PROPOSAL
Kelompok 2 :
Gift N. Anggoronggang 19061048
Sofia C. Pendong 19061049
Aurelya O.A. Balansa 19061073
Gracia T. Tatamu 19061074
Clarissa J. Paat 19061078
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum......................................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus.....................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................................5
1.4.1 Manfaat Teoritis...................................................................................................5
1.4.2 Manfaat praktis.....................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................6
2.1 Akademik....................................................................................................................6
2.2 Dukungan Sosial..........................................................................................................7
2.3 Stres.............................................................................................................................8
2.4 Penelitian Terkait.......................................................................................................10
2.5 Teori Konseptual Keperawatan Callista Roy............................................................13
2.6 Aplikasi Teori Pada Penelitian Saat Ini.....................................................................16
BAB III.....................................................................................................................................18
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL.............................18
3.1 Kerangka Konsep......................................................................................................18
3.2 Hipotesis....................................................................................................................18
3.3 Definisi Operasional..................................................................................................18
BAB IV....................................................................................................................................20
METODE PENELITIAN.........................................................................................................20
4.1 Desain Penelitian.......................................................................................................20
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................................20
4.2.1 Tempat Penelitian...............................................................................................20
4.2.2 Waktu Penelitian................................................................................................20
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian................................................................................20
4.3.1 Populasi..............................................................................................................20
4.3.2 Sampel................................................................................................................20
4.4 Instrumen Penelitian..................................................................................................21
4.5 Pengumpulan Data.....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stress dapat dialami oleh siapa saja serta memiliki dampak negatif jika tidak
ditangani dengan tepat. Stres merupakan pikiran-pikiran yang sifatnya mengancam
individu, pikiran ini muncul karena ketidakmampuan individu dalam menyelesaikan
masalah atau tuntutan lingkungan sehingga memunculkan reaksi tidak nyaman,
cemas, emosi negatif dan gelisah (Harjuna, 2021). Setiap mahasiswa dalam
kegiatannya juga tidak luput dari stress, faktor eksternal dan harapannya sendiri
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan stres pada mahasiswa. Faktor
eksternal itu terdiri dari tuntutan pelajaran, tugas perkuliahan, tuntutan orang tua,
adaptasi sosial, serta kompetensi perkuliahan yang dimana materi pembelajaran yang
diberikan semakin hari semakin sulit. Sedangkan berbicara tentang harapan berarti
bersumber dari kemampuan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran (Hidayatullah,
2018).
Keadaan psikologi yang tidak menyenangkan ketika seseorang tidak mampu
mengatasi suatu masalah dapat mengakibatkan stress. Pengertian stres dalam
psikologis disebut sebagai suatu gangguan mental yang terjadi pada seseorang akibat
adanya tekanan yang berasal dari luar maupun dalam dirinya sendiri (Suharsono, dkk
2020). Stres yang dialami seseorang akan berdampak pada produktivitas seseorang
serta dapat menimbulkan penyakit pada tubuh. Hasil penelitian di Universitas
Bostwana dengan judul An Assasment of Academic Stress Among Undergraduate
Students menunjukan hasil dimana sumber stres mahasiswa adalah tuntutan akademik,
manajemen waktu, serta lingkugan akademik. Hasil penelitian juga menunjukan
mahasiswa perempuan memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan
mahasiswa laki-laki.
Penelitian mengenai stres telah banyak dilakukan, prevalensi kejadian stres
menurut World Health Organization (WHO) ada lebih 350 juta penduduk dunia
mengalami stres dan stres menjadi penyakit mental nomor 4 didunia. Stres yang
merupakan salah satu cara otak dan tubuh manusia untuk menstimulus atau
merangsang berbagai kondisi yang menimpanya akan menimbulkan suatu respons
biologis (Yaribeygi, at all 2017). Namun, jika kondisi stres ini berlebihan akan sangat
berpengaruh serta dapat memperburuk status kesehatan mental seseorang. Kesehatan
mental merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan setiap
individu, kesehatan mental yang baik akan melahirkan jiwa yang sehat. Data dari
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menunjukan ada lebih dari 19 juta
penduduk Indonesia berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental
emosional dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami
depresi.
