berbeda, biasanya
lebih tingi anak laki laki karena mempunya aktivitas fisik yang lebih tinggi.
Berdasarkan penelitian bahwa kekurangan gizi lebih banyak terjadi pada anak
d. Sosial Ekonomi
makanan, sedangkan orang dengan tingkat ekonomi tinggi akan berkurang belanja
e. Pekerjaan ibu
Pengaruh ibu yang bekerja terhadap hubungan ibu dan anak, sebagian besar
bergantung pada usia anak pada waktu ibu mulai bekerja. Jika bekerja sebelum
anak terbiasa selalu bersamanya dan sebulum suatu hubungan terbentuk maka
pengaruhnya akan minimal, namun bila hubungan ibu dan anak telah terbentuk
f. Pendapatan keluarga
anggota keluarga (ayah dan ibu, jika bekerja) dibagi dengan jumlah amggota
26
Jumlah anak yang banyak pada keluarga dengan keadaan sosial ekonominya
diterima oleh anak. Jumlah anggota keluarga akan berpengaruh terhadap tingkat
konsumsi makanan, yaitu jumlah dan distribusi makanan dalam rumah tangga
1) Karbohidrat
Energi dalam makanan berasal dari karbohidrat, protein, dan lemak. Setiap
Kalori dalam makanan didistribusikan pada keseimbangan diet, yaitu 50% berasal
dari kaorbohidrat, 15% bersal dari protein, dan 35% berasal dari lemak. Kelebihan
energi yang tetap seriap harinya sebanyak 500 kalori mengakibatkan kenaikan
2) Protein
Gizi yang terkandung dalam protein ditentukan oleh kadar asam amino
esensial. Protein hewani mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan
protein nabati. Nilai protein dalam makanan orang Indonesia sehari hari rata
3) Lemak
Lemak terdiri dari trigliserida, fosfolipid, dan sterol yang masing masing
mempunyai fungsi khusus bagi kesehatan manusia (Mcguire & Beerman, 2011).
yaitu (1) Jika lemak kurang dari 20% kalori, kadar protein atau kalori harus
dibutuhkan bayi dan anak; (3) Lemak mengandung asam lemk esensial untuk
metabolisme, jika kurang dari 1% akan menimbulkan gangguan kulit pada anak,
sumber glycerida dan cholesterol yang tidak dapat dibuat oleh hidrat arang; dan
(5) Lemak mempermudah absorbsi vitamin yang larut dalam lemak seperti
Umur gram
0 5 bulan 31
6 11 bulan 36
1 3 tahun 44
4 6 bulan 62
Sumber : Hardiansyah, 2012
1) Vitamin
Vitamin merupakan zat zat organik kompleks yang diperlukan oleh tubuh
dalam jumlah yang sangat kecil. Vitamin diagi menjadi 2 kelompok, yaitu vitamin
yang larut dalam air (vitamin B dan C) dan yang tidak larut dalam air (vitamin A,
2) Mineral
Mineral merupakan bagian dari tuubuh yang memegang peran penting untuk
memelihara fungsi tubuh baik tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh
Cara yang sering digunakan untuk menilai status gizi adalah dengan cara
2008).
digunakan adalah metode recall 24 jam, food records, dan food weighing method,
b. Antropometri
Antropometri adalah suatu system pengukuran ukuran dan susunan tubuh dan
circumference, MAC) lipatan kulit trisep (triceps skinfold, TSF), dan lingkar otot
Salah satu metode indeks antropometri adalah Standar Deviasi Unit (SD) atau
yang disebut dengan Z-score (Kemenkes RI, 2010). Rumus Z-score sebagai
berikut :
Z =
30
c. Cara Biokimia
seperti albumin, tramsferin, retinol yang mengikat protein, total kapasitas ikatan
zat besi dan hemoglobin. Tes lain yang digunakan untuk menentukan status gizi
31
d. cara Klinis
Riwayat medis dan pengujian fisik merupakan metode klinis yang di gunakan
Tanda dan gejala ini sering tidak spresifik dan hanya berkembang selama tahap
deplesi (pengosongan cadangan zat gizi dalam tubuh) yang sudah parah
(Yuliastuti, 2008). Tanda dan gejala dapat dilihat pada jaringan epitel seoerti kulit,
rambut, atau mata. Misalnya balita yang mengalami marasmus, kulit akan menjadi
keriput sedangkan pada balita yang mengalami kwashiokor, kulit terbentuk bercak
2.5.1 Pengertian
Balita ialah anak yang berusia dibawah lima tahun (Farhan, 2014). Proses
pertumbuhan anak balita memerlukan beberapa zat makanan yang banyak serta
kualitas yang tinggi. Kelompok balita merupakan kelompok usia yang rawan gizi
yang dapat diukur akibat peningkatan jumlah sel (Potter dan Perry, 2005).
