Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT STRES

PADA MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO

PROPOSAL
Kelompok 2 :
Gift N. Anggoronggang 19061048
Sofia C. Pendong 19061049
Aurelya O.A. Balansa 19061073
Gracia T. Tatamu 19061074
Clarissa J. Paat 19061078

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum......................................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus.....................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................................5
1.4.1 Manfaat Teoritis...................................................................................................5
1.4.2 Manfaat praktis.....................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................6
2.1 Akademik....................................................................................................................6
2.2 Dukungan Sosial..........................................................................................................7
2.3 Stres.............................................................................................................................8
2.4 Penelitian Terkait.......................................................................................................10
2.5 Teori Konseptual Keperawatan Callista Roy............................................................13
2.6 Aplikasi Teori Pada Penelitian Saat Ini.....................................................................16
BAB III.....................................................................................................................................18
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL.............................18
3.1 Kerangka Konsep......................................................................................................18
3.2 Hipotesis....................................................................................................................18
3.3 Definisi Operasional..................................................................................................18
BAB IV....................................................................................................................................20
METODE PENELITIAN.........................................................................................................20
4.1 Desain Penelitian.......................................................................................................20
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................................20
4.2.1 Tempat Penelitian...............................................................................................20
4.2.2 Waktu Penelitian................................................................................................20
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian................................................................................20
4.3.1 Populasi..............................................................................................................20
4.3.2 Sampel................................................................................................................20
4.4 Instrumen Penelitian..................................................................................................21
4.5 Pengumpulan Data.....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stress dapat dialami oleh siapa saja serta memiliki dampak negatif jika tidak
ditangani dengan tepat. Stres merupakan pikiran-pikiran yang sifatnya mengancam
individu, pikiran ini muncul karena ketidakmampuan individu dalam menyelesaikan
masalah atau tuntutan lingkungan sehingga memunculkan reaksi tidak nyaman,
cemas, emosi negatif dan gelisah (Harjuna, 2021). Setiap mahasiswa dalam
kegiatannya juga tidak luput dari stress, faktor eksternal dan harapannya sendiri
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan stres pada mahasiswa. Faktor
eksternal itu terdiri dari tuntutan pelajaran, tugas perkuliahan, tuntutan orang tua,
adaptasi sosial, serta kompetensi perkuliahan yang dimana materi pembelajaran yang
diberikan semakin hari semakin sulit. Sedangkan berbicara tentang harapan berarti
bersumber dari kemampuan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran (Hidayatullah,
2018).
Keadaan psikologi yang tidak menyenangkan ketika seseorang tidak mampu
mengatasi suatu masalah dapat mengakibatkan stress. Pengertian stres dalam
psikologis disebut sebagai suatu gangguan mental yang terjadi pada seseorang akibat
adanya tekanan yang berasal dari luar maupun dalam dirinya sendiri (Suharsono, dkk
2020). Stres yang dialami seseorang akan berdampak pada produktivitas seseorang
serta dapat menimbulkan penyakit pada tubuh. Hasil penelitian di Universitas
Bostwana dengan judul An Assasment of Academic Stress Among Undergraduate
Students menunjukan hasil dimana sumber stres mahasiswa adalah tuntutan akademik,
manajemen waktu, serta lingkugan akademik. Hasil penelitian juga menunjukan
mahasiswa perempuan memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan
mahasiswa laki-laki.
Penelitian mengenai stres telah banyak dilakukan, prevalensi kejadian stres
menurut World Health Organization (WHO) ada lebih 350 juta penduduk dunia
mengalami stres dan stres menjadi penyakit mental nomor 4 didunia. Stres yang
merupakan salah satu cara otak dan tubuh manusia untuk menstimulus atau
merangsang berbagai kondisi yang menimpanya akan menimbulkan suatu respons
biologis (Yaribeygi, at all 2017). Namun, jika kondisi stres ini berlebihan akan sangat
berpengaruh serta dapat memperburuk status kesehatan mental seseorang. Kesehatan
mental merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan setiap
individu, kesehatan mental yang baik akan melahirkan jiwa yang sehat. Data dari
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menunjukan ada lebih dari 19 juta
penduduk Indonesia berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental
emosional dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami
depresi.
Stres yang dialami mahasiswa saat ini berasal dari berbagai faktor seperti
jadwal kegiatan non-akademik yang padat yang dimana hal ini dapat berpengaruh
pada perubahan pola tidur, lingkungan sosial, proses pembelajaran dikampus,