Stres yang dialami mahasiswa saat ini berasal dari berbagai faktor seperti
jadwal kegiatan non-akademik yang padat yang dimana hal ini dapat berpengaruh
pada perubahan pola tidur, lingkungan sosial, proses pembelajaran dikampus,
peningkatan beban tugas serta kurangnya waktu luang atau waktu libur. Dalam
konteks akademik, stres pada mahasiswa dapat dikatakan sebagai stres akademik yang
dimana stres akademik diartikan menjadi tekanan yang berasal dari persepsi individu
terhadap stimulus yang berhubungan dengan akademik kemudian memunculkan
respon berupa pikiraan, perilaku, fisik serta afeksi negatif akibat dari tuntutan
akademis (Barseli, 2017).
Peningkatan stres pada mahasiswa akan berdampak besar bagi kelangsungan
hidupnya serta dapat mempengaruhi banyak hal seperti tingkat prestasi akademik,
kehidupan sosial serta status kesehatan emosionalnya. Beban stres yang berat juga
dapat memicu seseorang berperilaku negatif seperti merokok, mengonsumsi alkohol,
melakukan seks bebas, bahkan penyalahgunaan NAPZA. Namun dibalik dampak
negatif yang ditimbulkan terdapat juga dampak positifnya yaitu, peningkatan
kreativitas diri yang memicu seseorang untuk lebih mengembangkan diri demi
menghindari stres yang dialaminya. Dalam arti stres juga dibutuhka mahasiswa untuk
pengembangan dirinya sebagai seorang mahasiswa ( Ambarwati, dkk 2019).
Dari uraian diatas ternyata banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
stres pada mahasiswa, untuk itu peneliti memutuskan untuk menganalisis faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi tingkat stres pada mahasiswa dengan tujuan agar
supaya dampak negatif yang ditimbulkan akan dapat ditangani dengan cepat serta
menjadi perhatian khusus bahwa stres bukan hanya sekedar masalah kecil melainkan
masalah yang sangat berdampak besar bagi kesehatan mental seseorang.
1.2 Pertanyaan Penelitian
Apakah faktor (akademik dan sosial) mempengaruhi tingkat stress pada
mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres pada mahasiswa
Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Untuk mengetahui karakteristik demografi mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
1.3.2.2 Untuk mengetahui faktor akademik terhadap tingkat stress pada
mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
1.3.2.3 Untuk mengetahui faktor dukungan sosial terhadap tingkat stres
mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
1.3.2.4 Untuk menganalisi faktor akademik dan stres pada mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
1.3.2.5 Untuk menganalisi faktor dukungan sosial dan stres pada mahasiswa
Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
1.3.2.6 Untuk menganalisis tingkat stres pada mahasiswa Fakultas Keperawatan
Universitas Katolik De La Salle Manado
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi mahasiswa untuk
dapat mengetahui faktor-faktor penyebab stress serta dapat berguna untuk
dikembangkan lebih lanjut terkait masalah stres untuk dapat
mempertimbangkan penanganan serta pencegahan yang lebih efektif agar
supaya masalah stres dikalangan masyarakat khususnya mahasiwa dapat
berkurang.
1.4.2 Manfaat praktis
Diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk perkembangan dunia
kesehatan, khususnya kesehatan jiwa dimana manfaat yang terkadung dalam
penelitian ini dapat menjadi bahan ajaran untuk kedepannya agar dapat
mengedukasi masyarakat khususnya mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada BAB II ini akan menjelaskan tentang variabel independent dan variabel
dependent. Dalam BAB ini, peneliti juga akan membahas mengenai teori dasar
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Adapun penjelasan yang terdapat dalam
BAB ini didapatkan dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian ilmiah serta artikel-
artikel yang terkait dengan penelitian ini.
