Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PELAKSANAAN TRANSEK DAN MAPPING

PENGEMBANGAN DAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

Oleh :
Kelompok 2
Fifian Lula 142110101010
Yohana Rizkyta Handini 142110101023
Nurul Khotimah 142110101037
Alifaida Aulia Fitriani 142110101055
Dyah Rizka Dwi A. 142110101079
Rizky Akbarul K. 142110101110
Dwi Ratna Nurfaizah 142110101130
Innanii Durrotul Ummah 142110101181
Umdatus Sholihah 152110101065
Nella Nur Ayu 152110101087
Dwi Lia Oktaviana 152110101129
Faizah Oktavita A. 152110101161
Kartika Putri 152110101250

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER

TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah melimpahkan
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul, Pelaksanaan Transek
dan Mapping dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini
disusun guna melengkapi tugas Matakuliah Pengembangan dan Pengorganisasian
Masyarakat

Keberhasilan penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai


pihak. Dengan terselesaikannya makalah ini tidak lupa penulis mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak berikut:
1. Dosen Matakuliah Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat, Ibu Mury
Ririanty, S.KM., M.Kes., atas segala arahan yang telah diberikan untuk
kelancaran proses penyempurnaan makalah ini.
2. Semua pihak yang telah terlibat dalam proses penyempurnaan makalah ini
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua orang terutama seluruh
pembaca. Sebagai penanggung jawab dan penulis makalah ini, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan lebih lanjut pada masa yang
akan datang. Semoga makalah ini dapat menjadi media untuk menambah
wawasan dan pengetahuan dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.

Jember, Mei 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB 2. PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

2.1 Analisis Transek Wilayah Kerja Puskesmas Pasirian .............................. 3

2.2 Analisis Mapping Wilayah Kerja Puskesmas Pasirian ............................. 7

2.3 Kegiatan PHBS Rumah Tangga ............................................................... 9

BAB 3. PENUTUP ............................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 14

3.2 Saran ....................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian dari pembangunan


nasional yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Kemenkes, 2015).
Pembangunan kesehatan dapat dilakukan melalui upaya kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat. Langkah awal dalam melakukan upaya kesehatan
yaitu dapat dilakukan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dilakukan atas dasar kesadaran


sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat
menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat (Kemenkes, 2011). PHBS dapat diberdayakan sejak awal di
rumah tangga. Karena rumah tangga merupakan asset yang memiliki potensi
untuk diberdayakan dalam upaya menjaga dan memelihara kesehatan. Selain itu,
setiap rumah tangga juga dapat digerakkan untuk berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakatnya.

Pada PHBS terdapat 10 indikator yang digunakan, salah satunya adalah


indikator persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dan menjadi indikator
pertama dalam PHBS di rumah tangga. Namun, indikator tersebut masih
merupakan salah satu masalah yang dihadapi. Karena di beberapa wilayah di
Indonesia masih terdapat beberapa kasus persalinan yang dibantu oleh tenaga non
kesehatan seperti dukun. Padahal hal tersebut berpengaruh buruk terhadap
kesehatan ibu maupun kesehatan bayi. Permasalahan ini dapat dicegah dengan
melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

1
Upaya kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat salah satunya dapat dilakukan dengan
metode PRA. Metode PRA terdiri dari Transek dan Mapping. Kedua metode ini
digunakan untuk menganalisis pelaksanaan program perilaku hidup bersih dan
sehat pada indikator pertama yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang
dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas Pasirian, Lumajang.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang muncul antara lain sebagai berikut :
1. Bagaimana analisis transek wilayah kerja Puskesmas Pasirian?
2. Bagaimana analisis mapping wilayah kerja Puskesmas Pasirian?
3. Bagaimana pelaksanaan Program PHBS Rumah Tangga dengan indikator
persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui analisis transek wilayah kerja Puskesmas Pasirian.


2. Mengetahui analisis mapping wilayah kerja Puskesmas Pasirian.
3. Mengetahui pelaksanaan Program PHBS Rumah Tangga dengan indikator
persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan.

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Analisis Transek Wilayah Kerja Puskesmas Pasirian


Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 menyatakan
bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) 307 per 100.000 kelahiran hidup yang
disebabkan oleh perdarahan, eklampsi dan infeksi. Angka Kematian Bayi (AKB)
35 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Pasirian
pada tahun 2010, AKI mencapai 288 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 19
per 1.000. Pada tahun 2011, AKI mencapai 242 per 100.000 kelahiran hidup dan
AKB 15 per 1.000 kelahiran hidup (Puskesmas Pasirian, 2016).
Penyebab kematian ibu atau kematian bayi disebabkan oleh banyak hal,
salah satunya adalah karena pertolongan persalinan yang dibantu dengan tenaga
non kesehatan, misalnya dukun. Persalinan yang tidak di tolong oleh tenaga
kesehatan berisiko menimbulkan gangguan kesehatan misalnya perdarahan pada
ibu atau infeksi pada bayi akibat pertolongan yang tidak tepat atau pertolongan
yang dilakukan dengan perlatan seadanya. Permasalahan tersebut dapat dicegah
dengan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat khususnya di rumah
tangga karena anggota rumah tangga merupakan asset yang potensial untuk
diberdayakan dalam upaya menjaga dan memelihara kesehatan. Melalui upaya ini,
setiap rumah tangga diberdayakan agar tahu, mau dan mampu menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dengan mengupayakan lingkungan yang sehat,
mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, serta
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. Setiap rumah tangga juga
digerakkan untuk berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
Transek merupakan teknik PRA untuk melakukan pengamatan langsung
lingkungan dan sumber daya masyarakat, dengan cara berjalan menelusuri
wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang telah disepakati. Hasil
pengamatan dan lintasan tersebut, kemudian dituangkan kedalam bagan atau
gambar irisan muka bumi untuk didiskusikan lebih lanjut.

3
Wilayah kerja Puskesmas Pasirian terdiri dari 7 desa yaitu selok anyar,
selok awar-awar, condro, pasirian, nguter, sememu, dan madurejo. Jumlah
penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pasirian pada tahun 2015 adalah 51.760
jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 14.810 jiwa, jumlah anak balita (1-
5 tahun) sebanyak 3.019 jiwa, dan jumlah bayi (<1 tahun) sebanyak 1.434 jiwa.
Persebaran jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas Pasirian mempengaruhi
jumlah tenaga kesehatan disetiap desa. Sumber daya kesehatan pada puskesmas
Pasirian meliputi dokter, dokter gigi, apoteker, bidan, perawat, ahli kesehatan
masyarakat, ahli kesehatan lingkungan, ahli gizi, analis kesehatan dan tenaga non
kesehatan. Untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dikembangkan UKBM (Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat) yaitu desa siaga,
poskesdes, dan posyandu. Persebaran UKBM, tenaga kesehatan (bidan dan
perawat), dan dukun yang dapat berperan dalam persalinan di setiap desa yaitu:
a. Desa Siaga
Semua desa pada wilayah kerja Puskesmas Pasirian adalah desa siaga dengan
strata pratama.
b. Poskesdes
Semua desa terdapat Poskesdes dengan strata pratama.
c. Posyandu
Terdapat 48 pos posyandu dengan strata 26 madya, 21 purnama, 1 mandiri.
Persebaran posyandu tiap desa di wilayah kerja Puskesmas Pasirian, yaitu:
1) Desa Selok Anyar terdapat 5 posyandu purnama
2) Desa Selok Awar-awar terdapat 2 posyandu madya dan 6 posyandu
purnama
3) Desa Condro terdapat 1 posyandu madya dan 3 posyandu purnama
4) Desa Pasirian terdapat 1 posyandu madya, 7 posyandu purnama, dan 1
posyandu mandiri
5) Desa Nguter terdapat 9 posyandu purnama
6) Desa Sememu terdapat 8 posyandu purnama
7) Desa Madurejo terdapat 3 posyandu madya dan 2 posyandu purnama

4
d. Bidan Pembina desa
1) Selok anyar (Risa Nurlaila, A.md. Keb)
2) Selok Awar-awar (Ellen Wulandari, A.md. Keb)
3) Condro (Ulil Nur C.H, A.md. Keb)
4) Pasirian (Nugroho P.N, A.md. Keb)
5) Nguter (Veronica G.W, A.md. Keb)
6) Sememu (Wuri AStrida, A.md. Keb)
7) Madurejo (Alwin Eka V., A.md. Kep)
e. Perawat Pembina Desa
1) Desa Selok anyar (Endang Tri, A.md. Kep)
2) Desa Selok Awar-awar (Maria Ulva, A.md. Kep)
3) Desa Condro (Cris Danang W, S.Kep. Ns.)
4) Desa Nguter (Nanin Yulianti, A.md. Kep)
5) Desa Sememu (Pusfita Dwi R, A.md Kep)
6) Desa Madurejo (Dwi Wahyuni, A.md Kep)
f. Dukun
Jumlah dukun di wilayah kerja Puskesmas Pasirian terdapat 8 orang.

Langkah langkah dalam proses transek adalah sebagai berikut:


a. Persiapan
Pelaksanaan kegiatan transek sebaiknya dipersiapkan secara khusus yaitu
dengan mempersiapkan tim dan masyarakat yang akan ikut, termasuk menetukan
kapan dan dimana akan berkumpul. Selain itu juga dipersiapkan alat-alat tulis,
kertas lebar (palano), karton warna-warni, kertas berwarna, lem, spidol warna-
warni. Peserta terdiri dari tim PRA dan masyarakat. Tim PRA sebaiknya memiliki
anggota atau narasumber yang memahami hal-hal yang sudah diperkirakan akan
dikaji dalam kegiatan transek ini.
Penelusuran ini dilakukan agar dapat memahami keadaan terkait tenaga
kesehatan dan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pasirian.
Penelusuran rinci dapat dilakukan dengan memperhatikan persebaran lokasi
pelayanan kesehatan dan jumlah tenaga kesehatan.

5
b. Pelaksanaan
1) sebelum berangkat, sebaiknya tim PRA membahas kembali maksud dan
tujuan kegiatan penelusuran serta proses kegiatan yang akan dilakukan;
2) melakukan kesepakatan bersama antara tim PRA dan masyarakat mengenai
penelusuran lokasi-lokasi yang akan dikunjungi serta topik-topik kajian
yang akan dilakukan;
3) setelah itu, disepakati lintasan yang digunakan dalam penelusuran;
4) melakukan kesepakatan titik awal perjalanan (lokasi pertama), biasanya
diambil dari titik terdekat dengan kita berada pada saat itu;
5) lakukan perjalanan dan amati keadaan disepanjang perjalanan. Didiskusikan
keadaan tersebut dan amati dengan seksama;
6) buatlah catatan-catatan hasil diskusi di setiap (tugas anggota tim PRA yang
menjadi pencatat).
c. Setelah perjalanan
Penggambaran bagan transek dapat dilakukan ketika melalui lintasan yang
ditelusuri atau penggambaran bagan transek dilakukan setelah seluruh lintasan
selesai ditelusuri. Langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :
1) Jelaskan cara dan proses membuat bagan.
2) Sepakati lambang atau simbol yang dipergunakan untuk menggambar bagan
transek. Catat simbol tersebut beserta artinya disudut kertas. Pergunakan spidol
berwarna agar jelas dan menarik.
3) Mintalah masyarakat untuk menggambarkan bagan transek berdasarkan hasil
lintasan yang telah dilakukan. Buatlah dengan bahan atau cara yang mudah
diperbaiki atau dihapus karena akan banyak koleksi terjadi.
4) Selama penggambaran, tim PRA mendampingi karena pembuatan irisan ini
cukup sulit.
5) Pergunakan hasil gambar transek tersebut untuk mendiskusikan kebih lanjut
permasalahan, potensi, serta harapan-harapan masyarakat mengenai semua
informasi bahasan.
6) Buatlah catatan-catatan hasil diskusi tersebut ( tugas anggota Tim PRA yang
menjadi pencatat).

6
7) Cantumkan nama-nama atau jumlah peserta, pemandu, tanggal dan tempat
pelaksanaan diskusi.

2.2 Analisis Mapping Wilayah Kerja Puskesmas Pasirian


Mapping merupakan kegiatan menerjemahkan informasi yang didapat dari
transek mengenai persebaran tenaga kesehatan dan lokasi pelayanan kesehatan ke
dalam sebuah peta. Berikut merupakan hasil analisis mapping Program PHBS
dengan Indikator Persalinan di Tolong oleh Tenaga Kesehatan:

Gambar 2. 1 Mapping Tenaga Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan yang Berhubungan dengan
Program PHBS Indikator Persalinan di Tolong oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas
Pasirian

Langkah langkah dalam melaksanakan mapping (pemetaan) adalah sebagai


berikut:
a. Menjelaskan maksud dan proses pemetaan yang akan dilakukan.
b. Mendiskusikan tentang tenaga kesehatan, dan lokasi pelayanan kesehatan.
Setelah cukup tergambarkan, sepakati bersama antara tim PRA dan masyarakat
mengenai:
1) Jenis-jenis tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan yang akan
dicantumkan ke dalam peta serta perlunya mendiskusikan lebih lanjut.
2) Simbol setiap jenis tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan yang
dicantumkan ke dalam peta, baik berupa gambar-gambar sederhana yang
mudah dikenali maupun simbol.

7
c. Meminta masyarakat untuk mulai membuat peta baik di atas tanah maupun di
atas kertas lebar yang ditempelkan di dinding dengan cara berikut:
1) Pembuatan peta ini dimulai dari tempat-tempat tertentu (titik awal) yang
diinginkan masyarakat. Titik awal biasanya berupa tempat-tempat yang
mudah dikenal, seperti rumah ibadah, sekolah, kantor desa, persimpangan
jalan utama, lapangan, rumah kepala desa, sungai utama, dan sebagainya.
2) Lokasi tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan dipetakan.
3) Melengkapi peta tersebut dengan detail-detail khusus.
4) Memperhatikan proses terjadinya peta atau model. Apabila masih terdapat
hal-hal yang terlewatkan, dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat menghidupkan diskusi dengan memastikan bahwa informasi yang
diperoleh melalui peta sudah cukup memadai.
d. Mencantumkan di sudut peta, simbol-simbol beserta artinya atau penjelasan
lain untuk memahami gambar.
e. Setelah peta selesai, lakukan diskusi lebih lanjut, mengenai:
1) Bagaimana persebaran tenaga kesehatan dan lokasi pelayanan kesehatan
2) Apa dampak persebaran tenaga kesehatan dan lokasi pelayanan kesehatan
bagi masyarakat
3) Apakah terdapat hubungan sebab akibat antara dampak persebaran tenaga
kesehatan dan lokasi pelayanan kesehatan dengan pemilihan tenaga
penolong persalinan
f. Mencatat seluruh masalah, potensi, dan infromasi yang muncul dalam diskusi
dengan cermat, sebab hasil penggalian akan menjadi bahan bagi kegiatan
penerapan teknik PRA yang lain.
g. Mendokumentasikan peta yang dihasilkan merupakan bahan acuan di
kemudian hari. Pada saat menyalin peta, gambar dapat dilengkapi dengan
rincian tambahan, memberinya keterangan nama-nama tempat, pemberian
tanda untuk mata angain dan nama tempat /dusun. Mencantumkan pada sudut
peta, peserta, pemandu, tempat dan tanggal dilangsungkannya diskusi.

8
2.3 Kegiatan PHBS Rumah Tangga
2.3.1 PHBS Rumah Tangga
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melakukan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat (Kemenkes,
2011)
a. Jenis jenis kegiatan PHBS Rumah Tangga
Jenis jenis kegiatan PHBS rumah tangga meliputi (Kemenkes dalam Puskesmas
Pasirian, 2016)
1) PHBS Bidang Gizi, meliputi makan dengan menu gizi seimbang, minum
tablet besi selama kehamilan, memberi ASI eksklusif pada bayi,
mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita kapsul vitamin A.
2) PHBS Bidang KIA dan KB, meliputi Memeriksakan kehamilan, persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan, menimbang balita setiap bulan,
mengimunisasi lengkap bayi, ikut Keluarga Berencana (KB), makan makanan
bergizi, dan ibu hamil tidak merokok.
3) PHBS Bidang Kesehatan Lingkungan, meliputi cuci tangan menggunakan
sabun dan air setelah buang air besar, menghuni rumah sehat, memiliki akses
dan menggunakan air bersih, memiliki akses dan menggunakan jamban sehat,
memberantas jentik nyamuk, dan membuang sampah di tempat sampah.
4) PHBS Bidang Pemeliharaan Kesehatan, meliputi memiliki jaminan
pemeliharaan kesehatan, aktif mengurus UKBM/ sebagai kader,
memanfaatkan Puskesmas/ sarana kesehatan.
5) PHBS Bidang Gaya Hidup Sehat, meliputi tidak merokok di dalam rumah,
melakukan aktifitas fisik/ olahraga setiap hari, makan sayur dan atau buah-
buahan setiap hari.
6) PHBS Bidang Obat dan Farmasi, meliputi memiliki tanaman obat keluarga
(TOGA), tidak menggunakan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif), menggunakan obat generik, menjauhkan anak dari bahan-bahan
berbahaya dan atau beracun, dan minum oralit jika diare.

9
b. Tujuan Kegiatan PHBS di Rumah Tangga
Adapun tujuan kegiatan PHBS tatanan rumah tangga yaitu (Kemenkes dalam
Puskesmas Pasirian, 2016):
1) Meningkatkan dukungan dan peran aktif petugas kesehatan, petugas lintas
sektor, media massa, organisasi masyarakat, LSM, tokoh masyarakat, Tim
Penggerak PKK (TP PKK) dan dunia usaha dalam pembinaan PHBS di rumah
tangga.
2) Meningkatkan kemampuan keluarga untuk melaksanakan PHBS dan berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
c. Manfaat PHBS di Rumah Tangga
Dengan melaksanakan PHBS di Rumah Tangga akan diperoleh beberapa
manfaat secara langsun maupun tidak langsung sebagai berikut (Kemenkes, 2011)
1) Bagi Rumah Tangga
a) Setiap anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
b) Pertumbuhan dan perkembangan anak lebih baik.
c) Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat.
d) Pengeluaran biaya rumah tangga yang semula untuk biaya lain yang tidak
bermanfaat bagi kesehatan, dapat dialihkan untuk pemenuhan gizi keluarga,
biaya pendidikan, dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga
e) Mengurangi atau meniadakan biaya pengobatan dala keluarga.
2) Bagi Masyarakat
a) Masyarakat mampu mengupayakan terciptanya lingkungan yang tertata rapi
dan sehat.
b) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah
kesehatan yang dihadapinya.
c) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada untuk
penyembuhan penyakit dan peningkatan kesehatannya.
d) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) untuk pencapaian PHBS di Rumah Tangga, seperti
penyelenggaraan posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan ibu

10
bersalin (tabulin), dana sosial ibu bersalin (dasolin), ambulans desa,
kelompok pemakai air (pokmair), dan arisan jamban.
d. Penilaian Rumah Tangga Sehat
Untuk menilai Rumah Tangga Sehat, digunakan 10 indikator PHBS yang
terdiri dari 7 indikator PHBS dan 3 indikator GHS (Gaya Hidup Sehat). Indikator
tersebut sebagi berikut (Puskesmas Pasirian, 2016) :
1) 7 (tujuh) indikator PHBS
a) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,
b) Bayi diberi ASI eksklusif,
c) Menimbang bayi dan balita,
d) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
e) Menggunakan air bersih,
f) Menggunakan jamban sehat,
g) Memberantas jentik di rumah (PSN).
2) 3 (tiga) indikator Gaya Hidup Sehat (GHS)
a) Melakukan aktifitas fisik setiap hari,
b) Makan sayur dan atau buah setiap hari,
c) Tidak merokok di dalam rumah.
2.3.2 Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang ditolong
oleh bidan, dokter dan tenaga para medis lainnya. Pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan merupakan syarat mutlak agar ibu dapat melahirkan dengan
selamat, dimana sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan kehamilan secara
berkala minimal 4 kali selama masa kehamilannya (Puskesmas Pasirian, 2016).
Persalinan oleh tenaga kesehatan dapat mencegah terjadinya kematian bayi
dan ibu saat persalinan. Pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,
antara lain (Puskesmas Pasirian, 2016):
1) Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu
persalinan, sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin.
2) Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke
puskesmas atau rumah sakit.

11
3) Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang
aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya
kesehatan lainnya.
Ibu hamil dan keluarga harus mengetahui tanda-tanda persalinan agar tidak
terjadi keterlambatan ke fasilitas kesehatan untuk melakukan persalinan. Tanda-
tanda persalinan yaitu (Puskesmas Pasirian, 2016):
1) Ibu mengalami mulas-mulas yang timbul nya semakin sering dan semakin
kuat.
2) Rahim terasa kencang bila diraba, terutama pada saat mulas.
3) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
4) Keluar cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir.
5) Merasa seperti mau buang air besar.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk menyadarkan ibu hamil mengenai
pentingnya bersalin pada tenaga kesehatan. Salah satu kegiatan yang dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas Pasirian adalah kelas ibu hamil (Puskesmas Pasirian,
2016). Selain itu, kader sangat berperan penting untuk mencapai indikator ini
antara lain (Kemenkes dalam Puskesmas Pasirian):
a. Melakukan pendataan jumlah seluruh ibu hamil di wilayah kerjanya dengan
memberi tanda seperti menempelkan stempel;
b. Menganjurkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di bidan/dokter;
c. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan
penyuluhan tentang pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di
fasilitas kesehatan, misalnya melalui penyuluhan kelompok di posyandu,
arisan, pengajian dan kunjungan rumah;
d. Bersama tokoh masyarakat setempat berupaya untuk menggerakkan
masyarakat dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung keselamatan ibu dan
bayi, seperti dana sosial bersalin, tabungan bersalin, ambulans desa, calon
donor darah, warga dan suami Siap Antar Jaga, dan sebagainya;
e. Menganjurkan ibu dan bayinya untuk memeriksakan kesehatan ke bidan/dokter
selama masa nifas (40 hari setelah melahirkan) sedikitnya tiga kali pada
minggu pertama, ketiga dan keenam setelah melahirkan;

12
f. Menganjurkan ibu ikut keluarga berencana setelah melahirkan;
g. Menganjurkan ibu memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja sampai bayi berumur 6
bulan (ASI eksklusif).
Selain itu keberadaan penolong persalinan non-pelayanan kesehatan (dukun) juga
menjadi salah satu faktor penentuan ibu dan keluarga dalam proses persalinannya.
Puskesmas Pasirian telah bermitra dengan dukun setempat, namun pada saat
pembinaan dukun hanya sebagian saja yang hadir, sehingga dibutuhkan strategi
yang efektif untuk memperjelas kemitraan antara pelayanan kesehatan dengan
dukun setempat. Misalnya dengan memberikan reward atau penghargaan bagi
dukun yang menganjurkan atau membawa ibu hamil ke pelayanan kesehatan,
memberikan pelatihan mengenai cara merawat bayi dengan benar, selain itu juga
harus di berikan tugas dan fungsi yang jelas dalam menolong ibu melahirkan.

13
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Upaya dalam memberdayakan masyarakat agar muncul kesadaran,
kemauan, dan kemampuan dalam mencegah dan mengatasi terjadinya masalah
kesehatan melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di wilayah kerja
Puskesmas Pasirian salah satunya dilakukan dengan analisis transek dan mapping
yang terdapat dalam metode PRA. Transek adalah pengamatan langsung
lingkungan dan sumberdaya masyarakat dengan cara berjalan menelusuri wilayah
desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang telah disepakati, sedangkan mapping
adalah kegiatan menerjemahkan informasi yang didapat dari transek mengenai
persebaran tenaga kesehatan dan lokasi pelayanan kesehatan kedalam sebuah peta.
Analisis berdasarkan transek dalam pelaksanaan program PHBS terutama
indikator pertama yakni persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas Pasirian terdiri dari adanya UKBM (Usaha Kesehatan Berbasis
Masyarakat) yaitu desa siaga, poskesdes, posyandu dan tenaga kesehatan yang ada
di wilayah tersebut seperti bidan desa dan perawat desa.
Analisis mapping berupa penerjemahan dari keberadaan UKBM (Usaha
Kesehatan Berbasis Masyarakat) dan tenaga kesehatan yang terdapat di wilayah
kerja Puskesmas Pasirian kedalam sebuah peta. Intervensi yang dilakukan terkait
dengan indikator pertama PHBS (Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat) di
wilayah kerja Puskesmas Pasirian salah satunya adalah kelas ibu hamil. Selain itu,
Puskesmas Pasirian telah bermitra dengan dukun setempat untuk mewujudkan
PHBS indikator pertama.
3.2 Saran
Berdasarkan upaya dalam memberdayakan masyarakat melalui perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) di wilayah kerja Puskesmas Pasirian dengan
analisis transek dan mapping dalam pelaksanaannya perlu mengidentifikasi
masalah kesehatan yang terjadi terlebih dahulu kemudian melibatkan masyarakat

14
secara aktif dalam menyusun strategi penyelesaian masalah, pengambilan
keputusan, dan pelaksanaan keputusan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2011. Panduan Pembinaan dan Penilaian Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di Rumah Tangga Melalui Tim Penggerak PKK. (Online).
http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/panduan
pembinaan-dan-penilaian-phbs-di-rumah-tangga.pdf. diakses pada tanggal 6
Mei 2017

Kemenkes RI. (2015). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015


2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Puskesmas Pasirian. 2016. Laporan Survei PHBS Rumah Tangga Puskesmas


Pasirian Tahun 2016

16

Anda mungkin juga menyukai