ASUHAN KEPERAWATAN
Dosen Pembimbing:
Moh. Saifudin, S.Kep., Ns., S.Psi., M.Kes
Disusun Oleh kelompok 3 :
1. Agista Vega Pratama (1702012330)
2. Devi Yuniarti (1702012333)
3. Fadhillatul Ummi (1702012339)
4. Faukiatut Nur Hikmah (1702012340)
5. M. Ainun Naim Ardianto (1702012354)
6. Nia Krisdianti (1702012357)
7. Putri Sabrina (1702012361)
8. Restika Eka P. (1702012363)
9. Silvi Dwi Anggraini (1702012369)
10. Siti Maudhotin Khasanah (1702012370)
11. St. Nikmatul Khoiriyah (1702012372)
12. Wahyu Tunjung Oktabela (1702012377)
13. Wulandini Furi Gardensari (1702012380)
4A KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2019
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta
memberikan perlindungan dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyusun makalah denagn
judul “Persepsi Perawat Dan Klien Dalam Perilaku Aplikasi Dalam Asuhan Keperawatan”.
Dimana makalah ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perilaku
Manusia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini banyak menemui
kesulitan, karena keterbatasan referensi dan keterbatasan penulis sendiri. Dengan adanya kendala
dan keterbatasan yang dimiliki penulis, maka penulis berusaha semaksimal mungkin untuk
menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing
Perilaku Manusia “Moh. Saifudin, S.Kep., Ns., S.Psi., M.Kes” dan semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca demi perbaikan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Wassalammualaikum Wr. Wb.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Keperawatan adalah salah satu profesi yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan.
Perawat merupakan salah satu pemberi layanan keperawatan terbesar kepada pasien, baik
secara langsung maupun tidak langsung, sehingga dalam hal ini perawat dapat dikatakan
sebagai tenaga kesehatan yang sangat besar perannya terhadap kualitas layanan kesehatan
yang akan berdampak kepada kepuasan pasien (Huber, 2011).
Kualitas layanan kesehatan khususnya layanan keperawatan adalah sejauh mana
asuhan keperawatan baik untuk individu maupun untuk kelompok tertentu mampu
meningkatkan status kesehatan sepert yang diinginkan. Guna memberikan layanan yang
memuaskan kepada pasien, perawat harus memiliki pemahaman yang jelas, hasil pengkajian
kebutuhan yang terstruktur dan harapan pasien akan proses pengobatan dan rencana terapi
yang akan didapatkan (Gupta, Shrestha, Thulung, 2014).
Nursalam, (2014) mengemukakan bahwa masyarakat umum masih belum dekat
dengan perawat dan keperawatan. Persepsi yang salah dari masyarakat yang masih
menganggap bahwa perawat bukanlah seseorang yang professional, namum perawat adalah
petugas kesehatan yang judes, suka memperlakukan pasien dengan tidak baik.
Sarlito W. Sarwono (2009:24) berpendapat persepsi secara umum merupakan proses
perolehan, penafsiran, pemilihan dan pengaturan informasi indrawi. Persepsi berlangsung
pada saat seseorang meniram stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ
bantuannya yang kemudian masuk ke dalam otak. Di dalam persepsi mengandung suatu
proses dalam diri untuk mengetahui dan mengevaluasi sejauh mana kita mengetahui orang
lain. Pada proses ini, kepekaan dalam diri seseorang terhadap lingkungan sekitar mulai
terlihat. Cara pandang akan menentukan kesan yang dihasilkan dari proses persepsi.
Proses interaksi tidak dapat dilepaskan dari cara pandang atau persepsi satu individu
terhadap individu yang lain, sehingga memunculkan apa yang dinamakan persepsi
masyarakat. Persepsi masyarakat akan menghasilkan suatu penilaian terhadap sikap. Perilaku
dan tindakan seseorang di dalam kehidupan bermasyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa Pengertian Persepsi ?
1.2.2 Bagaimana terjadinya Persepsi?
1.2.3 Apa saja macam-macam persepsi ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian persepsi
1.3.2 Untuk mengetahui terjadinya persepsi
1.3.3 Untuk mengetahui macam-macam persepsi
1.4 Manfaat
1. Bagi mahasiswa : Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana persepsi dan dapat
menerapkannya di lingkungan rumah sakit dengan baik dan benar.
2. Bagi pelayanan kesehatan : Sebagai bahan masukan dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, khususnya perilaku caring perawat dalam praktik keperawatan yang
dapat memuaskan pasien.
3. Bagi masyarakat : Memberikan informasi bagi masyarakat khususnya pasien di RS
tentang bagaimana perilaku yang seharusnya ditunjukkan perawat sebagai pemberi
pelayanan yang professional.