2.1 Akademik
Mahasiswa menjadi salah satu dewasa muda yang memikul banyak tanggung
jawab, salah satunya menjadi generasi penerus bangsa. Khususnya mahasiswa
keperawatan, mahasiswa yang kedepannya diharapkan menjadi perawat profesional,
memiliki kemampuan yang baik, serta memiliki rasa bertanggung jawab.
Kemampuan, profesionalitas serta rasa bertanggung jawab dibangun sejak masih
dalam masa pendidikan, tuntutan pembelajaran dapat memicu stres pada mahasiswa.
Tekanan yang dirasakan mahasiswa dalam mencapai tujuan perkuliahannya
merupakan stres akademik. Keadaan individu yang melibatkan tekanan hasil persepsi
serta penilaiannya terhadap tressor akademik yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan dan pendidikan perguruan tinggi diartikan sebagai stres akademik
(Kountul, dkk 2020).
Kegiatan pendidikan berkaitan erat dengan stres akademik. Stres akademik ini
akan timbul apabila dalam masa pendidikannya, individu tersebut mengalami
ketegangan emosi ketika gagal dalam memenuhi tuntutan pendidikannya (Rosyidah,
dkk 2020). Stres akademik adalah stres yang berhubungan dengan kegiatan
pendidikan yang disebabkan karena tuntutan yang timbul selama seseorang dalam
masa pendidikan dan dapat terjadi bila mengalami ketegangan emosi serta kegagalan
dalam memenuhi tuntutan tersebut (Agustiningsih, 2019). Stres akademik umumnya
normal terjadi dan hal tersebut merupakan salah satu bentuk penyesuaian serta
pengembangan diri mahasiswa dalam kehidupan bersosialisasi dilingkungan yang
baru. Beban tugas yang semakin banyak, perubahan gaya hidup, porsi belajar yang
lebih banyak, serta masalah keuangan merupakan salah satu bagian kehidupan dari
seorang mahasiswa. Penyesuaian diri yang kurang baik dapat menyebabkan stres
akademik yang tinggi sedangkan mahasiswa yang memiliki penyesuaian diri yang
baik memiliki stres akademik yang rendah (Rosyidah, dkk 2020).
Penelitian yang dilakukan oleh Labrague pada tahun 2018, menunjukkan data
bahwa mahasiswa keperawatan mengalami stres akademik dan stres eksternal yang
lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa fisioterapi, mahasiswa farmasi, dan
mahasiswa kedokteran. Stres akademik yang dialami mahasiswa akan berdampak
buruk pada aspek kehidupannya seperti prestasi akademik menurun, konsentrasi
berkurang, hubungan interpersonal yang buruk, menjadi mudah marah, serta dapat
mengganggu kualitas tidur mahasiswa tersebut. Dalam artikel keperawatan Journal of
Ners and Midwifery tahun 2019, Pulido mengatakan sumber utama penyebab stres
adalah tuntutan internal serta tuntutan eksternal, tuntutan internal yang dimaksud
adalah kemampuan mahasiswa itu sendiri sedangkan tuntutan eksternalnya adalah
tugas-tugas perkuliahan, kompetensi perkuliahan, serta tuntutan orang tua dalam
pendidikan. Diluar itu, masalah pribadi dan masalah klinik menjadi salah satu faktor
penyebab stres pada mahasiswa.
2.2 Dukungan Sosial
Stres yang diakibatkan dari faktor eksternal berupa tuntutan dari orang tua
serta adaptasi sosial menjadi salah satu faktor yang cukup berpengaruh dalam
peningkatan stres pada mahasiswa. Dukungan sosial dengan tingkat stres pada
mahasiswa memilki hubungan negatif yang signifikan, artinya semakin tinggi
dukungan sosial, maka semakin rendah tingkat stres yang dialami oleh individu
(Wisatarini, dkk 2019). Dalam Jurnal Psikologi Udayana tahun 2019, Sarafino
mengatakan dukungan sosial merupakan suatu hal yang mengacu pada rasa bahagia
yang dirasakan oleh individu karena adanya bantuan atau pertolongan serta
kepedulian dari orang lain sehingga individu tersebut merasa diterima, dihargai serta
dicintai. Keluarga menjadi salah satu dukungan sosial yang berdampak baik bagi
psikologi anak, dengan adanya perhatian serta kepedulian dari keluarga dapat
menimbulkan perasaan positif mengenai diri sendiri, meningkatkan harga diri, serta
perasaan merasa dimiliki.