Menurut Wong (2008) Pertumbuhan ialah perubahan jumlah dan ukuran sel yang
ada diseluruh tubuh dengan cara membelah diri dan sintesis protein, sehingga
Masa awal hidup di luar rahim ibu atau ekstrauterin. Penyesuaian lingkungan
mulai dari organ pernafasan yaitu pertukara gas dengan frekuensi 35 50 kali per
menelan). Penyesuaian pada organ ginjal ialah urin masih berwarna merah muda
karena ada senyawa urat. Penyesuaian organ hati belum optimal ditandai dengan
terbentuknya faktor pembekuan darah, karena belum ada flora usus yang
Masa ini ditandai dengan peningktan berat badan pada usia 1 4 bulan anatar
700 1000 gram setiap bulannya, usia 4 8 bulan peningkatan berat badan antara
500 600 gram setiap bulannya, dan usia 8 12 bulan peingkatan berat badan
sekitar 250 450 gram setiap bulannya. Pertumbuhan terjadi secara normal bila
kebutuhan bayi terpenuhi dengan optimal (Hidayat, 2006). Menurut Wong (2008)
tahap ini dibedakan menjadi dua kategori, yaitu enam bulan pertama dan enam
33
bulan ke dua. Perbedaan dari dua kategori tersebut ialah berkaitan dengan
Peningkatan berat badan anak pada usia 24 bulan meningkat sebanyak 4 kali
berat badan lahir. Pada saat usia anak 36 bulan peningkatan berat badan sekitar 2
(Hidayat, 2006). Pada masa ini jumlah gigi primer anak 20 buah (Rahmawati,
2008).
Peningkatan berat badan anak sebesar 2 kg per tahun dan peningkatan tinggi
badan rata rata 6,75 7,5 cm per tahun (Hidayat, 2006). Postur tubuh anak
mulai langsing dan tegap, namun pertumbuhan otot dan tulang belum sempurna
(Wong, 2008).
Perkembangan anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (Wong, 2008), yaitu:
a. Genetik
Genetik orang tua yang diturunkan pada anak, yaitu pemawaan jenis kelamin,
rambut, ras, pertumbuhan fisik, sikap tubuh, warna mata. Karakter fisik seperti
gambaran diri, dan bentuk tubuh juga diturunkan dari orang tua (Potter dan Perry,
2005). Karakteristik orang tua yang diturunkan kepada anak meliputi tinggi
b. Nutrisi
(Wong, 2008). Nutrisi yang dibutuhkan anak pada masa tumbuh kembang
meliputi karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan air. Kebutuhan nutrisi
yang tidak terpenuhi dapat menggangggu proses tumbuh kembang pada anak
(Hidayat, 2006).
c. Hubungan interpersonal
dan teman sebaya ialah orang terdekat yang memberikan stimulus pada anak
nilai, adat istiadat, interaksi dan komunnikasi antar anggota keluarga sehingga
d. Neuroendokrin
mendapat suplai saraf perifer akan mengalami degenerasi otot. Namun penelitian
2008).
anak (Wong, 2008). Anak yang berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi
tinggi maka kebutuhan gizi akan terpenuhi dibandingkan dengan anak dari
f. Penyakit
g. Bahaya lingkungan
keamanan anak (Wong, 2008). Ada dua lingkungan, yaitu lingkungan prenatal
dan pascanatal. Lingkungan prenatal yang berbahaya bagi anak ialah gizi ibu
hamil, radiasi dari luar, infeksi dalam kandungan, stres pada ibu hamil, dan
lingkungan, kesehatan tempat tinggal, posisi anak dalam keluarga, dan kebiasaan
anak mengalami stres. Orang tua harus mengenali tanda tanda anak stres,
mengidentifikasi karakter orang melalui buku, video, film, iklan diberbagai media
(Wong, 2008).