peningkatan beban tugas serta kurangnya waktu luang atau waktu libur. Dalam
konteks akademik, stres pada mahasiswa dapat dikatakan sebagai stres akademik yang
dimana stres akademik diartikan menjadi tekanan yang berasal dari persepsi individu
terhadap stimulus yang berhubungan dengan akademik kemudian memunculkan
respon berupa pikiraan, perilaku, fisik serta afeksi negatif akibat dari tuntutan
akademis (Barseli, 2017).
Peningkatan stres pada mahasiswa akan berdampak besar bagi kelangsungan
hidupnya serta dapat mempengaruhi banyak hal seperti tingkat prestasi akademik,
kehidupan sosial serta status kesehatan emosionalnya. Beban stres yang berat juga
dapat memicu seseorang berperilaku negatif seperti merokok, mengonsumsi alkohol,
melakukan seks bebas, bahkan penyalahgunaan NAPZA. Namun dibalik dampak
negatif yang ditimbulkan terdapat juga dampak positifnya yaitu, peningkatan
kreativitas diri yang memicu seseorang untuk lebih mengembangkan diri demi
menghindari stres yang dialaminya. Dalam arti stres juga dibutuhka mahasiswa untuk
pengembangan dirinya sebagai seorang mahasiswa ( Ambarwati, dkk 2019).
Dari uraian diatas ternyata banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
stres pada mahasiswa, untuk itu peneliti memutuskan untuk menganalisis faktor apa
saja yang dapat mempengaruhi tingkat stres pada mahasiswa dengan tujuan agar
supaya dampak negatif yang ditimbulkan akan dapat ditangani dengan cepat serta
menjadi perhatian khusus bahwa stres bukan hanya sekedar masalah kecil melainkan
masalah yang sangat berdampak besar bagi kesehatan mental seseorang.
1.2 Pertanyaan Penelitian
Apakah faktor (akademik dan sosial) mempengaruhi tingkat stress pada
mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres pada mahasiswa
Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Untuk mengetahui karakteristik demografi mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
1.3.2.2 Untuk mengetahui faktor akademik terhadap tingkat stress pada
mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
1.3.2.3 Untuk mengetahui faktor dukungan sosial terhadap tingkat stres
mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
1.3.2.4 Untuk menganalisi faktor akademik dan stres pada mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
1.3.2.5 Untuk menganalisi faktor dukungan sosial dan stres pada mahasiswa
Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
1.3.2.6 Untuk menganalisis tingkat stres pada mahasiswa Fakultas Keperawatan
Universitas Katolik De La Salle Manado
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi mahasiswa untuk
dapat mengetahui faktor-faktor penyebab stress serta dapat berguna untuk
dikembangkan lebih lanjut terkait masalah stres untuk dapat
mempertimbangkan penanganan serta pencegahan yang lebih efektif agar
supaya masalah stres dikalangan masyarakat khususnya mahasiwa dapat
berkurang.
1.4.2 Manfaat praktis
Diharapkan penelitian ini dapat berguna untuk perkembangan dunia
kesehatan, khususnya kesehatan jiwa dimana manfaat yang terkadung dalam
penelitian ini dapat menjadi bahan ajaran untuk kedepannya agar dapat
mengedukasi masyarakat khususnya mahasiswa.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Pada BAB II ini akan menjelaskan tentang variabel independent dan variabel
dependent. Dalam BAB ini, peneliti juga akan membahas mengenai teori dasar
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Adapun penjelasan yang terdapat dalam
BAB ini didapatkan dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian ilmiah serta artikel-
artikel yang terkait dengan penelitian ini.
2.1 Akademik
Mahasiswa menjadi salah satu dewasa muda yang memikul banyak tanggung
jawab, salah satunya menjadi generasi penerus bangsa. Khususnya mahasiswa
keperawatan, mahasiswa yang kedepannya diharapkan menjadi perawat profesional,
memiliki kemampuan yang baik, serta memiliki rasa bertanggung jawab.
Kemampuan, profesionalitas serta rasa bertanggung jawab dibangun sejak masih
dalam masa pendidikan, tuntutan pembelajaran dapat memicu stres pada mahasiswa.
Tekanan yang dirasakan mahasiswa dalam mencapai tujuan perkuliahannya
merupakan stres akademik. Keadaan individu yang melibatkan tekanan hasil persepsi
serta penilaiannya terhadap tressor akademik yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan dan pendidikan perguruan tinggi diartikan sebagai stres akademik
(Kountul, dkk 2020).
Kegiatan pendidikan berkaitan erat dengan stres akademik. Stres akademik ini
akan timbul apabila dalam masa pendidikannya, individu tersebut mengalami
ketegangan emosi ketika gagal dalam memenuhi tuntutan pendidikannya (Rosyidah,
dkk 2020). Stres akademik adalah stres yang berhubungan dengan kegiatan
pendidikan yang disebabkan karena tuntutan yang timbul selama seseorang dalam
masa pendidikan dan dapat terjadi bila mengalami ketegangan emosi serta kegagalan
dalam memenuhi tuntutan tersebut (Agustiningsih, 2019). Stres akademik umumnya
normal terjadi dan hal tersebut merupakan salah satu bentuk penyesuaian serta
pengembangan diri mahasiswa dalam kehidupan bersosialisasi dilingkungan yang
baru. Beban tugas yang semakin banyak, perubahan gaya hidup, porsi belajar yang
lebih banyak, serta masalah keuangan merupakan salah satu bagian kehidupan dari
seorang mahasiswa. Penyesuaian diri yang kurang baik dapat menyebabkan stres
akademik yang tinggi sedangkan mahasiswa yang memiliki penyesuaian diri yang
baik memiliki stres akademik yang rendah (Rosyidah, dkk 2020).
Penelitian yang dilakukan oleh Labrague pada tahun 2018, menunjukkan data
bahwa mahasiswa keperawatan mengalami stres akademik dan stres eksternal yang
lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa fisioterapi, mahasiswa farmasi, dan
mahasiswa kedokteran. Stres akademik yang dialami mahasiswa akan berdampak
buruk pada aspek kehidupannya seperti prestasi akademik menurun, konsentrasi
berkurang, hubungan interpersonal yang buruk, menjadi mudah marah, serta dapat
mengganggu kualitas tidur mahasiswa tersebut. Dalam artikel keperawatan Journal of
Ners and Midwifery tahun 2019, Pulido mengatakan sumber utama penyebab stres
adalah tuntutan internal serta tuntutan eksternal, tuntutan internal yang dimaksud
adalah kemampuan mahasiswa itu sendiri sedangkan tuntutan eksternalnya adalah
tugas-tugas perkuliahan, kompetensi perkuliahan, serta tuntutan orang tua dalam