Dukungan sosial merupakan salah satu dukungan emosional ketika suatu
permasalahan muncul, individu yang memiliki dukungan sosial memiliki risiko kecil
mengalami stres sedangkan individu dengan dukungan sosial yang kurang lebih
berpotensi mengalami stres. Hubungan sosial yang baik dengan keluarga dan teman
dapat memperbaiki hasil akhir kesehatan serta peningkatan kesejahteraan terhadap
individu (Dini, dkk 2019). Keluarga merupakan bagian integral dari dukungan sosial.
Peningkatan penyesuaian diri seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam hidup
merupakan dampak positif dari adanya dukungan keluarga. Keluarga khususnya orang
tua menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam proses kehidupan,dengan adanya
tuntutan pendidikan, sosial ekonomi, serta hubungan antara anak dengan orang tua
menjadi salah satu faktor penyebab stres.
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing anak
dalam lingkungan keluarga, orang tua adalah suatu komponen keluarga yang terdiri
dari ayah dan ibu dan memiliki tanggung jawab untuk mendidik serta membimbing
anak-anaknya untuk mencapai tahap dimana anak siap dalam kehidupan
bermasyarakat (Ruli, 2020). Orang tua menjadi salah satu faktor penting dalam proses
kehidupan anak, tugas serta peran orang tua menjadi unit pertama yang dimana
hubungan yang ada didalamnya sebagian besar adalah hubungan langsung.
Komunikasi serta pembahasan dunia akademik yang baik antara anak dan orang tua
mengambil peran penting dalam mengatasi masalah. Adanya komunikasi yang baik
akan meningkatkan rasa percaya diri serta dapat meningkatkan efikasi diri.
Teman sebaya dalam lingkungan sosial juga mengambil peran penting dalam
perkembangan emosional seseorang. Interaksi yang terjadi antara teman sebaya
memiliki fungsi penting yaitu pemberi informasi serta menjadi perbandingan tentang
dunia luar dan keluarga. Hubungan yang baik dengan teman sebaya menjadi hal yang
penting untuk perkembangan sosioemosional seseorang (Dini, dkk 2019). Seseorang
yang memiliki teman akrab cenderung memiliki stres yang ringan bila berhadapan
dengan stres, akan tetapi memiliki banyak teman juga dapat mempengaruhi
kemungkinan stres apabila kualitas hubungan tersebut tidak baik. Kualitas hubungan
yang buruk akan mempengaruhi perkembangan emosional seseorang.
2.3 Stres
Stres adalah respons individu terhadap perubahan dalam situasi atau situasi
yang mengancam. Fakta yang menarik adalah peningkatan stres seseorang cenderung
terjadi pada saat individu tersebut tidak mampu mengatasi sesuatu yang kurang
menyenangkan yang mereka hadapi (Hidayati, dkk 2021). Dalam kehidupan sehari-
hari, stres merupakan salah satu hal yang penting, karena kondisi stres dapat
menstimulus seseorang untuk melakukan respon terhadap suatu kegiatan.
Namun,dibalik dampak positifnya terdapat dampak buruk yang disebabkan akibat
stres yang berlebihan. Stres yang berlebihan akan sangat berpengaruh pada proses
kehidupan. Stres digolongkan menjadi dua jenis antara lain, Eustress yaitu jenis stres
yang membangun atau stres yang sifatnya positif yang dimana dengan adanya stres ini
seseorang menjadi lebih berkonsentrasi dalam melakukan suatu hal sedangkan
Distress yaitu stres yang sifatnya negatif dan memberi dampak seperti mudah marah,
merasa gugup, serta sulit berkonsentrasi (Seto, dkk 2020).