Ibu merupakan sosok yang penting bagi anak anaknya terutama dalam hal
makanan atau gizi balita. Pengetahuan ibu tentang gizi balita secara tidak
langsung akan menentukan status gizi balita. (Mulyaningsih, 2008). Faktor yang
baik maka pemenuhan nutrisi pada balita akan semakin baik. Pemenuhan nutrisi
pada balita yang dilakukan oleh ibu sudah baik, maka akan berpengaruh terhadap
pola makan balita dan status gizi pada balita (Mulyaningsih, 2008).
keluarga. Ibu harus memiliki pengetahuan tentang gizi. Pengetahuan ibu terkait
dengan gizi balita akan menentukan status gizi pada balita (Berg dalam Farhan,
2014). Seorang ibu yang memiliki pengetahuan tinggi tentang gizi balita akan
mampu memilih jenis bahan yang akan digunakan untuk memberi makan balita
atau perilaku pemberian nutrisi pada balita (Mulyaningsih, 2008). Salah satu
faktor yang mempengaruhi perilaku ialah faktor predisposisi yang terdiri dari
(Notoadmojo, 2007).
37
Sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan ibu terkait gizi balita yang
tinggi akan meningkatkan perilaku ibu terhadap perilaku pemenuhan nutrisi pada
balita. Begitu juga sebaliknya pengetahuan ibu yang rendah, akan menumbuhkan
Setelah dijelaskan berbagai pendekatan teori, pada akhir bab Ini dijelaskan
teori - teori mana saja yang akan dipakai dalam penelitian. Penjelasan tersebut
dapat digambarkan dalam bentuk kerangka teori seperti pada gambar 2.1
38
Gambar 2.1 Kerangka teori hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku pemberian nutrisi pada balita.
BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL
= tidak diteliti
37
40
hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif (ha) yaitu ada hubungan
nutrisi pada balita) hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2008). Tujuan
(Notoatmodjo, 2010). Populasi pada penelitian adalah ibu yang mempunyai anak
balita dan berada di wilayah kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember sebanyak
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Jumlah sampel yang
42
populasi kecil atau kurang dari 10.000 di bawah ini (Notoatmodjo, 2007) :
n = N
1 + N (d2)
Keterangan
n = besar sampel
N = besar populasi
n = 1069
1 + 1069(0,12)
= 91 orang
Sampel pada penelitian ini yang diperlukan ialah 90 ibu balita, yang dibagi
menjadi 4 kelompok usia balita yaitu 6 bulan pertama, 7 sampai 12 bulan, lebih
dari 1 tahun sampai 3 tahun, dan diatas 3 tahun sampai 5 tahun. Proses
n1 = N1 x n
Keterangan :
N = Jumlah populasi
n = Jumlah sampel
43
mengambil sampel dari populasi (Arikunto, 1998 dalam Setiadi, 2007). Teknik
Pada teknik ini wilayah populasi dibagi dalam sub sub populasi dan tiap sub
populasi kedalam sub sub wilayah yang lebih kecil. Wilayah kerja puskesmas
Arjasa terdiri dari 6 desa, yaitu Kemuning, Arjasa, Biting, Candijati, Darsono, dan
44
Kamal. Berdasarkan jumlah kelurahan akan diambil 30%, jadi ada 2 desa yang
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
1) Mengundurkan diri.
Desa kemuning (posyandu: manggis 10, manggis 11, manggis 12, manggis 13,
manggis 14, manggis 15, manggis 16, manggis 17, manggis 18, dan manggis 42).
45
pemberian nutriri pada balita di wilayah kerja puskesmas arjasa kecamatan arjasa
kabupaten jember akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai April
2017. Waktup penelitian tersebut terhitung mulai dari pembuatan proposal hingga
Definisi operasional terdiri dari dua variabel, antara lain variabel bebas
dan variabel terkait. Definisi operasional variabel bebas pada penelitian ini adalah
pada balita. Penjelasan definisi operasional dapat dilihat pada tabel 4.2
46
a. Data primer
Sumber data primer didapatkan dari hasil pengisian kuesioner kepada ibu yang
b. Data sekunder
Data sekunder pada penelitian ini didapatkan dari data yang terdapat di
wilayah kerja Puskesmas Arjasa dan Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Data
yang didapatkan yaitu jumlah balita di Kabupaten Jember dan jumlah balita di
responden.