pendidikan. Diluar itu, masalah pribadi dan masalah klinik menjadi salah satu faktor
penyebab stres pada mahasiswa.
2.2 Dukungan Sosial
Stres yang diakibatkan dari faktor eksternal berupa tuntutan dari orang tua
serta adaptasi sosial menjadi salah satu faktor yang cukup berpengaruh dalam
peningkatan stres pada mahasiswa. Dukungan sosial dengan tingkat stres pada
mahasiswa memilki hubungan negatif yang signifikan, artinya semakin tinggi
dukungan sosial, maka semakin rendah tingkat stres yang dialami oleh individu
(Wisatarini, dkk 2019). Dalam Jurnal Psikologi Udayana tahun 2019, Sarafino
mengatakan dukungan sosial merupakan suatu hal yang mengacu pada rasa bahagia
yang dirasakan oleh individu karena adanya bantuan atau pertolongan serta
kepedulian dari orang lain sehingga individu tersebut merasa diterima, dihargai serta
dicintai. Keluarga menjadi salah satu dukungan sosial yang berdampak baik bagi
psikologi anak, dengan adanya perhatian serta kepedulian dari keluarga dapat
menimbulkan perasaan positif mengenai diri sendiri, meningkatkan harga diri, serta
perasaan merasa dimiliki.
Dukungan sosial merupakan salah satu dukungan emosional ketika suatu
permasalahan muncul, individu yang memiliki dukungan sosial memiliki risiko kecil
mengalami stres sedangkan individu dengan dukungan sosial yang kurang lebih
berpotensi mengalami stres. Hubungan sosial yang baik dengan keluarga dan teman
dapat memperbaiki hasil akhir kesehatan serta peningkatan kesejahteraan terhadap
individu (Dini, dkk 2019). Keluarga merupakan bagian integral dari dukungan sosial.
Peningkatan penyesuaian diri seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam hidup
merupakan dampak positif dari adanya dukungan keluarga. Keluarga khususnya orang
tua menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam proses kehidupan,dengan adanya
tuntutan pendidikan, sosial ekonomi, serta hubungan antara anak dengan orang tua
menjadi salah satu faktor penyebab stres.
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing anak
dalam lingkungan keluarga, orang tua adalah suatu komponen keluarga yang terdiri
dari ayah dan ibu dan memiliki tanggung jawab untuk mendidik serta membimbing
anak-anaknya untuk mencapai tahap dimana anak siap dalam kehidupan
bermasyarakat (Ruli, 2020). Orang tua menjadi salah satu faktor penting dalam proses
kehidupan anak, tugas serta peran orang tua menjadi unit pertama yang dimana
hubungan yang ada didalamnya sebagian besar adalah hubungan langsung.
Komunikasi serta pembahasan dunia akademik yang baik antara anak dan orang tua
mengambil peran penting dalam mengatasi masalah. Adanya komunikasi yang baik
akan meningkatkan rasa percaya diri serta dapat meningkatkan efikasi diri.
Teman sebaya dalam lingkungan sosial juga mengambil peran penting dalam
perkembangan emosional seseorang. Interaksi yang terjadi antara teman sebaya
memiliki fungsi penting yaitu pemberi informasi serta menjadi perbandingan tentang
dunia luar dan keluarga. Hubungan yang baik dengan teman sebaya menjadi hal yang
penting untuk perkembangan sosioemosional seseorang (Dini, dkk 2019). Seseorang
yang memiliki teman akrab cenderung memiliki stres yang ringan bila berhadapan
dengan stres, akan tetapi memiliki banyak teman juga dapat mempengaruhi
kemungkinan stres apabila kualitas hubungan tersebut tidak baik. Kualitas hubungan
yang buruk akan mempengaruhi perkembangan emosional seseorang.
2.3 Stres
Stres adalah respons individu terhadap perubahan dalam situasi atau situasi
yang mengancam. Fakta yang menarik adalah peningkatan stres seseorang cenderung
terjadi pada saat individu tersebut tidak mampu mengatasi sesuatu yang kurang
menyenangkan yang mereka hadapi (Hidayati, dkk 2021). Dalam kehidupan sehari-
hari, stres merupakan salah satu hal yang penting, karena kondisi stres dapat
menstimulus seseorang untuk melakukan respon terhadap suatu kegiatan.
Namun,dibalik dampak positifnya terdapat dampak buruk yang disebabkan akibat
stres yang berlebihan. Stres yang berlebihan akan sangat berpengaruh pada proses
kehidupan. Stres digolongkan menjadi dua jenis antara lain, Eustress yaitu jenis stres
yang membangun atau stres yang sifatnya positif yang dimana dengan adanya stres ini
seseorang menjadi lebih berkonsentrasi dalam melakukan suatu hal sedangkan
Distress yaitu stres yang sifatnya negatif dan memberi dampak seperti mudah marah,
merasa gugup, serta sulit berkonsentrasi (Seto, dkk 2020).
Stres merupakan salah satu bentuk respon tubuh, tidak ada definisi yang tepat
untuk mengartikan stres itu sendiri karena reaksi yang akan ditimbulkan terhadap
masing-masing akan berbeda. Menurut Anoraga (dalam Sinaga, 2018) secara
sederhana stres merupakan sebuah tanggapan dari sikap individu saat merasa
terancam baik dalam aspek sosial, emosional, mental, dan finansial yang sering
membuat seseorang merasa terancam dimana hal ini dialami dalam kehidupan setiap
hari. Menurut Lukaningsih dan Bandiyah (dalam Awaliyah, 2020) gejala stres dibagi
menjadi dua yaitu stres fisik dan stres psikis, stres fisik ditandai dengan gejala berupa
nafas cepat, jantung berdebar, mulut gemetar dan kering, nyeri kepala, keringat
dingin, otot tegang dan merasa letih tanpa sebab yang pasti sedangkan gejala stres
psikis ditandai dengan perasaan cemas, merasa gelisah, sulit berkonsentrasi, sulit
menentukan pilihan, emosi tidak terkontrol, serta merasa panik yang berlebihan.
Mengubah beberapa aspek perilaku merupakan salah satu dorongan dari stres,
dari banyaknya dampak yang disebabkan stres terdapat dampak positif yang dapat
menjadikan diri sendiri lebih kuat, lebih termotivasi untuk mencari solusi serta
penyebab masalah yang sedang dihadapi. Stres juga dapat memberi stimulus terhadap
tubuh untuk dapat menyesuaikan diri terhadap masalah yang dihadapi. Stres menjadi
bagian dari penggerak evolusi kehidupan, dimana saat stres digunakan pada waktu
yang tepat dapat meningkatkan kesadaran serta meningkatkan kinerja fisik dalam
waktu yang singkat (Hidayati, dkk 2021). Stres yang timbul dapat memberi respon
terhadap tubuh untuk dapat mengatasinya, setiap individu memiliki respon yang
berbeda-beda terhadap stres yang dihadapi. Pengelolaan stres yang tepat akan dapat
memperbaiki kualitas hidup menjadi lebih baik.
2.4 Penelitian Terkait
Tabel 2.1 Penelitian Terkait