Stres merupakan salah satu bentuk respon tubuh, tidak ada definisi yang tepat
untuk mengartikan stres itu sendiri karena reaksi yang akan ditimbulkan terhadap
masing-masing akan berbeda. Menurut Anoraga (dalam Sinaga, 2018) secara
sederhana stres merupakan sebuah tanggapan dari sikap individu saat merasa
terancam baik dalam aspek sosial, emosional, mental, dan finansial yang sering
membuat seseorang merasa terancam dimana hal ini dialami dalam kehidupan setiap
hari. Menurut Lukaningsih dan Bandiyah (dalam Awaliyah, 2020) gejala stres dibagi
menjadi dua yaitu stres fisik dan stres psikis, stres fisik ditandai dengan gejala berupa
nafas cepat, jantung berdebar, mulut gemetar dan kering, nyeri kepala, keringat
dingin, otot tegang dan merasa letih tanpa sebab yang pasti sedangkan gejala stres
psikis ditandai dengan perasaan cemas, merasa gelisah, sulit berkonsentrasi, sulit
menentukan pilihan, emosi tidak terkontrol, serta merasa panik yang berlebihan.
Mengubah beberapa aspek perilaku merupakan salah satu dorongan dari stres,
dari banyaknya dampak yang disebabkan stres terdapat dampak positif yang dapat
menjadikan diri sendiri lebih kuat, lebih termotivasi untuk mencari solusi serta
penyebab masalah yang sedang dihadapi. Stres juga dapat memberi stimulus terhadap
tubuh untuk dapat menyesuaikan diri terhadap masalah yang dihadapi. Stres menjadi
bagian dari penggerak evolusi kehidupan, dimana saat stres digunakan pada waktu
yang tepat dapat meningkatkan kesadaran serta meningkatkan kinerja fisik dalam
waktu yang singkat (Hidayati, dkk 2021). Stres yang timbul dapat memberi respon
terhadap tubuh untuk dapat mengatasinya, setiap individu memiliki respon yang
berbeda-beda terhadap stres yang dihadapi. Pengelolaan stres yang tepat akan dapat
memperbaiki kualitas hidup menjadi lebih baik.
2.4 Penelitian Terkait
Tabel 2.1 Penelitian Terkait
Coping Physiological
Stimuli Functions :
Mekanism Adaptive and
Adaptation
- Self concept Ineffective
Level - Regulator
- Role function Responses
- Cognator
- Interdependence
Feedback
Input yang dimaksud dalam konsep keperawatan Callista Roy adalah stimulus.
Stimulus terdiri dari tiga komponen yaitu stimulus fokal yang merupakan stimulus
yang langsung berhadapan dengan individu, stimulus kontekstual merupakan semua
stimulus lain yang diterima oleh individu yang dapat diobservasi dan diukur, dan
terakhir stimulus residual merupakan stimulus tambahan atau stimulus yang relevan
dengan keadaan yang ada namun sulit diobservasi dan diukur.
Control processes, Calista Roy menjelaskan bahwa proses kontrol merupakan
bentuk dari mekanisme koping yang digunakan. Mekanisme koping tersebut
dibedakan menjadi dua yaitu subsistem regulator merupakan gambaran
respon yang berkaitan dengan perubahan sistem saraf, kimia tubuh
serta organ endokrin sedangkan subsistem kognator adalah gambaran respon yang
berkaitan dengan perubahan kognitif dan emosi.
Effectors, Callista Roy mengembangkan proses internal seseorang sebagai
sistem adaptasi dengan menetapkan sistem efektor. Sistem efektor memiliki empat
metode adaptasi, yaitu mode adaptasi fisiologis yang berhubungan langsung dengan
proses fisik serta kimiawi yang berhubungan dengan fungsi dan aktivitas kehidupan.