responden terdiri dari inisial, umur, jenis kelamin, hubungan dengan pasien,
anatara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dengan status gizi balita. Kuesioner
Semua hasil penilaian tersebut dibagi menjadi tiga kategori yaitu tingkat
dengan menggunakan penghitungan quartil (Q1, Q2, dan Q3). Penilaian kuesioner
Q1 = 24 x 25
100
=6
Q2 = 24 x 50
100
= 12
Q3 = 24 x 75
100
= 18
50
Jadi hasil pengkategoriannya tingkat pengetahuan kurang jika rentang nilai < 6,
tingkat pengetahuan sedang jika rentang nilai 6 18, dan tingkat pengetahuan
perkembangan balita yang terdiri dari 4 kelompok yaitu usia 6 bulan pertama pada
tentang perilaku ibu berjumlah 36 poin yang dinilai. Item pernyataan tersebut
K1 K2 K3 K4
Kemam- 1. Child Control 1,2,3, 1,2,3, 1,2,3 1,2,3 16
puan 4 4 ,4 ,4
keluarga
2. Emotion regulation 5,6, 5,6, 5,6, 5,6, 16
7,8 7,8 7,8 7,8
Semua hasil penilaian tersebut dibagi menjadi tiga kategori yaitu kemampuan
penghitungan quartil (Q1, Q2, dan Q3). Penilaian kuesioner kemampuan keluarga
Q1 = 72 x 25
100
= 18
Q2 = 72 x 50
100
= 36
Q3 = 72 x 75
100
= 54
52
Jadi hasil pengkategoriannya kemampuan keluarga kurang jika rentang nilai < 18,
kemampuan keluarga cukup jika rentang nilai 18 54, dan tingkat pengetahuan
a. Uji validitas
menggunakan rumus uji korelasi Pearson product moment (r) yaitu dengan
membandingkan antara skor nilai setiap item pernyataan dengan skor total
dikatakan signifikan dapat dilihat dari perbandingan r hitung dengan r tabel. Bila
(r) hitung > (r) tabel artinya item pernyataan tersebut valid, jika (r) hitung < (r)
tabel maka dinyatakan tidak valid (Riyanto, 2013). Uji validitas pada penelitian
ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Jelbuk Kabupaten Jember pada
b. Uji reliabilitas
ukur atau instrumen dapat dipercaya atau dapat diandalkan dan akan tetap
konsisten apabila dilakukan pengukuran lebih dari sekali terhadap gejala yang
cronbach, apabila r alpha > r tabel maka dinyatakan reliabel (Riyanto, 2013). Uji
53
reliabilitas pada penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Jelbuk
4.7.1 Editing
4.7.2 Coding
dalam daftar pertanyaan kedalam kategori yang dilakukan dengan cara member
1) 3 = Perilaku baik
2) 2 = Perilaku cukup
3) 1 = Perilaku kurang
4.7.3 Processing/Entry
tabel melalui pengolahan komputer yaitu SPSS statistik versi 20 (Setiadi, 2007).
4.7.4 Cleaning
benar atau salah (Setiadi, 2007). Peneliti melakukan pengecekan ulang pada setiap
data yang dimasukkan untuk melihat apakah data sudah benar atau salah.
Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis univariat dan
analisis bivariat.
a. Analisis univariat
masing variabel yang akan diteliti. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis
55
datanya. Pada data numerik digunakan nilai mean, median dan standar deviasi.
Pada data kategorik digunakan distribusi frekuensi dengan ukuran presentase atau
dan presentasi dari tiap variabel (Riyanto, 2013). Analisis univariat pada
penelitian ini dilakukan pada karakteristik responden yang meliputi inisial, umur,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan yang disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi.
b. Analisis bivariat
nutrisi pada balita sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya hubungan antara
penelitian ini adalah skala ordinal yang dikelompokkan ke dalam kategori tertentu
sehingga uji statistik yang digunakan adalah uji chi- square jika didapatkan data
adalah jika p value < 0,05 maka Ha diterima dan jika p value > 0,05 maka Ha
ditolak (Nursalam, 2008). Namun jika didapatkan data distribusi tidak normal
maka uji statistik yang digunakan adalah spearman rank correlation. Dasar
pengambilan keputusan adalah jika p value < 0,05 maka Ha diterima dan jika p
2008).
a. Hak ikut atau tidak ikut menjadi responden (right to self determination)
disclosure)
perlu bertanggung jawab terhadap hal yang terjadi padanya (Nursalam, 2008).
c. Informed consent
perlakuan atau dampak yang timbul setelah penelitian itu dilakukan. Informed
consent sebagai perlindungan dari hak asasi subyek penelitian (Wasis, 2008).