No Penulis Tempat Tahun Tujuan Desain Populasi/Sampel Hasil Manfaat/Limitasi


. Penelitian
1. Nety, dkk Fakultas 2019 Untuk Desain Total sampel Dengan Manfaat dari penelitian
Kepera mengetahui penelitian adalah 240 menggunakan uji ini adalah untuk
watan faktor-faktor ini adalah mahasiswa dari 4 Pearson Chi Square mengetahui faktor apa
dan yang deskriptif tingkat dengan didapatkan hasil saja yang dapat
Kesehat mempengaru analitik menggunakan pertumbuhan fisik mempengaruhi
an hi stres dengan teknik cluster tidak berhubungan peningkatan stres pada
Universi akademik pendekatan sampling. dengan tingkat stres mahasiswa.
tas mahasiswa Cross (p-value = 0,702)
Nahdlat keperawatan. Sectional dan manajemen
ul waktu tidak
Ulama berhubungan dengan
Surabay tingkat stres (p-
a value = 0,947).
2. Hamzah, dkk STIKes 2020 Untuk Desain Dengan Berdasarkan hasil uji Manfaat dari penelitian
Graha mengetahui penelitian menggunakan statistik ini adalah untuk
Medika, faktor-faktor ini adalah teknik accidental menggunakan uji mengetahui faktor apa
Kotamo yang Cross sampling jumlah Chi Square yang berhubungan
bagu, berhubungan Sectional responden diperoleh 34,8% dengan tingkat stres
Indonesi dengan Study sebanyak 204 responden akademik mahasiswa.
a tingkat stres dengan mahasiswa. mempunyai tingkat
akademik menggunak stres sedang dengan
pada an teknik nilai variable usia p-
mahasiswa accidental value = 0,001,
STIKes sampling. beban kuliah p-
Graha value = 0,045,
Medika. indeks prestasi p-
value = 0,302, dan
status tempat tinggal
p-value = 0,166.
3. Ni Nyoman, Fakultas 2019 Untuk Desain Total sampel Berdasarkan hasil uji Manfaat dari penelitian
dkk Kedokte mengetahui penelitian adalah 150 regresi linier ini diharapkan peran
ran peran ini adalah mahasiswa berganda diketahui dukungan sosial
Universi dukungan kuantitatif dengan bahwa dukungan keluarga dapat lebih
tas sosial menggunakan sosial keluarga dan ditingkatkan agar
Udayana keluarga dan efikasi diri berperan mahasiswa mampu
efikasi diri penting dalam mengembangkan
terhadap menurunkan stres efikasi diri sehingga
stres akademik pada menurunkan potensi
akademik mahasiswa dengan terjadinya stres pada
mahasiswa. hasil nilai koefisien mahasiswa.
regresi 0,556, nilai
koefisien
determinasi 0,310,
dan nilai signifikansi
0,000 (p<0.05).
4. Dini, dkk STIKes 2019 Untuk Desain Dengan Berdasarkan hasil uji Manfaat dari penelitian
Ngudi mengetahui penelitian menggunakan analisis data ini diharapkan
Waluyo hubungan ini adalah teknk accidental menggunakan mahasiswa STIKes
no dukungan deskriptif sampling, jumlah analisis chi square Ngudi Waluyo
Ungaran sosial teman kolerasi sampel sebanyak hasil penelitian Ungaran yang sedang
sebaya dengan 72 responden. menunjukkan 43,1% menyusun tugas akhir
dengan pendekatan mahasiswa agar dapat
tingkat stres cross mengalami stres meningkatkan
dalam sectional. ringan. dukungan sosial kepada
penyusunan teman sebaya.
tugas akhir
mahasiswa.
5. Prabamurti Fakultas 2019 Untuk Metode Total sampel Berdasarkan hasil Manfaat dari penelitian
Kedokte mengidentifi penelitian adalah sebanyak penelitian dengan ini diharapkan dapat
ran kasi faktor- yang 40 mahasiswa. studi lapangan, hasil membantu mahasiswa
Sebelas faktor yang digunakan penelitian kedokteran dalam
Maret dapat adalah menunjukkan melakukan manajemen
Surakart menentukan kualitatif sebanyak 67,5% waktu dalam
a tingkat stres analisis mahasiswa berada kegiatannya agar dapat
akademik dengan pada level stres mengurangi tingkat
pada pendekatan berat, 27,5% berada stres akademik.
mahasiswa. studi pada level stres
observasion sedang dan 5% pada
al level stres sangat
berat.
2.5 Teori Konseptual Keperawatan Callista Roy
Teori keperawatan yang digunakan pada penelitian ini adalah Callista Roy’s
Adaptation Model. Callista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of
Carondelet, ia lahir di Los Angeles California pada tanggal 14 November 1939.
Ketika berumur 14 tahun, Callista Roy pernah bekerja di sebuah rumah sakit
meskipun pada waktu itu ia bekerja dibagian makanan. Pada tahun 1963, Callista Roy
menerima gelar Bacelor of Art Nursing di Mount Saint Mary’s College dan pada
tahun 1966 Callista Roy berhasil mendapatkan gelar Magister Saint in Pediatric
Nursing di University of California Los Angeles. Ketika lulus ia membuat mastel
yang berguna untuk pengembangan teorinya dan salah satu dari gurunya menyarankan
untuk memperjelas mengenai keperawatan konseptual darinya. Teori Callista Roy
awalnya dibuat pada tahun 1964 dan dikenal dengan “Teori Adaptasi”.