Mode adaptasi konsep diri berfokus pada psikologi dan spiritual manusia. Konsep diri
yang teridiri dari physical self yang didalamnya terdiri dari body sensasion yaitu
bagaimana seseorang seseorang memandang dirinya sendiri dan body image yaitu
bagaimana seseorang memelihara dirinya sendiri, selanjutnya personal self yang
didalamnya terdiri dari self consistency, self ideal dan moral ethic spiritual yang
berarti keyakinan seseorang. Mode fungsi peran berfokus pada hubungan individu
dengan lingkungan sosial disekitarnya. Fungsi peran mengacu pada proses
penyesuaian individu yang berhubungan dengan bagaimana peran individu dalam
mengenal pola-pola interaksi sosial. Metode adaptasi interdependensi berfokus pada
hubungan individu dengan orang lain sebagai support sistem yang berhubungan
dengan keinginan dan kemauan memberi serta menerima semua aspek.
Output dalam konsep keperawatan ini adalah suatu perilaku yang dapat
diukur, diamati atau secara subjektif dapat dilaporkan baik yang berasal dari luar
maupun dari dalam. Callista Roy mengkategorikan output sistem sebagai suatu respon
adaptif dan respon maladaptif. Respon adaptif berarti seseorang mampu
menyesuaikan diri dalam berbagai situasi sedangkan respon maladaptif adalah
sebaliknya, seseorang tidak mampu menyesuaikan dirinya dalam berbagai situasi.
2.6 Aplikasi Teori Pada Penelitian Saat Ini
Pada penelitian ini, konsep keperawatan yang digunakan adalah Callista Roy’s
Adaptation Model atau teori adaptasi dari Callista Roy. Dalam konsep keperawatan
ini, manusia harus mampu beradaptasi atau mencocokkan diri dengan cara
mempertahankan perilaku adaptif serta mampu mengubah perilaku maladaptif untuk
dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Dalam penelitian ini, teori adaptasi ini
mengacu pada perilaku bagaimana mahasiswa dapat beradaptasi serta mengubah
perilaku maladaptifnya dalam mengatasi atau menghadapi masalah untuk menurunkan
resiko terjadinya stres. Dalam stimuli adaptation model ketika individu mendapatkan
stimulus, stimulus tersebut akan menunjukkan efek individu akan segera merespon
atau individu memerlukan waktu terlebih dahulu untuk dapat merespon. Pada
penelitan ini, faktor internal maupun eksternal dapat merespon mahasiswa untuk
menghadapi masalah yaitu stres, stres merupakan variable independent dalam
penelitian ini.
Mekanisme koping atau proses kontrol merupakan gambaran respon terhadap
perubahan yang terjadi pada individu. Pada penelitian ini mekanisme koping
menggambarkan tentang respon spontan individu terhadap situasi yang dihadapinya.
Mahasiswa ketika menghadapi stres dapat digambarkan dengan perubahan pola tidur
atau kesulitan tidur, merasa lelah tanpa sebab yang pasti, sulit berkonsentrasi, serta
perubahan emosi yang signifikan. Sistem adaptasi sangat mempengaruhi respon
individu, proses adaptasi dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan, pemahaman
tentang konsep diri, penyesuaian individu dengan peran serta pola-pola interaksi
sosial, dan dapat mempengaruhi hubungan antara individu dengan orang lain sebagai
support sistem. Dalam penelitian ini, sistem adaptasi pada mahasiswa dapat
dipengaruhi oleh aktivitas kehidupannya sebagai seorang mahasiswa, pemahamannya
tentang dirinya sendiri serta keyakinan yang dalam dalam dirinya, dan penyesuaian
dirinya terhadap lingkungan sosial serta hubungan internalnya dengan keluarga atau
orang tua.
Respon adaptif dan respon maladaptif, respon yang menjadi umpan balik dari
proses adaptasi. Dalam tahap ini, individu dinilai berdasarkan kemampuannya dalam
menyesuaikan diri. Respon adaptif berarti mampu menyesuaikan sedangkan respon
maladaptif berarti tidak mampu menyesyai diri terhadap situasi yang dihadapi. Pada
penelitian ini menunjukkan respon mahasiswa terhadap stimulus yang didapatkan dari
stres yang dihadapinya.