58
Subyek penelitian memiliki hak agar data yang telah diberikan kepada
responden tidak dicantumkan dalam lembar alat ukur melainkan pemberian kode.
penelitian tidak diakses orang lain, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan
pada hasil riset sesuai kebutuhan penelitian (Potter & Perry, 2005)
59
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Indonesia.
Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Anto, Fitri Nur. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Nutrisi
Dahlan, M.S. 2011. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemaba
Medika.
Damanik, Elsarika. 2011. Perilaku Ibu tentang Keluarga Sadar Gizi di Klinik
Dinas Kesehatan Provisi Jawa Timur. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Hidayatullah.
EGC
Gumawang, Zulfikar Adi. 2016. Hubungan antara Fungsi Keluarga dengan Status
Hardiansyah, dkk. 2012. Pola Konsumsi Pangan dan Gizi Penduduk Indonesia.
RI Bogor
Salemba Medika.
Hidayat, Aziz Alimul. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Jakarta: INFID
Lestari, Rahayu Dyah. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu yang Menikah
Pada Usia Dini Tentang Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dengan Status Gizi
Melbey. Elisabeth L., Torvald. Ogaard, & Nina. C Overby,. 2011. Validation of
Penerbitan FEUI
Mulyaningsih, Fitria. 2008. Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang Gizi Balita
dan Pola Makan Balita terhadap Status Gizi Balita di kelurahan Srihardono
95(5): 1 9
63
Neumark, Dianne., Peter J. Hannan, Mary. Stroy, Jillian. Croll, & Cheryl. Perry,.
Rinekacipta
Cipta.
Rineka Cipta
Cipta
Medika.
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
Prakoso, Indra Bakti., Ahmad. Yamin, dan Raini Diah. Susanti,. Hubungan
Medika.
Rumiasih. 2003. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Buruk
Diponegoro
Saifah, A. 2011. Hubungan Peran Keluarga, Guru, Teman Sebaya dan Media
Massa dengan Perilaku Gizi Anak Usia Sekolah Dasar di Wilayah Kerja
Sediaotama, A.D. 2010. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta : Dian
Rakyat.
Ilmu.
Suhendri, Ucu. 2009. Faktor Faktor yang Berhubungan deangan Status Gizi
Wahyuni, Sri. 2011. Gambaran Peran Ibu Dalam Mengatasi Kesulitan Makan
Muhammadiyah Semarang
Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC.
Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Hormat Saya,
SURAT PERSETUJUAN
Setelah saya membaca dan memahami isi serta penjelasan pada surat permohonan,
maka saya menyatakan kesediaan mengikuti sebagai responden dalam penelitian
yang akan dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jember, yaitu:
Nama : Dwi Yoga Setyorini
NIM : 132310101027
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jalan Mastrip No. 01 Sumbersari kabupaten jember
Judul : Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Perilaku Pemberian
Nutrisi Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa
Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember
Surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan
terimakasih.
Jember,.....................................2017
(..................................................)
Nama terang dan tanda tangan
68
Lampiran C. Kuesioner A
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU PEMBERIAN
NUTRISI PADA BALITA
Petunjuk Pengisisa :
1. Bacalah dengan teliti pertanyaan yang telah ada.
2. Isilah sesuai dengan identitas masing masing individu
3. Jawablah semua pertanyaan yang ada dengan mengisi titik titik dan
memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap tepat dan
benar.
4. Terimakasih atas partisipasinya
A. Karakteristik Ibu
1. Usia : tahun
2. Alamat : ......................................................................
3. Pekerjaan :
a. Ibu rumah tanggah b. PNS c. TNI/Polri
d. Karyawan swasta e. Lain lain .......................
4. Agama
a. Islam b.Katolik c. Protestan
d. Hindu e. Budha f. Lain lain ..........
5. Suku
a. Madura b. Jawa c. Lain lain...........
6. Pengalaman informasi gizi balita :
a. Pernah b. Belum pernah
69
7. Tingkat pendidikan :
a. Tidak sekolah b. Sekolah Dasar c. SMP
B. Karakteristik Anak
1. Usia Anak : ............................... bulan / tahun
2. Jenis kelamin :
a. Laki laki b. Perempuan
3. Berat badan : ................................ kg
70
Lampiran D. Kuesioner B
Lampiran E. Kuesioner C
KUESIONER PERILAKU
No Pertanyaan TP KK S
Usia 6 bulan pertama
1. Memberikan ASI pada anak
Memberikan ASI yang pertama kali keluar
2.
(kolostrum)
3. Memberikan vitamin pada anak
4. Memberikan anak susu formula
Memberikan makanan tambahan pada anak, seperti
5. nasi, daging, buah buahan, sayuran dan yang
lainnya
Ibu memberikan ASI pada bayi sekitar 14 gelas
6.
setiap harinya
7. Setiap harinya menyusui bayi minimal 8 kali
8. Memberikan bubur tim ketika bayi menangis
Tidak memberikan makanan apapun selain ASI
9.
kepada anak
10. Tidak memberikan jus buah pada anak
11. Tidak memberikan biskuit pada anak
Memberikan mie instan yang telah direbus lama,
12.
sehingga teksturnya menjadi halus
13. Memberikan ASI pada anak secara berganian anara
73
terlalu panas
34. Menyimpan ASI di lemari es dengan kondisi tertutup
Mainan anak terbuat dari bahan yang halus, tidak
35. melukai anak dan berbentuk menyerupai buah
buahan serta sayuran
Memperlihatkan video anak yang bertema makanan
36.
bergizi
75
Lampiran F. Kuesioner D
No Pertanyaan TP KK S
Usia 6 bulan kedua (7 12 bulan)
1. Memberikan ASI pada bayi setiap hari
2. Memberikan vitamin pada bayi
3. Memberikan anak susu formula sebagai selingan ASI
Memberikan makanan tambahan pada bayi, seperti
4.
makanan lumat, bubur nasi, nasi tim, dan nasi lembek
5. Makanan diberikan 2 3 kali sehari
6. Memberikan sebanyak 2 3 sendok makan
Memberikan makanan selingan setiap bayi selesai
7.
makan makanan tambahan, seperti biskuit
Ibu memberikan ASI pada bayi sekitar 12 gelas
8.
setiap harinya
Ibu memberikan jus buah yang berbeda beda pada
9.
bayi setiap hari
Bayi diberikan aneka ragam makanan agar gizinya
10.
terpenuhi
Membuat bubur nasi dari berbagai bahan yang
11.
berbeda setiap harinya
Memberikan susu murni pada bayi agar bayi lebih
12. sehat
Lampiran G. Kuesioner E
No Pertanyaan TP KK S
Usia Todler 13 36 bulan (1 3 tahun)
1. Tetap memberikan ASI sampai usia 2 tahun
2. Memberikan vitamin pada anak
3. Anak dibiasakan minum susu formula sesuai usianya
Memberikan makanan tambahan pada anak, seperti
4.
makanan yang dihaluskan
5. Makanan diberikan 3 4 kali sehari
Memberikan nasi sekitar gelas penakar atau 250
6.
ml (usia 1 2 tahun)
Porsi makan pada anak 3 tahun ialah setengah porsi
7.
dari makan orang dewasa
Menyajikan makanan dengan warna yang menarik
8.
dari buah buahan dan sayuran
9. Memberikan makanan selingan 1 2 kali sehari
Ibu memberikan jus buah yang berbeda pada anak
10.
setiap hari
Anak diberikan aneka ragam makanan agar gizinya
11.
terpenuhi
Memberikan susu murni pada anak agar anak lebih
12.
sehat
Memberikan mie instan kepada anak dengan lauk
13.
kerupuk
14. Menambahkan penyedap rasa di makanan, agar anak
79
Lampiran H. Kuesioner F
No Pertanyaan TP KK S
Usia Prasekolah 37 60 bulan (3 5 tahun)
Memuji anak pintar kalau anak mau makan
1.
makanan bergizi yang telah disiapkan oleh ibu
Memberikan vitamin atau suplemen tambahan pada
2.
anak
3. Anak dibiasakan minum susu formula sesuai usianya
Memberikan makanan tambahan pada anak, seperti
4.
makanan pada orang dewasa
Membiarkan anak memilih makanan yang dia mau
5. dan mengarahkan makanan yang dia suka serta
bergizi
Dalam sehari makanan yang diberikan pada anak
6.
dengan menu tetap
Makanan diberikan 3 4 kali sehari
Porsi makan sebanyak setengah porsi makan orang
7.
dewasa
Menyajikan makanan dengan warna yang menarik
8.
dari buah buahan dan sayuran
9. Memberikan makanan selingan 1 2 kali sehari
Anak diberikan aneka ragam makanan agar gizinya
10.
terpenuhi
Ibu memberikan jus buah yang berbeda beda pada
11.
anak setiap hari
81