Teori adaptasi dari Callista Roy dikembangkan dengan menambahkan kerja
adaptasi dari Helson (1964), Helson merupakan seorang ahli fisiologi-psikologis.
Helson mengartikan bahwa respon adaptif berfungsi untuk menstimulus individu
sampai derajat adaptasinya tercapai. Menurut Helson ada tiga jenis stimulus yang
mendorong derajat adaptasi yaitu focal stimuli, kontekstual stimuli dan residual
stimuli. Callista Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan
pandangan terhadap manusia sebagai sistem adaptif. Model adaptasi Callista Roy
diimplementasikan sebagai dasar kurikulum sarjana muda di Mount Saint Mary’s
College pada tahun 1970.
Pada teori konseptualnya, Callista Roy menegaskan bahwa individu adalah
makhluk biopsikososial yang merupakan satu kesatuan yang memiliki mekanisme
koping untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Menurut (Aini N., 2018)
mengungkapkan bahwa asumsi utama atau paradigma keperawatan berdasarkan
Callista Roy yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Callista Roy
mengemukakan bahwa manusia merupakan sebuah sistem adaptif dalam artian bahwa
manusia dapat digambarkan secara holistik sebagai satu kesatuan yang mempunyai
input, kontrol, output serta proses umpan balik. Suatu sistem yang hidup, terbuka dan
adaptif merupakan suatu penjelasan tentang manusia dalam model adaptasi
keperawatan. Manusia dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem adaptif karena
adanya aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat
cara yaitu fungsi fisiologi, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Sebagai
sistem adaptif, manusia dapat disebut dalam istilah karakteristik sistem dengan artian
manusia dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit fungsional
atau beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan.
Callista Roy kemudian mengidentifikasi stimulus yang mendorong adaptasi
manusia yaitu, stimulus fokal yang merupakan stimulus yang berhadapan langsung
dengan individu (stimulus internal) seperti perubahan fisiologis, perubahan fungsi
peran dan perubahan konsep diri, selanjutnya stimulus kontekstual merupakan
stimulus yang diterima oleh individu, baik internal (karakteristik diri) maupun
eksternal (lingkungan, keluarga, teman) yang dapat mempengaruhi situasi atau
stimulis fokal. Stimulus residual adalah stimulus yang relevan dengan situasi yang
ada, namun sulit untuk diobservasi seperti keyakinan, sikap, dan sifat yang
berkembang sesuai dengan pengalaman baru. Manusia yang didefinisikan sebagai
sebuah sistem adaptif memiliki mekanisme kontrol yaitu subsistem kognator dan
subsistem regulator. Subsistem kognator dan regulator ini digambarkan sebagai aksi
dalam empat efektor cara beradaptasi.
Asumsi utama atau paradigma keperawatan menurut Callista Roy selanjutnya
adalah lingkungan. Lingkungan merupakan suatu sistem adaptif untuk manusia
dimana lingkungan dideskripsikan melalui suatu proses baik secara internal maupun
eksternal. Lingkungan adalah segala kondisi atau keadaan yang dapat mempengaruhi
perkembangan serta perilaku manusia sebagai individu. Setelah lingkungan, Callista
Roy juga menjelaskan tentang kesehatan. Definisi kesehatan menurut Callista Roy
adalah suatu keadaan atau proses menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara
keseluruhan. Dalam teori keperawatannya, Callista Roy menghubungkan antara
kesehatan dengan konsep adaptasi. Adaptasi yang baik akan menghasilkan energi dan
koping yang inefektif sehingga merespon manusia untuk menstimulus keadaan.
Energi yang dihasilkan ini dapat meningkatkan penyembuhan serta memperkuat
sistem kesehatan.
Setelah kesehatan, Callista Roy menjelaskan tentang keperawatan. Callista
Roy menegaskan bahwa keperawatan merupakan suatu ilmu yang bisa menolong,
menghubungkan dan mengklarifikasi sebuah mekanisme yang bersifat positif yang
kemudian dapat berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Keperawatan dapat
meningkatkan adaptasi dari individu atau kelompok, model adaptasi keperawatan
lebih spesifik menggambarkan tentang ilmu keperawatan serta praktek keperawatan
dengan berdasarkan ilmu keperawatan tersebut. Keperawatan erat hubungannya
dengan manusia sebagai satu kesatuan yang berinteraksi langsung dengan perubahan
lingkungan dan tanggapan terhadap stimulus yang mempengaruhi adaptasi.
Keperawatan menyiapkan pelayanan bagi individu atau kelompok dan aktivitas
pelayanan ini tidak hanya diberikan ketika inividu atau kelompok itu sakit.

Konsep Keperawatan Sister Callista Roy

Input ControlProcesses Effectors


Output

Coping Physiological
Stimuli Functions :
Mekanism Adaptive and
Adaptation
- Self concept Ineffective
Level - Regulator
- Role function Responses
- Cognator
- Interdependence
Feedback

Gambar 2.1 Konsep Keperawatan Callista Roy

Input yang dimaksud dalam konsep keperawatan Callista Roy adalah stimulus.
Stimulus terdiri dari tiga komponen yaitu stimulus fokal yang merupakan stimulus
yang langsung berhadapan dengan individu, stimulus kontekstual merupakan semua
stimulus lain yang diterima oleh individu yang dapat diobservasi dan diukur, dan
terakhir stimulus residual merupakan stimulus tambahan atau stimulus yang relevan
dengan keadaan yang ada namun sulit diobservasi dan diukur.
Control processes, Calista Roy menjelaskan bahwa proses kontrol merupakan
bentuk dari mekanisme koping yang digunakan. Mekanisme koping tersebut
dibedakan menjadi dua yaitu subsistem regulator merupakan gambaran
respon yang berkaitan dengan perubahan sistem saraf, kimia tubuh

serta organ endokrin sedangkan subsistem kognator adalah gambaran respon yang
berkaitan dengan perubahan kognitif dan emosi.
Effectors, Callista Roy mengembangkan proses internal seseorang sebagai
sistem adaptasi dengan menetapkan sistem efektor. Sistem efektor memiliki empat
metode adaptasi, yaitu mode adaptasi fisiologis yang berhubungan langsung dengan
proses fisik serta kimiawi yang berhubungan dengan fungsi dan aktivitas kehidupan.
Mode adaptasi konsep diri berfokus pada psikologi dan spiritual manusia. Konsep diri
yang teridiri dari physical self yang didalamnya terdiri dari body sensasion yaitu
bagaimana seseorang seseorang memandang dirinya sendiri dan body image yaitu
bagaimana seseorang memelihara dirinya sendiri, selanjutnya personal self yang
didalamnya terdiri dari self consistency, self ideal dan moral ethic spiritual yang
berarti keyakinan seseorang. Mode fungsi peran berfokus pada hubungan individu
dengan lingkungan sosial disekitarnya. Fungsi peran mengacu pada proses
penyesuaian individu yang berhubungan dengan bagaimana peran individu dalam
mengenal pola-pola interaksi sosial. Metode adaptasi interdependensi berfokus pada
hubungan individu dengan orang lain sebagai support sistem yang berhubungan
dengan keinginan dan kemauan memberi serta menerima semua aspek.
Output dalam konsep keperawatan ini adalah suatu perilaku yang dapat
diukur, diamati atau secara subjektif dapat dilaporkan baik yang berasal dari luar
maupun dari dalam. Callista Roy mengkategorikan output sistem sebagai suatu respon
adaptif dan respon maladaptif. Respon adaptif berarti seseorang mampu
menyesuaikan diri dalam berbagai situasi sedangkan respon maladaptif adalah
sebaliknya, seseorang tidak mampu menyesuaikan dirinya dalam berbagai situasi.
2.6 Aplikasi Teori Pada Penelitian Saat Ini
Pada penelitian ini, konsep keperawatan yang digunakan adalah Callista Roy’s
Adaptation Model atau teori adaptasi dari Callista Roy. Dalam konsep keperawatan
ini, manusia harus mampu beradaptasi atau mencocokkan diri dengan cara
mempertahankan perilaku adaptif serta mampu mengubah perilaku maladaptif untuk
dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Dalam penelitian ini, teori adaptasi ini
mengacu pada perilaku bagaimana mahasiswa dapat beradaptasi serta mengubah
perilaku maladaptifnya dalam mengatasi atau menghadapi masalah untuk menurunkan
resiko terjadinya stres. Dalam stimuli adaptation model ketika individu mendapatkan
stimulus, stimulus tersebut akan menunjukkan efek individu akan segera merespon
atau individu memerlukan waktu terlebih dahulu untuk dapat merespon. Pada
penelitan ini, faktor internal maupun eksternal dapat merespon mahasiswa untuk
menghadapi masalah yaitu stres, stres merupakan variable independent dalam
penelitian ini.
Mekanisme koping atau proses kontrol merupakan gambaran respon terhadap
perubahan yang terjadi pada individu. Pada penelitian ini mekanisme koping
menggambarkan tentang respon spontan individu terhadap situasi yang dihadapinya.
Mahasiswa ketika menghadapi stres dapat digambarkan dengan perubahan pola tidur
atau kesulitan tidur, merasa lelah tanpa sebab yang pasti, sulit berkonsentrasi, serta
perubahan emosi yang signifikan. Sistem adaptasi sangat mempengaruhi respon
individu, proses adaptasi dapat mempengaruhi aktivitas kehidupan, pemahaman
tentang konsep diri, penyesuaian individu dengan peran serta pola-pola interaksi
sosial, dan dapat mempengaruhi hubungan antara individu dengan orang lain sebagai
support sistem. Dalam penelitian ini, sistem adaptasi pada mahasiswa dapat
dipengaruhi oleh aktivitas kehidupannya sebagai seorang mahasiswa, pemahamannya
tentang dirinya sendiri serta keyakinan yang dalam dalam dirinya, dan penyesuaian
dirinya terhadap lingkungan sosial serta hubungan internalnya dengan keluarga atau
orang tua.
Respon adaptif dan respon maladaptif, respon yang menjadi umpan balik dari
proses adaptasi. Dalam tahap ini, individu dinilai berdasarkan kemampuannya dalam
menyesuaikan diri. Respon adaptif berarti mampu menyesuaikan sedangkan respon
maladaptif berarti tidak mampu menyesyai diri terhadap situasi yang dihadapi. Pada
penelitian ini menunjukkan respon mahasiswa terhadap stimulus yang didapatkan dari
stres yang dihadapinya.
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL


Dalam BAB III ini akan membahas mengenai kerangka konsep dan hubungan
teori keperawatan Adaptasi oleh Callista Roy dengan masalah yang akan diteliti beserta
hipotesis dan definisi operasional.

3.1 Kerangka Konsep


Input Proses Kontrol Efektor Output

Mekanisme Koping Akademik Respon


Tingkat Stres
Regulator Dukungan Sosial Adaptif dan
Mahasiswa Maladaptif
Kognator

Umpan Balik

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Teori Callista Roy


Keterangan :
Variabel Dependen
Variabel Independen
Tidak Diteliti
3.2 Hipotesis

Ho : Akademik dan dukungan sosial tidak memiliki hubungan yang signifikan


dengan tingkat stres pada mahasiswa

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara akademik dan dukungan sosial dengan
tingkat stres mahasiswa

3.3 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definsi Operasional

No. Variabel Definisi Definisi Operasional Skala Alat Ukur Hasil Ukur
Konseptual Ukur
1. Dependen Stres akademik Beban tugas yang Ordinal Kuesioner Stres
Akademik adalah stres yang semakin banyak, SASS akademik
berhubungan perubahan gaya hidup, yang berisi rendah :
dengan kegiatan porsi belajar yang 20 <6, stres
pendidikan yang lebih banyak, serta pertanyaan akademik
disebabkan karena masalah keuangan dengan sedang : ≤
tuntutan yang merupakan salah satu pilihan 16, stres
timbul selama bagian kehidupan dari jawaban akademik
seseorang dalam seorang mahasiswa. tidak tinggi : >16
masa pendidikan pernah,
dan dapat terjadi kadang-
bila mengalami kadang,
ketegangan emosi sering,
serta kegagalan selalu.
dalam memenuhi
tuntutan tersebut
(Agustiningsih,
2019).
2. Dependen Dukungan sosial Komunikasi serta Ordinal Kuesioner Skor
Dukungan dengan tingkat stres interaksi yang baik tingkat dengan
sosial pada mahasiswa antara anak dengan stres kriteria
memilki hubungan orang tua dan teman dukungan cukup : ≥
negatif yang mengambil peran sosial 62,5% dan
signifikan, artinya penting dalam berisi 10 skor
semakin tinggi mengatasi masalah pertanyaan dengan
dukungan sosial, sosioemosional dengan kriteria
maka semakin seseorang. pilihan kurang :
rendah tingkat stres jawab <62,5%
yang dialami oleh tidak
individu pernah,
(Wisatarini, dkk kadang-
2019). kadang,
dan selalu.
3. Independen Stres merupakan Stres dibagi menjadi Ordinal Kuesioner Stres
Tingkat pikiran-pikiran dua yaitu stres fisik DASS-42 normal : 0-
stres yang sifatnya dan stres psikis, stres berisi 42 14, stres
mahasiswa mengancam fisik ditandai dengan pertanyaan ringan : 15-
individu, pikiran ini gejala berupa nafas dengan 18, stres
muncul karena cepat, jantung pilihan sedang :
ketidakmampuan berdebar, mulut jawaban 19-25, stres
individu dalam gemetar dan kering, tidak parah : 26-
menyelesaikan nyeri kepala, keringat pernah, 33, stres
masalah atau dingin, otot tegang dan kadang- sangat
tuntutan lingkungan merasa letih tanpa kadang, parah : 34+
sehingga sebab yang pasti sering dan
memunculkan sedangkan gejala stres selalu.
reaksi tidak psikis ditandai dengan
nyaman, cemas, perasaan cemas,
emosi negatif dan merasa gelisah, sulit
gelisah (Harjuna, berkonsentrasi, sulit
2021) menentukan pilihan,
emosi tidak terkontrol,
serta merasa panik
yang berlebihan.
BAB IV

METODE PENELITIAN
Pada BAB IV ini akan membahas tentang metode penelitian, desain penelitian,
tempat dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, serta analisis data.
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan suatu penelitian dengan metode kuantitatif yang
menggunakan desain survei deskriptif univariat dengan tujuan untuk mencari
informasi yang akurat tentang karakteristik data. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor (akademik dan dukungan sosial) mempengaruhi tingkat stres pada
mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
4.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Universitas Katolik De La Salle Manado tepatnya
di Fakultas Keperawatan
4.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan berlangsung mulai tanggal 1 November 2022 sampai
dengan 17 Desember 2022.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1 Populasi
Populasi merupakan suatu wilayah generalisasi yang dimana adanya
objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu dari
peneliti untuk dipahami dan mendapatkan kesimpulan (Sugiyono, 2018).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif Fakultas
Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado dengan jumlah
populasi sebanyak 355.
4.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang mewakili dari populasi yang akan
diteliti. Metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel yaitu
menggunakan sistematis random sampling (SRS) dengan kriteria:
Kriteria inklusi dalam penelitian:
1. Mahasiswa aktif Fakultas Keperawatan
2. Mahasiswa tingkat 1,3,5,7 Fakultas Keperawatan
3. Mahasiswa dengan urutan NIM yang sesuai
Kriteria eksklusi dalam penelitian

1. Mahasiswa non-aktif Fakultas Keperawatan


2. Mahasiswa yang tidak termasuk tingkat 1,3,5,7 Fakultas Keperawatan

Pada penelitian ini, jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus slovin dengan
hasil 187.

N
n= 2
1+ Na

Rumus Slovin: untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika diketahui
ukuran populasi (N) pada taraf signifikan a adalah

4.4 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah dengan
menggunakan 3 kuesioner yaitu kuesioner student academic stress scale (SASS) yang
telah dimodifikasi, kuesioner dukungan sosial serta kuesioner Depression Anxiety and
Stress Scale-42. Masing-masing kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu bagian pertama
data demografi yang meliputi progam studi, tahun masuk, jenis kelamin dan umur,
bagian kedua merupakan komponen pertanyaan. Kuesioner ini disediakan peneliti
dalam bentuk google form yang nantinya akan disebarkan melalui link. Kuesioner
SASS dan dukungan sosial digunakan untuk mengukur tingkat stres akibat akademik
dan dukungan sosial sedangkan kuesioner DASS-42 digunakan untuk mengukur
tingkat stres yang dialami responden.
Kuesioner stres akademik dan dukungan sosial terdiri atas 20 pertanyaan
mengenai stres akademik dan 10 pertanyaan mengenai stres dukungan sosial.
Kuesioner DASS-42 merupakan kuesioner baku yang terdiri dari 42 pertanyaan.
Pilihan jawaban diberikan nilai 0 : tidak pernah, 1 : kadang-kadang, 2 : sering, dan 4 :
selalu. Pilihan jawaban dari pertanyaan akan diberi check list. Skala ukur yang
digunakan adalah skala ordinal.
4.5 Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ada
Mengurus surat beberapa
perijinan dari tahap yang
Fakultas harus dilewati
Keperawatan peneliti,yaitu :
untuk
mengambil data di Fakultas Keperawatan Universitas
Katolik De La Salle Manado pada tanggal 1 November 2022
Menentukan populasi dan sampel dalam penelitian pada
tanggal 15 November 2022

Bagan 4.1 Alur Proses Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ini di awali dengan pengambilan surat ijin
dari Fakultas Keperawatan Unika De La Salle Manado yang bertujuan untuk meminta
ijin mengambil data dari mahasiswa/i Fakultas Keperawatan Unika De La Salle
Manado. Kemudian setelah mendapatkan ijin di lakukan survei data awal pada
mahasiswa/i Fakultas Keperawatan Unika De La Salle Manado. Setelah survei di
lakukan, kemudian menentukan populasi dan sampel yang sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi. Selanjutnya peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian
ini di lakukan dan meminta responden untuk mengisi Informed Consent, setelah
selesai mengisi Informed Consent peneliti membagikan kuesioner melalui Google
Form dan meminta responden mengisi kuesioner yang telah di bagikan. Setelah
pengisian kuesioner selesai maka penulis akan menganalisis data yang di dapatkan
dari responden dan menyusun hasil analisis data tersebut.

Melakukan survey data awal di Fakultas Keperawatan


Universitas Katolik De La Salle Manado
DAFTAR PUSTAKA
Ratnaningtyas, T. O., & Fitriani, D. (2019). Hubungan stres dengan kualitas tidur pada

mahasiswa tingkat akhir. Edu Masda Journal, 3(2), 181-191.

Rinawati, F., & Sucipto, S. (2019). ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI STRES DAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA. Jurnal
Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 7(1), 95-100.

Suharsono, Y., & Anwar, Z. (2020). Analisis stres dan penyesuaian diri pada
mahasiswa. Jurnal Online Psikologi, 8(1), 1-12.

MASA, Y. B. D. K. S. TINGKAT STRES MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA


DHARMA YOGYAKARTA.

Hidayah, N., Huriati, H., & Sutria, E. (2021). Tingkat stres dan strategi koping mahasiswa
keperawatan di masa pandemi covid19. In Prosiding Seminar Nasional Venue Artikulasi-
Riset, Inovasi, Resonansi-Teori, dan Aplikasi Statistika (VARIANSI) (Vol. 2, No. 1, pp. 184-
192).

Hatmanti, N. M., & Septianingrum, Y. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI STRES AKADEMIK MAHASISWA KEPERAWATAN: Factors that
Influence the Academic Stress of Nursing Students. Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific
Journal of Nursing), 5(1), 40-46.

Ambarwati, P. D., Pinilih, S. S., & Astuti, R. T. (2019). Gambaran tingkat stres
mahasiswa. Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 5(1), 40-
47.

Prabamurti, G. A. (2019). Analisis Faktor-Faktor Pemicu Level Stres Akademik Mahasiswa


Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Seto, S. B., Wondo, M. T. S., & Mei, M. F. (2020). Hubungan Motivasi Terhadap Tingkat
Stress Mahasiswa Dalam Menulis Tugas Akhir (Skripsi). Jurnal Basicedu, 4(3), 733-739.

Siregar, I. K., & Putri, S. R. (2019). Hubungan Self-Efficacy dan Stres Akademik
Mahasiswa. Consilium: Berkala Kajian Konseling Dan Ilmu Keagamaan, 6(2), 91-95.

Andiarna, F., & Kusumawati, E. (2020). Pengaruh pembelajaran daring terhadap stres
akademik mahasiswa selama pandemi Covid-19. Jurnal Psikologi, 16(2), 139-149.
Rosyidah, I. (2020). Gambaran tingkat stres akademik mahasiswa program studi ilmu
keperawatan fakultas keperawatan unhas. Jurnal ABDI (Sosial, Budaya dan Sains), 2(1).

Agustiningsih, N. (2019). Gambaran Stress Akademik dan Strategi Koping Pada Mahasiswa
Keperawatan. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 6(2), 241-250.

Wistarini, N. N. I. P., & Marheni, A. (2019). Peran dukungan sosial keluarga dan efikasi diri
terhadap stres akademik mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan
2018. Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus Psikologi Pendidikan, 164-173.

Rahmawan, F. R., & Selviana, S. (2021). Hubungan Adversity Quotient dan Dukungan Sosial
Teman Sebaya dengan Tingkat Stres Mahasiswa yang Menyelesaikan Skripsi. IKRA-ITH
HUMANIORA: Jurnal Sosial dan Humaniora, 5(1), 1-9.

Dini, P. R., & Iswanto, A. (2019). Hubungan dukungan sosial teman sebaya dengan tingkat
stres dalam menyusun tugas akhir pada mahasiswa Stikes Ngudi Waluyo Ungaran. Jurnal
Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health), 10(2).

Ruli, E. (2020). Tugas dan peran orang tua dalam mendidk anak. Jurnal Edukasi
Nonformal, 1(1), 143-146.

Hamzah, B., & Hamzah, R. (2020). Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stres
akademik pada mahasiswa stikes graha medika. Indonesian Journal for Health
Sciences, 4(2), 59-67.

Aini, N. (2018). Teori Model Keperawatan: Keperawatan (Vol. 1). UMMPress.

LAMOGIA, A. V. F., Wetik, S., & Pondaag, F. A. (2020). HUBUNGAN TINGKAT STRES


DENGAN KEJADIAN GENERALIZED ANXIETY DISORDER (GAD) PADA
MAHASISWA TINGKAT AKHIR DI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS
KATOLIK DE LA SALLE MANADO (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS KATOLIK
DE LA SALLE).

Kapali, G. D., Neupane, S., & Panta, G. (2019). A Study on Academic Stress, Parent
Adolescent Relationship with Parents and Academic Achievement of Adolescent
Students . Journal of Health and Allied Sciences, 9(2), 70-74

Gatari, A. (2020). Hubungan stres akademik dengan flow akademik pada


mahasiswa. Cognicia, 8(1), 79-89.
Marheni, N. N. (2019). Peran dukungan sosial keluarga dan efikasi diri terhadap stres
akademik mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2018. Jurnal
Psikologi Udayana Edisi Khusus Psikologi Pendidikan, 164-173.

Musabiq, S. A., & Karimah, I. (Agustus 2018). Gambaran Stress dan Dampaknya Pada
Mahasiswa. Description Of Stress an Its Impact On Students, vol. 20, no.2, 75-82.

Saraswati, P. U., Antari, G. A., & Saputra, I. K. (2020). HUBUNGAN KOMUNIKASI


ORANG TUA-ANAK DENGAN STRES AKADEMIK MAHASISWA TAHUN
PERTAMA PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS FK
UNUD. Community of Publishing in Nursing, 8, no.3, 268-273.

Anda mungkin juga menyukai