4. Bagi institudi pendidikan : Memberikan informasi bagi mahasiswa jurusan keperawatan
dalam melakukan penelitian terutama yang berkaitan dengan persepsi pasien terhadap
perilaku caring perawat.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Secara etimologis persepsi berasal dari bahasa latin perceptio yang artinya menerima
atau mengambil. Persepsi dapat di bagi kedalam dua kelompok yaitu persepsi dalam arti
sempit dan dalam arti luas. Persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan atau bagaimana
seseorang melihat sesuatu. Sedangkan persepsi dalam arti luas adalah pandangan atau
pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.
Proses terjadinya persepsi dimulai dari objek yang menimbulkan stimulus yang
mengenai alat indera atau reseptor, dimana proses ini dinamakan proses kealaman (fisik).
Stimulus yang diterima oleh alat indera dilanjutkan oleh saraf sensorik ke otak. Proses ini
dinamakan proses fisiologi kemudian terjadi suatu proses di dalam otak sehingga individu
dapat menyadari sesuatu yang diterima dengan reseptor itu, sebagai akibat dari stimulus
yang diterima.
Proses yang terjadi di otak atau pusat kesadaran itulah yang dinamakan proses
psikologis. Dengan demikian taraf terakhir dari persepsi adalah individu menyadari tentang
sesuatu yang diterima melalui alat indera atau reseptor (Rakhmat, 2005).
Menurut Walgito (1994) proses terjadinya persepsi melalui tiga proses, yaitu:
1. Proses fisik: Obyek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau
reseptor.
2. Proses fisiologis: Stimulus yang diterima oleh indera dilanjutkan oleh saraf sensoris ke
otak.
3. Proses psikologis: Proses di dalam otak sehingga individu dapat menyadari stimulus
yang diterima
Dengan persepsi individu dapat menyadari dan dapat mengerti tentang keadaan
lingkungan yang ada disekitarnya maupun tentang keadaan diri individu yang
bersangkutan (self perception). Alat penghubung antara individu dengan dunia luar
adalah alat indra yang dimiliki.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului penginderaan, yaitu dengan
diterimanya stimulus oleh reseptor, diteruskan ke otak, atau pusat syaraf yang
diorganisasikan dan diinterpretasikan sebagai proses psikologis. Akhirnya setelah
mengalami proses individu menyadari apa yang telah dilihat dan di interpretasikan.
1. Adanya objek
2. Adanya perhatian
Contoh :
2. Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi, secara harfi soma artinya tubuh,
dan sensorik artinya mekanisme neuroligis yang terlibat dalam proses
penginderaan dan perasaan. Jadi, somatosensorik adalah suatu keadaan
menyangkut tubuh yang secara simbolik menggambarkan adanya suatu konflik
emosional.
Contoh :
a. Anastesia, yaitu kehilangan sebagian atau keseluruhan kepekaan indera peraba
pada kulit.
b. Prestesia, yaitu perubahan pada indera peraba, seperti ditusuk – tusuk jarum,
dibadannya ada semut berjalan, kulitnya terasa panas, atau kulitnya terasa
tebal.
c. Gangguan penglihatan atau pendengaran.
d. Makropsia (megalopsia), yaitu melihat benda lebih besar dari keadaan
sebenarnya bahkan kadang – kadang terlalu besar sehingga menakutkan.
e. Mikropsia, yaitu melihat benda lebih kecil dari sebenarnaya.
3. Gangguan psikofisiologik ialah gangguan pada tubuh yang disarafi oleh susunan
saraf yang berhubungan dangan kehidupan (nervus vegiatif ) dan disebabkan oleh
gangguan emosi.
Contoh :
a. Kulit : radang kulit (dermatitis), biduran (urtikaria), gatal – gatal (prurutis), dan
banyak cairan pada kulit (hiperhidrosis).
b. Otot dan tulang : otot tegang sampai kaku (tension headache), otot tegang dan
kaku dipunggung (lowback pain).
c. Alat pernapasan : sindrom hiperventilasi (bernafas berlebihan yang
mengakibatkan rasa pusing, kepala enteng, parestesia pada tangan dan sekitar
mulut, merasa berat di dada, nafas pendek, perut gembung, tetani, asthma
bronchiale).
d. Jantung dan pembuluh darah : debaran jantung yang cepat (palpitasi), TD
meningkat (hipertensi), dan vascular headache.
e. Alat pencernaan : lambung perih, mual dan muntah, kembung (meteorisme),
sembelit (konstipasi), dan mencret (diare).
f. Alat kemih dan alat kelamin : sering berkemih, ngompol (enuresis),
memancarkan air mani secara dini (dispareunia), sakit waktu menstruasi
(disminore), tidak mampu menikmati rangsangan seksual pada wanita
(frigiditas), dan impoten.
g. Mata : mata berkunang- kunang dan telingga berdenging (tinutus).