BAB III
Umpan Balik
Ha : Ada hubungan yang signifikan antara akademik dan dukungan sosial dengan
tingkat stres mahasiswa
No. Variabel Definisi Definisi Operasional Skala Alat Ukur Hasil Ukur
Konseptual Ukur
1. Dependen Stres akademik Beban tugas yang Ordinal Kuesioner Stres
Akademik adalah stres yang semakin banyak, SASS akademik
berhubungan perubahan gaya hidup, yang berisi rendah :
dengan kegiatan porsi belajar yang 20 <6, stres
pendidikan yang lebih banyak, serta pertanyaan akademik
disebabkan karena masalah keuangan dengan sedang : ≤
tuntutan yang merupakan salah satu pilihan 16, stres
timbul selama bagian kehidupan dari jawaban akademik
seseorang dalam seorang mahasiswa. tidak tinggi : >16
masa pendidikan pernah,
dan dapat terjadi kadang-
bila mengalami kadang,
ketegangan emosi sering,
serta kegagalan selalu.
dalam memenuhi
tuntutan tersebut
(Agustiningsih,
2019).
2. Dependen Dukungan sosial Komunikasi serta Ordinal Kuesioner Skor
Dukungan dengan tingkat stres interaksi yang baik tingkat dengan
sosial pada mahasiswa antara anak dengan stres kriteria
memilki hubungan orang tua dan teman dukungan cukup : ≥
negatif yang mengambil peran sosial 62,5% dan
signifikan, artinya penting dalam berisi 10 skor
semakin tinggi mengatasi masalah pertanyaan dengan
dukungan sosial, sosioemosional dengan kriteria
maka semakin seseorang. pilihan kurang :
rendah tingkat stres jawab <62,5%
yang dialami oleh tidak
individu pernah,
(Wisatarini, dkk kadang-
2019). kadang,
dan selalu.
3. Independen Stres merupakan Stres dibagi menjadi Ordinal Kuesioner Stres
Tingkat pikiran-pikiran dua yaitu stres fisik DASS-42 normal : 0-
stres yang sifatnya dan stres psikis, stres berisi 42 14, stres
mahasiswa mengancam fisik ditandai dengan pertanyaan ringan : 15-
individu, pikiran ini gejala berupa nafas dengan 18, stres
muncul karena cepat, jantung pilihan sedang :
ketidakmampuan berdebar, mulut jawaban 19-25, stres
individu dalam gemetar dan kering, tidak parah : 26-
menyelesaikan nyeri kepala, keringat pernah, 33, stres
masalah atau dingin, otot tegang dan kadang- sangat
tuntutan lingkungan merasa letih tanpa kadang, parah : 34+
sehingga sebab yang pasti sering dan
memunculkan sedangkan gejala stres selalu.
reaksi tidak psikis ditandai dengan
nyaman, cemas, perasaan cemas,
emosi negatif dan merasa gelisah, sulit
gelisah (Harjuna, berkonsentrasi, sulit
2021) menentukan pilihan,
emosi tidak terkontrol,
serta merasa panik
yang berlebihan.
BAB IV
METODE PENELITIAN
Pada BAB IV ini akan membahas tentang metode penelitian, desain penelitian,
tempat dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, serta analisis data.
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu penelitian dengan metode kuantitatif yang
menggunakan desain survei deskriptif univariat dengan tujuan untuk mencari
informasi yang akurat tentang karakteristik data. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor (akademik dan dukungan sosial) mempengaruhi tingkat stres pada
mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
4.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Universitas Katolik De La Salle Manado tepatnya
di Fakultas Keperawatan
4.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan berlangsung mulai tanggal 1 November 2022 sampai
dengan 17 Desember 2022.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1 Populasi
Populasi merupakan suatu wilayah generalisasi yang dimana adanya
objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu dari
peneliti untuk dipahami dan mendapatkan kesimpulan (Sugiyono, 2018).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif Fakultas
Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado dengan jumlah
populasi sebanyak 355.
4.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang mewakili dari populasi yang akan
diteliti. Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel yaitu
menggunakan sistematis random sampling (SRS) dengan kriteria:
Kriteria inklusi dalam penelitian:
1. Mahasiswa aktif Fakultas Keperawatan
2. Mahasiswa tingkat 1,3,5,7 Fakultas Keperawatan
3. Mahasiswa dengan urutan NIM yang sesuai
Kriteria eksklusi dalam penelitian
Pada penelitian ini, jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin dengan
hasil 187.
N
n= 2
1+ Na
Rumus Slovin: untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika diketahui
ukuran populasi (N) pada taraf signifikan a adalah
Suharsono, Y., & Anwar, Z. (2020). Analisis stres dan penyesuaian diri pada
mahasiswa. Jurnal Online Psikologi, 8(1), 1-12.
Hidayah, N., Huriati, H., & Sutria, E. (2021). Tingkat stres dan strategi koping mahasiswa
keperawatan di masa pandemi covid19. In Prosiding Seminar Nasional Venue Artikulasi-
Riset, Inovasi, Resonansi-Teori, dan Aplikasi Statistika (VARIANSI) (Vol. 2, No. 1, pp. 184-
192).
Ambarwati, P. D., Pinilih, S. S., & Astuti, R. T. (2019). Gambaran tingkat stres
mahasiswa. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 5(1), 40-
47.
Seto, S. B., Wondo, M. T. S., & Mei, M. F. (2020). Hubungan Motivasi Terhadap Tingkat
Stress Mahasiswa Dalam Menulis Tugas Akhir (Skripsi). Jurnal Basicedu, 4(3), 733-739.
Siregar, I. K., & Putri, S. R. (2019). Hubungan Self-Efficacy dan Stres Akademik
Mahasiswa. Consilium: Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu Keagamaan, 6(2), 91-95.
Andiarna, F., & Kusumawati, E. (2020). Pengaruh pembelajaran daring terhadap stres
akademik mahasiswa selama pandemi Covid-19. Jurnal Psikologi, 16(2), 139-149.
Rosyidah, I. (2020). Gambaran tingkat stres akademik mahasiswa program studi ilmu
keperawatan fakultas keperawatan unhas. Jurnal ABDI (Sosial, Budaya dan Sains), 2(1).
Agustiningsih, N. (2019). Gambaran Stress Akademik dan Strategi Koping Pada Mahasiswa
Keperawatan. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 6(2), 241-250.
Wistarini, N. N. I. P., & Marheni, A. (2019). Peran dukungan sosial keluarga dan efikasi diri
terhadap stres akademik mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan
2018. Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus Psikologi Pendidikan, 164-173.
Rahmawan, F. R., & Selviana, S. (2021). Hubungan Adversity Quotient dan Dukungan Sosial
Teman Sebaya dengan Tingkat Stres Mahasiswa yang Menyelesaikan Skripsi. IKRA-ITH
HUMANIORA: Jurnal Sosial dan Humaniora, 5(1), 1-9.
Dini, P. R., & Iswanto, A. (2019). Hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan tingkat
stres dalam menyusun tugas akhir pada mahasiswa Stikes Ngudi Waluyo Ungaran. Jurnal
Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health), 10(2).
Ruli, E. (2020). Tugas dan peran orang tua dalam mendidk anak. Jurnal Edukasi
Nonformal, 1(1), 143-146.
Hamzah, B., & Hamzah, R. (2020). Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stres
akademik pada mahasiswa stikes graha medika. Indonesian Journal for Health
Sciences, 4(2), 59-67.
Kapali, G. D., Neupane, S., & Panta, G. (2019). A Study on Academic Stress, Parent
Adolescent Relationship with Parents and Academic Achievement of Adolescent
Students . Journal of Health and Allied Sciences, 9(2), 70-74
Musabiq, S. A., & Karimah, I. (Agustus 2018). Gambaran Stress dan Dampaknya Pada
Mahasiswa. Description Of Stress an Its Impact On Students, vol. 20, no.2, 75-82.