1. External Perception (Persepsi Eksternal) yaitu persepsi yang terjadi karena adanya
rangsang yang datang dari luar individu
2. Self Perception (Persepsi Internal) yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan
yang berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya
sendiri.
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera
menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang
paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami
dunianya. Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum,
sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.
2. Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. Pendengaran dapat
didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengenali suara. Meskipun suara ditangkap
dengan telinga, namun proses “mendengarakan” juga melibatkan beberapa syaraf dan
otak.
3. Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. Kulit merupakan bagian
tubuh yang berada paling luar. Selain sebagai pelindung bagi organ-organ yang ada
didalam tubuh, kulit juga dilengkapi dengan bermacam reseptor yang peka terhadap
berbagai rangsangan.
4. Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
Penciuman dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk merasakan bau. Penciuman
merupakan suatu bentuk kemosensor, artinya zat kimia yang bertangung jawab dalam
proses penciuman. Zat kimia mengaktifkan sistem alfaktori (penciuman) dalam
konsentrasi kecil yang sering kita sebut dengan istilah bau.
5. Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.
Pengecapan merujuk pada kemampuan mendeteksi rasa suatu zat seperti makanan atau
racun. Indera pengecapan terkait pada perespsi otak terhadap rasa. Pengecapan
merupakan suatu bentuk kemoreseptor yang dapat merasakan empat sensai pengecapan
klasik, yakni manis, asin, masam, dan pahit. Namun belakangan ini ahli-ahli psikofisik
dan neurosains mengusulkan untuk menambah kategori lain, yakni rasa gurih (umami)
dan asam lemak.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
Seorang wanita 45 tahun sudah dirawat dirumah sakit selama 6 hari dikarenakan
menderita thypoid. Perawat X 25 tahun merupakan perawat penanggung jawab dari klien
tersebut. Klien tersebut sudah 4 hari bersikap sangat dingin kepada perawat. Klien selalu
membantah dan tidak lagi mau menurut kepada perawat X. Setelah di cari tahu
penyebabnya, ternyata klien berubah sikap setelah 2 kali disuntik oleh perawat X untuk
diambil darahnya yang digunakan untuk tes laboratorium.
BAB 4
PEMBAHASAN KASUS
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Persepsi merupakan proses di terimanya rangsangan melalui panca indera yang di
dahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengayati dan
mengartikan tentang hal yang diamati baik yang ada di luar maupun yang ada di dalam
individu. Proses terjadinya presepsi di mulai dari objek yang menimbulkan stimulus yang
mengenai alat indra atau reseptor, dimana proses ini di namakan proses kealaman (fisik).
Stimulus yang di terima oleh alat indra di lanjutkan oleh saraf sensorik ke otak
Ada dua macam presepsi, yaitu:
1. Internal preseption (presepsi eksternal yaitu presepsi yang terjadi karena rangsangan
yang dating dari luar individu
2. Self preseption (presepsi internal yanitu presepsi yang terjadi karna adanya
rangsangan yang berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi objek
adalah dirinya sendiri
5.2 Saran
Diharapkan dengan tersusunnya makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui
bagaimana Persepsi dan dapat menerapkannya di lingkungan Rumah Sakit dengan baik
dan benar. Untuk tenaga kesehatan diharapkan, bisa memberikan asuhan keperawatan
dengan semaksimal mungkin. Dan juga diharapkan bagi pembaca untuk paham apa yang
dibahas pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Bimo Walgito. (1994). Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Gupta BS, Shrestha S, Thulung BK. (2014). Patient’s Perception towards Quality Nursing Care.
J Nepal Health Res Counc. May-Aug;12(27):83-7.
Huber, D. (2011). Leadership and Nursing Care Managemen. Philadephia: WB Saunders
Company.
https://www.google.com/amp/s/yunidardwip.wordpress.com/2016/04/27/persepsi-dalam-
psikologi-keperawatan/amp/
Maramis, W.F. (1999). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Erlangga University Press.
Nursalam, (2014). Caring sebagai dasar peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan
keselamatan pasien. Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Ilmu
Keperawatan Pada Fakultass Keperawatan Universitas Airlangga.
Surabaya: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Airlangga.
Rakhmat, Jalaluddin, (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Slameto. (2010). Belajarn dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta